Manfaat Penelitian Landasan Teoritis

i

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Adakah perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran bagian progresif dan repetitif terhadap hasil belajar shooting bola basket? 2. Adakah perbedaan hasil belajar shooting bola basket antara siswa yang memiliki kemampuan gerak dasar tinggi dengan rendah? 3. Adakah pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan gerak dasar terhadap hasil belajar shooting bola basket?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran dengan bagian progresif dan repetitif terhadap hasil belajar shooting bola basket pada siswa putra kelas VIII SMP Negeri 2 Playen, Gunungkidul. 2. Perbedaan pengaruh antara kemampuan gerak dasar tinggi dan rendah terhadap hasil belajar shooting bola basket. 3. Pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran bagian progresif dan repetitif dengan kemampuan gerak dasar terhadap hasil belajar shooting bola basket.

F. Manfaat Penelitian

Hasil yang diharapkan setelah penelitian : i 1. Dapat memberikan dan menambah wawasan serta pengetahuan tentang ilmu keolahragaan bagi peneliti tentang pengaruh pendekatan pembelajaran dengan bagian progresif dan repetitif serta kemampuan gerak dasar terhadap hasil belajar shooting bola basket. 2. Memberikan sumbangan pengetahuan sebagai bahan pertimbangan kepada guru pendidikan jasmani dalam upaya menerapkan pendekatan pembelajaran dengan pendekatan bagian progresif dan repetitif yang tepat dalam teknik dasar shooting bola basket. BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teoritis

1. Pendekatan Pembelajaran Dalam proses belajar mengajar diperlukan adanya suatu pendekatan pembelajaran untuk membantu kelancaran proses pembelajaran, semakin tepat pendekatan yang digunakan dalam proses belajar mengajar maka semakin efektif, tujuan juga akan lebih cepat tercapai. Pendekatan pembelajaran merupakan bagian dari strategi yang merupakan langkah-langkah taktis bagi guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan. Menurut Sunaryo Basuki dan Soetrisno Moeh Soebroto 1979:181 pendekatan pembelajaran yaitu cara bekerja yang telah diperkirakan dengan seksama sehingga merupakan pola tertentu untuk mencapai tujuan, i sedangkan metode mengajar adalah cara mengajar yang sudah merupakan pola tertentu guna mencapai tujuan pengajaran. Menurut Mc. Geoch dalam Sukintaka 2004:21 membagi pendekatan pembelajaran penjas dengan metode bagian menjadi 3 yaitu : a. Metode bagian murni b. Metode bagian progresif maju berkelanjutan c. Metode bagian repetitive berulang Dalam pembahasan penelitian ini diambil dua pendekatan pembelajaran yaitu metode bagian progresif dan repetitif. Menurut Joyce B., Weil M. dan E. Calhom 2000:12 metode pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu cara atau pola yang digunakan untuk mengatur proses pembelajaran. Menurut Atwi Suparman 1997:16 metode mengajar berfungsi dalam menyajikan menguraikan, memberi contoh dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Program yang diberikan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Program yang diberikan kepada siswa harus disusun secara sistimatis, berurutan, berulang-ulang dan kian hari kian bertambah bebannya dari yang mudah sampai yang sulit, sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal. Peranan pendekatan pembelajaran merupakan bagian yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, sehingga diharapkan dengan pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat akan membantu siswa mencapai tingkat keberhasilan menyerap materi yang sebaik-baiknya. a. Belajar Gerak Dalam Pendidikan Jasmani i Berdasarkan teori belajar, berkembang pandangan tentang difinisi belajar sebagai berikut: menurut Oemar Hamalik 2006: 154, “belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman”. Selanjutnya oleh Hergenhahm, B.R. dan Mattew H.O. 1997: 2 bahwa dalam belajar ditunjukkan dengan adanya: 1 suatu perubahan tingkah laku, 2 perubahan tingkah laku relatif permanen, 3 perubahan tingkah laku akibat dari pengalaman atau praktek, 4 pengalaman atau praktek harus diperkuat. Jenis perubahan dan belajar itu sendiri merupakan perubahan perilaku dan penjelasan tentang belajar yang dilakukan dengan membandingkan perilaku apa yang mungkin ada sebelum individu ditempatkan pada situasi belajar dan perilaku apa yang terjadi setelah perlakuan. Perubahan tersebut merupakan peningkatan kemampuan untuk beberapa jenis “Performance” dan juga merupakan sebuah cara pandang yang berbeda yang disebut sikap atau nilai. Perubahan tersebut harus lebih dari sekedar kemampuan sesaat tetapi harus dapat dipanggil kembali setelah beberapa waktu. Belajar harus dapat dibedakan dari jenis perubahan yang mencirikan perkembangan seperti perubahan tinggi atau perkembangan otot selama latihan. Menurut Kingsley H.L. dan Garry 1957: 12 “ Learning is the by process which behavior in the broader sense is originated or changed thought practice and training ”nya latihan. Sehingga apabila seorang anak belum berhasil dalam belajar, ia harus mengulang proses atau aktivitas yang pernah dilakukan. Proses ia sesuatu yang ada di lingkungannya, melalui manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan maupun benda-benda lain yang dijadikan bahan belajar. Setiap aktivitas belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan yang dapat berupa tingkah laku, kecakapan, sikap, minat, nilai maupun pola i beraktivitas. Perubahan sebagai prestasi belajar biasanya merupakan peningkatan menjadi lebih baik. Dari beberapa pengertian belajar yang telah dikemukakan terdapat beberapa perumusan yang berbeda, tetapi secara umum dapat didifinisikan bahwa pengertian belajar menurut penulis adalah suatu proses perubahan tingkah laku, cara pandang, dan kemampuan seseorang dan perubahan yang terjadi relatif tetap atau permanen yang merupakan hasil dari pengalaman atau latihan. Pengertian belajar gerak tidak terlepas dari pengertian belajar pada umumnya. Belajar gerak merupakan salah satu bentuk belajar yang mempunyai penekanan pada suatu spesifik yaitu untuk tujuan peningkatan kualitas gerak tubuh. Belajar adalah seperangkat yang bertalian dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan kearah perubahan yang permanen dalam prilaku terampil. Gerak dapat diartikan sebagai perubahan tempat, posisi, kecepatan tubuh atau bagian tubuh manusia yang terjadi dalam suatu dimensi ruang dan waktu serta dapat diamati secara objektif. http:por.sps.upi.edu.. Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon muskular yang diekspresikan dalam gerakan tubuh atau bagian tubuh Sugiyanto, 2000:7-37. Di dalam pendidikan jasmani, belajar gerak berperan dalam aspek-aspek pengembangan keterampilan gerak tubuh, penguasaan pola- pola gerak keterampilan olahraga, dan pengekspresian pola-pola prilaku personal dan interpersonal yang baik di dalam pertandingan. i Pengertian belajar gerak menurut Amung Ma’mun 2000:45 adalah sebagai salah satu proses yang mengarah pada upaya untuk memperoleh perubahan perilaku yang berhubungan dengan gerak. Berdasarkan pengertian belajar gerak di atas, maka dapat ditarik 3 hal pokok yaitu : 1 Belajar merupakan proses yang didalamnya terjadi pemberian latihan dan pengalaman, 2 Terjadinya perubahan-perubahan dari gerakan yang ditampilkan, 3 Perubahan yang terjadi relatif permanen. Untuk mengetahui belajar gerak dalam pendidikan jasmani maka terlebih dahulu kita perlu mengetahui pengertian pendidikan jasmani. Istilah pendidikan jasmani dimaksudkan sebagai terjemahan dari istilah “Physical Education”, berasal dari Amerika Serikat dan Indonesia meminjam istilah itu untuk menyebutkan suatu kegiatan yang bersifat mendidik dengan memanfaatkan kegiatan jasmani. Sedangkan istilah “olahraga” seperti yang berkembang di Indonesia dewasa ini dianggap sebagai terjemahan dari istilah “sport” namun dalam bahasa sehari-hari kedua istilah tersebut yaitu Pendidikan Jasmani dan Olahraga masih sering digunakan secara berganti-ganti. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan, perilaku hidup sehat, aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi http:getskripsi.com200901. Peranan belajar gerak dalam pendidikan jasmani dilihat dari segi aspek fisik adalah aspek yang pertama untuk meningkatkan kemampuan fisik, sedangkan aspek yang kedua untuk meningkatkan kualitas gerak tubuh. Untuk meningkatkan kemampuan fisik, kegiatan yang dilakukan perlu mengacu pada i prinsip-prinsip latihan fisik physical training ; sedangkan untuk meningkatkan kualitas gerak, kegiatan yang dilakukan perlu mengacu pada prinsip-prinsip belajar gerak motor learning . Proses belajar dan berlatih diperlukan untuk menguasai keterampilan gerakan. Gerakan biasa dikuasai dengan baik apabila dipraktikkan berulang- ulang. Jangka waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan proses belajar dan berlatih untuk setiap kategori gerakan keterampilan tidak sama. Semakin kompleks gerakan keterampilan yang dipelajari akan memerlukan waktu yang lebih lama. Lamanya waktu yang dperlukan bukan hanya tergantung pada kompleksnya gerakan, tetapi juga dipengaruhi oleh bakat si pelajar. Sugiyanto 2000:8-12 mengklasifikasikan keterampilan gerak berdasarkan beberapa sudut pandang, yaitu : 1. Klasifikasi berdasarkan kecermatan gerakan Kecermatan pelaksanaan gerakan bisa ditentukan antara lain oleh jenis otot-otot yang terlibat. Ada gerakan yang melibatkan otot-otot besar, dan ada yang melibatkan otot-otot halus. Berdasarkan kecermatan atau jenis otot-otot yang terlibat, keterampilan gerak dikategorikan menjadi 2, yaitu : a. Keterampilan gerak agal gross motor skills adalah gerakan yang di dalam pelaksanaan otot-otot besar sebagai basis utama gerakan, contohnya ; keterampilan gerakan meloncat tinggi dan lempar lembing. b. Keterampilan gerak halus fine motor skills adalah gerakan yang di dalam pelaksanaannya melibatkan otot-otot halus sebagai basis utama gerakan, contohnya ; gerak menarik pelatuk senapan, dan pelepasan busur dalam memanah. i Pada keterampilan gerak agal diperlukan keterlibatan bagian-bagian tubuh secara keseluruhan; sedangkan pada keterampilan gera halus hanya melibatkan sebagian dari anggota badan yang digerakkan oleh anggota badan yang digerakkan oleh otot-otot halus. 2. Klasifikasi berdasarkan perbedaan titik awal dan akhir gerakan Gerakan keterampilan ada yang mudah bisa diketahui bagian awal dan bagian akhir gerakannya; tetapi ada juga yang sukar untuk bisa diketahui. Dengan karakteristik seperti itu, keterampilan gerak bisa dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu : a Keterampilan gerak diskret discrete motor skill adalah keterampilan gerak di mana dalam pelaksanaannya bisa dibedakan secara jelas titik awal dan titik akhir dari gerakan. b Keterampilan gerak serial serial motor skill adalah keterampilan gerak diskret yang dilakukan beberapa kali secara berlanjut. c Keterampilan gerak kontinyu continous motor skill adalah keterampilan gerak yang tidak bisa dengan mudah ditandai titik awal atau titik akhir dari gerakannya. Keterampilan gerak kontinyu untuk melakukannya dipengaruhi oleh kemauan si pelaku dan stimulusi eksternal, dibandingkan dengan pengaruh bentuk gerakannya sendiri. Misalnya sewaktu menggiring bola, yang menentukan adalah keadaan bola dan maunya si pelaku untuk menggiringnya, sedangkan bentuk gerakannya sendiri tidak berubah-ubah atau tidak terpaku pada bentuk gerakan tertentu yang baku. 3. Kalsifikasi berdasarkan stabilitas lingkungan i Gerakan keterampilan dilakukan ada kalanya pelaku menghadapi kondisi lingkungan yang tidak berubah dan ada kalanya berubah-ubah. Berdasarkan kodisi lingkungan seperti ini, gerakan keterampilan dibedakan menjadi 2, yaitu : a. Keterampilan tertutup closed skill adalah keterampilan gerak dimana pelaksanaannya terjadi pada kondisi lingkungan yang tidak berubah, dan stimulus gerakannya timbul dari dari dalam diri si pelaku sendiri. b. Keterampilan terbuka open skill adalah keterampilan gerak dimana dalam pelaksanaannya terjadi pada kondisi lingkungan yang berubah- ubah, dan pelaku bergerak menyesuaikan dengan stimulus yang timbul dari lingkungannya. Perubahan kondisi ini bisa bersifat kontemporal dan bersifat spasial. Contohnya adalah dalam melakukan gerakan memukul bola yang dilambungkan. Dalam hal ini pelaku dipaksa mengamati kecepatan, arah, dan jarak bola; kemudian menyesuaikan pukulannya. Menurut Sugiyanto 2007:93-95 belajar gerak sebagai suatu aktifitas berlangsung dalam suatu proses untuk mencapai tujuan belajar. Pencapaian tujuan belajar gerak selalu melalui tahapan atau fase belajar yang dapat diidentifikasikan ada 3 fase belajar yaitu : 1. Fase kognitif atau fase awal Pada fase kognitif pelajar berusaha memahami ide atau konsep gerakan melalui mendengarkan penjelasan atau melihat contoh gerakan. Agar konsep gerak yang difahami pelajar adalah benar, perlu sajian model gerakan yang benar dan dapat diamati dengan jelas oleh pelajar. Berdasarkan pemahaman i konsep gerakan yang diperoleh, pelajar kemudian berfikir dalam bentuk merencanakan gerak dan urutan rangkaian gerakan yang akan dilakukan. Rencana gerak tersebut kemudian dilaksanakan dalam kegiatan mempraktikan gerakan. Saat awal mempraktikkan gerakan, aktifitas kognitif masih mendominasi proses pelaksanaan gerak. Fikiran tentang konsep gerak masih lebih dominan dibanding memikirkan pelaksanaan geraknya, sehingga respon geraknya masih belum benar atau belum lancar. 2. Fase asosiatif atau fase menengah Setelah pelajar mempraktikkan gerakan berulang-ulang, proses belajar gerak akan memasuki fase asosiatif yaitu fase dimana dalam melaksanakan keterampilan gerak, konsep gerak yang ada dalam fikiran sudah semakin mudah dilaksanakan dalam respon geraknya. Aktifitas kognitif sudah berasosiasi secara baik dengan respon geraknya, sehingga pelajar semakin mudah dan benar dalam melaksanakan konsep gerakan. Pelajar semakin menguasai ketreampilan gerak yang dipelajari. Dengan mengulang-ulang praktik gerakan, pelajar akan memcapai fase otonom. 3. Fase otonom atau fase akhir Fase otonom merupakan puncak pencapaian ketrampilan gerak. Pelajar mampu melakukan gerakan ketrampilan secara otonom dan otomatis. Gerakan yang otonom adalah gerakan dapat dilakukan walaupun pada saat yang bersamaan pelaku melakukan aktivitas kognitif selain gerak yang dilakukan. Misalnya pemain bola voli dapat menyemes dengan baik sambil memperhatikan posisi pengeblok dan mencari daerah yang kosong. Sedangkan gerakan yang otomatis adalah gerakan yang dilakukan seolah- i olah dengan sendirinya. Gerak otonom dan otomatis dapat terbentuk melalui proses berlatih atau praktek berulang-ulang dalam jangka waktu yang relatif lama. Pembelajaran dalam pendidikan jasmani harus mampu membangkitkan minat anak untuk menggali potensinya dalam hal gerak, oleh karena itu anak harus diberi dorongan untuk terus menerus menjelajahi kemampuan- kemampuannya. Tugas ini tidak mudah dan hasilnya tidak segera. Dari pertemuan ke pertemuan, mungkin guru hanya akan melihat kemajuan yang lambat, tersendat-sendat, serta seolah berjalan di tempat. Memang itulah yang harus disadari oleh semua guru penjas. Tidak ada kemajuan dalam hal belajar gerak yang bersifat kejutan. Semua kemajuan mengikuti pola yang teratur. Jangan mengharapkan keajaiban. Harus sabar dan bersikap optimis bahwa murid kita akan mencapai kemajuan. Bila tiba waktunya, jangan kaget jika tiba-tiba guru sadar anak-anak sudah bertambah tinggi dan besar serta semakin terampil gerakannya. Itulah upah dari kesabaran guru dalam mendidik anak. Disitulah guru akan merasakan betapa mulianya tugas guru Penjas. Di pihak lain, sebagai guru kita harus maklum bahwa setiap murid memiliki kekhasannya masing- masing. Artinya, ada anak yang kelihatan mudah dalam mempelajari gerak- gerak tertentu, sementara yang lainnya menemui kesulitan. Ada anak yang gigih ingin bisa, ada juga anak yang mudah menyerah. Perbedaan individual dalam hal kematangan dan pengalaman masa lalunya, menyebabkan kita sulit untuk menyeragamkan kecepatan kemajuan anak-anak dalam hal belajar gerak. Keluhan-keluhan seperti saya tidak bisa atau saya tidak berbakat dan ucapan sejenis lainnya akan sering terdengar dari mulut anak-anak. Bahkan ada i anak yang belum mencoba sekalipun sudah mengatakan tidak mau melakukan, karena dia yakin tidak akan berhasil. Bagaimanakah guru seharusnya menghadapi kasus serupa itu? Tentu jawaban dan cara guru harus benar-benar tepat agar tidak kian membenamkan anak dalam citra rendah diri yang dibuatnya sendiri. Menanamkan kesadaran pada anak-anak bahwa mempelajari keterampilan dan gerak, bukanlah proses yang tergesa-gesa. Sebab diperlukan waktu dan usaha yang tidak sebentar untuk menguasai sesuatu. Yang penting jangan cepat menyerah. Ungkapan guru seperti, cobalah lakukan lagi. Kamu bukan tidak bisa, tapi belum bisa, adalah salah satu ungkapan yang bisa membesarkan hati anak. Perbedaan anak-anak tersebut harus membuat guru penjas menjadi lebih arif dalam menentukan tugas bagi masing-masing anak. Jangan sampai anak diberi tugas yang seragam dengan kriteria keberhasilan yang sama bagi semua orang. Kenali kemampuan murid, baik per kelompok maupun perorang, agar penentuan tugas mereka bisa disesuaikan. Dengan cara itu anak akan merasa bahwa guru memang mendorong semua siswa untuk mau dan mampu belajar. Melalui program pendidikan jasmani yang teratur, terencana, terarah dan terbimbing, diharapkan dapat dicapai seperangkat tujuan yang meliputi pembentukan dan pembinaan bagi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani. Liputan tujuan itu terdiri atas pertumbuhan dan perkembangan aspek jasmani, intelektual, emosional, sosial dan moral spiritual. Tujuan itu dapat dicapai melalui pengajaran gerak atau latihan jasmani yang diantaranya beruba cabang-cabang olahraga formal. Namun dibalik kegiatan itu yang diutamakan i bukanlah kesempatan bergerak atau berolahraga untuk memperoleh keterampilan. Yang diutamakan ialah suasana kependidikan. Dari uraian di atas, kegiatan pendidikan jasmani harus mengandung pengalaman belajar yang bersifat mendidik. Pendidikan sama sekali tak lengkap tanpa pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani merupakan bagian tak terpisahkan dari pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani bertujuan untuk memberikan bantuan kepada peserta didik untuk mengenal dirinya dan dunia sekitarnya guna meningkatkan kesehatan jasmani, rohani dan sosial. Pengalaman belajar dalam pendidikan jasmani menyiagakan seseorang untuk siap dalam menghadapi tugas dalam bekerja dan mengisi waktu senggang. Sasaran akhir ialah bimbingan untuk menguasai kewajiban sebagai orang dewasa yang kreatif. Dengan melihat fungsi pendidikan jasmani seperti di atas, ternyata bahwa belajar gerak mempunyai peranan penting di dalam pendidikan jasmani. Belajar gerak berperan dalam pendidikan jasmani yang melibatkan domain psikomotor, yaitu dalam upaya mencapai tujuan yaitu : a. Mengembangkan keterampilan gerak b. Menguasai pola-pola gerak keterampilan olahraga c. Mengekspresikan pola-pola perilaku personal dan interpersonal yang baik di dalam pertandingan. Agar menjadi lebih jelas mengenai peranan belajar gerak di dalam pendidikan jasmani bisa diberikan gambaran seperti berikut ini. Dilihat dari segi kegiatan fisik, pendidikan jasmani memiliki dua aspek pokok. Aspek yang pertama adalah meningkatkan kemampuan fisik, sedangkan aspek yang kedua i untuk meningkatkan kualitas gerak tubuh, untuk meningkatkan kemampuan fisik, kegiatan yang dilakukan perlu mengacu pada prinsip-prinsip latihan fisik physical training ; sedangkan untuk meningkatkan kualitas gerak, gerakan yang dilakukan perlu mengacu pada prinsip-prinsip belajar gerak motor learning . b. Pendekatan Bagian Progresif Pendekatan bagian progresif merupakan cara yang dilakukan untuk meminimaliskan persoalan kegiatan belajar yang tidak mentransfer kepada keseluruhan. Pendekatan metode bagian progresif maju berkelanjutan adalah cara mengajar dengan metode dimana unsur pertama dan kedua dipelajari secara terpisah, kemudian setelah dikuasai baru disatukan, selanjutnya unsur ketiga dipelajari secara terpisah pula, setelah dikuasai digabungkan dengan unsur satu dan dua. Demikian seterusnya sehingga dapat dikuasai, setelah itu baru melakukan gerakan yang sesungguhnya. Amung Ma’mun 2000:91 mengatakan bahwa dalam metode bagian progresif ketrampilan yang kompleks disajikan secara terpisah, tetapi kegiatan- kegiatan terintegrasi ke dalam bagian yang lebih besar dan keseluruhan. Sedangkan menurut Magill 2001:34 dalam metode bagian progresif siswa mempraktekkan bagian pertama sebagai suatu unit yang independen kemudian mempelajari bagian kedua secara terpisah kemudian bagian kedua bersama dengan bagian pertama, sehingga tiap bagian yang independen secara progresif bergabung pada bagian yang lebih besar. i Menurut Christina Robert W., Corsos D.M. 1988:76 metode bagian progresif adalah suatu metode yang digunakan dalam pembelajaran di mana siswa mempelajari satu bagian sampai dikuasai kemudian mempelajari bagian yang lain sampai dikuasai selanjutnya dipraktekkan bersama sampai dikuasai, kemudian bagian ketiga diajarkan tersendiri setelah bagian ini dikuasai. Ketiga bagian dikombinasikan dan dipraktekkan bersama sampai dikuasai. Prosedur ini dilanjutkan untuk masing-masing bagian yang tersisa sampai semua bagian dapat dipraktekkan, sebagai satu gerakan keseluruhan. Dengan demikian pendekatan metode bagian progresif menurut peneliti adalah suatu metode dalam suatu pembelajaran di mana siswa mempelajari bagian pertama dan mempelajari bagian kedua secara terpisah kemudian bagian pertama dan kedua dipraktekkan bersama kemudian bagian ketiga dipelajari secara terpisah, bagian satu, dua, dan tiga dipelajari secara bersama sampai dikuasai. Prosedur ini dilakukan sampai selesai. Sebagai contoh dalam mengajarkan lay-up shooting bola basket : 1 mempelajari cara menggiring bola sampai dikuasai, 2 mempelajari cara melangkahkan kaki sampai dikuasai, 3 mengkombinasikan teknik menggiring bola dan teknik melangkahkan kaki sampai dikuasai, 4 mempelajari teknik menembak dengan sampai dikuasai, 5 mengkombinasikan menggiring bola, teknik melengkahkan kaki, teknik menembak sampai dikuasai, 6 mempelajari teknik sikap akhir setelah menembak sampai dikuasai, 7 mengkombinasikan teknik menggiring bola, teknik melangkahkan kaki, teknik menembak dan sikap akhir setelah menembak sampai dikuasai. i Dengan demikian cara mengajar menggunakan pendekatan metode bagian progresif adalah sebagai berikut: unsur pertama dan kedua dipelajari secara terpisah, kemudian setelah dikuasai baru disatukan selanjutnya unsur ketiga dipelajari secara terpisah pula dan setelah dikuasai digabungkan dengan unsur satu dan dua. Demikian seterusnya sehingga semua unsur dapat dikuasai, setelah itu baru melakukan gerakan yang sesungguhnya secara keseluruhan. 1. Kelebihan metode bagian progresif a. Guru maupun siswa dapat lebih fokus pada bagian materi yang sedang dipelajari b. Praktek akan lebih mudah dikuasai c. Ada kesempatan untuk mengoreksi terhadap kesalahan teknik d. Cocok untuk mempelajari gerakan yang terdiri dari beberapa unsur teknik e. Siswa mempunyai kesempatan untuk istirahat recovery Keuntungan dari penggunaan metode bagian progresif adalah adanya pengurangan tuntutan perhatian dari performance keterampilan keseluruhan, sehingga orang dapat memfokuskan perhatian pada aspek khusus dari suatu bagian keterampilan Magill, 2001:315. 2. Kekurangan metode bagian progresif 1. Membutuhkan waktu yang lama untuk menggabungkan unsur-unsur teknik menjadi satu rangkaian gerakan 2. Perlu pembebanan tugas kepada siswa agar teknik mudah dikuasai 3. Siswa yang memiliki kemampuan gerak dasar tinggi akan lebih cepat menguasai teknik dibanding kemampuan gerak dasar rendah. i 4. Perhatian guru maksimal pada siswa yang mempunyai kemampuan gerak dasar rendah c. Pendekatan Bagian Repetitif Pendekatan metode bagian repetitif atau metode berulang, adalah metode pembelajaran dengan pelaksanaan pertama kali yang diajarkan adalah unsur kesatu, setelah unsur satu dikuasai, berikutnya diajarkan unsur kesatu dan kedua secara bersamaan. Berikutnya lagi diajarkan unsur kesatu, kedua, ketiga bersamaan pula dan seterusnya. Menurut Christina Robert W dan Corcos D.M. 1988:77 mengemukakan pendekatan pembelajaran dengan metode bagian repetitif adalah suatu metode dalam pembelajaran di mana siswa mempelajari sesuatu bagian sampai dikuasai dan kemudian mengkombinasikan dengan bagian yang lain baru dengan dipelajari atau dipraktekkan secara bersama sampai dikuasai. Prosedur ini diikuti oleh masing-masing bagian yang tersisa sampai semua bagian dapat dipraktekkan sebagai suatu keseluruhan. Sebagai contoh dalam mengajarkan lay-up shooting bola basket yaitu: 1 Pertama-tama mempelajari teknik mendrible bola sampai dikuasai, 2 mengulangi pelajaran teknik mendribel bola, kemudian dilanjutkan dengan mempelajari teknik melahkahkan kaki sampai dikuasai, baru selanjutnya mengkombinasikan antara teknik mendribel bola dan teknik melangkahkan kaki secara bersama-sama, 3 mengulangi kembali pelajaran tentang teknik mendribel bola dan teknik melangkahkan kaki, kemudian menambah materi ketiga yaitu teknik menembak, selanjutnya mengkombinasikan antara teknik mendribel bola, teknik melangkahkan kaki dan i teknik menembak secara bersama-sama dalam suatu rangkaian gerak. Demikian seterusnya untuk mempelajari teknik berikutnya diawali dengan mengulang teknik yang sudah dipelajari sebelumnya, kemudian dikombinasikan beberapa teknik tersebut menjadi satu rangkaian gerakan secara bersama-sama. Langkah pertama dalam penggunaan metode bagian repetitif dalam pembelajaran adalah membagi materi pembelajaran menjadi beberapa bagian yang dapat digunakan untuk memisahkan menjadi beberapa rangkaian gerak. Dalam metode bagian repetatif terjadi pengulangan-pengulangan gerak baik pada tiap bagian maupun pada cara mengkombinasikan antar bagian sehingga dengan pengulangan ini siswa akan lebih mudah menguasai gerak pada tiap bagian maupun gerak secara keseluruhan. Mengacu pada sistem latihan menurut Yusuf Hadisasmita, Aip Syarifuddin 1996:143 mengemukakan bahwa metode ulangan Repetitive Methode terdiri dari mengulangi latihan-latihan tertentu yang dilakukan dengan atau tanpa istirahat. Sifat-sifat metode ini sebagai berikut : 1. Latihan dengan intensitas yang konstan 2. Waktu istirahat yang optimal 3. Bentuk ulangan yang bermacam-macam Metode ulangan dianjurkan untuk dipraktekkan terutama pada kelompok pelajar remaja, dan juga untuk yang sudah maju pada periode persiapan Preparatory Period . Tujuan utamanya adalah : pertumbuhan kekuatan, daya tahan dan kelincahan, menahan keadaan badan yang diperoleh pada periode latihan terdahulu, ulangan latihan-latihan dasar pada waktu pemanasan, belajar sejumlah kegiatan dan skill, dan adaptasi atlit terhadap merasakan kadar latihan. i 1. Kelebihan metode repetitif a. Pembelajaran dapat dilakukan dengan intensitas yang konstan b. Apabila guru dapat me- manage waktu, siswa memperoleh waktu istirahat yang optimal c. Dengan pengulangan siswa akan mudah mengingat-ingat materi yang sudah dipelajari d. Siswa memahami betul tentang teknik bagian per bagian sehingga mampu merangkai gerakan tersebut menjadi keseluruhan gerakan yang benar. e. Cocok untuk mempraktekkan skill yang sifatnya individu 2. Kekurangan metode repetitif a. Timbul kejenuhan pada siswa terhadap teknik yang telah dipelajari. b. Membutuhkan waktu yang lama untuk mengulang dan menggabungkan unsur-unsur teknik menjadi satu rangkaian gerakan. c. Bila guru tidak dapat me- manage waktu dengan baik, kesempatan untuk istirahat sedikit. d. Siswa yang memiliki tingkat pemahaman gerak rendah akan sulit menggabungkan atau mengkombinasikan beberapa teknik. Tabel 1. Perbandingan antara Metode Bagian Progresif dan Repetitif METODE PEMBELAJARAN Metode Bagian Progresif Metode Bagian Repetitif Ø Kesempatan siswa untuk mengulang teknik per bagian lebih pendek. Kesempatan siswa untuk mengulang teknik per bagian lebih lama. i Ø Tingkat penguasaan teknik per bagian lebih baik. Ø Tingkat kebosanan siswa terhadap teknik yang diulang rendah. Ø Waktu interval latihan teknik antar bagian cukup lama. Ø Dengan mempelajari bagian per bagian secara terpisah, menyebabkan waktu istirahat lebih lama. Ø Lebih cocok untuk mempelajari gerakan yang kompleks Tingkat penguasaan teknik per bagian kurang. Tingkat kebosanan siswa terhadap teknik yang diulang tinggi. Waktu interval latihan teknik antar bagian sangat pendek. Dengan mengulangi teknik yang sudah diajarkan, kemudian menggabungkan dengan teknik yang baru, menyebabkan waktu istirahat lebih pendek. Lebih cocok untuk mempelajari gerakan yang sederhana. 2. Kemampuan Gerak Kemampuan gerak secara singkat didefinisikan sebagai kemampuan yang umum dari seseorang untuk bergerak Nurhasan, 2000:6.3. Sedangkan Rusli Lutan 1988:96, menguraikan kemampuan motorik motor ability sebagai kapasitas dari seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan dan peragaan dari suatu keterampilan yang relatif melekat setelah masa kanak-kanak. Lebih lanjut dijelaskan bahwa pengaruh faktor biologis sebagai kekuatan yang utama berpengaruh terhadap i kemampuan motorik motor ability seseorang. Kemampuan motorik motor ability itulah sebagai landasan bagi perkembangan keterampilan. Singer R.N., 1975:36, mengatakan sebagian besar kita sangat percaya bahwa ada beberapa faktor yang memberikan sumbangan untuk dapat menghasilkan penampilan keterampilan gerak yang tinggi adalah 1 proses pembelajaran,2 siswa, dan 3 situasi belajar. Lebih lanjut dikatakan, bahwa dua di antara ketiga faktor tersebut di atas yakni faktor siswa dan proses pembelajaran memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap penampilan keterampilan gerak seseorang. Dalam uraiannya tentang faktor siswa individu yang berpengaruh dalam penampilan keterampilan gerak seseorang, salah satunya disebutkan faktor motorability. Perbedaan kemampuan gerak yang ada pada siswa, harus menjadi pertimbangan sebagai suatu faktor yang menentukan dalam belajar keterampilan gerakan-gerakan olahraga umumnya dan dalam mempelajari keterampilan gerak teknik dasar shooting bola basket khususnya. Perbedaan siswa dalam hal kemampuan gerak akan menjadi pertimbangan yang sangat penting ketika guru memilih dan menentukan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakter dari masing-masing siswa. Dengan perbedaan ini, maka pada dasarnya setiap siswa memerlukan perlakuan yang berbeda dalam proses belajarnya agar masing-masing bisa mencapai hasil yang optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Keterampilan dalam berbagai cabang olahraga memiliki struktur tersendiri, lengkap dengan konsep dan prinsip yang mendasarinya. Memahami konsep-konsep itu merupakan syarat untuk menguasai keterampilan yang dipelajari. Semakin terkuasai konsepnya, semakin mudah suatu keterampilan dikuasai. i Pelajaran pendidikan jasmani adalah salah satu tempat untuk meningkatkan kemampuan pemahaman anak terhadap berbagai konsep dasar keterampilan gerak. Kemampuan pemahaman ini akan menjadi bekal yang sangat berguna bagi siswa untuk menjadi pembelajar dalam banyak cabang olahraga ketika mereka menjadi dewasa kelak. Bahkan kemampuan ini dapat ditransfer untuk memahami bidang lain. Untuk mendukung tujuan tersebut pelajaran pendidikan jasmani harus mampu memberikan kesempatan kepada anak untuk memahami konsep dasar dari berbagai keterampilan yang dipelajarinya. Secara potensial setiap individu memiliki kemampuan gerak yang berbeda. Perbedaan kemampuan gerak akan mempunyai implikasi terhadap hasil pembelajaran. Secara umum kemampuan gerak dipengaruhi variabel keturunan dan lingkungan. Variabel ini akan mempunyai pengaruh kepada potensial siswa dalam pencapaian berbagai usaha. Motor ability berarti bersifat potensial, karena bersifat potensial maka dapat digunakan memprediksi kemampuan seseorang anak. Guna memprediksi seorang anak diperlukan pengukuran kemampuan gerak measurement motor ability . “ Motor Ability Test telah dikembangkan oleh para ahli seperti Cozens, Scott’s dan Barrow’s Singer R.N., 1975 : 216, dan masih banyak bentuk tes lainnya. Lebih lanjut dijelaskan oleh Singer bahwa motor ability test mempunyai kegunaan untuk mengklasifikaskan dan memprediksi seseorang dalam keberhasilan kegiatan fisik. Penelitian ini menggunakan kemampuan gerak sebagai variabel atribut. Guna melihat apakah ada perbedaan pengaruh seseorang anak yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan gerak rendah terhadap hasil pembelajaran shooting bola basket. Mengapa dibagi kemampuan gerak tinggi dan rendah, karena suatau kecenderungan bahwa anak yang memiliki kemampuan gerak tinggi i mempunyai karakteristik gerak berbeda dengan mereka yang memiliki kemampuan gerak rendah. Implikasinya adalah anak yang memiliki kemampuan gerak tinggi memiliki kecenderungan suka bergerak walaupun tanpa diperintah, mempunyai pengalaman kerja yang banyak, dengan demikian lebih cocok pada pendekatan pembelajaran dengan metode bagian progresif. Anak-anak memiliki kemampuan rendah memiliki kecenderungan malas bergerak, pengalaman gerak rendah dan untuk bergerak perlu bimbingan dan didorong secara terus menerus dengan demikian yang lebih cocok melalui pendekatan pembelajaran dengan metode repetitif. Model-model tes kemampuan gerak, banyak dan beraneka ragam. Guna mengklasifikasikan kemampuan gerak anak Barrow motor ability test dipilih sebagai instrumen dalam mengklasifikasikan kemampuan gerak anak. Test ini dipilih karena memiliki kelebihan antara lain: jumlah mata tes sedikit, mudah dilaksanakan, memiliki validitas dan rehabilitas tinggi, keakuratan dan ketepatan cukup meyakinkan artinya bahwa tes ini betul-betul mengukur apa yang harus diukur. Jenis item tes ini terdiri dari : 1 standing broad jump, 2 soft ball throw, 3 zigzag run, 4 wall pass, 5 medicine ball put, 6 60 yard dash Johnson, B. L. Nelson, J.K., 1986:362-366. 3. Hasil Belajar Shooting Bola Basket a. Permainan Bola Basket i Permainan bola basket adalah jenis olahraga beregu yang sederhana tetapi cukup populer di dunia. Penggemarnya yang berasal dari segala usia merasakan bahwa permainan bola basket adalah olahraga yang menyenangkan, kompetitif, mendidik, menghibur dan menyehatkan. Ketrampilan-ketrampilan perseorangan seperti tembakan, umpan, dribel, rebound dan kerja sama tim untuk menyerang dan bertahan, adalah prasyarat agar berhasil dalam memainkan olahraga ini. Menurut Nuril Ahmadi 2007:2 mengatakan permainan bola basket merupakan jenis olahraga yang akhir-akhir ini begitu cepat perkembangannya dan banyak menarik perhatian dalam kehidupan manusia, khususnya kaum remaja. Proses perkembangan yang sangat cepat ini dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut : 1. Permainannya sederhana sehingga mudah dipelajari dan dikuasai dengan sempurna. 2. Tidak memerlukan banyak pemain. Dalam permainan, setiap individu hanya butuh 5 pemain. 3. Tempat bermain dapat dilakukan dimana saja, seperti di dalam ruangan tertutup di dalam gedung dengan peralatan yang relatif murah. Bahkan permainan ini dapat dilakukan di halaman rumah dengan memasang satu ring basket di tembok garasi, menggunakan perturan yang dimodifikasi. 4. Permainan bola basket juga menuntut perlunya melakukansuatu latihan yang baik disiplin dalam rangka pembentukan kerja sama tim. Aspek latihan serius ini sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia di masyarakat. Selain itu, permainan ini juga bermanfaat bagi penanaman i sikap disiplin, sportifitas, dan semangat juang yang nantinya akan sangat berguna dalam kehidupan. 5. Permainan bola basket menyuguhkan kepada para penonton banyak hal seperti dribbling sembari meliuk-liuk dengan lincah, tembakan bervariasi, terobosan yang fantastis, gerakan yang penuh tipu daya, bergantinya memasukkan gol-gol indah dari regu yang bermain. Dari beberapa hal diatas dapat menjadikan permainan bola basket tumbuh dan berkembang secara pesat di masyarakat. b. Belajar shooting bola basket Nana Sudjana 2000:22 secara implisit menyebutkan bahwa belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Untuk meningkatkan hasil belajar, perlu diperhatikan kondisi internal dan kondisi eksternal. Kondisi internal adalah kondisi atau situasi yang ada di luar siswa, misalnya: ruang belajar yang bersih, sarana dan prasarana yang memadai. Sehubungan dengan hasil belajar yang dicapai oleh siswa dalam proses pembelajaran, Robert N. Gagne 1988:126-131 mengemukakan beberapa hasil belajar, diantaranya: a. Discrimination diskriminasi, merupakan kemampuan para siswa untuk melihat, mendengar atau merasakan beberapa perbedaan antara stimulus. b. Concrete concept konsep konkret, konsep ini menyiapkan pra siswa agar mampu untuk mengidentifikasikan satu atau lebih contoh-contoh mengenai konsep. i c. Defined concept identifikasi konsep, adalah satu aturan yang beberapa obyek atau peristiwa. Melalui aturan ini kita mengartikan suatu definisi yang mengekspresikan hubungan antara atribut konsep dan fungsinya. d. Rule pola aturan, adalah kemampuan internal siswa yang menentukan tingkah laku seseorang dan menampilkan demonstrasi suatu hubungan pada situasi kelas. e. Problem solving pemecahan masalah, adalah suatu kondisi di mana para siswa dihadapkan pada pilihan-pilihan dan penggunaan aturan-aturan untuk menentukan suatu solusi pada situasi tertentu, alternatif-alternatif dan kendala-kendalanya, problem solving merupakan sebagian ketrampilan dalam proses pembelajaran yang merupakan ekspresi dari kemampuan para siswa untuk menghubungkan antara aturan-aturan dan konsep. f. Cognitif strategy strategi kognitif, strategi ini terdiri dari beberapa tipe, yaitu; control attending, encoding, retrivel dan problem solving. g. Verbal information informasi verbal informasi verbal menunjukkan informasi berupa: nama, kenyataan-kenyataan, proporsi yang dapat dinyatakan secara verbal. Verbal information juga disebut sebagai declarative knowledge. h. Motor skills ketrampilan motorik, adalah ketrampilan-ketrampilan yang diharapkan dikuasai oleh siswa selama proses pembelajaran. Ketrampilan motorik biasanya berupa performa unjuk kerja yang dapat diamati kemampuannya ketika digunakan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang hubungannya dengan aktivitas. i i. Attitude sikap dalam hal ini sikap dapat dipandang sebagai suatu skema triadik triadic sceme, yang dimaksud bahwa sikap merupakan konstelasi komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling berinteraksi untuk memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu obyek. Menurut Nuril Ahmadi 2007:18 mengemukakan usaha memasukkan bola ke keranjang basket diisilahkan dengan shooting menembak. Hasil belajar shooting bola basket yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil dari proses belajar yang merupakan kemampuan untuk melakukan gerakan shooting bola basket dan hasil shooting bola basket yang dihasilkan. Kemampuan gerakan shooting bola basket tersebut adalah sebagai berikut: a. Sikap awal b. Teknik memegang bola c. Teknik menembak d. Sikap akhir Menurut Akros Abidin 1999:58 menembak adalah keahlian yang sangat penting didalam permainan bola basket. Teknik dasar seperti operan, menggiring, bertahan dan rebounding mengantar pemain untuk memperoleh peluang besar untuk membuat skor, tetapi tetap saja seorang pemain harus melakukan tembakan. Bahkan menembak dapat menutupi teknik dasar lainnya. Untuk dapat melakukan tembakan dengan baik, maka yang harus mendapat perhatian khola basket antara lain meliputi : 1 posisi tangan, 2 pandangan 3 keseimbangan, 4 irama menembak. Untuk lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut : i a. Posisi tangan Untuk menembak bola ke ring basket, tangan ditempatkan di belakang bola. Juga penting menempatkan tangan yang tidak menembak di bawah bola, untuk menjaga bola atau keseimbangan bola. Tangan yang menembak bebas dan tak perlu menjaga keseimbangan bola. Posisi tangan yang rileks akan menjadi arah alami, bola berada pada jari-jari, jadi tidak pada telapak tangan. b. Pandangan Dalam pelaksanaan menembak, pandangan harus dipusatkan ke ring basket, tujukan pada posisi muka lingkaran untuk semua jenis tembakan, kecuali untuk melakukan tembakan pantul. Pandangan sasaran secepat mungkin dan jagalah mata terfokus sehingga bola mencapai sasaran. Konsentrasi pada target dapat mengurangi gangguan, seperti teriakan, gerakan tangan lawan dal lain sebagainya. c. Keseimbangan Menjaga keseimbangan akan memberikan tenaga dan kontrol irama tembakan. Posisi kaki adalah dasar keseimbangan dan menjaga kepala segaris kaki sebagai kontrol keseimbangan. Agar keseimbangan ini tetap terjadi pada setiap pemain yang akan melakukan tembakan, yaitu kaki harus dibuka selebar bahu dan arah jarijari kaki ke depan. Kaki sedikit ditekuk, akan memberikan tenagauntuk menembak. Bahu harus rileks, ehingga akan menciptakan keseimbangan yang sempurna untuk menenbak. d. Irama Menembak Menembak merupakan sinkronisasi antara kaki, pinggang, bahu dan siku, serta kelentukan pergelangan tangan dan jari tangan. Tembakan bola yang i dilakukan dengan halus, bersamaan dengan gerakan pengangkat yang ritmis. Kekuatan inti dan ritme tembakana berasal dari gerakan naik dan turun kaki. Dorongan dan kontrol terakhir tembakan berasal dari kelentukan pergelangan tangan, lepaskan bola dari jari tengan dengan sentuhan ujung jari yang lembut untuk membuat putaran sisi belakang bola dan memperhalus hasil tembakan. Menurut Nuril Ahmadi 2007:18-20 menyatakan memasukkan bola ke keranjang diistilahkan dengan menembak, dapat dilakukan dengan satu tangan, dua tangan dan lay-up . a. Menembak dengan satu tangan One hand set shoot Sikap badan pada waktu akan menembakkan bola yaitu berdiri tegak, kaki sejajar atau kaki kanan di depan bagi yang tidak kidal, kedua lutut agak ditekuk. Bola dipegang dengan tangan kanan di atas kepala dan di depan dahi, siku tangan kanan ditekuk ke depan, tangan kiri membantu memegang bola agar tidak jatuh dan berfungsi menjaga keseimbangan, serta pandangan ditujukan ke keranjang ring basket. Kemudian bola ditembakkan ke keranjang basket dengan gerakan siku, badan, dan lutut diluruskan secara serempak. Pada waktu tangan lurus, bola dilepaskan, jarijari dan pergelangan tangan diaktifkan. i Gambar 1 : Teknik menembak dengan satu tangan, Nuril Ahmadi 2007:18 b. Tembakan dua tangan T wo hand set shoot Sikap badan pada waktu akan melakukan tembakan adalah : badan tegak, kedua kaki dibuka sejajar. Kedua lutut agak ditekuk. Bola dipegang dengan kedua belah tangan di atas dan depan dahi. Kedua siku ditekuk, pandangan diarahkan ke keranjang basket yang menjadi sasaran tembakan. Bola ditembakkan ke keranjang basket dengan bantuan dorongan, lengan siku, badan dan lutut diluruskan secara serempak. Pada waktu bola lepas, jarijari tangan dan pergelangan tangan diaktifkan, artinya digerakkan ke atas ke depan dan ke bawah. Jadi jalannya bola ke atas, ke depan dan akhirnya ke bawah menuju ke keranjang. Gambar 2: Teknik menembak dengan satu tangan, Machfud Irsyada 2000:32 c. Tembakan lay-up Tembakan lay-up adalah tembakan yang dilakukan dengan gerakan dekat sekali dengan keranjang basket, sehingga seolah-olah bola itu diletakkan ke dalam keranjang basket yang didahului dengan gerakan dua langkah. i Gerakan melangkah dapat dilakukan dari menerima operan atau gerakan menggiring bola. Melangkahkan kaki dua kali, mengoper atau menembak bola merupakan unsur yang sangat penting dalam gerakan lay-up . Gambar 3 : Gerakan langkah lay-up Nuril Ahmadi 2007:2 Gambar 3 : Gerakan 2 langkah sebelum lay up Nuril Ahmadi 2007:20 Gambar 4 : Gerakan langkah lay-up Nuril Ahmadi 2007:20 Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan teknik tembakan lay-up , yaitu : a. Maat menerima bola, badan harus dalam keadaan melayang b. Saat melangkah, langkah pertama harus lebar atau jauh guna mendapatkan jarak maju sejauh mingkin, langkah kedua pendek untuk memperoleh awalan tolakan agar dapat melompat setinggi-tingginya. c. Saat melepaskan bola, bola harus dilepas dengan kekuatan kecil. Kesalahan –kesalahan umum dalam melakukan lay-up : a. Langkah pertama terlalu tinggi b. Melepaskan bola dengan kekuatan besar i c. Pada saat meleyang kaki lemas bergantung tetapi aktif digerakkan

B. Kerangka berfikir