PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PE

Lampiran 8 : RPP I Lampiran 9 : RPP II Lampiran 10 : RPP III Lampiran 11 : KKM Lampiran 12 : Kisi Soal I Lampiran 13 : Kisi Soal II Lampiran 14 : Kisi soal III Lampiran 15 : Kisi Soal IV Lampiran 16 : Hasil Wawancara guru mata pelajaran Fikih Lampiran 17 : Hasil wawancara siswa-siswa kelas VIII A Lampiran 18 : Media Grafis gambar dan bagan Lampiran 19 : Dokumen.

===

SIDOARJO SKRIPSI

Oleh: AMIROTUN NAHDLIYAH

  NIM. 06110116

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG April, 2010

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FIKIH MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS PADA SISWA KELAS VIII A MTs DARUL HIKMAH SIDOARJO SKRIPSI

  Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana

Malik Ibrahim Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh: AMIROTUN NAHDLIYAH

  NIM. 06110116

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

LEMBAR PERSETUJUAN

  Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Fikih Melalui Penggunaan Media Grafis Pada Siswa Kelas VIII A

  MTs Darul Hikmah sidoarjo

  Oleh:

  Amirotun Nahdliyah NIM: 06110116

  Telah Disetujui Pada Tanggal 8 April 2010

  Oleh Dosen Pembimbing:

  Abdul Ghafur, M. Ag NIP. 197304152005011004

  Mengetahui,

  Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

  Drs. H. Moh. Padil, M.PdI NIP. 196512051994031003

HALAMAN PENGESAHAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN

FIKIH MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS PADA SISWA KELAS VIII A MTs DARUL-HIKMAH SIDOARJO SKRIPSI

  dipersiapkan dan disusun oleh Amirotun Nahdliyah (06110116) telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 19 April 2010 dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd. I) pada tanggal 19 April 2009

  Panitia Ujian

  Tanda Tangan

  Ketua Sidang Drs. H. Suaib H.Muhammad, M.Ag NIP. 195712311986031028

  Sekretaris Sidang Abdul Ghafur, M.Ag NIP. 197304152005011004

  Pembimbing Abdul Ghafur, M.Ag NIP. 197304152005011004

  Penguji Utama Dr. H. M. Mujab, M.A NIP. 196611212002121001

Mengesahkan, Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

  Dr. M. Zainuddin, MA NIP. 150275502

PERSEMBAHAN

  Sebagai perwujudan rasaaaa syukur dan cinta kepada Allah SWT, Sebagai perwujudan ras syukur dan cinta kepada Allah SWT, kupersembahkan karya ini kepada:

  Abuyah dan ibu tercinta (H. Ahmad Machally Salim dan Hj. Churriyah Ahmad) yang telah memberikan limpahan kasih sayang dan doa suci yang tiada henti memberikan limpahan kasih sayang dan doa suci yang tiada henti----hentinya serta membimbin henti hentinya serta membimbin hentinya serta membimbing g

  tanpa rasa lelah dan letih saya tanpa rasa lelah dan letih saya mampu dan menyongsong masa depan mampu dan menyongsong masa depan mampu dan menyongsong masa depan....

  Kakakku A. Kholid Mu Kakakku A. Kholid Murtadlo, M. Hamdi Muqaddas, dan M rtadlo, M. Hamdi Muqaddas, dan M rtadlo, M. Hamdi Muqaddas, dan M. As’ad Nahdly serta adikku . As’ad Nahdly serta adikku Nur Arofah Tis’inah tercinta serta keluarga besarku yang selalu mendoakan dan m Nur Arofah Tis’inah tercinta serta keluarga besarku yang selalu mendoakan dan m tercinta serta keluarga besarku yang selalu mendoakan dan memotivasi emotivasi

  dalam setiap langkahku, tanpa kalian hidupku terasa hampa.... dalam setiap langkahku, tanpa kalian hidupku terasa hampa

  Semua guru Semua guru----guru dan dosen guru dan dosen guru dan dosen----dosenku yang telah memberikan secercah dosenku yang telah memberikan secercah ca dosenku yang telah memberikan secercah cahaya berupa ilmu ca haya berupa ilmu

  sehingga saya sehingga saya dapat mewujudkan harapan dan angan untuk masa depan dapat mewujudkan harapan dan angan untuk masa depan dapat mewujudkan harapan dan angan untuk masa depan....

  Sahabat Sahabat----sahabatku terkasih di kontrak sahabatku terkasih di kontrak sahabatku terkasih di kontrakan cantik, dan sealmamater angkatan 2006 yang an cantik, dan sealmamater angkatan 2006 yang mengisi hidupku dengan kehangatan dan canda tawa mengisi hidupku dengan kehangatan dan canda tawa....

MOTTO

  uuuuθθθθèèèèδδδδ 7− 7 yyyy7 −−−uuuu‘‘‘‘ ¨¨¨¨ββββÎÎÎÎ)))) 4444 ßßßß||||¡¡¡¡ôôôôm mrrrr m ‘Ï ‘ }}}}‘ ÏÏÏδδδδ ÉÉÉÉLLLL©©©©9999ÎÎÎÎ Ο Οß ßßßγγγγøøøø9999ÏÏÏω‰‰‰≈≈≈≈yyyy_ _ _uuuuρρρρ (((( ÏÏÏÏππππuuuuΖΖΖΖ||||¡¡¡¡ppppttttøøøø:::: ÏÏÏÏππππssssààààÏÏÏÏããããööööθθθθyyyyϑϑϑϑøøøø9999uuuuρρρρ ÏÏÏÏππππyyyyϑϑϑϑõõõõ3333ÏÏÏÏttttøøøø::::ÎÎÎÎ 7 yyyy7 7Î ÎÎÎnnnnuuuu‘‘‘‘ ÈÈÈÈ≅≅≅≅‹‹‹‹ÎÎÎÎ6666yyyy™™™™ 4444’’’’nnnn<<<<ÎÎÎÎ)))) ääääíííí÷÷÷÷ŠŠŠŠ ∩∩∩∩⊇⊇⊇⊇⊄⊄⊄⊄∈∈∈∈∪∪∪∪ ttttÏÏÏω‰‰‰ttttGGGGôôôôγγγγßßßßϑϑϑϑøøøø9999ÎÎÎÎ ÞÞÞÞΟΟΟΟnnnn====ôôôôããããrrrr uuuuθθθθèèèèδδδδuuuuρρρρ (((( ÏÏÏÏÎÎÎ΋‹‹‹ÎÎÎÎ6666yyyy™ ™™ ™ ttttã   ããã ¨¨¨¨≅≅≅≅||||Ê Ê  yyyyϑ  ϑÎ ϑϑ ÎÎÎ ÞÞÞÞΟΟΟΟnnnn====ôôôôããããrrrr

  Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

  pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang- orang yang mendapat petunjuk.

  !" ' () () + +, -. 0 12 3. 4 56 ( + +, 7 8 9

  Artinya: “Apabila Allah SWT menginginkan kebaikna dari seseorang, dia akan

  memberikan pemahaman agama (yang mendalam) kepadanya.” (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad Bin Hanmbal, Tirmidzi, dan Ibnu Majjah).

  ÏÏÏÏ????ùùùù''''ttttƒƒƒƒ  šššš 9999 ÏÏÏÏΒΒΒΒ||||Ê Ê ÈÈÈÈeeee≅≅≅≅àààà2 2 4444’’’’nnnn????ttttããããuuuuρρρρ ZZZZω ω yyyy` ` `Í ÍÍÍ‘‘‘‘ ‚ ‚θθθθèèèè????ùùùù''''ttttƒƒƒƒ šššš‚ k kppppttttøøøø::::ÎÎÎÎ ÆÆÆÆddddk ¨¨¨¨¨ΨΨΨΨ9999 ÄÄÄĨ ¨ ’’’’ÎÎÎÎûûûû βÏ ββ β ÏÏÏiiiiŒŒŒŒrrrruuuuρρρρ

  ∩⊄∠∪ 9999,,,,ŠŠŠŠÏÏÏÏϑϑϑϑttttãããã k kssssùùùù ????ddddk ÈÈÈÈeeee≅≅≅≅ääää.... Ï   ÏÏÏΒΒΒΒ

  Artinya: Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya

  Abdul Ghafur, M.Ag Dosen Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

NOTA DINAS PEMBIMBING

  Hal

  : Skripsi Amirotun Nahdliyah

  Malang, 8 April 2009

  Lamp

  : 4 (Empat) Eksemplar

  Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Di

  Malang

  Assalamu’alaikum Wr. Wb.

  Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini: Nama

  : Amirotun Nahdliyah

  : Pendidikan Agama Islam

  Judul Skripsi : Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Fikih Melalui

  Penggunaan Media Grafis Pada Siswa Kelas VIII A MTs Darul Hikmah

  Maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan. Demikian mohon dimaklumi adanya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

  Pembimbing,

  Abdul Ghafur, M.Ag NIP.19730415200501104

SURAT PERNYATAAN

  Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

  Malang, 08 April 2009

  Amirotun Nahdliyah

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT penulis dapat menyelesaikan tugas akhir laporan skripsi dengan baik.

  Shalawat serta salam mudah-mudahan tetap tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, yang berkat syafaat dan barokah beliau kita dapat menjalankan kehidupan ini dengan penuh kedamaian.

  Penulisan skripsi dengan judul ” Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam

  Pembelajaran Fikih Melalui Penggunaan Media Grafis Pada Siswa Kelas

  VIII A MTs Darul Hikmah Sidoarjo” dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah UIN Malang.

  Selanjutnya penulis menyampaikan ucapan terima kasih teriring do’a “Jazaakumullahu Khaira Jaza’” kepada: seluruh pihak yang telah membantu, mendukung dan memperlancar terselesaikannya laporan skripsi ini, khususnya penyusun sampaikan terima kasih kepada yang terhormat:

  1. Abuyah dan ibu, serta kakak adikku tersayang, yang telah ikhlas

  memberikan do’a restu, kasih sayang serta bimbingan yang selalu memberikan bantuan kasih sayang, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

  2. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku rektor UIN Malang, yang telah

  3. Bapak Dr. H.M. Zainuddin, MA selaku Dekan Fakultas Tarbiyah

  Universitas Islam Negeri (UIN) malang.

  4. Bapak Drs. H. M. Padil, M.PdI selaku ketua jurusan Pendidikan Agama

  Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.

  5. Bapak Abdul Ghafur, M.Ag selaku pembimbing yang telah memberikan pengarahan, petunjuk dan motivasi serta doa pada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

  6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

  Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis selama di bangku kuliah.

  7. Asatidz dan Asatidzah yang telah membimbing dan memberikan

  motivasi kepada penulis hingga bisa melanjutkan pendidikannya sampai sekarang.

  8. Bapak Drs Husnul Qowim selaku kepala MTs Darul Hikmah Sidoarjo

  selaku kepala sekolah sekaligus guru bidang studi Fikih yang telah menerima dan memberi kesempatan kami untuk melaksanakan kegiatan penelitian di MTs Darul Hikmah Sidoarjo.

  9. Seluruh dewan guru dan staf karyawan serta siswa-siswi MTs Darul

  Hikmah Sidoarjo yang telah dengan ikhlas dan senang hati menerima kami menjadi bagian keluarga MTs Darul Hikmah Sidoarjo

  10. Sahabat-sahabatku di kontrakan cantik Nur Asiyah Sholihah dan Asri

  11. Semua pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Saya sangat menyadari bahwa dalam penulisan laporan skrispi ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu dengan kerendahan hati penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini serta demi meningkatkan kualitas dan profesionalitas serta integritas dalam dunia pendidikan.

  Akhirnya penulis berharap bahwa apa yang telah penyusun curahkan dalam laporan skrispsi ini dapat bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin.

  Malang, 08 April 2010 Penyusun

  Amirotun Nahdliyah 06110116

DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1: kondisi siswa saat berdiskusi Gambar 2: wawancara dengan guru mata pelajaran Fikih Gambar 3: kegiatan manasik haji Gambar 4: media grafis gambar dan bagan

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 : Pedoman Penelitian Lampiran 2 : Struktur Organisasi MTs Darul Hikmah Sidoarjo Lampiran 3 : Tata Tertib Guru Lampiran 4 : Tata Tertib Siswa Lampiran 5 : Jadwal Pelajaran Lampiran 6 : Nilai Hasil Belajar Lampiran7

  : Silabus

  Lampiran 8 : RPP I Lampiran 9 : RPP II Lampiran 10 : RPP III Lampiran 11 : KKM Lampiran 12 : Kisi Soal I Lampiran 13 : Kisi Soal II Lampiran 14 : Kisi soal III Lampiran 15 : Kisi Soal IV Lampiran 16 : Hasil Wawancara guru mata pelajaran Fikih Lampiran 17 : Hasil wawancara siswa-siswa kelas VIII A Lampiran 18 : Media Grafis gambar dan bagan Lampiran 19 : Dokumen

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

  Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan

  pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa. 1

  Proses belajar mengajar yang diselenggarakan secara formal di sekolah- sekolah, pada hakikatnya dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana baik dalam aspek pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun sikap (afektif). Interaksi yang terjadi selama proses belajar tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain terdiri atas murid, guru, petugas perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran (buku, modul, selebaran, majalah, rekaman video atau audio, dan sejenisnya), dan berbagai sumber belajar dan fasilitas (perekam vita video dan audio, radio, televisi, komputer, perpustakaan, laboratorium, pusat sumber

  belajar dan lainnya). 2

  Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar mengajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang- Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar mengajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-

  a. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar

  mengajar.

  b. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

  c. Seluk beluk proses belajar

  d. Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan

  e. Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran

  f. Pemilihan dan penggunaan media pendidikan

  g. Berbagai jenis alat dan teknis media pendidikan

  h. Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran

  i. 3 Usaha inovasi dalam media pendidikan.

  Terkait dengan upaya peningkatan kualitas pembelajaran, salah satu tawaran yang harus dikembangkan oleh guru adalah bagaimana guru bisa menggunakan media sebagai bahan integral dalam proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya; pada intinya adalah bahwa penggunaan media tersebut jika Terkait dengan upaya peningkatan kualitas pembelajaran, salah satu tawaran yang harus dikembangkan oleh guru adalah bagaimana guru bisa menggunakan media sebagai bahan integral dalam proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya; pada intinya adalah bahwa penggunaan media tersebut jika

  belajar yang optimal. 4

  Pendekatan pembelajaran yang masih berorientasi pada guru (teacher oriented) dimana guru dalam melakukan pengajaran yang masih cenderung variablisme harus di ubah menjadi pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada siswa (student oriented).

  Dengan ungkapan tersebut diatas, tugas guru dalam hal ini adalah harus mampu menggunakan pendekatan mengajar yang memungkinkan para siswa menggunakan strategi belajar yang berorientasi pada pemahaman yang mendalam terhadap isi materi pembelajaran. Guru seyogyanya memberikan contoh-contoh dan media sepanjang memungkinkan agar mereka memahami signifikasi materi dan hubungannya dengan sumber-sumber lain sehingga siswa lebih memusatkan perhatiannya untuk benar-benar memahami dan juga memikirkan cara menerapkannya.

  Berangkat dari pentingnya perubahan pendekatan pembelajaran, maka penelitian tentang pembelajaran pengguanaan media Grafis dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Fikih pada siswa kelas

  VIII A MTs Darul Hikmah untuk segera dilaksanakan. Oleh karennya,

  Pembelajaran Fikih adalah mata pelajaran pada jenjang pendidikan menengah yang membahas ajaran agama Islam dalam segi ’ubudiyah dan mu’amalah. Mata pelajaran Fikih juga merupakan bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang memberikan bimbingan kepada siswa agar memahami, Pembelajaran Fikih adalah mata pelajaran pada jenjang pendidikan menengah yang membahas ajaran agama Islam dalam segi ’ubudiyah dan mu’amalah. Mata pelajaran Fikih juga merupakan bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang memberikan bimbingan kepada siswa agar memahami,

  Fenomena di lembaga pendidikan Darul Hikmah, menunjukan bahwa pelajaran Fikih dilakukan dengan metode yang klasik dan sederhana. Hal tersebut berdampak pada hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dikatakan baik apabila seseorang berhasil menguasai materi yang diajarkan, baik dalam proses pengajaran maupun setelah pengajaran (evaluasi). Hasil belajar siswa dinyatakan meningkat apabila nilai siswa dari hari kehari semakin baik dari pada nilai evaluasi sebelumnya.

  Sebagaimana pengamatan peneliti di MTs Darul Hikmah Sidoarjo, dalam proses pembelajaran ditemukan mengalami masalah pada hasil belajar siswa, khususnya pada pelajaran Fikih siswa kelas VIII Darul Hikmah Sidoarjo. Oleh karena itu, peneliti berupaya meneliti fenomen ini dan menawarkan alternatif solusi untuk mengatasi masalah hasil belajar siswa. Guru Bidang Studi Fikih menyatakan bahwa mengalami kesulitan ketika menyajikan media pembelajaran yang diyakini bisa mudah dimengerti dan mudah dipahami oleh siswa. Begitu pula ditemukan terdapat siswa yang tidak bersemangat pada pelajaran Fikih ini sehingga diyakini menyebabkan menurunnya prestasi siswa.

  Dengan adanya fenomena di atas, maka peneliti memandang penting Dengan adanya fenomena di atas, maka peneliti memandang penting

  Seperti penjabaran di atas, bahwa hasil belajar siswa akan efektif apabila dalam proses belajar mengajar melibatkan semua siswa. Melalui penerapan media grafis ini diharapkan hasil belajar siswa kelas VIII A MTs Darul Hikmah Sidoarjo khususnya dalam mata pelajaran Fikih menjadi meningkat.

  Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian secara deskriptif tentang sejauh mana penerapan media grafis terhadap peningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fikih, maka penulis terdorong untuk memberikan judul skripsi tentang: ”PENINGKATAN

  HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FIKIH MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS PADA SISWA KELAS VIII A MTs DARUL HIKMAH SIDOARJO”.

B. Rumusan Masalah

  Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:

  1. Bagaimana implementasi pembelajaran Fikih dengan menggunakan media

  grafis pada siswa kelas VIII A MTs Darul-Hikmah Sidoarjo ?

  2. Apakah penggunaan media grafis dapat meningkatkan hasil belajar siswa

  dalam pembelajaran Fikih pada siswa kelas VIII A MTs Darul Hikmah Sidoarjo?

C. Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui implementasi pembelajaran Fikih dengan menggunakan

  media grafis pada siswa kelas VIII A MTs Darul Hikmah

  2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran Fikih melalui

  penggunaan media grafis pada siswa kelas VIII A MTs Darul Hikmah Sidoarjo

D. Manfaat Penelitian

  1. Bagi lembaga

  Sebagai pemberi informasi tentang hasil dari penggunaan media grafis

  dalam proses belajar mengajar fikih serta penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan dan memberikan kontribusi untuk lembaga atau institusi yang terkait.

  2. Bagi Guru

  Agar guru lebih mudah dalam menyampaikan materi yaitu secara logis,

  praktis dan sisitematis serta efektif dan efisien dalam mencapai hasil pembelajaran yang maksimal. Dan penelitian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan kepada para guru dalam proses penyampaian materi fikih.

  3. Bagi Siswa

  Siswa agar lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan guru

  serta lebih mudah dalam memahami konsep yang ada dalam mata pelajaran Fikih untuk direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

  4. Bagi peneliti,

  a. Penelitian ini merupakan pengalaman yang berharga yang dapat dijadikan sebagai bekal bagi peneliti

  b. Penelitian ini dapat memberikan wawasan yang luas sehingga peneliti dapat tanggap terhadap keadaan yang dihadapi.

E. Ruang Lingkup Pembahasan

  Ruang lingkup penelitian ini digunakan untuk menghindari terjadinya presepsi lain mengenai masalah yang akan dibahas oleh peneliti dalam penelitian ini. Maka dari itu, penulis perlu memberikan ruang lingkup yang berkaitan dengan, yaitu:

  1. Penggunaan media grafis dalam pembelajaran Fikih materi bab Haji dan

  2. Penelitian ini akan dibatasi pada siswa kelas VIII A MTs Darul Hikmah

  Sidoarjo.

  Adapun jika terdapat permasalahan di luar lingkup tersebut, maka sifatnya hanya sebagai penyempurna sehingga pembahasan ini sampai pada sasaran yang dituju.

F. Penegasan Istilah

  Dalam pembahasan penelitian ini, agar lebih terfokus pada permasalahan yang akan dibahas dan untuk menghindari terjadinya persepsi lain mengenai istilah-istilah yang dipakai, maka perlu adanya penjelasan mengenai definisi istilah-istilah dan batasan-batsannya.

  Adapun definisi dan batasan istilah yang berkaitan dengan judul dalam penulisan penelitian ini adalah:

  Pertama, 5 media pembelajaran adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.

  Kedua, media grafis adalah Media grafis adalah media visual yang

  menyajikan fakta, atau gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat-kalimat, angka-angka, dan simbol gambar grafis biasanya di gunakan untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, dan mengilustrasikan fakta-fakta sehingga

  menarik dan diingat orang. 6 beserta metode demonstrasi yang akan digunakan peneliti dalam penelitian ini.

  Ketiga,

  hasil belajar adalah Hasil belajar adalah kemampuan yang

  diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. 7

  Keempat, pembelajaran Fikih adalah proses belajar mata pelajaran fikih yang menciptakan lingkungan belajar siswa kondusif dengan cara yang efektif dan efisien.

G. Penelitian Terdahulu ( Prior Research)

  Pembahasan tentang sebuah media pembelajaran sudah banyak diteliti pada penelitian sebelumnya. Oleh karena itu, di bawah ini hasil penelitaan terdahulu sebagai pembanding dengan hasil penelitian ini:

  1. Muhammad Zehen, 2007, Penggunaan Media Grafis Untuk Meningkatkan

  Pemahaman Generalisasi pelaku Ekonomi Dan interaksinya Pada Siswa Kelas X-A MA Aswaj Ambunten

  Hasil Penelitian: hasi penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media grafis terbukti dapat meningkatkan pemahaman siswa pada generilisasi pelaku ekonomi dan interaksinya kelas X-A MA Aswaja Ambuten. Bukti secara kuantitatif adalah perbandingan presentasi peningkatan pemahaman siswa yang semula rata-rata sebesar 1,75 pada pertemuan I sebelum media grafis digunakan mengalami peningkatan pemahaman rata-rata sebesar 2,25 atau 28 pada pertemuan II, bertambah meningkat pada pertemuan III rata-rata sebesar 3,25 atau 85 berarti peningkatan pemahaman siswa sampai berakhir tindakan rata-rata sebesar

  85. Sedangkan bukti kualitatif dapat dijelaskan dan banyaknya siswa yang menyatakan senang terhadap penggunaan media grafis ini, tumbuhnya rasa minat dan motivasi, kosentrasi siswa pada mata pelajaran ; suasana kelas menjadi hidup. Dengan demikian, bahwa penggunaan media grafis dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang generelisasi pelaku ekonomi dan interaksinya kelas X-A MA Aswaja Ambuten

  2. Nufi Diana Lestari, 2007, Penggunaan Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di SMK Negeri Pasirini Lumajang

  Hasil Penelitian: dalam rancangan penelitian sebagaimana dijelaskan, peneliti memperoleh hasil data yaitu: pertama, penggunaan media oleh guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI meliputi beberapa tahap diantaranya yaitu persiapan guru dalam mengajar, teknis dalam penggunaan media pembelajaran, dan kriteria yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media pembelajaran. Kedua, faktor pendukung yaitu tersedianya media di sekolah, tersedianya media di sekolah, tersedianya waktu untuk menggunakan media, minat dan respon siswa, kemampuan guru dalam menggunakan media, kedisiplinan guru. Faktor penghambatnya yaitu: siswa yang terlambat, siswa yang tidak membawa buku, suasana kelas yang ramai, kurangnya keterampilan guru dalam membuat media disekolah, kemampuan dasar siswa dalam membaca, menulis Al-Qur’an.

H. Sistematika Pembahasan

  Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan menyeluruh dalam isi pembahasan isi desain ini, maka secara global dapat dilihat pada sistematika penulisan di bawah ini: BAB I : Merupakan pendahuluan yang yang didalamnya memuat latar

  belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup pembahasan, penegasan istilah, penelitian terdahulu, dan sistematika pembahasan.

  BAB II : Mendiskripsikan pada kajian teori. Yakni: hasil belajar siswa,

  pembelajaran bidang study Fikih, media pembelajaran, dan media grafis.

  BAB III : Pokok-pokok bahasan yang terdapat dalam penelitian ini meliputi:

  jenis dan pendekatan, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, rancangan penelitian, tahapan penelitian, prosedur pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data.

  BAB IV : Hasil penelitian dan pembahasan memaparkan tentang: latar

  belakang obyek penelitian,siklus penelitian, dan perekaman data

  BAB V : Pembahasan hasil penelitian merupakan pembahasan terhadap

  temuan-temuan penelitian.

  BAB VI : Merupakan bab terakhir yang berisi penutup yang meliputi

  kesimpulan dan saran.

BAB II KAJIAN TEORI

A. Memahami Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar

  Belajar adalah sangat kompleks, sehingga tidak dapat dikatakan dengan pasti apakah sebenarnya belajar itu? Banyak orang beranggapan, bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu atau menuntut ilmu. Dan juga ada yang mengartikan belajar menyerap pengetahuan. Ini berarti orang mesti menyimpulkan fakta sebanyak-banyaknya jika konsep ini tidak diakui orang maka opini tersebut perlu dipertanyakan apakah dengan belajar semacam itu orang menjadi tumbuh dan berkembang.

  Memang kalau kita bertanya kepada seseorang tentang apakah belajar itu, maka akan memperoleh jawaban yang bermacam-macam. Banyak jenis kegiatan yang oleh kebanyakan orang dapat disepakati sebagai perbuatan misalnya meniru ucapan kalimat, mengumpulkan perbendaharaan kata, mengumpulkan fakta-fakta dan sebagainya. Penting juga dipahami tidak semua kegiatan tergolong sebagai kegiatan belajar

  misalnya melamun, marah dan menikmati hiburan dan seterusnya. 8 Untuk menghindari ketidaklengkapan persepsi tersebut berikut ini akan disajikan

  beberapa definisi para ahli.

  Chaplin dalam Dictinory of Pshicology yang telah dikutip oleh muhibbin Syah membatasi belajar dengan dua macam rumusan. Rumusan pertama berbunyi ”.....acquisition of any relatively permanent change in behavior as a result of practice and experience” . Dengan demikian belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan kedua adalah ” process of acquiring responses as a result of special practice” . Artinya belajar adalah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan

  khusus. 9 Pengertian belajar yang lain adalah: “a relatively permanent change in respons potentiality which occurs as a result of reinforced practice, yaitu suatu perubahan kemampuan bereaksi relative langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat. Belajar adalah suatu proses yag dapat dilakukan oleh jenis-jenis makhluk hidup tertentu sebagian besar binatang, termasuk manusia, tetapi tumbuhan tidak. Belajar merupakan proses yang memungkinkan makhluk-makhluk ini merubah prilakunya cukup cepat dalam cara yang kurang lebih sama, sehingga perubahan yang sama tidak harus terjadi lagi dan lagi pada setiap situasi baru. Pengamat dari luar dapat mengenali bahwa belajar telah terjadi ketika melihat adanya

  perubahan perilaku dan perubahan ini cukup langgeng. 10

  Belajar merupakan dasar dari pada perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif Belajar merupakan dasar dari pada perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif

  Meskipun tidak seorangpun yang mengajar seseorang, namun orang itu dapat belajar, guru atau orang lain dapat mengarahkan belajar, dapat menunjukkan sumber pengalaman belajar, menyajikan bahan belajar dan dapat mendorong seseorang untuk belajar. Kebutuhan dan motivasi seseorang menjelma menjadi tujuan seseorang dalam belajar. Dengan demikian belajar itu berorientasi kepada tujuan si belajar.

  Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar bukanlah hasil tingkah laku yang nampak tetapi terutama adalah proses terjadinya, secara internal di dalam diri sendiri dan dalam usahanya memperoleh hubungan-hubungan baru. Untuk mencapai hasil yang maksimal maka diperlukan proses belajar mengajar yang dinamis, seimbang dan terarah.

  Selanjutnya, dalam prespektif keagamaan pun (dalam hal ini Islam), belajar merupakan kewajiban bagi setiap muslim dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga derajat kehidupannya meningkat. Hal ini dinyatakan dalam surat al-mujadalah:11

  Ëx|¡ø tƒ (θßs|¡øùsù ħÎ=≈yfyϑø9 † Îû (θßs¡¡x s? öΝä3s9 Ÿ≅ŠÏ sŒÎ) (þθãΖtΒu tÏ©! pκš‰r'¯≈tƒ

  tÏ©!uρ öΝä3ΖÏΒ (θãΖtΒu tÏ©! ª! Æìsùö tƒ (ρâ“à±Σsù (ρâ“à±Σ Ÿ≅ŠÏ sŒÎ)uρ ( öΝä3s9 ª!

  ∩⊇⊇∪ ×1Î7yz tβθè=yϑ÷ès? yϑÎ ª!uρ 4 ;M≈y_u‘yŠ zΟù=Ïèø9 (θè?ρé

  Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

  "Berlapang-lapanglah

  dalam

  majlis", Maka

  lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

  Yang artinya:....niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat kepada orang-orang yang beriman dan ”berilmu”. Ilmu dalam hal ini tentu saja harus berupa pengetahuan yang relevan dengan tuntutan zaman dan bermanfaat bagi kehidupan orang banyak.

2. Hasil Belajar

  Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah

  pembelajaran atau tujuan instruksional. 11

  Menurut Juliah dalam bukunya Asep Jihad hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukannya. Menurut Hamalik hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian dan sikap-sikap, serta apersepsi dan apabilitas. Dari kedua pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai

  dengan tujuan pengajaran. 12

  Setelah melalui proses belajar maka siswa diharapkan dapat mencapai tujuan belajar yang disebut juga sebagai hasil belajar yaitu kemampuan yang dimiliki siswa setelah menjalani proses belajar. Sujana berpendapat, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

  Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan

  dapat dicapai oleh siswa. 13

3. Hasil Belajar Sebagai Objek Penelitian

  Horward Kingsley 14 membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a)

  keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris. Dalam sistem pendidikan nasional rumuan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler baik tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dan Benyamin Bloom yang secara garis besar membagi menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.

a. Ranah kognitif

  Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk

  kognitif tingkat tinggi. 15

1) Tipe hasil belajar: Pengetahuan

  Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowladge dalam taksonomi Bloom. Sekalipun demikian, maknanya tidak sepenuhnya tepat sebab dalam istilah tersebut Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowladge dalam taksonomi Bloom. Sekalipun demikian, maknanya tidak sepenuhnya tepat sebab dalam istilah tersebut

  pengetahuan atau pemahaman kosep-konsep lainnya. 16

  Dibandingkan dengan tipe hasil belajar atau tingakat kemampuan berpikir lainnya, tipe pengetahuan hafalan termasuk tingkat yang paling rendah. Meskipun demikian, pengetahuan yang lebih tinggi. Disesuaikan dengan perkembangan tingkat kemampuan berpikir siswa, soal-soal tes yang banyak menuntut pengetahuan hafalan hanya cocok untuk murid-murid SD kelas- kelas rendah. Untuk kelas-kelas yang lebih tinggi, seperti kelas V dan VI SD, siswa-siswa SMTP dan SMTA, dan untuk para mahasiswa, proporsi jumlah soal yang mengungkapkan

  kemampuan berpikir yang lebih tinggi harus semakin besar. 17

  Rumusan tujuan instruksional khusus yang mengukur jenjang penguasaan yang bersifat ingatan biasanya menggunakan kata kerja operasional, antara lain: menyebutkan, menunjukkan, mengenal, mengingat kembali, mendefinisikan.

  Perlu kiranya dikemukakan disini bahwa, dilihat dari segi bentuknya, tipe tes yang paling banyak dipakai untuk Perlu kiranya dikemukakan disini bahwa, dilihat dari segi bentuknya, tipe tes yang paling banyak dipakai untuk

2) Tipe hasil belajar: Pemahaman

  Pemahaman atau komprehensi adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan testee mampu memahami arti atau konsep, situasi, serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini testee tidak hanya hafal secara verbalistis, tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan.

  Pengetahuan komprehensi dapat dibedakan dalam tiga tingkatan, yaitu: (1) Pengetahuan

  komprehensi terjemahan

  seperti

  dapat

  menjelaskan arti Bhineka Tunggal Ika dan dapat menjelaskan arti fungsi hijau daun bagi suatu tanaman

  menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, dapat menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, atau dapat memebedakan yang pokok dari yang bukan pokok.

  (3) Pengetahuan komprehensi ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi

  seseorang diharapkan mampu melihat dibalik yang tertulis, atau dapat membuat ramalan tentang konsekuensi sesuatu, atau seseorang diharapkan mampu melihat dibalik yang tertulis, atau dapat membuat ramalan tentang konsekuensi sesuatu, atau

  kasus, atau masalahnya. 18

  Kata kerja operasional yang bisa dipakai dalam rumusan tujuan instruksional khusus untuk jenjang pemahaman diantaranya: membedakan, mengubah, mempersiapkan, menyajikan, mengatur, mengintreprestasikan, mendemonstrasikan, memberi contoh,

  memperkirakan, menentukan, mengambil kesimpulan 19 .

3) Tipe hasil belajar: Aplikasi

  Dalam tingkat aplikasi, testee atau responden dituntut kemamapuannya untuk menerapkan atau menggunakan apa yang telah diketahuinya dalam suatu situasi yang baru baginya. Dengan kata lain, aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi konkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut dapat berupa ide, teori atau petunjuk teknis.

  Kata kerja oprasional untuk rumusan tingkat penguasaan aplikasi,

  menggenerelasikan, menghubungkan, memilih, mengembangkan, mengorganisasikan, menyusun, mengklasifikasikan, mengubah struktur. Pengetahuan aplikasi lebih tepat dan lebih mudah diukur dengan tes yang berbentuk uraian (essay tes) dari pada dengan tes

  objectif. 20

  Bloom membedakan delapan tipe yang akan dibahas dalam rangka menyusun item tes tentang aplikasi. (1) Dapat menetapkan prinsip atau generilisasi yang sesuai untuk

  situasi baru yang dihadapi. (2) Dapat menyusun kembali problemnya sehingga dapat

  menetapkan prinsip atau generilisasi yang sesuai (3) Dapat memberikan spesifikasi batas-batas relevansi suatu

  prinsip atau generelisasi (4) Dapat mengenali hal-hal kasus yang terpampang dari kasus

  prinsip atau generelisasi (5) Dapat menjelaskan suatu gejala baru berdasarkan prinsip atau

  generelisasi tertentu. Bentuk yang banyak dipakai adalah melihat hubungan sebab-akibat. Bentuk lain ialah dapat menanyakan tentang proses terjadinya atau kondisi yang mungkin berperan bagi terjadinya gejala.

  (6) Dapat meramalkna sesuatu yang akan terjadi berdasarkan

  prinsip atau generelisasi tertentu. Dasar untuk membuat ramalan diharapkan dapat ditunjukkan berdasarkan perubahan kualitatif, mungkin pula berdasarkan perubahan kuantitatif.

  (7) Dapat menentukan tindakan atau keputusan tertentu dalam

  menghadapi situasi baru dengan menggunakan prinsip atau generelisasi yang relevan. Kemampuan aplikasi tipe ini lebih menghadapi situasi baru dengan menggunakan prinsip atau generelisasi yang relevan. Kemampuan aplikasi tipe ini lebih

  (8) Dapat menjelaskan alasan menggunakan prinsip atau

  generelisasi bagi situsi baru yang dihadapi. 21

4) Tipe hasil belajar: Analisis

  Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hirarkienya dan atau susunannya. Analisis merupakan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya. Dengan analisis diharapkan seseorang mempunyai pemahaman yang komprehensip dan dapat memilahkan integritas menjadi bagian-bagian yang tetap terpadu, untuk beberapa hal memahami prosesnya, untuk hal lain memahami cara bekerjanya,

  untuk hal lain lagi memahami sistematikanya. 22

  Kata kerja operasional untuk merumuskan tujuan instruksional khusus jenjang analisis, antara lain: membedakan, menemukan, menklasifikasikan, mengategorikan, menganalisis,

  membandingkan, mengadakan pemisahan. 23

5) Tipe hasil belajar: Sintesis

  Kemampuan analisis adalah penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam suatu bentuk yang menyeluruh. Dengan kemampuan sintesis seseorang dituntut untuk dapat menemukan Kemampuan analisis adalah penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam suatu bentuk yang menyeluruh. Dengan kemampuan sintesis seseorang dituntut untuk dapat menemukan

  Untuk merumuskan tujuan instruksional khusus tingakat penguasaan sintesis digunakan kata kerja operasional, antara lain: menghubungkan,

  menyintesis, mengklasifikasi, menyimpulkan. 24

6) Tipe hasil belajar: Evaluasi

  Dengan kemampuan evaluasi, testee diminta untuk membuat suatu penilaian tentang suatu pernyataan, konsep, situasi, dan lain sebagainya. Berdasarkan kriteria tertentu. Kegiatan penialaian dapat dilihat dari segi tujuannya, gagasannya, cara bekerjanya, cara pemecahannya, metodenya, meterinya, atau lainnya.

  Kata kerja operasional yang biasannya dipakai untuk merumuskan tujuan instruksional khusus jenjang evaluasi, diantaranya:

  menafsirkan,

  menilai,

  menentukan, menentukan,

  Mengetes kecakapan evaluasi seseorang setidak-tidaknya dapat dikategorikan ke dalam enam tipe: (1) Dapat memberikan evaluasi tentang ketetapan suatu karya

  atau dokumen. (2) Dapat memberikan evaluasi satu sama lain antara asumsi,

  evidensi, dan kesimpulan, juga keajegan logika dan organisasinya. Dengan kecakapan ini diharapkan seseorang mampu mengenal bagian-bagian serta keterpaduannya.

  (3) Dapat memahami nilai serta sudut pandang yang dipakai

  orang dalam mengambil suatu keputusan. (4) Dapat

  memperbandingkannya dengan karya lain yang relevan (5) Dapat mengevaluasi suatu karya dengan menggunakan

  kriteria yang telah diterapkan. (6) Dapat memberikan evaluasi tentang suatu karya dengan

  menggunakan sejumlah kriteria yang eksplisit.

  Hasil belajar sebagai obyek evaluasi tidak hanya bidang kognitif, tetapi juga hasil belajar bidang afektif dan psikomotoris. Untuk melengkapi bahan kajian penilaian hasil belajar kognitif, berikut ini dijelaskan tipe hasil belajar afektif dan psokomotoris.

b. Ranah Afektif

  Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingakat tinggi. Penilaian hasil belajar afektif kurang mendapat perhatian dari guru. Para guru lebih banyak menilai ranah kognitif semata-mata. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiaannya terhadap pelajaran, disiplin. Motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan

  sosial. 25

  Pengukuran ranah afektif tidaklah semudah mengukur ranah kognitif. Pengukuran ranah afektif tidak dapat dilakukan setiap saat (dalam arti pengukuran formal) karena perubahan tingkah laku siswa tidak dapat berubah sewaktu-waktu. Perubahan sikap seseorang memerlukan waktu yang relatif lama. Demikian juga pengembangan

  minat dan penghargaan serta nilai-nilai. 26

c. Ranah Psikomotorik

  Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni:

  (1) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tanpa di

  sadari)

  (2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar (3) Kemampuan perseptual, termasuk didalamnya membedakan

  visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain. (4) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan,

  dan ketepatan (5) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana

  sampai pada keterampilan yang kompleks (6) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-dicursive

  seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.

  Hasil belajar yang dikemukakan diatas sebenarnya tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berhubungan satu sama lain, bahkan ada dalam kebersamaan. Seseorang yang berubah tingkat kognisinya sebenarnya

  dalam kadar tertentu telah berubah pula sikap dan prilakunya. 27

  Pengukuran ranah psikomotorik dilakukan terhadap hasil-hasil belajar yang berupa penampilan. Namun demikian biasanya pengukuran ranah ini disatukan atau dimulai dengan pengukuran ranah

  kognitif sekaligus. 28

4. Indikator Hasil Belajar

  Banyak guru yang merasa sukar untuk menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya mengenai apakah pengajaran yang telah dilakukan telah berhasil, dan apa buktinya? Untuk menjawab pertanyaan itu, terlebih Banyak guru yang merasa sukar untuk menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya mengenai apakah pengajaran yang telah dilakukan telah berhasil, dan apa buktinya? Untuk menjawab pertanyaan itu, terlebih

  a. Kriteria ditinjau dari sudut prosesnya.

  Kriteria dari sudut prosesnya menekankan kepada pengajaran sebagai suatu proses yang merupakan interaksi dinamis sehingga siswa sebagai subjek mampu mengembangkan potensinya mulai belajar sendiri. Untuk mengukur keberhasilan pengajaran dari sudut prosesnya dapat dikaji melalui beberapa persoalan dibawah ini:

  1) Apakah pengajaran direncanakan dan dipersiapkan terlebih

  dahulu oleh siswa secara sistematik?

  2) Apakah kegiatan siswa belajar dimotivasi guru sehingga ia

  melakukan kegiatan belajar dengan penuh kesabaran, kesungguhan dan tanpa paksaan untuk memperoleh tingkat penguasaan, pengetahuan, kemampuan serta sikap yang dikehendaki dari pengajaran itu?

  3) Apakah guru memiliki multimedia

  4) Apakah siswa mempunyai kesempatan untuk mengontrol dan

  menilai sendiri hasil belajar yang dicapainya?

  5) Apakah proses pengajaran dapat melibatkan semua siswa dalam

  kelas?

  6) Apakah suasana pengajaran atau proses belajar mengajar yang

  cukup kaya, sehingga menjadi laboratorium belajar? 29

  b. Kriteria ditinjau dari hasilnya

  Disamping tinjauan dari segi proses, keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasil. Berikut ini adalah beberapa persoalan yang dapat dipertimbangkan dalam menentukan keberhasilan pengajaran ditinjau dari segi hasil atau produk yang dicapai siswa:

  1) Apakah hasil belajar yang diperoleh siswa dari proses

  pengajaran nampak dalam bentuk perubahan tingkah laku secara menyeluruh?

  2) Apakah hasil belajar yang diperoleh siswa dari proses

  pengajaran dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari?

  3) Apakah hasil belajar yang diperoleh siswa tahan lama diingat

  dan mengendap dalam pikirannya, serta cukup mempengaruhi perilaku dirinya?

  4) Apakah yakin bahwa perubahan yang ditunjukan oleh siswa

  merupakan akibat dari proses pengajarannya? 30

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

  Menurut Muhibbin Syah dalam bukunya psikologi belajar, secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam yakni:

  a. Faktor internal, (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa

  b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan dissekitar siswa.

  c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), jenis upaya belajar siswa yang meliputi startegi dan metode yang digunakan siswa untuk

  melakukan kegiatan mepelajari materi-materi pelajaran. 31 Ketiga faktor di atas akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Faktor internal siswa

  Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek, yakni: Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah); aspek

  psikologis (yang bersifat rohaniah). 32

  1) Aspek Fisiologi

  Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot)yang meandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing kepala berat misalnya, dapat menurunkan kualitas Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot)yang meandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing kepala berat misalnya, dapat menurunkan kualitas

  Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indra pendengaran dan indra pengelihatan, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas. Untuk mengatasi kemungkinan timbulnya masalah mata dan telinga, selaku guru yang profesional seyogyanya bekerja sama dengan pihak sekolah untuk memperoleh bantuan pemeriksaan rutin (periodik) dari dinas-dinas kesehatan setempat. Kiat lain yang tak kalah penting untuk mengatasi kekurangan kesempurnaan pendengaran dan pengelihatan siswa-siswa tertentu itu dengan menempatkan mereka di deret bangku terdepan secara bijaksana.

  Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar. Siswa yang kurang gizi misalnya, ternyata kemampuan belajarnya berada di bawah siswa-siswa yang tidak Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar. Siswa yang kurang gizi misalnya, ternyata kemampuan belajarnya berada di bawah siswa-siswa yang tidak

  Demikian juga kondisi saraf pengonrol kesadaran dapat berpengaruh pada proses dan hasil belajar. Misalnya, seseorang yang minum minuman keras akan kesulitan untuk melakukan proses belajar, karena saraf pengontrol kesadarannya terganggu. Bahkan, perubahan tingkah laku akibat pengaruh minuman keras tersebut, tidak bisa dikatakan perubahan tingkah laku hasil

  belajar. 33 Maka dari itu seorang guru haruslah mengerti keadaan fisik siswa ketika dikelas. Apakah ia siap menerima pelajaran ataukah ia tidak siap menerima pelajaran.

  2) Aspek psikologis.

  Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualiatas perolehan belajar siswa. Namun, diantara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut:

  a) Intelegensi siswa

  Intelgensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi, intelgensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, Intelgensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi, intelgensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja,