ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP PRESTASI USAHA KECIL MENENGAH ( UKM ) Di SUMATERA BARAT.

(1)

SKRIPSI

ANALISIS

PENGARUH

GAYA

KEPEMIMPINAN

TERHADAP

PRESTASI

USAHA

KECIL

MENENGAH

(

UKM

)

Di

SUMATERA

BARAT

DiajukanSebagaiSalahSatuSyarat

UntukMeraihGelarSarjana EkonomiJurusanManajemen

Oleh:

KHARISMA PERDANA PUTRA

BP.06152090

JURUSAN

MANAJEMEN

FAKULTAS

EKONOMI

UNIVERSITAS

ANDALAS

PADANG

2011


(2)

DAFTARISI

DAFTARISI... i

DAFTARTABEL ... v

DAFTARGAMBAR... vi

BABI PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangPenelitian... 1

1.2 PerumusanMasalah... 6

1.3 TujuanPenelitian... 7

1.4 ManfaatPenelitian... 7

1.5 RuangLingkupPenelitian... 7

1.6 SistematikaPenulisan... 8

BABII LANDASANTEORI 2.1 PengertianUsahaKecilMenengah... 10

2.2 GayaKepemimpinan... 12

2.2.1 Komponen-KomponenGayaKepemimpinan... 14

2.2.1.1ParticipantLeadership... 14

2.2.1.2SupportiveLeadership... 16

2.2.1.3InstrumentalLeadership... 17

2.3 PrestasiUsaha... 18

2.3.1 PengertianPrestasiUsaha ... 18

2.3.2 PengukuranPrestasiUsaha... 18

2.4 PenelitianTerdahulu... 24

2.5 KerangkaPemikiran... 25

2.6 Hipotesis... 26

BABIII METODEPENELITIAN 3.1 DesainPenelitian... 27

3.2 PopulasidanSampel... 27


(3)

3.2.1 Populasi... 27

3.2.2 Sampel... 28

3.3 TeknikPengambilanSampel... 29

3.4 DatayangDigunakan... 30

3.4.1DataPrimer... 30

3.4.2DataSekunder... 30

3.5 TeknikPengumpulanData... 30

3.6 VariabelPenelitiandanOperasionalVariabel... 32

3.7 InstrumenPenelitian... 33

3.8 MetodeAnalisisData... 34

3.8.1UjiValiditas(TestofValiditas)... 34

3.8.2UjiReliabilitas(TestofReliabilitas)... 35

3.8.3TeknikAnalisisData... 35

3.8.4AnalisisDeskriptif... 36

3.8.5AnalisaRegresiLinierBerganda... 36

3.9 PengujianHipotesis... 37

BABIV GAMBARANUMUMUSAHAKECILMENENGAH DI SUMATERABARAT 4.1 PengertianUsahaKecilMenengah... 39

4.2 KarakteristikUsahaKecildanMenengah... 42

4.3 KekuatandanKelemahanUsahaMikro,KecildanMenengah.43 4.4 PengembangandanPemberdayaanUsahaKecildanMenengah diIndonesia... 46

4.5 KlasifikasidanTipeUKMdiSumateraBarat... 48

BABV PEMBAHASAN 5.1 AnalisisDeskriptif... 50

5.1.1RespondenBerdasarkanUmur... 50

5.1.2RespondenBerdasarkanJenisKelamin... 51

5.1.3RespondenBerdasarkanPendidikanTerakhir... 51

5.1.4RespondenBerdasarkanPendapatan... 52


(4)

5.1.6KarakteristikRespondenberdasarkanUmurUKM... 54

5.1.7KarakteristikRespondenberdasarkan KlasifikasidanTipe UKM...54

5.2 GambaranUmumJawabanResponden(GayaKepemimpinan)56 5.2.1ParticipantLeadership...56

5.2.2SupportiveLeadership...57

5.2.3InstrumentalLeadership...58

5.2.4PrestasiUKM... 59

5.3 AnalisisData... 60

5.3.1UjiValiditas... 60

5.3.2UjiReliabilitas...61

5.4 AnalisaRegresiLinierBerganda... 62

5.5 HasilPengujianHipotesis... 65

5.5.1UjiT(UjiParsial)...65

5.5.1.1 Pengaruh Participant Leadership terhadap Prestasi UKM...65

5.5.1.2 Pengaruh Supportive Leadership terhadap Prestasi UKM... 67

5.5.1.3PengaruhInstrumentalLeadershipterhadapPrestasi UKM... 68

5.5.2 UjiF... 69

5.6 ImplikasiPenelitian... 70

5.6.1ImplikasiTeori...70

5.6.2ImplikasiManajerial...71

BABVI PENUTUP 6.1 Kesimpulan...73

6.2 KeterbatasanPenelitian...74


(5)

DAFTARPUSTAKA LAMPIRAN


(6)

DAFTARTABEL

Tabel1.1 PenyebaranUKMdiSumateraBaratTahun2005(unit)... 4

Tabel2.1 PenelitianTerdahulu ... 25

Tabel3.1 PenyebaranUKMdiSumateraBaratTahun2005(unit)... 28

Tabel3.2 DasarPembagianSampelUKMdiSumateraBaratTahun2005..29

Tabel3.3 OperasionalisasiVariabelPenelitian... 32

Tabel4.1 KlasifikasidanTipeUKMtersebardiSumateraBarat Tahun2005... 48

Tabel5.1 RespondenBerdasarkanKelompokUmur... 50

Tabel5.2 RespondenBerdasarkanJenisKelamin... 51

Tabel5.3 RespondenBerdasarkanPendidikan... 51

Tabel5.4 RespondenBerdasarkanPendapatan... 52

Tabel5.5 RespondenberdasarkanAlasanBerwirausaha... 53

Tabel5.6 RespondenberdasarkanUmurUKM... 54

Tabel5.7 KarakteristikrespondenberdasarkanKlasifikasidanTipeUKM .55

Tabel5.8 GambaranUmumRespondenMengenaiParticipantLeadership..56

Tabel5.9 GambaranUmumRespondenMengenaiSupportiveLeadership..57

Tabel5.10GambaranUmumRespondenMengenaiInstrumentalLeadership 58

Tabel5.11GambaranUmumRespondenMengenaiPrestasiUsaha... 59

Tabel5.12HasilRangkumanUjiValiditas... 60

Tabel5.13HasilUjiReliabilitas... 61

Tabel5.14HasilRangkumanAnalisisRegresiLinearBerganda... 62

Tabel5.15HasilUjiRdanUjiR2... 64

Tabel5.16HasilAnalisaUjiT... 65


(7)

DAFTARGAMBAR


(8)

vi

BAB1

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakangPenelitian

UsahaKecildanMenengah(UKM)merupakansalahsatubagianterpentingdari perekonomiansuatunegara,tidakterkecualiIndonesia.UsahaKecildanMenengah (UKM)memilikikesempatanyangsangatluasdalammeningkatkanpemberdayaan ekonomi secara terpadu yang bisa diwujudkan dalam kerjasama bisnis dan perdagangan,karenaUKMtelahterbuktimemilikikekuatanwalaupunkrisistelah menempa dan menghimpitnya. UKM memiliki potensi untuk menjadi sebuah kekuatanbaruperekonomianIndonesia.Pertumbuhanekonomiselamamasakrisisini merupakan kontribusi dari sektor usaha kecil. Pasca kehancuran konglomerasi di Indonesia,kinisaatnyausahakecildanmenengahmengambilperanlebihbanyak dalampercaturanbisnisdanperdagangandalammenunjangperekonomianIndonesia. UKMterbuktimemilikidayatahandanmampumenjadipenyanggaperekonomian bangsa. Salah satu alasan mengapaUKM memiliki ketahanan dalam menghadapi krisisadalahkarenastrukturmodaldariUKMsekitar73%berasaldarimodalsendiri, 4%(BankSwasta),11%(BankPemerintah),dan3%(pemasok)(Limberg,1990).

Garis Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1999-2004 telah menempatkan usahakecil,usahatradisionaldangolonganekonomilemahsebagaisektorstrategis yangperludiberdayakan.DalamketetapanMPRberdasarkanhasilSidangIstimewa MPR1999mengenaipolitikekonomi,dalamrangkademokrasiekonomisecarategas


(9)

dinyatakanbahwausahakecildanmenengahmerupakanpilarutamapembangunan ekonominasionalyangharusdiberikesempatan(KaballudanKameo,2001).

UKM(UsahaKecildanMenengah)memilikidanmembawadampakpositif bagiperekonomianIndonesia.SecaraumumperananUKMadalahsebagaipenyedia lapangankerja,pemerataanpendapatanmelaluikesempatanberusaha,pengembangan daerah pedesaan, menyeimbangkan pembangunan antar daerah (Tambunan, 2000) serta meningkatkan investasi dan mengembangkan jiwa kewirausahaan. Peranan keberadaan UKM dalam menopang perekonomian nasional sungguh besar dalam upaya mendorong peningkatan taraf hidup masyarakat (Tambunan, 2000 ) serta penciptaanstabilitasnasionalantaralaindalamhal:

1. Penciptaandanpemerataankesempatankerja

2. Peningkatandanpemerataanpendapatanmasyarakat

3. Mengurangitingkatpenganggurankarenadapatmenampungsejumlah tenagakerja

4. Menurunkan tingkat inflasi dengan semakin banyak produk yang tersedia

5. Sebagaipembawainovasidibidangekonomidansaranapengembangan socialbudayasuatuwilayah.

DaridataBPSdanKementrianKoperasidanPKM,KontribusiUKMterhadap ProdukDomestikBruto(PDB)tahun2003mencapainilaiRp.1.013,5triliunatau sebesar 56,7% dari total PDB Nasional, nilai ini meningkat pada tahun 2004 mencapai nilai Rp.1.135,8 triliun, dengan pertumbuhan mencapai 5,45% terhadap tahun2003dimanalajupertumbuhannyabergeraklebihtinggidibandingkandengan


(10)

totalPDB Nasional.NilaiPDBTotalUKMpadatahun2005atasdasarhargaberlaku adalahRp.1.480,002triliun.JumlahunitusahaUKMdiIndonesiapadatahun2004 adalahsebesar43,22juta,naiksebesar1,61%terhadaptahunsebelumnya.Tahun 2005jumlahunitusahaUKMadalahsebesar44,69juta.Sementarajumlahtenaga kerja yang bekerja di sector UKM pada tahun 2004 adalah sebanyak 79,06 juta pekerja. Dilihat dari kemampuan UMKM dalam memberikan kontibusi besar terhadap PDB Nasional dan mampu menyerap banyak tenaga kerja, membuat UMKMmenjadiberperansangatpentingdalammemajukanperekonomianNasional khususnyasektorriil.

BerdasarkansurveyterbaruTheHongkongandShanghaiBankingCorporation Limited(HSBC) yangmelibatkan30pebisnisskalakecilmenengah,sekitar77% respondenberencanamempertahankanposisi,dan15%berencanamenambahtenaga kerja. Survei oleh HSBC berjudul Emerging Markets Small Business Confidence Monitor menunjukkan 92% UKM di Indonesia berpandangan positif dalam hal penambahantenagakerjapadatahunini(BisinisIndonesia).

Begitu puladengan perkembangan Usaha Kecil dan Menengah di Sumatera Barat,datayangdidapatdariDinasKoperindagPadangterdapat1216UKMyang tersebardiSumateraBarat.BerikuttabelpenyebaranUKMdiSumateraBarattahun 2005:


(11)

Tabel1.1.PenyebaranUKMdiSumateraBarat

Tahun2005(unit)

SumberData:CompanyProfile33SentraUKM

DaritabeldapatdiketahuibahwajumlahUKMdiSumateraBaratpadatahun 2005tercatatsebanyak1216UKMmeliputiBukittinggi(370UKM),Pariaman(275 UKM),Payakumbuh(130UKM),Solok(110UKM),Sijunjung(95UKM),Painan (74UKM),Pasaman(52UKM),Padang(52UKM),danDharmasraya(28UKM).

Dalam penelitian ini, peneliti meranking jumlah UKM berdasarkan dari jumlahUKMyangterbanyakdiSumateraBarat.Kemudianmengambilempatdaerah terbanyakterdapatUKMdiSumateraBarat.Halinidilakukankarenaempatdaerah tersebutsudahmewakilijumlahUKMyangtersebardiSumateraBarat.

Melihat besarnya jumlah unit pelaku ekonomi dan kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja, maka UKM layak mendapat perhatian khusus. Berkembangnya UKM akan memperkuat struktur ekonomi domestik karena terserapnya angkatan kerja dalam lapangan kerja akan meningkatkan daya beli

No Daerah JumlahUMKM

1 Bukittingi 370

2 Pariaman 275

3 Payakumbuh 130

4 Solok 110

5 Sijunjung 95

6 Painan 74

7 Pasaman 52

8 Padang 52

9 Dharmasraya 28


(12)

masyarakatyangpadagilirannyaakanmemperbesartingkatpermintaan,permintaan yangtinggiakanmendorongpertumbuhaninvestasi.

NamundemikianpengembanganUKMharusdisertaidenganpengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) dalam berbagai aspek. Salah satu hasil survei menunjukkanbahwatingkatpendidikanpengusahaUKMdiIndonesiaadalahSLTA (44,1%),D-3(7,4%),danS-1(17,9%)dansisadibawahSLTA(JurnalManajemen dan Kewirausahaan,2010). Hal ini mengindikasikan bahwa pendidikan UKM di Indonesiarelatifrendah.PengembanganSDMharusdilakukantidakhanyakepada UKMsebagaipemilikusaha,tetapijugaparapekerjanya.

Disamping itu pembangunan SDM belum menunjukkan hasil yang menggembirakan(JurnalSpiritPublikVol2,2006),indekspembangunanSDMdan HumanDevelopmentIndeks(HDI)Indonesiatahun1993menempatiurutanke-98 (UNDP,1993).Padatahun2003Indonesiamenempatiurutan112dari174negara (UNDP,2004).Peringkatinilebihrendahdibandingkandenganindekspembangunan SDM negara-negara tetangga. Padahal menurut Harefa (2000), keberhasilan wirausahabukankarenauangtetapikarenakualitassumberdayamanusianya,antara lainadanyaidecemerlangdanimpianataupunkreativitas.

Kasali (2010) mengatakan bahwa untuk membangun kewirausahaan yang terpentingadalahmindsetataucaraberfikirpositif.Pebisnisharuspercayadirikarena selaluberhadapandenganketidakpastian,sindromaformalitas,tidakakanberhasil dansejenisnyaharussegeradilepaskankarenaakanmenghambatjiwawirausaha.Hal inimenunjukkankelemahanUKMterletakpadasikapberwirausahadankemampuan


(13)

berusaha.Artinya,rendahnyakinerjaUKMdisebabkanolehtidakadanyanilai–nilai positifyangdimilikisertarendahnyakemampuanberusaha.

HalinididukungolehpenelitianMatsuno,MenzerdanOzsomer(2002)yang menjelaskan bahwa kinerja UKM tergantung pada faktor sikap entrepreneur dan kemampuanmengelolaberusaha.LebihlanjutdijelaskanolehMatsunodkk,(2002) kemampuanberusahaantaralainmemperhatikanfaktorkemampuanberusahadalam mendapatkan,menciptakanbarangdanjasayangsesuaidengankebutuhankonsumen sebagaisalahsatufaktorpentingdalammemenangkanpersaingan.Namumdemikian, belum lagi memperhatikan berkaitan dengan mengarahkan, mengkoordinir, dan mempengaruhi bawahan atau sering kita sebut gaya kepemimpinan, menuju pencapaiantujuanorganisasi.

Karenapenulistertarikdenganmasalahyangdihadapitersebut,makapenulis memberi judul skripsi ini “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Prestasi

UsahaKecilMenengah(UKM)diSumateraBarat”.

1.2 PerumusanMasalah

Berdasarkan uraian singkat diatas, penulis mengemukakan beberapa permasalahanpenelitian:

1. Seberapabesarpengaruhgayakepemimpinanyangterdiridariparticipant leadership, supportive leadership, dan instrumental leadership terhadap prestasiUKM.

2. Variabelgayakepemimpinanmanakahyangpalingdominanmempengaruhi prestasiUKM.


(14)

1.3 TujuanPenelitian

1. Untuk menguji pengaruh gaya kepemimpinan (participant leadership, supportiveleadership,daninstrumentalleadership)terhadapprestasiUKM. 2. Untuk menguji variabel gaya kepemimpinan yang paling dominan

mempengaruhiprestasiUKM.

1.4 ManfaatPenelitian

Darihasilpenelitiandiharapkan:

1. Dapat memberikan manfaat dalam hal pengembangan ilmu ekonomi, khususnya manajemen sumber daya manusia, melalui pendekatan dan metode-metodeyangdigunakan,terutamagayakepemimpinandanprestasi UKM.

2. Dapat membantu pihak UKM dalam memperhatikan bagaimana meningkatkangayakepemimpinandanprestasiUKM.

3. Sebagai tambahan pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan peneliti dalammelakukanpenelitian.

1.5 RuangLingkupPenelitian

Untukmencegahterjadinyaperluasanpembahasandankerancuanpembahasan, maka penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas hanya untuk meneliti bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan (participant leadership, supportive leadership, dan instrumental leadership) terhadap prestasi Usaha Kecil Menengah (UKM).PenelitianinidilakukandiSumateraBarat,denganobjekpenelitianadalah UsahaKecilMenengah(UKM)yangterdapatdiSumateraBarat.Dalampenelitianini penelitihanyamengambilempatdaerahyangpalingbanyakterdapatUKM,halini


(15)

dilakukankarenaempatdaerahtersebutsudahmewakilijumlahUKMyangtersebar di Sumatera Barat. Empat daerah tersebut meliputi Bukittinggi, Pariaman, Payakumbuh,danSolok.

1.6 SistematikaPenulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari 6 bab yang saling berkaitan,bab-babtersebutterdiridari:

BABI PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai masalah yang melatar belakangi penelitian,rumusanmasalahnya,tujuanpenelitian,manfaatpenelitian, ruanglingkuppenelitian,dansistematikapenulisan.

BABII LANDASANTEORI

Babinimerupakanlandasanteoriyangmembahasteoriyangrelevan denganpenelitianyangakandilakukan.

BABIII METODEPENELITIAN

Babinimenjelaskanmetodologipenelitianyangmembahasmengenai tahapan-tahapandiantaranyadesainpenelitian,sampeldanpopulasi, datayangdigunakan,variabelpenelitian,instrumenpenelitian,teknik pengolahandatayangmembantudalampenelitianini.

BABIV GAMBARANUMUMUSAHAMIKROKECILMENENGAH

BabinimenjelaskangambaranumumUsahaKecilMenengahyang membahasmengenaipengertianUsahaKecilMenengah,karakteristik Usaha Kecil Menengah di Indonesia, prospek, kekuatan dan


(16)

kelemahanUsahaKecilMenengahdanKlasifikasidanTipeUKMdi SumateraBarat.

BABV PEMBAHASAN

Bab yang menguraikan hasil analisis data, pembahasan dan implikasinyaterhadapperusahaan.

BABVI PENUTUP

Merupakanbabterakhiryangberisitentangkesimpulan,saran,dan keterbatasan penelitianyangdilakukan.


(17)

BABII

LANDASANTEORI

2.1 PengertianUsahaKecilMenengah

Sampaisaatinibatasanusahakecilmasihberbeda –bedatergantungfokus permasalahan masing masing. Dilihat dari perangkat manajemennya, Lambing (2004) mengemukakan bahwa kontrol atau pengawasan usaha kecil biasanya informal. Apabila ada beberapa karyawan maka deskriptif pekerjaan dan segala aturan secaratidak tertulis sebab wirausahalebih mudahmenguasai segalaaspek usahacendrungmemakaimanajemenmikro.

UsahaKecilMenengahadalahkegiatanekonomirakyatyangberskalakecildan memenuhikriteriakekayaanbersihataupenjualantahunansertakepemilikanyang diaturdalamUndang–Undangyangmeliputiusahakecilinformaldanusahakecil tradisional(Pasal1UUNo.9tahun1995).

MenurutHamdan(2002)ciriusahakecilinformaldanusahakeciltradisional antaralain:

Ciri–ciriusahakecilinformalantaralain:

1. Belumtercatatdanbelumberbadanhukum. 2. Pengambilankeputusandilakukansendiri. 3. Keputusanberdasarkanintuisi.

4. Kuranggesitdankuranginisiatif. 5. Kurangprofessional.


(18)

Di Indonesia sendiri belum ada batasan yang baku mengenai usaha kecil. KriteriausahakecilyangadapadaPasal5Undang–undangno.9tahun1995adalah:

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,-(dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempatusaha.

2. Memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 1.000.000.000,-(satumilyarrupiah).

3. MilikwargaNegaraIndonesia.

4. Berdirisendiri,bukanmerupakananakperusahaanataucabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsungdenganusahamenengahatauusahabesar.

5. Berbentuk usaha perseorangan, badan usaha yang tidak berbadanhukum,ataubadanusahayangberbadanhukum. MenurutSalaim(1996),UsahaKecilMenengahadalahkegiatanekonomiyang berskalakecildanmempunyaikarakteristikyangsamar–samar,jarangmempunyai catatanhistorisyangkonsistendantidakterbiasamembuatbusinessplan

Daribeberapapengertiandiatasdapatdisimpulkansecaraterminologisbahwa UsahaKecilMenengah(UKM)adalahkegiatanekonomiyangberskalakecilyang banyakdirumuskansebagaiunitusahayangserbakecildanterbatasdalamsegala aspekbisnismeliputimodal,tekhnologi,pasar,danlain–lain.


(19)

2.2 GayaKepemimpinan

Pengertiankepemimpinanmengalamiperkembangandariwaktukewaktudan memilikipengertianyangberbeda–bedasesuaidengankondisipadawaktutersebut. Padaawaltimbulnyaistilahkepemimpinan,terlihatbahwapengertiankepemimpinan sangat sederhana, yaitu Stogdill (1974) mengatakan bahwa kepemimpinan adalah pembentukan awal suatu pemeliharaan struktur dalam harapan dan interaksi, sementara Katz dan Kahn (1978) mengatakan kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit dan berada diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan pengarahan rutin organisasi, yang mana pengertian tersebut hanya berhubungan dengan kegiatan rutin organisasi, dan belum mengarah kepada apa tujuanyanghendakdicapaiorganisasitersebut.

MenurutTimpe(1987)dalampengertianyangmendasar,kepemimpinanberarti beradadibarisanpalingdepan;menggunakanbadan,gerakanmajudanketerampilan komunikasidanarahankepadayanglainjalanmanayangharusditempuh.Barulah muncul pendapat Rauch dan Behling (1984) serta Jacob & Jacque (1990), yang menyatakanbahwapemimpinberorientasidalampencapaiantujuanorganisasi,hal ini didukung oleh pendapat Hoskin (1988) dan Flamholtz (1990) mengatakan kepemimpinantergabiatas2,yaitu:strategicleadershipdanoperationalleadership. Strategicleadershipadalahsebagaiprosesmempengaruhiorang–orangdalamsuatu organisasi untuk membuat perencanaan jangka panjang, sedangkan operational leadershipsebagaiprosesmempengaruhiorang–orangdalamsuatuorganisasiuntuk tujuanyangditetapkanjangkapendek.


(20)

SedangkanmenurutMullins(2001),kepemimpinanadalahhubungandimana seseorang mempengaruhi perilaku dan tindakan orang lain. Lebih lanjut menurut Wahyosumidjo(1992)bahwadalamkepemimpinansebenarnyaterkandungmakna antaralain:

1. Kepemimpinanmerupakansuatuyangmelekatpadadiriseseorang yangberupasifat–sifattertentu,sepertikepribadian,kemampuan, dankesanggupan

2. Kepemimpinan merupakan rangkaian kegiatan pemimpin yang tidakdapatdipisahkandengankedudukandanperilakupemimpin itusendiri.

3. Kepemimpinan merupakan prosesantarhubungan atauinteraksi pemimpin,pengikut,dansituasi.

Jadi dapat disimpulkan kepemimpinan adalah proses dimana seseorang mengarahkan dan mempengaruhi perilaku dan tindakana orang lain dengan menggunakan keterampilan komunikasi yang melekat pada diri seseorang berupa sifat–sifatdanperilakutertentuyangmerupakansebuahprosesdinamisdantidak terbatas.

Gaya kepemimpinan merujuk pada suatu pengertian bagaimana seorang pemimpin bertindak atau cara memimpin menjalankan kepemimpinannya (Tambunan,1991),senadadenganituPavitdan Curtis(1990),mengatakanbahwa gayakepemimpinanadalahmetodeyangdigunakanseseorangdalammemimpin.

HasilstudiShea(1999)mengatakangayakepemimpinanmemilikipengaruh yangkuatterhadapkinerjaorganisasi,danhalinididukungolehpendapatGarryYulk


(21)

(1994)yangmengatakanbahwagayakepemimpinandapatmenyebabkanbawahan mampu bekerja lebih cepat dan lebih berkualitas. Gaya kepemimpinan juga berpengaruhpadakinerjajangkapendekbawahan.BegitujugadenganLitwindan Stringer(1985),yakinbahwagayakepemimpinanberpengaruhlangsungpadaiklim kerjaorganisasi.

2.2.1 Komponen-KomponenGayaKepemimpinan

Bass (1985) mengatakan bahwa gaya kepemimpinan terbagi dua,yaitu: TransactionalLeadershipdanTransformationalLeadership.TransactionalLeadership merupakangayakepemimpinanyangberusahamempengaruhibawahannyadengan caramelaluipertukarandantawarmenawardenganbawahanuntukmencapaisuatu tujuan. Sedangkan Transformational Leadership merupakan gaya kepemimpinan yang memotivasi bawahannya dengan cara berusaha mengembangkan kinerja bawahantidakmemlaluipertukaranmelainkandenganpengembangan,rangsangan intelektualdanmemberikaninspirasipadabawahan.

Ogbonna (2001), Market Orientation sebuah perusahaan berkolerasi dengan Leadership Style yang terdapat pada perusahaan tersebut. Mereka menjabarkan Leadership Style, menjadi tiga bagian yaitu: participant leadership, supportive leadershipdaninstrumentalleadership.

2.2.1.1ParticipantLeadership

Participant Leadership, ditandai dengan adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Dibawah kepemimpinan participant leadership bawahan cenderung bermoral tinggi, dapat bekerja sama, mengutamakan mutu kerja dan dapat


(22)

mengarahkandirisendiri(Rivai,2006).MenurutRobbinsdanCoulter(2002),gaya kepemimpinan participant leadership ini cenderung mengikutsertakan karyawan dalam pengambilan keputusan, mendelegasikan kekuasaan, mendorong partisipati karyawandalammenentukanbagaimanametodekerjadantujuanyangingindicapai, danmemandangumpanbaliksebagaisuatukesempatanuntukmelatihkaryawan. Ciri–cirigayakepemimpinanparticipantleadership(Sukanto,1987):

1. Semuakebijaksanaanterjadipadakelompokdiskusidankeputusan diambildengandorongandanbantuandaripemimpin

2. Kegiatan–kegiatandidiskusikan,langkah–langkahumumuntuk tujuankelompokdibuat,danjikadibutuhkanpetunjuk-petunjuk teknispemimpinmenyarankanduaataulebihalternatifprosedur yangdapatdipilih.

3. Paraanggotabebasbekerjadengansiapasajayangmerekapilih danpembagiantugasditentukanolehkelompok.

Lebihlanjutciri–cirigayakepemimpinanparticipantleadership(Handokodan Reksohadiprodjo,1997):

1. Lebihmemperhatikanbawahanuntukmencapaitujuanorganisasi 2. Menekankanduahalyaitubawahandantugas

3. Pemimpin adalah obyektif dalam pujian dan kecamannya dan mencobamenjadiseoranganggotakelompokbiasadalamjiwadan semangattanpabanyakmelakukanpekerjaan.


(23)

2.2.1.2SupportiveLeadership

Supportive Leadership, pemimpin yang secara keseluruhan memberikan karyawannya atau kelompok kebebasan dalam pembuatan keputusan dan menyelesaikan pekerjaan menurut cara yang menurut karyawannya paling sesuai (RobbinsdanCoulter,2002).MenurutSukanto(1987)ciri–cirigayakepemimpinan supportiveleadership,yaitu:

1. Kebebasanpenuhbagikeputusankelompokatauindividudengan partisipasiminimaldaripemimpin

2. Bahan bahan yang bermacam macam disediakan oleh pemimpinyangmembuatorangselalusiapbiladiaakanmemberi informasipadasaatditanya.

3. Samasekalitidakadapartisipasidaripemimpindalampenentuan tugas

4. Kadang– kadangmemberikomentarspontan terhadap kegiatan anggota atau pertanyaan dan tidak bermaksud menilai atau mengatursuatukejadian.

Ciri ciri gaya kepemimpinan supportive leadership (Handoko dan Reksohadiprodjo,1997):

1. Pemimpin membiarkan bawahannya untuk mengatur dirinya sendiri

2. Pemimpinhanyamenentukankebijaksanaandantujuanumum 3. Bawahan dapat mengambil keputusan yang relevan untuk


(24)

2.2.1.3InstrumentalLeadership

Instrumental Leadership, menurut Rivai (2003) kepemimpinan instrumental leadership adalah gaya kepemimpinan yang menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya, sehingga kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi. Robbins dan Coulter (2002), menyatakan gaya kepemimpinan instrumental leadership mendiskripsikan pemimpinyangcenderungmemusatkankepadadirinyasendiri,mendiktebagaimana tugas harusdiselesaikan, membuat keputusan secarasepihak, dan meminimalisasi partisipasikaryawan.

Lebih lanjut Sukanto (1987) menyebutkan ciri ciri gaya kepemimpinan instrumentalleadership:

1. Semuakebijaksanaanditentukanolehpemimpin

2. Teknik dan langkah langkah kegiatannya didikte oleh atasan setiapwaktu,sehinggalangkah–langkahyangakandatangselalu tidakpastiuntuktingkatanyangluas

3. Pemimpin biasanya membagi tugas kerja bagian dan kerjasama setiapanggota

Sedangkan menurut Handoko dan Reksohadiprodjo (1997), ciri – ciri gaya kepemimpinaninstrumentalleadership:

1. Pemimpinkurangmemperhatikankebutuhanbawahan 2. Komunikasihanyasatuarahyaitukebawahsaja

3. Pemimpin cenderung menjadi pribadi dalam pujian dan kecamannyaterhadapkerjasetiapanggota


(25)

Pemimpin mengambil jarak dari partisipasi kelompok aktif kecuali bila menunjukkankeahlian.

2.3 PrestasiUsaha

2.3.1 PengertianPrestasiUsaha

Prestasi (keberhasilan) dapat diartikan sebagai tingkat pencapaian hasil atau tingkatpencapaiantujuanorganisasi.

”Kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasidankaryawannyaberdasarkansasaranstandar dankriteriayang telahditetapkansebelumnya”(Mulyadi,2001:419)

Menurut Bernardin and Russel (1998), kinerja (prestasi) dapat didefinisikan sebagaiberikut:“Performanceisdefinedastherecordofoutcomesproducedona specifiedjobfunctionoractivityduringatimeperiod”.

Daripengertiantersebut terlihat bahwakinerja merupakan catatan mengenai outcome/hasildarisuatufungsipekerjaanatauakivitastertentudalamkurunwaktu tertentu.

2.3.2 PengukuranPrestasiUsaha

Prestasi ataukeberhasilan perusahaan menurut pendapat Yusuf (2002) dapat diukurmelalui2cara,yaitu:

1. CaraKualitatif,yaknidiukurdarifaktorsumberdayamanusia.

Sumberdayamanusiaadalahassetperusahaanyangpalingpentingkarena keberhasilan usaha sangat ditentukan oleh kualitas kerja karyawan yang dipengaruhidenganmotivasi.


(26)

2. Carakuantitatif.

Dapatdiukurmelaluibeberapafaktor,yaitu: a. PertumbuhanPenjualan

Pertumbuhan penjualan dan pelayanan menentukan tingkatan keberhasilan yang dicapai sebuah usaha. Kewajaran, kestabilan, serta harga yang bersaing menentukan tingkat pertumbuhan penjualandariusahatersebut(Cole,1999).

Pertumbuhan penjualan diukur dengan seberapa besar rata rata penjualantahunsekarangdibandingkandengantahunlalu.

Hadiyanto(2006),semakintinggipenjualansuatuusahamakaakan semakintinggiprestasiperusahaantersebut.

b. PertumbuhanLaba

Gompers, dkk (2006) mengatakan ada pengaruh dari skill (kemampuan memimpin organisasi) yang dimiliki oleh seorang wirausahadalammeningkatkanusahalaba.

Hadiyanto (2006) keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya dinilaiberhasildilihatdarikemampuannyadalammemperolehlaba. Dengan laba yang diperoleh, perusahaan akan dapat mengembangkan berbagai kegiatan, meningkatkan jumlah aktiva dan modal serta dapat mengembangkan memperluas bidang usahanya.

Lydiawati (2007) mengatakan ada pengaruh antara pertumbuhan laba dengan karakteristik yang dimiliki seorang wirausaha.


(27)

Pertumbuhan laba diukur berdasarkan laba rata – rata yang diperolehtahunyanglaludibandingkandenganlabarata–ratatahun sekarang

c. PertumbuhanTenagaKerja

Keberhasilan usaha dapat dilihat dari pertumbuhan tenaga kerja. Hasil penelitian Herri (2002), jumlah tenaga kerja cenderung memberikankontribusiterhadapperbedaanprestasi.

Mujarad (2002), pertumbuhan tenaga kerja merupakan indikator keberhasilan dari sebuah usaha kecil. Subiakto (2004), juga mengatakanhalyangsama,salahsatuindikatorkeberhasilandiliat daripertumbuhantenagakerjadarisebuahusahakecil.

MenurutWeston,Besley.Bringham(1996),ukurankinerjayangseringdipakai selain kepuasan dan kesetiaan pelanggan adalah profitabilitas. Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam kaitannya dengan penjualan,totalaktivamaupunmodalsendiri.

Kinerja pemasaran merupakan ukuran prestasi yang diperoleh dari aktifitas prosespemasaransecaramenyeluruhdarisebuahperusahaanatauorganisasi.Selain itu,kinerjapemasaranjugadapatdipandangsebagaisebuahkonsepyangdigunakan untukmengukursampaisejauhmanaprestasipasaryangtelahdicapaiolehsuatu produkyangdihasilkanperusahaan.

Ferdinand(2002:23)menyatakanbahwakinerjapemasaranmerupakanfaktor yang seringkali digunakan untuk mengukur dampak dari strategi yang diterapkan perusahaan. Strategi perusahaan selalu diarahkan untuk menghasilkan kinerja


(28)

pemasaran(sepertivolumepenjualandantingkatpertumbuhanpenjualan)yangbaik danjugakinerjakeuanganyangbaik.SelanjutnyaFerdinandjugamenyatakanbahwa kinerjapemasaranyangbaikdinyatakandalamtigabesaranutamanilai,yaitunilai penjualan,pertumbuhanpenjualan,danporsipasar.

Wahyono (2002 : 28) menjelaskan bahwa pertumbuhan penjualan akan bergantung pada berapa jumlah pelanggan yang telah diketahui tingkat konsumsi rata-ratanya yang bersifat tetap. Nilai penjualan menunjukkan berapa rupiah atau berapa unit produk yang berhasil dijual oleh perusahaan kepada konsumen atau pelanggan.Semakintingginilaipenjualanmengindikasikansemakinbanyakproduk yangberhasildijualolehperusahaan.Sedangkanporsipasarmenunjukkanseberapa besarkontribusiprodukyangditanganidapatmenguasaipasaruntukproduksejenis dibandingkanparakompetitor.

Strategiperusahaanselaludiarahkanuntukmenghasilkankinerjabaikberupa kinerja pemasaran (seperti volume penjualan, market share, tingkat pertumbuhan penjualan)maupunkinerjakeuangan(sepertiROI).

MenurutSlaterdanNarver(1994),konstruk-konstrukyangdigunakandalam mengukur kinerja pemasaran adalah pertumbuhan pelanggan, pertumbuhan keuntungan,danReturnOnInvestment(ROI).Adatigaindikatorkinerjapemasaran yaitu pertumbuhan penjualan, pertumbuhan pelanggan, dan market share. Market sharesangatdiperlukanolehperusahaanyangbertujuanuntukmengetahuiseberapa luastotalpasaryangdapatdikuasaiolehperusahaan.

Pada umumnya ukuran kinerja pemasaran, diukur melalui nilai jual seperti ReturnonInvestment(ROI)atauReturnonAsset(ROA),namunukurantersebut


(29)

dipandangsebagaiukuranagregatif yangdihasilkanmelaluiprosesakuntansidan keuangan, tetapi tidak secara langsung mengambarkan aktivitas manajemen, khususnya manajemen pemasaran. Sehingga ukuran yang digunakan adalah dapat menjelaskanaktivitas-aktivitaspemasaranyangmenghasilkankinerjapemasaran.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Li (2000 : 313) berhasil menemukan adanya pengaruh positif antara keunggulan bersaing dengan kinerja yang diukur melalui volume penjualan, tingkat keuntungan, pangsa pasar, dan return on investment.Keunggulanbersaingdapatdiperolehdarikemampuanperusahaanuntuk mengolahdanmemanfaatkansumberdayadanmodalyangdimilikinya.Perusahaan yang mampu menciptakan keunggulan bersaing akan memiliki kekuatan untuk bersaing dengan perusahaan lainnya karena produknya akan tetap diminati oleh pelanggan. Dengan demikian keunggulan bersaing memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan kinerja pemasaran perusahaan, mengikuti studi terdahulu, penelitianinimenggunakanvolumepenjualan,pertumbuhanpenjualandanpangsa pasarsebagaiindikatorkinerjapemasaran.

Berikutmerupakanindikator-indikatordarikinerjapemasaran: 1. VolumePenjualan

Pertumbuhanpenjualandanpelayananmenentukantingkatankeberhasilan yang dicapai sebuah usaha. Kewajaran, kestabilan, serta harga yang bersaingmenentukantingkatpertumbuhanpenjualandariusahatersebut (Cole,1999).Pertumbuhanpenjualandiukurdenganseberapabesarrata– ratapenjualantahunsekarangdibandingkandengantahunlalu.Menurut


(30)

Joe(2000)dalamHadiyanto(2006),semakintinggipenjualansuatuusaha makaakansemakintinggiprestasiperusahaantersebut.

2. PertumbuhanPenjualan

Gompers, Paul et, al (2006) mengatakan ada pengaruh dari skill (kemampuanmemimpinorganisasi)yangdimilikiolehseorangwirausaha dalam meningkatkan usaha laba. Kemudian menurut Hadiyanto (2006) keberhasilansuatuperusahaanpadaumumnyadinilaiberhasildilihatdari kemampuannya dalam memperoleh laba. Dengan laba yang diperoleh, perusahaanakandapatmengembangkanberbagaikegiatan,meningkatkan jumlahaktivadanmodalsertadapatmengembangkanmemperluasbidang usahanya.

Lydiawati (2007) mengatakan ada pengaruh antara pertumbuhan laba dengankarakteristikyangdimilikiseorangwirausaha.Pertumbuhanlaba diukur berdasarkan laba rata – rata yang diperoleh tahun yang lalu dibandingkan dengan laba rata rata tahun sekarang. Petumbuhan penjualanakanbergantungpadajumlahpelangganyangdiketahuitingkat konsumsinyarata-ratayangbersifattetap.Besarvolumepenjualandapat ditingkatkan.

3. PangsaPasar(Marketshare)

Market share yaitu tingkat kemampuan perusahaan dalam pemenuhan kebutuhanterhadappelanggandenganmelihatpasaryangada;customer satisfaction yaitu tingkat kemampuan pemenuhan kepuasaan pelanggan terhadap perbandingan kinerja perusahaan dan harapan pelanggan;


(31)

customer retention yaitu tingkat kemampuan perusahaan untuk mengetahuibahwapelangganmenolakpemakaianproduklain; product qualityyaitubagaimanakemampuanperusahaandalammemenuhiproduk yang berkualitas dalam memenuhi tuntutan pelanggan; service quality yaitu kemampuan perusahaan memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai harapan pelanggan; pricing effectiveness yaitu kemampuan efektifitashargaterhadapsuatuprodukpakaianyangdapatditerimaoleh pelanggan; distributions effectiveness yaitu kemampuan efektifitas perusahaanmembuatsalurandistribusiyangtepatdanmengenaisasaran; promotion effectiveness yaitu kemampuan efektifitas promosi dalam meraihpelanggan;salesforceeffectivenessyaitukemampuanefektifitas tenaga penjual dalam menjual produk; innovation effectiveness yaitu kemampuan efektivitas dalam menciptakan inovasi untuk mempertahankan keunggulan produk dan persaingan; geographical coverageyaitukemampuancakupangeografiyangdirencanakan.Pangsa pasarsangatdiperlukanolehperusahaanyangbertujuanuntukmengetahui seberapaluastotalpasaryangdapatdikuasaiolehperusahaan.

2.4 PenelitianTerdahulu

Studi pendahuluan yang telah dilakukan sebelumnya untuk mendukung penelitianyangakandilakukansepertiterdapatdalamtableberikut:


(32)

Tabel2.1PenelitianTerdahulu

2.5 KerangkaPemikiran

Penelitianiniakanmenggunakanmodelsebagaiberikut:

Gambar2.1

KerangkaPemikiran

ParticipantLeadership:

-Mempertimbangkanpendapatkaryawan -Berdiskusidlammelakukantindakan -Memecahkanmasalahbersama -BersamaMemajukanUsaha Sumber:RobbindanCoulter(2002) SupportiveLeadership:

-MenerimaNasihatKaryawan -Membantutugas

-Memperhatikankesejahteraan -MenyenangkanKaryawan -Adil

Sumber:RobbindanCoulter(2002) InstrumentalLeadership:

pendapatkaryawan -MenjekaskanTugas

-Memutuskanapadanbagaimanayang dilakukan

-Menentukanbatasanstandarkerja

PrestasUKM: - VolumePenjualan - Keuntungan - PangsaPasar

Sumber:Ferdinand(2000;23)

Penelitian Temuan

Boehnka,Bontis, Distefano(2002)

Gayakepemimpinanyangberbedamempunyai pengaruhyangberbedajugapadakinerjausaha Kirkpatrick&

Lock(1996)

Lebihdari35studiyangterbitdalamjurnalmenyatakan hubunganyangpositifantaratransactionalleadership dankinerjabawahan

Ogbonnadan Harris(2000)

Gayakepemimpinanmempengaruhiprestasiusaha

Chung-WenYang (2008)

Gayakepemimpinanmempengaruhipengembangan usahakecilmenengahsertakinerjausaha

Liliana,Emilio, Juan(2006)

Gayakepemimpinanmemberikandampakyangpenting danpositifsertaefektifdiusahakecil


(33)

Kerangkapemikiranpenelitianiniadalahvariabelbebas(X)variabelterikat (Y).Variabelbebasyaitupartisipatifleadership(X1),supportingleadership(X2),dan instrumentalleadership(X3),sedangkanvariabelterikatadalahprestasiUKM(Y).

Ketiga variabel diatas merupakan komponen dari gaya kepemimpinan yang mempengaruhiprestasiUKMdiSumateraBarat.

2.6 Hipotesis

H1 : Diduga terdapat pengaruh partisipatif leadership yang signifikan terhadap prestasiUsahaKecilMenengah (UKM).

H2 : Diduga terdapat pengaruh supporting leadership yang signifikan terhadap prestasiUsahaKecilMenengah(UKM).

H3 : Diduga terdapat pengaruh instrumental leadership yang signifikan terhadap prestasiUsahaKecilMenengah(UKM).


(34)

BABIII

METODEPENELITIAN

3.1 DesainPenelitian

PenelitianinidirancanguntukmengujivariabelpengaruhGayaKepemimpinan (partisipatifleadership,supportiveleadership,daninstrumentalleadership)terhadap prestasi UKM di Sumatera Barat. Penelitian ini akan menggunakan metode kuantitatif, sebagai suatu penelitian explanatory dalam suatu penelitian survey lapangan.Karenapenelitianinibertujuanuntukmengetahuipengaruhsecaraempiris, makastudikuantitatifinilebihcocokmenggunakananalisastatistik.

3.2 PopulasidanSampel

3.2.1 Populasi

Populasimerupakanwilayahgeneralisasi yangterdiriatasobjekatausubjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untukdipelajaridankemudianditarikkesimpulan(Sugiyono,2004).Populasidalam penelitian ini adalah UKM di Sumatera Barat. Berdasarkan data dari Dinas Koperindag,tercatatjumlahUsahaKecilMenengahpadatahun2005adalahsejumlah 1216UKMyangtersebardiSumateraBarat.


(35)

Tabel3.1.PenyebaranUKMdiSumateraBarat

Tahun2005(unit)

SumberData:CompanyProfile33SentraUKM

3.2.2 Sampel

Pengambilan sampel merupakan proses pemilihan sejumlah elemen secukupnya dari populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan pemahaman tentang sifat atau karakteristiknya akan dapat menggeneralisasikan sifat atau karakteristiktersebutpadaelemenpopulasi(Sekaran,2006).

Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili keseluruhan populasi(Sugiono,1999).Disebabkanolehketerbatasanpenulis,makapenelitianini tidak dapat dilakukan pada seluruh pemilik UKM, tetapi pada sebagian pemilik denganmengambilsampeldenganmenggunakanteknik purposivesampling.

Mengenai penentuan besarnya sampel Arikunto ( 1998:120) menggunakan didalam pengambilan sampel apabila subjeknya kurang dari 100 diambil semua sehinggapenelitiaanmerupakanpenelitiaanpopulasi.MenurutRoscoe dalamUmar Sekaranbesarnyaukuransampellebihdari30dankurangdari500adalahtepatuntuk

No Daerah JumlahUMKM

1 Bukittingi 370

2 Pariaman 275

3 Payakumbuh 130

4 Solok 110

5 Sijunjung 95

6 Painan 74

7 Pasaman 52

8 Padang 52

9 Dharmasraya 28


(36)

penelitian tergantung pada tipe desain pengambilan sampel yang dipakai dan pertanyaanpenelitianyangditeliti.

MenurutRoscoeyangdikutipSekaran(2006),ukuransampelyanglebihdari30 dankurangdari500adalahtepatuntukkebanyakanpenelitian.Karenaketerbatasan waktudalampenelitianinipenulishanyamengambilsampelsebanyak100responden UsahaKecilMenengah(UKM)diSumateraBarat.

DatajumlahUKMdiSumateraBarattahun2005yangdijadikansebagaidasar pembagiansampelpenelitiandiSumateraBaratdapatdilihatpadatabel3.2berikut:

Tabel3.2

DasarPembagianSampelUKMdiSumateraBarat

Tahun2005

Sumber:DataPrimerdiolah,(2010)

3.3 TeknikPengambilanSampel

Dalam penelitian ini metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan pada yang di anggap mempunyai sangkut pautnya dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Sekaran, 2006). Data penelitian ini diperoleh dengan memberikankuesionerkepadarespondendengankriteriasebagaipemilik/manajer atau orang yang bertanggung jawab atas Usaha Kecil Menengah. Ukuran sampel dalampenelitianinidiambilsebanyak100pemilikUKMyang diambildariempat daerahyangdiambilyaituBukittinggi,Pariaman,PayakumbuhdanSolok.

No Daerah Jumlah %Sampel Sampel

1. Bukittinggi 370 0.418 42

2. Pariaman 275 0.311 31

3. Payakumbuh 130 0.147 15

4. Solok 110 0.124 12


(37)

3.4 DatayangDigunakan

Dalampenelitianiniadaduajenisdatayangdigunakanuntukmendapatkan data-dataketeranganyangdibutuhkanyaitu:

3.4.1DataPrimer

Dataprimermerupakandataasliataudatamentahyanglangsungdiperoleh penulis dari sumber data (Sugiyono, 2004) selama melakukan surveypada objek penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan field research yaitu penelitian terhadap pemilik UKM di Sumatera Barat, dengan menggunakan kuesioner yang berisiseperangkatpertanyaantertulisuntukdijawabresponden.Datadarikuesioner adalahjawabanyangdiberikanolehpararesponden.

3.4.2DataSekunder

Data Sekunder merupakan data yang tidak diperoleh langsung dari sumber informasinamundapatdiambildaritinjauanpustakaatauliteratureyangadayaitu denganmengumpulkandata-datayangbersifatteoritisdenganmempelajariberbagai literature yang berkaitan dengan pengaruh gaya kepemimpinan terhadap prestasi UKMdiSumateraBarat.

3.5 TeknikPengumpulanData

Penulismelakukanpengumpulandatadengancara:

1. Teknikpengumpulandatapadapenelitianinidilakukanmelaluisurvey lapangan dengan penyebaran kuesioner secara langsung kepada respondenpemilikUKM.Penulismelakukanstudidenganmendatangi pemilikUsahaKecilMenengahyangadadiSumateraBarat. Langkah-langkah dalam pengumpulan data dilakukan antara lain dimulai


(38)

dengan mencantumkan nama dan alamat pengusaha UKM yang diperolehlangsungdariinstansiterkait(DinasKoperindag),responden diambil secara purpose pada UKM yang terpilih sebagai sampel penelitian,dankemudianrespondenyangterpilihdiwawancaraidan mengisikuesioneryangtelahdipersiapkan.

2. PenelitianKepustakaan(LibraryResearch)

Penelitianinidilakukanmelaluiperpustakaanataubuku-bukuilmiah yang menjadi panduan dan tulisan-tulisan (jurnal) yang berkaitan denganpermasalahanyangditeliti.BrowsingInternetjugadigunakan untuk mengumpulkan data sekunder dan informasi-informasi tambahanyangmenjadiobjekpenelitian.

Datayangterkumpulselanjutnyadiprosesmelaluibeberapatahapan,yaitu: a) Editing, yaitu meneliti setiap kuisioner yang terkumpul agar data terisi

lengkap,jelas,danbenar.

b) Coding,yaitupemberiankodedarisetiapdatayangterkumpulpadasetiap pertanyaandidalamkuisionerdengantujuanmemudahkanpengolahandata. c) DataInputing,yaitumemasukkandatakedalamdataeditorpadaprogram

SPSS.

d) Data Processing,yaitumengolahdatapadaprogramSPSS,kemudianuntuk melihathubunganantaraduavariabeltersebutdilakukantesregresilinear berganda. Untuk melihat kuatnya hubungan antara dua variabel tersebut digunakankoefisienkontingensi.


(39)

3.6 VariabelPenelitiandanOperasionalVariabel

Dalampenelitianiniyangmenjadivariabelbebasdanterikatadalah: Variabelbebas(IndependentVariable)/variabelX

Yaituvariabelyangmempengaruhivariabellainataudapatdikatakansebagai variabel penyebab. Dalam penelitian ini variabel bebas adalah gaya kepemimpinan yang meliputi partisipatif leadership (X1), supporting leadership(X2),daninstrumentalleadership (X3).

Variabelterikat(DependentVariable)/variabelY

Yaituvariabelyangdipengaruhiolehvariabellain/dapatdikatakansebagai hasil variabel. Dalam penelitian ini variabel terikat adalah prestasi Usaha KecilMenengah(UKM).

Untuk menghindari terjadinya pemahaman yang keliru dalam penelitian ini, maka penulis akan menjelaskan beberapa operasional variabel yang berhubungan denganpenelitianini:

Tabel3.3

OperasionalisasiVariabelPenelitian

Variabel/ SubVariabel Penelitian

DefinisiVariabel/ Sub Variabel Indikator Skala Pengukuran Gaya Kepemimpinan (X)

PavitdanCurtis(1990),

mengatakanbahwagaya

kepemimpinanadalahmetode

yangdigunakanseseorangdalam memimpin

SkalaLikert

Participan Leadership

MenurutRobbinsdanCoulter

(2002),mengikutsertakan

karyawandalampengambilan

 Mempertimbangkan

pendapatkaryawan


(40)

3.7 InstrumenPenelitian

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang disusun menurut varibel-variabel penelitian dengan menggunakan

(X1) keputusan,mendelegasikan

kekuasaan,mendorongpartisipati

karyawandalammenentukan

bagaimanametodekerjadan tujuanyangingindicapai,dan

memandangumpanbaliksebagai

suatukesempatanuntukmelatih karyawan.

 Berdiskusidalam

melakukantindakan

 Memecahkan

masalahbersama

 Bersamamemajukan usaha

Supportive Leadership (X2)

RobbinsdanCoulter,(2002),

pemimpinyangsecara

keseluruhanmemberikan

karyawannyaataukelompok

kebebasandalampembuatan

keputusandanmenyelesaikan

pekerjaanmenurutcarayang

menurutkaryawannyapaling

sesuai.

 Menerimanasihat karyawan  Membantutugas  Memperhatikan

kesejahteraan  Menyenangkan

karyawan  Adil

SkalaLikert

Instrumental Leadership (X3)

RobbinsdanCoulter(2002),

pemimpinyangcenderung

memusatkankepadadirinya

sendiri,mendiktebagaimana tugasharusdiselesaikan,

membuatkeputusansecara

sepihak,danmeminimalisasi partisipasikaryawan.

 Menjelaskantugas  Memutuskanapadan

bagaimanayang

dilakukan

 Menentukanbatasan standarkerja  Membuat

penjadwalankerja

SkalaLikert

PrestasiUKM

(Y)

Ferdinand(2000:23)

menyatakanbahwakinerja

pemasaranmerupakanfaktoryang

seringkalidigunakanuntuk mengukurdampakdaristrategi yangditerapkanperusahaan.

 Volumepenjualan  Keuntungan PangsaPasar


(41)

ukuran yang sesuai dengan maksud dari variabel tersebut. Kuesioner ini disusun dengan menggunakan skala likert, dimana setiap pertanyaan mempunyai lima alternativejawaban,yaitu:

 Sangatsetuju (bobot5)  Setuju (bobot4)  Cukupsetuju (bobot3)  Tidaksetuju (bobot2)  Sangattidaksetuju (bobot1)

3.8 MetodeAnalisisData

3.8.1 UjiValiditas(TestofValiditas)

Ujivaliditasbertujuanuntukmengetahuiapakahalatukuryangtelahdisusun benarbenarmampumengukurapayangharusdiukur.Ujivaliditasdigunakanuntuk mengujiseberapacermatsuatualatukurdalammelakukanfungsiukurannya.Teknik perhitungan korelasi dilakukan dengan menggunakan korelasi corrested item. Analisisinidilakukandengancaramengkorelasikanmasingmasingitemdenganskor totaldanmelakukankoreksiterhadapnilaikoefisienkorelasiyangoverestimasi.Uji validitas diperoleh dengan menggunakan rumus Pearson Correlation yang penyelesaiannyadilakukandenganmenggunakanprogramSPSS15.0forwindows.

Jikarhitung>rtabel=valid Jikarhitung<rtabel=tidakvalid


(42)

3.8.2 UjiReliabilitas(TestofReliabilitas)

Realibilitasberhubungandengankepercayaanterhadapalattest.Ujireabilitas bertujuaanuntuk melihatapakahpertanyaan yangsudahvalidtersebut memenuhi syaratatauinstrumentyangmenurutkemantapan,Kestabilanantarahasilpengamatan denganinstrumenttersebut.Reabilitasadalahukuranyangmenunjukankonsistensi darialatukurdalammengukurgejalayangsamadilainkesempatan.Padaprogram SPSSmetodeinidilakukandenganmetodecronbachalpa.

MenurutArikunto(1998:145)dalamFauzulIzmi(2009),untukujireabilitas digunakanteknikcronbachalpha,dimanasuatuinstrumentdapatdilakatakanhandal( reliable)bilamemilikikoefisienkehandalanataualpha>/0,60.

Semakin dekat koefisien keandalandengan 1,0 semakin baik. Secara umum keandalan kurang dari 0,60 dianggap buruk, keandalan dalam kisaran 0.70 bisa diterima,danlebihdari0,80adalahbaik(Sekaran,2006:182).

3.8.3 TeknikAnalisisData

Datayangdiperolehdalampenelitianiniakandianalisisdenganmenggunakan metodestastistikuntukmengujihipotesisdanvariabelyangdigunakan.Datatersebut dianalisisdenganmenggunakanSPSS(StatisticalProgramforSocialScience).

Datayangterkumpuldiprosesdandiperiksakelengkapanlembarankuisioner sertamemeriksakebenaranpengisiannya,laluhasilkuisionertersebutditabulasikan dandiberinilaisesuaidengansistempenilaianyangdigunakan.Setiapkuisioneryang terkumpulditelitiagardataterisilengkap,jelasdanbenar.Datakemudiandiberikode padasetiappertanyaandidalamkuisionerdengantujuanmemudahkanpengolahan


(43)

data.Selanjutnya,datalaludimasukkankedalamdataeditorpadaprogramSPSS. PadaprogramSPSSdatadiolahuntukmelihathubunganantaraduavariabeltersebut.

3.8.4 AnalisisDeskriptif

Analisisdeskriptifinibermaksuduntukmenggambarkankarakteristik masing-masingvariabelpenelitian.Dengancaramenyajikandatakedalamtabeldistribusi frekuensi.Analisisinitidakmenghubung-hubungkansatuvariabeldenganvariabel lainnyadantidakmembandingkansatuvariabeldenganvariabellainnya.

Analisisdeskriptifdilakukanuntukmenggambarkankarakteristikresponden dalampenelitianinisepertijeniskelamin,umur,pendidikan,pendapatanperbulan, alasanberwiraswasta,klasifikasiUKM,UmurUKM,danTipeUKM.Selainitujuga mengambarkan prestasi usaha yangdiperoleh darihasil pengisian kuesioner yang telah disebarkan sebanyak 100 kuesioner dengan tingkat pengembalian kuesioner 100%.

3.8.5 AnalisaRegresiLinierBerganda

Untuk menguji hipotesis tentang pengaruh gaya kepemimpinan (participant leadership, supportive leadership, dan instrumental leadership) terhadap prestasi UsahaKecilMenengahdiSumateraBarat,dalampenelitianinipenulismenggunakan analisakuantitatifyangmenganalisadata-datayangdidapatberupaangkayangdi olahdenganmenggunakanstatistik.Dalampenelitianinitekhnikanalisadatayang digunakan adalah regresi linear berganda dengan penyelesaian menggunakan program SPSS versi 15.00 for windows. Model persamaan untuk analisis regresi bergandapadapenelitianiniadalah:


(44)

Rumusregresiberganda:

Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+e

Dimana:

Y=PrestasiUMKM a=Konstanta

b1,b2,b3,b4 = KoefisienRegresimasing-masingvariabel X1=ParticipantLeadership

X2=SupportiveLeadership X3=InstrumentalLeadership

e=errorterms

3.9 PengujianHipotesis

Untukmengetahuiapakahhipotesisditerimaatauditolak,digunakanmetode statistikujitsecaraparsialdanujiFsecarasimultan.

1.UjiT(UjiParsial)

Uji T dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadapvariabelterikat,denganrumusanhipotesis:

Ho:βi=0,artinyavariabelbebassecaraparsialtidakmempunyaipengaruh signifikanterhadapvariabelterikat.

Ha : βi 0, artinya variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh signifikanterhadapvariabelterikat.

Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai Thitung masing-masing variabelbebasdenganTtabelpadasignifikan5%.BilanilaiThitung>Ttabel,makaHo ditolakdanHaditerima,berartisecaraparsialvariabelbebasmemberikanpengaruh


(45)

signifikanterhadapvariabelterikat.Sebaliknya,jikaThitung<Ttabel,makaHoditerima dan Ha ditolak, berarti secara parsial variabel bebas tidak memberikan pengaruh signifikanterhadapvariabelterikat.

2.UjiF(UjiSimultan)

UjiFdigunakanuntukmengetahuiapakahvariabelbebassecarabersama-sama berpengaruhterhadapvariabelterikat,denganrumusanhipotesis:

Ho : βi = 0, artinya variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadapvariabelterikat.

Ha:βi≠0,artinyavariabelbebassecarabersama-samaberpengaruhterhadap variabelterikat.


(46)

BAB1V

GAMBARANUMUMUSAHAKECILMENENGAH

DISUMATERABARAT

4.1 PengertianUsahaKecilMenengah

Sampaisaatinibatasanusahakecilmasihberbeda –bedatergantungfokus permasalahan masing masing. Dilihat dari perangkat manajemennya, Lambing (2004) mengemukakan bahwa kontrol atau pengawasan usaha kecil biasanya informal. Apabila ada beberapa karyawan maka deskriptif pekerjaan dan segala aturan secaratidak tertulis sebab wirausahalebih mudahmenguasai segalaaspek usahacendrungmemakaimanajemenmikro.UsahaKecilMenengahadalahkegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau penjualan tahunan serta kepemilikan yang diatur dalam Undang Undang yang meliputiusahakecilinformaldanusahakeciltradisional(Pasal1UUNo.9tahun 1995).

MenurutHamdan(2002)ciriusahakecilinformaldanusahakeciltradisional antaralain:

Ciri–ciriusahakecilinformalantaralain:  Belumtercatatdanbelumberbadanhukum.  Pengambilankeputusandilakukansendiri.  Keputusanberdasarkanintuisi.

 Kuranggesitdankuranginisiatif.  Kurangprofessional.


(47)

Ciri–ciriusahakeciltradisionalantaralain:

 Menggunakan alat produksi sederhana yang telah digunakan secara turun temurun.

Sedangkan “The Bolton Committee” menjelaskan defenisi mengenai usaha kecil,yaitu:

1. Dalam terminologi ekonomi, usaha kecil adalah usaha yang penguasaan pasarnyarelatifkecil.

2. Dalam manajemen,usahakecil adalah usaha yang tidak memiliki struktur manajemensecaraformal.

3. Secaraindependen,usahakeciladalahusahayangbukanbagiandariusaha besardanuntukpengambilankeputusannya,pemilikataumanajerbebasdari pengaruhdankendalipihakluar.

DanpendapatdariBankDunia(WorldBank)tentangdefenisikecil-menengah, bahwausahakeciladalahusahayangpekerjanyaberjumlahkuranglebih20orang, sedangkanuntukusahakecil-menengahadalahusahayangmemilikiasetkuranglebih US$500ribudiluartanahdanbangunan,sertapekerjanya10-150orang.

Di Indonesia sendiri belum ada batasan yang baku mengenai usaha kecil. KriteriausahakecilyangadapadaPasal5Undang–undangno.9tahun1995adalah:

1. MemilikikekayaanbersihpalingbanyakRp.200.000.000,-(duaratusjuta rupiah)tidaktermasuktanahdanbangunantempatusaha.

2. Memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah).


(48)

4. Berdirisendiri,bukanmerupakananakperusahaanataucabangperusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung dengan usaha menengahatauusahabesar.

5. Berbentukusahaperseorangan,badanusahayangtidakberbadanhukum,atau badanusahayangberbadanhukum.

Ciri–ciriusahakecilantaralain:

1. Jenisbarangdankomoditiyangdiusahakanumumnyasudahtetapdantidak gampangberubah

2. Lokasiatautempatusahaumumnyasudahmenetap

3. Padaumumnyasudahmelakukanadministrasikeuanganwalaupunmasih sederhana,keuanganperusahaansudahmulaidipisahkandengankeuangan keluarga,dansudahmembuatrencanausaha

4. Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP

5. Sumber daya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwirausaha

6. Sebagiansudahakseskeperbankandalamhalkeperluanmodal

7. Sebagianbesarbelumdapatmembuatmanajemenusahadenganbaikseperti bussinessplanning.

Contohusahakecilantaralain:

1. Usahatanisebagaipemiliktanahperoranganyangmemilikitenagakerja 2. Pedagangdipasargrosir(agen)danpedagangpengumpullainnya


(49)

3. Pengrajinindustrimakanandanminuman,industrimebel,kayudanrotan, industrialatalatrumahtangga,industripakaianjadidanindustrikerajinan tangan.

4. Peternakanayam,itik,danperikanan 5. Koperasiberskalakecil.

4.2 KarakteristikUsahaKecildanMenengah

Prawirokusumo (2001:78) menyatakan UKM secara umum memiliki karakteristiksebagaiberikut:

1. Fleksibel, dalam artian jika menghadapi hambatan dalam menjalankan usahanyaakanmudahpindahkeusahalain.

2. Tidakselalu tergantung padamodal dariluar, karena mampu berkembang dengankekuatanmodalsendiri.

3. Dalam hal pinjaman (terutama pengusaha kecil sektor tertentu seperti pedagang)sanggupmengembalikanpinjamandenganbungacukuptinggi. 4. UKMtersebardiseluruhIndonesiadengankegiatanusahadiberbagaisektor,

merupakan sarana distributor barang dan jasa dalam rangka melayani kebutuhanmasyarakat.

Hal penting yang perlu diadaptasikan oleh UKM melalui kegiatan operasionalnyayaitumelakukanspesialisasidanfokusdalammenjalankanusahanya. Dalamhalinidiperlukanbeberapahal:

1. Perludaftarjenisbidangusahadanusahayangtetapefisienuntukdikelola sebagaiUKM.


(50)

2. Melakukanpemerataanpasarterhadapmasing-masingkomoditi.Mulaidari yangpalingluasyaituglobal,nasionalhinggalokal.

3. Susunprioritasjenisyangakandikembangkan,baikdariaspekpasarmaupun aspekteknisusaha.

4. Menjalin kerjasama dengan pelaku usaha yang lain seperti pemasok, pengusahadengankomoditisejenismaupunasosiasibisnis.

5. Perizinandanbantuanteknisdaridepartementerkait.Jugamengikutiberbagai pelatihandanpembinaanusaha.

6. Melakukanpromosi,misalnyamengikutkanprodukdalampameran,dll.

4.3 KekuatandanKelemahanUsahaMikro,KecildanMenengah

AdabeberapaaspekyangdapatmenentukanperkembanganUKM.Diantaranya adalah kemampuan dalam mendiagnosis kekuatan yang kemudian dioptimalkan, sedangkankelemahanakandiminimalisirdalamrangkamenjawabtantanganinternal maupuneksternal(Tambunan,2002:hlm.10).

1. FaktorManusia

Dariaspekmanusia,kekuatanUKMadalah:

a. Motivasiyangkuatuntukmempertahankanusahanya


(1)

Hasilpengujianiniadalahsebagaiberikut:

Tabel5.17 HasilAnalisaUjiF

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 11.969 3 3.990 18.380 .000a

Residual 20.838 96 .217

Total 32.808 99

a. Predictors: (Constant), Instrumental Leadership, Participant Leadership, Supportive Leadership

b. Dependent Variable: Prestasi Usaha Sumber:datadiolah2010

Daritabel5.17diketahuinilaifhitungsebesar18.380dantingkatsignifikan

sebesar0.000Jikadibandingkandengan ftabelpadaderajatbebas(df)=n-k-1=

100-3-1=96,dimanan=jumlahsampel,dank=jumlahvariabelindependen,niliaif

tabelpadatarafkepercayaan95%(signifikansi5%atau0,05)adalah2.699.Dengan

demikianfhitung>ftabel(18.380>2.699)dengan nilaisignifikansisebesar0,000(

sig < 0,05). Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan artinya gaya kepemimpinan yang meliputi variabel participant, supportive, dan instrument leadership secarasimultanataubersama–samaberpengaruhipositifdansignifikan

terhadapprestasiUKMdiSumateraBarat.

5.6 ImplikasiPenelitian 5.6.1 ImplikasiTeori

Setelahdisebutkanpadababsebelumnyabahwasalahsatukegunaanpenelitian

iniadalahuntukmemberikankontribusiterhadappengembanganilmumanajemen


(2)

kepemimpinan yang meliputi participant leadership, supportive leadership dan

instrumentalleadershipberpengaruhpositifdansignifikanterhadapprestasiUKM.

Hasilpenelitianinimendukunganpemikirandaribeberapapenelitianterdahulu

yaitu:

1. PenelitianinimendukungpenelitianyangdilakukanolehBoehnka,Bontis,

Distefano (2002) yang mengemukakan bahwa gaya kepemimpinan yang

berbedamempunyaipengaruhyangberbedajugapadakinerjausaha.

2. Penelitian ini memperkuat dan mendukung penelitian dari Ogbonna dan

Harris(2000) yangmenyatakanbahwagayakepemimpinanmempengaruhi

prestasiusaha.

3. PenelitianinimendukungpenelitianterdahuludariChung-WenYang(2008),

Liliana, Emilio, Juan (2006), mengatakan bahwa gaya kepemimpinan

memberikanpengaruhyangpositifterhadapkinerjausahapadausahakecil.

5.6.2 ImplikasiManajerial

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara gaya kepemimpinan terhadap prestasi UKM. Hasil ini membawa implikasi implikasi pada kebijakan manajerial yang dapat diajukan untuk mendukung praktek

manajemen,yaitugayakepemimpinanmerupakanvariabelyangmelengkapi dalam

mencari dan menggali peluang – peluang bisnis yang tercermin melalui variabel participant leadership yang mengikutsertakan karyawan dalam setiap kegiatan

perusahaan, supportive leadership yang memberikan kebebasan karyawan dalam

melakukanpekerjaan,sertainstrumentalleadershipyangmengaturkerjadanstandar


(3)

BABVI PENUTUP

6.1Kesimpulan

Berdasarkan uraiandanpembahasandalambabsebelumnya,makapadabagian

akhirinipenulismengambilkesimpulansebagaipenutupdaripenulisanskripsiini.

1. Hasil penelitian ini berhasil menemukan bahwa ada 3 faktor yang dapat mempengaruhi secara signifikan prestasi UKM di Sumatera Barat yaitu

participantleadership,supportiveleadership,daninstrumentalleadership.

2. PrestasiUKMdiSumateraBaratdipengaruhiolehparticipantleadershipyang

ditunjukkan dari hasil pembahasan dimana ditemukan prestasi usaha dipengaruhi oleh persepsi atau penilaian responden mengenai participant

leadershipsecarakeseluruhan.

3. PrestasiUKMdiSumateraBaratdipengaruhiolehsupportiveleadershipyang

ditunjukkan dari hasil pembahasan dimana ditemukan prestasi usaha dipengaruhi oleh persepsi atau penilaian responden mengenai supportive

leadershipsecarakeseluruhan.

4. Prestasi UKM di Sumatera Barat dipengaruhiolehinstrumental leadership yang ditunjukkan dari hasil pembahasan dimana ditemukan prestasi usaha dipengaruhi oleh persepsi atau penilaian responden mengenai instrumental


(4)

5. Pada variabel participant leadership, indikator mengikutsertakan karyawan dalam memecahkan masalah mempunyai nilai terbaik dimata seorang wirausaha.

6. Padavariabelsupportiveleadership,indikatoradilterhadapsemuakaryawan

yang ada mempunyai nilai terbaik dimata seorang wirausaha. Seorang

wirausahayangadilterhadapkaryawanmampumeningkatkanprestasiusaha.

7. Padavariabelinstrumentalleadership,indikatorpimpinanmenentukanbatas

standar kerja bagi karyawan mempunyai nilai terbaik dimata seorang wirausaha.

8. Dimensi participant leadership yang meliputi pemimpin selalu

mempertimbangkan pendapat karyawan, pemimpin selalu mendiskusikan

dengan karyawan dalam melakukan tindakan perusahaan untuk kemajuan

bersama serta pemimpin yang selalu mengikutsertakan karyawan dalam

memecahkanmasalahyangdihadapiperusahaan,merupakandimensikualitas

pelayananyangpalingmempengaruhiprestasiUKMdiSumateraBarat.

9. Sumbangan variabel gaya kepemimpinan terhadap prestasi UKM adalah

sebesar34,5%selebihnya65,5%prestasiUKMdipengaruhiolehfaktorlain

yangtidakterungkapdalampenelitianini.

6.2KeterbatasanPenelitian

1. Penelitian ini hanya memberikan gambaran secara umum mengenai gaya

kepemimpinanyangmeliputiparticipantleadership,supportiveleadershipdan


(5)

2. Penyebaran kuesioner dalam penelitian ini hanya terbatas pada daerah

terbesarpenyebaranUKMsertaberdasarkandataUKMdiSumateraBarat

tahun2005

3. Jumlah responden dalam penelitian ini hanya terbatas pada 100 pemilik UKM.

6.3Saran

Untuk meningkatkan prestasi usaha UKM berupa peningkatan volume

penjualan,keuntunganyangdiperolehdankepuasanpelanggandapatdiberikan

saran-saransebagaiberikut:

1. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan peneliti menemukan bahwa

banyakpemilikUKMbelummempunyaiwawasanyangcukupmengenai

gaya kepemimpinan dalam meningkatkan prestasi UKM yang mereka

jalankan saat ini. Untuk itu disarankan agar pemilik UKM mendalami

konsepgayakepemimpinanuntukmeningkatkanprestasiusahamereka.

2. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan peneliti menemukan bahwa

banyakpemilikUKMyangbelummenerapkanperhatiankesejahteraan,

kebahagian, dan kenyamanan karyawan. Untuk itu disarankan agar

pemilikUKMlebihmemperhatikankesejahteraankaryawansepertidalam

intensitaspemberiangaji,kebahagiandarikaryawansepertimembiarkan

mereka bekerja dengan inovasi yang mereka ciptakan sendiri, dan kenyamanan diri karyawan seperti fasilitas penunjang yang disediakan


(6)

pemilikUKMcenderungmengabaikannasihatyangdiberikankaryawan perusahaan.

3. Pemilik UKM harus tanggap dengan apa yang terjadi pada karyawan

sehinggaakanmemacukaryawanagarmeningkatkanproduktifitasuntuk

mendorongprestasiusahayanglebihtinggiberupapeningkatanvolume

penjualan,keuntunganyangdiperolehsertakepuasanpelanggandaripara