Analisis Hubungan Genetik Markisa Passiflora spp. dari Sumatera

markisa pada penelitian ini mengelompok pada koefisien kemiripan genetik 80 kemudian terpisah berdasarkan masing-masing kabupaten. Pengelompokkan individu-individu tanaman markisa berdasarkan kemiripan genetik, tidak bisa hanya dari kesamaan warna buahmya saja. Seperti yang telah dilakukan dalam penelitian Hannum 2001, terhadap hubungan genetik kelapa genjah yang berwarna buah hijau populasi kelapa genjah GHJ dan GHN memperlihatkan bahwa masing-masing individu populasi kelapa mengelompok pada populasi masing-masing pada kemiripan genetik 83, kedua populasi itu hanya mempunyai kemiripan genetik 69. Keanekaragaman genetik pada satu spesies dari suatu populasi dipengaruhi oleh sejumlah faktor evolusi, termasuk sistem persilangan, penyebaran biji, aliran gen, seleksi alam, dan jangkauan geografis Hamrick Godt, 1989, sehingga keanekaragaman genetik Passiflora cukup luas karena adanya penyebaran geografis dari setiap genusnya. Menurut Lopes 1991, hal ini disebabkan karena dalam kebanyakan kasus, produsen markisa memproduksi sendiri bibit baik dari biji yang dikumpulkan dilingkungan mereka atau dari buah-buahan segar yang dibeli dipasar yang tidak diketahui asalnya. Akibatnya hubungan genetik yang dekat dapat diamati diantara aksesi markisa yang plasma nutfahnya dikoleksi dari lokasi yang sama atau origin pedigree yang sama tetapi dari lahan yang berbeda.

4.3.2. Analisis Hubungan Genetik Markisa Passiflora spp. dari Sumatera

Utara Hasil analisis pengelompokan 31 markisa markisa asam ungu Passiflora edulis, markisa asam kuning Passiflora edulis f. flavicarpa Deg., markisa asam merah Passiflora edulis f. edulis Sims., markisa konyal Passiflora ligularis, markisa erbis Passiflora quadrangularis, F1 markisa ungu besar hasil persilangan antara markisa merah dengan markisa ungu dan markisa liar Passiflora foetida L. yang dikoleksi dari 4 kabupaten berdasarkan penanda RAPD dengan 4 primer acak ditampilkan dalam bentuk dendogram Gambar 4.4.. Keseluruhan markisa pada penelitian ini mengelompok pada koefisien kemiripan genetik 80 kemudian terpisah berdasarkan masing-masing kabupaten. Markisa asal kabupaten Karo terpisah dari 2 kabupaten lainnya dan mengelompok pada kemiripan genetik 83,9. Markisa asal kabupaten HUMBAHAS dan Tapanuli Utara membentuk satu kelompok pada kemiripan genetik 82,3 kemudian memisah pada kemiripan 86,8. Gambar 4.4. Dendogram kemiripan genetik markisa Passiflora sp. berdasarkan 4 primer RAPD. MU = markisa ungu; MK= markisa kuning, MM= markisa merah; ML= markisa konyal; MG= markisa gianterbis; MW= markisa liar; dan MF= markisa F1. H= HUMBAHAS; T= Tapanuli Utara; S= Simalungun; K= Karo. = markisa kuning; = markisa merah; = markisa beda spesies markisa gianterbis markisa konyal; = markisa ungu Markisa asal kabupaten Simalungun mempunyai hubungan genetik yang lebih dekat dengan markisa asal kabupaten Humbahas dan Tapanuli Utara, dibandingkan dengan markisa asal kabupaten Karo. Populasi markisa yang jarak geografisnya lebih dekat markisa dari kabupaten Simalungun dengan kabupaten Karo ternyata mempunyai hubungan genetik yang lebih jauh dibandingkan markisa yang jarak geografisnya lebih jauh kabupaten Simalungun dengan kabupaten HUMBAHAS dan Tapanuli Utara. Menururt Hannum 2001, dalam penelitian mengenai hubungan genetik kelapa genjah, menyatakan bahwa jauh dekatnya daerah asal tidak menjamin jauh dekatnya hubungan genetik kelapa genjah. Hal ini juga didukung dari hasil penelitian Pandin 2000 dalam Hannum Coefficient 0.80 0.85 0.90 0.95 1.00 MUH1MW MUH1 MUH2 MUH3 MUH4 MFT1 MKT1 MKT2 MKT3 MMT1 MLH1 MUS1 MUS2 MUS3 MUS4 MUS5 MUS6 MW1 MUK1 MUK2 MUK3 MUK4 MUK6 MUK7 MUK8 MUK9 MUK5 MFK1 MMK1 MKK1 MLK1 MGK1 82,3 2001, yang diamati pada kelapa Dalam Mapanget DMT dan Dalam Tenga DTA yang jarak geografis daerah asalnya lebih dekat dari pada daerah asal kelapa Dalam Palu DPU, ternyata mempunyai kemiripan genetik yang lebih rendah dibandingkan dengan kemiripan genetik antar DMT dan DPU, dan antar DTA dan DPU berdasarkan primer acak RAPD. Pada dendogram dapat dilihat bahwa pada kabupaten HUMBAHAS dan Tapanuli Utara, markisa konyal MLH1 dan markisa asam MUH1, MUH2, MUH3, MUH4, MFT1, MKT1, MKT2, MKT3, dan MMT1 memiliki kemiripan genetik 86,5. Keseluruhan markisa asam pada kabupaten ini mengelompok dan memiliki kemiripan genetik 90,5, tetapi markisa ungu MUH4 dan markisa persilangan MFT1 membentuk satu kelompok dan memisah dari markisa asam lainnya pada kemiripan genetik 91,9. Kemiripan genetik markisa tertinggi pada kabupaten ini adalah 97 yaitu antara markisa asam ungu MUH1 dan MUH2 dan markisa asam kuning MUKT1 dan MUKT2. Markisa liar Passiflora foetida L, aksesi MW1, mengelompok bersama markisa dari kabupaten Simalungun pada kemiripan genetik 88, tetapi markisa liar ini memisah dengan aksesi lain yang mengelompok pada kemiripan genetik 90,5 yang mana merupakan jenis dari markisa ungu Passiflora edulis Sims.. Hubungan genetik markisa dari kabupaten Simalungun mempunyai kekerabatan yang cukup tinggi antar individunya. Pada kabupaten Karo dapat dilihat bahwa pada koefisien kemiripan genetik 83,9, markisa Passiflora sp. membentuk 3 kelompok yaitu kelompok markisa asam MUK, MKK, MMK, MFK, kelompok markisa konyal MLK1 dan kelompok markisa gianterbis MGK1. Kelompok markisa asam ini memisah dari 2 kelompok lainnya dan berkelompok pada kemiripan genetik 85,1 dengan membentuk kembali 3 kelompok yang berbeda yaitu kelompok markisa ungu MUK yang akan membentuk satu kelompok pada koefisien kemiripan 86,4, kelompok markisa kuning MKK, dan kelompok markisa merah MMK yang akan bergabung dengan markisa persilangan MFK pada kemiripan genetik 91,9. Markisa konyal Passiflora ligularis dan markisa gianterbis Passiflora quadrangularis merupakan markisa yang memiliki perbedaan spesies dengan markisa asam Passiflora edulis, sehingga pada dendogram dapat dilihat adanya pemisahan koefisien kemiripan genetik diantara ketiganya. Sedangkan markisa asam dengan spesies yang sama tetapi forma berbeda yaitu markisa merah Passiflora edulis f. edulis SIMS, markisa kuning Passiflora edulis f. flavicarpa dan markisa F1 hasil persilangan antara markisa merah Passiflora eduli f. edulis Sims. dengan markisa ungu Passiflora edulis Sims. mempunyai kemiripan genetik sebesar 85,1 - 97 pada ketiga kabupaten. Menurut Bellon et al. 2007, pada penelitiannya, aksesi markisa asam Passiflora edulis Sims. ini menunjukkan variabilitas genetik yang tinggi. Variabilitas yang tinggi ini menunjukkan meskipun taksonomi berasal dari spesies yang sama markisa ungu dengan markisa kuning namun secara genetik berbeda. Passiflora edulis f. flavicarpa merupakan populasi dari Passiflora edulis yang diperoleh dari hasil mutasi Passiflora edulis dan bukan dari hasil persilangan antara P. edulis dengan spesies lainnya, sehingga pada sistem klasifikasi tanaman ini didasarkan pada kemiripan morfologi dan genetik Pope Degener dalam Martin Naksone, 1970. Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Halimas 2014 tentang studi morfologi dan anatomi markisa, ketiga markisa asam ini memperlihatkan beberapa ciri kesamaan. Dari analisis kemiripan morfologi yang dilakukan antara markisa asam merah dan asam kuning didapatkan tingkat kemiripan morfologi sebesar 69, sedangkan kemiripan morfologi antara kedua markisa ini dengan markisa konyal memiliki tingkat kemiripan morfologi sebesar 31 . Suranto 2002 menjelaskan bahwa jarak genetik atau hubungan kekerabatan diantara varieras dapat menggambarkan perbedaan genetik antar varietas. Dalam penelitian ini juga diketahui bahwa markisa F1 yang merupakan hasil persilangan antara markisa ungu P.edulis dengan markisa merah P.edulis f. edulis memiki hubungan genetik yang tinggi. Kemiripan genetik yang didapat sebesar 92.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan