Pengaruh sistem E filing terhadap efisiensi pengelolaan pajak dan kepatuhan wajib pajak berdasarkan persepsi pegawai pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Magelang

(1)

PENGARU PAJAK D PEGAWA PR UH SISTEM DAN KEPAT AI PAJAK D

Diaju M

ROGRAM S UN

M E-FILING TUHAN WA DI KANTOR

M

ukan untuk M Memperoleh Program Christoforu NIM TUDI AKU FAKUL NIVERSITA YO TERHADA AJIB PAJAK R PELAYAN MAGELANG SKRIPSI Memenuhi Sa Gelar Sarjan m Studi Aku

Oleh: us Kevin Hot M : 1321140

UNTANSI J LTAS EKON AS SANATA GYAKART 2017 AP EFISIEN K BERDASA NAN PAJAK G

alah Satu Sy na Ekonomi untansi tama Putra 88 URUSAN A NOMI A DHARMA TA SI PENGEL ARKAN PE K (KPP) PRA

yarat AKUNTANS A LOLAAN ERSEPSI ATAMA SI


(2)

PENGARU PAJAK D PEGAWA PR UH SISTEM DAN KEPAT AI PAJAK D

Diaju M

ROGRAM S UN

M E-FILING TUHAN WA DI KANTOR

M

ukan untuk M Memperoleh Program Christoforu NIM TUDI AKU FAKUL NIVERSITA YO TERHADA AJIB PAJAK R PELAYAN MAGELANG SKRIPSI Memenuhi Sa Gelar Sarjan m Studi Aku

Oleh us Kevin Hot M : 1321140

UNTANSI J LTAS EKON AS SANATA GYAKART 2017 AP EFISIEN K BERDASA NAN PAJAK G

alah Satu Sy na Ekonomi untansi tama Putra 88 URUSAN A NOMI A DHARMA TA SI PENGEL ARKAN PE K (KPP) PRA

yarat AKUNTANS A LOLAAN ERSEPSI ATAMA SI


(3)

S K R I P S I

PENGARUH SISTEM E-FILING TERHADAP EFISIENSI PENGELOLAAN PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK BERDASARKAN PERSEPSI PEGAWAI PAJAK DI KANTOR

PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MAGELANG

Oleh:

Christoforus Kevin Hotama Putra NIM: 132114088

Telah Disetujui Oleh:

Pembimbing


(4)

S K R I P S I

PENGARUH SISTEM E-FILING TERHADAP EFISIENSI PENGELOLAAN PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK BERDASARKAN PERSEPSI PEGAWAI PAJAK DI KANTOR

PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MAGELANG

Dipersiapkan dan ditulis oleh: Christoforus Kevin Hotama Putra

NIM: 132114088

Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji Pada Tanggal 13 Juni 2017

Dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Jabatan Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., CA. ……… Sekretaris Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., CA. ……… Anggota Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., CA. ……… Anggota Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA. ……… Anggota Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., CA. ………

Yogyakarta, 31 Juli 2017 Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Dekan


(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga

kepada-Ku.

~ Yohanes 14:1 ~

Berdoalah untuk apa yang anda Kerjakan, Bekerjalah untuk apa yang

anda Doakan.

~ Anonim ~

Kupersembahkan Skripsi ini untuk:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda-Nya

Bapakku Daniel Haryanto H. (Alm.) dan Ibuku F. N. Megawati Tjandra

Kakakku Christianus Frederick H. P.

Teman-teman bimbingan Mbak Karin, Nurma, Vidi

Teman-teman sperjuangan ku AKT 2013 kelas B

My Nongki gengs Age, Dimas, Lukas, Ristyo


(6)

Y P K P d D t m m a k t A i B m i JUR P Yang bertan Pengaruh Kepatuhan Pelayanan P dan dimajuk Dengan ini s terdapat kes menyalin, a menunjukan akui seolah-keseluruhan tanpa memb Apabila say ini saya men Bila kemudi meniru tulis ijazah yang t

UN RUSAN AK

PERNYATA nda tangan di

Sistem E-F Wajib Pa Pajak (KPP kan untuk diu

saya menyat eluruhan ata atau meniru n gagasan at -olah sebaga yang saya berikan peng a melakukan narik skrips ian terbukti san orang la

telah diberik

NIVERSITA FAKUL KUNTANSI

AAN KEAS i bawah ini, Filing Ter ajak Menu P) Pratama M

uiji pada tan takan dengan au sebagian t u dalam be tau pendapa ai tulisan say

salin, tiru, a akuan pada n hal tersebu

i yang saya bahwa tern ain seolah-ol kan oleh univ

AS SANATA LTAS EKON I-PROGRAM SLIAN KAR saya menya rhadap Efi urut Persep Magelang. nggal 13 Juni

n sesungguh tulisan orang entuk rangk at atau pemi ya sendiri d atau yang sa

penulis aslin ut di atas, b a ajukan seb nyata saya m

lah hasil pem versitas bata

A DHARMA NOMI M STUDI A

RYA TULIS atakan bahwa isiensi Peng psi Pegawa i 2017 adala hnya bahwa g lain yang s kaian kalim ikiran dari p

an atau tida aya ambil d nya.

aik sengaja agai hasil tu melakukan ti

mikiran say al saya terim

Yo Yang Ch A AKUNTAN S SKRIPSI a Skripsi den gelolaan P ai Pajak d ah hasil karya dalam skrip saya ambil d mat atau sim

penulis lain ak terdapat b dari Tulisan

maupun tid ulisan saya indakan men

a sendiri, be ma.

ogyakarta, 3 g membuat p

hristoforus K SI ngan judul: Pajak dan di Kantor a saya. psi ini tidak dengan cara mbol yang yang saya bagian atau orang lain ak, dengan sendiri ini. nyalin atau erarti gelar

1 Juli 2017 pernyataan,


(7)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Christoforus Kevin Hotama Putra

NIM : 132114088

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: Pengaruh Sistem E-Filing Terhadap Efisiensi Pengelolaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak Menurut Persepsi Pegawai Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Magelang.

Dengan demikian saya memberikan hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 31 Juli 2017 Yang membuat pernyataan,


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan berkat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Sistem E-Filing Terhadap Efisiensi Pengelolaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak Menurut Persepsi Pegawai Pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Magelang. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.

Penulis mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar dan mengembangkan kepribadian.

2. Nicko Kornelius Putra, S.E., M.Sc., selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu, membimbing, dan memberikan masukan-masukan yang bermanfaat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Megelang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

4. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi yang telah membimbing dan membagikan ilmu dan membimbing penulis selama proses pembelajaran.


(9)

5. Segenap staf Sekretariat Fakultas Ekonomi yang telah memberikan pelayanan yang baik kepada penulis.

6. Orang tua penulis atas kerja keras, doa dan dukungannya kepada penulis. 7. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan dukungan, semangat,

bantuan, dan waktunya kepada penulis.

8. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah memberikan semangat dan hiburan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan karena keterbatasan penulis, baik dalam pengetahuan meupun pengalaman, oleh kerena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.

Yogyakarta, 31 Juli 2017


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xv

ABSTRAK ... xvi

ABSTRACT ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Sistematika Penulisan Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Pajak ... 8

1. Pengertian Pajak ... 8

2. Fungsi Pajak ... 8

3. Hukum Pajak ... 9

4. Jenis Pajak ... 11

5. Sistem Pemungutan Pajak ... 12


(11)

7. Subjek Pajak ... 14

8. Objek Pajak ... 14

B. Wajib Pajak ... 15

1. Pengertian ... 15

2. Jenis Wajib Pajak ... 15

3. Kewajiban Wajib Pajak ... 16

4. Hak Wajib Pajak ... 17

C. Pegawai Pajak ... 17

D. Surat Pemberitahuan (SPT) ... 18

1. Pengertian SPT ... 18

2. Fungsi SPT ... 18

3. Jenis SPT ... 20

4. Cara Penyampaian SPT ... 20

E. E-Filling ... 22

1. Pengertian e-Filing ... 22

2. Tujuan e-Filing ... 22

3. Layanan Fasilitas e-Filing ... 23

4. Jenis-jenis e-Filing ... 24

5. Alat Kelengkapan e-Filing ... 25

6. Prosedur Penggunaan e-Filing ... 26

7. Kelebihan Penggunaan e-Filing ... 27

F. Efisiensi ... 28

G. Pengelolaan Pajak ... 29

H. Efisiensi Pengelolaan Pajak ... 30

I. Efisiensi Kinerja ... 31

J. Kinerja Pegawai Pajak ... 31

K. Kepatuhan Wajib Pajak ... 32

1. Pengertian ... 32

2. Kriteria Kepatuhan Wajib Pajak ... 32

3. Jenis Kepatuhan Perpajakan ... 33


(12)

1. Pengertian Persepsi ... 34

2. Faktor-faktor Persepsi ... 35

M. Penelitian Yang Relevan ... 36

N. Perumusan Hipotesis ... 39

1. Pengaruh sistem e-Filing terhadap efisiensi pengelolaan pajak ... 39

2. Pengaruh sistem e-Filing terhadap kepatuhan Wajib Pajak ... 40

O. Kerangka Penelitian ... 41

BAB III METODE PENELITIAN ... 43

A. Jenis Penelitian ... 43

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 43

C. Tempat Penelitian ... 43

D. Penetapan Populasi dan Sampel ... 44

1. Populasi ... 44

2. Sampel ... 44

E. Teknik Pengambilan Sampel ... 44

F. Teknik Pengumpulan Data ... 45

G. Variabel Penelitian ... 46

H. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 48

1. Uji Validitas ... 48

2. Uji Reliabilitas ... 49

I. Teknik Analisis Data ... 49

BAB IV GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MAGELANG ... 52

A. Sejarah Singkat Berdirinya KPP Pratama Magelang ... 52

B. Wilayah Kerja KPP Pratama Magelang ... 53

C. Visi dan Misi KPP Pratama Magelang ... 53

D. Struktur Organisasi ... 55

E. Tugas Masing-masing Sumber Daya Manusia KPP Pratama Magelang ... 56


(13)

G. Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar ... 60

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 61

A. Deskripsi Data ... 61

B. Gambaran Responden ... 63

C. Analisis Data ... 65

1. Pengujian Instrumen Penelitian ... 65

2. Analisis Kuesioner Terhadap Sistem E-Filing ... 69

3. Analisis Kuesioner Terhadap Efisiensi Pengelolaan Pajak ... 69

4. Analisis Kuesioner Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak . 70 5. Analisis Kuesioner Terhadap Sistem E-Filing dengan Efisiensi Pengelolaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak ... 71

D. Interpretasi Penelitian dan Pembahasan ... 73

1. Interpretasi Penelitian ... 73

2. Pembahasan ... 73

BAB VI PENUTUP ... 77

A. Kesimpulan ... 77

B. Keterbatasan Penelitian ... 78

C. Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80


(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL 1.1. Rasio Penerimaan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi ... 3

TABEL 1.2. Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi... 4

TABEL 3.1. Tingkat Keandalan Alpha Cronbach ... 49

TABEL 4.1. Luas Wilayah Kerja KPP Pratama Magelang ... 53

TABEL 4.2. Jumlah Sumber Daya Manusia KPP Pratama Magelang ... 56

TABEL 4.3. Data Pelaporan SPT Melalui Aplikasi E-Filing ... 59

TABEL 4.4. Data Pelaporan SPT Secara Manual ... 59

TABEL 4.5. Data Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar ... 60

TABEL 5.1. Distribusi Kuesioner Penelitian ... 62

TABEL 5.2. Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Variabel Sistem E-Filing .... 62

TABEL 5.3. Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Variabel Efisiensi Pengelolaan Pajak ... 63

TABEL 5.4. Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Variabel Kepatuhan Wajib Pajak ... 63

TABEL 5.5. Umur Responden ... 64

TABEL 5.6. Pendidikan Responden ... 64

TABEL 5.7. Masa Bekerja Responden ... 65

TABEL 5.8. Hasil Uji Validitas Variabel Sistem E-Filing ... 66

TABEL 5.9. Hasil Uji Validitas Variabel Efisiensi Pengelolaan Pajak ... 66

TABEL 5.10. Hasil Uji Validitas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak ... 67

TABEL 5.11. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Sistem E-Filing ... 67

TABEL 5.12. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Efisiensi Pengelolaan Pajak ... 68

TABEL 5.13. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak ... 68

TABEL 5.14. Persepsi Pegawai Pajak Terhadap Sistem E-Filing ... 69

TABEL 5.15. Persepsi Pegawai Pajak Terhadap Efisiensi Pengelolaan Pajak 70 TABEL 5.16. Persepsi Pegawai Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak .... 71


(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman GAMBAR 2.1. Kerangka Penelitian ... 42 GAMBAR 4.1. Struktur Organisasi KPP Pratama Magelang ... 55


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN ... 84

A. Surat Ijin Penelitian dari KPP Pratama Magelang ... 85

B. Instrumen Penelitian ... 86

C. Tabel Skor Jawaban Kuesioner Variabel Sistem E-Filing ... 89

D. Tabel Skor Jawaban Kuesioner Variabel Efisiensi Pengelolaan Pajak .... 91

E. Tabel Skor Jawaban Kuesioner Variabel Kepatuhan Wajib Pajak ... 93

F. Tabel Hasil Uji Validitas Variabel Sistem E-Filing ... 95

G. Tabel Hasil Uji Validitas Variabel Efisiensi Pengelolaan Pajak ... 96

H. Tabel Hasil Uji Validitas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak ... 97

I. Tabel Hasil Uji Multivariate Analysis Of Variance (MANOVA) ... 98


(17)

ABSTRAK

PENGARUH SISTEM E-FILING TERHADAP EFISIENSI PENGELOLAAN PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK BERDASARKAN PERSEPSI PEGAWAI PAJAK DI KANTOR

PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA MAGELANG

Christoforus Kevin Hotama Putra NIM: 132114088

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem e-Filing terhadap efisiensi pengelolaan pajak dan kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Magelang di wilayah Kanwil DJP Jawa Tengah II berdasarkan persepsi pegawai pajak.

Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel jenuh atau sensus. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan angket atau kuesioner. Alat analisis yang digunakan adalah pengujian Multivariate Analysis Of Variance (MANOVA). Pengujian Multivariate Analysis Of Variance (MANOVA) digunakan untuk menganalsis persepsi pegawai pajak di KPP Pratama Magelang terhadap sistem e-Filing dengan efisiensi pengelolaan pajak dan kepatuhan Wajib Pajak.

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa menurut persepsi pegawai pajak di KPP Pratama Magelang, sistem e-Filing di KPP Pratama Magelang sangat optimal dan pengelolaan pajak di KPP Pratama Magelang dengan menggunakan data pajak dari e-Filing sangat efisien dan kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Magelang sangat patuh. Hasil uji hipotesis dengan metode Multivariate Analysis Of Variance (MANOVA) menunjukkan bahwa menurut persepsi pegawai pajak di KPP Pratama Magelang, sistem e-Filing berpengaruh terhadap efisiensi pengelolaan pajak dan kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Magelang.


(18)

ABSTRACT

THE EFFECT OF E-FILING SYSTEM TO THE EFFICIENCY OF TAX MANAGEMENT AND TAXPAYERS COMPLIANCE BASED ON TAX

EMPLOYEE’S PERCEPTION AT PRATAMA TAX OFFICE IN MAGELANG

Christoforus Kevin Hotama Putra Student Number: 132114088

Sanata Dharma University Yogyakarta

2017

The purpose of this study was to determine the effect of e-Filing system to the efficiency of tax management and taxpayer compliance at Pratama Tax Office in Magelang at Center Java II Regional Office of Directorate General of Taxes based on tax employee’s perception.

This research was empirical study method. The sampling technique in this study was saturated sampling or census. The data collection was done by distributing questionnaires. The tool that used in this analaysis was Multivariate Analysis Of Variance (MANOVA). Multivariate Analysis Of Variance (MANOVA) used to find out the perception of tax employee’s at Pratama Tax Office in Magelang to e-Filing system with the efficiency of tax management and taxpayers compliance.

The result of the analysis shows that the perception of tax employee’s at Pratama Tax Office in Magelang, e-Filing system at Pratama Tax Office in Magelang was very optimal and tax management at Pratama Tax Office in Magelang using tax data from e-Filing was very efficient and tax compliance at Pratama Tax Office in Magelang was very compliant. Result of hypothesis test by Multivariate Analysis Of Variance (MANOVA) method showed that according by tax employee’s perception at Pratama Tax Office in Magelang, e-Filing system made an significant effect to the efficiency of tax management and taxpayer compliance at Pratama Tax Office in Magelang.


(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 

Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara yang digunakan untuk membiayai seluruh pengeluaran pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pajak bersumber dari pungutan wajib yang berupa uang yang dibayarkan oleh masyarakat kepada Negara sehubungan dengan pendapatan, pemilikan, dan jual beli barang, dan lain sebagainya (Mardiasmo, 2011: 1). Struktur perpajakan di Indonesia pada dasarnya bergantung pada dua jenis pajak yaitu Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPN & PPnBM) yang dikategorikan sebagai pajak barang konsumsi sebesar 40% dari penerimaan perpajakan dan Penghasilan Pajak non-migas sebesar 40% dari penerimaan perpajakan, sedangkan sebesar 20% penerimaan perpajakan ditentukan oleh pajak lain seperti penghasilan pajak migas, pajak bumi dan bangunan, cukai serta bea impor/ekspor (www.online-pajak.com).

Ada dua jenis sistem pemungutan pajak yaitu Official Assessment System dan Self Assessment System. Official Assessment System merupakan sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah/fiskus untuk mementukan besarnya pajak yang terutang. Self Assessment System merupakan sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan besarnya pajak yang terutang (Mardiasmo,


(20)

2011:6-7). Pada tahun 1983 sistem perpajakan di Indonesia sempat mengalami perubahan yang mana dari sistem Official Assessment System menjadi Self Assessment System. Tujuan pemerintah mengubah sistem perpajakan ini ialah untuk memberikan kepercayaan kepada Wajib Pajak dalam menghitung besarnya pajak yang terutang, menghitung besarnya pajak yang sudah dipotong oleh pihak lain, melaporkan dan membayar pajak yang harus dibayarkan ke kantor pajak sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan yang berlaku, sehingga diharapkan dengan adanya perubahan ini dapat meningkatkan penerimaan dari sektor pajak melalui peningkatan kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajak. Namun dengan adanya perubahan sistem ini Direktorat Jenderal Pajak (DJP) tetap memegang kendali atas pelaksanaan perpajakan yaitu dengan memberikan pembinaan atau penyuluhan, pengawasan dan penerapan sanksi. Pelayanan yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) juga menjadi peranan penting terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam menjalankan kewajiban perpajakannya (www.pajak.go.id).

Dalam meningkatkan dan memudahkan penerapan Self Assessment System, Direktorat Jenderal Pajak membuat sebuah produk inovasi perkembangan teknologi informasi yang disediakan untuk memudahkan sekaligus meningkatkan pelayanan kepada para pembayar pajak dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya yang disebut dengan e-Filing. E-Filing merupakan suatu cara penyampaian SPT tahunan Pajak Penghasilan secara elektronik yang dilakukan secara online dan real


(21)

time melalui internet pada laman (website) DJP Online atau laman penyedia layanan SPT elektronik. Tujuan dari penerapan e-Filing ialah untuk memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak yang khususnya hendak menyampaikan laporan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi dengan menggunakan Formulir 1770S dan 1770SS, sehigga hanya perlu mengisi dan menyampaikan laporan SPT-nya secara langsung pada aplikasi e-Filing di DJP Online (www.pajak.go.id).

Berdasarkan data pada sistem informasi Direktorat Jenderal Pajak (DJP), penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Tahun Pajak 2015 baik yang menggunakan e-Filing maupun manual mengalami peningkatan dibandingkan periode sebelumnya tahun 2014. Berikut ini adalah rasio penerimaan SPT tahunan PPh Orang Pribadi tahun pajak 2014 hingga 31 Maret 2015:

Tabel 1.1. Rasio Penerimaan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi

Uraian Tahun 2015 Tahun 2014 Pertumbuhan SPT tahunan PPh

WPOP 6.183.447 6.510.408 1,24%

Manual 2.496.572 1.081.164 128,42% e-Filing 8.680.019 7.591.572 14,34% Sumber: Direktorat Jenderal Pajak, 2016

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada penggunaan e-Filing dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 14,34%. Hal ini menunjukkan bahwa Wajib Pajak mulai beralih menggunakan e-Filing dalam melaporkan kewajiban perpajakannya.


(22)

Meningkatnya kepatuhan Wajib Pajak dalam penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi sekaligus berdampak pada meningkatnya rasio kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi. Berikut adalah rasio kepatuhan penyampaian SPT tahunan PPh Orang Pribadi:

Tabel 1.2. Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi

Uraian Tahun 2015 Tahun 2014

Jumlah Wajib Pajak Orang

Pribadi 16.975.024 17.191.797

Jumlah Wajib Pajak yang

melaporkan SPT Tahunan 8.680.019 7.591.572 Presentase Pelaporan 51,13% 44,16% Sumber: Direktorat Jenderal Pajak, 2016

Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah Wajib Pajak yang melaporkan SPT tahunan pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 10,04% bila dibandingkan pada tahun 2014. Peningkatan ini dapat menunjukkan bahwa ada kemungkinan mulai tumbuhnya kesadaran dan kepatuhan Wajib Pajak dalam melaporkan dan mambayar kewajiban perpajakannya.

B. Rumusan Masalah 

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 

1. Apakah sistem e-Filing berpengaruh terhadap efisiensi pengelolaan pajak di KPP Pratama Magelang berdasarkan persepsi pegawai pajak ? 

2. Apakah sistem e-Filing berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Magelang berdasarkan persepsi pegawai pajak ?  


(23)

C. Batasan Penelitian

Saat ini fasilitas e-Filing melalui Direktorat Jendral Pajak (www.pajak.go.id) yang diberikan hanya untuk dua jenis SPT, yaitu SPT tahunan orang pribadi formulir 1770S dan 1770SS oleh sebab itu, untuk menghindari penafsiran yang tidak diinginkan atas hasil penelitian, maka penelitian memfokuskan pada pegawai pajak yang bertanggungjawab atas pengelolaan pajak melalu e-Filing untuk SPT Tahunan 1770S dan 1770SS.

D. Tujuan Penelitian 

Tujuan dalam penelitian ini adalah: 

1. Mengetahui pengaruh sistem e-Filing terhadap efisiensi pengelolaan pajak di KPP Pratama Magelang berdasarkan persepsi pegawai pajak.  2. Mengetahui pengaruh sistem e-Filing terhadap kepatuhan Wajib Pajak di

KPP Pratama Magelang berdasarkan persepsi pegawai pajak.   

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak terkait, yaitu:

1. Bagi peneliti

Penelitian ini sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam penerapan teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dengan keadaan yang sesungguhnya.


(24)

2. Bagi Direktorat Jendral Pajak

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi mengenai sistem e-Filing dan pengelolaan pajak yang lebih baik dan efisien.

3. Bagi pegawai pajak

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pegawai pajak mengenai sistem e-Filing dan pengelolaan pajak.

4. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapakan dapat menjadi tambahan pengetahuan kepustakaan dibidang akuntansi dan perpajakan.

F. Sistematika Penulisan Skripsi

Skripsi ini disusun atas enam bab, yaitu bab pendahuluan, bab kajian pustaka, bab metode penelitian, bab gambaran umum KPP Pratama Magelang, bab analisis data dan pembahasan, dan bab penutup.

Bab I : Pendahuluan

Bab ini menjelaskan latar belakang masalah ditulisnya karya ilmiah ini, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II : Kajian Pustaka

Bab ini menguraikan teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti sebagai dasar melakukan penelitian dan perumusan hipotesis


(25)

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, waktu penelitian, tempat penelitian, penetapan populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, dan teknik analisis data.

Bab IV : Gambaran Umum KPP Pratama Magelang

Bab ini menjelaskan mengenai sejarah, visi-misi dan moto, struktur organisasi KPP Pratama Magelang, serta penerapan e-Filing dan kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Magelang. Bab V : Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini menjelaskan deskripsi data, analisis data, pembahasan, serta hasil penelitian dan interpretasi.

Bab VI : Penutup


(26)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pajak

1. Pengertian pajak

Pasal 1 ayat 1 UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyatakan bahwa pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Soemitro dalam Mardiasmo (2011: 1) menyatakan bahwa pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tanpa mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

2. Fungsi pajak

Sari (2013: 37-40) menyatakan bahwa terdapat lima fungsi pajak, yaitu:

a. Fungsi Penerimaan (Budgeter)

Sebagai alat (sumber) untuk memasukan uang sebanyak-banyaknya dalam Kas Negara dengan tujuan untuk membiayai pengeluaran Negara yaitu pengeluaran rutin dan pembangunan.


(27)

b. Fungsi Mengatur (Reguler)

Sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu di bidang keuangan (seperti bidang ekonomi, politik, budaya, pertahanan keamanan) misalnya: mengadakan perubahan tarif, memberikan pengecualian-pengecualian, keringanan-keringanan, atau sebaliknya pemberatan-pemberatan yang khusus ditujukkan kepada masalah tertentu. c. Fungsi Stabilitas

Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan.

d. Fungsi Retribusi

Pajak yang sudah dipungut oleh Negara akan digunakan untuk membiaya semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

e. Fungsi Demokrasi

Pajak yang telah dipungut oleh Negara merupakan wujud sistem gotong royong. Fungsi ini dikaitkan dengan tingkat pelayanan pemerintah kepada masyarakat pembayar pajak.

3. Hukum pajak

Mardiasmo (2011: 5) menyatakan bahwa hukum pajak dibagi menjadi dua, yaitu hukum pajak materiil dan hukum pajak formil.


(28)

a. Hukum Pajak Materiil

Hukum pajak materiil, memuat norma-norma yang menerangkan antara lain keadaan, perbuatan, peristiwa hukum yang dikenai pajak (objek pajak), siapa yang dikenakan pajak (subjek pajak), berapa besar pajak yang dikenakan (tarif), segala sesuatu tentang timbul dan hapusnya utang pajak, dan hubungan hukum antara pemerintah dan Wajib Pajak.

b. Hukum Pajak Formil

Hukum pajak formil, memuat bentuk/tata cara untuk mewujudkan hukum materiil menjadi kenyataan (cara melaksanakan hukum pajak meteriil) hukum ini memuat antara lain:

1) Tata cara penyelenggaraan (prosedur) penetapan suatu utang pajak.

2) Hak-hak fiskus untuk mengadakan pengawasan terhadap para Wajib Pajak mengenai keadaan, perbuatan dan peristiwa yang menimbulkan utang pajak.

3) Kewajiban Wajib Pajak misalnya menyelenggarakan pembukuan/pencatatan, dan hak-hak Wajib Pajak misalnya mengajukan keberatan dan banding.


(29)

4. Jenis pajak

Mardiasmo (2011: 5) menyatakan bahwa terdapat berbagai jenis pajak, yang dikelompokan menjadi tiga yaitu: menurut golongan, menurut sifat dan menurut lembaga pemungutnya.

a. Menurut golongan

Berdasarkan golongan pajak dikelompokan menjadi dua, yaitu: 1) Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri Wajib

Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.

2) Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.

b. Menurut sifat

Berdasarkan sifatnya pajak dikelompokan menjadi dua, yaitu:

1) Pajak subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.

2) Pajak objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.

c. Menurut lembaga pemungutnya

Berdasarkan lembaga pemungut, pajak dikelompokan menjadi dua, yaitu:

1) Pajak pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara.


(30)

2) Pajak daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

a) Pajak Provinsi terdiri dari: Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan dan Pajak Rokok. Sedangkan

b) Pajak Kabupaten/Kota terdiri dari: Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB) dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

5. Sistem pemungutan pajak

Mardiasmo (2011: 7) menyatakan bahwa terdapat dua sistem pemungutan pajak, yaitu:

a. Official Assesment System

Adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.

Ciri-cirinya:

1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus.


(31)

3) Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.

b. Self Assesment System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.

Ciri-cirinya:

1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada Wajib Pajak sendiri.

2) Wajib Pajak aktif, mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang terutang.

3) Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.

6. Asas pemungutan pajak

Mardiasmo (2011: 7) menyatakan bahwa asas pemungutan pajak dibagi menjadi tiga, yaitu: asas domisili, asas sumber, asas kebangsaan. a. Asas domisili

Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun dari luar negri. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak dalam negeri.

b. Asas sumber

Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak.


(32)

c. Asas kebangsaan

Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu Negara.

7. Subjek pajak

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 menyatakan bahwa yang menjadi subjek pajak antara lain:

a. Orang Pribadi.

b. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak.

c. Badan, terdri dari perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, BUMN/BUMD dengan nama dan bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga, dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif.

d. Bentuk Usaha Tetap (BUT).

8. Objek pajak

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 menyatakan bahwa objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun.


(33)

B. Wajib Pajak 1. Pegertian

Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyatakan bahwa Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

2. Jenis Wajib Pajak

Pandiangan (2014: 20-21) menyatakan bahwa terdapat tiga jenis Wajib Pajak, yaitu:

a. Wajib Pajak Pribadi

adalah setiap orang yang telah memperoleh penghasilan, yaitu penghasilan yang merupakan objek pajak dan dikenakan tarif umum yang jumlahnya di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). b. Wajib Pajak Badan

adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha, maupun yang tidak melakukan usaha, yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk


(34)

badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.

c. Wajib Pajak Bendahara

adalah pejabat yang ada dalam Satuan Kerja di instansi pemerintah atau lembaga negara yang ditunjuk pimpinannya dengan Surat Keputusan untuk melaksanakan tugas kebendaharaan. Tugasnya antara lain menghitung pajak, memotong atau memungut pajak, serta menyetornya ke kas Negara atau sebagian melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) bagi instansi pemerintah pusat atau lembaga Negara, kemudian melaporkan pajak tersebut.

3. Kewajiban Wajib Pajak

Pandiangan (2014: 98-99) menyatakan bahwa sesuai dengan ketentuan perpajakan kewajiban Wajib Pajak, diantaranya:

a. Mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak. bila melakukan kegiatan usaha dan omzetnya sudah di atas jumlah tertentu yang ditetapkan Menteri Keuangan dalam satu tahun pajak atau bagian tahun pajak, maka selain mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak juga melaporkan usahanya untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP); b. Menghitung pajak sendiri dan pajak pihak lain dengan tepat dan

benar;

c. Memotong dan/atau memungut pajak pihak lain yang menjadi kewajibannya;


(35)

d. Membayar atau menyetor pajak yang terutang, baik pajak sendri maupun pajak pihak lain yang dipotong/dipungut;

e. Melaporkan pajak atau SPT tepat waktu; f. Menyelenggarakan pembukan atau pencatatan.

4. Hak Wajib Pajak

Menurut Pandiangan (2014: 99) menyatakan bahwa sesuai ketentuan perpajakan hak Wajib Pajak, diantaranya:

a. Memperoleh informasi dan pelayanan perpajakan dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP);

b. Meminta kembali kelebihan pembayaran pajak (restitusi); c. Mengajukan keberatan, banding, dan peninjauan kembali; d. Mengajukan permohonan mengangsur pembayaran pajak; e. Mengajukan permohonan menunda pembayaran pajak; f. Mengajukan pengurangan angsuran pajak (PPh Pasal 25); g. Mengajukan permohonan pemindahbukuan;

h. Memperpanjang atau menunda penyampaian SPT Tahunan PPh; i. Mengajukan permohonan Surat Keterangan Fiskal (SKF).

C. Pegawai Pajak

Mardiasmo (2011: 188) menyatakan bahwa pegawai adalah orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja, baik sebagai pegawai tetap atau pegawai tidak tetap/tenaga kerja lepas berdasarkan perjanjian atau kesepakatan kerja baik secara tertulis maupun tidak tertulis, untuk melaksanakan suatu


(36)

pekerjaan dalam jabatan atau kegiatan tertentu dengan memperoleh imbalan yang dibayarkan berdasarkan periode tertentu, penyelesaian pekerjaan, atau kententuan lain yang ditetapkan pemberi kerja.

Dapat disimpulkan dari penjelasan sebelumnya pegawai pajak adalah orang pribadi yang bekerja di kantor pajak baik sebagai pegawai tetap maupun pegawai tidak tetap yang mendapatkan imbalan berupa penghasilan dari kantor pajak yang bersangkutan.

D. Surat Pemberitahuan (SPT) 1. Pengertian SPT

Mardiasmo (2011: 31) menyatakan bahwa SPT adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak, dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

2. Fungsi SPT

Mardiasmo (2011: 31-32) menyatakan bahwa terdapat tiga fungsi SPT, yaitu:

a. Bagi Wajib Pajak

Sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang:


(37)

1) Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan/atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak.

2) Penghasilan yang merupakan objek pajak dan/atau bukan objek pajak.

3) Harta dan kewajiban.

4) Pembayaran dari pemotongan atau pemungut tentang pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam satu Tahun Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

b. Bagi Pengusaha Kena Pajak (PKP)

Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang sebenarnya terutang untuk melaporkan tentang:

1) Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran

2) Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh Pengusaha Kena Pajak dan/atau melalui pihak lain dalam satu Tahun Pajak, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

c. Bagi Pemotong atau Pemungut Pajak

Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkan.


(38)

3. Jenis SPT

Mardiasmo (2011: 34-35) menyatakan SPT dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

a. SPT Massa

Surat pemberitahuan yang digunakan untuk suatu Masa Pajak. Ada beberapa jenis pelaporan SPT Masa yaitu: SPT Masa Pajak Penghasilan, SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai, dan SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai bagi Pemungut Pajak Pertambahan Nilai b. SPT Tahunan

Surat Pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak.

4. Cara penyampaian SPT

Pandiangan (2014: 195-196) menyatakan bahwa terdapat dua cara penyampaian SPT, yaitu:

a. Secara Manual

1) Datang langsung ke KPP atau KP2KP

Cara ini dilakukan dengan cara: Wajib Pajak atau Pengusaha Kena Pajak datang ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau ke Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) tempatnya terdaftar; mendatangi tempat penyampaian SPT di Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) sebagai front office pelayanan perpajakan kepada masyarakat; apabila setelah diteliti


(39)

terbukti SPT tersebut telah lengkap sesuai dengan ketentuan, maka petugas TPT akan memberikan Bukti Penerimaan Surat (BPS) kepada Wajib Pajak.

2) Melalui tempat khusus

Dalam rangka peningkatan pelayanan perpajakan kepada masyarakat dan Wajib Pajak, KPP menyediakan tempat khusus di berbagai lokasi penerimaan SPT. Tempat khusus tersebut di anataranya melalui tempat khusus penerimaan SPT Tahunan yang dikenal dengan dropbox, pojok pajak, mobil pajak, dan lainnya yang umumnya disediakan di tempat-tempat keramaian atau tempat umum. Sama seperti penyampaian secara langsung, apabila SPT telah lengkap maka Wajib Pajak akan diberikan Bukti Penerimaan Surat (BPS) oleh KPP.

3) Melalui pos atau jasa ekspedisi atau jasa kurir

Cara lain yang dapat dimanfaatkan Wajib Pajak adalah dengan mengirim SPT yang telah diisi dengan benar, lengkap, dan jelas, serta ditandatangani melalui kantor pos atau jasa ekspedisi atau jasa kurir. Atas pengiriman SPT tersebut Wajib Pajak harus meminta bukti pengiriman surat yang ditunjukkan ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar. Bukti pengiriman surat tersebut merupakan bukti resmi dalam penyampain SPT yang harus disimpan Wajib Pajak.


(40)

b. Secara elektronik (e-Filing)

Direktorat Jenderal Pajak juga memanfaatkan perkembangan teknologi informatika, sebagai salah satu cara penyampaian SPT. Dalam hal ini penyampaian dilakukan secara online atau dalam jaringan (daring) yang dikenal dengan e-Filing. Namun, untuk sementara ini belum semua SPT dapat menggunakannya yaitu masih terbatas formulir SPT Tahunan 1770S atau formulir SPT Tahunan 1770SS.

E. e-Filing

1. Pengertian e-Filing

Direktorat Jendral Pajak (2012) menyatakan bahwa e-Filing adalah salah satu cara penyampaian SPT atau pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan yang dilakukan secara online yang realtime melalui website Direktorat Jendral Pajak (www.pajak.go.id) atau Penyedia Jasa Aplikasi atau Appliciation Service Provider (ASP).

2. Tujuan e-Filing

Pajakku.com (2009) menyatakan bahwa terdapat tiga tujuan utama layanan pelaporan pajak dengan menggunakan e-Filing, yaitu:

a. Membantu para Wajib Pajak untuk menyediakan fasilitas pelaporan SPT secara elektronik (via internet) kepada Wajib Pajak, sehingga Wajib Pajak Orang Pribadi dapat melakukannya dari rumah atau tempat kerja, sedangkan Wajib Pajak Badan dapat melakukannya


(41)

dari lokasi kantor atau usahanya. Hal ini dapat membantu memangkas biaya dan waktu yang dibutuhkan oleh Wajib Pajak untuk mempersiapkan, memproses, dan melaporkan SPT ke kantor pajak secara benar dan tepat waktu.

b. Cepat dan mudahnya pelaporan pajak ini berarti juga akan memberikan dukungan kepada kantor pajak dalam hal percepatan penerimaan laporan SPT dan perampingan kegiatan administrasi, pendataan, distribusi dan pengarsipan laporan SPT.

c. Fasilitas e-Filing dapat membuat pelaporan menjadi mudah dan cepat, sehingga diharapakan jumlah Wajib Pajak dapat meningkat dan penerimaan Negara dapat tercapai.

3. Layanan fasilitas e-Filing

Kabarpajak.com (2013) menyatakan bahwa terdapat beberapa layanan yang diberikan oleh DJP kepada wajib pajak melalui fasilitas e-Filing, yaitu:

a. Layanan permohonan e-FIN

Wajib Pajak harus melakukan proses permohonan untuk memperoleh e-FIN. E-FIN merupakan nomor identitas Wajib Pajak yang mengajukan permohonan untuk melaksanakan e-Filing.

b. Layanan pendaftaran pengguna e-Filing

Wajib Pajak diwajibkan untuk melakukan registrasi melalui situs e-Filing paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender sejak diterbitkannya e-FIN.


(42)

c. Layanan permintaan kode verifikasi (passcode)

Setiap kali Wajib Pajak akan melakukan transaksi pengiriman SPT, maka Wajib Pajak harus mengisikan kode verifikasi yang akan dikirimkan oleh sistem e-Filing melalui e-mail milik Wajib Pajak. d. Layanan pengisian SPT

Wajib Pajak melakukan perekaman data SPT melalui website sesuai dengan formulir SPT yang digunakan. Pada saat ini fasilitas e-Filing diberikan hanya untuk Wajib Pajak Orang Pribadi yang menggunakan formulir 1770S dan 1770SS.

e. Layanan pengiriman SPT

Wajib Pajak mengirimkan SPT secara elektronik dari e-Filing. Wajib Pajak yang data SPT-nya berhasil terkirim melalui e-Filing akan memperoleh Bukti Penerimaan Elektronik yang merupakan tanda terima penyampaian SPT Tahunan.

4. Jenis-jenis e-Filing

Direktorat Jendral Pajak (2012) menyatakan bahwa terdapat dua jenis SPT yang diterapkan dalam e-Filing, yaitu:

a. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi Formulir 1770S. Digunakan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang sumber penghasilannya diperoleh dari satu atau lebih pemberi kerja dan memiliki penghasilan lainnya yang bukan dari kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas. Contohnya karyawan, Pegawai Negeri Sipil (PNS), Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Republik


(43)

Indonesia (POLRI), serta pejabat Negara lainnya, yang memiliki penghasilan lainnya antara lain sewa rumah, honor pembicara/pengajar/pelatih dan sebagainya.

b. SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi Formulir 1770SS. Formulir ini digunakan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai penghasilan selain dari usaha dan/atau pekerjaan bebas dengan jumlah penghasilan bruto tidak lebih dari Rp60.000.000,00 setahun (pekerjaan dari satu atau lebih pemberi kerja).

5. Alat kelengkapan e-Filing

Berdasarkan Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor 47/PJ/2008/ Tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan dan Penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan Surat Pemberitahuan Secara Elektronik ( e-Filing) Melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP), terdapat beberapa alat kelengkapan e-Filing, yaitu:

a. e-SPT

adalah data SPT wajib pajak dalam bentuk elektronik yang dibuat oleh Wajib Pajak dengan menggunakan aplikasi e-SPT yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

b. Application Service Provider (ASP)

adalah perusahaan yang telah ditunjuk dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak sebagai perusahaan yang dapat menyalurkan penyampaian SPT dan Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan secara elektronik ke DJP. Syarat yang harus dipenuhi agar dapat


(44)

menjadi Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) ialah sebagai berikut:

1) Berbentuk badan.

2) Memiliki izin usaha penyedia jasa aplikasi.

3) Mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.

4) Menandatangani perjanjian dengan Direktorat Jenderal Pajak. c. Electronic Filing Identification Number (e-FIN)

adalah nomor identitas yang diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan untuk melaksanakan e-Filing.

d. Digital Certificate (DC)

adalah sertifikat yang bersifat elektronik yang memuat tanda tangan elektronik dan identitas yang menunjukan status subjek hukum para pihak dalam transaksi elektronik yang dikeluarkan penyelenggara sertifikasi elektronik.

6. Prosedur penggunaan e-Filing

Direktorat Jendral Pajak (2012) menyatakan untuk dapat menggunakan e-Filing, dapat melalui tiga tahapan utama. Dua tahapan yang pertama hanya dilakukan sekali saja. Sedangkan tahapan ketiga dilakukan setiap menyampaikan SPT. Ketiga tahapan tersebut meliputi: a. Mengajukan permohonan e-FIN ke kantor pelayanan pajak


(45)

pengguna e-Filing. Karena hanya sekali digunakan, Wajib Pajak hanya perlu sekali saja mengajukan permohonan mendapatkan e-FIN tersebut.

b. Mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak e-Filing di situs DJP paling lama 30 hari kalender sejak diterbitkannya e-FIN.

c. Menyampaikan SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi secara e-Filing melalui situs DJP melalui empat langkah prosedural saja, yaitu:

1) Mengisi e-SPT pada aplikasi e-Filing di situs DJP;

2) Meminta kode verifikasi untuk pengiriman e-SPT, yang akan dikirimkan melalui e-mail atau SMS;

3) Mengirim SPT secara online dengan mengisikan kode verifikasi; dan

4) Notifikasi status e-SPT dan Bukti Penerimaan Elektronik akan diberikan kepada Wajib Pajak melalui e-mail.

7. Kelebihan penggunaan e-Filing

Direktorat Jendral Pajak (2013) menyatakan bahwa penggunaan e-Filing memiliki beberapa keunggulan bagi Wajib Pajak, yaitu:

a. Penyampaian SPT dapat dilakukan secara mudah, cepat, aman, dan kapan saja selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu (24h/ 7d) dan dapat dilakukan di mana saja sepanjang terhubung dengan internet; b. Murah, tidak dikenakan biaya pada saat pelaporan SPT. Alias tidak


(46)

c. Penghitungan dilakukan secara tepat karena menggunakan sistem komputer;

d. Kemudahan dalam mengisi SPT karena pengisian SPT dalam bentuk wizard;

e. Data yang disampaikan WP selalu lengkap karena ada validasi pengisian SPT; dan

f. Dokumen pelengkap (seperti: Fotokopi Formulir 1721 A1/A2 atau bukti potong PPh, SSP Lembar ke-3 PPh Pasal 29, Surat Kuasa Khusus, Perhitungan PPh terutang bagi Wajib Pajak Kawin Pisah Harta dan/atau Mempunyai NPWP Sendiri, Fotokopi Bukti Pembayaran Zakat) tidak perlu dikirim lagi kecuali diminta oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) melalui Account Representative (AR).

F. Efisiensi

Departemen Pendidikan Nasional (2008: 352) menyatakan bahwa efisiensi adalah:

1. Tepat atau sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya).

2. Mempu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat, berdaya guna, bertepat guna, sangkil.

Nicholson (2002: 427) menyatakan bahwa efisiensi adalah kemampuan untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan (output) dengan mengorbankan (input) yang minimal. Suatu kegiatan telah dikerjakan secara efisien jika


(47)

pelaksanaan kegiatan telah mencapai sasaran (output) dengan pengorbanan (input) terendah, sehingga efisiensi dapat diartikan sebagai tidak adanya pemborosan.

Kbbi.web.id menyatakan bahwa efisiensi adalah ketepatan cara (usaha, kerja) atau kemampuan dalam menjalankan tugas dengan baik dan tepat (dengan tidak membuang waktu, tenaga, biaya).

Berdasarkan penjelasan sebelumnya penulis dapat mengartikan efisiensi adalah kemampuan sesorang untuk melakukan pekerjaan dengan benar dan tepat, tanpa harus membuang-buang waktu, tenaga dan biaya.

G. Pengelolaan pajak

Kbbi.web.id menyatakan bahwa pengelolaan adalah suatu proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.

Pajakku.com (2009) menyatakan bahwa pengelolaan pajak merupakan serangkaian kegiatan administrasi perpajakan yang meliputi penerimaan formulir SPT, pendataan, distribusi dan pengarsipan formulir SPT.

Pandiangan (2014: 48) menyatakan bahwa kelola pajak adalah pengelolaan pajak yang dilakukan dengan baik, benar, efektif, dan efisien mulai dari perencanaan, implementasi, pengendalian, serta evaluasi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan.

Perkembangan teknologi yang pesat telah mempengaruhi pengelolaan administrasi, baik itu administrasi pemerintahan maupun administrasi bisnis. Perpajakan Indonesia juga mengakomodir sistem dan teknologi informasi


(48)

dalam pengelolaan perpajakan, baik untuk keperluan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) maupun untuk Wajib Pajak.

Pandiangan (2014: 49) menyatakan bahwa reformasi pengelolaan perpajakan dengan menggunakan sistem dan teknologi informasi dapat di lihat diberbagai pelaksanaan kewajiban perpajakan, diantaranya:

1. Pendaftaran diri sudah dapat dilakukan secara online melaui sistem e-Registration, sehingga masyarakat tidak harus datang ke kantor pajak. 2. Perhitungan pajak sudah banyak tersedia program aplikasi, sehingga

Wajib Pajak hanya memasukan data terkait ke aplikasi dan sudah langsung terhitung besarnya pajak yang terutang.

3. Pembayaran pajak sudah dapat dilakukan secara e-Banking, diantaranya melalui e-Billing, dan ATM.

4. Pelaporan pajak sudah dapat dilakukan secara online melalui sistem e-Filing dengan e-SPT, sehingga Wajib Pajak tidak harus datang ke kantor pajak.

H. Efisiensi Pengelolaan Pajak

Berdasarkan pengertian mengenai efisiensi dan pengertian mengenai pengelolaan pajak yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa efisiensi pengelolaan pajak adalah serangkaian kegiatan administrasi pengelolaan pajak yang dilakukan dengan mudah dan cepat. Untuk mewujudkan efisiensi pengelolaan pajak, maka Direktorat Jendral Pajak memberikan fasilitas e-Filing yang dinilai lebih efisien, karena pengelolaan pajak akan menjadi lebih mudah, cepat, dan aman.


(49)

I. Efisiensi Kinerja

Gie (1983: 259) menyatakan bahwa efisiensi kerja adalah perbandingan terbaik antara suatu kerja dengan hasil yang dicapai oleh kerja itu. Suatu kerja tersebut dianalisa dalam dua segi, yaitu intinya ialah rangkaian aktivitas-aktivitasnya itu sendiri yang wujudnya mengikuti tujuan yang hendak dicapai dan susunannya ialah cara-cara dari rangkaian aktivitas-aktivitas itu dilakukan.

J. Kinerja Pegawai Pajak

Irianto (2013: 21) menyatakan bahwa kinerja merupakan tampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu entitas (organisasi), yang dapat sebagai tampilan individu maupun kelompok, baik fungsional maupun struktural atau seluruh personel.

Kinerja merujuk pada tingkat keberhasilan melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tercapainya tujuan lembaga (entitas) dapat terwujud karena upaya para pelaku yang ada (pegawai dan pimpinan) untuk berkinerja dengan baik. Kinerja individu tiap pelaku (individual performance), termasuk pimpinan (managerial performance), sangat menentukan kinerja lembaga (institutional performance). Jika kinerja para karyawan dan pimpinan baik, cerdas, dan taktis maka kemungkinan besar kinerja lembaga akan memuaskan.

Gibson dalam Irianto (2013: 21) menyatakan bahwa terdapat tiga variabel yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja:


(50)

2. Organisasi (sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur, dan disain pekerjaan).

3. Psikologi (persepsi, sikap, kepribadian, dan keingintahuan atau diklat).

K. Kepatuhan Wajib Pajak 1. Pengertian

Kamus Umum Bahasa Indonesia dalam Rahayu (2010: 138) mendefinisikan, kepatuhan berarti tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan. Dapat disimpulkan bahwa Wajib Pajak yang patuh adalah Wajib Pajak yang taat dan memenuhi serta melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Nurmantu dalam Rahayu (2016: 20) menyatakan bahwa kepatuhan perpajakan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya.

2. Kriteria Kepatuhan Wajib Pajak

Pasal 17C ayat 2 Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyatakan bahwa Wajib Pajak patuh harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT); 1) Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan


(51)

2) Dalam Tahun Pajak terakhir, penyampaian Surat Pemberitahuan Masa untuk Masa Pajak Januari sampai dengan November yang terlambat tidak lebih dari 3 (tiga) Masa Pajak untuk setiap jenis pajak dan tidak berturut-turut; dan

3) Surat Pemberitahuan Masa yang terlambat telah disampaikan tidak lewat dari batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Masa Pajak berikutnya.

b. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali tunggakan pajak yang telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak;

c. Laporan Keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian selama 3 (tiga) tahun berturut-turut;

d. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir.

3. Jenis Kepatuhan Perpajakan

Nurmantu dalam Rahayu (2010: 138) menyatakan kepatuhan dibagi menjadi dua yaitu:

a. Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana Wajib Pajak memenuhi kewajiban perpajakan secara formal sesuai dengan ketentuan Undang-Undang perpajakan.


(52)

b. Kepatuhan material adalah suatu keadaan dimana Wajib Pajak secara subtatif/hakekat memenuhi semua ketentuan material perpajakan, yakni sesuai isi dan jiwa Undang-Undang perpajakan.

L. Persepsi

1. Pengertian persepsi

Walgito (2010: 99) menyatakan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang didahuli oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut sensoris stimulus merupakan salah satu faktor yang berperan dalam persepsi.

Robbins (2003: 160) menyatakan bahwa persepsi adalah suatu proses yang ditempuh individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna atau arti bagi lingkungan disekitar mereka.

Sumarsan (2013: 22) menyatakan bahwa persepsi merupakan suatu proses pemberian arti yang diberikan oleh seorang individu terhadap suatu hal atau masalah yang dihadapi.

Berdasarkan penjelasan sebelumnya penulis dapat mengartikan persepsi sebagai pandangan atau tanggapan seseorang terhadap suatu hal atau objek yang ada disekitarnya.


(53)

2. Faktor-faktor persepsi

Walgito (2010: 101) menyatakan ada tiga faktor yang berperan dalam persepsi yaitu:

a. Objek yang dipersepsi

Objek yang menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Namun, sebagian besar stimulus datang dari luar individu.

b. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.

c. Perhatian

Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditunjukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.


(54)

M. Penelitian yang Relevan

1. Ndraha, Septi Dharniati (2013) di dalam “Analisis Penerimaan Wajib Pajak Terhadap Penggunaan E-Filing Sebagai Sarana Pelaporan Pajak Secara Online dan Realtime Studi Kasus di Wilayah Kota Yogyakarta”

Hasil Penelitian terhadap hipotesis pertama yaitu “kerumitan memiliki pengaruh negatif terhadap persepsi kegunaan” diterima, hal ini mengindikasikan bahwa semakin rumit suatu sistem maka akan menurunkan kegunaan dari sistem tersebut, begitu pula sebaliknya.

Hasil pengujian hipotesis kedua yaitu “Persepsi kegunaan berpengaruh positif terhadap sikap terhadap menggunakan” diterima, hal ini mengindikasikan bahwa jika Wajib Pajak akan merasa nyaman dan menikmati penggunaan sistem e-Filing.

Hasil penelitian terhadap hipotesis ketiga yaitu “Persepsi kemudahan penggunaan e-Filing berpengaruh positif terhadap persepsi kegunaan” ditolak, hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan atau penurunan persepsi mengenai kemudahan sistem e-Filing tidak berdampak pada peningkatan atau penurunan persepsi mengenai manfaat sistem e-Filing.

Hasil penelitian terhadap hipotesis keempat yaitu “Sikap terhadap menggunakan e-Filing berpengaruh positif terhadap minat perilaku menggunakan e-Filing” diterima, hal ini mengindikasikan bahwa perasaan positif yang dirasakan oleh Wajib Pajak dalam menggunakan e-Filing bukanlah suatu alasan untuk mempengaruhi minat wajib pajak untuk terus menerus menggunakan e-Filing dalam menyampaikan SPT


(55)

atau pemeberitahuan perpanjangan SPT melainkan karena e-Filing sifatnya wajib bagi Wajib Pajak.

Hasil penelitian terhadap hipotesis kelima yaitu “Minat perilaku menggunakan e-Filing berpengaruh positif terhadap penggunaan e-Filing sesungguhnya” diterima, hal ini mengindikasikan bahwa minat Wajib Pajak untuk menggunakan e-Filing akan mempengaruhi Wajib Pajak untuk menggunakan e-Filing.

2. Octariani, Mellinda (2015) di dalam “Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Hubungan Penerapan E-Filing Dengan Efisiensi Pelaporan SPT Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman”.

Hasil penelitian dari pengujian hipotesis pertama mengenai “Penerapan e-Filing menurut persepsi Wajib Pajak di KPP Pratama Sleman” masuk dalam kategori sangat optimal, yang berarti KKP Pratama Sleman telah melakukan upaya dengan sangat baik agar Wajib Pajak dapat memahami dan menggunakan e-Filing dengan baik. Wajib Pajak juga memiliki akses yang mudah terhadap sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk dapat menggunakan e-Filing, seperti perangkat komputer dan internet.

Hasil pengujian untuk hipotesis kedua yaitu “Responden memiliki persepsi bahwa pelaporan SPT menggunakan aplikasi e-Filing” masuk kedalam kategori sangat efisien, yang mana pelaporan SPT mengunakan e-Filing lebih mudah karena dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, biaya yang dikeluarkan jauh lebih murah karena tidak perlu mencetak


(56)

dokumen-dokumen yang diperlukan dan tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi, serta proses peaporan SPT menjadi lebih cepat karena e-Filing dapat mengetahui data kurang lengkap dengan cepat dan proses penghitungannya dilakukan secara otomatis oleh sistem.

Hasil pengujian untuk hipotesis ketiga mengenai ”Tingkat hubungan penerapan e-Filing dan efesiensi pelaporan SPT” dikategorikan sedang karena masih ada beberapa Wajib Pajak yang kesulitan dalam mendapatkan akses untuk menggunakan komputer dan jaringan internet, walaupun Wajib Pajak merasa dan dinilai mampu untuk mengoperasikan aplikasi e-Filing.

3. Agustiningsih, Wulandari (2016) di dalam “Pengaruh Penerapan E-Filing, Tingkat Pemahaman Perpajakan dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Yogyakarta”.

Hasil penelitian terhadap hipotesis pertama yaitu ”Pengaruh Penerapan e-Filing terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Yogyakarta” berpengaruh positif dan signifikan, hal ini menunjukkan bahwa semakin baik penerapan e-Filing maka Kepatuhan Wajib Pajak akan semakin meningkat.

Hasil penelitian terhadap hipotesis kedua yaitu ”Pengaruh tingkat pemahaman perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Yogyakarta” berpengaruh positif dan signifikan, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pemahaman perpajakan maka semakin tinggi Kepatuhan Wajib Pajak.


(57)

Hasil penelitian terhadap hipotesis ketiga yaitu ”Pengaruh kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Yogyakarta” berpengaruh positif dan signifikan, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kesadaran Wajib Pajak maka Kepatuhan Wajib Pajak akan semakin meningkat.

Hasil penelitian terhadap hipotesis keempat yaitu “Pengaruh penerapan e-Filing, tingkat pemahaman perpajakan dan kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak di KPP Pratama Yogyakarta” berpengaruh positif dan signifikan, hal ini menunjukkan bahwa semakin baik penerapan e-Filing, tingkat pemahaman perpajakan dan kesadaran Wajib Pajak maka Kepatuhan Wajib Pajak juga akan semakin meningkat

N. Perumusan Hipotesis

1. Pengaruh sistem e-Filing terhadap efisiensi pengelolaan pajak

E-Filing merupakan salah satu bentuk reformasi administrasi perpajakan yang dibuat untuk memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak untuk melaporkan SPTnya, sehingga diharapkan dengan adanya sistem e-Filing dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi Wajib Pajak dalam melaporkan SPTnya. Namun di sisi lain sistem e-Filing juga bermanfaat bagi pegawai pajak yaitu dapat memberikan kemudahan bagi pegawai pajak dalam melakukan pengelolaan pajak, sehingga pengelolaan pajak dengan menggunakan data pajak dari e-Filing menjadi lebih efisien.


(58)

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah sistem e-Filing berpengaruh terhadap efisiensi pengelolaan pajak atau tidak. Direktorat Jenderal Pajak (2016) menyatakan bahwa keunggulan dari penggunaan sistem e-Filing ialah pelaporan SPT menjadi lebih mudah, lebih cepat dan lebih aman, maka peneliti menggunakan aspek mudah, cepat dan aman untuk mengukur efisiensi pengelolaan pajak.

Octariani (2015) membuktikan bahwa penerapan e-Filing memiliki hubungan yang positif dan kuat terhadap efisiensi pelaporan SPT. Hal ini menunjukan bahwa semakin optimal penerapan e-Filing maka pelaporan SPT akan semakin efisien. Atas dasar ini dan tujuan penelitian pertama, maka dikembangkan hipotesis sebagai berikut:

H0 : Sistem e-Filing tidak berpengaruh terhadap efisiensi pengelolaan pajak di KPP Pratama Magelang berdasarkan persepsi pegawai pajak.

Ha1 : Sistem e-Filing berpengaruh terhadap efisiensi pengelolaan pajak di KPP Pratama Magelang berdasarkan persepsi pegawai pajak.

2. Pengaruh sistem e-Filing terhadap kepatuhan Wajib Pajak

Kepatuhan Wajib Pajak merupakan suatu kondisi dimana Wajib Pajak melaksanakan dan memenuhi seluruh kewajiban perpajakanya sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam upaya untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak DJP membuat sebuah produk inovasi perkembangan teknologi yang disebut e-Filing, yang diharapkan Wajib Pajak dapat memiliki pandangan bahwa e-Filing dapat


(59)

memberikan manfaat bagi dirinya, sehingga dapat meningkatkan keinginan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajaknnya.

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah sistem e-Filing bepengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak atau tidak. Peneliti menggunakan dua aspek penilaian menurut Pasal 17C ayat 2 Undang-Undang No.28 Tahun 2007 yaitu ketepatan waktu dan risiko munculnya tunggakan pajak.

Agustiningsih (2016) membuktikan bahwa penerapan e-Filing memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik penerapan e-Filing maka Kepatuhan Wajib Pajak akan semakin meningkat. Atas dasar ini dan tujuan penelitian kedua, maka diajukan hipotesis sebagai berikut: H0 : Sistem e-Filing tidak berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak

di KPP Pratama Magelang berdasarkan persepsi pegawai pajak. Ha2 : Sistem e-Filing berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak di

KPP Pratama Magelang berdasarkan persepsi pegawai pajak.

O. Kerangka Penelitian

Mahdi (2014: 85) menyatakan bahwa kerangka penelitian adalah suatu kerangka pemikiran yang utuh dalam upaya mencari jawaban-jawaban ilmiah terhadap masalah penelitian yang menjelaskan tentang variabel, hubungan antar variabel secara teoritis yang berhubungan dengan hasil penelitian terdahulu yang kebenarannya dapat diuji.


(60)

Penelitian ini menggunakan sistem e-Filing sebagai variabel independen (X). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah efisiensi pengelolaan pajak (Y1) dan kepatuhan Wajib Pajak (Y2). Kerangka penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1. Kerangka Penelitian

Sistem

e-Filing

(X)

Efisiensi Pengelolaan Pajak

(Y

1

)

Kepatuhan Wajib Pajak

(Y

2

)

H

a1


(61)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi empiris. Sugiyono (2013: 2) menyatakan bahwa studi empiris merupakan suatu cara atau metode yang dilakukan yang bisa diamati oleh indera manusia, sehingga cara atau metode yang digunakan tersebut bisa diketahui dan diamati juga oleh orang lain. Dalam penelitian ini sudah jelas paradigmanya adalah kuantitatif dimana data-data dan pendekatan penelitian sudah merupakan kuantitatif murni. Meskipun demikian, hasil penelitian studi empiris ini tidak dapat digeneralisasikan secara umum melainkan hanya dapat digeneralisasikan di KPP Pratama Magelang saja, karena mengingat perubahan data yang dibutuhkan dalam melakukan uji hipotesis antara tempat yang satu dengan tempat yang lainnya bisa saja berubah-ubah.

B. Subjek Dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Pegawai Pajak di KPP Pratama Magelang. Objek penelitian ini adalah pengaruh sistem e-Filing terhadap efisiensi pengelolaan pajak dan kepatuhan Wajib Pajak menurut persepsi pegawai pajak.

C. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di KPP Pratama Magelang, Jalan Veteran No.20, Megelang, Jawa Tengah.


(62)

D. Penetapan Populasi dan Sampel 1. Populasi

Martono (2014: 76) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian, atau dapat didefinisikan juga sebagai keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah 103 pegawai pajak di KPP Pratama Magelang.

2. Sampel

Martono (2014: 76) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti, atau dapat didefinisikan sebagai anggota populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah 103 pegawai pajak di KPP Pratama Magelang.

E. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel jenuh. Martono (2014: 81) menyatakan bahwa sampel jenuh merupakan teknik penentuan sampel dengan menggunakan semua anggota populasi sebagai sampel. Teknik ini disebut juga sensus. Anggota populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Magelang. Penggunaan teknik ini dapat


(63)

mengatasi permasalahan yang timbul dalam random sampling sebagai teknik yang digunakan dalam penelitian yang bertujuan untuk meneliti pengaruh antar variabel bebas dengan variabel terikat.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah menyebarkan angket/kuesioner. Noor (2012: 139) menyatakan bahwa angket/kuesioner merupakan suatu tenik pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan respons atas daftar pertanyaan tersebut. Jenis angket/kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket/kuesioner tertutup. Noor (2012: 139) menyatakan, angket/kuesioner tertutup adalah angket/kuesioner yang memiliki alternatif jawaban telah ditentukan oleh peneliti. Pengumpulan angket dilakukan mulai dari 01 Febuari 2017 sampai dengan 06 Maret 2017

Pertanyaan dalam penelitian ini merupakan pertanyaan positif dan untuk penulisan angket menggunakan skala likert, sehingga skor untuk skala likert yang digunakan adalah:

1. Sangat Setuju (SS) 2. Setuju (S)

3. Ragu-ragu (R) 4. Tidak Setuju (TS)


(64)

G. Variabel Penelitian

Variabel independen (X) yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem e-Filing, dan Variabel dependen (Y) yang digunakan dalam penelitian ini adalah efisiensi pengelolaan pajak dan kepatuhan Wajib Pajak.

Variabel sistem e-Filing dihubungkan dengan dua aspek yang dapat mempengaruhi modernisasi administrasi perpajakan menurut Sadhani (2005), yaitu:

1. Sistem administrasi berbasis teknologi informasi, yaitu sistem e-Filing dapat membantu pegawai pajak dalam melakukan pengelolaan pajak. Variabel ini mengukur seberapa besar peran e-Filing dalam memberikan kemudahan bagi pegawai pajak dalam melakukan pengelolaan pajak dengan menggunakan data pajak dari e-Filing.

2. Kemampuan sumber daya manusia, yaitu kemampuan yang dimiliki oleh pegawai pajak dalam memahami dan menggunakan data pajak dari e-Filing, seperti pegawai pajak memiliki pengetahuan yang cukup dalam menggunakan data pajak dari e-Filing, pegawai pajak tidak mengalami kesulitan dalam menggunakan data pajak dari e-Filing, dan pegawai pajakdapat mengakses data pajak dari e-Filing menggunakan komputer melalui jaringan internet dengan mudah. Variabel ini mengukur kemampuan pegawai pajak dalam memahami dan menggunakan data pajak dari e-Filing.


(65)

Variabel efisiensi pengelolaan pajak diukur berdasarkan tiga aspek yang mempengaruhi efisiensi pengelolaan pajak menurut Direktorat Jederal Pajak (2016), yaitu:

1. Mudah, yang berarti mudah dalam melakukan pengelolaan pajak karena pegawai pajak dapat mengakses data pajak dari e-Filing kapan saja dan dimana saja dan e-Filing dapat memberikan kemudahan bagi pegawai pajak dalam melakukan perhitungan pajak, karena dengan e-Filing perhitungan pajak dilakukan secara otomatis oleh sistem sehingga perhitungan pajak menjadi lebih akurat. Variabel ini mengukur tingkat kemudahan bagi pegawai pajak dalam melakukan pengelolaan pajak dengan menggunakan data pajak dari e-Filing.

2. Cepat, yang berarti proses pengelolaan pajak dengan e-Filing menjadi lebih singkat dibandingkan secara manual dan e-Filing membuat pegawai pajak dapat mengetahui dengan cepat apabila terdapat kekurangan data pajak yang disampaikan oleh Wajib Pajak. Variabel ini mengukur lama waktu yang dibutuhkan oleh pegawai pajak dalam melakukan pengelolaan pajak dengan menggunakan data pajak dari e-Filing.

3. Aman, yang berarti proses pengelolaan pajak menjadi lebih aman dan nyaman, karena dengan adanya e-Filing dapat mengurangi dokumen fisik atau kertas yang harus dicetak dan e-Filing dapat mengurangi potensi atau risiko kehilangan formulir SPT atau data pajak. Variabel ini mengukur seberapa aman dan nyaman yang dirasakan oleh pegawai pajak dalam melakukan pengelolaan pajak dengan adanya e-Filing.


(66)

Variabel kepatuhan Wajib Pajak diukur berdasarkan dua aspek menurut Pasal 17C ayat 2 Undang-Undang No.28 Tahun 2007, yaitu:

1. Ketepatan Waktu, yang berarti menurut pegawai pajak Wajib Pajak dapat melaporkan pajak terutangnya tepat waktu sebelum batas akhir pelaporan SPT. Variabel ini mengukur seberapa tepat waktu Wajib Pajak dalam melaporkan pajak terutangnya dengan adanya e-Filing.

2. Risiko munculnya tunggakan pajak, yang berarti dengan adanya e-Filing dapat mengurangi risiko munculnya tunggakan pajak karena perhitungan dilakukan secara otomatis sehingga Wajib Pajak dapat menghitung besarnya pajak terutang dengan benar. Variabel ini mengukur seberapa besar e-Filing dapat mengurangi risiko munculnya tunggakan pajak.

H. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 1. Uji Validitas

Ghiselli et al. dalam Hartono (2013: 146) menyatakan bahwa uji validitas dapat menunjukan seberapa jauh suatu tes dari operasi-operasi mengukur apa yang seharusnya diukur. Hasil penelitian dikatakan valid apabila data yang terkumpul dibandingkan dengan yang terjadi sesungguhnya pada objek yang diteliti sama.

Siregar (2014: 47) menyatakan bahwa suatu instrumen dinyatakan valid apabila:

a. Koefisien korelasi product moment melebihi 0,3

b. Koefisien korelasi product moment > r-tabel (α; n-2), n=jumlah sampel.


(67)

c. Nilai Sig ≤α.

2. Uji Reliabilitas

Sekaran dalam Hartono (2013: 146) menyatakan bahwa uji reliabilitas merupakan suatu pengukur yang menunjukan stabilitas dan konsistensi dari suatu instrumen yang mengukur suatu konsep dan berguna untuk mengakses “kebaikan” dari suatu pengukur.

Teknik yang digunakan untuk mengukur reliabilitas pada penelitian ini ialah teknik Alpha Cronbach. Siregar (2014: 57) menyatakan bahwa teknik Alpha Cronbach dapat digunakan untuk menentukan apakah instrument penelitian reliabel atau tidak, apabila jawaban yang diberikan responden berbentuk skala, dan atau jawaban responden yang menginterpretasikan penilaian sikap. Batasan score reliabilitas Alpha Cronbach sebagai berikut:

Tabel 3.1. Tingkat Keandalan Alpha Cronbach

Skor Reliabilitas 0,00 – 0,20 Kurang Reliabel

>0,20 – 0,40 Agak Reliabel >0,40 – 0,60 Cukup Reliabel >0,60 – 0,80 Reliabel >0,80 – 1,00 Sangat Reliabel Sumber: Budi (2006:248)

I. Teknik Analisis Data

Teknik Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik kuantitatif deskriptif. Martono (2014: 20) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data yang


(1)

G.

Tabel Hasil Uji Validitas Variabel Efisiensi Pengelolaan Pajak

Correlations

Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 skor_total

Q6 Pearson Correlation 1 ,972** ,944** ,946** ,949** ,946** ,946** ,978**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 72 72 72 72 72 72 72 72

Q7 Pearson Correlation ,972** 1 ,972** ,920** ,922** ,920** ,920** ,967**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 72 72 72 72 72 72 72 72

Q8 Pearson Correlation ,944** ,972** 1 ,946** ,949** ,946** ,946** ,978**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 72 72 72 72 72 72 72 72

Q9 Pearson Correlation ,946** ,920** ,946** 1 ,950** 1,000** 1,000** ,986**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 72 72 72 72 72 72 72 72

Q10 Pearson Correlation ,949** ,922** ,949** ,950** 1 ,950** ,950** ,973**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 72 72 72 72 72 72 72 72

Q11 Pearson Correlation ,946** ,920** ,946** 1,000** ,950** 1 1,000** ,986**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 72 72 72 72 72 72 72 72

Q12 Pearson Correlation ,946** ,920** ,946** 1,000** ,950** 1,000** 1 ,986**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 72 72 72 72 72 72 72 72

skor_total Pearson Correlation ,978** ,967** ,978** ,986** ,973** ,986** ,986** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 72 72 72 72 72 72 72 72


(2)

H.

Tabel Hasil Uji Validitas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak

Correlations

Q13 Q14 skor_total

Q13 Pearson Correlation 1 ,934** ,981**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000

N 72 72 72

Q14 Pearson Correlation ,934** 1 ,985**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000

N 72 72 72

skor_total Pearson Correlation ,981** ,985** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000

N 72 72 72


(3)

I.

Tabel Hasil Uji Multivariate Analysis Of Variance

Between-Subjects Factors

N

Penerapan e-Filing 16,00 1

17,00 1

19,00 1

20,00 37

21,00 2

22,00 9

23,00 1

24,00 1

25,00 19

Descriptive Statistics

Penerapan e-Filing Mean Std. Deviation N

Efisiensi Pengelolaan Pajak 16,00 28,0000 . 1

17,00 28,0000 . 1

19,00 28,0000 . 1

20,00 30,2703 3,26300 37

21,00 35,0000 ,00000 2

22,00 34,0000 2,34521 9

23,00 28,0000 . 1

24,00 35,0000 . 1

25,00 32,4211 3,46916 19

Total 31,3750 3,47400 72

Kepatuhan Wajib Pajak 16,00 8,0000 . 1

17,00 8,0000 . 1

19,00 7,0000 . 1

20,00 8,1081 ,65760 37

21,00 7,5000 ,70711 2

22,00 8,5556 1,13039 9

23,00 8,0000 . 1

24,00 8,0000 . 1

25,00 9,7895 ,63060 19


(4)

Tabel Hasil Uji Multivariate Analysis Of Variance (Lanjutan)

Box's Test of Equality of Covariance Matricesa

Box's M 8,542

F 1,323

df1 6

df2 5030,562

Sig. ,243

Tests the null hypothesis that the observed covariance matrices of the dependent variables are equal across groups.

a. Design: Intercept + X

Multivariate Testsa

Effect Value F Hypothesis

df Error df Sig.

Noncent. Parameter

Observed

Powerd

Intercept Pillai's Trace ,974 1179,523b 2,000 62,000 ,000 2359,045 1,000

Wilks' Lambda ,026 1179,523b 2,000 62,000 ,000 2359,045 1,000

Hotelling's

Trace 38,049 1179,523

b

2,000 62,000 ,000 2359,045 1,000

Roy's Largest

Root 38,049 1179,523

b

2,000 62,000 ,000 2359,045 1,000

X Pillai's Trace ,780 5,032 16,000 126,000 ,000 80,513 1,000

Wilks' Lambda ,344 5,471b 16,000 124,000 ,000 87,536 1,000

Hotelling's

Trace 1,551 5,914 16,000 122,000 ,000 94,624 1,000

Roy's Largest

Root 1,268 9,986

c

8,000 63,000 ,000 79,891 1,000

a. Design: Intercept + X b. Exact statistic

c. The statistic is an upper bound on F that yields a lower bound on the significance level. d. Computed using alpha = ,05

Levene's Test of Equality of Error Variancesa

F df1 df2 Sig.

Efisiensi Pengelolaan Pajak 6,399 8 63 ,000

Kepatuhan Wajib Pajak 1,709 8 63 ,114

Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.


(5)

Tabel Hasil Uji Multivariate Analysis Of Variance (Lanjutan)

Tests of Between-Subjects Effects

Source Dependent

Variable

Type III Sum of Squares

df Mean

Square F Sig.

Noncent. Parameter

Observed

Powerc

Corrected Model

Efisiensi

Pengolahan Pajak 212,946

a

8 26,618 2,604 ,016 20,834 ,889

Kepatuhan Wajib

Pajak 42,205

b

8 5,276 9,937 ,000 79,495 1,000

Intercept Efisiensi

Pengolahan Pajak 13648,216 1

13648,2

16 1335,299 ,000 1335,299 1,000

Kepatuhan Wajib

Pajak 935,227 1 935,227 1761,536 ,000 1761,536 1,000

X Efisiensi

Pengolahan Pajak 212,946 8 26,618 2,604 ,016 20,834 ,889

Kepatuhan Wajib

Pajak 42,205 8 5,276 9,937 ,000 79,495 1,000

Error Efisiensi

Pengolahan Pajak 643,929 63 10,221

Kepatuhan Wajib

Pajak 33,448 63 ,531

Total Efisiensi

Pengolahan Pajak 71733,000 72

Kepatuhan Wajib

Pajak 5363,000 72

Corrected Total

Efisiensi

Pengolahan Pajak 856,875 71

Kepatuhan Wajib

Pajak 75,653 71

a. R Squared = ,249 (Adjusted R Squared = ,153) b. R Squared = ,558 (Adjusted R Squared = ,502) c. Computed using alpha = ,05


(6)

J.

Tabel r Product Moment

Pada Sig.0,05 (Two Tail)

N r N r N r

1 0.997 35

0.325

69

0.234

2 0.95 36

0.32

70

0.232

3 0.878 37

0.316

71 0.23

4 0.811 38

0.312

72

0.229

5 0.754 39

0.308

73

0.227

6 0.707 40

0.304

74

0.226

7 0.666 41

0.301

75

0.224

8 0.632 42

0.297

76

0.223

9 0.602 43

0.294

77

0.221

10 0.576 44 0.291 78 0.22

11 0.553 45 0.288 79 0.219

12 0.532 46 0.285 80 0.217

13 0.514 47 0.282 81 0.216

14 0.497 48 0.279 82 0.215

15 0.482 49 0.276 83 0.213

16 0.468 50 0.273 84 0.212

17 0.456 51 0.271 85 0.211

18 0.444 52 0.268 86 0.21

19 0.433 53 0.266 87 0.208

20 0.423 54 0.263 88 0.207

21 0.413 55 0.261 89 0.206

22 0.404 56 0.259 90 0.205

23 0.396 57 0.256 91 0.204

24 0.388 58 0.254 92 0.203

25 0.381 59 0.252 93 0.202

26 0.374 60 0.25 94 0.201

27 0.367 61 0.248 95 0.2

28 0.361 62 0.246 96 0.199

29 0.355 63 0.244 97 0.198

30 0.349 64 0.242 98 0.197

31 0.344 65 0.24 99 0.196

32 0.339 66 0.239

100

0.195

33 0.334 67 0.237


Dokumen yang terkait

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Melalui E-Filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

2 104 66

Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan PPh Pasal 25/29 Wajib Pajak Badan Pada KPP Pratama Medan Polonia

8 154 65

Analisis Data Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

3 68 66

Analisis Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Atas Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Secara E-Filing Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota.

3 123 80

Analisis Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Baru Atas Keputusan Menteri Keuangan No. 84/KMK.03/2002 Pada KPP Pratama Medan Belawan

1 55 84

Analisis Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Dilihat Dari Penerimaan Tunggakan Pajak Oleh Seksi Penagihan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam Tahun 2011-2014

0 29 58

Dampak Penggunaan Drop Box Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dan Peranannya Dalam Upaya Peningkatan Penerimaan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

1 37 70

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

1 36 55

Pengaruh sistem E-filing terhadap efisiensi pengelolaan pajak dan kepatuhan wajib pajak berdasarkan persepsi pegawai pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Magelang.

1 34 121

Pengaruh Penerapan Sistem E-Filing Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

0 0 1