JENIS JENIS PENELITIAN DALAM SKRIPSI

PENELITIAN TERAPAN

A. Identitas Penulis

Nama : Faozan El Mufid (13/358382/PEK/18608) Jurusan : Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas: Universitas Gadjah Mada Tahun

B. Judul Penelitian

“Tingkat Produktivitas Buruh Sebelum dan Sesudah Kenaikan Upah pada Perusahaan Manufaktur yang Go- Public di Bursa Efek Indonesia”.

C. Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka membangun manusia Indonesia seutuhnya dan seluruhnya untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam pelaksanaannya, tenaga kerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan. Sesuai dengan peranan dan kedudukan tenaga kerja, diperlukan peningkatan kualitas tenaga kerja dan peran sertanya dalam pembangunan serta peningkatan perlindungan tenaga kerja sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan. Perlindungan terhadap tenaga kerja adalah untuk menjamin hak- hak dasar karyawan dan menjamin kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar apapun untuk mewujudkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya dengan tetap memerhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha.

Karyawan merupakan salah satu komponen yang penting dalam suatu perusahaan. Tanpa adanya karyawan yang profesional, maka perusahaan tidak akan dapat menjalankan aktivitasnya dengan maksimal. Untuk itu, perusahaan mengharapkan agar karyawan dapat bekerja dengan lebih produktif dengan sumber daya yang ada di perusahaan. Sedangkan karyawan mengharapkan rasa aman dalam menjalankan setiap kegiatannya. Sehingga penghargaan terhadap karyawan oleh perusahaan menjadi salah satu hal yang diharapkan akan dapat meningkatkan kinerja karyawan.

Penghargaan tersebut tentu harus diiringi dengan prestasi kerja karyawan yang juga meningkat.

Penghargaan dapat berupa insentif secara intrinsik maupun ekstrinsik. Salah satu penghargaan yang berupa ekstrinsik adalah pemberian upah yang layak. Upah merupakan sesuatu hal yang menarik dan penting, baik bagi perusahaan maupun bagi karyawan. Bagi perusahaan, upah merupakan suatu biaya yang dapat mengurangi penghasilan, sehingga perusahaan berharap upah dapat ditekan seminimal mungkin. Sedangkan bagi karyawan, upah merupakan hak atas jasa yang sudah mereka berikan, dan mereka berharap upah yang mereka peroleh adalah yang semaksimal mungkin. Dengan adanya dua kepentingan yang berbeda, maka pemerintah berusaha untuk menetapkan upah minimum bagi karyawan yang harus dibayarkan oleh perusahaan.

Di Indonesia, permasalahan upah menjadi suatu hal yang sering diributkan oleh karyawan (buruh). Beberapa demonstrasi yang menuntut kenaikan upah sering dilakukan oleh para karyawan (buruh). Harapan mereka, upah yang mereka terima adalah upah yang bukan saja mampu untuk menutupi kebutuhan pokok mereka sehari- hari, tetapi juga dapat mencapai pemenuhan terhadap kebutuhan hidup yang layak bagi mereka dan keluarga mereka. Pemerintah dalam Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan sudah mengatur bahwa upah yang harus diberikan oleh perusahaan harus dapat memenuhi kebutuhan karyawan dalam mencapai kebutuhan hidup layak, dengan memerhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi, kebutuhan hidup layak, dengan memerhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.

Produktivitas merupakan faktor utama dalam pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Begitu juga dalam perusahaan, produktivitas merupakan kunci agar perusahaan dapat tetap bertahan, atau bahkan untuk mengembangkan perusahaan menjadi lebih besar. Tanggung jawab peningkatan produktivitas itu sendiri berada di pundak semua pihak. Perusahaan harus menyediakan sarana dan prasarana agar produktivitas dapat meningkat, seperti peralatan yang baik, fasilitas perusahaan yang memadai, pelatihan terhadap karyawan, dan lain-lain. Sementara karyawan harus mampu memiliki etos kerja yang baik, semangat yang tinggi, dan disiplin dalam menjalankan aktivitasnya.

D. Masalah Penelitian

Dalam beberapa tahun terakhir, menurut peneliti senior dari Centre for Strategic and International Studies CSIS), Haryo Aswicahyono, “Upah minimum naik rata- ( rata 12,8 % per tahun dengan tingkat produktivitas hanya naik 3,4 persen per tahun” (Aprilcilla, 2013). Jadi peningkatan upah buruh tidak berbanding lurus jika dibandingkan dengan peningkatan produktivitas kerja buruh. Meskipun begitu, kita tidak bisa menyalahkan salah satu bagian. Baik perusahaan maupun karyawan harus sama-sama dilihat, mengapa peningkatan upah tidak diiringi dengan peningkatan produktivitas.

Dengan permasalahan di atas, maka kebijakan yang diambil pemerintah dalam menetapkan upah minimum harus benar-benar memertimbangkan berbagai hal, baik dari sudut pandang buruh maupun dari sudut pandang perusahaan. Jika upah minimum yang ditetapkan pemerintah terlalu tinggi, maka dikhawatirkan bahwa perusahaan tidak akan mampu memenuhinya, sehingga kan terjadi pengurangan tenaga kerja, atau bahkan perusahaan bisa bangkrut karena tidak mampu mengeluarkan biaya operasionalnya. Sedangkan jika upah minimum yang ditetapkan terlalu rendah, maka kebutuhan buruh dan keluarganya untuk dapat memeroleh kehidupan yang layak tidak akan tercapai.

Berdasarkan paparan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih

lanjut yang akan dituangkan dalam bentuk Tesis dengan judul: “Tingkat Produktivitas Buruh Sebelum dan Sesudah Kenaikan Upah pada Perusahaan Manufaktur yang Go- Public di Bursa Efek Indonesia”

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan dan juga masalah yang telah diteliti. Maka dari itu tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana tindakan perusahaan dengan adanya karyawan (buruh) berdemonstrasi yang menuntut kenaikan upah serta bagaimana hubungan antara kinerja karyawan (buruh) terhadap pendapatan yang dihasilkan untuk perusahaan setelah adanya kenaikan upah.

PENELITIAN MURNI/DASAR

A. Identitas Penulis

Nama

: Siti Maryan

Jabatan

: Lektor

Unit Kerja

: Fakultas Adab & Humaniora

Alamat : Bukit Parung Asri Blok F No. 1 Rt. 04/01 Bojong Sempu Parung

Bogor

B. Judul Penelitian

“Evaluasi koleksi Perpustakaan UIN Jakarta Beradasar Analiasis Sitasi Penelitian Dosen”

C. Latar Belakang Masalah

Sejak tahun 2003 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara resmi berubah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hiayatullah Jakarta. Beberapa fakultas dan program studi umum telah dibuka dan dikembangkan di lingkungan UIN Jakarta. Perpustakan fakultas umum tersebut sebelumnya lebih focus pada kajian ilmu agama (Islam), sehingga diharapkan UIN akan mampu mengintegrasikan berbagai bidang keilmuan, ilmu umum dan ilmu agama tersebut.

Disamping cita-cita tentang ntegrasi keilmuan tersebut diatas, ditengah perkembanagnnya yang pesatini, UIN Jakarta telah bertekad menjadi universitas riset berkelas dunia. Untuk itu maka UIN Jakarta selalu bekerja keras membangun berbagai infrastruktur dan program-program yang mendukung proses tercapainya cita-cita luhur terseut. Program penelitian sebagai salah satu pilar penting terwujudnya universitas riset telah dan akan terus-menerus ditingkatkan.

Untuk menjadi univeristas riset tentu tidak cukup hanya denan meningkatkan jumlah atau kuantitas penelitian tetapi juga sangat pening adalah peningkatan mutu penelitian itu sendiri. Penilitan yan baik dan berutu bias terwujud manakala salah satu factor pendukungnya yakni beragai sumber informasi atau baan pustaka yang dierlukan untuk penelitian tersebut tersedia dengan jumalah yang memadai.

Peningkatan kapasitas disemua komponen pendukung juga harus terus-menerus ditingkatkan. Karena itu maka UIN Jakrta selalu berupaya meningkatkan kapasitas perpustakaan dilingkungan UIN Jakarta terutama sekali dalam hal oengembagan koleksi bahan pustaka, dan juga dari spek SDM, gedung dan fasilitas-fasilitas lainnya.

Sebagai contoh dalam dua tahun terakhir ini saja jumlah anggaran yang dialokasikan untuk pengembangan buku (cetak) koleksi perpustakaan mencapai tiga milyar rupiah pertahun. Sementara untuk melanggan online journal database dan e-book juga dialokasikan lebih dari satu milyar per tahun.

Hal tersebut diatas menunjukkan bahwa Perpustakaan UIN Jakarta selalu berupaya keras mengembangkan koleksi bahan pustaka baik berupa sumber informasi tercetak maupun bahan dan sumber-sumber informasi non cetak dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sumber informasi bagi para sivitas akademika UIN Jakarta, untuk mendukung program Tri dharma perguruan tinggi (pendidikan/pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat).

Persoalannya kemudian, apakah Pusat Perpustkaan UIN Jakarta sudah menyediakan sumber-sumber informasi atau bahan pustaka yang diperlukan dalam penelitian para dosen dengan jumlah yang memadai? Apakah perpustakaan sudah mampu memenuhi kebutuhan informasi para sivitas akademika terutama dosen dalam hal penelitian? Sejauh manakah ketersediaan sumber informasi yang dibutuhkan dalam penelitian tersebut tersedia pada kolekso perpustakaan?

Beberapa pertanyaan tersebut tentu menjadi persoalan yang harus dijawab, dan salah satu cara menjawabnya adalah dengan melakukan penilaian atau evaluasi terhadap koleksi yang telah tersedia diperpustakaan itu sendiri. Karena itu maka penulis memandang penting untuk melakukan penelitian mengenai sumber-seumber informasi yang digunakan dalam penelitian para dosen dilingkungan UIN Jakarta, dan sejauh mana sumber informasi tersebut tersedia di Pusat Perpustakaan UIN Jakarta. Penelitian ini mejadi alat evaluasi bagi koleksi yang telah dikembangkan oleh Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Maka judul penelitian ini adalah Evaluasi Koleksi Pusat Perpustakaan UIN Jakarta Berdasar Analisa Sitasi Penelitian Para Dosen .

Evaluasi terhadap koleksi perpustakaan dalam hal ini akan dilakukan dengan melihat sumber-sumber informasi yang distir atau disitasi oleh para dosen dalam penelitian mereka. Dari analisa sitiran tersebut akan diperoleh daftar rinci mengenai berbagai jenis sumber informasi yang dibutuhkan dalam penelitian tersebut. Dengan kata lain ini sesunggunya merupakan upaya untuk mengetahui dan memetakan sumber informasi apa tyang sesunguhnya dubutuhkan oelh para dosen dilinkungan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta untuk mendukung penelitian mereka. Dalam konteks perpustakaan hal ini diseut sebagai need analysis.

Selanjutnya hasil dari yang berupa daftar rinci dari berbagai bentuk sumber informasi berupa daftar bibliografis tersebut diverifikaso keberadaannya atau ketersediaannya dalam koleksi Pusat Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal ini merupakan salah satu cara untuk melihat atau mengevaluasi atau mengukur sejauh mana kebutuhan riil akan sumber informasi tersebut tersedia di perpustakaan.

D. Masalah Penelitian

Seperti diuraikan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah menegenai berbagai kebutuhan sumber informasi (bahan pustaka) yang digunakan dalam penelitian para dosen di lingkungan UIN Jakarta. Terkait hal tersebut maka perpustakaan seharusnya menyediakan beberapa diantara berbagai bentuk sumber informasi tersebut, karena sangat sulit jika semua bentuk sumber informasi tersebut, karena sangat sulit jika semua bentuk sumber informasi tersebut disediakan sepenuhnya oleh perpustakaan. Sumber informasi berupa manuskrip, atau karya akademik (skripsi, tesis, ataupun disertasi) dari perguruan tinggi lain atau hasil penelitian dari perguruan atau institusi lain adalah beberapa contoh sumber informasi yang sulit untuk dikoleksi oleh suatu perpustakaan perguruan tinggi. Pertanyaannya adalah apakah perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sudah memenuhi berbagai sumber informasi yang sesuai dengan kebutuhan penelitian para dosen? Dari sini maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang terkait dengan dengan penelitian ini yaitu mengenai ketersediaan koleksi Perpustakaan UIN Jakarta, bahan-bahan atau sumber informasi yang dibutuhkan para dosen untuk penelitiannya yang meiputi koleksi buku baik cetak maupun elektronik, koleksi terbitan berkala (jurnal, majalah, buletn, surat kabar, news latter, dsb), koleksi naskah/manuskrip, dan jenis-jenis koleksi lainnya.

E. Tujuan Penelitian

Secara garis besar tujuan dari penelitian ini dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu pertama adalah memperoleh informasi mengenai kebutuhan riil sumber informasi untuk keperluan penelitian para dosen, dan kedua adalah melakukan evaluasi terhadp koleksi perpustakaan berdasarkan kebutuhan riil akan sumber informasi tersebut.

PENELITIAN SURVEY

A. Identitas Penulis

Nama: Novia Puspitaningrum NIM:

(102143987) Instansi: Progam studi pendidikan matematika Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas muhammadiyah purworejo 2013/2014

B. Judul Penelitian

“Pengaruh kinerja guru dan kualitas sekolah terhadap prestasi belajar siswa tahun 2013/ 2014”

C. Latar Belakang Masalah

Pada saat ini, masalah pendidikan di Indonesia semakin memprihatinkan. Di buktikan dengan adanya Ujian Nasioal yang baru saja di selenggarakan bulan April yang lalu pada tingkat SMP dan SMA sederajat. Banyak kecurangan yang terjadi sebelum menjelang hari-H pelaksanaan UN.

Gencar diberbagai sumber menyebutkan bahwa Kepala Sekolah berebut soal ujian yang kemudian jawabannya akan dibagikan kepada para siswa. Dari sana jelas bahwa carut marut di dunia pendidikan semakin terpuruk. fakta yang sudah dijelaskan tadi jelas bahwa para siswa belum benar- benar siap untuk menghadapi ujian, belum siapnya siswa karena mereka menganggap bahwa ada sebagian mata pelajaran yang di anggap sulit bagi siswa khususnya pada mata pelajaran matematika yang selama ini dipandang sebagai momok mengerikan dari mata pelajaran yang lain, sehingga dapat berpengaruh terhadap ketuntasan nilai pada mata pelajaran tertentu dan nilai tersebut pastinya berkaitan dengan kinerja guru dan kualitas sekolah, misal cara penyampaian materi yang belum mengena pada diri siswa. Padahal kinerja guru sangat berperan penting dalam kualitas pendidikan sekolah dan prestasi belajar siswa. karena, berhasil atau tidaknya pembelajaran di sekolah itu sebagian besar selain di tentukan oleh pada diri siswa masing-masing juga di tentukan oleh bagaimana kinerja guru dalam mempersiapkan dan memberikan pelajaran di kelas. Apabila kinerja guru dalam mempersiapkan dan menyampaikan materi pembelajaran kurang maksimal maka Gencar diberbagai sumber menyebutkan bahwa Kepala Sekolah berebut soal ujian yang kemudian jawabannya akan dibagikan kepada para siswa. Dari sana jelas bahwa carut marut di dunia pendidikan semakin terpuruk. fakta yang sudah dijelaskan tadi jelas bahwa para siswa belum benar- benar siap untuk menghadapi ujian, belum siapnya siswa karena mereka menganggap bahwa ada sebagian mata pelajaran yang di anggap sulit bagi siswa khususnya pada mata pelajaran matematika yang selama ini dipandang sebagai momok mengerikan dari mata pelajaran yang lain, sehingga dapat berpengaruh terhadap ketuntasan nilai pada mata pelajaran tertentu dan nilai tersebut pastinya berkaitan dengan kinerja guru dan kualitas sekolah, misal cara penyampaian materi yang belum mengena pada diri siswa. Padahal kinerja guru sangat berperan penting dalam kualitas pendidikan sekolah dan prestasi belajar siswa. karena, berhasil atau tidaknya pembelajaran di sekolah itu sebagian besar selain di tentukan oleh pada diri siswa masing-masing juga di tentukan oleh bagaimana kinerja guru dalam mempersiapkan dan memberikan pelajaran di kelas. Apabila kinerja guru dalam mempersiapkan dan menyampaikan materi pembelajaran kurang maksimal maka

Kinerja merupakan kegiatan yang dijalankan oleh tiap-tiap individu dalam kaitannya untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan. Berkaitan dengan hal tersebut terdapat beberapa definisi mengenai kinerja. Smith dalam (Mulyasa, 2005: 136) menyatakan bahwa kinerja adalah “…..output drive from processes, human or otherwise”. Kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses. Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa bahwa kinerja atau performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil-hasil kerja atau unjuk kerja. Kinerja merupakan suatu konsep yang bersifat universal yang merupakan efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia maka kinerja sesungguhnya merupakan perilaku manusia dalam menjalankan perannya dalam suatu organisasi untuk memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan agar membuahkan tindakan serta hasil yang diinginkan.

Menurut Prawirasentono (1999: 2): “Performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan mor al ataupun etika”.

Dessler (1997: 513) menyatakan pengertian kinerja hampir sama dengan prestasi kerja ialah perbandingan antara hasil kerja actual dengan standar kerja yang ditetapkan. Dalam hal ini kinerja lebih memfokuskan pada hasil kerja.

Dari beberapa pengertian tentang kinerja tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah prestasi kerja yang telah dicapai oleh seseorang. Kinerja atau prestasi kerja merupakan hasil akhir dari suatu aktifitas yang telah dilakukan seseorang untuk meraih suatu tujuan. Pencapaian hasil kerja ini juga sebagai bentuk perbandingan hasil kerja seseorang dengan standar yang telah ditetapkan. Apabila hasil kerja yang dilakukan oleh seseorang sesuai dengan standar kerja atau bahkan melebihi standar maka dapat dikatakan kinerja itu mencapai prestasi yang baik. Kinerja yang dimaksudkan diharapkan memiliki atau menghasilkan mutu yang baik dan tetap melihat jumlah yang akan diraihnya. Suatu pekerjaan harus dapat dilihat secara mutu Dari beberapa pengertian tentang kinerja tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah prestasi kerja yang telah dicapai oleh seseorang. Kinerja atau prestasi kerja merupakan hasil akhir dari suatu aktifitas yang telah dilakukan seseorang untuk meraih suatu tujuan. Pencapaian hasil kerja ini juga sebagai bentuk perbandingan hasil kerja seseorang dengan standar yang telah ditetapkan. Apabila hasil kerja yang dilakukan oleh seseorang sesuai dengan standar kerja atau bahkan melebihi standar maka dapat dikatakan kinerja itu mencapai prestasi yang baik. Kinerja yang dimaksudkan diharapkan memiliki atau menghasilkan mutu yang baik dan tetap melihat jumlah yang akan diraihnya. Suatu pekerjaan harus dapat dilihat secara mutu

Kinerja guru mempunyai spesifikasi tertentu. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran. Berkenaan dengan standar kinerja guru Sahertian sebagaimana dikutip Kusmianto (1997: 49) dalam buku panduan penilaian kinerja guru oleh pengawas menjelaskan bahwa: “Standar kinerja guru itu berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan tugasnya seperti: (1) bekerja dengan siswa secara individual, (2) persiapan dan perencanaan pembelajaran, (3) pendayagunaan media pembelajaran, (4) melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar, dan (5) kepemimpinan yang aktif dari guru”. UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 39 ayat (2), menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Keterangan lain menjelaskan dalam UU No. 14 Tahun 2005 Bab IV Pasal 20 (a) tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa standar prestasi kerja guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Tugas pokok guru tersebut yang diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar merupakan bentuk kinerja guru. Pendapat lain diutarakan Soedijarto (1993) menyatakan ada empat tugas gugusan kemampuan yang harus dikuasai oleh seorang guru. Kemampuan yang harus dikuasai oleh seorang guru, yaitu: (1) merencanakan program belajar mengajar; (2) melaksanakan dan memimpin proses belajar mengajar; (3) menilai kemajuan proses belajar mengajar; (4) membina hubungan dengan peserta didik. Sedangkan berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Menengah dijabarkan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok: (1) merencanakan pembelajaran; (2) melaksanakan pembelajaran; (3) menilai hasil pembelajaran; (4) membimbing dan melatih peserta didik; (5) melaksanakan tugas tambahan. Kinerja guru dapat dilihat saat dia melaksanakan interaksi belajar mengajar di kelas termasuk persiapannya baik

dalam bentuk program semester maupun persiapan mengajar. Berkenaan dengan kepentingan penilaian terhadap kinerja guru. Georgia Departemen of Education telah mengembangkan teacher performance assessment instrument yang kemudian dimodifikasi oleh Depdiknas menjadi Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Alat penilaian kemampuan guru, meliputi: (1) rencana pembelajaran (teaching plans and materials) atau disebut dengan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran); (2) prosedur pembelajaran (classroom procedure); dan (3) hubungan antar pribadi (interpersonal skill). Proses belajar mengajar tidak sesederhana seperti yang terlihat pada saat guru menyampaikan materi pelajaran di kelas, tetapi dalam melaksanakan pembelajaran yang baik seorang guru harus mengadakan persiapan yang baik agar pada saat melaksanakan pembelajaran dapat terarah sesuai tujuan pembelajaran yang terdapat pada indikator keberhasilan pembelajaran. Proses pembelajaran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru mulai dari persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran sampai pada tahap akhir pembelajaran yaitu pelaksanaan evaluasi dan perbaikan untuk siswa yang belum berhasil pada saat dilakukan evaluasi. Dari berbagai pengertian di atas maka dapat disimpulkan definisi konsep kinerja guru merupakan hasil pekerjaan atau prestasi kerja yang dilakukan oleh seorang guru berdasarkan kemampuan mengelola kegiatan belajar mengajar, yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan membina hubungan antar pribadi (interpersonal) dengan siswanya.

D. Masalah Penelitian

Dari latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut.

1. Rendahnya kinerja guru dan kualitas sekolah mungkin di sebabkan oleh fakor kemampuan akademik guru, karena guru malas belajar.

2. Rendahnya kinerja guru dan kualitas sekolah mungkin di sebabkan oleh kurang tersedianya alat dan sumber pembelajaran yang memadai.

3. Rendahnya kinerja guru dan kualitas sekolah mungkin di sebabkan oleh faktor pendidikan guru, karena masih banyak guru yang belum mempunyai gelar Sarjana atau Sarjana non pendidikan.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah faktor pendidikan guru dan kualitas sekolah berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa

PENELITIAN EX POST FACTO

A. Identitas Penulis

Nama

: Tommy Pradana

Jurusan / Prodi

: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Perguruan Tinggi : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

B. Judul Penelitian

“Pengaruh Pendidikan, Pekerjaan, Pengetahuan Pajak, Kejelasan Undang-undang dan Peraturan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Masyarakat dalam Memenuhi Kewajiban Pajak”

C. Latar Belakang Masalah

Undang-undang nomor 28 tahun 2007 mendidik kapada wajib pajak untuk berlaku jujur dalam menghitung kewajiban perpajakan.sebagian dijelaskan dalam pasal :

”setiap wajib pajak, wajib membayar pajak yang tertuang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dan tidak menggantungkan pada adanya surat ketetapan pajak”. Untuk hal tersebut diperlukan partisipasi masyarakat dalam pembayaran pajaknya.

Keikutsertaan masyarakat dalam pembayaran pajak akan berakibat bertambahnya pendapatan nasional yang digunakan untuk membiayai kegiatan rutin maupun pembangunan disegala bidang. Termasuk didalamnya mencerdaskan kehidupan bangsa.

Penurunan defisit anggaran secara bertahap terjadi pada mobilitas penerimaan pajak yang terjadi selama masa krisis ekonomi di indonesia berlangsung. Dalam menanggulangi dampak krisis ekonomi, APBN diharapkan mampu menciptakan stimulus fiskal bagi bergeraknya roda kegiatan ekonomi masyarakat, mengingat sektor masyarakat dan peran swasta yang terpuruk akibat krisis belum bisa diharapkan terlalu banyak untuk dapat berperan menggerakan perekonomian nasional.

Berbagai kebijakan pokok dibidang penerimaan negara dilakukan diarahkan pada upaya untuk meningkatkan penerimaan pajak, melalui langkah-langkah yang antara lain meliputi ekstensifikasi dan intensifikasi perpajakan. Tercatat sejak repelita V sampai 2005 penerimaan pajak mencapai Rp 319.440,5 milyar, penerimaan pajak tersebut digunakan untuk pembangunan oleh pemerintahan pusat maupun daerah.

Akan tetapi, menstimulus rakyat untuk patuh dan sadar untuk membayar pajak bukanlah sesuatu yang mudah. Banyak hal yang perlu dilakukan untuk perbaikan perpajakan yang ada dan tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan Negara untuk itu. Sampai saat ini masih banyak masyarakat indonesia yang menganggap bahwa penarikan pajak oleh pemerintah membebani masyarakat. Persepsi tersebut menyababkan masyarakat kurang memiliki kesadaran membayar pajak. Hal ini dapat dilihat dari kepatuhan yang sangat kurang.

Pemahaman yang sempit mengenai penarikan pajak oleh pemerintah tersebut, justru sangat bertolak belakang dengan tujuan penarikan pajak yang direncanakan pemerintah. Dimana penarikan pajak bertujuan untuk meningkatkan kesejahtraan seluruh rakyat Indonesia

D. Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, masalah penilitian meliputi

1. Apakah pendidikan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan memenuhi kewajiban pajak ?

2. Apakah pekerjaan berpengaruh terhadap kepatuhan memenuhi kewajiban pajak ?

3. Apakah pengetahuan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan memenuhi kewajiban pajak ?

4. Apakah kejelasan undang-undang dan peraturan perpajakan berpengaruh terhadap keaptuhan memenuhi kewajiban pajak ?

5. Apakah pendidikan, pekerjaan, pengetahuan pajak, kejelasan undang-undang dan peraturan perpajakan secara simulta terhadap kepatuhan memenuhi kewajiban pajak ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan peneliatian diatas :

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh pendidikan wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban pajak

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh pekerjaan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban pajak

3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh pengetahuan pajak WP terhadap kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban pajak

PENELITIAN EKSPERIMEN

A. Identitas Penulis

Nama : Lilik Harsanti Lembaga : Pusat Aplikasi Teknik Isotop dan Radiasi, 2010.

B. Judul Penelitian

“Pengaruh Radiasi terhadap tanaman kapas galur mutan harapan (Gossypium hirsutum. L) Kj 1 dan Kj 2

C. Latar Belakang Masalah

Tanaman kapas merupakan tanaman komersial yang menghasilkan serat kapas yang penting dalam ketersediaan bahan baku untuk industry tekstil Indonesia walaupun masih mengimpor kapas dalam jumlah besar. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor antara lain produksi kapas rendah, petani kurang berminat dan kebutuhan kapas dalam negeri terus meningkat.

Areal pertanaman kapas pada tahun 1985 mencapai luas 46.360 ha dengan produksi 534 kg kapas berbiji/ha yang memberikan hasil sebanyak 6,3% dari kebutuhan kapas dalam negeri. Setelah itu produksi terus menerus, pada tahun 1998/1999 produksi serta kapas dalam negeri tinggal 1.349 ton, yang merupakan 0,3% kebutuhan dalam negeri. Akan tetapi kebutuhan dalam negeri meningkat terus hingga pada tahun 2002 telah tercapai 500.00 ton. Pada tahun 2003 luas areal kapas di Indonesia hanya 7.850 ha dengan produksi antara 279,5-543 kg/ha. Karena produksi dalam negeri tidak mencukupi, Indonesia sepenuhnya masih tergantung pada impor kapas dari beberapa Negara yaitu Amerika, Australia dan Afrika. Impor kapas Indonesia pada tah 2003 mencapai 600.000 ton. Di Indonesia, sentra penanaman kapas menyebar di lima propinsi yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Pada umumnya kapas banyak ditanam didaerah kering dengan jumlah hari hujan relative sedikit dan tidak menentu. Didaerah tersebut tanaman kapas sering mengalami gagal panen karena air yang tersedia dalam tanah tidak mencukupi untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu petani kesulitan untukmenentukan waktu tanam yang tepat, karena hujan turun tidak menentu. Hal ini akan mengakibatkan pertumbuhan dan produksi kapas tidak optimal.

Melihat hal diatas, cara yang paling efektif untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menanam kapas yang toleran terhadap kondisi lingkungan. Kapas genjah dapat terhindar dari kekeringan karena sebelum terjadi kekeringan buah kapas telah masak (siap panen). Namun demikian produktivitasnya varietas kapas beruamur yang genjah masih belum optimal sehingga dirasa perlu ditingkatkan. Tanaman kapas sangat membutuhkan air dari awal pertumbuhan hingga pengisian buah dan kondisi kering menjelang panen. Sehingga diperlukan ketersediaan varietas kapas yang berumur pendek (genjah) yang dapat dikembangkan didaerah kering yang mempunyai curah hujan pendek 2-3 bulan sehingga meskipun tidak tahan terhadap kekeringan varietas genjah ini dapat lolos dari kekeringan karena pada saat musim kering tiba sudah siap dipanen. Ketersediaan varietas unggul yang mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan di Indonesia tentu saja sangat diperlukan.

Pemuliaan tanaman adalah ilmu oengetahuan terapan untuk memperbaiki sifat- sifat tanama secara kualitatif dan kauntitatif yaitu usaha ntuk menciptakan atau memperbesar keragaman genetic. Pemuliaan tanan secara konvensional masih menunjukkan metode utama dalam perbaikan varietas tanaman di Indonesia. Pemuliaan tanaman dengan mutasi induksi merupakan cara efektif untuk memperkaya plasma nutfah yang sudah ada sekaligus untuk perbaikan varietas. Untuk mendapatkan varietas kapas dengan mutu genetic, fisik dan beradaptasi dengan kondisi lingkungan maka diperlukan pemuliaan tanaman kapas.

D. Masalah Penelitian

Usaha untuk mendapatkan varietas kapas unggul melalui penelitian pemuliaan dengan teknik mutasi atau teknik yang lain perlu dilakukan secara intensif. Mutasi dapat didefinisikan sebagai perubahan mendadak materi genetic yang diwariskan pada generasi berikutnya, dan perubahan itu bukan disebabkan oleh peristiwa rekombinasi. Pemuliaan mutasi sangat bermanfaat untuk perbaikan beberapa sifat tanaman saja dengan tidak merubah sebagian besar sifat tanaman aslinya. Pemuliaan mutasi akan lebih cepat jika perubahan karakter genetic yang kita inginkan tersebut dikontrol oleh gen sederhana.

Kelebihan teknik mutasi antara lain adalah salah datu sifat dari suatu varietas dapat diperbaiki tanpa merubah sifat yang lain, menimbulkan sifat baru yang tidak dimiliki oleh induknya, dapat memisahkan suatu sifat yang dikendalikan oleh gen linkage dan Kelebihan teknik mutasi antara lain adalah salah datu sifat dari suatu varietas dapat diperbaiki tanpa merubah sifat yang lain, menimbulkan sifat baru yang tidak dimiliki oleh induknya, dapat memisahkan suatu sifat yang dikendalikan oleh gen linkage dan

E. Tujuan Penelitian

Mutasi adalah suatu proses dimana gen mengalami perubahan struktur atau segala macam tipe perubahan bahan keturunan yang menyebabkan perubahan fenotip yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dengan menggunakan mutagen atau bahan penyebab mutasi, pemulia dapat menciptakan keragaman baru dalam usaha mendapatkan varietas unggul sesuai dengan tujuan pemuliaan. Dengan teknik mutasi suatu program pemuliaan lebih cepat tercapai disbanding dengan teknik konvensional.

PENELITIAN NATURALISTIC

A. Identitas Penulis

Nama

: Muhamad Naufal

: Fakultas Ushuluddin

Perguruan Tinggi : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

B. Judul Penelitian

“Pengaruh Zikir Terhadap Kesehatan Presepetik Hadis (studi kasus pengaruh zikir Raatib al- Atthas di Masjid Ta’lim wal-Aurad)”

C. Latar Belakang Masalah

Di zaman modern yang seperti sekarang ini, manusia banyak dihadapkan pada persoalan yang kompleks, sehingga tidak jarang ditemukan pada sebagian orang yang menemui jalan buntu dalam menyelesaikan permasalahannya yang sedang dihadapi. Hidup dirasakan menjadi hampa, mudah putus asa, yang pada akhirnya menimbulkan rusaknya mental. Ketenangan dan kebahagian hidup seseorang ditentukan oleh kesehatan mentalnya. Menurut Zakiah Darajat, kesehatan mental yang dimaksud adalah terwujudnya keharmonisan antara fungsi-fungsi jiwa, mempunyai kesanggupan untut mengatasi masalah-masalah yang sedang terjadi dalam kehidupannya.

Orang yang sehat mentalnya tidak mudah putus asa atau apatis karena ia dapat menghadapi semua rintangan atau kegagalan dalam hidup dengan tenang dan wajar. Salah satu cara menumbuhkan dan mencapai mental sehat yang melahirkan ketenangan dan kebahagian hidup adalah denga banyak berdzikir kepada Allah. Hal ini secara tegas dinyatakan dalam AL-Quran surat ar- Ra’d ayat : 28. Dalam ayat tersebut disebiutkan bahwa cara memperoleh ketentraman dalam hati adalah dengan berzikir kepada Allah, tetapi tidak semua zikir dapat menentramkan hati, karena itu syarat yang menentramkan hati adalah harus disertakan keimanan.

Dari berbagai banyaknya bentuk zikir yang semuanya itu adalah bertujuan untuk mengagungkan dan mensucikan Allah swt, ada satu zikir yang sering dibacakan dikalangan Habaib yaitu zikir raatib al-Atthas yang disusun oleh al-Habib Umar bin Abdurahman Al-Atthas yang mujarab dalam mengatasi problem-problem kehidupan jasmani maupun rohani.

Dari latar belakang pemikiran di atas, penulis ingin melihat seberapa besar dampak dari mengikuti zikir raatib al-Attahas tersebut ? secara garis besar, penulis ingin mencari apakah benar dampak berzikir raatib al-Attahas dapat membina kesehatan mental para pelakunya ?

D. Masalah Penelitian

Masalah penelitian yang diangkat mengenai dampak zikir raatib al-atthas di Majlis ta’lim wal-Aurad al-Husaini, lemahabang, cikarang utara, kab: Bekasi, apakah zikir

raatib tersebut dapat membina kesehatan mental para pelakunya ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penilitian diatas adalah :

1. Mengetahui seberapa banyak zikir ratib yang sudah ada, karena sejauh yang penulis tahu, bukan hanya ratib al-haddad, yang pada umumnya diketahui masyarakat, tetapi ada tiga zikir ratib yang belum diketahui oleh sebagian besar masyarakat indonesia

2. Mengetahui pelaksanaan zikir Raatib al-Atthas dan sejarahnya

3. Mengetahui seberapa besar dampak psikologis dari zikir raatib al-Atthas terhadap jamaah Majlis Ta,lim Wal Aurad al-Husaini

PENELITIAN POLICY RESEARCH

A. Identitas Penulis

Nama: Abdul Rozak NIP: 150 277 689 Instansi: Fakultas Tarbiyah, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 1998/1999

B. Judul Penelitian

“Studi kebijakan peningkatan mutu pendidikan dasar bersiri khas agama islam di DKI Jakarta”.

C. Latar Belakang Masalah

Dalam PP No. 28 tahun 1990 tentang pendidikan dasar, bab III pasal 4 ayat 3 menyatakan bahwa sekolah dasar (SD) yang berciri khas agama islam yang diselenggarakan oleh Departemen Agama masing-masing disebut madrasah ibtidaiyah (MI) dan madrasah tsanawiyah (MTs). Dari kebijakan tersebut diatas ada tiga hal, pertama , lembaga pendidikan MI dan MTs termasuk jenjang pendidikan dasar jalur sekolah atau jalur pendidikan formal. Kedua, MI dan MTs keberadaan dan posisinya ditempatkan sejajar dengan lembaga pendidikan SD dan SLTP yang berda dibawah naungan Depdikbud. Ketiga, MI dan MTs disebut pendidikan dasar berciri khas agama Islam yang merupakan sub sistem pendidikan dasar dalam sistem pendidikan nasional.

Jauh sebelum kemerdekaan, di Indonesia telah berdiri dan berkambang pesat lembaga-lembaga pendidikan islam yang disebut dengan perguruan islam diberbagai pelosok penjuru wilayah Indonesia, seperti di Aceh berdiri dan berkembang lembaga perguruan agama islam yang disebut Rangkang, di Minangkabau disebut Surau, di Jawa disebut dengan pesantren.

Secara sosio-historis pendidikan islam di Indonesia mulai menampakkan kemajuannya, uapaya modernisasi lembaga pendidikan islam sehingga menemukan format baru dalam bentuk madrasah.

Pada masa awal perkembangannya, lembaga pendidikan islam termasuk madrasah dikelola oleh lembaga swadaya msyarakat. Usaha pendirian lembaga pendidikan tersebut dilakukan baik secara perorangan maupun secara kelembagaan melalui organisasi social kegamaan. Karena lembaga pendidikan islam merupakan suatu wahana transformasi nilai-nilai keagamaan dan pembentukan peradaban islam dalam masyarakat.

Fenomena kemunculanlembaga pendidikan madrasah berkualitas seperti yang ditunjukkan oleh MI Pembangunan IAIN Jakarta menarik unttuk dilakukan kajian secara mendalam tentang bagaimana kebijkan peningkatan mutu pendidikan yang ditetapkan olehnya. Karena lembaga pendididikan ini ternyata mampu berkompetisi menarik minat masyarakat ibukota dari kelompok kelas menengah. Dengan demikian MI Pembangunan IAIN merupakan sebuah lembaga yang berada dalam pengecualian dari jajaran lembaga pendidikan madrasah yang sampai saat ini secara mayorits masih berada dalam posisi yang dikesankan tertinggal dan rendah.

Keberlangsungan mutu lembaga pendidikan pada madrasah Ppembangunan IAIN tidak terleoas dari manajemen pendidikan yang diterapkan oleh para pengelola lembaga tersebut. Sebagai suatu organisasi, maka madrasah pembangunan juga memiliki sejumlah kebijakan yang dijasikan sebagai acuan daln pedoman dalam melaksanakan program-program kerja madrasah. Dalam kaitan itulah, peneliti tertarik untuk mengkaji secara lebih mendalam tentang proses kebijakan yang berlaku dalam lebaga pendidikan madrasah pembangunan IAIN Jakarta.

D. Masalah Penelitian

Upaya peningkatan mutu pendidikan madrasah merupakan kegiatan peningkatan berbagai aspek atau komponen yang terkait dengan kegiatan pendidikan di madrasah. Kompone-komponen tersebut meliputi: aspek kelembagaan, kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pembiayaann, manajemen madrasah dan supervisi pendidikan madrasah. Atas dasar pemikiran diatas, dapat diidentifikasikan masalah-masalah penelitian tentang kebijakan peningkatan mutu pendidikan madrasah yaitu: 1. Masalah kelembagaan; 2. Masalah kurikulum; 3. Masalah tenaga kependidikan; 4. Masalah sarana dan prasarana; 5. Masalah pembiayaan; 6. Masalah manajemen madrasah; 7. Masalah supervise pendidikan madrasah.

Dari identifikasi permasalahn penelitian diatas, maka focus utama dalam penelitian in adalah masalah kebijakan peningkatan mutu pendidikan pada MI Pembangunan yang berkaitan dengan kesiswaan, kurikulum dan tenaga kependidikan. Dengan demikian penelitian ini hanya membahas ketiga tersebut. Karena itu masalah peniliti ini hanya membahas ketiga masalah tersebut. Karena itu masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat perkembangan perjalanan MI Pembangunan IAIN Jakarta sejak berdiri sampai saat ini?

2. Bagaiamana bentuk kebijakan peningkatan mutu pendidikan pada MI Pembangunan IAIN Jakarta yang terkait dengan a. masalah kesiswaan; b. masalah kurikulum; c. masalah tenaga kependidikan;

3. Bagaimana proses pengambilan kebijakan tersebut?

E. Tujuan Penelitian

Peneliti ini secara khusus bertujuan untuk mendeskripsikan tentang:

1. Tingkat perkembangan perjalanan MI Pembangunan IAIN Jakarta sejak berdiri sampai saat ini.

2. Bentuk kebijakan peningkatan mutu pendidikan pada MI Pembangunan IAIN Jakarta yang terkait dengan a. masalah kesiswaan, b. masalah kurikulum, c. masalah tenaga kependidikan.

3. Proses pengambilan kebijakan pendidikan dalam peningkatan mutu pendidikan pada MI IAIN Jakarta.

PENELITIAN ACTION RESEARCH

A. Identitas Penulis

Nama

: Ira Kania Pramitha

NIM

Jurusan / Prodi

: Pendidikan IPA/Fisika

Perguruan Tinggi : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

B. Judul Penelitian

“Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Getaran dan Gelombang”.

C. Latar Belakang Masalah

Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penekanaan dari tujuan pendidikan. Pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila siswa telah mampu menguasai konsep dan telah melewati batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran yang telah ditetapkan. Seorang guru dituntut dapat melaksanakan proses pembelajaran bukan hanya menarik, tetapi harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang tertuang dalam standar kompetensi dan kompetesi dasar. Namun pada kenyataannya tidak semua guru melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetesi dasar pada setiap materi pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi proses pembelajaran dan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA di MTS Al-Hidayah, Kabupaten Bogor ternyata keterampilan proses sains pada konsep getaran dan gelombang pada beberapa tahun terakhir masih rendah dibandingkan dengan konsep lain. Dari hasil wawancara dengan guru pada sekolah tersebut diperoleh informasi bahwa pemebelajaran yang berlangsung selama ini adalah pembelajaran dengan urutan sebagai berikut : (a) menjelaskan materi pembelajaran, (b) memberi contoh yang baru dijelaskan, (c) meminta siswa untuk menjawab pertanyaan dan menyelasikan soal yang serupa dengan contoh , dan (d) memberi latihan soal. Latihan soal yang diberikan biasanya cukup bervariasi, diawali dari soal yang mirip dengan contoh sampai dengan aplikasi materi IPA dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran dengan urutan seperti diatas hanya memberikan pengetahuan kepada siswa tanpa memberikan kesempatan siswa untuk mengembangkan pengetahuannya.

Selain itu akan mengakibatkan kurangnya perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran. Pemebelajaran IPA seharusnya lebih menekankan pada penemuan sendiri yaitu dengan melatih berbagai kemampuan dalam keterampilan proses sains. Namun melihat kenyataannya yang terjadi di MTS Al Hidayah ada beberapa factor yang menyebabkan keterampilan proses sains siswa kurang digali, diantaranya yaitu penerapan metode pembelajaran IPA yang kurang variatif dan jarang melibatkan dan jarang melibatkan siswa dalam menyelesaikan dan menemukan suatu masalah. Kegiatan pembelajaran cenderung bersifat informatif atau hanya transfer ilmu pengetahuan dari guru kesiswa sehingga siswa belum terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu pembelajaran IPA di MTS Al Hidayah masih berpusat pada guru. Oleh karena itu untuk mencapai pembelajaran IPA yang optimal siswa perlu menguasai keterampilan proses sains (KPS). Denga mengembangkan keterampilan keterapilan siswa mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.

KPS merupakan modal utama dalam mengembangkan teknologi modern dalam menghadapi globalisasi dunia, karena KPS dapat menumbuhkan sikap ilmiah. Untuk dapat meningkatkan keterampilan proses sains tersebut perlu adanya pengembangan metode pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan proses sains siswa dan dapat melatih keleluasan kepada siswa dala melakukan aspek-aspek keterampilan proses. Salah satu metode yang cocok adalah metode eksperimen. Metode eksperimen adalah cara peyajian bahan pembelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari.

D. Masalah Penelitian

Seperti diuraikan pada latarbelakang di atas maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah menegenai metode pembelajaran yang digunakan selama kegiatan kurang bervariatif. Hal ini mengakibatkan kegiatan pembelajaran jadi kuarang menarik dan siswa cenderung bosan dalam mengikuti proses pembelajaran. Kemudian penguasaan KPS siswa masih tergolong rendah, karena kegiatan pembelajaran yang masih berpusat kepada guru, sehingga siswa kurang dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran (siswa menjadi kurang aktif). Serta padatnya materi yang harus disampaikan dan terbatasnya alat alat yang digunakan untuk kegiatan Seperti diuraikan pada latarbelakang di atas maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah menegenai metode pembelajaran yang digunakan selama kegiatan kurang bervariatif. Hal ini mengakibatkan kegiatan pembelajaran jadi kuarang menarik dan siswa cenderung bosan dalam mengikuti proses pembelajaran. Kemudian penguasaan KPS siswa masih tergolong rendah, karena kegiatan pembelajaran yang masih berpusat kepada guru, sehingga siswa kurang dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran (siswa menjadi kurang aktif). Serta padatnya materi yang harus disampaikan dan terbatasnya alat alat yang digunakan untuk kegiatan

E. Tujuan Penelitian

Secara garis besar tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui peningkatan keterampilan proses sains siswa setelah diterapkan metode eksperimen pada konsep getaran dan gelombang.

PENELITIAN EVALUASI

A. Identitas Penulis

Nama

: Nurul Hikmah

Tempat, Tgl. Lahir : Bogor, 13 Maret 1991 NIM

Jurusan/Prodi

: Pendidikan IPA/Fisika

Perguruan Tinggi : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta

B. Judul Penelitian

“Pengaruh Hypermedia terhadap Hasil Belajar Siswa SMA pada Konsep Momentum dan Implus”

C. Latar Belakang Masalah

Fisika adalah salah satu cabang ilmu sains yang menjelaskan tentang fenomena- fenomena yang terjadi di alam. Pembelajaran fisika diarahkan untuk mencari tahu dan memberikan pengalaman langsung agar siswa dapat memahami konsep fisika. Pada kenyataannya, tidak semua fenomena dalam konsep fisika dapat dilihat atau divisualisasikan secara langsung di dalam kelas. Beberapa konsep fisika memerlukan adanya manipulasi objek secara fisis agar siswa lebih mudah membayangkan konsep fisika yang sedang dipelajari, salah satunya adalah konsep momentum dan impuls.