Analisis persepsi kemudahan penggunaan, persepsi efektivitas, dan persepsi efisiensi e system administrasi perpajakan
EFEKTIVITAS, DAN PERSEPSI EFISIENSI E-SYSTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Karlen Naftalia Ndawu NIM : 132114068
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(2)
i
ANALISIS PERSEPSI KEMUDAHAN PENGGUNAAN, PERSEPSI EFEKTIVITAS, DAN PERSEPSI EFISIENSI E-SYSTEM ADMINISTRASI
PERPAJAKAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Karlen Naftalia Ndawu NIM : 132114068
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(3)
(4)
ANALISIS PERSEPSI KEMUDAHANPENGGUNAAN, PERSEPSI EFEKTIVITAS, DAN PERSEPSI EFISIENSIE-SYSTEMADMINISTRASI
PERPAJAKAN Dipersiapkan dan Ditulis oleh:
Karlen Naftalia Ndawu NIM :132114068
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada Tangga114 JUDi 2017
Dan dinyatakan memenuhi syarat Susunan Dewan Penguji
Ketua Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., CA
Yogyakarta, 31 luli 2017 fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dhanna Dekan
Sekretaris Anggota Anggota Anggota
Nama Lengkap
Lisia Apriani, SE., M.Si., Ak., QIA., CA
Dra. YFM. Gien Agustinawansari, MM., Ak., CA Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA Lisia Apriani, SE., M.Si., Ak., QIA., CA
Tanda Tangan
,
udi YUDiarto, SE., M.B.A.
(5)
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Berilah pertolongan kepada siapapun dan jangan pernah mengharapkan imbalannya (La Papa)
Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya (Matius 21: 22)
Kupersembahkan untuk:
Papa Novid Ndawu dan Duminggus A. May Mama Ona Langkamuda dan Awe Langkamuda Seluruh keluargaku
(6)
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: “Analisis Persepsi Kemudahan Penggunaan, Persepsi Efektivitas, dan Persepsi Efisiensi e-System Administrasi Perpajakan”
dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 14 Juni 2017 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak sengaja, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 31 Juli 2017 Yang membuat pernyataan
(7)
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Karlen Naftalia Ndawu
NIM : 132114068
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
ANALISIS PERSEPSI KEMUDAHAN PENGGUNAAN, PERSEPSI EFEKTIVITAS, DAN PERSEPSI EFISIENSI E-SYSTEM ADMINISTRASI
PERPAJAKAN
Dengan demikian saya memberikan hak kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan yang sebenarnya.
Yogyakarta, 31 Juli 2017 Yang membuat pernyataan
(8)
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc. Phd., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Dra. YFM. Gien Agustinawansari MM., Ak., CA., selaku Pembimbing yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah II dan Kepala
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Magelang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
4. Orang tua dan Jeanlis atas doa, kerja keras, dan dukungan yang tidak pernah berhenti kepada penulis.
5. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.
(9)
viii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 31 Juli 2017
(10)
ix DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi
ABSTRAK ... xii
ABSTRACK ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Batasan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
A. Tinjauan Pustaka ... 8
1. Pajak... 8
2. Persepsi ... 9
3. E-System Perpajakan ... 14
4. Administrasi ... 25
5. Administrasi Perpajakan ... 26
B. Penelitian Terdahulu ... 27
BAB III METODE PENELITIAN... 30
A. Jenis Penelitian ... 30
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 31
D. Data Penelitian ... 31
E. Definisi Operasional Variabel ... 31
F. Populasi dan Sampel ... 35
G. Cara Pengumpulan Data ... 36
H. Pengujian Instrumen Penelitian ... 36
I. Teknik Analisis Data ... 38
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 44
A. Sejarah Singkat Berdirinya KPP Magelang ... 44
B. Visi dan Misi KPP Magelang ... 45
C. Jumlah SumberDaya Manusia KPP Magelang ... 45
(11)
x
E. Gambaran Umum Wajib Pajak Orang Pribadi... 48
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 49
A. Deskripsi Data ... 49
B. Gambaran Responden ... 51
C. Analisis Data ... 54
D. Pembahasan ... 64
BAB VI PENUTUP... 69
A. Kesimpulan ... 69
B. Keterbatasan Penelitian ... 69
C. Saran ... 70
DAFTAR PUSTAKA ... 71
(12)
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Pengukuran Terhadap Pernyataan ... 36
Tabel 2 Perhitungan Batas Skala Sikap ... 39
Tabel 3 Kategori Skor Skala Sikap ... 42
Tabel 4 Jumlah SDM ... 45
Tabel 5 Akumulasi WPOP Terdaftar Per Tahun ... 48
Tabel 6 Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Variabel Persepsi WPOP ... 50
Tabel 7 Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Variabel e-System ... 50
Tabel 8 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 51
Tabel 9 Data Responden Berdasarkan Usia... 52
Tabel 10 Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 53
Tabel 11 Data Responden Berdasarkan Kepemilikan NPWP ... 54
Tabel 12 Data Responden Berdasarkan Penggunaan Perangkat e-System Administrasi Perpajakan... 55
Tabel 13 Hasil Uji Validitas Persepsi Kemudahan Penggunaan ... 55
Tabel 14 Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Kemudahan Penggunaan ... 55
Tabel 15 Hasil Uji Validitas Persepsi Efektivitas... 56
Tabel 16 Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Efektivitas ... 56
Tabel 17 Hasil Uji Validitas Persepsi Efisiensi ... 57
Tabel 18 Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Efisiensi ... 58
Tabel 19 Hasil Uji Validitas e-System Administrasi Perpajakan... 58
Tabel 20 Hasil Uji Reliabilitas e-System Administrasi Perpajakan ... 59
Tabel 21 Hasil Uji Normalitas ... 59
Tabel 22 Persepsi Kemudahan Penggunaan ... 60
Tabel 23 Persepsi Efektivitas... 61
Tabel 24 Persepsi Efisiensi ... 62
(13)
xii ABSTRAK
ANALISIS PERSEPSI KEMUDAHAN PENGGUNAAN, PERSEPSI EFEKTIVITAS, DAN PERSEPSI EFISIENSI E-SYSTEM ADMINISTRASI
PERPAJAKAN
Karlen Naftalia Ndawu NIM : 132114068 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi kemudahan penggunaan, persepsi efektivitas, dan persepsi efisiensi e-System administrasi perpajakan. Penelitian dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Magelang.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik survei dan menggunakan instrumen kuesioner. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Convenience Sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah skala sikap.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan e-System administrasi perpajakan menurut Wajib Pajak Orang Pribadi sangat mudah, persepsi efektivitas e-System administrasi perpajakan menurut Wajib Pajak Orang Pribadi sangat efektif, dan persepsi efisiensi e-System administrasi perpajakan menurut Wajib Pajak Orang Pribadi sangat efisien.
Kata Kunci: Persepsi Kemudahan Penggunaan, Persepsi Efektivitas, Persepsi Efisiensi, e-System Administrasi Perpajakan
(14)
xiii ABSTRACT
ANALYSIS OF THE USABILITY PERCEPTION, EFFECTIVENESS PERCEPTION, AND EFFICIENCY PERCEPTION ON E-SYSTEM
TAXATION ADMINISTRATION
Karlen Naftalia Ndawu NIM : 132114068 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2017
This research aims to find out the usability perception, effectiveness perception, and efficiency perception on e-system taxation administration. This research was conducted at Tax Service Office (KKP) Pratama Magelang.
The type of this research is case study. The data were collected by doing the survey and distributing questionnaires. Convenience Sampling was used as the sampling technique. The data analysis technique is attitude scale.
The result of this research shows that according to individual taxpayers, the usability perception is very easy, effectiveness perception is very effective, and effeciency perception is very efficient.
Keywords: Usability Perception, Effectiveness Perception, Efficiency Perception, e-System Taxation Administration
(15)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Direktorat Jenderal Pajak telah melakukan berbagai perubahan dalam administrasi perpajakan. Perubahan dalam administrasi perpajakan merupakan bagian dari reformasi perpajakan yang dimulai pada tahun 1983. Salah satu bentuk dari reformasi perpajakan yaitu meluncurkan program perubahan atau reformasi administrasi perpajakan yang secara singkat disebut modernisasi. Modernisasi perpajakan dapat diartikan sebagai penggunaan sarana dan prasarana perpajakan yang baru dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Upaya Direktorat Jenderal Pajak dalam modernisasi perpajakan adalah dengan menerapkan e-System dalam administrasi perpajakan. E-System sendiri adalah aplikasi dari teknologi yang dimanfaatkan untuk kemudahan dalam penyampaian informasi dan transaksi yang terkait dengan pajak melalui internet. Perangkat dari e-System adalah Registration, SPT, e-Filing, dan e-Billing.
Sistem administrasi perpajakan secara manual memiliki kelemahan-kelemahan dari berbagai aspek. Kelemahan-kelemahan-kelemahan yang dimaksud seperti bukti penerimaan pembayaran yang hilang, Surat Pemberitahuan yang
(16)
dilaporkan hilang baik fisik maupun datanya, menumpuknya kertas-kertas di gudang (baik di Wajib Pajak maupun di kantor pajak), kesalahan Wajib Pajak dalam menghitung jumlah pajak terutang yang harus dibayar, Wajib Pajak harus mengantre lama saat menyampaikan Surat Pemberitahuan di kantor pajak, dan kesalahan dalam perekaman data yang dilakukan oleh pegawai kantor pajak.
Penggunaan e-System dalam perpajakan diharapkan mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi administrasi perpajakan serta mengurangi kelemahan-kelemahan dari sistem administrasi perpajakan secara manual. Efektivitas dilihat dari semua tahap administrasi perpajakan yang dilakukan oleh Wajib Pajak mulai dari pendaftaran sampai dengan pelaporan. Efisiensi dilihat dari beban kepatuhan yaitu beban yang ditanggung oleh Wajib Pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.
Penerapan e-System yang sedang gencar dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pajak tidak luput dari berbagai kendala. Kendala dari segi geografis di Indonesia adalah tidak semua Wajib Pajak tinggal di wilayah yang mempunyai fasilitas komputer dan internet yang dapat menopang kinerja e-System. Kendala dari segi Wajib Pajak adalah kurangnya kemampuan yang dimiliki untuk menggunakan e-System. Kendala dari e-System sendiri adalah lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengakses ke server Direktorat Jenderal Pajak Online akibat banyak Wajib Pajak yang mengakses secara
(17)
bersamaan. Hal ini membuat Direktorat Jenderal Pajak terkesan belum siap meluncurkan aplikasi online.
Penelitian dengan tujuan untuk menganalisis penerapan e-System telah banyak dilakukan dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Penelitian ini mengambil sudut pandang dari persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi tentang penerapan e-System.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi kemudahan penggunaan e-System administrasi perpajakan menurut Wajib Pajak Orang Pribadi?
2. Bagaimana persepsi efektivitas e-System administrasi perpajakan menurut Wajib Pajak Orang Pribadi?
3. Bagaimana persepsi efisiensi e-System administrasi perpajakan menurut Wajib Pajak Orang Pribadi?
(18)
C. Batasan Masalah
Beberapa batasan masalah dalam penelitian ini, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Responden merupakan WPOP yang menggunakan perangkat e-System administrasi perpajakan.
2. Tujuan DJP dalam menerapkan e-System adalah untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam penyelenggaraan administrasi perpajakan. Sistem yang diterapkan tersebut akan memberikan manfaat jika mudah untuk digunakan. Persepsi dalam penelitian ini adalah persepsi kemudahan penggunaan, persepsi efektivitas, dan persepsi efisiensi.
3. Berbagai fasilitas untuk kemudahan dan kenyamanan pelayanan kepada Wajib Pajak dilakukan dengan mengoptimalkan pemanfaatan perkembangan dan kemajuan teknologi informasi. Fasilitas tersebut antara lain Website, Call Centre, Complaint Centre, e-Registration, e-SPT, e-Filing, dan e-Billing. Perangkat e-System administrasi perpajakan dalam penelitian ini adalah e-Registration, e-SPT, e-Filing, dan e-Billing.
4. Data yang digunakan merupakan data total Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Magelang tahun 2016.
(19)
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui persepsi kemudahan penggunaan e-System administrasi perpajakan menurut Wajib Pajak Orang Pribadi.
2. Untuk mengetahui persepsi efektivitas e-System administrasi perpajakan menurut Wajib Pajak Orang Pribadi.
3. Untuk mengetahui persepsi efisiensi e-System administrasi perpajakan menurut Wajib Pajak Orang Pribadi.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP)
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan umpanbalik untuk meningkatkan pelayanan.
2. Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian dapat dijadikan salah satu bacaan dan sumber untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat digunakan sebagai pedoman untuk penelitian selanjutnya terutama yang berkaitan dengan e-System dalam administrasi perpajakan.
(20)
3. Penulis
a. Memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana ekonomi pada program studi akuntansi.
b. Langkah penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan.
F. Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini dikelompokkan menjadi enam bab, yaitu bab pendahuluan, bab landasan teori, bab metode penelitian, bab gambaran umum perusahaan, bab analisis data dan pembahasan, serta bab penutup.
Bab I : Pendahuluan
Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
Bab II : Landasan Teori
Bab ini menjelaskan landasan teori yang digunakan dalam penelitian yang terdiri atas tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu.
Bab III : Metode Penelitian
Bab ini terdiri atas: jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, data penelitian, definisi operasional
(21)
variabel penelitian, populasi dan sampel, cara pengumpulan data, pengujian instrumen penelitian serta teknik analisis data.
Bab IV : Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini menjelaskan secara garis besar KPP Pratama Magelang seperti: sejarah, visi dan misi, jumlah SDM, struktur organisasi, serta gambaran umum WPOP.
Bab V : Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini terdiri atas: deskripsi data, gambaran responden, analisis data, serta pembahasan.
Bab VI : Penutup
Bab ini terdiri atas: kesimpulan, keterbatasan penelitian, serta saran.
(22)
8 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Pajak
Definisi pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H dalam Mardiasmo (2016: 3), yaitu :
“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat di tunjukkan, dan yang digunakan
untuk membayar pengeluaran umum.”
Definisi tersebut kemudian disempurnakan, menjadi :
“Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan “surplus”-nya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment.”
Definisi pajak menurut Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan:
“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
(23)
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-unsur (Mardiasmo 2016: 3):
a) Iuran dari rakyat kepada negara.
Yang berhak memungut pajak hanyalah negara. Iuran tersebut berupa uang (bukan barang).
b) Berdasarkan undang-undang.
Pajak dipungut berdasarkan undang-undang atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya.
c) Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.
d) Dipergunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
2. Persepsi
Persepsi didefinisikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) sebagai tanggapan atau penerimaan langsung dari suatu atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indera. Persepsi bersifat sangat subjektif dan situasional karena bergantung pada suatu kerangka
(24)
ruang dan waktu. Persepsi ditentukan oleh faktor personal (sikap, motivasi, kepercayaan, pengalaman, dan pengharapan) dan faktor situasional (waktu, keadaan sosial, dan tempat kerja).
Situmorang (2016: 22) menyatakan bahwa persepsi merupakan suatu proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian, dan pendapat terhadap suatu objek berdasarkan informasi yang diterima. Persepsi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah suatu proses penilaian Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap e-System administrasi perpajakan.
a) Persepsi Kemudahan Penggunaan
Suatu sistem informasi dapat dikatakan berkualitas jika sistem dirancang untuk memenuhi kepuasan pengguna melalui kemudahan dalam menggunakan sistem informasi. Persepsi kemudahan menurut Hartono (2007: 115), yaitu:
“Persepsi kemudahan didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang
percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha, dan merupakan suatu kepercayaan tentang proses pengambilan
keputusan”.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa persepsi kemudahan penggunaan merupakan keyakinan atau penilaian seseorang bahwa sistem teknologi informasi yang akan digunakan tidak
(25)
merepotkan saat akan digunakan dan mudah dipahami. Ketika seseorang menilai dan meyakini bahwa suatu sistem informasi mudah digunakan maka dia akan menggunakannya. Sebaliknya, ketika seseorang menilai dan meyakini bahwa suatu sistem informasi tidak mudah digunakan maka dia tidak akan menggunakannya.
Menurut Situmorang (2016: 24), beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur persepsi pengguna terhadap kemudahan penggunaan yaitu:
(a) Menggunakan teknologi tidaklah menyulitkan pengguna.
(b) Pengguna merasa yakin bahwa mudah untuk mengerjakan apa yang diperlukan dengan teknologi yang tersedia.
(c) Pengguna merasa yakin bahwa belajar menggunakan teknologi tidaklah memerlukan usaha yang keras.
b) Persepsi Efektivitas
Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah dicapai. Di mana makin besar persentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya. Pemahaman tentang efektivitas menunjukkan kinerja atau hasil dalam keberhasilan mencapai tujuan. Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan di dalam
(26)
setiap organisasi, kegiatan ataupun program. Disebut efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti yang telah ditentukan. Hal ini sesuai dengan pendapat H. Emerson yang dikutip Handayaningrat (1982: 16) yang menyatakan bahwa efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Wajib Pajak memiliki persepsi efektivitas yang berbeda tentang sistem-sistem yang dimiliki oleh DJP. Sebelum adanya pembaharuan sistem dalam pengisian SPT dan pembayaran pajak melalui internet, Wajib Pajak harus datang langsung ke Kantor Pajak untuk melakukan semua kewajibannya. Dengan adanya pembaharuan sistem diharapkan persepsi efektivitas Wajib Pajak akan meningkat karena semua sistem yang dimiliki oleh DJP dapat membuat Wajib Pajak melakukan kewajibannya dengan tepat waktu dan dapat dilakukan dimana saja sehingga dapat memudahkan Wajib Pajak.
Menurut Widayati dan Nurlis (2010), hal-hal yang mengindikasikan efektivitas sistem perpajakan yang dapat dirasakan oleh Wajib Pajak antara lain:
(a) Adanya sistem pelaporan melalui e-SPT dan e-Filing. Wajib Pajak dapat melaporkan pajak secara lebih mudah dan cepat.
(b) Pembayaran melalui e-Banking yang memudahkan Wajib Pajak dapat melakukan pembayaran di mana saja dan kapan saja.
(27)
(c) Penyampaian SPT melalui drop box yang dapat dilakukan diberbagai tempat, tidak harus di KPP tempat Wajib Pajak terdaftar.
(d) Peraturan perpajakan dapat diakses secara lebih cepat melalui internet, tanpa harus menunggu adanya pemberitahuan dari KPP tempat Wajib Pajak terdaftar.
(e) Pendaftaran NPWP yang dapat dilakukan secara online melalui e-Registration dari website pajak. Hal ini akan memudahkan Wajib Pajak untuk memperoleh NPWP secara lebih cepat.
c) Persepsi Efisiensi
Efisiensi menurut Hasibuan (1994: 23) yaitu :
“Perbandingan terbaik antara input (masukan) dan output (hasil), antara
keuntungan dengan biaya (antara hasil pelaksanaan dengan sumber yang digunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan
penggunaan sumber yang terbatas”.
1) Indikator Efisiensi
Sandford (1995) menjelaskan ada tiga komponen biaya kepatuhan (compliance cost) yang terdiri dari direct money cost, time cost, dan psychological cost.
(a) Direct money cost adalah biaya-biaya uang tunai atau cash money yang dikeluarkan Wajib Pajak dalam rangka pemenuhan
(28)
kewajiban pajak, seperti pembayaran kepada konsultan pajak dan biaya perjalanan ke bank untuk melakukan penyetoran pajak.
(b) Time cost adalah pengorbanan waktu, yaitu waktu yang terpakai oleh Wajib Pajak dalam melakukan pemenuhan kewajiban pajak, antara lain waktu yang digunakan untuk membaca formulir SPT dan buku petunjuknya, berkonsultasi dengan akuntan atau konsultan pajak, dan waktu yang dikorbankan untuk pergi dan pulang ke kantor pajak.
(c) Psychological cost adalah pengorbanan yang diberikan oleh Wajib Pajak dan meliputi rasa ketidakpuasan, rasa frustasi, serta keresahan Wajib Pajak dalam berinteraksi dengan sistem dan otoritas pajak.
3. E-System Perpajakan
Menurut Pandiangan (2008: 26), e-System merupakan suatu sistem yang digunakan untuk menunjang kelancaran administrasi melalui teknologi internet sehingga diharapkan semua proses kerja dan pelayanan perpajakan berjalan baik, lancar, cepat dan akurat. Dalam Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Pajak (2007) dikatakan bahwa sebagai bentuk penghargaan atas peran serta masyarakat, DJP senantiasa berusaha untuk
(29)
memberikan pelayanan yang efisien, profesional, dan adil dalam penyelenggaraan administrasi perpajakan. Semenjak tahun 2002, DJP telah meluncurkan program perubahan atau reformasi administrasi perpajakan yang biasa disebut modernisasi. Jiwa dari program modernisasi ini adalah pelaksanaan good governance, yaitu penerapan sistem administrasi perpajakan yang transparan dan akuntabel, dengan memanfaatkan sistem informasi teknologi yang handal dan terkini. Strategi yang ditempuh adalah pemberian pelayanan prima sekaligus pengawasan intensif kepada para Wajib Pajak. Jika program modernisasi ini ditelaah secara mendalam, termasuk perubahan-perubahan yang telah, sedang, dan akan dilakukan, maka dapat dilihat bahwa konsep modernisasi ini merupakan suatu terobosan yang akan membawa perubahan yang cukup mendasar dan revolusioner.
Menurut Djozoli (2005: 60), Modernisasi perpajakan dipengaruhi oleh tiga aspek, yaitu:
a. Aspek Teknologi Informasi
Aspek teknologi informasi merupakan proses pembaruan dibidang teknologi informasi yang berkaitan dengan sistem administrasi perpajakan.
(30)
b. Aspek Sumber Daya Manusia
Aspek sumber daya manusia yaitu proses pembaharuan yang dilakukan oleh pihak DJP mencakup keahlian fiskus dalam menghitung pajak WP serta pemahaman tentang pajak yang lebih baik daripada yang dahulu serta melakukan seleksi pegawai yang ketat guna mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas, dan penempatan aparat perpajakan sesuai kapasitasnya pada struktur organisasi pada setiap kantor pelayanan pajak.
c. Aspek Perangkat Lunak dan Perangkat Keras
Aspek perangkat keras merupakan suatu proses pembaharuan yang meliputi dalam hal penyediaan sarana dan prasarana yang memadai sedangkan perangkat lunak merupakan proses pembaharuan meliputi struktur organisasi, kelembagaan, serta penyempurnaan dan penyederhanaan sistem operasi agar lebih efektif dan efisien.
Dalam mengemban tugasnya, DJP memerlukan kecepatan dan ketepatan data dan informasi mengenai subjek dan objek pajak yang ditangani untuk menentukan pengenaan pajak terutang. Penanganan data dan informasi tersebut dapat dilakukan dengan penggunaan sistem informasi yang baik. Sistem informasi yang pertama kali digunakan seirama dengan modernisasi perpajakan adalah Sistem Administrasi Perpajakan Terpadu (SAPT) yang kemudian dikembangkan lagi
(31)
menjadi Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP). SIDJP bertujuan menyediakan sarana pendukung terciptanya data Wajib Pajak yang akurat dengan adanya partisipasi aktif tiap seksi dalam melakukan monitoring terhadap data Wajib Pajak. SIDJP pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama diharapkan dapat menghasilkan output dan outcome yang lebih baik dan berkualitas, sesuai dengan tujuan awal dibangunnya SIDJP (Lestari dkk 2013: 2).
Guna mendukung berjalannya modernisasi perpajakan dan dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat maupun Wajib Pajak, terus dikembangkan pemanfaatan dan penerapan e-System terkait perpajakan. Hal ini dimaksudkan agar semua proses kerja dan pelayanan perpajakan berjalan dengan baik, lancar, cepat, dan akurat. Terdapat beberapa e-System yang dapat dimanfaatkan Wajib Pajak, yaitu e-Registration, e-SPT, e-Filing, dan e-Billing.
1) E-Registration
Menurut Direktorat Jenderal Pajak (2012), e-Registration atau Sistem Pendaftaran Wajib Pajak secara online adalah sistem aplikasi bagian dari sistem informasi perpajakan di lingkungan DJP dengan berbasis perangkat keras dan perangkat lunak yang dihubungkan oleh perangkat komunikasi data yang digunakan untuk mengelola proses pendaftaran Wajib Pajak.
(32)
Berikut ini langkah-langkah untuk mendapatkan NPWP melalui e-Registration, yaitu:
(a) Dimulai dengan masuk ke alamat web www.pajak.go.id kemudian membuat user name dan password untuk dapat login ke aplikasi e-Registration.
(b) Mengisi formulir digital pendaftaran Wajib Pajak.
(c) Mencetak Formulir Registrasi Wajib Pajak dan Surat Keterangan Terdaftar Sementara, dan menandatangani Formulir Registrasi Wajib Pajak.
(d) Surat Keterangan Terdaftar Sementara hanya berlaku selama 30 (tiga puluh) hari sejak pendaftaran dilakukan, dan hanya berlaku untuk pembayaran, pemotongan dan pemungutan pajak oleh pihak lain serta tidak dapat dipergunakan untuk melakukan kegiatan di luar bidang perpajakan.
(e) Menyampaikan Formulir Registrasi Wajib Pajak yang sudah ditandatangani beserta persyaratannya secara langsung maupun melalui pos secara tercatat ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak pendaftaran dilakukan.
(f) Dalam hal Formulir Registrasi Wajib Pajak beserta persyaratannya sebagaimana dimaksud diatas belum diterima
(33)
oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari, maka proses pendaftaran akan dibatalkan secara sistem.
2) E-SPT
Menurut Pandiangan (2008: 35), e-SPT adalah aplikasi (software) yang dibuat oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk digunakan oleh Wajib Pajak untuk kemudahan dalam menyampaikan SPT. Yang dapat diaplikasikan adalah laporan SPT Masa PPh, SPT Tahunan PPh, dan SPT Masa PPN. Sesuai dengan jenisnya, maka ada dua e-SPT, yaitu e-SPT PPh dan e-SPT PPN.
Tata cara pelaporan e-SPT adalah sebagai berikut:
(a) Wajib Pajak melakukan instalasi aplikasi e-SPT pada sistem komputer yang digunakan untuk keperluan administrasi perpajakannya.
(b) Wajib Pajak menggunakan aplikasi e-SPT untuk merekam data-data perpajakan yang akan dilaporkan, antara lain:
(1) Data Identitas Wajib Pajak Pemotong/Pemungut dan Identitas Wajib Pajak yang dipotong/dipungut seperti NPWP, Nama, Alamat, Kode Pos, Nama KPP, Pejabat Penandatangan, Kota,
(34)
Format Nomor Bukti Potong/Pungut, Nomor awal Bukti Potong/ Pungut, Kode Kurs Mata Uang yang digunakan. (2) Bukti Pemotongan/Pemungutan PPh.
Faktur Pajak.
Data perpajakan yang terkandung dalam SPT.
Data Surat Setoran Pajak (SSP), seperti: Masa Pajak, Tahun Pajak, tanggal setor, NTPP, kode MAP/KJS, dan jumlah pembayaran pajak.
(c) Wajib Pajak yang telah memiliki sistem administrasi keuangan/perpajakan sendiri dapat melakukan proses impor data dari sistem yang dimiliki Wajib Pajak ke dalam aplikasi e-SPT dengan mengacu kepada format data yang sesuai dengan aplikasi e-SPT.
(d) Wajib Pajak mencetak Bukti Potong/Pungut dengan menggunakan aplikasi e-SPT dan menyampaikannya kepada pihak yang dipotong/dipungut.
(e) Wajib Pajak mencetak formulir Induk SPT Masa PPh dan atau SPT Masa PPN dan/atau SPT Tahunan PPh menggunakan aplikasi e-SPT.
(f) Wajib Pajak menandatangani SPT Masa PPh/PPN dan/atau SPT Tahunan PPh hasil cetakan aplikasi e-SPT.
(35)
(g) Wajib Pajak membentuk file data SPT dengan menggunakan aplikasi e-SPT dan disimpan dalam media komputer (disket, CD, dsb).
(h) Wajib Pajak melaporkan SPT dengan menggunakan media elektronik ke KPP dengan membawa formulir Induk SPT Masa PPh/PPN dan/atau SPT Tahunan PPh hasil cetakan e-SPT yang telah ditandatangani beserta file data SPT yang tersimpan dalam media komputer sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
(i) Wajib Pajak melaporkan SPT secara elektronik ke KPP dengan membawa formulir Induk SPT Masa PPh/PPN dan/atau SPT Tahunan PPh hasil cetakan e-SPT yang telah ditandatangani dengan membawa Berita Acara Serah Terima Informasi SPT yang dikirim secara elektronik sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
3) E-Filing
Menurut Direktorat Jenderal Pajak (2012) E-Filing adalah suatu cara penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) secara elektronik yang dilakukan secara online dan real time melalui internet pada website
(36)
Direktorat Jenderal Pajak (http://www.pajak.go.id) atau Penyedia Layanan SPT Elektronik atau Application Service Provider (ASP).
Ada tiga tahapan untuk dapat melakukan e-Filing, yaitu:
(a) Mengajukan permohonan e-FIN ke KPP terdekat yang merupakan nomor identitas Wajib Pajak bagi pengguna e-Filing.
(b) Mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak e-Filing di website DJP paling lama 30 hari kalender sejak diterbitkannya e-FIN.
(c) Menyampaikan SPT Tahunan PPh WPOP secara e-Filing melalui website DJP. Hal ini dilakukan melalui empat langkah prosedural, yaitu:
(1) Mengisi e-SPT pada aplikasi e-Filing di website DJP.
(2) Meminta kode verifikasi untuk pengiriman e-SPT yang akan dikirimkan melalui e-mail atau SMS.
(3) Mengirim SPT secara online dengan mengisikan kode verifikasi.
(4) Notifikasi status e-SPT dan Bukti Penerimaan Elektronik akan diberikan kepada WP melalui e-mail.
Dua tahapan yang pertama hanya dilakukan sekali saja. Tahapan ketiga dilakukan setiap menyampaikan SPT.
(37)
4) E-Billing
Menurut Direktorat Jenderal Pajak (2012), e-Billing berupa aplikasi yang menawarkan kemudahan pembayaran pajak melalui metode pembayaran elektronik. E-Billing terdiri dari empat tahapan, yaitu:
(a) Proses Pendaftaran:
Mendaftar kepesertaan melalui http://sse.pajak.go.id untuk mendapatkan:
Identitas Pengguna (user id)
Personal Identification Number (PIN) (b) Proses Pembuatan Kode Billing:
Pembuatan kode billing dengan menginput setoran pajak pada http://sse.pajak.go.id menggunakan identitas pengguna (user id) dan Personal Identification Number (PIN). Ketentuan kode billing yaitu:
(1) Kode billing berlaku dalam waktu 48 (empat puluh delapan) jam sejak diterbitkan dan setelah itu secara otomatis terhapus dari sistem dan tidak dapat dipergunakan lagi.
(2) Wajib Pajak dapat membuat kembali kode billing (yang baru).
(38)
c) Proses Pembayaran:
Pembayaran dengan menyampaikan kode billing yang telah diperoleh kepada Teller/Pos atau memasukkan kode billing melalui mesin ATM/internet banking yang disediakan Bank Persepsi yang ditunjukkan atau sarana lain yang disediakan Bank/Pos Persepsi misalnya Autodebet.
d) Proses Pelaporan:
Wajib Pajak menerima BPN (Bukti Penerimaan Negara) atas pembayaran pajak melalui pelaksanaan uji coba penerapan sistem pembayaran pajak secara elektronik (billing system). BPN yang diterima untuk transaksi melalui Teller (over the counter), diterbitkan dalam bentuk Dokumen BPN; ATM, diterbitkan dalam bentuk struk ATM; dan Internet banking, diterbitkan dalam bentuk dokumen elektronik yang dapat dicetak oleh Wajib Pajak. BPN tersebut termasuk cetakan, salinan dan fotocopy kedudukannya disamakan dengan Surat Setoran Pajak (SSP) dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Apabila terdapat perbedaan antara data pembayaran yang tertera dalam BPN dengan data pembayaran
(39)
menurut MPN, maka yang dianggap sah adalah data pembayaran menurut MPN.
4. Administrasi
Administrasi menurut Rahayu dan Ita (2009), “suatu proses yang dinamis dan berkelanjutan, yang digerakkan dalam rangka mencapai tujuan dengan cara memanfaatkan orang dan material melalui koordinasi
dan kerjasama”.
Administrasi berperan sebagai salah satu motor dalam menjalankan tugas dan fungsi suatu organisasi (termasuk keluarga dalam skala kecil). Administrasi yang baik, akurat, dan benar dalam organisasi akan membantu pimpinan serta seluruh staf ketika menjalankan tugas yang menjadi tanggungjawabnya dengan baik, efektif, efisien, dan optimal guna mencapai tujuannya. Dengan adanya pengelolaan administrasi yang baik, akan tercipta kerjasama personalia antara satu sama lainnya dengan baik dan lancar. Jadi, seluruh personil dapat dengan lancar menjalankan tugas dan fungsinya sebagai suatu proses bisnis dan proses kerja pada suatu organisasi. Selain itu, juga akan memudahkan proses melakukan pembimbingan (direction), pengelolaan, dan pengawasan dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Pandiangan, 2014: 42).
(40)
5. Administrasi Perpajakan
Menurut Lumbantoruan (1997), Administrasi Perpajakan adalah cara-cara atau prosedur pengenaan dan pemungutan pajak. Dalam pemungutan pajak, asas Ease Of Administration atau asas kemudahan administrasi sangat berhubungan dengan kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar atau menyetorkan pajak terutangnya. Sistem administrasi pajak yang tidak efektif dan efisien akan menimbulkan kerugian-kerugian yang membuat pemungutan pajak terasa semakin membebankan bagi Wajib Pajak. Hal ini tentu akan membuat Wajib Pajak semakin enggan untuk melaksanakan kewajibannya sebagai warga Negara.
Pengelolaan administrasi yang baik, akurat, dan benar di bidang perpajakan sangat dibutuhkan setiap organisasi, karena akan membantu dalam rangka mencapai tujuannya secara efektif, efisien, produktif, dan optimal di bidang perpajakan, yaitu pembayaran pajak yang minimal namun sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Menurut Pandiangan (2014: 45), tujuan Administrasi Perpajakan adalah dalam rangka :
a. Tersedianya dokumen terkait perpajakan.
b. Tersedianya data dan informasi mengenai perpajakan.
c. Sarana untuk menciptakan dan menjalin kerja sama antarunit organisasi serta antarsesama personalia, terutama menyangkut pajak.
(41)
d. Melakukan pembimbingan, pengelolaan, dan pengawasan, terutama menyangkut pajak.
e. Pengambilan keputusan atau kebijakan, terutama menyangkut pajak. Menurut Pandiangan (2014: 45) dengan terlaksana dan tersedianya Administrasi Perpajakan yang baik, akurat, dan benar, akan terealisasi kegunaan atau manfaat bagi organisasi, yaitu:
1) Dapat menjalankan kewajiban perpajakan dengan mudah, baik, dan benar serta tepat waktu sesuai ketentuan perundang-undangan perpajakan.
2) Dapat dengan mudah mengajukan dan memperoleh hak perpajakan dari DJP.
3) Efektif dan efisien dalam pengelolaan pajak.
4) Terhindar dari pengenaan sanksi perpajakan, baik sanksi administrasi maupun sanksi pidana.
5) Dapat mengajukan permohonan ke DJP untuk memperoleh status sebagai WP patuh.
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian oleh Mellinda Octariani (2015) yang berjudul Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Hubungan Penerapan E-Filing dengan Efisiensi Pelaporan SPT menunjukkan bahwa menurut persepsi Wajib Pajak
(42)
orang pribadi, penerapan e-Filing di KPP Pratama Sleman sangat optimal dan pelaporan SPT dengan menggunakan e-Filing sangat efisien. Hasil uji korelasi Pearson Product Moment menunjukkan bahwa menurut persepsi Wajib Pajak, ada hubungan antara penerapan e-Filing dengan efisiensi pelaporan SPT di KPP Pratama Sleman.
Penelitian oleh Yulita Arfiana (2008) yang berjudul Korelasi Efektivitas Penerapan Teknologi Informasi dalam Sistem Administrasi Perpajakan Modern dengan Kinerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Grogol Petamburan menunjukkan bahwa dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa korelasi antara efektivitas penerapan teknologi informasi dalam sistem administrasi perpajakan modern dengan kinerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Grogol Petamburan memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0,734 yang berarti koefisien korelasi antara efektivitas penerapan teknologi informasi dalam sistem administrasi perpajakan modern dengan kinerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Grogol Petamburan adalah kuat.
Penelitian oleh Yunastiti (2013) yang berjudul Hubungan Antara Penerapan E-SPT dan Efisiensi Pengisian SPT Menurut Persepsi Wajib Pajak menunjukkan hasil bahwa penerapan e-SPT di KPP Pratama Sleman menurut persepsi Wajib Pajak sangat optimal dan efisiensi pengisian SPT menggunakan e-SPT menurut persepsi Wajib Pajak sangat efisien. Selain itu dari hasil uji Spearman Rank Correlation ada hubungan antara penerapan
(43)
e-SPT dan efisiensi pengisian e-SPT menurut persepsi Wajib Pajak di KPP Pratama Sleman.
Penelitian oleh Romartha Situmorang (2016) yang berjudul Hubungan Persepsi Kebermanfaatan, Persepsi Kemudahan, Persepsi Kepuasan, Persepsi Kerumitan, Persepsi Risiko Wajib Pajak Orang Pribadi dengan Penggunaan E-Filing menunjukkan bahwa persepsi kebermanfaatan memiliki hubungan yang cukup kuat dan positif dengan penggunaan e-Filing, persepsi kemudahan memiliki hubungan yang kuat dan positif dengan penggunaan e-Filing, persepsi kepuasan memiliki hubungan yang sangat kuat dan positif dengan penggunaan e-Filing. Selain itu, persepsi kerumitan memiliki hubungan yang cukup kuat dan negatif dengan penggunaan e-Filing, dan persepsi risiko memiliki hubungan yang sangat lemah dan negatif dengan penggunaan e-Filing.
(44)
30 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus yaitu hanya melibatkan satu sampel saja sebagai subyek penelitian. Tujuan dari studi kasus adalah melakukan pengamatan mendalam mengenai subjek tertentu untuk memberikan informasi dan gambaran yang berkaitan dengan subjek yang diteliti. Studi kasus merupakan strategi penelitian di mana di dalamnya peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Magelang yang terletak di Jalan Veteran No. 20, Magelang.
2. Waktu Penelitian
(45)
C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Magelang.
2. Obyek Penelitian
Obyek penelitian adalah persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi tentang e-System dalam administrasi perpajakan. Persepsi yang dimaksud adalah persepsi kemudahan penggunaan, persepsi efektivitas, dan persepsi efisiensi.
D. Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer yang diperoleh langsung dari responden dengan cara menyebarkan kuesioner. Data yang dikumpulkan adalah persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi tentang e-System. Kuesioner yang disebarkan memuat pernyataan mengenai persepsi kemudahan penggunaan, persepsi efektivitas, dan persepsi efisiensi e-System dalam administrasi perpajakan.
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai banyak variasi tertentu yang ditetapkan
(46)
oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014: 58). Variabel dalam penelitian ini adalah persepsi kemudahan penggunaan, persepsi efektivitas, persepsi efisiensi, dan e-System administrasi perpajakan. Instrumen dalam kuesioner memuat beberapa jenis e-System yaitu e-Registration, e-SPT, e-Filing, dan e-Billing yang kemudian dihubungkan dengan masing-masing variabel penelitian. Instrumen dalam kuesioner juga mengacu pada beberapa penelitian terdahulu yang kemudian disesuaikan dengan tujuan penelitian. Penelitian terdahulu tersebut adalah skripsi Mellinda Octariani yang berjudul Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Hubungan Penerapan E-Filing dengan Efisiensi Pelaporan SPT, skripsi Romartha Situmorang yang berjudul Hubungan Persepsi Kebermanfaatan, Persepsi Kemudahan, Persepsi Kepuasan, Persepsi Kerumitan, Persepsi Risiko Wajib Pajak Orang Pribadi dengan Penggunaan E-Filing, skripsi Ni Putu Arisna Dewi yang berjudul Hubungan Persepsi Kualitas Pelayanan Aplikasi Pajak Online dengan Persepsi Kepuasan Wajib Pajak Orang Pribadi, dan tax and accounting review Meiliana dan Agus Arianto yang berjudul Analisis Keadilan Pajak, Biaya Kepatuhan, dan Tarif Pajak Terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Penggelapan Pajak di Surabaya Barat.
(47)
1. Persepsi Kemudahan Penggunaan
Persepsi kemudahan dalam penelitian ini merupakan tingkat sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha. Indikator yang digunakan untuk melihat persepsi Wajib Pajak tentang kemudahan penggunaan adalah sebagai berikut:
a) Mudah untuk mempelajari penggunaan e-System b) Mudah untuk menggunakan e-System
c) Mudah untuk terampil dalam menggunakan e-System 2. Persepsi Efektivitas
Persepsi efektivitas sistem perpajakan merupakan kesan yang dirasakan oleh Wajib Pajak terhadap sistem pembayaran pajak. Persepsi yang positif akan mendorong Wajib Pajak lebih memiliki kemauan dalam membayar pajak, sedangkan persepsi yang negatif akan berdampak sebaliknya. Indikator yang digunakan untuk melihat persepsi Wajib Pajak tentang efektivitas adalah sebagai berikut:
a) Mudah b) Cepat
3. Persepsi Efisiensi
Persepsi efisiensi diukur berdasarkan biaya kepatuhan (Compliance Cost) yang terdiri dari:
(48)
a) Direct money cost b) Time cost
c) Psychological cost
4. E-System Administrasi Perpajakan
E-System administrasi perpajakan dihubungkan dengan tiga aspek yang mempengaruhi modernisasi administrasi perpajakan menurut Djozoli (2005) yaitu:
a) Sistem Administrasi Berbasis Teknologi Informasi
Sistem administrasi berbasis teknologi informasi adalah sistem yang digunakan dalam administrasi perpajakan dengan memanfaatkan teknologi informasi. Variabel ini mengukur seberapa besar peran
e-System dalam memberikan kemudahan kepada WPOP dalam
melakukan administrasi perpajakan. b) Kemampuan Sumber Daya Manusia
Kemampuan sumber daya manusia adalah kemampuan yang dimiliki WPOP dalam memahami dan mengoperasikan e-System. Variabel ini mengukur kemampuan WPOP dalam memahami dan mengoperasikan perangkat dari e-System.
c) Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana adalah perangkat-perangkat yang diperlukan untuk menggunakan e-System. Variabel ini mengukur ketersediaan
(49)
sarana dan prasarana yang memadai dan dapat digunakan oleh WPOP dalam melakukan administrasi perpajakan dengan menggunakan e-System, seperti perangkat komputer, jaringan internet dan lain-lain.
F. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi dalam penelitian adalah seluruh Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Magelang.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah beberapa Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Magelang. Penentuan jumlah sampel menggunakan Rumus Slovin (Siregar 2010: 149) :
� = + ��� 2
� = + . . , 2
� = , (dibulatkan menjadi 100) Keterangan:
n = sampel
N = populasi
(50)
G. Cara Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah teknik survei dengan menggunakan instrumen kuesioner. Kuesioner berisikan pernyataan mengenai persepsi kemudahan penggunaan, persepsi efektivitas, dan persepsi efisiensi e-System sebagai administrasi perpajakan. Kuesioner menggunakan skala Likert dalam pengukuran terhadap pernyataannya.
Tabel 1 Pengukuran Terhadap Pernyataan
Pernyataan Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Siregar (2014: 50)
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik convenience sampling. Hartono (2013: 98) menyatakan bahwa teknik convenience sampling adalah pengambilan sampel secara nyaman yang dilakukan dengan memilih sampel bebas sekehendak perisetnya.
H. Pengujian Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas
Menurut Siregar (2010: 162), validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (valid measure if it successfully measure the phenomenon).
(51)
Untuk mengukur validitas dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation. Pengujian menggunakan tingkat signifikasi 5% dengan membandingkan antara r tabel dan r hitung. Suatu instrumen penelitian dikatakan valid bila koefisien korelasi product moment > r-tabel (α ; n-2) n = jumlah sampel.
2. Uji Reliabilitas
Menurut Siregar (2010: 173), reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Pengujian reliabilitas instrumen/kuesioner dalam penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach. Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6.
3. Uji Normalitas
Menurut Siregar (2014: 153), tujuan dilakukannya uji normalitas terhadap serangkaian data adalah untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik non parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S) dengan menentukan nilai signifikansi > 5% atau nilai signifikansi < 5%. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal.
(52)
Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang pertama yaitu memberi penilaian terhadap setiap jawaban responden pada kuesioner. Setiap item pernyataan pada kuesioner merupakan pernyataan positif, sehingga sistem penilaian dalam skala Likert yang digunakan pada kuesioner adalah sebagai berikut:
a) Sangat Setuju (5) b) Setuju (4)
c) Ragu-ragu (3) d) Tidak setuju (2)
e) Sangat Tidak Setuju (1)
Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah adalah dengan menentukan batas skala sikap pada setiap variabel. Menurut Somantri dan Sambas (2006: 40), perhitungan batas skala sikap dapat dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:
(1)Menentukan skor maksimal, dengan cara skor jawaban terbesar dikali jumlah item pertanyaan.
(2)Menentukan skor minimal, dengan cara skor jawaban terkecil dikali jumlah item pertanyaan.
(53)
(3)Menentukan nilai median, dengan cara penjumlahan skor maksimal dan minimal dibagi dua.
(4)Menentukan kuartil 1, dengan cara penjumlahan skor minimal dan median dibagi dua.
(5)Menentukan kuartil 3, dengan cara penjumlahan skor maksimal dan median dibagi dua.
Tahapan perhitungan skala sikap untuk variabel persepsi kemudahan penggunaan, variabel persepsi efektivitas, variabel persepsi efisiensi, dan e-System administrasi perpajakan adalah sebagai berikut:
Tabel 2 Perhitungan Batas Skala Sikap Skor Variabel Persepsi Kemudahan
Penggunaan Variabel Persepsi Efektivitas
Maksimal 5 x 12 60 5 x 4 20 Minimal 1 x 12 12 1 x 4 4
Median (60 + 12) / 2 36 (20 + 4) / 2 12 Kuartil 1 (12 + 36) / 2 24 (4 + 12) / 2 8 Kuartil 3 (60 + 36) / 2 48 (20 + 12) / 2 16
Sumber: Data diolah
Tabel 2 Perhitungan Batas Skala Sikap (Lanjutan)
Skor Variabel Persepsi Efisiensi Administrasi PerpajakanVariabel E-System
Maksimal 5 x 12 60 5 x 6 30 Minimal 1 x 12 12 1 x 6 6
Median (60 + 12) / 2 36 (30 + 6) / 2 18 Kuartil 1 (12 + 36) / 2 24 (6 + 18) / 2 12 Kuartil 3 (60 + 36) / 2 48 (30 + 18) / 2 24
(54)
Penentuan range skor dari masing-masing kategori adalah sebagai berikut: (a) Kategori Sikap Sangat Positif, yaitu daerah yang dibatasi oleh kuartil
ketiga dan skor maksimal. (Kuartil 3 ≤ x ≤ Skor Maksimal).
(b)Kategori Sikap Positif, yaitu daerah yang dibatasi oleh median dan kuartil
ketiga. (Median ≤ x < Kuartil 3).
(c) Kategori Sikap Negatif, yaitu daerah yang dibatasi oleh kuartil kesatu dan median. (Kuartil 1 ≤ x < Median).
(d)Kategori Sikap Sangat Negatif, yaitu daerah yang dibatasi oleh skor
minimal dan kuartil kesatu. (Skor Minimal ≤ x < Kuartil 1).
Berdasarkan cara penentuan range skor di atas, maka range skor dari masing-masing kategori variabel penelitian adalah sebagai berikut:
(a) Variabel Persepsi Kemudahan Penggunaan:
Kategori Sikap Sangat Mudah : Kuartil 3 ≤ x ≤ Skor Maksimal = 48 – 60
Kategori Sikap Mudah : Median ≤ x < Kuartil 3 = 36 – 48
Kategori Sikap Kurang Mudah : Kuartil 1 ≤ x < Median = 24 – 36
Kategori Sikap Tidak Mudah : Skor Minimal ≤ x < Kuartil 1 = 12 – 24
(55)
(b) Variabel Persepsi Efektivitas
Kategori Sikap Sangat Efektif : Kuartil 3 ≤ x ≤ Skor Maksimal = 16 – 20
Kategori Sikap Efektif : Median ≤ x < Kuartil 3 = 12 – 16
Kategori Sikap Kurang Efektif : Kuartil 1 ≤ x < Median = 8 – 12
Kategori Sikap Tidak Efektif : Skor Minimal ≤ x < Kuartil 1 = 4 – 8
(c) Variabel Persepsi Efisiensi
Kategori Sikap Sangat Efisien : Kuartil 3 ≤ x ≤ Skor Maksimal = 48 – 60
Kategori Sikap Efisien : Median ≤ x < Kuartil 3 = 36 – 48
Kategori Sikap Kurang Efisien : Kuartil 1 ≤ x < Median = 24 – 36
Kategori Sikap Tidak Efisien : Skor Minimal ≤ x < Kuartil 1 = 12 – 24
(56)
(d) Variabel e-System Administrasi Perpajakan
Kategori Sikap Sangat Optimal : Kuartil 3 ≤ x ≤ Skor Maksimal = 24 – 30
Kategori Sikap Optimal : Median ≤ x < Kuartil 3 = 18 – 24
Kategori Sikap Kurang Optimal : Kuartil 1 ≤ x < Median = 12 – 18
Kategori Sikap Tidak Optimal : Skor Minimal ≤ x < Kuartil 1 = 6 – 12
Hasil perhitungan range skor di atas dapat dirangkum sebagai berikut : Tabel 3 Kategori Skor Skala Sikap
Variabel Persepsi Kemudahan
Penggunaan Variabel Persepsi Efektivitas Kategori Sikap Kategori
Skor Kategori Sikap
Kategori Skor Sangat Mudah 48-60 Sangat Efektif 16-20
Mudah 36-48 Efektif 12-16 Kurang Mudah 24-36 Kurang Efektif 8-12
Tidak Mudah 12-24 Tidak Efektif 4-8 Sumber: Data diolah
Tabel 3 Kategori Skor Skala Sikap (Lanjutan)
Variabel Persepsi Efisiensi Administrasi PerpajakanVariabel e-System Kategori Sikap Kategori
Skor Kategori Sikap
Kategori Skor Sangat Efisien 48-60 Sangat Optimal 24-30
Efisien 36-48 Optimal 18-24 Kurang Efisien 24-36 Kurang Optimal 12-18 Tidak Efisien 12-24 Tidak Optimal 6-12 Sumber: Data diolah
(57)
Kategori sikap sangat mudah, sangat efektif, sangat efisien, dan sangat optimal memiliki range skor tertinggi, sedangkan tidak mudah, tidak efektif, tidak efisien, dan tidak optimal memiliki range terendah. Hal ini dikarenakan setiap item-item Likert yang digunakan dalam penelitian ini bersifat positif.
Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara membuat tabel distribusi frekuensi sikap tiap responden berdasarkan tiap variabel kemudian hasil persentase yang ada dalam tabel tersebut dianalisis.
(58)
44 BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Berdirinya KPP Magelang
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Magelang berlokasi di Jalan Veteran nomor 20 Magelang. Semula kantor tersebut bernama Kantor Pelayanan Pajak Magelang kemudian berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.01/2007 tanggal 31 Mei 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak berubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Magelang yang merupakan penggabungan dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan Kantor Pelayanan Pajak Bumi Bangunan (KPPBB). Tujuan dari pembentukan Kantor Pelayanan Pajak Pratama adalah dalam rangka modernisasi sistem administrasi perpajakan sebagai upaya pelaksanaan “Good Governance” dan meningkatkan penerimaan pajak serta efektifitas organisasi instansi vertikal di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Magelang mulai beroperasi 30 Oktober 2007 berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak nomor KEP-141/PJ/2007 tanggal 3 Oktober 2007. Semua pelayanan perpajakan pusat menjadi satu yaitu Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Lainnya serta Pajak Bumi dan Bangunan. Wilayah administrasi Kantor
(59)
Pelayanan Pajak Pratama Magelang meliputi Kabupaten Magelang dan Kota Magelang.
B. Visi dan Misi KPP Pratama Magelang 1. Visi
Menjadi institusi penghimpun penerimaan negara terbaik kebanggaan masyarakat Magelang.
2. Misi
Menghimpun penerimaan negara melalui aparatur pajak yang berintegritas, kompeten, dan profesional sehingga membuat masyarakat Magelang bangga membayar pajak.
C. Jumlah Sumber Daya Manusia KPP Pratama Magelang Tabel 4 Jumlah SDM
NO SEKSI JUMLAH
PEGAWAI 1 Kepala Kantor (Ir. Wiratmoko, M. T.) 1
2 Sub Bagian Umum dan Kepatuhan Internal 11
3 KP2KP Muntilan 3
4 Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) 6
5 Seksi Pelayanan 15
6 Seksi Penagihan 4
7 Seksi Pemeriksaan 4
8 Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan 8 9 Seksi Pengawasan dan Konsultasi I 10 10 Seksi Pengawasan dan Konsultasi II 12
(60)
Tabel 4 Jumlah SDM (Lanjutan)
NO SEKSI JUMLAH
PEGAWAI 11 Seksi Pengawasan dan Konsultasi III 10 12 Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV 11 13 Kelompok Fungsional 8
Jumlah 103
(61)
47
Gambar I Struktur Organisasi KPP Pratama Magelang Sumber: KPP Pratama Magelang
(62)
E. Gambaran Umum Wajib Pajak Orang Pribadi
Data yang terhimpun menunjukkan peningkatan WPOP terdaftar dari tahun ke tahun, yang dapat dirangkum sebagai berikut:
Tabel 5 Akumulasi WPOP Terdaftar Per Tahun
TAHUN PAJAK JUMLAH WPOP
2012 94.420
2013 102.240
2014 112.122
2015 123.570
2016 134.078
(63)
49 BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan di KPP Pratama Magelang. Data dalam penelitian diperoleh dengan menyebarkan kuesioner yang ditujukan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi pengguna e-System administrasi perpajakan. Sebanyak 107 kuesioner telah disebar kepada responden yang terdaftar di KPP Pratama Magelang. Proses pengisian kuesioner oleh responden dilakukan secara langsung dan dtunggu oleh peneliti. Dari 107 kuesioner yang disebar, terdapat 7 kuesioner yang tidak dapat digunakan karena responden yang mengisi belum pernah menggunakan perangkat dari e-System administrasi perpajakan, sehingga kuesioner yang digunakan dalam penelitian berjumlah 100 kuesioner.
Kuesioner yang disebar terdiri dari 34 pernyataan, yaitu 6 pernyataan mengenai penggunaan e-System administrasi perpajakan dan 28 pernyataan mengenai persepsi WPOP atas e-System administrasi perpajakan yakni persepsi kemudahan penggunaan, persepsi efektivitas dan persepsi efisiensi. Peneliti menggunakan program Ms. Excel untuk mengolah data kuesioner yang diperoleh. Data kuesioner diolah untuk mengetahui frekuensi jawaban responden.
(64)
Rekapitulasi frekuensi jawaban responden dibuat rinci seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 6 Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Variabel Persepsi WPOP No Variabel Persepsi Wajib
Pajak Orang Pribadi
Frekuensi Jawaban
Total
5 4 3 2 1
1
Persepsi Kemudahan
Penggunaan 121 783 194 71 31 1200 2 Persepsi Efektivitas 76 245 57 16 6 400 3 Persepsi Efisiensi 164 754 206 55 21 1200
Jumlah 361 1782 457 142 58 2800 Sumber: Data diolah
Data di atas merupakan data dari 28 pernyataan variabel persepsi WPOP yang terdiri dari 12 pernyataan untuk variabel persepsi kemudahan penggunaan, 4 pernyataan untuk variabel persepsi efektivitas, dan 12 pernyataan untuk variabel persepsi efisiensi. 28 pernyataan tersebut dijawab oleh 100 responden sehingga diperoleh 2.800 butir jawaban seperti yang dipaparkan di atas.
Tabel 7 Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Variabel e-System Administrasi Perpajakan
No
Variabel e-System Administrasi Perpajakan
Frekuensi Jawaban
Total 5 4 3 2 1
1
e-System membantu Saya dalam
melakukan kewajiban perpajakan 5 81 9 4 1 100 2
Aplikasi e-System mudah dimengerti
dan digunakan oleh Saya 4 65 25 5 1 100
3
Saya memiliki pengetahuan yang cukup dalam menggunakan aplikasi
e-System 5 62 27 5 1 100
4
Saya mampu menggunakan e-System
(65)
Tabel 7 Rekapitulasi Frekuensi Jawaban Variabel e-System Administrasi Perpajakan (Lanjutan)
No
Variabel e-System Administrasi
Perpajakan Frekuensi Jawaban Total 5
Saya dapat mengakses komputer
dengan mudah 27 67 4 1 1 100 6
Saya dapat mengakses internet dengan
mudah 29 65 4 1 1 100
Jumlah 75 405 94 20 6 600
Sumber: Data diolah
Data di atas merupakan data dari 6 pernyataan variabel e-System administrasi perpajakan yang dijawab oleh 100 responden, sehingga terhimpun 600 butir jawaban.
B. Gambaran Responden
Penelitian ini menggunakan 100 responden sebagai sampel dari 134.078 populasi yang semuanya merupakan Wajib Pajak Orang Pribadi. Deskripsi karakteristik responden terdiri dari jumlah dan persentase jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, kepemilikan NPWP, dan penggunaan perangkat e-System administrasi perpajakan.
1. Jenis Kelamin Responden
Tabel 8 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Umur Jumlah Persentase (%)
Pria 37 37
Wanita 63 63
Total 100 100
(66)
Berdasarkan tabel 8 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden adalah perempuan sebesar 63 orang atau 63%.
2. Usia Responden
Tabel 9 Data Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Persentase (%)
20 - 29 72 72
30 -39 23 23
40 -49 5 5
Total 100 100
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 9 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden berusia 20 sampai dengan 29 tahun sebesar 72 orang atau 72%. Data di atas menunjukkan bahwa rata-rata responden berada dalam usia produktif, sehingga responden dinilai mampu mengikuti perkembangan teknologi dengan baik.
3. Pendidikan Terakhir Responden
Tabel 10 Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Jumlah Persentase (%)
SMP 1 1
SMA/SMK 35 35
Diploma 12 12
S1 48 48
S2 3 3
S3 1 1
Total 100 100
(67)
Berdasarkan tabel 10 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pendidikan S1 sebesar 48 orang atau 48%. Data di atas menunjukkan bahwa rata-rata responden memiliki kemampuan intelektual yang cukup untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi, termasuk kemampuan untuk memahami dan menggunakan e-System administrasi perpajakan.
4. Kepemilikan NPWP
Tabel 11 Data Responden Berdasarkan Kepemilikan NPWP Keterangan Jumlah Persentase (%) Sudah memiliki NPWP 100 100 Belum memiliki NPWP - -
Total 100 100
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 11 di atas dapat diketahui bahwa seluruh responden sudah memiliki NPWP.
5. Pernah Menggunakan Perangkat e-System Administrasi Perpajakan Tabel 12 Data Responden Berdasarkan Penggunaan Perangkat e-System Administrasi Perpajakan
Keterangan Jumlah Persentase (%)
Ya 100 93,5
Tidak 7 6,5
Total 107 100
(68)
Berdasarkan tabel 12 di atas dapat diketahui bahwa responden yang pernah menggunakan perangkat e-System administrasi perpajakan sebesar 100 orang atau 93,5%.
C. Analisis Data
1. Pengujian Instrumen Penelitian
Pengujian instrumen dilakukan pada data yang diperoleh melalui kuesioner yang telah disebarkan. Sebelum dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh, terlebih dahulu dilakukan uji validitas, reliabilitas dan uji normalitas. Untuk uji validitas nilai r tabel diperoleh dari degree of freedom (df) = n-2, dimana sampel yang diperoleh sebanyak 100 maka df = 100-2 dengan signifikansi 0,05 sehingga diperoleh r tabel 0,1966.
Uji validitas, reliabilitas, dan normalitas dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 22. Berikut analisis untuk uji validitas, reliabilitas, dan normalitas:
a) Variabel Persepsi Kemudahan Penggunaan 1) Uji Validitas
Hasil dari uji validitas untuk item kuesioner yang berkaitan dengan persepsi kemudahan penggunaan, ditunjukkan pada tabel berikut:
(69)
Tabel 13 Hasil Uji Validitas Persepsi Kemudahan Penggunaan Urutan Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
item1 0,768 0,1966 Valid
item2 0,815 0,1966 Valid
item3 0,836 0,1966 Valid
item4 0,799 0,1966 Valid
item5 0,853 0,1966 Valid
item6 0,794 0,1966 Valid
item7 0,764 0,1966 Valid
item8 0,743 0,1966 Valid
item9 0,830 0,1966 Valid
item10 0,828 0,1966 Valid item11 0,826 0,1966 Valid item12 0,827 0,1966 Valid Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 13 di atas, diketahui terdapat 12 item pernyataan yang mewakili persepsi kemudahan penggunaan. Masing-masing item memiliki r hitung yang lebih besar daripada r tabel (r hitung > r tabel), maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa 12 item tersebut valid.
2) Uji Reliabilitas
Tabel 14 Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Kemudahan Penggunaan
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items ,951 12 Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 14 di atas, diperoleh nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,951, maka dapat disimpulkan bahwa item-item
(70)
pernyataan untuk persepsi kemudahan penggunaan tersebut reliabel.
b) Variabel Persepsi Efektivitas 1) Uji Validitas
Hasil dari uji validitas untuk item kuesioner yang berkaitan dengan persepsi efektivitas, ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 15 Hasil Uji Validitas Persepsi Efektivitas
Urutan Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
item1 0,805 0,1966 Valid
item2 0,916 0,1966 Valid
item3 0,856 0,1966 Valid
item4 0,825 0,1966 Valid
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 15 di atas, diketahui terdapat 4 item pernyataan yang mewakili persepsi efektivitas. Masing-masing item memiliki r hitung yang lebih besar daripada r tabel (r hitung > r tabel), maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa 4 item tersebut valid.
2) Uji Reliabilitas
Tabel 16 Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Efektivitas Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items ,874 4 Sumber: Data diolah
(71)
Berdasarkan tabel 16 di atas, diperoleh nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,874, maka dapat disimpulkan bahwa item-item pernyataan untuk persepsi efektivitas tersebut reliabel.
c) Variabel Persepsi Efisiensi 1) Uji Validitas
Hasil dari uji validitas untuk item kuesioner yang berkaitan dengan persepsi efisiensi, ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 17 Hasil Uji Validitas Persepsi Efisiensi
Urutan Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
item1 0,796 0,1966 Valid
item2 0,803 0,1966 Valid
item3 0,805 0,1966 Valid
item4 0,824 0,1966 Valid
item5 0,816 0,1966 Valid
item6 0,840 0,1966 Valid
item7 0,879 0,1966 Valid
item8 0,881 0,1966 Valid
item9 0,843 0,1966 Valid
item10 0,853 0,1966 Valid item11 0,835 0,1966 Valid item12 0,822 0,1966 Valid Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 17 di atas, diketahui terdapat 12 item pernyataan yang mewakili persepsi efisiensi. Masing-masing item memiliki r hitung yang lebih besar daripada r tabel (r hitung > r tabel), maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa 12 item tersebut valid.
(72)
2) Uji Reliabilitas
Tabel 18 Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Efisiensi Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items ,960 12 Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 18 di atas, diperoleh nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,960, maka dapat disimpulkan bahwa item-item pernyataan untuk persepsi efisiensi tersebut reliabel.
d) Variabel e-System Administrasi Perpajakan 1) Uji Validitas
Hasil dari uji validitas untuk item kuesioner yang berkaitan dengan e-System Administrasi Perpajakan, ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 19 Hasil Uji Validitas e-System Administrasi Perpajakan Urutan Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
item1 0,804 0,1966 Valid
item1 0,867 0,1966 Valid
item3 0,886 0,1966 Valid
item4 0,874 0,1966 Valid
item5 0,803 0,1966 Valid
item6 0,794 0,1966 Valid
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 19 di atas, diketahui terdapat 6 item pernyataan yang mewakili e-System Administrasi Perpajakan. Masing-masing item memiliki r hitung yang lebih besar daripada r tabel (r hitung > r
(73)
tabel), maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa 6 item tersebut valid.
2) Uji Reliabilitas
Tabel 20 Hasil Uji Reliabilitas e-System Administrasi Perpajakan
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items ,916 6 Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 20 di atas, diperoleh nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,916, maka dapat disimpulkan bahwa item-item pernyataan untuk e-System administrasi perpajakan tersebut reliabel.
e) Uji Normalitas
Tabel 21 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized
Residual
N 100
Normal Parametersa,b Mean ,0000000 Std.
Deviation 1,99169471 Most Extreme
Differences
Absolute ,087 Positive ,045 Negative -,087
Test Statistic ,087
Asymp. Sig. (2-tailed) ,060c a. Test distribution is Normal.
(74)
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Kriteria pengambilan keputusan menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov (K-S) adalah jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal. Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Berdasarkan output di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,060 atau lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diuji berdistribusi normal.
2. Analisis Kuesioner Terhadap Persepsi Kemudahan Penggunaan
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kemudahan penggunaan e-System di KPP Pratama Magelang. Tingkat kemudahan penggunaan dilihat dari setiap jawaban responden pada setiap item pernyataan yang tercantum dalam kuesioner. Berdasarkan hasil olah data dengan menggunakan program Ms. Excel, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 22 Persepsi Kemudahan Penggunaan
Kategori Sikap Kategori Skor Frekuensi Persentase (%)
Sangat Mudah 48-60 54 54
Mudah 36-48 37 37
Kurang Mudah 24-36 7 7
Tidak Mudah 12-24 2 2
Jumlah 100 100
(75)
Hasil pengolahan data di atas menunjukkan bahwa total skor jawaban dari pernyataan untuk variabel persepsi kemudahan penggunaan sebagian besar berada di range 48 sampai 60. Sebanyak 54 dari 100 responden berada diantara range tersebut dengan persentase sebesar 54%, sehingga menurut WPOP e-System administrasi perpajakan dinilai sangat mudah untuk digunakan.
3. Analisis Kuesioner Terhadap Persepsi Efektivitas
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat efektivitas e-System di KPP Pratama Magelang. Tingkat efektivitas dilihat dari setiap jawaban responden pada setiap item pernyataan yang tercantum dalam kuesioner. Berdasarkan hasil olah data dengan menggunakan program Ms. Excel, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 23 Persepsi Efektivitas
Kategori Sikap Kategori Skor Frekuensi Persentase (%)
Sangat Efektif 16-20 67 67
Efektif 12-16 27 27
Kurang Efektif 8-12 5 5
Tidak Efektif 4-8 1 1
Jumlah 100 100
Sumber: Data diolah
Hasil pengolahan data di atas menunjukkan bahwa total skor jawaban dari pernyataan untuk variabel persepsi efektivitas sebagian besar berada di range 16 sampai 20. Sebanyak 67 dari 100 responden
(76)
berada diantara range tersebut dengan persentase sebesar 67%, sehingga menurut WPOP e-System administrasi perpajakan dinilai sangat efektif.
4. Analisis Kuesioner Terhadap Persepsi Efisiensi
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi e-System di KPP Pratama Magelang. Tingkat efisiensi dilihat dari setiap jawaban responden pada setiap item pernyataan yang tercantum dalam kuesioner. Berdasarkan hasil olah data dengan menggunakan program Ms. Excel, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 24 Persepsi Efisiensi
Kategori Sikap Kategori Skor Frekuensi Persentase (%)
Sangat Efisien 48-60 50 50
Efisien 36-48 43 43
Kurang Efisien 24-36 5 5
Tidak Efisien 12-24 2 2
Jumlah 100 100
Sumber: Data diolah
Hasil pengolahan data di atas menunjukkan bahwa total skor jawaban dari pernyataan untuk variabel persepsi efisiensi sebagian besar berada di range 48 sampai 60. Sebanyak 50 dari 100 responden berada diantara range tersebut dengan persentase sebesar 50%, sehingga menurut WPOP e-System administrasi perpajakan dinilai sangat efisien.
(77)
5. Analisis Kuesioner Terhadap Penerapan e-System Administrasi Perpajakan
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat optimalisasi e-System di KPP Pratama Magelang. Tingkat optimalisasi dilihat dari setiap jawaban responden pada setiap item pernyataan yang tercantum dalam kuesioner. Berdasarkan hasil olah data dengan menggunakan program Ms. Excel, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 25 E-System Administrasi Perpajakan
Kategori Sikap Kategori Skor Frekuensi Persentase (%)
Sangat Optimal 24-30 64 64
Optimal 18-24 31 31
Kurang Optimal 12-18 4 4
Tidak Optimal 6-12 1 1
Jumlah 100 100
Sumber: Data diolah
Hasil pengolahan data di atas menunjukkan bahwa total skor jawaban dari pernyataan untuk variabel e-System administrasi perpajakan sebagian besar berada di range 24 sampai 30. Sebanyak 64 dari 100 responden berada diantara range tersebut dengan persentase sebesar 64%, sehingga menurut WPOP e-System administrasi perpajakan dinilai sangat optimal.
(78)
D. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan jenis kelamin, responden paling banyak adalah perempuan sejumlah 63 orang atau 63%. Berdasarkan usia, responden dengan usia 20 – 29 tahun memiliki jumlah paling banyak yaitu sebesar 72 orang atau 72%. Berdasarkan tingkat pendidikan yang paling banyak adalah S1 sejumlah 48 orang. Berdasarkan kepemilikan NPWP seluruh responden yang ada sudah memiliki NPWP, sedangkan berdasarkan penggunaan perangkat e-System administrasi perpajakan sejumlah 100 responden sudah pernah memakai perangkat e-System administrasi perpajakan.
1. Persepsi Kemudahan Penggunaan e-System Administrasi Perpajakan Menurut Wajib Pajak Orang Pribadi
Hasil olah data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa persepsi kemudahan penggunaan WPOP di KPP Pratama Magelang masuk ke dalam kategori sangat mudah. Persepsi tersebut ditunjukkan dengan 54% responden berada dalam range kategori sangat mudah yaitu 48-60. Dari data yang diperoleh atas frekuensi jawaban responden untuk persepsi kemudahan penggunaan di dominasi oleh pilihan jawaban positif, yang artinya sebagian besar dari WPOP yang menggunakan e-System merasa bahwa e-System mudah untuk digunakan dalam melakukan kewajiban
(79)
perpajakannya. Kemudahan yang dimaksud dihubungkan dengan persepsi kemudahan menurut Hartono (2007).
Responden memiliki persepsi bahwa e-System administrasi perpajakan tidak merepotkan saat akan digunakan dan mudah untuk dipahami. Penggunaan e-System administrasi perpajakan dirasakan tidak menyulitkan pengguna dan tidak memerlukan usaha yang keras untuk mempelajarinya. Persepsi tersebut ditunjukkan dengan 65,25%
responden yang menjawab “Setuju (S)” untuk 12 item pernyataan kuesioner yang bersifat positif dan mendukung pernyataan bahwa e-System administrasi perpajakan seperti e-Registration, e-SPT, e-Filing, dan e-Billing tidak merepotkan saat akan digunakan dan mudah untuk dipahami.
2. Persepsi Efektivitas e-System Administrasi Perpajakan Menurut Wajib Pajak Orang Pribadi
Hasil olah data yang telah dilakukan menunjukkan bahwa persepsi efektivitas WPOP di KPP Pratama Magelang masuk ke dalam kategori sangat efektif. Persepsi tersebut ditunjukkan dengan 67% responden berada dalam range kategori sangat efektif yaitu 16-20. Dari data yang diperoleh atas frekuensi jawaban responden untuk persepsi efektivitas di dominasi oleh pilihan jawaban positif, yang artinya sebagian besar dari
(80)
WPOP yang menggunakan e-System merasa bahwa penggunaan e-System dapat meningkatkan efektivitas dalam melakukan kewajiban perpajakannya. Efektivitas yang dimaksud dihubungkan dengan hal-hal yang mengindikasikan efektivitas sistem perpajakan yang dapat dirasakan oleh Wajib Pajak menurut Widayati dan Nurlis (2010).
Responden memiliki persepsi bahwa penggunaan e-System administrasi perpajakan dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Mudah yang berarti dengan adanya perangkat e-System memungkinkan WPOP dapat melakukan kewajiban perpajakannya seperti pendaftaran NPWP, penyampaian dan pelaporan SPT, pembayaran pajak serta untuk mencari informasi tentang perpajakan dimana saja dan kapan saja. Cepat yang berarti proses untuk melakukan kewajiban perpajakan menjadi lebih singkat karena dapat dilakukan secara online dan otomatis oleh sistem. Persepsi tersebut ditunjukkan dengan 61,25% responden yang menjawab
“Setuju (S)” untuk 4 item pernyataan kuesioner yang bersifat positif dan mendukung pernyataan bahwa dengan adanya e-System administrasi perpajakan seperti e-Registration, e-SPT, e-Filing, dan e-Billing dapat memudahkan WPOP melakukan kewajibannya dengan cepat dan dapat dilakukan dimana saja.
(1)
105 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2)
106 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(3)
107 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(4)
108 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
109 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(6)
110 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI