8
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada Café Roemah Kopi Dolok Tebing Tinggi?
2. Apakah lokasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada Café Roemah Kopi Dolok Tebing Tinggi?
3. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada Café Roemah Kopi Dolok Tebing Tinggi?
4. Apakah produk, lokasi, dan kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada Café Roemah Kopi Dolok
Tebing Tinggi?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh produk, lokasi dan kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian pada Café
Roemah Kopi Dolok Tebing Tinggi.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan didapat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Café Roemah Kopi Dolok Tebing Tinggi, dari penelitian ini
diharapkan dapat memberi masukan dan informasi tambahan bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan kebijakan baru
perusahaan tentang strategi pemasaran yang berorientasi terhadap
keputusan.
Universitas Sumatera Utara
9 2. Bagi penulis, dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
dalam bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun aplikasi.
3. Bagi lingkungan akademis, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
bahan referensi dalam pengembangan pengetahuan.
Universitas Sumatera Utara
10
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN, KERANGKA KONSEPTUAL
DAN HIPOTESIS
2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Perilaku Konsumen
2.1.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen
Menurut Tjiptono 2005:39, perilaku konsumen adalah studi mengenai individu, kelompok atau organisasi dan proses-proses yang dilakukan dalam
memilih, menentukan,
mendapatkan, menggunakan,
dan menghentikan
pemakaian produk, jasa, pengalaman, atau ide untuk memuaskan kebutuhan, serta dampak proses-proses terhadap konsumen dan masyarakat.
Menurut Kotler dan Keller 2008:166, perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli,
menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.
Menurut Kotler dan Keller 2008:166, perilaku konsumen dipengaruhi oleh 4 empat faktor, yaitu:
1. Faktor budaya, yang terdiri dari : a. Budaya, merupakan penentu keinginan, persepsi, dan perilaku yang
paling mendasar yang dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan insituisi penting lainnya.
b. Sub-budaya, masing-masing budaya memiliki sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan lebih banyak ciri-ciri sosialisasi khusus bagi
anggotanya.
Universitas Sumatera Utara
11 c. Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan
permanen, yang tersusun secara hierarkis dan anggotanya menganut nilai-nilai, minat perilaku yang sama.
2. Faktor sosial a. Kelompok referensi adalah semua kelompokseseorang yang
mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang.
b. Kelompok anggota adalah kelompok yang mempunyai pengaruh langsung.
c. Kelompok primer adalah dengan siapa seseorang berinterkasi secara terus menerus dan tidak resmi, seperti keluarga, teman, tetangga, dan
rekan kerja. Sedangkan, kelompok sekunder adalah masyarakat berinteraksi secara resmi dan kurang berkelanjutan, seperti agama,
professional, dan kelompok persatuan perdagangan. d. Kelompok aspirasional adalah kelompok yang ingin diikuti.
e. Kelompok disosiatif adalah kelompok yang nilai dan perilakunya ditolak oleh orang.
3. Faktor pribadi, yang terdiri dari: a. Usia dan tahap siklus hidup
Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli sepanjang hidup mereka. Pembelian juga dibentuk oleh tahap siklus hidup keluarga,
tahap-tahap yang dilalui keluarga ketika mereka menjadi matang dengan berjalannya waktu.
Universitas Sumatera Utara
12 b. Pekerjaan dan lingkungan ekonomi
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang mereka beli. Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang
mempunyai minat di atas rata-rata pada produk dan jasa mereka. Perusahaan bahkan dapat mengkhususkan diri membuat produk yang
diperlukan oleh kelompok tertentu. Sedangkan, situasi ekonomi seseorang juga mempengaruhi pilihan produk. Pemasar barang-barang
yang sensitif terhadap pendapatan mengamati gejala pendapatan pribadi, tabungan, dan suku bunga.
c. Kepribadian dan konsep diri Kepribadiaan adalah karakteristik psikologi unik seseorang yang
menyebabkan respons yang relatif konsisten yang bertahan lama terhadap lingkungan orang itu sendiri. Kepribadian biasanya
digambarkan dalam karakteristik perilaku seperti kepercayaan diri, dominasi, suka bersosialisasi, otonomi, cara mempertahankan diri,
kemampuan beradaptasi, dan sifat agresif. d. Gaya hidup
Gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang diekspresikan dalam kegaiatan, minat, dan pendapatnya. Orang-orang yang datang dari
subbudaya, kelas social, dan pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda.
Universitas Sumatera Utara
13
4. Faktor psikologis dipengaruhi 4 empat faktor psikologis utama, yaitu:
a. Motivasi dorongan adalah kebutuhan dengan tekanan kuat yang mendorong seseorang untuk mencari kepuasan atas kebutuhan
tersebut. Seseorang senantiasa mempunyai banyak kebutuhan. Salah satunya kebutuhan biologis, timbul dari dorongan tertentu seperti rasa
lapar, haus, dan ketidaknyamanan. Kebutuhan psikologis timbul dari
kebutuhan akan pengakuan, penghargaan atau rasa memiliki.
b. Persepsi adalah proses dimana orang memilih, mengatur, dan menginterprestasikan informasi untuk membentuk gambaran dunia
yang berarti.
c. Pembelajaran adalah perubahan dalam seseorang yang timbul dari pengalaman. Pembelajaran terjadi melalui interaksi dorongan,
rangsangan, pertanda, respons, dan penguatan. d. Keyakinan dan sikap
Keyakinan adalah pikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu. Sedangkan, sikap adalah evaluasi, perasaan, dan tendensi yang
relatif dan konsisten dari seseorang terhadap sebuah objek atau ide. 2.1.1.2 Keputusan Pembelian
Pemahaman mengenai keputusan pembelian konsumen meliputi bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan
dan tidak menggunakan barang atau jasa. Memahami konsumen tidaklah mudah karena setiap konsumen memutuskan pembelian tertentu yang berbeda-beda dan
sangat bervariasi. Secara umum, banyak hal yang mempengaruhi keputusan
Universitas Sumatera Utara
14 pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Tingkat keterlibatan konsumen dalam
pembelian sangat dipengaruhi oleh kepentingan personal yang ditimbulkan serta dirasakan oleh stimulus. Berbagai upaya dilakukan perusahaan agar bisa memiliki
daya tarik yang kuat tertancap di pikiran konsumen dan pada akhirnya dapat meraih pangsa pasar yang luas sehingga mampu bersaing dengan kompetitor lain.
Menurut Kotler dan Keller 2008:184, keputusan pembelian adalah sebuah pendekatan penyelesaian masalah untuk membeli suatu barang atau jasa
dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya yang terdiri dari pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan
perilaku pascapembelian. Dalam mempelajari keputusan pembelian konsumen, seorang pemasar
harus melihat hal-hal yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian dan membuat
suatu ketetapan
bagaimana konsumen
membuat keputusan
pembeliannya. Menurut Kotler dan Keller 2008:192, mengemukakan proses pembelian tersebut melalui 5 lima tahapan. Tahapan pembelian konsumen
tersebut, yaitu:
Gambar 2.1 Tahap Proses Keputusan Pembelian
Sumber : Kotler dan Keller, 2008:192
Pengenalan Masalah
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Pembelian
Perilaku Pasca Pembelian
Universitas Sumatera Utara
15 1. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi
sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal dari kebutuhan normal seseorang atau
rangsangan eksternal seseorang. Munculnya kebutuhan seringkali terjadi secara spontan atau pada saat kebutuhan di sadari. Pengembangan media
suasana di mal atau puat perbelanjaan sering menimbulkan pembelian spontan, tanpa perencanaan sebelumnya. Orang yang sebelumnya tidak
menyadari kebutuhan dan tidak berencana membeli, menjadi tiba-tiba membeli.
2. Pencarian Informasi Informasi adalah hal utama yang akan digunakan konsumen dalam
mengambil keputusan membeli atau tidak membeli suatu produk. Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari
informasi yang lebih banyak. Salah satu faktor kunci bagi pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang dipertimbangkan oleh konsumen
dan pengaruh relatif dari masing-masing sumber terhadap keputusan pembelian.
3. Evaluasi Alternatif Evaluasi alternatif merupakan tahap proses keputusan pembelian dimana
konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam sekelompok pilihan. Dalam tahap evaluasi, para konsumen
Universitas Sumatera Utara
16 membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam pilihan.
Konsumen tersebut juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai.
4. Keputusan Pembelian Dalam tahap ini setelah konsumen mengevaluasi berbagai alternatif, maka
konsumen dapat memutuskan apakah produk akan dibeli atau tidak jadi dibeli. Pembelian sendiri secara fisik bisa dilakukan oleh konsumen,
namun bisa juga oleh orang lain. Terdapat perbedaan antara konsumen dan pembeli. Misalnya pembelian sabun mandi keluarga, bisa jadi yang
membeli pembantu, sedangkan yang mengkonsumsi keluarga. Dalam hal ini, konsumen dapat mengkonsumsi produk yang dibelinya, dan mulai bisa
merasakan manfaat yang diterima, dan mulai bisa membandingkan dengan harapan yang sebelumnya dimiliki. Pada saat ini konsumen akan
merasakan kepuasan atau ketidakpuasan. 5. Perilaku pascapembelian
Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasaan atau ketidakpuasan tertentu. Konsumen tersebut akan terlibat dalam tindakan-
tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pemasar. Pekerjaan pemasar tidak akan berakhir pada saat suatu
produk dibeli, tetapi akan terus berlangsung hingga periode sesudah pembelian. Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari seberapa dekat
harapan pembeli atas produk tersebut dengan daya guna yang dirasakan dari produk tersebut. Jika daya guna produk-produk tersebut dibawah
Universitas Sumatera Utara
17 harapan pelanggan, pelanggan tersebut akan merasa dikecewakan. Tetapi
jika memenuhi harapan, pelanggan tersebut akan merasa puas, dan jika melebihi harapan, maka pelanggan tersebut akan merasa sangat puas.
2.1.2 Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran memainkan peranan yang penting dalam upaya mewujudkan keinginan konsumen yang ditujukan untuk melayani serta memenuhi
kebutuhan konsumen. Menurut Kotler dan Armstrong 2008:15, bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang dapat digunakan oleh
perusahaan untuk mengejar tujuan pemasaran. Meliputi: produk, harga, lokasi, dan promosi. Adapun pengertiannya, yaitu:
1. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat
memuaskan keinginan atau kebutuhan. 2. Harga adalah jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-
manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa. 3. Lokasi adalah mencerminkan komitmen jangka panjang perusahaan dalam
hal keuangan. 4. Promosi adalah komunikasi dari para pemasar yang menginformasikan,
membujuk dan mengingatkan calon pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh suatu respons.
Universitas Sumatera Utara
18
2.1.2.1 Produk 2.1.2.1.1 Pengertian Produk
Menurut Simamora 2011:3, produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Sedangkan, Kotler dan Armstrong 2008:346, produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan atau
dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Ketika konsumen membeli sebuah produk maka konsumen memiliki
harapan bagaimana produk tersebut berfungsi, karena sangat berhubungan dengan kesehatan manusia dan merupakan kebutuhan pokok. Maka kualitas produk
sangat mempengaruhi pembeli dalam mengambil keputusan pembelian. Menurut Sofjan Assauri 2004:202, produk yang dibeli konsumen dapat
dibedakan atas 3 tiga tingkatan, yaitu: 1. Produk inti, merupakan inti atau dasar yang sesungguhnya dari produk
yang ingin diperoleh oleh seorang pembeli atau konsumen dari produk tersebut.
2. Produk formal, merupakan bentuk, kualitas, dan kemasan yang menyertai produk tersebut.
3. Produk tambahan, merupakan tambahan produk formal dengan berbagai jasa yang menyertainya.
Universitas Sumatera Utara
19
2.1.2.1.2 Klasifikasi Produk
Menurut Tjiptono 2005:98, klasifikasi produk bisa dilakukan atas berbagai macam sudut pandang, yaitu:
1. Berdasarkan berwujud atau tidak berwujud, produk dapat diklasifikasikan 2 dua kelompok, yaitu:
a. Barang Merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga dapat dilihat, diraba
atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan dan perlakuan fisik lainnya. Ditinjau dari aspek daya tahannya, terdapat dua macam
barang, yaitu barang tidak tahan lama dan barang tahan lama. b. Jasa
Merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Contohnya bengkel reparasi, salon kecantikan, kursus, hotel
dan lain sebagainya. 2. Berdasarkan siapa konsumennya dan untuk apa produk dikonsumsi,
produk dibedakan menjadi 2 dua, yaitu: a. Produk konsumen
Produk yang dibeli konsumen akhir untuk konsumsi pribadi. Pemasar biasanya mengklasifikasikan barang-barang ini menurut cara membeli
konsumen. Produk konsumen meliputi produk sehari-hari, produk belanja, produk spesial, serta produk yang tidak dicari.
Universitas Sumatera Utara
20 b. Produk industri
Produk yang dibeli untuk pemrosesan lebih lanjut atau penggunaan yang terkait dengan bisnis. Ada 3 tiga kelompok produk dan jasa
industri yang meliputi: bahan dan suku cadang, barang modal, serta perlengkapan dan jasa.
2.1.2.2 Lokasi 2.1.2.2.1 Pengertian Lokasi
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan suatu usaha adalah lokasi. Lokasi adalah kunci untuk menarik pelanggan. Memilih lokasi berdagang
merupakan keputusan penting untuk bisnis yang harus membujuk pelanggan untuk datang ke tempat bisnis dalam pemenuhan kebutuhannya. Lokasi yang
dipilih pun terletak dikeramaian atau mudah dijangkau oleh calon konsumen. Menurut Yunarto 2006:39, lokasi adalah salah satu kegiatan awal yang
harus dilakukan sebelum perusahaan mulai beroperasi, penentuan lokasi yang tepat akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam melayani konsumen.
Keputusan lokasi menyangkut kemudahan akses yang cepat dan dapat menarik sejumlah besar konsumen. Keputusan ini meliputi keputusan lokasi fisik
misalnya keputusan mengenai lokasi dimana sebuah hotel atau restoran didirikan.
Menurut Kotler dan Armstrong 2008:15, keputusan pemilihan lokasi atau tempat mencerminkan komitmen jangka panjang perusahaan dalam hal
keuangan. Pemilihan lokasi usaha yang tepat akan menentukan keberhasilan usaha tersebut di masa yang akan datang. Pemilihan lokasi mempunyai fungsi yang
strategis karena dapat ikut menentukan tercapainya tujuan badan usaha.
Universitas Sumatera Utara
21 Lokasi yang strategis membuat konsumen lebih mudah dalam menjangkau dan
juga keamanan yang terjamin.
2.1.2.2.2 Faktor-faktor Dalam Memilih Lokasi
Faktor-faktor dalam pemilihan lokasi perlu dipertimbangkan oleh pelaku usaha dalam menentukan lokasi usahanya, karena lokasi usaha tersebut dapat
dijadikan sebagai salah satu strategi bisnis. Memilih lokasi usaha yang dekat dengan target pasar merupakan salah satu strategi bisnis selain itu juga
memudahkan konsumen dalam mengkonsumsi jasa yang diberikan. Selain kedekatan dengan target pasarnya ketersediaan infrastruktur yang memadai juga
perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi usaha. Menurut Simamora 2011:274, menjelaskan bahwa dalam memilih lokasi
ada 5 lima faktor-faktor yang perlu diperhatikan, yaitu: 1. Tingginya populasi pasar sasaran
Ini ditandai oleh banyaknya orang yang lewat pada suatu tempat atau yang bermukim serta berkantor di suatu lokasi.
2. Akses pada lokasi Kemudahan mencapai dan keluar dari lokasi sangat menentukan jumlah
pengunjung. Akses tidak tergantung pada jarak. Pembeli tidak suka bersusah-susah mencapai lokasi kecuali kalau tidak ada alternatif lain.
3. Titik-titik stress Secara psikologis terdapat titik-titik stres pada setiap lokasi. Lokasi-lokasi
menjelang lampu lalu lintas biasanya mempunyai titik stres yang lebih tinggi dibanding setelahnya. Orang lebih santai setelah melalui lampu lalu
Universitas Sumatera Utara
22 lintas atau daerah macet, sehingga di tempat seperti itulah lokasi eceran
menjadi lebih baik. 4. Peruntukan suatu area atau jalur
Pembeli umumnya lebih menyukai tempat yang pilihan tokonya banyak di satu tempat. Itulah sebabnya, banyak pengecer yang membuka beberapa
outlet dengan nama berbeda sekaligus di satu lokasi untuk memberikan kenyamanan memilih bagi pembeli.
5. Kondisi sosial dan lingkungan daerah sekitar Pengecer harus memperhatikan kondisi sosial dan budaya daerah sekitar
lokasi tokonya. Jangan sampai mengganggu dan merusak situasi yang telah kondusif selama ini.
2.1.2.3 Kualitas Pelayanan 2.1.2.3.1 Pengertian Kualitas Pelayanan
Pasar merupakan suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan dengan memberikan kualitas pelayanan yang sebaik mungkin terhadap apa yang
diperlukan pelanggan. Dengan adanya kualitas pelayanan yang baik, maka pelanggan akan memperoleh barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya.
Pelayanan yang sangat baik sangat penting dalam usaha sehingga pelanggan akan menyukai pelayanan yang diberikan dan pada akhirnya pelanggan akan kembali
lagi.
Universitas Sumatera Utara
23 Menurut Tjiptono 2005:29, kualitas pelayanan adalah fungsi harapan
pelanggan pada pra pembelian, pada proses penyediaan kualitas yang diterima dan pada kualitas output yang diterima. Sehingga definisi kualitas pelayanan dapat
diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen.
Menurut Ratminto dan Winarsih 2005:2, kualitas pelayanan setiap kegiatan atau manfaat yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lain yang pada
dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Sedangkan, menurut Lupiyoadi 2006:144, kualitas pelayanan adalah
keseluruhan ciri dan karakteristik dari suatu produk atau jasa dalam hal kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan yang telah ditentukan.
2.1.2.3.2 Dimensi Kualitas Pelayanan
Menurut Lupiyoadi 2006:148, ada 5 lima dimensi kualitas pelayanan yaitu:
1. Bukti fisik, yaitu Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari
pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Bukti fisik meliputi fasilitas fisik gedung, gudang, dan lain-lain sebagainya, perlengkapan dan
peralatan yang dipergunakan teknologi, serta penampilan pegawainya. 2. Ketanggapan, yaitu suatu kemauan untuk membantu dan memberikan
pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan. Kecepatan pelayanan yang diberikan merupakan sikap tanggap dari pegawai dalam memberikan
pelayanan yang dibutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
24 3. Kehandalan, yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan
sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu. Kepuasan
pelanggan akan menurun jika pelayanan yang diberikan tidak sesuai yang dijanjikan.
4. Jaminan, yaitu mencakup pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada
perusahaan meliputi bebas bahaya, resiko, dan keraguan. 5. Empati, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual
atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan pelanggan. Dimana suatu perusahaan diharapkan
memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian
yang nyaman bagi pelanggan.
2.2 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Peneliti
Judul Penelitian Variabel
Hasil Penelitian
1. Aulya
2013 Analisis Pengaruh
Produk, Harga, Dan Kualitas
Layanan Terhadap
Keputusan Pembelian Studi
Pada Coffee Shop Stove Syndicate
Di Semarang Keputusan
Pembelian varibel
terikat Produk, Harga,
Kualitas Layanan
variabel bebas
hasil penelitian membuktikan bahwa
masing-masing variabel yaitu produk, harga,
dan kualitas pelayanan sama-sama memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
keputusan pembelian Coffee Shop Stove
Syndicate Di Semarang
Universitas Sumatera Utara
25 Lanjutan,
No Peneliti
Judul Penelitian Variabel
Hasil Penelitian
2. Triastuti
2012 Analisis Pengaruh
Kualitas Pelayanan,
Kualitas Produk Dan Promosi
Penjualan Terhadap Minat
Beli Ulang Studi Pada Konsumen
Buket Koffee And Jazz
Semarang Minat Beli
Ulang varibel
terikat Kualitas
Pelayanan, Kualitas
Produk, Promosi
variabel bebas
Hasil menunjukkan bahwa variabel Kualitas Pelayanan,
Kualitas Produk Dan Promosi sama-sama
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Terhadap Minat Beli Ulang Studi Pada Konsumen
Buket Koffee And Jazz Semarang, dimana kualitas
produk memliki pengaruh tertinggi terhadap Minat
Beli Ulang dibandingkan kualitas pelayanan dan
promosi.
3. Wulandari
2013 Analisis Pengaruh
Produk, Kualitas Pelayanan Dan
Lokasi Terhadap Kepuasan
Konsumen Studi Kasus Pada
Konsumen Kopikita
Semarang Kepuasan
Konsumen varibel
terikat Produk,
Kualitas Pelayanan,
Lokasi variabel
bebas hasil penelitian
membuktikan bahwa variabel yaitu produk,
kualitas pelayanan, dan lokasi sama-sama memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
kepuasan konsumen Kopikita di Semarang,
dimana variabel produk memiliki pengaruh tertinggi
terhadap kepuasan konsumen bila
dibandingkan dengan variabel kualitas pelayanan
dan lokasi.
4. Albertus
2012 Pengaruh Harga,
Produk, Dan Kualitas
Pelayanan Terhadap
Kepuasan Pelanggan Studi
Pada Waroeng Spesial Sambal
Cabang Lampersari
Semarang Kepuasan
Pelanggan varibel
terikat Harga,
Produk, Kualitas
Pelayanan variabel
bebas Hasil penelitian
menunjukkan bahwa harga, produk, dan kualitas
pelayanan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan pelanggan Waroeng Spesial
Sambal Cabang Lampersari Semarang
Universitas Sumatera Utara
26 Lanjutan,
No Peneliti
Judul Penelitian Variabel
Hasil Penelitian
5. Gerardo
2014 Pengaruh Kualitas
Produk, Harga, Dan
Kualitas Pelayanan
Terhadap Kepuasan
Pelanggan Café Dan Resto
Cabana Manado Kepuasan
Pelanggan varibel
terikat Kualitas
Produk, Harga,
Kualitas Pelayanan
variabel bebas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kualitas produk, harga, dan kualitas pelayanan
berpengaruh positif dan terhadap kepuasan
pelanggan Café Dan Resto Cabana Manado. Harga
berpengaruh namun tidak signifikan terhadap
kepuasan pelanggan. Kualitas produk dan kualitas
pelayanan berpengaruh dan signifikan terhadap
kepuasan pelanggan.
Sumber: Aulya 2013, Triastuti 2012, Wulandari 2013, Albertus 2012, Gerardo 2014
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam
suatu masalah tertentu. Menurut Kotler dan Keller 2008:184, keputusan pembelian adalah
sebuah pendekatan penyelesaian masalah untuk membeli suatu barang atau jasa dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya yang terdiri dari pengenalan
masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pascapembelian.
Menurut Simamora 2011:3, produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Ketika
konsumen membeli sebuah produk maka konsumen memiliki harapan bagaimana produk tersebut berfungsi, karena sangat berhubungan dengan kesehatan manusia
Universitas Sumatera Utara
27 dan merupakan kebutuhan pokok. Hal ini sangat mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen. Menurut Yunarto 2006:39, lokasi adalah salah satu kegiatan awal yang
harus dilakukan sebelum perusahaan mulai beroperasi, penentuan lokasi yang tepat akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam melayani konsumen.
Keputusan lokasi menyangkut kemudahan akses yang cepat dan dapat menarik sejumlah besar konsumen. Lokasi mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen. Menurut Tjiptono 2005:85, kualitas pelayanan adalah upaya pemenuhan
kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Kualitas pelayanan mempengaruhi pelanggan
kembali datang atau tidak. Kualitas pelayanan memberikan suatu dorongan kepada konsumen untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan
karena ini mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Kualitas pelayanan juga menjadi salah satu kunci utama keberhasilan dalam mempertahankan
pelanggan yang sudah ada. Berdasarkan tinjauan landasan teori, maka dapat disusun kerangka
konseptual dalam penelitian ini, seperti yang tersaji pada gambar 2.2 dibawah ini:
Universitas Sumatera Utara
28
Sumber: Kotler dan Keller 2008:184, Simamora 2011:3, Yunarto 2006:39, dan Tjiptono 2005:29
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang disimpulkan oleh peneliti, yang selanjutnya masih akan diuji kebenarannya. Hipotesis penelitian
menunjukkan secara jelas arah pengujiannya, dengan kata lain hipotesis membimbing peneliti dalam melaksanakan penelitian di lapangan baik sebagai
objek penelitian maupun pengumpulan data. Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya, maka
hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: H1 : Terdapat pengaruh produk terhadap keputusan pembelian pada café roemah
kopi dolok tebing tinggi H2 : Terdapat pengaruh lokasi terhadap keputusan pembelian pada café roemah
kopi dolok tebing tinggi Keputusan
Pembelian Y Produk X
1
Lokasi X
2
Kualitas Pelayanan X
3
Universitas Sumatera Utara
29 H3 : Terdapat pengaruh kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian pada
café roemah kopi dolok tebing tinggi H4 : Terdapat pengaruh produk, lokasi, dan kualitas pelayanan terhadap
keputusan pembelian pada Café Roemah Kopi Dolok Tebing Tinggi
Universitas Sumatera Utara
30
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian