Uji Reabilitas Uji Asumsi Klasik

P_18 105.97 242.378 .655 .951 Valid P_19 105.93 239.995 .658 .951 Valid P_20 105.63 245.413 .453 .953 Valid P_21 105.67 239.126 .741 .950 Valid P_22 105.50 242.672 .809 .950 Valid P_23 105.63 239.137 .692 .950 Valid P_24 105.57 242.116 .645 .951 Valid P_25 105.67 243.678 .672 .951 Valid P_26 105.67 243.264 .738 .950 Valid P_27 106.13 242.602 .576 .952 Valid P_28 105.77 242.116 .652 .951 Valid Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 20, 2015 Tabel 3.3 menunjukan bahwa semua butir pernyataan memiliki nilai Corrected Item Total Correlation lebih besar dari nilai r Tabel 0.361. dengan demikian semua butir pernyataan dinyatakan valid dan koesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian realibilitas

3.9.2 Uji Reabilitas

Menurut Ghozali 2005: 170 Reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu daftar pertanyaan kuesioner yang merupakan indikator dari variabel-variabel yang diteliti. Uji reliabilitas dilakukan terhadap item pertanyaan yang dinyatakan valid. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur gejala yang sama. Reliabilitas dilakukan untuk mengukur konsistensi konstruk atau variabel penelitian suatu kuesioner dikatakan Reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Jika nilai Cronbach Alpha 0,80, maka pertanyaan tersebut dikatakan realiabel. Jika nilai Cronbach Alpha 0,80, maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak realiabel Tabel 3.4 Hasil Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbachs Alpha N of Items .953 28 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS Versi 20, 2014 Dari hasil pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 3.4, Cronbach Alpha sebesar 0,953. Karena Cronbach Alpha diatas 0,80 maka seluruh butir pernyataan adalah realiabel.

3.9.3 Uji Asumsi Klasik

Uji Asumsi Klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi yang dibuat dapat digunakan sebagai alat prediksi yang baik. Uji asumsi klasik yang akan dilakukan adalah uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas. 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel terikat dan variabel bebas dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Pengujian distribusi normal dilakukan dengan cara melihat histogram yang membandingkan data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Disamping itu digunakan normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data yang sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari data distribusi normal. Jika distribusi normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

2. Uji Heteroskedastisitas

Salah satu asumsi penting dari model regresi linear klasik adalah bahwa variance dari residual yang muncul dalam fungsi regresi adalah homokedastisitas, yaitu terjadi kesamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain . Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan uji Gletser dengan melihat tingkat signifikansi dari hasil regresi nilai absolute residual sebagai variabel terikat dengan variabel karakteristiknya. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat juga dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu bergelombang, melebar kemudian menyempit pada grafik plot Scatterplot antara nilai prediksi variabel terkait ZPRED dengan residualnya SRESID. 3. Uji multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah ditemukan adanya korelasi diantara variabel bebas independen. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas Ghozali, 2005: 175. Deteksi terhadap ada tidaknya multikolinearitas yaitu dengan menganalisis matriks korelasi variable- variabel bebas, dan dapat juga dilihat pada nilai tolerance serta nilai Variance Inflation Factor VIF. Jika nilai VIF tidak lebih dari 5 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0.1, maka dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas

3.9.4 Analisis Regresi Linier Berganda