Desa Manikliyu Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli.

31 pengentasan kemiskinan tersebut sebagai upaya yang mandiri di luar gerak pemerintahan. Berikut ini dapat dikemukakan data tentang hal itu. 4.2. Desa Pakraman dan pengentasan kemiskinan 4.2.1. Deskripsi singkat dari data lapangan Berikut ini dapat dilihat bagaimana peran dari desa pakraman yang dijadikan sample dalam penelitian ini berkenaan dengan persepsi dan upaya yang telah dilakukan dalam pengentasan kemiskinan di wilayahnya.

A. Desa Manikliyu Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli.

1. Gambaran keanggotaan di Desa Pakraman Manikliyu yaitu terdiri dari : 456 KK yaitu pengarep 141 KK sisanya adalah pengempi. Sebagian besar diantaranya menguasai tanah PKD dan Ayahan Desa dimana terkait dengan kewajiban yang diemban ke desa adat. Kewajiban itu berupa ayahan dan tentu hasil yang diperoleh atas penguasaan tanah desa tersebut dapat digunakan untuk papeson utamanya untuk pembangunan fisik pura yang diempon krama setempat. 2. Pembangunan fisik Pura yang pernah dilakukan yaitu saat secara swadaya melakukan pembangunan Pura Dalem . Dimana krama sendiri dikenakan papeson Rp. 500.000 rupiah yang mekarang dan ngerob sebesar 300.000. Selama ini untuk papeson itu tak menjadi kendala yang membebani krama karena relatif menyesuaikan kemampuan .Kebetulan pula atas penguasaan yang terbilang luas atas tanah desa hingga 1-2 hektar berupa kebun jeruk cukup menghasilkan manakala panen sehingga atas penguasaan dan hasil yang diperoleh diprioritas untuk papeson tersebut. 32 Terhadap adanya papeson itu krama tidak ada yang berkeberatan dengan kesadaran penuh melakukannya. 3. Keadaan perekonomian krama memang banyak ditopang hasil kebun jeruk.Apabila dari standar kehidupan dengan hasil kebun mereka telah mampu melaksanakan kewajiban-kewajiban ke desa adat. Hanya 1 KK miskin yang ada tercatat di desa tersebut tahun 2015 ini, sebelumnya di tahun 2013 memang ada 3 KK, penurunan terjadi karena pencanangan dari pemprop Bali melalui Program Bali Mandaranya dan terbantu 2 KK itu untuk dapat program bedah rumah. 4. Program tersebut bisa didapat karena bendesa selaku pengurus adat berkoordinasi dengan desa dinas melalui perbekel Manikliyu yang melaporkan keadaan itu. Respon pemerintah untuk merealisasikan program bedah rumah akhirnya bisa terwujud. Meskipun pemerintah secara dinas turun tangan, tetapi desa pakraman saat itu ikut serta dalam membantu program tersebut, mengingat untuk kepentingan warganya agar mempunyai rumah layak huni sebagai salah satu kriteria bebas dari kategori miskin. Krama adat saat itu turut membantu menyumbang kayu dan bantuan tenaga pembangunan rumah. Jadi tidak lagi keluar ongkos tukang, sehingga hasil rumah yang dibangun bisa dimaksimalkan sesuai persyaratan tumah sehat dan layak huni. Sementara untuk 1KK yang masih masuk kategori miskin memang sulit direalisasikan mengingat yangn bersangkutan tanpa sanak saudara dan menderita gangguan mental. Tetapi bendesa selalu mengupayakan bagaimana 33 agar krama tersebut tetap memperoleh rumah melalui program bedah rumah tersebut. 5. Tradisi kemasyarakatan dalam pesuka-dukan dilakukan secara sederhana. Dimana bila ada warga meninggal, dikubur dengan upacara sederhana selanjutnya dalam tiap 2 tahun dilakukan ngaben massal. Ngaben pun bukan dengan upakara besar kerana memang ada larangan untuk prosesi membakar mayat di wilayah mereka dengan kepercayaan yang telah diwariskan secara turun temurun berkaitan dengan posisi wilayah setempat sebagai penyungsung Sad Kahyangan Pura Ulun Danu Batur. 6. Dalam hal upakara dewa yadnya untuk pelaksanaan piodalan semua yang mekrama baik pengarep dan pengempi dikenakan kewajiban atas uang senilai Rp. 15.000 rupiah dan 1 kg beras. Selebihnya upakara dibuat bersama menjelang pelaksanaan upacara piodalan. Dari ketentuan papeson untuk upacara agama memang tak menjadi beban bagi krama, ini memang dilakukan secara koordinasi melalui paruman mangku dan prajuru agat upakara yang dibuat tidak membebani krama adat penyungsung pura. 7. Meskipun selama ini untuk biaya upakara dan sosial kemasyarakatan dalam pesuka dukan mereka memilih yang tingkat sederhana, tetapi masih ada tantangan yang dihadapi masyarakat setempat yang ingin segera diwujudkan yaitu untuk menggerakkan perekonomian masyarakat melalui pemberdayaan LPD. Selama ini di desa setempat untuk LPD mereka belum berkembang sehingga baru dapat menjalankan simpan pinjam dalam jumlah terbatas. Harapannya ke depan Desa Manikliyu dapat mengembangkan usaha di LPD 34 mereka lebih baik lagi guna semakin membantu kehidupan masyarakat setempat yang mayoritas petani jeruk. Dalam perkembangannya tampak bahwa tidak semua warga memiliki lahan pertanian seperti itu, sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya banyak yang memiliki profesi lain selain petani, seperti misalnya: ada yang berprofesi tukang bangunan, buruh serabutan dan sebagainya, sehingga jika LPD telah berkembang maka akan banyak membantu warga setempat dalam permodalannya. 8. Program Bali Mandara yang dirancang salah satunya melalui Simantri tampak tidak efektif dikembangkan di desa tersebut mengingat pendapatan ternak dengan sistem berkelompok tidak dirasakan secara signifikant menjadi sumber penghidupan keluarga sehingga kelompok ternak menjadi tidak maksimal. Mereka lebih memilih menjadi buruh karena penghasilannya dinilai lebih besar dan waktunya relatif lebih cepat dalam menopang perekonomian keluarga. Dari Situs Resmi Pemkab Bangli dapat diketahui pula bahwa ada satu program khusus di Kabupaten Bangli yang dikenal dengan Program Gerakan Pembangunan Desa Sistem Gotong Royong Gerbangdesigot, yang dicanangkan sejak awal kepemimpinan Bupati Bangli I Made Gianyar. Program ini secara umum bertujuan langsung untuk peningkatan kesejahteraan dan melalui peningkatan perhatian semua komponen masyarakat termasuk dunia usaha dalam pengentasan kemiskinan. Contoh nyatanya melalui bedah rumah yang selain direalisasikan dari program Bali Mandara Pemprop Bali juga dihimpun dari Coorporate Social Responsibility PD Pasar Kab. Bangli. 35 Di tahun 2013 Program ini merealisasikan dana bantuan di Desa Mangguh Kecamatan Kintamani, sedangkan di Desa Manikliyu karena ditahun yang sama telah 2 KK nya disasar bedah rumah program Bali Mandara, maka Gerbangdesigot saat itu dilakukan dalam bentuk pemantauan dan pembinaan kehidupan petani jeruk agar menghasilkan secara maksimal. Hingga Juli 2015 ini program Pemkab Bangli ini telah menyasar beberapa wilayah desa- desa yang memerlukan pembinaan dan bantuan.

B. Desa Pakraman Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng.