Uji Hipotesis Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

89 film animasi pada siklus II lebih pendek dari cerita siklus I, sehingga siswa lebih memperhatikan dan lebih fokus dalam pemutaran film animasi siklus II. Penggunaaan media film animasi dirasa cocok untuk anak tunalaras mengingat karakteristik anak tunalaras yang membutuhkan media pembelajaran yang sesuai. Azwandi Umrotul Hasanah dan Lukman Nulhakim, 2015:103 menyatakan bahwa pembelajaran menggunakan media film animasi membuat penyajian materi menjadi menarik. Pembelajaran yang menarik dapat menimbulkan rasa ingin tahu yang menyebabkan siswa tertawa dan berpikir. Secara keseluruhan, penelitian ini dikatakan berhasil karena menunjukkan bahwa angka kriteria ketuntasan minimu KKM di siklus II yaitu dengan kriteria ≥75 mengalami peningkatan setiap siklusnya dan berhenti pada kategori patokan yang sudah ditetapkan. Pada pratindakan diperolah angka ketuntasan menyimak cerita ada 55 kemudian meningkat pada siklus I menjadi 70. Angka ketuntasan pada siklus I belum mencapai target keberhasilan, oleh karena itu kemudian dilajutkan pada siklus II. Pada siklus II angka ketuntasan menyimak cerita mencapai 100. Angka ketuntasan pada siklus II sudah mencapai target keberhasilan yang ditentukan yaitu 75,00 atau berada pada ketegori baik.

E. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian peningkatan keterampilan menyimak melalui media film animasi pada siswa V di SLB E Prayuwana adalah media 90 yang digunakan tidak divalidasi oleh ahli. Media hanya validasi oleh guru dalam isi konten di dalamnya. 91

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Kemampuan menyimak cerita pada siswa kelas V SLB-E Prayuwana Yogyakarta setelah diadakan penelitian dengan menggunakan media film animasi mengalami peningkatan. menyimak cerita anak pada siswa kelas V SLB-E Prayuwana Yogyakarta setelah diadakan penelitian dengan menggunakan media film animasi mengalami peningkatan. Pada siklus I siswa sudah mampu menyebutkan nama-nama tokoh dan watak serta menentukan latar cerita. Pada siklus II dilakukan perbaikan-perbaikan yaitu memotivasi siswa, mencatat hal-hal penting dalam dan mengulang sedikit cerita yang di putar. Sehingga pada siklus II keterampilan siswa meningkat dari siklus I yaitu siswa sudah mampu menentukan tema atau pesan yang terkandung dalam cerita. Keterampilan menyimak cerita pada siklus I mencapai 70 termasuk dalam kategori cukup dan pada siklus II nilai yang dicapai adalah 100 pada kategori baik. Pada siklus II mengalami peningkatan keterampilan menyimak sebesar 30 poin atau 30.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian ini, maka peneliti menyampaikan saran sebagai berikut: 92 1. Bagi sekolah, supaya mengupayakan tersedianya VCD film animasi ataupun VCD lainnya di tiap kelas sesuai dengan minat siswa dan dapat mengembangkan nilai positif yang terkandung dalam film animasi. 2. Bagi guru, dalam pembelajar an keterampilan menyimak di kelas kiranya dapat menggunakan media VCD film animasi sebagai salah satu alternatif media pembelajaran dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran. 3. Bagi peneliti selanjutnya, perlu memperhatikan VCD film animasi yang sesuai dengan nilai-nilai yang dikembangkan dalam proses pembelajaran di sekolah yang akan diteliti. Sehingga peneliti berikutnya dapat melakukan penelitian-penelitian pengembangan yang lebih lanjut khususnya mengenai keterampilan menyimak cerita pada siswa tunalaras.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK TERHADAP MATA PELAJARAN Penerapan Media Film Animasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Terhadap Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Bagi Peserta Didik Kelas V Mi Sudirman Kaliboto Mojoge

0 3 14

PENERAPAN MEDIA FILM ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK TERHADAP MATA PELAJARAN BAHASA Penerapan Media Film Animasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak Terhadap Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Bagi Peserta Didik Kelas V Mi Sudirman Kaliboto

0 3 14

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA MELALUI TEKNIK PAIRED STORYTELLING DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Melalui Teknik Paired Storytelling Dengan Media Audiovisual Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V S

0 2 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA MELALUI TEKNIK PAIRED STORYTELLING DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Melalui Teknik Paired Storytelling Dengan Media Audiovisual Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V S

0 0 16

Pembinaan Keterampilan Sosial Anak Tunalaras Melalui Permainan Sepakbola di SLB E Prayuwana.

0 3 13

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA MELALUI MEDIA WAYANG PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Melalui Media Wayang Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD Negeri I Tambak Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyol

0 2 17

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Menyimak Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V Sd Negeri Karanganyar 02 Tahun Ajaran

0 0 17

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA Peningkatan Keterampilan Menyimak Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V Sd Negeri Karanganyar 02 Tahun Ajaran

1 1 16

PENGGUNAAN MEDIA FILM UNTUK MENINGKATKAN MENYIMAK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA TUNARUNGU KELAS VII SMPLB B DI SLB YAKALIMU PURWAKARTA.

1 9 39

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA TUNALARAS KELAS III SLB E PRAYUWANA YOGYAKARTA.

0 0 200