EVALUASI TERHADAP PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PROSEDUR PENERIMAAN DAN PENGELUARAN BARANG (Studi Kasus pada Aini Swalayan di Surabaya).
EVALUASI TERHADAP PENERAPAN
SISTEM PENGENDALIAN INTERN PROSEDUR
PENERIMAAN DAN PENGELUARAN BARANG
(Studi Kasus pada Aini Swalayan di Surabaya)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Oleh :
HERMAN WIRADARMA
0613315048/ FE / AK
KEPADA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
(2)
SKRIPSI
EVALUASI TERHADAP PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PROSEDUR
PENERIMAAN DAN PENGELUARAN BARANG
(Studi Kasus pada Aini Swalayan di Surabaya)
Yang Diajukan
HERMAN WIRADARMA
0613315048/FE/AK
Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima Oleh Tim Penguji
Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur
Pada Tanggal 24 FEBRUARI 2012
Pembimbing Utama
(3)
DAFTAR ISI
JUDUL SKRIPSI... i
DAFTAR ISI... ii
BAB I
:
PENDAHULUAN... ....1
1.1 Latar Belakang Masalah...1
1.2 Perumusan Masalah...5
1.3 Tujuan Penelitian...5
1.4 Manfaat Penelitian...5
1.5 Batasan Masalah...6
BAB II : KAJIAN PUSTAKA...7
2.1 Hasil - Hasil penelitian terdahulu... 7
2.2 Landasan Teori...10
2.2.1 Sistem...10
2.2.1.1 Jenis - Jenis Sistem...11
2.2.1.2 Elemen - Elemen Sistem...13
2.2.1.3 Manfaat Sistem...14
2.2.2 Pengendalian...15
2.2.2.1 Konsep umum pengendalian...15
2.2.2.2 Pengendalian Intern...13
2.2.2.3 Model pengendalian Inter...23
2.2.2.4 Struktur pengendalian intern ...25
2.2.2.5 Sistem pengendalian intern penerimaan barang...28
2.2.2.6 Sistem pengendalian intern pembelian barang... 29
2.2.2.7 Sistem pengendalian intern pengeluaran barang... 33
2.2.2.8 Keterbatasan pengendalian intern... 33
(4)
BAB III: METODE PENELITIAN...37
3.1 Jenis Penelitian...37
3.2 Fokus Penelitian...38
3.2.1 Informan ...41
3.3 Data dan metode pengumpulan data...41
3.3.1 Jenis dan sumber data...41
3.3.2 Pengumpulan data...42
3.3.3 Teknik analisis data...42
3.3.4 Pengujian kredibilitas data...43
BAB IV: GAMBARAN UMUM SUBYEK PENELITIAN
4.1 Sejarah Singkat Perusahaan………... 46.
4.2 Letak Geografis……….... 47
4.3 Visi dan Misi………... 47
4.4 Tujuan………... .48
4.5 Struktur Organisasi Perusahaan………...48
4.5.1 Job Descripton………... .50
4.5.2 Sarana Dan Prasarana………...52
4.6 Perencanaan Pemasaran Aini Swalayan…………...53
4.7 Perencanaan Pemasaran Produk……….... .57
BAB V : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
5.1 Deskipsi Hasil Penelitian………... 61
5.2 Analisis Pembahasan………... 63
5.3 Sistem Informasi Prosedur Pengorderan dan Penerimaan
Barang Di Aini Swalayan………...72
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan………...80
(5)
ABSTRAK
Pertumbuhan dan perkembangan pada suatu perusahaan dewasa ini yang semakin
pesat baik pada sektor industri, keuangan, jasa maupun perdagangan ternyata
mengakibatkan timbulnya masalah-masalah bagi perusahaan dalam mengelolanya untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Organisasi membutuhkan mekanisme tertentu untuk
menjamin agar aktivitas-aktivitas tersebut terpadu dan terkoordinasi, penting pula agar
rencana yang disusun itu dipadukan dengan strategi, jika tidak perusahaan bisa tidak
terarah, cara utama bagaimana aspek-aspek implementasi ini dapat dilakukan ialah dengan
menyusun rencana kebijakan dan proses administratif, atau dengan kata lain pengendalian
intern.
Aini Swalayan Surabaya sebagai salah satu usaha bisnis yang berorientasi dalam
bidang barang, memiliki suatu susunan pembagian tanggungjawab menurut fungsi dan
hirarki. Antara lain Kegiatan penerimaan barang, yang diserahkan kepada suatu unit khusus
yaitu bagian penerimaan. Kegiatan pencatatan, yang diserahkan kepada bagian akuntansi.
Kegiatan penyimpanan barang, yang diserahkan kepada bagian gudang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sistem pengendalian intern prosedur
penerimaan dan pengeluaran barang pada Aini Swalayan Surabaya apakah telah
diterapkan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dengan menggunakan metode
studi kasus..
Hasil penelitian menunjukan selama ini Aini Swalayan masih belum melaksanakan
sistem pengendalian intern yang memadai karena masih adanya praktek-praktek yang tidak
sehat dan karyawan yang tidak cakap dalam melaksanakan pengendalian intern atas
prosedur penerimaan dan pengeluaran barang. Dengan kekurangan yang ada diharapkan
Aini Swalayan Surabaya diharapkan dapat memperbaiki sistem pengendalian intern atas
prosedur penerimaan dan pengeluaran barang. Penggunaan dokumen atau formulir secara
lengkap dan terperinci dalam melakukan permintaan, penerimaan dan pengeluaran barang
dapat mengurangi terjadinya kesalahan dan kecurangan dalam hal permintaan dan
pengeluaran barang agar setiap keluar masuknya barang di gudang sesuai dengan yang
tercatat dalam data stock barang.
(6)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Adanya pertumbuhan dan perkembangan pada suatu perusahaan dewasa ini yang
semakin pesat baik pada sektor industri, keuangan, jasa maupun perdagangan ternyata
mengakibatkan timbulnya masalah-masalah bagi perusahaan dalam mengelolanya untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan timbulnya masalah tersebut manajemen
tidak bisa mengawasi dan menangani secara langsung seluruh aktivitas kegiatan nya.
Dengan adanya keadaan yang demikian, maka perusahaan harus mempunyai
organisasi yang baik. Sehingga perusahaan menuntut para manajemen untuk dapat
mengelola aktivitas perusahaan sedemikian rupa yang pada akhirnya tercipta pengendalian
yang memadai dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Pengendalian
yang memadai dapat mengurangi terjadinya kesalahan baik yang disengaja maupun yang
tidak disengaja dalam melaksanakan kegiatan perusahaan, serta kemungkinan terjadinya
kesalahan akan dapat diketahui dan diperbaiki sedini mungkin.
Organisasi membutuhkan mekanisme tertentu untuk menjamin agar
aktivitas-aktivitas tersebut terpadu dan terkoordinasi, penting pula agar rencana yang disusun itu
dipadukan dengan strategi, jika tidak perusahaan bisa tidak terarah, cara utama bagaimana
aspek-aspek implementasi ini dapat dilakukan ialah dengan menyusun rencana kebijakan
dan proses administratif, atau dengan kata lain pengendalian intern.
Secara umum, perusahaan dagang dapat di definisikan sebagai organisasi yang
melakukan kegiatan usaha dengan membeli barang dari pihak / perusahaan lain kemudian
menjualnya kembali kepada masyarakat. Setiap perusahaan pasti bertujuan untuk
menghasilkan laba optimal agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya,
memajukan, serta mengembangkan usahanya ke tingkat yang lebih tinggi.
Salah satu unsur yang paling aktif dalam perusahaan dagang adalah persediaan.
Persediaaan merupakan bahan dagangan yang dibeli kemudian disimpan untuk dijual dalam
(7)
operasi normal perusahaan sehingga perusahaan senantiasa memberi perhatian yang
besar dalam persediaan. Persediaan mempunyai arti yang sangat strategis bagi perusahaan
baik perusahaan dagang maupun perusahaan industri
Informasi dari suatu perusahaan terutama informasi laporan persediaan barang,
dibutuhkan oleh pihak eksternal seperti kreditor, investor dan pihak lain yang ada saat ini
maupun yang potensial dalam mengambil keputusan investasi dan sejenisnya. Selain itu,
pihak internal yaitu pihak manajemen juga memerlukan informasi laporan persediaan barang
untuk mengetahui, mengawasi dan mengambil keputusan yang tepat bagi perusahaan. Oleh
sebab itu informasi laporan persediaan barang merupakan hal yang penting bagi setiap
perusahaan. Informasi laporan persediaan barang yang jelas, lengkap, dan akurat dapat
memperlancar aktivitas operasional pada suatu perusahaan. Untuk menghasilkan informasi
laporan persediaan barang yang akurat, diperlukan pengolahan data yang baik. Sebelum
disajikan menjadi laporan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan, data-data yang yang
diperlukan harus dicatat dan di klasifikasikan menurut jenis-jenis data tersebut. Informasi
laporan persediaan barang tersebut diolah dan kemudian disajikan dalam bentuk yang
sesuai dengan kebutuhan pemakainya.
Aini Swalayan Surabaya sebagai salah satu usaha bisnis yang berorientasi dalam
bidang barang, memiliki suatu susunan pembagian tanggungjawab menurut fungsi dan
hirarki. Antara lain:
1. Kegiatan penerimaan barang, yang diserahkan kepada suatu unit khusus yaitu bagian
penerimaan.
2. Kegiatan pencatatan, yang diserahkan kepada bagian akuntansi.
3. Kegiatan penyimpanan barang, yang diserahkan kepada bagian gudang.
Bagian ini harus dipisahkan dari bagian penerimaan, karena fungsi menerima barang
berbeda dengan fungsi penyimpanannya. Fungsi penerimaan memerlukan keterampilan
pengecekan dan pengujian kualitas, sedangkan fungsi penyimpanan memerlukan
kehati-hatian dan keterampilan dalam mengamankan dan menyelamatkan barang.
(8)
Tujuan dari pemisahan ini adalah untuk membangun dan menciptakan internal check
atau mekanisme saling uji antar fungsi yang saling dipisahkan tersebut.
Kenyataanya, uraian tugas tersebut tidak sepenuhnya dijalankan sesuai dengan
petunjuk prosedur yang ditetapkan dalam bentuk peraturan pelaksanaan tugas yang di
dalamnya dimuat prosedur pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran barang, sering terjadi
ketidakcocokan antar Program pencatatan kartu stock penerimaan dan pengeluaran barang
melalui data komputer, yang salah satu penyebabnya adalah kurangnya pengendalian intern
terhadap proses penerimaan dan pengeluaran barang.
Kurangnya pengendalian intern terhadap prosedur penerimaan dan pengeluaran
barang, berdampak terhadap hal-hal sebagai berikut :
1. Terjadi
lost
, yaitu suatu kondisi dimana stock fisik barang tidak sesuai dengan yang
tercantum pada data stock barang di komputer.
2. Pencatatan dalam rekening-rekening terkait seperti: rekening persediaan barang, tidak
valid atau diragukan kebenarannya.
Pengendalian intern juga bertujuan melindungi harta perusahaan dan juga agar
informasi mengenai persediaan lebih dapat dipercaya. Pengendalian intern persediaan
dapat dilakukan dengan melakukan tindakan pengamanan untuk mencegah terjadinya
kerusakan, pencurian maupun tindakan penyimpangan lainnya. Kerusakan, lalai untuk
mencatat permintaan barang yang dikeluarkan tidak sesuai pesanan, dan semua
kemungkinan lainnya dapat menyebabkan catatan persediaan berbeda dengan persediaan
yang sebenarnya ada di gudang. Untuk itu diperlukan pemeriksaan persediaan secara
periodik atas catatan persediaan dengan perhitungan yang sebenarnya, kebanyakan
perusahaan melakukan perhitungan fisik setahun sekali, namun ada juga yang melakukan
sebulan sekali dan sehari sekali.
Cakupan bahasan dalam penelitian ini terbatas pada prosedur penerimaan dan
pengeluaran barang
yang selama ini diterapkan pada Aini Swalayan Surabaya, serta
bagaimana menerapkan prosedur penerimaan dan pengeluaran barang yang benar sesuai
dengan standar yang ditetapkan pada perusahaan.
(9)
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka peneliti dapat merumuskan
masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah menerapkan prosedur penerimaan dan
pengeluaran barang pada Aini Swalayan Surabaya agar sesuai dengan sistem
pengendalian intern yang ditetapkan perusahaan”
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi sistem sistem pengendalian
intern prosedur penerimaan dan pengeluaran barang pada Aini Swalayan Surabaya telah
diterapkan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan.
1.4. Manfaat Penelitian
Peneliti mengharapkan adanya manfaat dari penelitian ini yang dapat diberikan bagi
berbagai pihak, yaitu sebagai berikut :
1. Manfaat Praktis
Merupakan sumbangan pemikiran dan pertimbangan bagi perusahaan dalam
pengambilan keputusan manajemen sehubungan dengan pengendalian intern
penerimaan dan pengeluaran barang, serta hasil-hasil yang dapat dicapai dengan
adanya pengendalian intern.
2. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi pengetahuan dan
wawasan berpikir ilmiah guna menyelesaikan masalah dan dapat dijadikan referensi
bagi perusahaan yang sama.
3. Manfaat Bagi Pihak Lain
Merupakan sumbangan pemikiran dan pertimbangan bagi perusahaan dalam
pengambilan keputusan manajemen sehubungan dengan pengendalain intern
penerimaan dan pengeluaran barang, serta hasil-hasil yang dapat dicapai dengan
(10)
1.5.
Batasan masalah
Agar penelitian ini tidak melebar dan mengarah pada hasil yang jelas, maka peneliti
hanya memfokuskan dalam segi prosedur penerimaan dan pengeluaran barang
yang
selama ini diterapkan pada Aini Swalayan Surabaya, serta bagaimana menerapkan
prosedur penerimaan dan pengeluaran barang yang benar sesuai dengan standar yang
ditetapkan pada perusahaan.
(11)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Hasil - Hasil Penelitian Terdahulu
1.
Gandhi Putra Pratama
a.
Judul
“
Penerapan Pengendalian Internal Dalam Usaha Kecil Menengah (Studi Kasus Pada
UD. Prima Tani Situbondo”
b.
Permasalahan
1. Bagaimana penerapan pengendalian internal atas penjualan dalam usaha kecil
menengah pada UD. Prima Tani ?
c.
Hasil Penelitian
1. Prosedur pencatatan transaksi yang terjadi, karena transaksi yang terjadi ada
yang tidak memakai nota sehingga menimbulkan resiko tidak tercatatnya barang
yang telah terjual, walaupun nilai barang yang dijual tanpa nota memiliki nilai
yang tidak besar, tapi akan sangat merugikan usaha apabila terjadi sering atau
terus menerus.
2. Evaluasi atas transaksi yang terjadi, setelah dilakukan penelitian diketahui bahwa
evaluasi atas transaksi yang terjadi tidak sesuai dengan metode akuntansi yang
benar, salah satu contohnya adalah pada saat terjadi kesalahan pencatatan tidak
dibuat jurnal pembetulan tapi langsung menghapus atau mengganti transaksi
yang sudah tercatat.
3. Pencatatan barang yang masuk atau keluar gudang, karena tidak ada pegawai
atau karyawan yang khusus bertugas untuk mengawasi perputaran barang yang
ada di gudang mengakibatkan data barang yang ada di gudang dapat diisi oleh
semua karyawan yang ada sehingga apabila terjadi perbedaan jumlah antara
buku stock dengan barang yang ada di gudang pemilik usaha atau karyawan
(12)
5. pencatatan yang sekedarnya mengakibatkan sulitnya melakukan pengendalian
terhadap perputaran barang dagangan yang ada.
2. Lia Rosliana (2007)
a. Judul
“Sistem Pengendalian Internal Atas Penjualan Kredit Pada PT Sapukurata Kharisma”
b. Rumusan Masalah
1. Menganalisis sistem pengendalian internal sudah berjalan dengan baik ?
2. Mengevaluasi atas pencatatan akuntansi penjualan kredit apakah telah sesuai
dengan standar akntansi
3. Mengevaluasi apakah penerapan sistem penjualan kredit yang telah diterapkan
mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemasaran
c. Hasil Penelitian
Kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan skripsi adalah bahwa sistem
pengendalian internal atas penjualan kredit pada PT Sapukurata Kharisma sudah
berjalan dengan baik karena seluruh unsur sistem pengendalian internal atas
penjualan kredit telah ditetapkan dengan baik. dengan demikian sebaiknya
manajemen perusahaan selalu bersikap mawas diri dan bertindak antisipatif
terhadap berbagai kemungkinan yang kiranya dapat menghambat aktivitas usaha PT
Sapukurata Kharisma dengan lebih memahami secara mendalam berbagai kondisi
internal dan eksternal perusahaan agar tujuan umum dan tujuan khusus perusahaan
selalu dapat tercapai.
3. Bambang Indarto (2010)
a. Judul
”Evaluasi Sistem Penjualan Kredit PT. Total Mandiri Farma Semarang”
(13)
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah sistem penjualan kredit pada PT.
Total Mandiri Farma Semarang yang telah dilaksanakan secara memadai atau belum
?
c. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil evaluasi bahwa struktur pengendalian
intern pada aktivitas penjualan kredit pada PT. Total Mandiri Farma Semarang masih
terdapat kelemahan - kelemahan yang perlu diperbaiki dalam sistem pengendalian
intern nya dan setelah dilakukan pengujian pengendalian menggunakan metode
Fixed-Sample-Size-Attribute Sampling
didapat hasil pemeriksaan bahwa AUPI.
sebesar 6 % dengan DUPL sebesar 5% berarti AUPI > DUPL sehingga dapat
disimpulkan bahwa struktur pengendalian intern PT. Total Mandiri Farma dikatakan
tidak efektif.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Sistem
Ada beberapa pengertian sistem menurut beberapa pakar, antara lain sebagai
berikut:
Menurut James A. Hall (2001:5), sistem adalah sekelompok dua atau lebih
komponen-komponen yang saling berkaitan (
inter related
) atau subsistem-subsistem yang
bersatu untuk mencpai tujuan yang sama (
common purpose
).
Menurut Krismiaji (2005), sebuah sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian
komponen yang dikoordinasikan untuk mencapai suatu tujuan.
Nugroho Widjajanto (2001:6), mendefinisikan sistem yaitu sesuatu yang memiliki
bagian-bagian yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui 3 tahapan yaitu
input
, proses dan
output.
(14)
1. Mempunyai bagian-bagian yang saling berinteraksi dengan maksud untuk mencapai
suatua tujuan tertentu, bagian-bagian itu disebut subsistem dan ada pula yang
menyebutnya sebagai prosedur.
2. Bahwa suatu sistem harus mempunyai 3 unsur yaitu
: input
, proses dan
output
,
dimana
input
adalah penggerak atau pemberi tenaga dimana sistem itu dioperasikan.
Sedangkan
output
adalah hasil operasi. Dalam arti yang lebih sederhana,
output
adalah
yang enjadi tujuan, sasaran atau target pengorganisasian suatu sistem. Selanjutnya
proses adalah suatu aktivitas yang mengubah
input
menjadi
output.
Beberapa definisi sistem di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa sistem adalah
elemen-elemen terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
2.2.1.1.
Jenis-Jenis Sistem
Meskipun memiliki bermacam-macam bentuk, sistem tersebut memiliki karakteristik
yang universal, konsep sistem mengelompokkan sistem ke dalam 4 kelompok, seperti yang
telihat dalam gambar berikut:
Konsep Sistem
Gambar 1
: Sumber: Krismiaji (2001:3)
Proses
Proses
Proses
Proses
Tertutup
Relati Tertutup
Tebuka
Input
Gangguan
Input
Pengendalain Umpan Balik
Input
Lingkungan
Lingkungan
Output
Lingkungan
Output
(15)
1. Sistem Tertutup
, yaitu sistem yang secara total terisolasi dari lingkungannya, tidak ada
penghubung dengan pihak eksternal, sehingga sistem ini tidak memiliki pengaruh
terhadap dan dipengaruhi oleh lingkungan yang berada di luar batas sistem
2. Sistem Relasi Tertutup
, yaitu sistem yang berinteraksi dengan lingkungannya secara
terkendali. Sistem semacam ini memiliki penghubung yang menghubungkan sitem
dengan lingkungannya dan mengendalikan pengaruh lingkungan terhadap proses yang
dilakukan oleh sistem. Interaksinya berupa
input
jika
input
tersebut diperolah dari
lingkungan dan berupa
output
jika
output
tersebut ditujukan kepada pihak yang berada
di luar batas sistem.
3. Sistem Terbuka
, yaitu sistem yang terinteraksi dengan lingkungannya secara tidak
terkendali. Disamping memperoleh
input
dari lingkungan dan memberikan
output
bagi
lingkungan, sistem terbuka juga memperoleh gangguan, atau
input
yang tidak terkendali
yang akan mempengaruhi sistem. Sistem yang dirancang dengan baik dapat
meminimumkan gangguan ini, dengan cara melakukan antisipasi terhadap kemungkinan
munculnya gangguan dari lingkungan dan selanjutnya menciptakan proses dan
cara-cara menanggulangi gangguan tersebut.
4. Sistem Umpan Balik
, yaitu sistem yang menggunakan sebagai
output
menjadi salah
satu
input
untuk proses yang dimasa berikutnya, salah satu contoh sistem yang
dirancang untuk tujuan
melakukan pengendalian adalah
sistem pelaporan
pertanggungjawaban, dimana sistem ini menghasilkan laporan pelaksanaan kegiatan
yang berisi perbandingan antara target dengan realisasi kegiatan, atas dasar informasi
dalam laporan tersebut manajemen dapat menggunakannya sebagai umpan balik guna
(16)
2.2.1.2.
Elemen-Elemen Sistem
Menurut Raymons McLeod dan George Schell (2001:9), tidak semua sistem memiliki
kombinasi elemen-elemen yang sama, tetapi suatu susunan dasar diperlihatkan dalam
gambar berikut ini:
Elemen-Elemen Sistem
Gambar 2. :
Bagian-bagian komponen dari suatu sistem
Sumber daya input diubah menjadi sumber daya output. Sumber daya mengalir dari
elemen input, melalui elemen transformasi ke elemen output. Suatu mekanisme
pengendalian memantau proses transformasi untuk meyakinkan bahwa sistem tersebut
memenuhi tujuannya. Mekanisme pengendalian ini dihubungkan pada arus daya dengan
memakai suatu lingkaran umpan balik (
feedback loop
) yang mendapatkan informasi dari
output
sistem dan menyediakan informasi bagi mekanisme pengendalian. Mekanisme
pengendalian membandingkan sinyal-sinyal umpan balik dengan tujuan, dan mengarahkan
sinyal pada elemen
input
jika sistem operasi memang perlu diubah.
2.2.1.3.
Manfaat Sistem
Ada beberapa manfaat yang diperoleh dengan meggunakan sistem (Raymond
McLeod & George Schell, 2001:12):
TUJUAN
MEKANISME
PENGENDALIAN
TRANS FORMASI
KELUARAN
(17)
1. Mencegah manajer tersesat dalam kerumitan struktur organisasi dan rincian pekerjaan.
2. Menyadari perlunya memiliki tujuan-tujuan yang baik.
3. Menekankan pentingnya kerjasama semua bagian dalam organisasi.
4. Mengakui keterkaitan organisasi dengan lingkungannya.
2.2.2. Pengendalian
Definisi pengendalian menurut Krismiaji (2005:215) adalah proses mempengaruhi
atau mengarahkan aktivitas sebuah obyek, organisasi atau sistem..
2.2.2.1.
Konsep Umum Pengendalian
1. Pengendalian Intern (
Internal Control
)
Pengendalian Intern (
Internal Control
), adalah rencana organisasi dan metode yang
digunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva, menghasilkan informasi yang akurat
dan dipercaya, memperbaiki efisiensi dan untuk mendorong kebijakan manajemen.
Antara sebuah tujuan dengan tujuan lainnya seringkali bertentangan.
2. Pengendalian Manajemen
Merupakan konsep yang lebih luas dibandingkan dengan pengendalian intern, yang
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Merupakan bagian yang integral dari tanggungjawab manajemen.
b. Dirancang untuk mengurangi terjadinya berbagai kesalahan (
error end irregularities
)
dan untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Berorientasi kepada personil dan mencoba membantu karyawan mencapai tujuan
organisasi dengan mengikuti kebijakan organisasi.
3. Pengendalian Administrasi
Pengendalian Administrasi adalah pengendalian yang menjamin efisiensi operasional
dan ketaatan kebijakan manajemen. Sebaliknya pengendalian akuntansi (
accounting
control
) adalah pengendalian yang bertujuan membantu menjaga aktiva dan menjamin
akurasi dan daya andal catatan keuangan perusahaan.
(18)
Potensi terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan atau kejadian yang berkebalikan
dengan harapan, yang dapat menyakiti sistem informasi akuntansi atau organisasi, disebut
dengan ancaman (
threat
). Potensi kerugian dalam rupiah jika ancaman tersebut
benar-benar, dan kemungkinan terjadinya ancaman disebut dengan risiko (
risk
).
2.2.2.2.
Pengendalian Intern
Ada beberapa definisi pengendalian intern, antara lain sebagai berikut:
Menurut Krismiaji (2005:215) pengendalian intern adalah rencana organisasi dan
metode yang digunakan untuk menjaga atau melindungi aktiva, menghasilkan informasi
yang akurat dan dapat dipercaya.
Warren Reeve Fess (2005:235) mendefinisikan pengendalian intern adalah
kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva perusahaan dari kesalahan penggunaan,
memastikan bahwa informasi usaha yang disajikan akurat dan meyakinkan bahawa hukum
serta peraturan telah diikuti.
Menurut James A. Hall (2007:181) pengendalian intern adalah berbagai kebijakan,
praktik dan prosedur yang diterapkan oleh perusahaan untuk mencapai empat tujuan
umumnya, yaitu:
1. Menjaga aktiva perusahaan.
2. Memastikan akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi.
3. Mendorong efisiensi dalam operasional perusahaan.
4. Mengukur kesesuaian dengan kebijakan serta prosedur yang ditetapkan oleh pihak
manajemen.
Unsur – Unsur Sistem Pengendalian Intern
Dalam buku Akuntansi Keuangan (Zaki, 1999; 15) Bahwa penerapan unsur-unsur
sistem pengendalian intern dalam suatu perusahaan tertentu harus mempertimbangkan
(19)
murah dan aman, sehingga perusahaan dapat menjalankan operasinya dengan lancar,
terjamin keamanannya dan biaya pengawasan yang dibutuhkan relatif tidak mahal.
Prinsip-prinsip umum sistem pengendalian intern hanya berlaku sebagai pedoman, bukan
merupakan suatu keharusan yang ditetapkan secara baku. Meskipun demikian, AICPA
mengemukakan bahwa suatu sistem pengendalian intern yang memuaskan akan
bergantung sekurang – kurangnya empat unsur pengendalia intern adalah sebagai berikut :
a. Suatu struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tepat.
b. Suatu sistem wewenang dan prosedur pembukuan yang baik berguna untuk
melakukan pengawasan akuntansi yang cukup terhadap harta milik , hutang-hutang,
pendapatan dan biaya-biaya.
c. Praktek-praktek yang sehat haruslah dijalankan di dalam melakukan tugas-tugas dan
fungsi-fungsi setiap bagian dalam organisasi.
d. Suatu tingkat kecakapan pegawai yang sesuai dengan tanggung jawab.
Unsur-unsur tersebut diatas adalah sangat penting dan harus diterapkan
secara bersama-sama dalam suatu perusahaan, agar terdapat adanya sistem
pengendalian intern yang baik, sebab kelemahan yang serius dalam salah satu
diantaranya, pada umumnya akan merintangi sistem itu bekerja dengan lancar dan
sukses.
Selanjutnya akan dibahas satu persatu unsur – unsur pengendalian intern
tersebut :
a. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan salah satu alat bagi manajemen atau pimpinan
perusahaan
untuk
mengendalikan
kegiatannya.
Proses
pembentukannya
mengendalikan kegiatannya. Proses pembentukannya dimulai dengan menetapkan
kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan perusahaan yang
(20)
kecil, dengan disertai perincian tugas dari masing-masing karyawan yang
menjalankan tugasnya, selanjutnya tugas tersebut dibagi-bagi dan ditentukan
bagian-bagian mana yang akan mengerjakan suatu tugas ataatau kelompok tugas
tertentu. Apabila diperlukan didalam suatu bagian masih bisa dibentuk sub bagian
yang lebih kecil sesuai dengan bentuk bagian yang diperlukan dalam organisasi.
Tahap terakhir adalah menentukan hubungan dan wewenang satuan kerja yang
berhubungan dengan satuan kerja lain dapat diselenggarakan dengan baik.
Suatu dasar yang berguna dalam menyusun struktur organisasi perusahaan adalah
pertimbangan bahwa organisasi itu harus fleksibel dalam arti memungkinkan adanya
penyesuaian-penyesuaian tanpa harus mengadakan perubahan total. Selain itu
organisasi yang disusun harus dapat menunjukan garis-garis wewenang dan
tanggung jawab yang jelas, dalam arti jangan sampai terjadi adanya overlap fungsi
masing-masing bagian. Untuk dapat memenuhi syarat bagi adanya suatu
pengawasan yang baik, hendaknya struktur organisasi dapat memisahkan
fungsi-fungsi operasional, penyimpanan dan pencatatatan. Pemisahan fungsi-fungsi-fungsi-fungsi ini
diharapkan dapat mencegah timbulnya kecurangan-kecurangan dalam perusahaan.
b. Sistem Wewenang Dan Prosedur Pembukuan
Sistem wewenang dan prosedur pembukuan dalam suatu perusahaan merupakan alat
bagi manajemen untuk mengadakan pengawasan terhadap operasi dan
transaksi-transaksi yang terjadi dan juga untuk mengklasifikasikan data akuntansi dengan tepat.
Klasifikasi data akuntansi ini dapat dilakukan dalam rekening-rekening buku besar
yang biasanya diberi nomer kode dengan cara tertentu dan dibuatkan buku pedoman
mengenai penggunaan debit dan kredit masing-masing rekening.
Pada sistem penerimaan dan pengeluaran kas, sistem ini dapat memberikan
jaminan bahwa setiap penerimaan dan pengeluaran yang dilakukan benar-benar
(21)
aktivitas perusahaan dan prosedur yang dapat dirumuskan sebagai tata cara yang
harus diikuti dan ditaati dalam melaksanakan suatu aktivitas.
Pengawasan terhadap operasi dan transaksi-transaksi dapat dilakukan melalui
prosedur-prosedur yang ditetapkan lebih dahulu dan prosedur yang akan disusun
untuk seluruh kegiatan dalam perusahaan.
Dengan demikian sistem wewenang dan prosedur pembukuan merupakan suatu tata
cara pencatatan, pelaporan, serta pengesahan operasi-operasi dan
transaksi-transaksi perusahaan yang sedemikian rupa sehingga adanya tercipta keabsahan dan
ketelitian pencatatan harta, hutang, modal, penghasilan dan biaya-biaya perusahaan.
Dalam pelasanaan sistem wewenang dan prosedur pembukuan diperlukan adanya
alat-alat untuk pengawasan akuntansi terhdap operasi-operasi dan transaksi-transaksi
yang ada dalam perusahaan serta alat untuk mengklasifikasikan data dalam struktur
rekening yang formal. Alat-alat yang digunakan untuk pengawasan akuntansi terhadap
operasi-operasi dan transaksi-transaksi, diciptakan melalui perancangan
catatan-catatan dan formulir-formulir yang tepat, serta melalui perencanaan arus prosedur
yang logis dalam melakukan pencatatan dan prosedur otorisasi di antara
departemen-departemen dan seksi-seksi dalam departemen-departemen.
Alat yang digunakan untuk melaksanakan data disebut dengan nama daftar susunan
rekening (Chart of Account) yaitu suatu daftar susunan keterangan bagaimana
rekening yang telah tersusun dengan baik akan lebih banyak memberikan kegunaan
masing-masing rekening (Zaki, 1998;15)
Rekening – rekening yang telah dipilih beserta urutan nya minimal adalah
sebagai berikut: (Zaki, 1998:15)
1. Membantu mempermudah penyusunan laporan-laporan keuangan dan laporan-laporan
lainnya dengan ekonomis.
2. Meliputi rekening-rekening yang diperlukan untuk menggambarkan dengan baik dan teliti
(22)
yang harus diperinci sehingga memuaskan dan berguna bagi manajemen di dalam
melakukan pengawasan operasi perusahaan.
3. Menguraikan dengan teliti dan singkat apa yang harus dimuat di dalam setiap rekening.
4. Memberikan batas sejelas-jelasnya antara pos-pos aktiva, modal, persediaan-persediaan
dan biaya – biaya.
5. Membuat rekening-rekening control apabila diperlukan.
c. Praktek-praktek Yang Sehat
Setelah struktur organisasi dan sistem wewenang serta prosedur pembukuan disusun
dengan baik, , maka diperlukan adanya praktek-praktek yang sehat untuk
menjalankannya. Praktek – praktek yang sehat dapat dirumuskan sebagai ketaatan dan
kejujuran karyawan di dalam melaksanankan tugas yang dibebankan kepadanya,
sehingga hasil yang diharapkan perusahaan dapat tercapai dengan efisien dan efektif.
d. Pegawai Yang Cukup Cakap
Yang dimaksud dengan pegawai yang cukup cakap adalah pegawai yang mampu
melaksanakan tugas, tanggung jawab, dan wewenang yang dibebankan kepadanya,
sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai dengan efisien. Pegawai dengan cukup cakap
untuk suatu pekerjaan bukan berarti pegawai yang tingkat pendidikannya tinggi, sehingga
gajinya juga besar tetapi mungkin dengan pendidikan menengah sudah cukup, yang
penting adalah latar belakang pendidikannya cukup memadai untuk pekerjaaan yang
dilakukannya. Hal ini perlu dipertimbangkan agar dapat diperoleh pegawai yang cukup
cakap tetapi juga ekonomis.
Untuk memperoleh pegawai yang cukup cakap sesuai dengan kebutuhan
perusahaan, diperlukan adanya usaha usaha yang tepat. Secara umum usaha ini akan
mencakup tiga proses, dimulai sejak penerimaan pegawai dilanjutkan dengan
(23)
berkesinambungan dan diakhiri dengan penilaian atas pelaksanaan pekerjaan dan
pegawai. Ketiga proses ini berlangsung terus menerus, mengingat usaha mendapatkan
pegawai yang cukup cakap merupakan usaha yang selalu berkesinambungan.
Model Pengendalian Intern
Ada beberapa model pengendalian intern untuk pencegahan pendeteksian perbaikan
(James A. Hall, 2007:182)
a. Pengendalian Pencegahan
Pencegahan adalah pertahankan pertama dalam struktur pengendalian. Pengendalian
pencegahan adalah teknik pasif yang didesain untuk mengurangi frekuensi terjadinya
peristiwa yang tidak diinginkan. Mencegah kesalahan dan penipuan jauh lebih efektif
dari segi biaya daripada mendeteksi serta memperbaiki masalah setelah terjadi. Dalam
hal ini, dokumen sumber dapat mencegah data yang dibutuhkan dihilangkan. Akan
tetapi, tidak semua masalah dapat diantisipasi dan dicegah. Beberapa akan lepas dari
jaringan pengendalian pencegahan yang komprehensif.
b. Pengendalian Pemeriksaan
Pengendalian pemeriksaan adalah sebagai alat, teknik dan prosedur yang didesain
untuk mengidentifikasi serta mengekspos berbagai peristiwa yang tidak diinginkan dan
yang lepas dari pengendalian pencegahan. Pengendalian ini mengungkapkan berbagai
jenis kesalahn tertentu melalui perbandingan kejadian sesungguhnya dengan standar
yang ditetapkan. Ketika pengendalian pemeriksaan mengidentifikasi penyeimpangan
dari standar, maka pengendalian akan membuat peringatan untuk menarik perhatian
pada masalah tersebut.
c. Pengendalian Perbaikan
Pengendalian perbaikan adalah tindakan yang diambil untuk membalik berbagai
pengaruh kesalahan yang terdeteksi dalam tahap sebelumnya. Terdapat beberapa
(24)
Pengendalian pemeriksaan mengidentifikasi berbagai peristiwa yang tidak diinginkan
dan menarik perhatian atas masalah tersebut.
Tujuan dilakukannya pengendalian intern adalah untuk mencegah timbulnya
kerugian bagi sebuah organisasi, yang timbul antara lain karena sebab-sebab sebagai
berikut:
1. Penggunaan sumber daya yang tidak efisien dan boros.
2. Keputusan menajemen yang tidak baik.
3. Kesalahan yang tidak disengaja dalam pencatatan dan pemrosesan data.
4. Kehilangan atau kerusakan catatan secara tidak sengaja.
5. Kehilangan aktiva karena kecerobohan karyawan.
6. Tidak ditaatinya kebijakan manajemen dan peraturan lainnya oleh para karyawan.
7. Perubahan secara tidak sah terhadap SIA atau komponen-komponennya.
Komponen
Deskripsi
Lingkungan
Pengendalian
Tulang punggung sebuah perusahaan adalah karyawan,
meliputi atribut individu, seperti integrasi, nilai etika, dan
kompetensi dan lingkungan tempat karyawan tersebut bekerja.
Mereka merupakan mesin penggerak organisasi dan
merupakan fondasi untuk komponen lainnya.
Aktivitas
Pengendalian
Perusahaan harus menetapkan prosedur dan kebijakan
pengendalian dan melaksanakannya, untuk membantu
menjamin bahwa manajemen dapat menetapkan
tindakan-tindakan yang diperlukan untuk menghadapi
ancaman-ancaman yang muncul, sehingga tujuan organisasi dapat
dicapai secara efektif.
Perhitungan
Resiko
Organisasi harus menyadari dan waspada terhadap berbagai
resiko yang dihadapinya. Oleh karena itu, perusahaan harus
menetapkan serangkaian tujuan, yang terintegrasi dengan
kegiatan penjualan, produksi, pemasaran, keuangan dan
kegiatan lainnya sehingga organisasi dapat beroperasi
sebagaimana mestinya. Organisasi harus pula menetapkan
mekanisme
untuk
mengidentifikasi,
menganalisis,
dan
mengelola risiko-risiko terkait.
Informasi dan
Komunikasi
Sistem
informasi
dan
komunikasi
mengitari
kegiatan
pengawasan. Sistem tersebut memungkinkan karyawan
organisasi untuk memperoleh dan menukar informasi yang
dibutuhkan
untuk
melaksanakan,
mengelola
dan
mengendalikan kegiatan organisasi.
Pemantauan
Seluruh proses bisnis harus dipantau dan dilakukan modifikasi
seperlunya. Dengan cara ini, sistem akan bereaksi secara
dinamis,
yaitu
berubah jika
kondisinya menghendaki
(25)
perubahan.
Tabel 1. Komponen Unsur-unsur Pengendalian Intern
(Krismiaji, 2005:215)
2.2.2.3.
Struktur Pengendalian Intern (
Internal Control Structure
)
Adalah kebijakan dan prosedur yang diterapkan untuk memberikan jaminan yang
layak bahwa tujuan khusus organisasi akan dicapai. Krismiaji (2005:219) menyatakan
bahwa struktur pengendalian intern ini memiliki 3 elemen, yaitu:
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian menggambarkan efek kolektif dari berbagai faktor
pada penetapan, peningkatan atau penurunan efektivitas prosedur dan kebijakan
khusus. Faktor-faktor tersebut berupa:
a. Komitmen terhadap integritas dan nilai etika.
b. Filosofi dan gaya operasi manajemen.
c. Struktur organisasi.
d. Komite audit dewan direktur.
e. Metode penetapan wewenang dan tanggungjawab.
f. Praktik dan kebijakan sumber daya manusia.
g. Berbagai pengaruh eksternal lainnya yang mempengaruhi kegiatan dan praktik
organisasi.
2. Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi terdiri atas metode dan catatan yang ditetapkan untuk
mengidentifikasi, merangkai, menganalisis, menggolongkan, mencatat dan melaporkan
transaksi-transaksi perusahaan dan untuk memelihara akuntabilitas aktiva dan
kewajiban yang terkait. Sistem akuntansi yang efektif memberikan dasar yang memadai
untuk penetapan metode dan catatan yang akan berfungsi sebagai berikut:
(26)
b. Menguraikan secara tepat waktu transaski bisnis secara rinci sehingg
memungkinkan klasifikasi transaksi secara tepat untuk pelaporan keuangan.
c. Mengukur nilai transaksi secara tepat sehingga memungkinkan pencatatan sebesar
nilai moneternya dalam laporan keuangan.
d. Menentukan periode waktu terjadinya transaksi sehingga memungkinakn pencatatan
transaksi dalam periode akuntansi yang tepat.
e. Menyajikan secara tepat transaksi dan pengungkapan lain yang terkait dalam
laporan keuangan.
3. Prosedur Pengendalian.
Prosedur pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang ditambahkan ke
lingkungan pengendalian dan sistem akuntansi yang telah ditetapkan oleh manajemen
untuk memberikan jaminan yang layak bahwa tujuan khusus organisasi akan dicapai.
Cakupan prosedur pengendalian tersebut adalah sebagai berikut:
a. Otorisasi yang tepat terhadap transaksi dan aktivitas.
b. Pemisahan tugas yang mengurangi peluang bagi seseorang untuk melakukan
kesalahan dalam tugas rutinnya, yaitu dengan menempatkan orang yang berbeda
pada fungsi otorisasi, pencatatan transaksi dan penjagaan aktiva.
c. Perencanaan dan penggunaan dokumen dan catatan untuk membantu menjamin
pencatatan transaksi secara tepat.
d. Penjagaan yang memadai terhadap akses dan penggunaan aktiva dan catatan.
e. Pengecekan independen terhadap kinerja dan penilain yang tepat terhadap nilai
yang tercatat.
2.2.2.4.
Sistem Pengendalian Intern atas Penerimaan Barang
Penerimaan barang adalah suatu prosedur pengadaan barang atau persediaan lain
(27)
pembelian, surat permintaan penawaran harga, surat order pembelian, laporan penerimaan
barang, penyimpanan barang serta catatan lain yang diperlukan.
Bagian penerimaan barang bertugas untuk menerima semua barang yang dibeli
perusahaan. Pada waktu menerima barang, bagian ini harus melakukan perhitungan fisik
atas barang-barang yang diterima baik dengan cara menghitung, menimbang, atau dengan
cara-cara lain apakah sudah sesuai dengan order pembelian. Disamping itu, bagian
(28)
PT. Riza Fadila
Yogyakarta
LAPORAN PENERIMAAN BARANG
Nomor LPB :
Nomor Order Pembelian :
Nomor Permintaan Pembelian:
Diterima dari :
Via :
Jumlah
Peti
Berat
Jumlah
Unit
Keterangan
Tempat Dalam Gudang
Bagian
Bin
Dihitung oleh:
Tanggal :
Ditempatkan ke gudang oleh:
Tanggal :
Gambar 3. Laporan Penerimaan Barang
(Zaki Baridwan, Sistem Akuntansi 1991:178)
2.2.2.5.
Sistem Pengendalian Intern atas Pembelian Barang
Bagian pembelian barang berfungsi dan bertanggungjawab untuk melakukan
pembelian barang setelah menerima permintaan pembelian barang secara tertulis (
request
order
), dalam melakukan pembelian, bagian pembelian harus memilih pembelian dengan
harga yang meguntungkan bagi perusahaan, namun memiliki kualitas yang terbaik, selain itu
pembelian harus memperhatikan ketepatan waktu pemesanan dengan penerimaan barang,
agar tidak menimbulkan keterlambatan yang nantinya dapat merugikan perusahaan.
Setelah bagian pembelian menentukan supplier yang dipilih, maka dibuatlah
pesanan pembelian yang menguraikan barang-barang yang dipesan, jumlah barang, harga
(29)
Gambar 4.Sistem Akuntansi Pembelian
Mulai
Membuat
surat
permintaa
n
pembelian
Surat
permintaan
1
2
1
Pada saat
order
point
1
Order
surat
pembelia
N
6
Laporan
Penerima
aanan
T
Kartu
gudan
2
Bagian Gudang
(30)
1 Surat Permintaan 1 Membuat surat penawaran harga Surat Permintaan Penawaran Harga Surat Penawaran Harga Membuat Perbandingan harga Perbandingan Harga 1 Dikirim ke pemasok Dikirim ke pemasok 2 Membuat surat order pembelian Surat Order 1 2
3 4 5 6
7 SPH SPH SPH 3 4 5 T Dikirim
pemasok A
6 Laporan Penerimaan 1 8 Mencatat tanggal penerimaan pada SOB lembar 6 dan 7 Dari pemasok Faktur Memeriksa faktur Faktur 1
Bagian Pembelian
(31)
3
SOP 1
Menerima barang dari pemasok yang disertai
dengan surat pengantar Dari pemasok Surat Memeriksa barang yang dikirim Membuat laporan penerimaan barang Laporan penerimaan 1 2
3 4 5
SOP SP
7 6
Dikirim ke bagian gudang bersamaan dengan barang N 4 SOP 4 8 LPB 4 9 Faktur Membandingkan faktur dari pemasok dengan
SPO & LPB
Membuat bukti kas keluar Surat order 1 2
3 4 5
LPB Faktur
Arsip bukti kas keluar yang belum dibayar T 6 Register bukti kas 10 10 Bukti kas 2 Kartu persediaan N
(32)
2.2.2.6.
Sistem Pengendalian Intern atas Pengeluaran Barang
Pengeluaran barang adalah suatu prosedur pengeluaran atau penjualan barang
yang dibutuhkan dalam kegiatan operasional perusahaan. Prosedur penjualan adalah
urutan kegiatan sejak diterimanya pesanan dari pembeli, pengiriman barang, pembuatan
faktur dan pencatatan penjualan.
Petugas gudang tidak mempunyai wewenang untuk mengeluarkan barang tanpa
perintah dari bagian lain, jadi inisiatif untuk mengeluarkan barang harus datang dari pihak
lain, dan pengeluaran barang harus didukung bukti atau formulir permintaan pengeluaran
barang, untuk mempertanggungjawabkan setiap penyerahan.
Bukti permintaan (
request order
) dibuat rangkap 3 (tiga). Lembar pertama untuk
bagian gudang, lembar kedua untuk bagian administrasi, dan lembar ketiga untuk bagian
yang meminta barang sebagai arsip.
Bagian gudang akan menyerahakan barang yang diminta sesuai yang tercantum
dalam surat permintaan (
request order
), namun sebelumnya perlu diteliti dulu
kebenarannya, setelah itu bagian gudang akan mencatat pengeluaran tersebut dalam kartu
stock barang, yang pada akhir bulan dilaporkan kepada bagian pembukuan di kantor pusat
untuk diperiksa validitasnya
2.2.2.7.
Keterbatasan Pengendalian Intern
Menurut Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart (2003:313) ada beberapa
keterbatasan pengendalian intern, antara lain sebagi berikut:
1. Kesalahan dalam pertimbangan
Management salah ambil keputusan bisnis atau penyusunan tugas rutin karena tidak
memadainya informasi.
2. Gangguan
Adanya gangguan dalam pengendalian yang tidak ditetapkan dapat terjadi karena
personel tidak dapat memahami perintah atau membuat kesalahan dalam menajalankan
tugas.
(33)
Adalah tindakan bersama beberapa individu untuk tujuan kejahatan, dapat berakibat
bahaya pada pengendalian intern yang dibangun untuk melindungi kekayaan entitas dan
tidak terungkapnya kecurangan oleh pengendalian intern yang dirancang.
4. Pengabaian oleh manajemen
Manajemen dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur yang telah ditetapkan untuk
tujuan yang tidak sah, seperti keuntungan pribadi manager.
5. Biaya lawan manfaat
Biaya yang diperlukan dalam mengoperasikan pengendalian intern tidak boleh melebihi
manfaat yang diharapkan pengendalian intern. Management harus bisa memperkirakan
dan mempertimbangkan secara kualitatif dan kuantitatif dalam mengevaluasi biaya dan
mafaat suatu pengendalian.
2.3. Kerangka Pemikiran
Pengendalian intern merupakan alat bantu manajemen dalam melakukan kegiatan
penilaian bebas terhadap semua kegiatan perusahaan, harus selalu dalam keadaan dinamis
dan aktif. Prinsip pengendalian intern terutama didasarkan atas pembagian tugas dan
pemisahan wewenang antara para pegawai. Berhasilnya pelaksanaan sistem pengendalian
intern tergantung pada kesadaran, kesediaan dan kemampuan para pegawai atau karyawan
untuk mematuhi wewenang, tugas dan tanggungjawab yang diberikan kepadanya, selain itu
sikap positif pimpinan sangat besar pengaruhnya terhadap terlaksananya kebijaksanaan
tersebut.
Sistem pengendalian intern erat hubungannya dengan kelancaran arus penerimaan
baik di satu pihak dan pengendalian di pihak lain. Pengendalian intern yang baik dan tepat
akan dapat memberikan saran-saran perbaikan dan komentar-komentar yang sangat
diperlukan oleh manajemen yaitu mengadakan pengawasn pelaksanaan, mengukur dan
menilai kegiatan perusahaan khususnya pada aktivitas penerimaan dan pengeluaran
(34)
Gambar 5. Kerangka Pemikir
2.4. Hipotesis
Diduga bahwa sistem pengendalian intern pengeluaran dan penerimaan barang
pada Aini Swalayan Surabaya, belum berjalan sesuai dengan kebijakan yang telah
ditetapkan oleh perusahaan.
Informasi
-
Prosedur atau sistem penerimaan dan pengeluaran barang
-
Prosedur pengorderan barang
Permasalahan
-
Terjadi lost, yaitu suatu kondisi dimana stok fisik barang tidak sesuai
dengan yang tercantum di data stok komputer
-
Pencatatan dalam rekening terkait seperti rekening persediaan barang
tidak valid atau diragukan kebenarannya.
Analisis Data
-
Proses klasifikasi
-
Proses tabulasi
-
Proses analyzing
-
Proses sumarizing
(35)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana evaluasi atas pencatatan dan penilaian persediaan
sebagai alat pengukuran pencatatan dan penilaian persediaan pada objek penelitian,
dengan unsur-unsur pokok yang harus ditemukan sesuai dengan butir-butir rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, maka digunakan metode penelitian kualitatif.
Penelitian Kualitatif pada dasarnya adalah mengamati orang dalam lingkungan
hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran
mereka tentang dunia sekitarnya (Nasution, 1988 : 55 dalam Sugiyono, 2008 : 180
dalam Wirdiyanto, 2009 : 25 ). Dalam penelitian ini yang akan diamati adalah sistem
pelaporan atas pencatatan dan penilaian persediaan serta bentuk data persediaan
yang disajikan, yaitu dengan mengarahkan metode yang tepat dalam pencatatan dan
penilaian persediaan, dengan digunakan metode kualitatif maka data yang didapat
akan lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel, dan bermakna sehingga tujuan
penelitian dapat tercapai.
Penggunaan metode kualitatif ini, karena memang permasalahan lebih tepat datanya
dengan metode kualitatif, dengan metode kuantitatif, hanya bisa diteliti beberapa
variabel saja, sehingga seluruh permasalahan yang telah dirumuskan tidak akan
terjawab dengan metode kuantitatif, dengan metode kuantitatif hanya dapat digali
fakta-fakta yang bersifat empirik dan terukur. Fakta-fakta-fakta yang tidak tampak oleh indera
akan sulit diungkapkan, dengan metode kualitatif, maka akan dapat diperoleh data
yang lebih tuntas, pasti, dan secara mendalam, sehingga memiliki kredibilitas yang
(36)
3.2.
Fokus Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan memfokuskan pada system pengendalian
intern terhadap
prosedur penerimaan dan pengeluaran barang
.
Adapun variabel yang diamati dalam hubungannya dengan permasalahan adalah
sebagai berikut:
1. Prinsip Pengendalian Intern
Ada 2 macam pengendalian intern, yaitu
a. Pengendalian Akuntansi, yaitu pengendalian yang meliputi pengamanan terhadap
kekayaan perusahaan.
b. Pengendalian Administrasi, yaitu pengendalian yang meliputi peningkatan efisiensi
usaha dan mendorong dipatuhinya kebijakan pimpinan yang telah ditetapkan. Hal ini
dapat meliputi control kegiatan (
operating control
) seperti daftar jumlah pelanggan
yang dipisahkan menurut personil-personil yang berhubungan dengan penjualan
(
sales person
) prestasi, pemeliharaan standart kualitas produksi dan lain-lain.
Tujuan pengendalian administrasi diutamakan pada pencapaian tujuan
operasional seperti hubungan masyarakat (
public relation
) efisiensi operasi atau
pabrik, efektivitas operasi dan efektivitas manajemen. Pengendalian intern yang
diarahkan ke pencapaian tujuan administrasi mempunyai pengaruh langsung yang
kecil terhadap ketelitian dan dipercayainya laporan keuangan.
2. Prosedur Penerimaan Barang
Dalam prosedur ini fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan mengenai jenis,
kualitas, dan mutu barang yang diterima dari pemasok dan kemudian membuat laporan
penerimaan barang untuk menyatakan penerimaan barang dari pemasok tersebut.
Disamping itu bagian penerimaan juga harus mengadakan Pencatatan rangkap 3 (tiga),
bentuk laporan ini dapat dilihat pada gambar berikut
(37)
b. Lembar kedua untuk bagian yang meminta pembelian.
c. Lembar ketiga untuk bagian penerimaan barang sebagai arsip
PT. Riza Fadila
Yogyakarta
LAPORAN PENERIMAAN BARANG
Nomor LPB :
Nomor Order Pembelian :
Nomor Permintaan Pembelian:
Diterima dari :
Via :
Jumlah
Peti
Berat
Jumlah
Unit
Keterangan
Tempat Dalam Gudang
Bagian
Bin
Dihitung oleh:
Tanggal :
Ditempatkan ke gudang oleh:
Tanggal :
Gambar 6.
Laporan Penerimaan Barang
3. Prosedur Pengeluaran Barang
Adalah suatu prosedur atau penjualan barang yang dibutuhkan dalam kegiatan
operasioanl perusahaan. Ada beberapa bagian yang terkait dalam prosedur penjualan
antara lain bagia pemersanan penjualan, bagian gudang, bagian pengiriman, dan bagian
pembuatan faktur. Harus ada bukti yang cukup untuk menetapkan kebenaran dari tiap
pengeluaran barang.
3.2.1. Informan
Objek yang diteliti oleh peneliti dalam penelitian ini adalah Aini Swalayan Surabaya :
1. Bpk. Maulud Harahap Wakil Manajer yang bertanggung jawab di Aini Swalayan
(38)
2. Informan kedua adalah karyawan/staf yang bertanggung jawab pada persediaan
penerimaan dan pengeluaran barang
3. Informan Ketiga adalah karyawan/staf yang bertanggung jawab pada bagian
penyimpanan/gudang
3.3.
Data dan Metode Pengumpulan Data
3.3.1. Jenis dan Sumber Data
a. Data Primer
Sumber data dalam penelitian ini adalah data Primer yaitu data yang
diperoleh secara langsung dari perusahaan yang sedang diteliti yaitu Aini
Swalayan Surabaya..
b. Data Sekunder
Sumber data kedua merupakan data yang diperoleh dari sumber-sumber lain
yang terkait dengan penelitian, yang diperoleh dari studi kepustakaan yaitu
dengan menggunakan dokumentasi dan literatur-literatur yang berkaitan
dengan permasalahan.
3.3.2. Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dalam skripsi ini adalah sebagai
berikut :
1. Survey pendahuluan, yaitu dengan mengadakan peninjauan dan penelitian
secara umum pada unit usaha tersebut untuk mendapatkan informasi yang
diperlukan sehingga masalah menjadi jelas
2. Survey lapangan dimaksudkan untuk mendapatkan data-data pendukung yang
akurat dan relevan, dilakukan dengan :
a. Wawancara secara informal maupun formal dengan pihak-pihak yang
(39)
b. Dokumentasi, dilakukan dengan mengumpulkan dokumen-dokumen
yang terkait dengan penelitian
c. Studi kepustakaan, berupa pengumpulan data-data dari literatur yang
relevan dengan permasalahan ini dan digunakan sebagai landasan
teori
3.3.3. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
data kualitatif, mengikuti konsep yang diberikan
Miles
dan
Huberman
dan
Spradley
.
Miles
dan
Huberman
(1984) dalam Wirdiyanto (2009), mengemukakan
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga
sampai tuntas, dan datanya sampai jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu
data reduction, data display
, dan
conclusion drawing/verification
. Selanjutnya
menurut
Spradley
dalam Wirdiyanto (2009) teknik analisis data disesuaikan
dengan tahapan dalam penelitian. Pada tahap penjelajahan dengan teknik
pengumpulan data
grand tour question
, analisis data dilakukan dengan analisis
domain. Pada tahap menentukan fokus analisis data dilakukan dengan analisis
taksonomi. Pada tahap selection, analisis data dilakukan dengan analisis
komponensial. Selanjutnya untuk sampai menghasilkan judul dilakukan dengan
analisis tema. (Handri Hermanto, 2011:44)
3.3.4. Pengujian Kredibilitas Data
Pengujian kredibilitas data penelitian akan dilakukan dengan cara :
(40)
Penelitian ini diperpanjang sampai tiga kali, karena pada periode I dan II,
data yang diperoleh dirasa belum memadai dan belum kredibel. Belum memadai
karena belum semua rumusan masalah dan fokus terjawab melalui data, belum
kredibel karena sumber data masih ragu-ragu dalam memberikan data, sehingga
data yang diperoleh pada tahap I dan II ternyata masih belum konsisten, masih
berubah-rubah, dengan perpanjangan pengamatan sampai tiga kali maka data
yang diperoleh dirasa telah jenuh
2. Meningkatkan ketekunan
Pengujian kredibilitas dengan meningkatkan ketekunan ini dilakukan
dengan cara peneliti membaca seluruh catatan hasil penelitian dengan cermat,
sehingga dapat diketahui kesalahan dan kekurangannya, demikian juga dengan
meningkatkan ketekunan maka, peneliti dapat memberikan deskripsi data yang
akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.
Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara
membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau
dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti, dengan membaca ini maka
wawasan peneliti akan semakin luas dan tajam, sehingga dapat digunakan untuk
memeriksa data yang ditemukan itu benar dan dapat dipercaya atau tidak.
3. Triangulasi
Triangulasi dilakukan dengan cara triangulasi teknik, sumber data dan
waktu. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama
dengan teknik yang berbeda, yaitu dengan wawancara, observasi dan
dokumentasi. Triangulasi sumber, dilakukan dengan menanyakan hal yang sama
melalui sumber yang berbeda, dalam hal ini sumber datanya adalah Manajer dan
karyawan dari pihak Aini Swalayan Surabaya. Triangulasi waktu artinya
pengumpulan data dilakukan pada berbagai kesempatan, pagi, siang, dan sore
hari (Wirdiyanto, 2009: 33). Dengan triangulasi dalam pengumpulan data, maka
(41)
tidak. Jika nara sumber memberikan data yang berbeda, maka berarti datanya
(42)
BAB IV
GAMBARAN UMUM SUBYEK PENELITIAN
4.1. Sejarah Singkat Perusahaan
AINI Swalayan adalah salah satu usaha bisnis yang berorientasi dalam bidang
barang dan jasa, yang terletak di Jalan Medokan Asri IK No.1 Surabaya. Swalayan ini
didirikan pada tahun 2002, Pendiri AINI Swalayan yakni ibu Hj. Nur Aini Pane. Tetapi pada
saat ini swalayan ini dialihkan dan dikelola oleh anaknya yang bernama Bpk. H. Norman
Parlindungan Siregar yang pada saat ini menjabat sebagai General Manager (owner) pada
AINI Swalayan.
Kesuksesan Aini swalayan yang memiliki tujuan utama memberikan pelayanan
kepada pelanggan dari Aini Swalayan dengan motto “Hemat, Mudah dan Nyaman dan
dengan cara menarik pelanggannya melalui penawaran harga yg lebih murah kepada
konsumen setempat. Pada saat melihat semakin banyaknya kompetitor, maka para
pengelola mempunyai inisiatif supaya ditambah dengan segala macam busana muslim yang
dinamakan Butik Islami.
Karyawan yang ada pada AINI Swalayan cukup membanggakan, dengan merekrut
pegawai yang berpotensi yang mampu mengembangkan AINI Swalayan kedepan. AINI
Swalayan adalah toko yang menyediakan berbagai macam barang diantaranya berbagai
kebutuhan 9 bahan pokok, peralatan rumah tangga, buku-buku, isi ulang air minum, butik
Islami, Mainan anak, play ground, dan lain-lain.
Lokasi AINI Swalayan sangat strategis, terletak didepan jalan raya, dekat perumahan
medokan, sekolahan, dan juga dekat kampus UPN, sehingga mudah untuk mencapai
sasaran objek penjualan. AINI Swalayan mempunyai 2 lantai dengan luas ± 720 M yakni
dengan panjang 30 M dan lebar 24 M, keamanannya juga terjamin karena ada tempat
parkirnya yang luas dan dijaga oleh security. Jadi, para pelanggan merasa nyaman dan
aman untuk berbelanja
(43)
4.2. Letak Geografis
Sebelah utara :Berbatasan dengan Perumahan Medokan Ayu, yang jaraknya ± 500 meter.
Sebelah selatan : Berbatasan dengan kampus UPN, jaraknya ± 700 meter.
Sebelah timur : Berbatasan dengan perkampungan, jaraknya ± 300 meter.
Sebelah barat : Berbatasan dengan perumahan YKP ± 400 meter.78
4.3.Visi dan Misi
Visi
Menjadi swalayan yang unggul dalam layanan untuk memenuhi kebutuhan
dan membangun kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Untuk memacu kemajuan AINI Swalayan dan untuk memperjelas
tujuan-tujuan yang akan dicapai, maka AINI Swalayan mempunyai misi,
yaitu :
Misi
- Memberikan kemudahan bagi konsumen didalam membeli produk-produk yg up to date.
- Memberikan pelayanan yang nyaman serta mutu yang baik.
4.4. Tujuan
- Membuat lapangan pekerjaan untuk masyarakat.
- Memberikan kesempatan kerja pada orang lain.
- Memberikan penghasilan keluarga dan juga masyarakat lingkungan sekitar.
4.5. Struktur Organisasi Perusahaan
Agar perusahaan dapat berjalan dengan lancar, maka perusahaan perlu menerapkan
sistem organisasi yang baik, karena dapat menunjukkan pembagian antara tugas,
wewenang, tanggung jawab dan penempatan pegawai yang sesuai dengan keahliannya.
Guna memperjelas bentuk organisasi maka harus dibuat bagan struktur, karena pada
(44)
kotak atau garis menurut kedudukannya, dimana masing-masing membuat fungsi tertentu
dengan antara yang satu dengan yang lain dihubungkan dengan garis wewenang.
GAMBAR 4.5 : STRUKTUR PEGAWAI AINI SWALAYAN
Keterangan :
Penasehat
: Ibu Hj. Nur Aini Pane
General Manager
: Bpk. H. Norman Parlindungan Siregar
Wakil General Manager : Maulud Harahap
Kepala Toko : Abdullah
Koordinator Butik : Riya
Supervisor Market : Agus
Koordinator Gudang : Rudi
Koordinator Security : Rusman
Kasir
: Mytha & Ninuk
Pramuniaga
: Arif
Penasehat
General Manager
Wakil General Manager
Kepala Toko
Supervisor
Koor. Butik
Koor. Gudang
Koor. Security
(45)
4.5.1. Job Descriptions
Penasehat
•
Mengontrol Perusahaan
•
Menerima Laporan
General Manager
•
Memimpin dan bertanggung jawab atas seluruh kegiatan yang dibawahnya.
•
Meminta pertanggung jawaban dari masing-masing bagian yang
dibawahnya.
•
Menjaga serta membina koordinasi dan kerjasama yang baik diantara semua
bagian.
Wakil General Manager
•
Mengontrol pegawai.
Kepala Toko
•
Mengurusi order barang
•
Mengurusi promosi
Koordinator Butik
•
Mengontrol stok barang yang ada di butik.
Koordinator Market
•
Mengkoordinir serta mengawasi semua pegawai dan seksi penjualan.
•
Memonitoring omset penjualan setiap hari.
•
Menyelesaikan masalah yang dihadapi pegawai dengan konsumen.
•
Mengadakan perjanjian dengan sub-distributor yang lain.
•
Mengembangkan ide-ide dan temuan baru bagi AINI Swalayan.
Koordinator Gudang
•
Menerima, menyimpan, memelihara serta mengeluarkan barang sesuai
(46)
•
Memberi laporan tentang persediaan dan memantau stok barang yang ada.
•
Mencocokkan barang dengan faktur.
•
Membuat laporan penerimaan barang.
Koordinator Security
•
Menjaga keamanan
•
Memantau parkir
•
Kasir
•
Menerima pembayaran tunai dari pembeli.
•
Membubuhkan cap lunas pada nota penjualan.
•
Membuat laporan secara periodik tentang masuknya uang.
Pramuniaga
•
Membersihkan dan menata toko
•
Melayani pembeli dengan ramah dan baik.
(47)
4.5.2. Sarana dan Prasarana
Dalam pelaksanaan aktivitas kegiatan suatu lembaga sudah pasti memiliki sarana dan
prasarana yang mendukung. Dalam hal ini, AINI Swalayan mempunyai sarana dan
prasarana sebagai berikut :
Sumber :
Wawancara langsung dengan Wakil Manager Aini Swalayan Surabaya
B. Penyajian Data
Dalam penyajian data ini, peneliti akan menjelaskan kenyataan-kenyataan yang ada dilokasi
penelitian sesuai dengan permasalahan yang diangkat. Data ini diperoleh peneliti melalui
wawancara para pegawai, observasi lokasi, dan dokumentasi pada AINI Swalayan
Surabaya. Setelah melakukan observasi lokasi, wawancara dan mengumpulkan
dokumentasi, maka data yang telah diperoleh peneliti pada AINI Swalayan Surabaya,
sebagai berikut :
No Keterangan
Jumlah No Keterangan
Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Komputer
Rak
Etalase
Kulkas
Kursi
Meja
Lampu
Jam Dinding
Telepon
AC
7
8
5
5
8
4
20
4
6
6
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Tangga
Kalender
Gudang
Kamar Kecil
Berangkas
Pos Security
Tempat isi ulang Air minum
Tempat Play Ground
Aquarium
Tempat Parkir
1
2
1
2
2
1
1
1
2
1
(48)
4.6. Perencanaan Pemasaran AINI Swalayan Surabaya
a. Penentuan Visi dan Misi AINI Swalayan Surabaya
Visi : Menjadi swalayan yang unggul dalam layanan untuk memenuhi kebutuhan dan
membangun kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Misi : Memberikan kemudahan bagi konsumen di dalam membeli produk-produk dan
memberikan pelayanan yang nyaman serta mutu yang baik.
b. Pengembangan Profil AINI Swalayan Surabaya
Pengembangan suatu organisasi tidak lepas dari peran orang yang ada didalamnya
terutama seorang pemimpin dalam menjalankan tugasnya, yang ditunjang dengan
karyawan-karyawan yang profesional serta bertanggung jawab. Pengembangan profil AINI
Swalayan ditunjang dengan melakukan pengembangan secara intern melalui pembinaan
karyawan untuk memiliki sumber daya manusia yang tinggi, pelayanan dan fasilitas, sarana
dan prasarana yang menunjang. Dari pengembangan secara intern ini, maka dapat dicapai
suatu tujuan, yaitu meningkatkan mutu pelayanan dan melengkapi berbagai kebutuhan
masyarakat sekitarnya. Tujuan diatas dapat dicapai oleh AINI Swalayan, namun bukan
hanya dengan karyawan yang membawa potensinya dari pengalaman pendidikan selama
ini, namun para karyawan juga diberi pelatihan khusus dalam perencanaan pemasaran
untuk pengembangan sumber dayanya dan diarahkan terhadap pemenuhan kebutuhan
masyarakat.
Strategi sekarang yang digunakan AINI Swalayan dalam memasarkan produknya adalah
dengan melalui promosi dalam bentuk
brosur, spanduk, dan dalam bentuk iklan diberbagai media massa yang ada
disekitar swalayan, dan kelompok masyarakat sekitar.
c. Merumuskan keadaan saat ini
Untuk merumuskan keadaan saat ini, pada perencanaan pemasaran AINI Swalayan dengan
melihat kondisi dan situasi sekarang, dengan kata lain para karyawan AINI Swalayan dalam
merencanakan sesuatu dengan memanfaatkan SDM yang dimiliki atau sumber daya yang
(49)
dirumuskan. Sumber daya tersebut adalah tenaga kerja yang profesional, disiplin dan
bertanggung jawab pada tugas masing-masing.
Saat ini AINI Swalayan Surabaya memiliki karyawan dengan bekal sumber daya manusia
yang cukup membanggakan dan bertanggung jawab atau tugas masing-masing. Perekrutan
karyawan pun sangat berhati-hati, mengingat bahwa AINI Swalayan membutuhkan sumber
daya manusia yang profesional untuk pengembangan swalayan kedepan. Adapun dana
yang digunakan untuk pelaksanaan rencana kegiatan diperoleh dari hasil penjualan.
d. Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan
Untuk menyusun perencanaan program kerja, AINI Swalayan melihat berbagai peluang
yang terdapat pada kebutuhan masyarakat akan produk dan jasa yang ditawarkan, apakah
berpengaruh positif atau negatif terhadap perencanaan yang secara operasional. Oleh
karena itu, butuh pengidentifikasian segala kemudahan dan hambatan yang akan dihadapi
oleh AINI Swalayan. Adapun kemudahan dan hambatan dalam penyusunan program kerja
AINI Swalayan Surabaya adalah sebagai berikut :
•
Faktor Pendukung
1. Internal
Adanya tujuan yang mulia pada AINI Swalayan dengan`menawarkan produk dan jasa.
Selain dari itu dalam perencanaan AINI Swalayan didukung oleh para karyawan dibekali
dengan SDM (sumber daya manusia) yang cukup membanggakan, bisa dikatakan mampu
untuk mengelola dengan menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing dan kesadaran
para karyawan untuk mengamalkan ilmunya serta dengan adanya kemauan para karyawan
untuk melaksanakan tugas dan kewajiban masing-masing dalam merealisasikan
kegiatan-kegiatan yang telah dirumuskan sebelumnya.
2. Eksternal
Krisis yang berkepanjangan sehingga banyak para konsumen dalam daya tarik untuk
membeli menurun, serta banyaknya gedung - gedung atau toko-toko, yang berdiri sebagai
(50)
Untuk mencapai suatu tujuan yang ada, AINI Swalayan merencanakan program kerja yang
meliputi program kerja jangka pendek, program kerja jangka panjang. Adapun program kerja
AINI Swalayan adalah sebagai berikut :
1) Program jangka panjang
a. Mendirikan sarana dan prasarana sebagai penunjang kegiatan AINI
Swalayan
b. Meningkatkan kualitas pengembangan produk yang sudah ada
c. Meningkatkan mutu pelayanan bagi para pelanggan
2) Program jangka pendek
a. Sosialisasi produk-produk, baik produk barang maupun jasa
b. Meningkatkan kemampuan bagi para karyawan dengan memberikan
pemahaman tentang perencanaan pemasaran
4.7. Perencanaan Pemasaran Produk-Produk Pada AINI Swalayan Surabaya
a. Perumusan Tujuan
Perencanan dimulai dengan keputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan
organisasi atau kelompok kerja. Tanpa rumusan tujuan yang jelas, organisasi akan
menggunakan sumber daya sumber dayanya tidak secara efektif. Tujuan merupakan hal
yang amat penting bagi keberhasilan suatu organisasi. Tujuan suatu perusahaan haruslah
dirumuskan dengan jelas, realistis, tepat sasaran dan dapat diketahui oleh semua orang
yang terlibat pelaksanaan dapat berpartisipasi dengan penuh kesadaran.
b. Strategi Bauran Pemasaran AINI Swalayan
Berikut ini uraian bauran pemasaran yang dilaksanakan oleh AINI Swalayan :
1. Strategi Produk
Perubahan lingkungan yang terjadi berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang
membeli maupun yang memesan lewat telepon khususnya di kota Surabaya, tuntutan inilah
bagi pihak AINI Swalayan untuk lebih memperbanyak produk-produk yang disukai oleh
konsumen. Di dalam strategi marketing mix, strategi produk merupakan unsur yang paling
(1)
(2)
Keterangan :
SPV = Supervisor/Kepala Toko
(3)
Keterangan :
SPV = Supervisor/Kepala Toko PO = Permintaan Order
(4)
Penjelasan prosedur pengeluaran barang Aini Swalayan menurut usulan peneliti adalah sebagai berikut :
1. Setiap bagian menuliskan permintaan barangnya pada form order permintaan barang rangkap dua. Lembar pertama untuk bagian gudang. Lembar kedua untuk arsip bagian yang mengorder
2. Setelah selesai menulis form penerimaan barang, bagian divisi yang mengajukan permintaan barang menyerahkan form permintaan barang pada supervisor.
3. Supervisor kemudian memeriksa barang-barang yang diorder, apakah tersedia di gudang. selain itu, supervisor juga perlu memeriksa data stock barang di komputer apakah memang benar persediaan barang yang diorder sudah dalam batas minimal atau malah sebaliknya. Jangan sampai terjadi penimbunan barang di gudang, karena dapat berakibat rusaknya barang yang diorder, pertama jika sistem FIFO tidak berjalan. jika barang yang diorder memang benar dalam batas minimum, supervisor atau dibantu oleh checker gudang dan helper baru mengeluarkan order barang tersebut.
4. Setelah memberikan barang pada divisi terkait, supervisor WAJIB meminta tanda tangan bukti penerimaan pada divisi/bagian yang bersangkutan. hal ini penting dilakukan, sebagai antisipasi jika salah satu pihak lupa apakah barang pada form permintaan barang telah dikeluarkan semua.
5. Setelah menerima barang order dari supervisor, bagian Admin gudang mencatat dalam data stock barang di komputer kemudian supervisor mengarahkan pramuniaga meletakan barang ke display toko.
(5)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan mengenai Evaluasi Terhadap Penerapan Sistem Pengendalian Intern Prosedur Penerimaan Dan Pengeluaran Barang (Studi Kasus Pada Aini Swalayan Di Surabaya) maka dapat diambil kesimpulan bahwa selama ini Aini Swalayan sudah melaksanakan sistem pengendalian intern yang baik namun masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki dalam melaksanakan pengendalian intern atas prosedur penerimaan dan pengeluaran barang, di antaranya adalah :
1. Di dalam melaksanakan prosedur penerimaan dan pengeluaran barang terdapat kesalahan yang dilakukan oleh beberapa bagian yaitu adanya permintaan barang yang dilakukan secara lisan tanpa menggunakan dokumen atau formulir secara tertulis, sehingga dapat mengakibatkan kesalahan dalam melakukan permintaan atas keluar masuknya barang baik dalam kuantitas maupun kualitasnya dan kesalahan dalam melakukan input data stock barang ke dalam komputer.
2. Tidak adanya pemberian wewenang dan otoritas yang tegas sehingga bagian pembelian barang dan penyimpanan barang melakukan tugas merangkap, hal ini bisa mengakibatkan tidak efektifnya sistem pengendalian intern di perusahaan.
6.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti akan memberikan saran yang kiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan serta masukan bagi pihak Aini Swalayan :
1. Penggunaan dokumen atau formulir secara lengkap dan terperinci dalam melakukan permintaan, penerimaan dan pengeluaran barang sehingga dapat mengurangi terjadinya kesalahan dan kecurangan dalam hal permintaan dan pengeluran barang agar setiap keluar masuknya barang di gudang sesuai dengan yang tercatat dalam formulir tersebut. selain itu pengunaan formulir tersebut juga dapat digunakan sebagai wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan order penerimaan atau pengeluaran barang.
(6)
2. Dalam melaksanakan prosedur penerimaan dan penyimpanan barang seharusnya dilaksanakan oleh bagian yang berbeda sehingga dapat dicapai suatu pengendalian intern yang lebih baik di dalam perusahaan
3. Dari masalah di atas Aini Swalayan hendaknya menyajikan laporan khusus dari pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan yang dilakukan diluar penjualan pokok Aini Swalayan.
4. Perlu adanya peningkatan pengawasan khusus bagi persediaan barang yang ada di Aini Swalayan terhadap kondisi barang yang masih layak jual dengan barang-barang yang tidak layak jual (rusak atau kadaluarsa)