PENDAPAT GURU TATA BOGA SMK NEGERI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TERHADAP KOMPETENSI YANG HARUS DIKUASAI MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BOGA UNTUK MENGAJAR MATA DIKLAT PRODUKTIF TINGKAT LANJUT.

(1)

PENDAPAT GURU TATA BOGA SMK NEGERI

DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TERHADAP KOMPETENSI YANG HARUS DIKUASAI MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK BOGA UNTUK MENGAJAR MATA DIKLAT PRODUKTIF TINGKAT LANJUT

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Teknik

Disusun oleh : DIAN PRATIWI

035724001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2007


(2)

ii

Teknik Boga untuk Mengajar Mata Diklat Produktif Tingkat Lanjut” telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan.

Yogyakarta, 2 April 2007 Dosen Pembimbing

Purwati Tjahjaningsih, M.Pd. NIP. 130 682 774


(3)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Pendapat Guru Tata Boga SMK Negeri di DIY terhadap Kompetensi yang Harus Dikuasai Mahasiswa Pendidikan Teknik Boga untuk Mengajar Mata

Diklat Produktif Tingkat Lanjut Disusun oleh: DIAN PRATIWI

035724001

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Tugas Akhir Skripsi Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana pada tanggal 12 April 2007

dan dinyatakan memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik.

DEWAN PENGUJI

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal

Purwati Tjahjaningsih,M.Pd. Kokom Komariah, M.Pd.

Badraningsih Lastariwati, M.Kes.

Ketua Penguji Sekretaris Penguji Penguji

... ... ...

... ... ...

Yogyakarta, 12 April 2007 Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Prof. Dr. H Sugiyono NIP 130693811


(4)

iv

NIM : 035724001

Jurusan / Prodi : PTBB / Pendidikan Teknik Boga Fakultas : Teknik

Judul Skripsi : Pendapat Guru Tata Boga SMK Negeri di DIY terhadap Kompetensi yang Harus Dikuasai Mahasiswa Pendidikan Teknik Boga untuk Mengajar Mata Diklat Produktif Tingkat Lanjut Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya dan tidak berisi materi yang dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau digunakan sebagai persyaratan penyelesaian di Perguruan Tinggi lain kecuali ada bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan.

Apabila ternyata terbukti pernyataan ini tidak benar sepenuhnya akan menjadi tanggung jawab saya.

Yogyakarta, 2 April 2007 Penyusun


(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan beberapa derajat (QS. Al Mujadalah : 11)

Jika seseorang mati, maka putuslah amalnya, kecuali tiga macam amalan yaitu : (1) sedekah yang terus menerus berjalan, (2) ilmu yang diajarkan dan bermanfaat, (3) anak sholeh yang senantiasa mendoakan Ibu

Bapaknya (HR. Muslim)

SUKSES mudah diucap, enak didengar, indah dihati tetapi untuk meraih sukses anak manusia harus berani berkorban menentang cakaran-cakaran alam, berjalan di atas kerikil-kerikil tajam kehidupan, dengan tekad berupa : kerja keras, keuletan, ketabahan, kesungguhan, dan diiringi DOA

(Anonym)

PERSEMBAHAN

Dengan Mengucap Rasa Syukur Kepada Allah SWT Karya Sederhana ini kan kupersembahkan untuk :

Kedua orang tuaku tercinta, dengan kasih sayang, motivasi, nasehat serta doa yang tak pernah henti untukku akhirnya aku dapat memenuhi harapanmu memperoleh gelar Sarjana. Hanya terima kasih yang dapat kuucapkan padamu, Engkaulah panutan dalam hidupku.Keluarga Besar tercinta, terima kasih atas doa dan dukungan yang telah kalian berikan.Teman sekaligus sahabat S1 Boga ’03 : Andin, Uyunk, Cha2, Dita, Via, Zuly, Amin, Rika, Mei, Vi3, Lala, Handra, Go2n, Inung, Ruly, Phiet, Ria, Tara, Vina, Asna, Ti2k, Zulis, Desti, Echa, QQ, Illa, Ani, dan Mba-mba PKS Boga ’05 (Mba Chymel, Mba J-Ken, Mba Lia, Mba Sulis, Mba Vb3, Mba Asiah) yang senantiasa memberi semangat dan membantuku, kebersamaan kita akan kujadikan kenangan terindah di sepanjang hidupku. Teman, perjuangan kita masih panjang, Chayo!!!Almamaterku tercinta, PTBB FT UNY


(6)

vi ABSTRAK

Oleh : Dian Pratiwi

035724001

Tujuan dari penelitian ini antara lain : (1) mengetahui pendapat guru terhadap kompetensi pedagogik yang harus dikuasai mahasiswa pendidikan teknik boga untuk mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut; (2) mengetahui pendapat guru terhadap kompetensi kepribadian yang harus dikuasai mahasiswa pendidikan teknik boga untuk mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut; (3) mengetahui pendapat guru terhadap kompetensi profesional yang harus dikuasai mahasiswa pendidikan teknik boga untuk mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut; (4) mengetahui pendapat guru terhadap kompetensi sosial yang harus dikuasai mahasiswa pendidikan teknik boga untuk mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei di SMK Negeri Kelompok Pariwisata yang ada di DIY. Populasi penelitian ini adalah semua guru tata boga SMK yang ada di DIY yang mengajar mata produktif tingkat lanjut yang berjumlah 17 responden. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode angket. Validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan expert judgment, sedangkan reliabilitas instrumen penelitian ini menggunakan rumus K-R20. Teknik analisis dan penafsiran data dilakukan dengan menggunakan teknik deskriptif kuantitatif, dengan menghitung rerata, dan merangking untuk setiap indikator.

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa : 1) kompetensi pedagogik meliputi pengetahuan tentang kurikulum dan silabus, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, penggunaan media dan sumber belajar dengan persentase 92,03% kriteria sangat dibutuhkan, 2) kompetensi kepribadian meliputi sikap dan penampilan dengan persentase 89,25% dengan kriteria sangat dibutuhkan, 3) kompetensi profesional meliputi keorganisasian, wawasan dalam bidang kejuruan, kemampuan dalam merencanakan dan menerapkan makanan untuk buffet, merencanakan dan mengontrol jasa boga berdasarkan menu, dan mengorganisasi operasi makanan dalam jumlah besar dengan persentase 92,36% kriteria sangat dibutuhkan, dan 4) kompetensi sosial meliputi komunikasi dan kerjasama serta menghargai orang lain dengan persentase 89,63% kriteria sangat dibutuhkan.

Kata kunci : pendapat, guru tata boga SMK, kompetensi, mahasiswa pendidikan teknik boga, mata diklat produktif tingkat lanjut.


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat hidayah, dan taufik pada penyusun sehingga laporan skripsi yang berjudul

“Pendapat Guru Tata Boga SMK Negeri di DIY terhadap Kompetensi yang harus Dikuasai Mahasiswa Pendidikan Teknik Boga untuk mengajar Mata Diklat Produktif Tingkat Lanjut” dapat terselesaikan. Penyusunan laporan skripsi ini

dalam rangka memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Teknik.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah bekerjasama dan mempunyai andil dalam proses penyelesaian laporan ini. Hanya ucapan terima kasih dan doa yang tulus yang dapat penyusun sampaikan khususnya kepada :

1. Prof. Sugeng Mardiyono, Ph.D, Rektor Universitas Negeri Yogyakarta. 2. Prof. Dr. H. Sugiyono, Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri

Yogyakarta.

3. Kokom Komariah, M.Pd., Ketua Jurusan PTBB FT UNY.

4. Purwati Tjahjaningsih, M.Pd., Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dalam penulisan laporan skripsi ini. 5. Marwanti, M.Pd., Penasehat Akademik yang telah memberikan motivasi dan

nasehat.

6. Badraningsih Lastariwati, M.Kes, Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran yang sangat bermanfaat untuk memperbaiki laporan ini.


(8)

viii

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan pengetahuan serta kemampuan yang dimiliki. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penyusun harapkan. Semoga laporan skripsi ini dapat bermanfaat.

Yogyakarta, April 2007 Penyusun


(9)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN...v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Identifikasi Masalah ...6

C. Pembatasan Masalah ...7

D. Rumusan Masalah ...8

E. Tujuan Penelitian ...8

F. Manfaat Penelitian ...9

BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori...10

1. Pendapat Guru ...10

2. Kompetensi ...11

3. Mata Diklat BCMC ...18

B. Penelitian yang Relevan ...22

C. Kerangka Berpikir ...23

D. Petanyaan Penelitian ...25

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian...26

1. Tempat dan Waktu Penelitian ...26

2. Jenis Penelitian...26

B. Variabel Penelitian ...27

C. Definisi Operasional ...27

D. Populasi dan Sampel Penelitian ...29

E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ...29

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ...34


(10)

x

B. Pembahasan ...62

1. Pendapat Guru Tata Boga SMK Terhadap Kompetensi Pedagogik ...62

2. Pendapat Guru Tata Boga SMK Terhadap Kompetensi Kepribadian...67

3. Pendapat Guru Tata Boga SMK Terhadap Kompetensi Profesional ...68

4. Pendapat Guru Tata Boga SMK Terhadap Kompetensi Sosial...72

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ...74

B. Keterbatasan Penelitian ...75

C. Saran...75

DAFTAR PUSTAKA ...77


(11)

xi

DAFTAR TABEL Tabel 1

Tabel 2

Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7

Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13

Tabel 14

Populasi dan Sampel Penelitian Guru Tata Boga SMK Negeri di DIY...29

Kisi-kisi Instrumen Pendapat Guru Tata Boga SMK Negeri di DIY terhadap Kompetensi yang Harus Dikuasai Mahasiswa Pendidikan Teknik Boga untuk Mengajar Mata Diklat Produktif Tingkat Lanjut... 31

Rentang Jawaban ... 32

Jenis Kelamin Responden ... 39

Tingkat Pendidikan Responden ... 39

Pengalaman Mengajar Responden ... 39

Pendapat Guru Tata Boga SMK terhadap Pengetahuan tentang Kurikulum dan Silabus untuk Mencapai Kompetensi Pedagogik ... 41

Pendapat Guru Tata Boga SMK terhadap Perencanaan Pembelajaran untuk Mencapai Kompetensi Pedagogik ... 42

Pendapat Guru Tata Boga SMK terhadap Pelaksanaan Pembelajaran untuk Mencapai Kompetensi Pedagogik ... 43

Pendapat Guru Tata Boga SMK terhadap Evaluasi Pembelajaran untuk Mencapai Kompetensi Pedagogik ... 44

Pendapat Guru Tata Boga SMK terhadap Penggunaan Media Pembelajaran untuk Mencapai Kompetensi Pedagogik ... 45

Pendapat Guru Tata Boga SMK terhadap Penggunaan Sumber Belajar untuk Mencapai Kompetensi Pedagogik ... 46

Pendapat Guru Tata Boga SMK terhadap Kompetensi Pedagogik yang Harus Dikuasai Mahasiswa Pendidikan Teknik Boga berdasarkan Rangking ... 47 Pendapat Guru Tata Boga SMK terhadap Kompetensi Kepribadian

dalam Aspek Sikap yang Harus Dikuasai Mahasiswa Pendidikan Teknik Boga untuk Mengajar Mata Diklat Produktif


(12)

xii Tabel 16

Tabel 17

Tabel 18

Tabel 19

Tabel 20

Tabel 21

Tabel 22

Produktif Tingkat Lanjut ... 51 Pendapat Guru Tata Boga SMK terhadap Kompetensi Kepribadian

yang Harus Dikuasai Mahasiswa Pendidikan Teknik Boga

berdasarkan Rangking ... 51 Pendapat Guru Tata Boga SMK terhadap Kompetensi Profesional

dalam Aspek Keorganisasian yang Harus Dikuasai Mahasiswa Pendidikan Teknik Boga untuk mengajar Mata Diklat

Produktif Tingkat Lanjut ... 52 Pendapat Guru Tata Boga SMK terhadap Kompetensi Profesional

dalam Aspek Wawasan Dalam Bidang Kejuruan yang Harus Dikuasai Mahasiswa Pendidikan Teknik Boga untuk mengajar

Mata Diklat Produktif Tingkat Lanjut ... 53 Pendapat Guru Tata Boga SMK terhadap Kompetensi Profesional

yang Harus Dikuasai Mahasiswa Pendidikan Teknik Boga untuk mengajar Kompetensi Merencanakan dan Menerapkan Makanan

untuk Buffet ... 54 Pendapat Guru Tata Boga SMK terhadap Kompetensi Profesional yang

Harus Dikuasai Mahasiswa Pendidikan Teknik Boga untuk mengajar Kompetensi Merencanakan dan Mengontrol Jasa Boga

Berdasarkan Menu ... 55 Pendapat Guru Tata Boga SMK terhadap Kompetensi Profesional

yang Harus Dikuasai Mahasiswa Pendidikan Teknik Boga untuk mengajar Kompetensi Mengorganisasi Operasi Makanan

dalam Jumlah Besar... 56 Pendapat Guru Tata Boga SMK terhadap Kompetensi Profesional

yang Harus Dikuasai Mahasiswa Pendidikan Teknik Boga


(13)

xiii Tabel 23

Tabel 24

Tabel 25

Tabel 26

Pendapat Guru Tata Boga SMK terhadap Kompetensi Sosial dalam Aspek Komunikasi dan Kerjasama yang Harus Dikuasai Mahasiswa Pendidikan Teknik Boga untuk mengajar Mata Diklat

Produktif Tingkat Lanjut ... 58 Pendapat Guru Tata Boga SMK terhadap Kompetensi Sosial

dalam Aspek Menghargai Orang Lain yang Harus Dikuasai Mahasiswa Pendidikan Teknik Boga untuk mengajar

Mata Diklat Produktif Tingkat Lanjut ... 59 Pendapat Guru Tata Boga SMK terhadap Kompetensi Sosial yang Harus

Dikuasai Mahasiswa Pendidikan Teknik Boga

berdasarkan Rangking ... 59 Rangkuman Hasil Penelitian Pendapat Guru Tata Boga SMK terhadap

Kompetensi Sosial yang Harus Dikuasai Mahasiswa Pendidikan Teknik Boga untuk Mengajar


(14)

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1

Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5

Lampiran 6

Instrumen Angket Penelitian

Analisis Data (Validitas dan Reliabilitas) Surat ijin pra survey dari fakultas

Surat ijin penelitian dari fakultas

Surat ijin penelitian dari Bappeda Propinsi, Bappeda Kabupaten Sleman, Bappeda Kotamadya Yogyakarta, Bappeda Kabupaten Bantul


(16)

1 A. Latar Belakang Masalah

Dalam memasuki era globalisasi, era industrialisasi, era tinggal landas dan era informasi yang penuh dengan tantangan yang semakin ketat dan semakin tajam. Ada berbagai faktor yang harus dipersiapkan dalam memasuki era tersebut, salah satu faktor tersebut adalah faktor pendidikan.

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang harus dipersiapkan, karena dengan pendidikan dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, membina dan mendorong seseorang untuk berpikir secara logis, meningkatkan keterampilan dan mengembangkan sikap serta kepribadian, dan hal ini juga sesuai dengan Undang-undang RI Nomer 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) Pasal 1 ayat 2

yaitu “Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila

dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap

terhadap tuntutan perubahan jaman.”

Berdasarkan peringkat pembangunan manusia tahun 2003 Indonesia berada pada urutan 112 dari 175 negara, hal ini membuktikan bahwa tingkat pendidikan di Indonesia masih dalam kategori rendah. Seiring dengan rendahnya tingkat kualitas pendidikan, maka hal ini juga selalu dikaitkan


(17)

2

dengan rendahnya kualitas / mutu guru, hal ini merupakan tantangan yang amat besar harus diselesaikan oleh bangsa Indonesia.

Melihat fenomena tersebut di atas, maka salah satu cara untuk dapat memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia adalah dengan meningkatkan kualitas guru sebagai tenaga pendidikan di sekolah, karena dalam sistem pendidikan, guru merupakan komponen yang utama dan mempunyai tanggung jawab yang besar dengan tugas yang diembannya.

Guru tidak hanya sebagai pengajar yang bertugas menyampaikan ilmu pengetahuan / materi saja, tetapi juga berperan sebagai pemimpin yang mendidik dalam arti bertanggung jawab untuk mengantarkan anak didiknya pada suatu taraf kedewasaan dan kematangan tertentu menuju yang dicita-citakan. Hal ini juga sesuai dengan Undang-undang RI No.14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, dalam Pasal 1 ayat (1) yaitu “Guru adalah pendidik

profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Guru haruslah juga menjadi seorang yang profesional yakni harus menguasai substansi kajian yang mendalam, dapat melaksanakan pembelajaran yang mendidik, berkepribadian, memiliki komitmen dan perhatian terhadap perkembangan peserta didik.

Masalah pendidikan guru banyak diperbincangkan baik di kalangan pendidikan maupun di luar pendidikan. Berbagai pandangan tentang masalah tersebut yang diantaranya menyoroti kualifikasi profesionalitas para calon


(18)

guru, banyak dikemukakan oleh para pakar pendidikan. Munculnya berbagai pandangan tersebut yang diakibatkan oleh lemahnya pembekalan nilai profesionalisme kependidikan, mahasiswa calon guru hanya mengenal ilmu kependidikan dari segi teori dan kurang mendalami dari sisi penjiwaan. Pada akhirnya lulusan pendidikan guru tidak piawai menjabarkan kurikulum, lemah dalam mengenal dan menyiasati obyek studi, serta sulit berinteraksi dengan siswa dalam pembelajaran. Intinya lulusan pendidikan guru kurang siap dan tanggap menghadapi situasi persekolahan yang kurang dinamis. (Kompas, 26 Oktober 2004, hal.10).

Berdasarkan pandangan tersebut, perlu adanya suatu lembaga pendidikan guru yang berfungsi mempersiapkan tenaga-tenaga guru yang terdidik dan terlatih dengan baik, sehingga memudahkan pembentukan guru yang berkualifikasi profesional. Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) sebagai lembaga penghasil guru mempunyai peranan yang sangat menentukan dan merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam menciptakan guru yang profesional, khususnya calon guru pendidikan kejuruan. Oleh karena itu LPTK yang akan menghasilkan lulusan menjadi guru pada SMK dituntut memiliki kemampuan atau kompetensi sebagai guru di SMK. Di dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan dan UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi sosial.


(19)

4

Universitas Negeri Yogyakarta sebagai LPTK yang menghasilkan lulusan tenaga kependidikan juga harus memiliki kemampuan atau kompetensi-kompetensi tersebut bagi para lulusan maupun mahasiswa yang mengambil program kependidikan, khusunya mahasiswa yang mengambil program studi pendidikan teknik boga. Mahasiswa pendidikan teknik boga nantinya akan melaksanakan program pengalaman lapangan (PPL) untuk mengajar di sekolah kejuruan. Sekolah kejuruan di DIY yang biasa digunakan sebagai tempat PPL mahasiswa pendidikan teknik boga antara lain SMK N 4 Kota Yogyakarta, SMK N 6 Kota Yogyakarta, SMK Negeri 2 Godean, Sleman, SMK Negeri I Sewon Bantul. Dalam melaksanakan PPL tersebut mahasiswa harus sudah menguasai kompetensi keguruan yang sesuai dengan UUGD (Undang-undang Guru dan Dosen) yang terdiri dari kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi sosial. Karena keempat kompetensi tersebut merupakan satu kesatuan dan merupakan kompetensi utama yang dibutuhkan oleh guru pada saat mengajar.

Mahasiswa Pendidikan Teknik Boga sebagai guru di SMK maka akan mengajar mata diklat bidang produktif (kejuruan). Mata diklat produktif merupakan mata diklat yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kerja, yang diambil dari standar kompetensi kerja nasional Indonesia (SKKNI) atau kompetensi yang disepakati oleh forum dunia usaha/industri atau asosiasi profesi. Mata diklat produktif diajarkan secara spesifik sesuai kebutuhan tiap program keahlian (khususnya program keahlian boga). Mata diklat produktif dibagi menjadi dua bagian yakni mata diklat


(20)

produktif tingkat dasar dan mata Diklat produktif tingkat lanjut. Mata diklat produktif tingkat dasar menamamkan sikap, pengetahuan serta keterampilan yang sifatnya dasar, mata Diklat produktif tingkat dasar ini diberikan di kelas satu ataupun kelas dua. Sedangkan mata diklat produktif tingkat lanjut ini merupakan kelanjutan dari mata Diklat produktif tingkat dasar, mata diklat produktif tingkat lanjut diberikan di kelas tiga.

Salah satu mata diklat produktif tingkat lanjut yang diajarkan di kelas tiga yaitu BCMC (Basic Commersial Method Cooking). BCMC merupakan mata diklat tentang teknik-teknik pengolahan maupun penyajian makanan dalam suatu usaha jasa boga sehingga dapat menghasilkan keuntungan (bersifat komersial). Yang termasuk BCMC tingkat lanjut antara lain BCMC 12 merencanakan dan menerapkan makanan untuk buffet, BCMC 15 merencanakan dan mengontrol jasa boga berdasarkan menu dan BCMC 16 mengorganisir operasi makanan dalam jumlah besar. BCMC 12, 15, 16 diajarkan dikelas tiga. Oleh karena itu mahasiswa pendidikan teknik boga ketika PPL (sebagai guru BCMC 12, 15,16) harus sudah menguasai kompetensi pedagogik (tentang proses belajar mengajar), kompetensi kepribadian (sikap dan penampilan ketika mengajar), kompetensi profesional (penguasaan materi yang diajarkan), dan kompetensi sosial (kemampuan dalam berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain). Dengan harapan apabila mahasiswa pendidikan teknik boga telah menguasai keempat kompetensi keguruan tersebut maka akan dapat mengajar secara profesional.


(21)

6

Berdasarkan pemaparan di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang kompetensi keguruan yang meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional serta sosial terhadap mahasiswa pendidikan teknik boga yang dibutuhkan di SMK sebagai guru yang mengajar mata Diklat produktif tingkat lanjut khususnya mata diklat BCMC 12, 15 dan 16.

B. Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini, identifikasi permasalahan-permasalahan yang ada antara lain:

1. Bagaimana pendapat guru tata boga SMK terhadap kompetensi yang harus dikuasai mahasiswa pendidikan teknik boga untuk dapat mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut?

2. Kompetensi apa sajakah yang telah dikuasai oleh mahasiswa pendidikan teknik boga?

3. Kompetensi apa sajakah yang harus dikuasai oleh mahasiswa pendidikan teknik boga untuk dapat mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut? 4. Bagaimana kompetensi pedagogik yang harus dikuasai mahasiswa

pendidikan teknik boga untuk mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut?

5. Bagaimana kompetensi kepribadian yang harus dikuasai mahasiswa pendidikan teknik boga untuk mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut?


(22)

6. Bagaimana kompetensi profesional yang harus dikuasai mahasiswa pendidikan teknik boga untuk mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut?

7. Bagaimana kompetensi sosial yang harus dikuasai mahasiswa pendidikan teknik boga untuk mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut?

8. Bagaimanakah sikap yang harus dimiliki mahasiswa pendidikan teknik boga sebagai guru produktif tingkat lanjut?

9. Seberapa besar tingkat pengetahuan yang telah dikuasai mahasiswa pendidikan teknik boga?

10. Seberapa besar tingkat keterampilan yang telah dikuasai mahasiswa pendidikan teknik boga?

11. Adakah persyaratan khusus yang harus dimiliki oleh guru tata boga untuk dapat mengajar mata diklat produktif lanjut?

C. Pembatasan Masalah

Dengan melihat banyaknya permasalahan yang ada serta keterbatasan pengetahuan peneliti maka penelitian ini dibatasi pada bagaimana pendapat guru tata boga SMK Negeri yang ada di DIY terhadap kompetensi yang harus dikuasai oleh mahasiswa pendidikan teknik boga untuk mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut. Kompetensi tersebut dibatasi pada kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional serta sosial.


(23)

8

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain:

1. Bagaimana pendapat guru tata boga SMK terhadap kompetensi pedagogik yang harus dikuasai mahasiswa pendidikan teknik boga untuk mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut?

2. Bagaimana pendapat guru tata boga SMK terhadap kompetensi kepribadian yang harus dikuasai mahasiswa pendidikan teknik boga untuk mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut?

3. Bagaimana pendapat guru tata boga SMK terhadap kompetensi profesional yang harus dikuasai mahasiswa pendidikan teknik boga untuk mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut?

4. Bagaimana pendapat guru tata boga SMK terhadap kompetensi sosial yang harus dikuasai mahasiswa pendidikan teknik boga untuk mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut?

E. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pendapat guru tata boga terhadap kompetensi pedagogik yang harus dikuasai mahasiswa teknik boga untuk dapat mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut.

2. Mengetahui pendapat guru tata boga terhadap kompetensi kepribadian yang harus dikuasai mahasiswa teknik boga untuk dapat mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut.


(24)

3. Mengetahui pendapat guru tata boga terhadap kompetensi profesional yang harus dikuasai mahasiswa teknik boga untuk dapat mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut.

4. Mengetahui pendapat guru tata boga terhadap kompetensi sosial yang harus dikuasai mahasiswa teknik boga untuk dapat mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut.

F. Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi dan pengetahuan tentang kompetensi yang harus dikuasai mahasiswa pendidikan teknik boga untuk dapat menjadi guru SMK.

2. Sarana untuk mempersiapkan diri sebagai calon guru SMK yang profesional.

3. Sebagai referensi bagi pengelola LPTK pada bidang teknologi dan kejuruan dalam pengembangan kompetensi lulusan khususnya mahasiswa pendidikan teknik boga.


(25)

10 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori

1. Pendapat Guru

Menurut kamus besar bahasa Indonesia pendapat mempunyai arti yaitu: (a) pikiran ataupun tanggapan, (b) buah pikiran atau perkiraan tentang sesuatu hal seperti orang atau peristiwa, (c) orang-orang yang mula-mula mendapatkan sesuatu yang tadinya belum ada atau belum diketahui dan (d) kesimpulan sesudah mempertimbangkan, menyelidiki, mengalami atau sebagainya. (Poerwodarminto, 1990: 562).

Sedangkan menurut Alo Liliweri (1997) pendapat didefinisikan sebagai gambaran mengenai pengalaman seseorang terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan maupun persepsi tentang obyek tersebut.

Abu Ahmad (1991 : 74) dalam Supriyanto (2004) memberi arti pendapat sebagai suatu hasil pekerjaan pikiran meletakkan hubungan antar anggapan yang satu dengan yang lain yang dinyatakan dalam satu kalimat. Sedangkan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa: pendapat adalah pikiran atau tanggapan yang berasal dari pengalaman seseorang (guru) tentang


(26)

sesuatu hal yang dinyatakan dalam kalimat. Dalam hal ini yang dijadikan obyek pendapat adalah kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai mahasiswa S1 teknik boga untuk mengajar mata Diklat produktif tingkat lanjut (BCMC 12, 15 dan 16). Guru tata boga SMK Negeri yang ada di DIY tentunya mempunyai pendapat yang berbeda-beda tentang kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai mahasiswa S1 teknik boga. 2. Kompetensi

Keputusan Mendiknas RI No. 0045/U/2002, kompetensi didefinisikan sebagai seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab, yang dimiliki seseorang sebagai syarat kemampuan untuk mengerjakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.

Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. (Endang Mulyasa, 2002: 37). Sedangkan menurut Hari Suderajat (2004: 40) kompetensi didefinisikan sebagai pemikiran pengetahuan (konsep dasar Keilmuan), nilai dan sikap serta keterampilan yang dibutuhkan dalam penyelesaian suatu pekerjaan di lapangan.

Dalam Undang-undang Guru dan Dosen disebutkan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang berwujud


(27)

12

tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas. (Tim UPPL UNY 2007 : 5)

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa kompetensi adalah perpaduan dari pengetahuan, nilai, sikap serta keterampilan yang dimiliki seseorang sebagai syarat kemampuan untuk mengajarkan sesuatu pekerjaan. Dalam hal ini kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya. Sesuai dengan UU RI No. 14 tahun 2005 pasal 10 kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai sebagai guru ada 4, dengan penjabarannya sebagai berikut:

a. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

(Penjelasan UU RI No. 14 tahun 2005 pasal 10 ayat 1).

Pemahaman terhadap peserta didik memiliki indikator diantaranya memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip pengembangan kognitif, memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian. Perencanaan pembelajaran meliputi pemahaman landasan kependidikan (mampu menguaasai, menganalisis serta mengimplementasikan kurikulum dan menyusun silabus), menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan


(28)

strategi pembelajaran, kompetensi yang ingin dicapai dan materi yang akan diajarkan, serta menyusun rancangan pembelajaran teori maupun praktek dengan tepat.

Melaksanakan pembelajaran memiliki indikator antara lain menata latar (setting) pembelajaran, melaksanakan pembelajaran yang kondusif dengan memanfaatkan sumber belajar dan lingkungan yang tepat dalam proses pembelajaran. Merancang dan melaksaakan evaluasi pembelajaran memiliki indikator antara lain merancang dan melaksanakan evaluasi, menganalisis hasil evaluasi, dan memanfaatkan hasil evaluasi untuk perbaikan kualitas program pembelajaran. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi diantaranya memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik maupun non akademik.

b. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia (Penjelasan UU RI No. 14 tahun 2005 pasal 10 ayat 1).

Menurut Paul Suparno (2003: 47) yang dikutip Muksin (2006: 31). Kompetensi personal merupakan salah satu kemampuan yang dimiliki seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain. Mulai dari bentuk interaksi sederhana sampai yang kompleks. Kompetensi personal juga


(29)

14

berkaitan dengan kematangan kepribadian guru yang bersangkutan. Kompetensi personal mencakup kepribadian yang utuh, berbudi luhur, jujur, dewasa, beriman, bermoral, disiplin, tanggung jawab, peka, objektif, luwes, berwawasan luas, dapat berkomunikasi dengan orang lain, kemampuan mengembangkan profesi seperti berpikir kreatif, kritis, reflektif, mau belajar sepanjang hayat.

Sedangkan menurut Samani (2002: 10) yang juga dikutip oleh Muksin (2006: 32). Kompetensi kepribadian / personal mencakup mengenal diri dan berpikir rasional. Mengenal diri pada dasarnya merupakan penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa, anggota masyarakat dan warga negara serta menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya, sekaligus menjadikannya sebagai modal dalam meningkatkan dirinya sebagai individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya, berpikir rasional mencakup kecakapan menggali dan menemukan informasi, mengolah informasi dan mengambil keputusan, serta memecahkan masalah secara kreatif.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karakteristik kompetensi kepribadian seorang guru SMK antara lain: (1) beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa (2) memiliki etos kerja yang baik meliputi : disiplin, jujur, kreatif, kritis, berfikir secara rasional, objektif, berwawasan luas, tanggung jawab terhadap tugas,


(30)

(3) berkepribadian menarik serta dapat berkomunikasi dengan orang lain.

c. Kompetensi Profesional

Menurut penjelasan UU RI No. 14 tahun 2005, yang dimaksud kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan.

Sedangkan menurut Wardiman (1998: 64) dalam Muksin 2006: 34–36) sikap profesional adalah sesuatu yang tertanam di dalam diri seseorang, yang mempengaruhi perilaku peduli kepada mutu, bekerja cepat, tepat dan efisien, menghargai waktu dan menjaga reputasi. Berdasarkan fungsi dan kewenangan profesional sebagai seorang guru SMK, maka haruslah memiliki kemampuan dan karakteristik sebagai berikut: (1) menganalisis, menguasai dan mengimplementasikan kurikulum dalam bentuk teori dan praktek, (2) menguasai materi bidang studi yang diajarkan, (3) membuat rencana pembelajaran, (4) memilih dan mengembangkan materi dengan memperluas dan memperdalam dasar-dasar kejuruan yang lebih kuat dan mendasar, (5) memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat, (6) berinteraksi/berkomunikasi secara efisien dan efektif, (7) menjalin kerjasama dengan instansi lain yang terkait dengan pembelajaran yang akan diberikan dalam praktikum, (8) mengembangkan media


(31)

16

pembelajaran, (9) memilih dan menggunakan sumber belajar, (10) memanfaatkan sarana dan lingkungan belajar, (11) memiliki penguasaan dan pembentukan dasar-dasar yang kuat serta menyeluruh mengenai tahap pengembangan aplikasi teknis secara benar dan presisi, (12) memiliki penguasaan naturalis dalam bentuk pekerjaan sesungguhnya, (13) mengatur program pembelajaran sesungguhnya, (14) memilih dan menetapkan materi kontekstual dengan kebutuhan lapangan kerja, (15) menerapkan strategi pembelajaran yang lebih menekankan pada kebermaknaan hasil belajar, (16) mengelola kelas; (17) melaksanakan praktek dengan menggabungkan dan menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan lapangan kerja, (18) mengembangkan teknologi mutakhir untuk kebutuhan pelajaran, (19) mengembangkan alat dan melakukan evaluasi hasil belajar secara menyeluruh yang mencakup aspek kognitif, afektif, psikomotorik serta intelektual skill, (20) memahami karakteristik siswa, (21) memberi layanan bimbingan kepada siswa, (22) dapat membagi perhatian terhadap proses dan hasil belajar secara profesional, (23) membaca hasil penelitian dan publikasi lain yang bermanfaat bagi pengembangan diri dan profesinya, (24) melakukan penelitian sederhana (action research), (25) memiliki kemampuan entrepreneur/kewirausahaan, (26) memiliki wawasan global, (27) berkomunikasi/berinteraksi dengan dunia usaha dan industri, dan (28) menindaklanjuti hasil evaluasi.


(32)

d. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. (Penjelasan UU RI No. 14 tahun 2005)

Sedangkan menurut Samana (1994: 56) dalam Muksin (2006: 33– 34) karakteristik kompetensi sosial yang perlu dikuasai dan diamalkan oleh guru antara lain: (1) guru menghayati serta mengamalkan hidup yang luhur (termasuk nilai moral dan iman), (2) guru hendaknya bertindak jujur dan bertanggung jawab, (3) guru mampu berperan sebagai pemimpin, baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah, (4) guru bersikap bersahabat dan mampu berkomunikasi, bekerjasama dengan siapa pun demi tujuan yang baik, (5) guru mampu berperan aktif dalam pelesatarian dan pengembangan budaya masyarakatnya, (6) guru bersedia ikut berperan serta dalam berbagai kegiatan sosial baik dalam lingkup kesejawatan maupun di luar kesejawatan, (7) guru bermental sehat dan stabil, (8) guru mampu bertindak tepat waktu dalam janji serta penyelesaian tugasnya, (10) guru mampu menggunakan waktu luangnya secara bijaksana dan produktif, (12) guru memegang teguh prinsipnya serta nilai luhur yang diyakininya.


(33)

18

3. Mata Diklat BCMC

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan program keahlian tata boga terdapat berbagai mata Diklat (pendidikan dan pelatihan) dalam proses pembelajarannya demi terwujudnya kompetensi. Salah satu mata Diklat yang harus dikuasai adalah mata diklat BCMC (Basic Commercial Method Cooking). Mata diklat BCMC ini ada yang tergolong BCMC tingkat dasar

(BCMC 01–BCMC 10) adapun kompetensinya antara lain :

BCMC 01 dengan kompetensi Menggunakan Metode Dasar Memasak. BCMC 02 dengan kompetensi Menyiapkan Appetizer dan Salad. BCMC 03 dengan kompetensi Menyiapkan Sandwich. BCMC 04 dengan kompetensi Menyiapkan Stock dan Sauce. BCMC 05 dengan kompetensi Menyiapkan Soup. BCMC 06 dengan kompetensi Menyiapkan Hidangan yang Terbuat dari Sayuran, Telur, dan Makanan yang Terbuat Dari Tepung terigu/pasta. BCMC 07 dengan kompetensi Menyiapkan dan Memasak Unggas dan Binatang Buruan. BCMC 08 dengan kompetensi Menyiapkan dan Memasak Seafood. BCMC 09 dengan kompetensi Mengidentifikasi dan menyiapkan Daging. BCMC 10 dengan kompetensi Menyiapkan Dessert yang Disajikan Panas dan Dingin. Mata diklat BCMC 01–BCMC 10 diberikan dikelas 1. Para peserta didik dituntut untuk wajib lulus/kompeten terhadap mata diklat BCMC 01 –10 (tingkat dasar) sebelum mempelajari BCMC tingkat lanjut.


(34)

Adapun yang tergolong BCMC tingkat lanjut, antara lain :

a. BCMC 12 dengan kompetensi Merencanakan dan Menerapkan Makanan Untuk Buffet.

Buffet (perjamuan resmi) merupakan perjamuan yang dihadiri oleh sekelompok orang/banyak orang yang cara penyajiannya dibuat sebaik mungkin agar menarik sehingga mendorong tamu untuk mencoba/ mencicipi hidangan sesuai dengan selera yang diinginkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam buffet, antara lain tema, jumlah tamu, menu, penghidangan (lay out), serta alat pengolahan, alat hidang, dan alat saji. Agar hidangan yang disajikan terlihat baik / bagus, hal yang harus diperhatikan diantaranya adalah pemilihan bahan makanan yang berkualitas, pemilihan teknik olah yang tepat, penataan hidangan, penataan ruangan, merencanakan dan memprediksikan bahan sesuai dengan kebutuhan.

Kompetensi merencanakan dan menerapkan makanan untuk buffet terdapat empat sub kompetensi yang harus dikuasai oleh guru maupun peserta didik. Sub-sub kompetensi tersebut adalah :

1. Mampu merencanakan lay out buffet, meliputi mengetahui pengertian buffet, mampu merencanakan penyelenggaraan acara buffet, mampu merencanakan lay out ruang buffet, mampu merencanakan peralatan hidang yang digunakan pada acara buffet. 2. Mampu menyiapkan dan mengolah makanan untuk buffet,


(35)

20

memilih bahan makanan yang tepat, mampu mengolah makanan untuk buffet, mampu menata dan menyajikan hidangan untuk buffet, mengetahui standar porsi yang tepat, mampu melakukan penataan dekorasi ruang buffet.

3. Mampu menyiapkan dan mengolah aneka kue untuk buffet, meliputi mengetahui macam-macam kue untuk buffet, mampu menggunakan peralatan pengolahan, mampu menyiapkan bahan makanan yang digunakan, mampu membuat adonan serta mengolah kue dengan baik, serta mampu menata berbagai kue untuk buffet.

4. Mampu menyimpan hidangan buffet, meliputi menyimpan hidangan buffet dalam suhu dan tempat yang tepat, memanfaatkan sisa bahan makanan, menerapkan higiena dalam pelaksanaan pekerjaan.

b. BCMC 15 dengan kompetensi merencanakan dan mengontrol jasa boga berdasarkan menu.

Istilah menu mempunyai banyak arti. Menu dapat berarti daftar makanan yang dihubungkan dengan kartu. Menu juga dapat berarti hidangan makanan yang disajikan dalam suatu acara makan, (makan pagi, makan siang, ataupun makan malam). Perencanaan dan penyusunan menu adalah suatu tugas penting bagi suatu usaha jasa boga. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan menu antara lain; kebutuhan gizi penerima makanan, kebiasaan makan penerima,


(36)

masakan harus bervariasi, biaya yang tersedia, iklim dan musim, peralatan untuk mengolah makanan, kompetensi (bahan, warna, rasa, teknik olah, tekstur).

Kompetensi merencanakan dan mengontrol jasa boga berdasarkan menu terdapat dua sub kompetensi yang harus dikuasai oleh guru maupun peserta didik. Sub-sub kompetensi tersebut antara lain :

1. Mampu merencanakan dan menyiapkan menu untuk catering meliputi mampu menyusun menu untuk catering, mengetahui teknik penyusunan menu catering, mampu menghitung biaya produksi dalam suatu catering.

2. Mampu mengawasi pengelolaan usaha jasa boga meliputi, mengetahui aspek-aspek pengawasan dalam suatu catering, mampu menyusun jadwal operasional catering, mampu meningkatkan kualitas produksi melalui kontrol porsi dan sistem kendali mutu, mampu mengendalikan biaya produksi.

c. BCMC 16 dengan kompetensi mengorganisasi operasi makanan dalam jumlah besar.

Dalam mengorganisasi operasi makanan dalam jumlah besar diperlukan adanya jadwal produksi. Jadwal produksi ialah jadwal yang memuat jadwal produksi yang harus dikerjakan di hari itu. Di dalam jadwal produksi memuat tanggal, menu, jumlah, jumlah tenaga kerja, dan hasil produksi. BCMC 16 terdapat tiga sub kompetensi


(37)

22

yang harus dikuasai oleh guru maupun peserta didik. Sub-sub kompetensi tersebut antara lain :

1. Mampu merencanakan kegiatan dapur dalam jumlah besar meliputi mengetahui pengertian jadwal produksi, mampu menyusun rencana kegiatan dapur dalam jumlah besar, mampu menghitung jumlah produksi makanan, mampu menghitung kebutuhan bahan makanan yang digunakan, mampu menghitung kebutuhan peralatan pengolahan makanan yang digunakan, mampu menentukan tenaga kerja yang dibutuhkan.

2. Mampu mengorganisir produksi makanan dalam jumlah besar meliputi mampu mengorganisasikan produksi makanan, mampu melakukan pengawasan proses produksi makanan sesuai dengan sistem kendali mutu.

3. Mampu memilih sistem pengolahan makanan meliputi mengetahui sistem pengolahan makanan, mengetahui jenis-jenis sistem pengolahan makanan, menghitung macam-macam biaya produksi, dan menghitung keuntungan produksi.

B. Penelitian Yang Relevan

Dalam penelitian yang akan dilakukan sudah terdapat penelitian yang relevan yang dilakukan oleh Muksin (2006) dengan judul penelitian: “Kompetensi Lulusan Pendidikan Guru Teknologi dan Kejuruan yang Dibutuhkan oleh Sekolah Menengah Kejuruan, “ dengan subyek penelitian SMK (Ketenagalistrikan) Balai-balai Pelatihan Pendidikan Kejuruan (BPPK),


(38)

serta diklat-diklat industri ketenagalistrikan yang ada di Jakarta dan sekitarnya. Hasil dari penelitiannya adalah: ada 3 aspek kompetensi yang dibutuhkan yaitu kompetensi personal 90%, (2) kompetensi profesional 88% dan (3) kompetensi sosial 86%.

Penelitian yang dilakukan oleh Marwanti dkk (2006) tentang kesiapan kerja Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga ditinjau sebagai tenaga kependidikan dengan hasil penelitian sebagai berikut: 1) Kompetensi pedagogik diperinci menjadi kompetensi merencanakan pembelajaran pada kategori cukup, kompetensi melaksanakan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran pada kategori baik, 2) kompetensi kepribadian pada kategori amat baik, 3) kompetensi profesional pada kategori baik dan, 4) kompetensi sosial pada kategori amat baik.

C. Kerangka Berpikir


(39)

24

Dalam dunia pendidikan, keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan, salah satunya tergantung kepada guru yang bermutu. Guru yang bermutu adalah guru yang memiliki syarat-syarat kepribadian dan kemampuan teknik keguruan.

SMK sebagai sekolah yang mendidik peserta didik sebagai calon tenaga kerja yang siap pakai, memerlukan guru yang dapat memberikan pembelajaran bidang keahlian atau kejuruan secara profesional kepada peserta didik sesuai dengan kualifikasi dan spesialisasinya untuk membekali anak didik memasuki dunia kerja. Oleh karena itu Guru sebagai Sumber Daya manusia (SDM) di SMK mempunyai peranan yang sangat menentukan dan merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan institusional, karena guru adalah pengelola pembelajaran bagi peserta didik. Selain itu, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dampaknya terhadap dunia kerja menuntut guru-guru dan calon guru SMK untuk terus melakukan pembaharuan dan peningkatan terhadap kompetensi yang telah dimiliki demi terwujudnya guru SMK yang profesional, karena pada dasarnya setiap sekolah memerlukan guru yang memiliki kompetensi-kompetensi mengajar dan mendidik yang inovatif, kreatif, manusiawi, cukup waktu untuk menekuni tugas profesionalnya dapat menjaga kewibawaan di mata peserta didik dan masyarakat, serta mampu meningkatkan mutu pendidikan (Moch, Slamet ,1995:1). Pada prinsipnya profesionalitas guru tidak lepas dari hakekatnya sebagai pendidik, dimana profesionalitas guru tercermin dalam menjalankan tugas dan kewajiban yang menuntut kompetensi tertentu.


(40)

Adapun kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai oleh guru menurut UU RI No. 14 tahun 2005 antara lain: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Kompetensi-kompetensi tersebut tidak hanya dikuasai oleh guru saja tetapi juga mahasiswa yang mengambil program studi kependidikan yang kelak akan dapat bekerja sebagai guru. Dalam penelitian ini lebih dikhususkan pada kompetensi yang harus dikuasai mahasiswa pendidikan teknik boga sebagai calon guru untuk mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut.

D. Pertanyaan Penelitian

Adapun pertanyaan penelitian antara lain:

1. Bagaimana pendapat guru tata boga SMK terhadap kompetensi pedagogik yang harus dikuasai mahasiswa pendidikan teknik boga untuk mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut?

2. Bagaimana pendapat guru tata boga SMK terhadap kompetensi kepribadian yang harus dikuasai mahasiswa pendidikan teknik boga untuk mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut?

3. Bagaimana pendapat guru tata boga SMK terhadap kompetensi profesional yang harus dikuasai mahasiswa pendidikan teknik boga untuk mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut?

4. Bagaimana pendapat guru tata boga SMK terhadap kompetensi sosial yang harus dikuasai mahasiswa pendidikan teknik boga untuk mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut?


(41)

26 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat

Tempat untuk melaksanakan penelitian ini adalah SMK Negeri kelompok pariwisata yang ada di DIY yaitu: SMK N 4 Kota Yogyakarta, SMK N 6 Kota Yogyakarta, SMK N 1 Sewon Bantul, dan SMK N 2 Godean Sleman.

Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari–Maret 2007. 2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang tidak bermaksud menguji hipotesis tetapi hanya menggambarkan seperti apa adanya satu variabel gejala atau keadaan yaitu “Pendapat guru tata boga SMK terhadap kompetensi yang harus dikuasai oleh mahasiswa pendidikan teknik boga untuk mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut.” Metode yang digunakan yaitu survei dengan menggunakan angket sebagai pengumpulan data.


(42)

B. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2003 : 2) variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati sebagai atribut dari obyek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok tersebut. Dalam penelitian ini hanya menggunakan satu variabel yaitu pendapat guru terhadap kompetensi yang harus dikuasai mahasiswa pendidikan teknik boga untuk mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut.

C. Definisi Operasional

Variabel dalam penelitian ini adalah pendapat guru tata boga SMK terhadap kompetensi yang harus dikuasai mahasiswa pendidikan teknik boga untuk mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut. Yang dimaksud pendapat dalam penelitian ini adalah pikiran atau tanggapan yang berasal dari pengalaman guru tentang kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial.

Kompetensi pedagogik sebagai kemampuan mengelola pembelajaran meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar serta pengembangan berbagai potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Kompetensi pedagogik dapat diukur antara lain melalui penguasaan kurikulum dan silabus, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, penggunaan media serta sumber belajar. Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian dari seorang guru yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa berakhlak mulia dan dapat menjadi


(43)

28

teladan bagi peserta didik. Kompetensi kepribadian dapat diukur melalui sikap serta penampilan. Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi kurikulum mata pelajaran/mata diklat di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya. Sedangkan kompetensi profesional dapat diukur melalui keorganisasian, wawasan serta penguasaan terhadap mata diklat BCMC 12, 15, 16. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik tenaga kependidikan, orang tua / wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi sosial dapat diukur/diungkap melalui kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama dengan orang lain serta menghargai orang lain.

Mata diklat produktif tingkat lanjut adalah mata diklat yang merupakan kelanjutan dari mata diklat tingkat dasar yang sudah diberikan di kelas satu maupun kelas dua. Mata diklat tingkat lanjut tersebut antara lain mata diklat BCMC 12 dengan kompetensi merencanakan dan menerapkan makanan untuk buffet, mata diklat BCMC 15 dengan kompetensi merencanakan dan mengontrol jasa boga berdasarkan menu, mata diklat BCMC 16 dengan kompetensi mengorganisasi operasi makanan dalam jumlah besar.

Jadi yang dimaksud dengan pendapat guru adalah tanggapan yang berasal dari guru terhadap kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial yang harus dikuasai mahasiswa pendidikan teknik boga dalam mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut (merencanakan dan menerapkan makanan untuk


(44)

buffet, mengontrol jasa boga berdasarkan menu, mengorganisasi operasi makanan dalam jumlah besar).

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.(Sugiyono 2005 : 55) Dalam penelitian ini populasinya adalah guru-guru tata boga SMK Negeri di DIY yang mengajar BCMC 12, 15, 16, dengan jumlah 17 orang.

Sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah seluruh anggota populasi. Menurut Sugiyono penggunaan sampel sebanyak 100% dari populasi akan mengurangi tingkat kesalahan terutama jika jumlah populasi yang dipergunakan sedikit.

Tabel 1. Populasi dan Sampel Penelitian Guru Tata Boga SMK Negeri di DIY

Nama Sekolah Jumlah Responden

SMK Negeri 4 Kota Yogyakarta 6 orang SMK Negeri 6 Kota Yogyakarta 3 orang SMK Negeri 1 Sewon, Bantul 2 orang SMK Negeri 2 Godean, Sleman 6 orang

Jumlah 17 orang

E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data Instrumen penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah untuk dioleh. Pengumpulan data dengan cara pengukuran secara


(45)

30

langsung kepada responden dengan menggunakan angket. (Suharsimi Arikunto 2002 : 136).

Instrumen disusun dengan menggunakan pengukuran skala likert. Skala likert merupakan skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial (Sugiyono 1999 : 86)

Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk penyusunan butir-butir instrumen yang dapat berupa pernyataan ataupun pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat dibutuhkan (SD) sampai dengan sangat tidak dibutuhkan (STD). Untuk keperluan analisis kuantitatif, jawaban diberikan skor, Jawaban Sangat Dibutuhkan (SD) mendapatkan skor 4, Dibutuhkan (D) skor 3, Tidak Dibutuhkan (TD) skor 2, Sangat Tidak Dibutuhkan (STD) skor 1.

Secara teknik pengujian validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen, atau matrik pengembangan instrumen. Dalam kisi-kisi instrumen terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomer butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator. Dengan kisi-kisi instrumen maka pengujian validitas dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis. Sebelum instrumen digunakan, terlebih dahulu dikonsultasikan dengan para ahli (expert judment) untuk


(46)

mengetahui apakah butir-butir instrumen telah mewakili dari apa yang telah diukur.

Berikut ini merupakan kisi-kisi instrumen penelitian tentang pendapat guru tata boga SMK Negeri di DIY terhadap kompetensi yang harus dikuasai Mahasiswa pendidikan Teknik Boga untuk mengajar suatu diklat produktif tingkat lanjut (BCMC 12, 15, dan 16)

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen

Pendapat Guru Tata Boga SMK di DIY terhadap Kompetensi yang Harus Dikuasai Mahasiswa Pendidikan Teknik Boga untuk Mengajar Mata Diklat

Produktif Tingkat Lanjut

Indikator Sub Indikator No. Butir Jumlah

Butir

Kompetensi Pedagodik

Pengetahuan tentang Kurikulum dan Silabus

1, 2, 3, 4

4

Merencanakan Pembelajaran 5, 6, 7 3

Pelaksanaan Pembelajaran 8, 9, 18, 19, 20, 21, 22,

23, 24, 25 10

Mengevaluasi Pembelajaran 10, 27, 28, 29, 30, 31, 32 7 Penggunaan Media

Pembelajaran

13, 14, 15, 17, 26

5

Penggunaan Sumber Belajar 11, 12, 16 3

Kompetensi Kepribadian

Sikap / perilaku 33, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56

21

Penampilan 42, 43, 44 3

Kompetensi Profesional

Keorganisasian 57, 60, 62 3

Wawasan dalam bidang kejuruan

58, 59, 61, 63, 64, 65, 66

7 Kemampuan dalam

merencanakan dan menerapkan makanan untuk buffet

67, 68, 69, 70

4 Kemampuan dalam

merencanakan dan mengontrol jasa boga berdasarkan menu

71, 72

2 Kemampuan dalam

mengorganisasi operasi makanan dalam jumlah besar

73, 74, 75


(47)

32

Kompetensi Sosial

Komunikasi dan kerjasama 76, 77, 78, 79, 84, 85 6 Menghargai orang lain 80, 81, 82, 83, 86 5

Jumlah 86

Setelah ditabulasi data dianalisa dengan menghitung batas atas dan batas bawah sehingga diperoleh rentang jawaban berikut ini:

k

nr

nt

i

Keterangan i nt nr k = = = = interval nilai tertinggi nilai terendah

rentang jawaban / kategori

Penelitian pendapat guru tata boga SMK terhadap kompetensi Mahasiswa pendidikan teknik boga menggunakan interval sebagai berikut:

nt = 4 nr = 1

k = 4

jadi i k nr nt  3 1 4  1 

Tabel 3. Rentang Jawaban

No. Skor Keterangan

1 2 3

3,26–4,00 2,51–3,25 1,76–2,50

SD (Sangat Dibutuhkan) D (Dibutuhkan) TD (Tidak Dibutuhkan)


(48)

4 1,00–1,75 STD (Sangat Tidak Dibutuhkan) Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode angket atau kuisioner. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya. (Sugiyono 1998 : 135)

Menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 45), berdasarkan cara menjawabnya kuisioner dibagi menjadi dua yaitu kuisioner tertutup dan kuisioner terbuka. Penelitian ini menggunakan kuisioner tertutup dan juga kuisioner terbuka. Kuisioner tertutup karena jawaban yang akan digunakan oleh responden telah tersedia sehingga responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan. Kuisioner terbuka karena selain responden memilih jawaban yang telah disediakan, responden juga dapat memberikan tambahan pendapat yang lain yang belum ada pada point pernyataan. Sedangkan berdasarkan jawaban yang diberikan penelitian ini menggunakan kuisioner tidak langsung artinya responden memberikan jawaban tentang orang lain. Keuntungan penggunaan kuisioner antara lain:

a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti

b. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden

c. Dapat dibuat anonim, sehingga responden tidak sungkan-sungkan untuk menjawabnya.

d. Dapat dibuat terstandar sehingga semua responden dapat diberikan pertanyaan yang benar-benar sama (Suharsimi Arikunto 1998 ; 47)


(49)

34

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Validitas

Validitas merupakan suatu pengukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Hasil penelitian yang valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti (Sugiyono, 1999 : 109)

Pada penelitian pendapat guru tata boga SMK Negeri terhadap kompetensi yang harus dikuasai Mahasiswa pendidikan teknik boga untuk mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut (BCMC 12, 15, dan 16). Validitas yang digunakan merupakan teknik validitas internal. Teknik validitas internal dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian-bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan. Instrumen dikatakan memiliki validitas internal apabila setengah bagian dari instrumen mendukung misi instrumen secara keseluruhan yaitu mengungkap data dari variabel yang dimaksud. Validitas instrumen dilakukan dengan cara meminta pertimbangan para ahli (expert judgment). Expert Judgment dilakukan dengan cara meminta pertimbangan dari para ahli untuk diperiksa dan dievaluasi secara sistematik sehingga diperoleh butir-butir instrumen yang tepat untuk menjawab semua data yang dukur.


(50)

Setelah data diperoleh dan ditabulasi, maka pengujian validitas instrumen dilakukan dengan bantuan program statistik edisi Sutrisno Hadi dan Pamardiningsih. Butir instrumen dikatakan valid apabila harga koefisien korelasi (rxy) lebih besar atau sama dengan harga korelasi (r) pada tabel dengan taraf signifikansi a = 5% dengan r tabel = 0,361 (Sugiyono, 1991 : 288). Untuk mengetahui validitas instrumen maka digunakan rumus korelasi product moment, sebagai berikut:



 

2 2

                Rxy Keterangan: Rxy X Y   = = = = =

Nilai Korelasi Product Moment Skor pada butir

Skor total variabel Rerata skor butir Rerata skor total

Setelah data diperoleh dan ditabulasi, kemudian dianalisis sehingga menunjukkan validitas. Kompetensi Pedagogik menunjukkan koefisiensi alfa senilai 0,781, kompetensi kepribadian menunjukkan koefisiensi alfa senilai 0,790, kompetensi profesional menunjukkan koefisiensi alfa senilai 0,775, kompetensi sosial menunjukkan koefiensi alfa senilai 0,905. dari keseluruhan aspek menjukkan bahwa item soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah sahih atau valid.


(51)

36

Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan bahwa instrumen yang dipergunakan sebagai alat pengumpul data cukup terpercaya dan baik. Dengan alat ukur yang telah terpercaya dan baik maka data dari penelitian akan menunjukkan hasil yang terpercaya. Untuk mengetahui reliabilitas instrumen penelitian ini menggunakan rumus K-R20, sebagai berikut:

               Vt pq Vt k k rii 1 Keterangan: rii K Vt P q = = = = = Reliabilitas instrumen Banyaknya butir pertanyaan Varians total

Proporsi responden yang menjawab Proporsi responden yang mendapat skor 0

Setelah dilakukan uji validitas sehingga didapatkan butir-butir yang sahih, selanjutnya instrumen tersebut diuji keandalannya. Instrumen penelitian ini, menunjukkan tingkat keandalan tinggi, kompetensi pedagogik sebesar 0,978, kompetensi kepribadian sebesar 0,974, kompetensi profesional sebesar 0,960, dan kompetensi sosial sebesar 0,978. Dari keseluruhan kompetensi menunjukkan bahwa butir soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah andal.


(52)

G. Teknik Analisis dan Penafsiran Data

Penelitian tentang pendapat guru tata boga SMK Negeri di DIY terhadap kompetensi yang harus dikuasai mahasiswa pendidikan teknik boga untuk mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut merupakan penelitian deskriptif. Teknik analisis menggunakan teknik statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2003), statistik deskriptif merupakan statistik yang berfungsi untuk memberikan gambaran tentang obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan kesimpulan yang berlaku yaitu dengan menghitung rerata, rerata skor minimum, rerata skor maksimum, untuk setiap sub indikator. Cara penentuan rangking tiap sub indikator adalah dengan melihat skor dan persentase. Apabila mempunyai skor dan persentase yang sama maka akan mempunyai rangking yang sama.


(53)

38 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Penelitian yang berjudul pendapat guru tata boga SMK Negeri di DIY terhadap kompetensi yang harus dikuasai mahasiswa pendidikan Teknik Boga untuk mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut (BCMC 12, 15 dan 16) memberikan hasil berupa data mengenai kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang mahasiswa sebagai guru produktif tingkat lanjut. Penelitian dilakukan di SMK Negeri (Kelompok Pariwisata) yang ada di DIY dengan tujuh belas responden. Adapun hasil penelitian sebagai berikut:

1. Gambaran Sekolah (SMK Kelompok Pariwisata)

Lokasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang dijadikan tempat penelitian terbagi dalam tiga wilayah yaitu (1) Kota Yogyakarta yakni di SMK Negeri 4 dan SMK Negeri 6, (2) Kabupaten Bantul yakni SMK Negeri 1 Sewon, (3) Kabupaten Sleman yakni di SMK Negeri 2 Godean. Keempat SMK Negeri tersebut merupakan SMK Kelompok Pariwisata dengan salah satu bidang keahlian/jurusan yang ada di SMK tersebut adalah Tata Boga, dengan program keahliannya adalah restoran.

2. Identitas Responden

Hasil penelitian dapat diketahui identitas responden berdasarkan jenis kelamin, seperti yang terlihat pada Tabel 4.


(54)

Tabel 4. Jenis Kelamin Responden

No. Jenis Kelamin Banyaknya Persentase

1 Laki-laki 1 orang 5,89 %

2 Perempuan 16 orang 94,11 %

Total Responden 17 orang 100 %

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru tata boga SMK Negeri di DIY yang mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut adalah perempuan hanya ada satu orang guru laki-laki yang mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut.

Berdasarkan tingkat pendidikan, identitas responden dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini:

Tabel 5. Tingkat Pendidikan Responden

No. Tingkat Pendidikan Banyaknya Persentase

1 S1 14 orang 82,35 %

2 D3 3 orang 17,65 %

Total Responden 17 orang 100 %

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa guru-guru tata boga SMK Negeri di DIY yang mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut adalah lulusan program S1, hanya tiga orang guru yang merupakan lulusan program D3.

Berdasarkan pengalaman mengajar dari responden dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut:

Tabel 6. Pengalaman Mengajar Responden No. Pengalaman Mengajar Banyaknya

1 1–10 tahun 4 orang

2 11–20 tahun 10 orang

3 21–30 tahun 3 orang


(55)

40

Berdasarkan Tabel 6, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar guru-guru tata boga yang mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut sudah mempunyai pengalaman mengajar antara 11-20 tahun sebanyak 10 orang, pengalaman mengajar antara 1-10 tahun ada 4 orang, dan pengalaman mengajar antara 21-30 tahun ada 3 orang.

3. Deskripsi Data

Deskripsi data bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai karakteristik distribusi data yang diperoleh di dalam penelitian. Pelaksanaan analisis dengan menghitung rata-rata (mean), median, modus dan simpangan baku. Setelah ditabulasi, data dianalisis dengan menghitung batas atas dan batas bawah sehingga diperoleh rentang jawaban seperti yang tertera pada tabel 3, yaitu :

3,26–4,00 = Sangat Dibutuhkan 2,51–3,25 = Dibutuhkan

1,76–2,50 = Tidak Dibutuhkan

1–1,75 = Sangat Tidak Dibutuhkan

Setelah data penelitian dihitung dan dianalisis, maka hasil penelitian adalah sebagai berikut :

1) Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang guru. Guru wajib menguasai kompetensi ini karena kompetensi ini merupakan kemampuan dalam mengelola pembelajaran mulai dari pemahaman terhadap peserta didik sampai


(56)

dengan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki. Hasil penelitian pada aspek kompetensi pedagogik dapat dilihat pada Tabel 7

Tabel 7. Pendapat Guru Tata Boga SMK terhadap Pengetahuan tentang Kurikulum dan Silabus untuk Mencapai Kompetensi Pedagogik

No Pernyataan Skor Skor Persentase (%) Rangking Keterangan 1.

2.

3.

4.

Menguasai kurikulum khususnya mata diklat produktif tingkat lanjut

Mampu menganalisis kurikulum khususnya mata diklat produktif tingkat lanjut Mampu menyusun Silabus untuk pembelajaran dalam 1 semester

Mampu mengimplementasikan kurikulum khususnya mata diklat produktif tingkat lanjut

65 65 65 64 3,82 3,82 3,82 3,76 95,59 95,59 95,59 94,12 I I I II SD SD SD SD

Rata-rata 64,75 3,805 95,22 SD

Skor Maximum = 68 SD = Sangat Dibutuhkan

Dari tabel 7, dapat diketahui bahwa sub indikator pengetahuan tentang kurikulum dan silabus merupakan kemampuan yang sangat dibutuhkan oleh mahasiswa pendidikan teknik boga pada saat mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut. Item yang mendapatkan skor tertinggi adalah mampu menguasai, menganalisis kurikulum serta dapat menyusun silabus mata diklat produktif tingkat lanjut. Kemampuan dalam menguasai, menganalisis kurikulum serta menyusun silabus mata diklat produktif tingkat lanjut sangat dibutuhkan karena pengetahuan tentang kurikulum merupakan hal


(57)

42

yang mendasar dan harus dikuasai mahasiswa pendidikan teknik boga sebelum mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut. Kemampuan mengimplementasikan kurikulum menempati urutan kedua. Implementasi kurikulum merupakan penerapan isi dari kurikulum dalam proses pembelajaran.

Tabel 8. Pendapat Guru Tata Boga SMK terhadap Perencanaan Pembelajaran untuk Mencapai Kompetensi Pedagogik

No. Pernyataan Skor Skor Persentase (%) Rangking Keterangan

1. 2. 3.

Mampu membuat rencana pembelajaran teori

Mampu membuat rencana pembelajaran praktek

Mampu merumuskan kompetensi dasar yang harus dicapai siswa

66 66 66

3,88 3,88 3,88

97,06 97,06 97,06

I I I

SD SD SD

Rata-rata 66 3,88 97,06 SD

Skor Maximum = 68 SD = Sangat Dibutuhkan

Dari tabel 8, dapat diketahui bahwa kemampuan merencanakan pembelajaran merupakan kemampuan yang sangat dibutuhkan oleh Mahasiswa pendidikan Teknik Boga pada saat mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut. kemampuan tersebut antara lain dapat membuat Rencana Pembelajaran teori maupun praktek mata diklat produktif tingkat lanjut, serta merumuskan kompetensi dasar yang harus dicapai siswa. Kemampuan dalam membuat rencana pembelajaran teori maupun praktek mata diklat produktif tingkat lanjut sangat dibutuhkan oleh mahasiswa pendidikan teknik boga karena dapat mempermudah guru dalam proses pembelajaran.


(58)

Tabel 9. Pendapat Guru Tata Boga SMK terhadap Pelaksanaan Pembelajaran untuk Mencapai Kompetensi Pedagogik

No. Pernyataan Skor Skor Persentase (%) Rangking Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Mampu dan terampil dalam membuka pelajaran

Mampu dan terampil dalam menjelaskan pelajaran praktek mata diklat produktif tingkat lanjut

Mampu menentukan

strategi/metode pembelajaran yang tepat

Mampu merencanakan skenario pembelajaran

Mampu memotivasi siswa dalam pembelajaran

Mampu dan terampil dalam menjelaskan pelajaran teori mata diklat produktif tingkat lanjuT Mampu mengelola kelas dan laboratorium praktek dengan baik Mampu dan terampil dalam mendemonstrasikan (khususnya pada saat praktek)

Memiliki kemampuan dalam memberikan apersepsi kepada peserta didik

Mampu dan terampil dalam menutup pelajaran 66 66 65 65 65 65 65 65 64 64 3,88 3,88 3,82 3,82 3,82 3,82 3,82 3,82 3,76 3,76 97,06 97,06 95,59 95,59 95,59 95,59 95,59 95,59 94,12 94,12 I I II II II II II II III III SD SD SD SD SD SD SD SD SD SD

Rata-rata 65 3,82 95,59 SD

Skor Maximum = 68 SD = Sangat Dibutuhkan

Dari tabel 9, dapat diketahui bahwa semua pernyataan yang ada dalam sub indikator pelaksanaan pembelajaran merupakan kemampuan yang sangat dibutuhkan oleh Mahasiswa pendidikan Teknik Boga ketika mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut. Kemampuan dalam membuka pelajaran dan menjelaskan pelajaran mata diklat produktif tingkat lanjut memperoleh prosentase tertinggi karena menjelaskan pembelajaran merupakan bagian inti/pokok dalam


(59)

44

suatu proses pembelajaran. Pada bagian ini guru akan mentransfer ilmunya kepada peserta didik. Sedangkan kemampuan dalam memberikan apersepsi kepada peserta didik dan kemampuan dalam menutup pelajaran memperoleh prosentase terendah.

Tabel 10. Pendapat Guru Tata Boga SMK terhadap Evaluasi Pembelajaran untuk Mencapai Kompetensi Pedagogik

No. Pernyataan Skor Skor Persentase (%) Rangking Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Mampu merencanakan evaluasi/penilaian hasil belajar secara menyeluruh Mampu menilai kompetensi pada aspek keterampilan peserta didik

Mampu menilai kompetensi pada aspek sikap peserta didik

Mampu menilai kompetensi pada aspek pengetahuan peserta didik

Mampu menganalisis hasil evaluasi peserta didik Mampu menggunakan hasil evaluasi untuk perbaikan pembelajaran Mampu mengembangkan alat evaluasi 64 63 62 62 62 62 60 3,76 3,71 3,65 3,65 3,65 3,65 3,53 94,12 92,65 91,17 91,17 91,17 91,17 88,23 I II III III III III IV SD SD SD SD SD SD SD

Rata-rata 62,14 3,66 91,38 SD

Skor Maximum = 68 SD = Sangat Dibutuhkan

Dari tabel 10, diketahui bahwa setiap aspek mengevaluasi pembelajaran merupakan kemampuan yang sangat dibutuhkan. Kemampuan yang memperoleh prosentase tertinggi yaitu merencanakan evaluasi hasil belajar peserta didik secara menyeluruh. Kemampuan dalam merencanakan evaluasi berisikan bentuk-bentuk tagihan diakhir proses pembelajaran serta jenis tes/evaluasi yang akan digunakan dalam menilai hasil belajar siswa. Penilaian pada aspek


(60)

ketrampilan menempati rangking ke dua karena pada mata diklat mata diklat produktif tingkat lanjut para peserta didik akan dinilai ketrampilan pada saat praktek. Aspek sikap, pengetahuan, analisis kurikulum, menggunakan hasil evaluasi untuk perbaikan pembelajaran berada pada urutan ketiga. Sedangkan kemampuan mengembangkan alat evaluasi memperoleh skor/ prosentase terendah.

Tabel 11. Pendapat Guru Tata Boga SMK terhadap Penggunaan Media Pembelajaran untuk Mencapai Kompetensi Pedagogik

No. Pernyataan Skor Skor Persentase (%) Rangking Keterangan 1.

2.

3.

4.

5.

Memiliki kemampuan dalam menggunakan media dan alat pembelajaran

Mampu membuat materi pembelajaran menggunakan Power Point sebagai media pembelajaran

Mampu menggunakan komputer sebagai media pembelajaran untuk mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut Memiliki kemampuan dalam membuat transparansi yang digunakan dengan OHP sebagai media pembelajaran pada mata Diklat mata diklat produktif tingkat lanjut Dapat menggunakan media pembelajaran yang lain, seperti CD untuk

menjelaskan serta memberi contoh yang mendetail pada saat pembelajaran berlangsung 64 58 57 57 57 3,76 3,41 3,35 3,35 3,35 94,12 85,29 83,82 83,82 83,82 I II III III III SD SD SD SD SD

Rata-rata 58,6 3,44 86,17 SD

Skor Maximum =68 SD = Sangat Dibutuhkan


(61)

46

Dari tabel 11, diketahui bahwa setiap aspek penggunaan media pembelajaran merupakan kemampuan yang sangat dibutuhkan oleh Mahasiswa pendidikan Teknik Boga. Kemampuan dalam menggunakan media dan alat pembelajaran merupakan kemampuan yang memperoleh nilai/skor tertinggi. Guru selain trampil dalam membuat berbagai media pembelajaran harus mampu dalam menggunakan media tersebut pada saat proses pembelajaran dikelas. Media pembelajaran dengan menggunakan power point menempati rangking kedua. Media komputer, transparansi, serta CD pembelajaran berada pada urutan ketiga.

Tabel 12. Pendapat Guru Tata Boga SMK terhadap Penggunaan Sumber Belajar untuk Mencapai Kompetensi Pedagogik

No. Pernyataan Skor Skor Persentase (%) Rangking Keterangan

1. 2.

3.

Mampu memanfaatkan berbagai sumber belajar Mampu memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar pada mata diklat produktif tingkat lanjut

Mampu menggunakan internet untuk mencari sumber belajar yang tepat

59 59

59

3,47 3,47

3,47

86,76 86,76

86,76

I I

I

SD SD

SD

Rata-rata 59 3,47 86,76 SD

Skor Maximum = 68 SD = Sangat Dibutuhkan


(62)

Dari tabel 12, diketahui bahwa setiap aspek penggunaan sumber belajar merupakan kemampuan yang sangat dibutuhkan oleh Mahasiswa pendidikan Teknik Boga. Kemampuan tersebut antara lain dapat memanfaatkan berbagai sumber belajar seperti lingkungan sekitar dan internet dalam mencari sumber belajar yang tepat untuk mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut.

Tabel 13. Pendapat Guru Tata Boga SMK terhadap Kompetensi Pedagogik yang Harus Dikuasai Mahasiswa Pendidikan Teknik Boga Berdasarkan Rangking

No Aspek Skor Skor Persentase (%) Rangking Keterangan

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Pengetahuan tentang Kurikulum dan Silabus

Merencanakan Pembelajaran Pelaksanaan Pembelajaran Mengevaluasi Pembelajaran Penggunaan Media Pembelajaran Penggunaan Sumber Belajar

64,75 66 65 62,14 58,6 59 3,805 3,88 3,82 3,66 3,44 3,47 95,22 97,06 95,59 91,38 86,17 86,76 III I II IV VI V SD SD SD SD SD SD

Rata-rata 62,58 3,68 92,03 SD

SD = Sangat Dibutuhkan

Berdasarkan tabel diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa semua aspek/sub indikator yang ada dalam kompetisi pedagogik merupakan kemampuan yang sangat dibutuhkan oleh Mahasiswa pendidikan Teknik Boga pada saat mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut. Kemampuan dalam merencanakan pembelajaran menempati rangking pertama dengan persentase 97,06%, pelaksanaan pembelajaran berada pada urutan kedua dengan persentase 95,59%, pengetahuan tentang kurikulum dan silabus urutan ketiga dengan persentase 95,22%, evaluasi pembelajaran pada urutan keempat dengan persentase


(63)

48

91,38%, penggunaan sumber belajar pada urutan kelima dengan persentase 86,76% dan kemampuan dalam penggunaan media pembelajaran memperoleh rangking ke enam dengan persentase 86,17%.

2) Kompetensi Kepribadian

Guru tidak hanya memiliki kompetensi pedagogik saja tetapi juga harus memiliki kompetensi kepribadian. Kompetensi kepribadian ini berkaitan dengan kematangan kepribadian guru dan kemampuan guru di dalam berinteraksi dengan orang lain. Hasil penelitian pendapat guru tata boga SMK terhadap kompetensi kepribadian adalah sebagai berikut :


(1)

74 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pendapat guru tata boga SMK terhadap kompetensi pedagogik yang meliputi pengetahuan kurikulum dan silabus, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, penggunaan media dan sumber belajar dengan persentase sebesar 92,03%. Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi yang sangat dibutuhkan dan harus dikuasai mahasiswa pendidikan teknik boga untuk mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut.

2. Pendapat guru tata boga SMK terhadap kompetensi kepribadian yang meliputi sikap serta penampilan dengan persentase ketercapaian 89,25%. Kompetensi kepribadian merupakan kompetensi yang sangat dibutuhkan dan harus dikuasai mahasiswa pendidikan teknik boga untuk mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut.

3. Pendapat guru tata boga SMK terhadap kompetensi profesional yang meliputi keorganisasian, wawasan dalam bidang kejuruan, kemampuan dalam merencanakan dan menerapkan makanan untuk buffet, merencanakan dan mengontrol jasa boga berdasarkan menu, mengorganisasi operasi makanan dalam jumlah besar dengan persentase


(2)

75

ketercapaian sebesar 92,36%. Kompetensi profesional merupakan kompetensi yang sangat dibutuhkan dan harus dikuasai mahasiswa pendidikan teknik boga untuk mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut.

4. Pendapat guru tata boga SMK terhadap kompetensi sosial yang meliputi komunikasi dan kerjasama serta menghargai orang lain dengan presentase ketercapaian sebesar 89,63%. Kompetensi profesional merupakan kompetensi yang sangat dibutuhkan dan harus dikuasai mahasiswa pendidikan teknik boga untuk mengajar mata diklat produktif tingkat lanjut.

B. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini angket yang digunakan perlu disempurnakan kembali agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut :

1. Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) sebagai lembaga yang mempersiapkan calon guru tata boga di SMK, hendaknya melakukan upaya link and match dengan pihak sekolah terutama dalam menentukan indikator kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan sebagai guru.


(3)

76

2. Membangun kerja sama yang baik antara pihak LPTK dengan sekolah (SMK) dengan tujuan memudahkan bagi kedua belah pihak dalam praktek pengalaman mengajar (PPL) di sekolah.

3. Kompetensi kepribadian perlu ditingkatkan dari segi sikap maupun penampilan, karena kepribadian seorang guru akan menjadi contoh bagi peserta didik.

4. Kompetensi sosial perlu ditingkatkan oleh guru maupun calon-calon guru SMK karena guru tidak hanya dibutuhkan oleh peserta didik tetapi juga wali murid, stake holder, masyarakat sekitarnya. Selain itu guru juga harus memiliki hubungan interpersonal dengan cara komunikasi yang baik dengan semua pihak serta harus mampu menghargai orang lain.

5. Untuk penelitian berikutnya, dalam penyusunan instrumen/angket agar lebih ditingkatkan isi dari angket tersebut.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Alo Liliweni. (1997). Sosiologi Organisasi. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Anonym. Calon Guru Menjauh dari Nilai-Nilai Profesionalisme. Kompas (26 Oktober 2004). Hlm. 10

Endang Mulyasa. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Hari Suderajat. (2004). Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: CV. Cipta Cekas Grafika Mustangid

Herminanto Sofyan. (2006). Makalah Norma dan Etika Pendidik/Tenaga Kependidikan”. Disampaikan dalam pembekalan KKN PPL Mahasiswa UNY 2006.

Kurikulum Sekolah Menegah Kejuruan Kelompok Pariwisata. (2004). Jakarta: Depdiknas

Marwanti. (2006). ”Kesiapan Kerja Mahasiswa Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Laporan Penelitian, Yogyakarta: UNY

Moch Slamet. (1995). Panduan Pengajaran Mikro. Yogyakarta: UNY Press Moch Slamet, dkk. (2007). Pembekalan Pengajaran Mikro. 2007. Yogyakarta :

UPPL UNY.

Muksin. (2006). ”Kompetensi Lulusan Pendidikan Guru Teknologi dan Kejuruan yang Dibutuhkan oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)”. Tesis Magister tidak diterbitkan, Yogyakarta: UNY

Paul Suparno. (2003). Guru Demokratis di Era Reformasi. Jakarta: Grasindo Poerwodarminto. (1976). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Bandung : Citra Umbara

Samana. (1994). Profesionalisme Kejuruan. Yogyakarta: Kanisius

Sangkin. (2006). Makalah ”Dinamika Sekolah”. Disampaikan dalam Pembekalan KKN PPL Mahasiswa UNY 2006.


(5)

Sugiyono. (2005). Statisik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakterk. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Supriyanto. (2004). ”Pendapat Konsumen Terhadap Pelayanan dan Sikap Di Warung Steak Riki dan Planet”. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: UNY

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Jakarta: Depdiknas

Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen: Bandung: Citra Umbara

Wardiman Djojonegoro. (1998). Pengembangan Sumber Daya Manusia Melalui SMK. Jakarta: Jayakarta Agung Offset


(6)

Opinion of SMK Negeri Boga Arrangement Teacher in Special Region of Yogyakarta About Competence Which Have To Be Mastered by Education

Student of Technique Boga to Teach Advanced Productive Lesson ABSTRACT

By : Dian Pratiwi

035724001

This research aims to know : (1) teacher opinion about pedagogic competence which must be mastered by education student of technique boga to teach advanced productive lesson; (2) teacher opinion about personality competence which must be mastered by education student of technique boga to teach advanced productive lesson; (3) teacher opinion about profesional competence which must be mastered by education student of technique boga to teach advanced productive lesson; (4) teacher opinion about sosial competence which must be mastered by education student of technique boga to teach advanced productive lesson.

Method applied in this research is survey in Tourism Group of SMK Negeri in DIY. Population of this research is all boga arrangement teachers of SMK in DIY who teach advanced productive lesson which amounts to 17 responders. Data collecting technique is done by questionnaire method. Instrument validity is done by using expert judgment, while instrument reliability of this research applies K-R20 formula. Data analytical and interpretation techniques are done by using quantitative descriptive technique, by calculating average, and rank for each indicator.

Based on result of the research can be concluded that : 1) pedagogic competence includes knowledge about curriculum and syllabus, study planning, study activity, evaluation of study, usage of media and learning source with percentage of 92,03% and criteria is very required, 2) personality competence includes attitude and performance with percentage of 89,25% and criteria is very required, 3) professional competence includes organization, knowledge in the field of vocational, ability in planning and applies food for buffet, plans and controls boga service based on menu, and organize of food operation in gross with percentage 92,36% criterion is very required, and 4) social competency includes communications and cooperation, and respects others with percentage 89,63% criterion is very required.

Keyword : opinion, boga arrangement teacher of SMK, competence, education student of technique boga, advanced productive lesson.