Analisis persepsi kebermanfaatan, persepsi kemudahan, persepsi kepuasan wajib pajak orang pribadi dengan penggunaan e billing sebagai sarana pembayaran pajak secara elektronik
ANALISIS PERSEPSI KEBERMANFAATAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, PERSEPSI KEPUASAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DENGAN PENGGUNAAN E-BILLING SEBAGAI SARANA PEMBAYARAN PAJAK
SECARA ELEKTRONIK
Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Mataram Timur
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Restianti Ismail Tandi 132114199
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(2)
i
ANALISIS PERSEPSI KEBERMANFAATAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, PERSEPSI KEPUASAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DENGAN PENGGUNAAN E-BILLING SEBAGAI SARANA PEMBAYARAN PAJAK
SECARA ELEKTRONIK
Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Mataram Timur
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Restianti Ismail Tandi 132114199
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(3)
(4)
iii
(5)
iv
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku”
(Filipi 4:13)
“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya,
sebab Ia yang memelihara kamu”
(1 Petrus 5:7)
“You only live once, but if you do it right, once is enough”
(unknown)
Dengan penuh syukur kupersembahkan skripsi ini untuk: Juruselamatku, Tuhan Yesus Kristus Ayahku Johar Ismail Tandi dan Ibuku Yelies Sumba Uppa Adikku tersayang Aprilia Dwi Ismail Tandi Sahabat dan teman terbaikku
(6)
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: ANALISIS PERSEPSI KEBERMANFAATAN, PERSEPSI KEMUDAHAN,
PERSEPSI KEPUASAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DENGAN PENGGUNAAN E-BILLING SEBAGAI SARANA PEMBAYARAN PAJAK
SECARA ELEKTRONIK
Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Mataram Timur Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 18 Juli 2017 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 31 Juli 2017 Yang membuat pernyataan,
(7)
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Restianti Ismail Tandi
Nomor Mahasiswa : 132114199
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
ANALISIS PERSEPSI KEBERMANFAATAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, PERSEPSI KEPUASAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DENGAN PENGGUNAAN E-BILLING SEBAGAI SARANA PEMBAYARAN PAJAK
SECARA ELEKTRONIK
Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Mataram Timur
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya untuk memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 31 Juli 2017 Yang menyatakan,
(8)
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M., Ak., CA. selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberi bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Ign. Aryono Putranto, SE., M.acc., Ak. yang telah memberikan masukan-masukan yang sangat bermanfaat dalam penyelesaian penulisan skripsi ini. 4. Semua dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah
membagikan ilmu dan pengalamannya dalam proses perkuliahan.
5. Kepala Kantor serta pegawai DJP Kantor Wilayah Nusa Tenggara dan KPP Pratama Mataram Timur yang telah memberikan persetujuan serta memberikan kesempatan bagi penulis dalam melakukan penelitian.
6. Mama dan Papa, yang selalu mencintai dan menyayangi, yang selalu mendoakan penulis.
7. Adikku, Aprilia Dwi Ismail Tandi yang selalu setia memberikan semangat, yang selalu menemani disetiap perjalanan pembuatan skripsi ini.
8. Keluarga besar Mama dan Papa, terimakasih untuk segala bentuk dukungan, semangat, motivasi dan doa kalian kepada penulis.
(9)
viii
9. Kata, Shindy, Tita, Evan, Dika, David, dan Eugen terima kasih untuk segala hal terindah yang pernah dilalui bersama, untuk setiap bahagia, tawa, dan tangis yang telah dilewati selama 4 tahun terindah ini.
10.Lory sahabat sedari SMP, SMA, hingga sampai saat ini kami berjuang bersama di Kota Jogja ini. Terima kasih untuk setiap doa, dukungan, semangat, dan terima kasih karena selalu ada untuk penulis.
11.Deasy sahabat yang selalu memberikan doa dan dukungan kepada penulis. 12.Teman-teman kelas D Akuntansi 2013 yang selalu berbagi tawa, canda,
dan kenangan indah kebersamaan kita.
13.Teman-teman Kelas MPAT, Tita, Thomas, Karlen, Siska, Indah, Fafa, Livia, Lita, Egi, Charis, Agel, Vivi, dan Cefin terimakasih atas masukan, dinamika, dan kebersamaannya selama ini.
14.Teman-teman seperjuangan Akuntansi angkatan 2013 yang selalu berbagi ilmu yang bermanfaat.
15.Serta semua pihak yang sudah membantu selama penyelesaian Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, 31 Juli 2017 Penulis
(10)
ix DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xii
ABSTRAK ... xiii
ABSTRACT ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Batasan Masalah... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
A. Persepsi... 8
B. Pajak ... 12
C. Wajib Pajak ... 14
D. Surat Setoran Pajak ... 16
E. E-Billing ... 16
F. Model Penerimaan Teknologi ... 18
G. Penelitian Terdahulu ... 22
H. Kerangka Berpikir ... 24
BAB III METODE PENELITIAN... 26
(11)
x
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 26
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 26
D. Data Penelitian ... 26
E. Teknik Pengumpulan Data ... 27
F. Populasi dan Sampel ... 28
G. Variabel Penelitian ... 29
H. Teknik Pengujian Instrumen ... 36
I. Teknik Analisis Data ... 37
BAB IV GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA ... 43
A. Sejarah KPP Pratama Mataram Timur ... 43
B. Tugas dan Fungsi KPP Pratama Mataram Timur ... 44
C. Visi dan Misi KPP Pratama Mataram Timur ... 45
D. Struktur Organisasi ... 45
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 48
A. Deskripsi Karakteristik Responden ... 48
B. Uji Instrument Penelitian ... 51
C. Analisis Data ... 56
D. Pembahasan ... 87
BAB VI PENUTUP ... 94
A. Kesimpulan ... 94
B. Keterbatasan Penelitian ... 95
C. Saran ... 95
DAFTAR PUSTAKA ... 97
(12)
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1: Batasan Skor Reliabilitas Cronbanch’s Alpha ... 37
Tabel 3.2 : Kategori Tingkat Persepsi Kebermanfaatan ... 39
Tabel 3.3 : Kategori Tingkat Persepsi Kemudahan ... 39
Tabel 3.4 : Kategori Tingkat Persepsi Kepuasan ... 40
Tabel 4.1: Jumlah Sumber Daya Manusia KPP Pratama Timur ... 47
Tabel 5.1 : Rincian Kuesioner ... 48
Tabel 5.2 : Data Responden berdasarkan Pekerjaan ... 49
Tabel 5.3 : Data Responden berdasarkan Lama Penggunaan e-Billing ... 50
Tabel 5.4 : Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Kebermanfaatan ... 51
Tabel 5.5 : Hasil Uji Validitas Persepsi Kemudahan ... 52
Tabel 5.6 : Hasil Uji Validitas Persepsi Kepuasan ... 52
Tabel 5.7 : Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Kebermanfaatan ... 53
Tabel 5.8 : Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Kemudahan ... 54
Tabel 5.9 : Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Kepuasan ... 54
Tabel 5.10 : Hasil Uji Normalitas ... 55
Tabel 5.11 : Kategori Tingkat Persepsi Kebermanfaatan ... 57
Tabel 5.12 : Kategori Tingkat Persepsi Kemudahan ... 57
Tabel 5.13 : Kategori Tingkat Persepsi Kepuasan ... ... 58
Tabel 5.14 : Persentase Jawaban Responden per Butir Pernyataan untuk Komponen Persepsi Kebermanfaatan ... ... 59
Tabel 5.15 : Kategori Tingkat Persepsi Kebermanfaatan ... ... 71
Tabel 5.16 :Persentase Jawaban Responden per Butir Pernyataan untuk Komponen Persepsi Kemudahan ... ... 71
Tabel 5.17 : Kategori Tingkat Persepsi Kemudahan ... ... 79
Tabel 5.18 : Persentase Jawaban Responden per Butir Pernyataan untuk Komponen Persepsi Kepuasan ... ... 80
(13)
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Technology Acceptance Model (TAM) ... 20 Gambar 2.2 : Kerangka Berpikir ... 25 Gambar 4.1 : Struktur Organisasi KPP Pratama Mataram Timur ... 46
(14)
xiii ABSTRAK
ANALISIS PERSEPSI KEBERMANFAATAN, PERSEPSI KEMUDAHAN, PERSEPSI KEPUASAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DENGAN PENGGUNAAN E-BILLING SEBAGAI SARANA PEMBAYARAN PAJAK
SECARA ELEKTRONIK
Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Mataram Timur
Restianti Ismail Tandi NIM: 132114199 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi kebermanfaatan, persepsi kemudahan, dan persepsi kepuasan Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) dengan penggunaan e-Billing sebagai sarana pembayaran secara elektronik. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Mataram Timur.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
Convenience Sampling. Teknik pengujian instrumen yang dilakukan menggunakan uji validitas, uji reliabilitas dan uji normalitas. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi kebermanfaatan WPOP dengan penggunaan e-Billing sebagai sarana pembayaran pajak termasuk dalam kriteria sangat setuju bahwa e-Billing merupakan sistem yang bermanfaat. Persepsi kemudahan WPOP dengan penggunaan e-Billing sebagai sarana pembayaran pajak termasuk dalam kriteria setuju bahwa e-Billing merupakan sistem yang mudah digunakan. Persepsi kepuasan WPOP dengan penggunaan e-Billing sebagai sarana pembayaran pajak termasuk dalam kriteria setuju bahwa e-Billing memberikan kepuasan bagi penggunanya.
Kata Kunci : Persepsi Kebermanfaatan, Persepsi Kemudahan, dan Persepsi Kepuasaan, e-Billing
(15)
xiv ABSTRACT
ANALYSIS OF PERCEIVED USEFULNESS, PERCEIVED EASE OF USE, PERCEIVED PERSONAL TAXPAYER SATISFACTION WITH USE OF
E-BILLING AS A PAYMENT OF ELECTRONIC TAX PAYMENTS (A Case Study in Mataram Timur Tax Office)
Restianti Ismail Tandi Student Number: 132114199
Sanata Dharma University Yogyakarta
2017
This study aimed to determine the perception of usefulness, ease of use perceptions, and perceptions of satisfaction of Personal Taxpayers with the use of e-Billing as an electronic means of payment. This research was conducted in Tax Office Mataram Timur.
This type of research was a case study. Data collection techniques were using questionnaires. Sampling technique used was Convenience Sampling. The instrument testing technique was performed using validity test, reliability test and normality test. Data analysis technique used was descriptive statistical analysis.
The results of this study indicated that the perception of the use of personal taxpayers with the use of e-Billing as a means of tax payment included in the criteria strongly agree that e-Billing was a useful system. The perception of ease of personal taxpayers with the use of e-Billing as a means of payment of tax included in the criteria agreed that e-Billing was an easy-to-use system. Personal taxpayers satisfaction perceptions with the use of e-Billing as a means of payment of tax included in the criteria agree that e-Billing provide satisfaction for its users.
Keywords: Perceived usefulness, perceived ease of use, perceived satisfacton, e-Billing.
(16)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan dana yang sangat penting bagi negara. Penerimaan pajak yang diterima digunakan untuk melaksanakan pembangunan negara. Rakyat wajib memberikan kontribusinya bagi pembangunan nasional dengan cara membayar pajak yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Selama ini pembayaran atau penyetoran pajak dilakukan secara manual yaitu wajib pajak harus mengisi Surat Setoran Pajak (SSP) dan membayarkannya melalui Kantor Pelayanan Pajak (KPP), teller bank, ataupun melalui kantor pos. Tidak sedikit dari wajib pajak yang mengeluhkan tata cara pembayaran atau penyetoran pajak yang dilakukan secara manual. Wajib pajak sering mengeluhkan tentang proses pembayaran pajak yang membutuhkan waktu yang lama dan rumit, sehingga membuat wajib pajak merasa sedikit terbebani.
Perkembangan teknologi yang ada membuat pekerjaan yang dilakukan menjadi lebih cepat dan mudah. Memanfaatkan kemajuan teknologi, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) memberikan fasilitas pembayaran pajak secara elektronik, atau yang kini dikenal dengan istilah e-Billing untuk menjawab keluhan wajib pajak mengenai pembayaran pajak. Hal ini membuat proses pembayaran pajak menjadi semakin dipermudah.
(17)
E-Billing merupakan metode pembayaran pajak yang dilakukan secara elektronik dengan menggunakan kode billing, sehingga wajib pajak tidak perlu lagi mengisi Surat Setoran Pajak (SSP). Keluhan wajib pajak mengenai proses pembayaran pajak yang membutuhkan waktu yang lama dan terkesan rumit, perlahan bisa diatasi dengan adanya e-Billing. Transaksi pembayaran pajak bisa dilakukan melalui bank, kantor pos, atm, mini atm, internet banking, maupun mobile banking. Pemberlakuan e-Billing dimaksudkan untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya.
Pada bulan Maret 2011 Direktorat Jenderal Pajak menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 60/PMK.05/2011. Peraturan tersebut berisi tentang pelaksanaan uji coba penerapan sistem pembayaran pajak secara elektronik (Biling System) dalam sistem modul penerimaan negara sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 204/PMK.05/2011. Setelah dilakukan uji coba penerapan e-Billing untuk pembayaran pajak, saat ini e-Billing telah ditetapkan sebagai sarana pembayaran pajak secara elektronik.
E-Billing diharapkan bisa menjadi sarana yang lebih bermanfaat dan menguntungkan bagi wajib pajak karena pembayaran pajak menjadi lebih sederhana. Kemudahan dalam penggunaan e-Billing membuat wajib pajak tidak membutuhkan waktu yang lama dipelajari, karena fitur dan menu yang disediakan jelas dan mudah untuk dipahami. Adanya e-Billing diharapkan bisa memberikan kepuasan bagi wajib pajak karena pembayaran dan penyetoran pajak menjadi lebih efektif dan efisien. Pengoperasian e-Billing
(18)
sebagai sarana pembayaran pajak memiliki manfaat yang lebih baik daripada harus mengisi SSP secara manual, selain itu e-Billing memberikan kemudahan bagi wajib pajak, sehingga wajib pajak yang menggunakannya merasa puas dengan e-Billing.
Adanya perubahan dalam pembayaran pajak yang awalnya manual menjadi elektronik memunculkan persepsi dengan penggunaan e-Billing. Ada pihak yang memiliki anggapan sulit dan tidak bermanfaat sehingga pengguna merasa tidak puas. Namun ada juga pihak yang beranggapan mudah dan bermanfaat sehingga pengguna merasa puas.
Penerapan e-Billing sebagai suatu teknologi tidak pernah terlepas dari bagaimana perilaku penggunanya. Keberhasilan dari penerapan suatu sistem informasi tidak hanya ditentukan oleh bagaimana sistem tersebut bisa beroperasi dengan baik, tetapi juga ditentukan oleh tingkat penerimaan individu dalam menerapkan suatu sistem yang baru. Penerimaan suatu teknologi informasi yang baru dapat dihubungkan dengan menggunakan
Technology Accepted Model (TAM). “Technology Acceptance Model (TAM)
merupakan model yang digunakan untuk memprediksi penerimaan individu terhadap teknologi berdasarkan dua variabel, yaitu persepsi kebermanfaatan (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan pengunaan (perceived ease of use)” (Davis, 1989).
Persepsi kebermanfaatan, persepsi kemudahan, dan persepsi kepuasan Wajib Pajak ini dapat dihubungkan dengan model penerimaan teknologi atau
(19)
menjelaskan tentang pengunaan sistem teknologi informasi terhadap individual. TAM dapat membantu pengguna dalam menilai dan memberikan pandangan dengan penerapan e-Billing.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana persepsi kebermanfaatan Wajib Pajak Orang Pribadi dengan penggunaan e-Billing sebagai sarana pembayaran pajak secara elektronik?
2. Bagaimana persepsi kemudahan Wajib Pajak Orang Pribadi dengan penggunaan e-Billing sebagai sarana pembayaran pajak secara elektronik?
3. Bagaimana persepsi kepuasan Wajib Pajak Orang Pribadi dengan penggunaan e-Billing sebagai sarana pembayaran pajak secara elektronik?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Respoden dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang telah menggunakan e-Billing dan terdaftar di KPP Pratama Mataram Timur.
(20)
2. Variabel yang diteliti adalah persepsi kebermanfaatan, persepsi kemudahan dan persepsi kepuasan wajib pajak orang pribadi.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi kebermanfaatan, persepsi kemudahan, dan persepsi kepuasan Wajib Pajak Orang Pribadi dengan penggunaan e-Billing sebagai sarana pembayaran pajak secara elektronik.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak yang membaca maupun pihak yang terlibat didalamnya. Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Kantor Pelayanan Pajak
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran dan gambaran kepada Kantor Pelayanan Pajak untuk mengevaluasi penggunaan e-Billing.
2. Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumber informasi sehingga dapat menambah wawasan rekan-rekan mahasiswa mengenai penggunaan
e-Billing di Indonesia. 3. Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai penggunaan e-Billing bagi penulis.
(21)
F. Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini akan dikelompokkan menjadi enam bab, yaitu pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, gambaran umum obek penelitian, analisis data dan pembahasan, serta penutup.
Bab I : Pendahuluan
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II : Tinjauan Pustaka
Bab ini menjelaskan tentang teori-teori yang mendukung penelitian, penelitian terdahulu dan kerangka berpikir.
Bab III : Metode Penelitian
Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, waktu dan tempa penelitian, subjek dan objek penelitian, data penelitian, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik pengujian instrumen, dan teknik analisis data.
Bab IV : Gambaran Umum Objek Penelitian
Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Mataram Timur
Bab V : Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan tentang deskripsi responden, analisis data, dan pembahasan.
(22)
Bab VI : Penutup
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian dan saran bagi peneliti selanjutnya.
(23)
8 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Persepsi
Walgito (2010:99) menguraikan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Namun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Persepsi menurut Suharnan (2005:23) merupakan suatu proses menginterpretasi atau menafsirkan informasi yang diperoleh melalui sistem alat indera manusia. Persepsi adalah suatu proses penggunaan pengetahuan yang telah dimiliki (yang disimpan didalam ingatan) untuk mendeteksi atau memperoleh dan menginterpretasi stimulus (rangsangan) yang diterima oleh alat indera seperti mata, telinga, dan hidung menurut Matlin (1989) dan Solso (1988) dalam Suharnan.
Persepsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1061) sebagai tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya.
Berdasarkan definisi yang telah dijelaskan, dapat dikatakan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang dalam memberikan penilaian, kesan, dan pendapat terhadap suatu objek berdasarkan informasi yang telah diterima melalui alat indera. Pada penelitian ini persepsi
(24)
yang dmaksudkan adalah suatu proses penelitian Wajib Pajak dalam menggunakan e-Billing.
1. Persepsi Kebermanfaatan
Persepsi kebermanfaatan adalah tingkatan sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaannya (Davis, 1989). Adamson dan Shine (2003) mendefinisikan persepsi kebermanfaatan sebagai konstruk kepercayaan seseorang bahwa penggunaan sebuah teknologi tertentu akan mampu meningkatkan kinerja mereka. Berdasarkan dua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi kebermanfaatan adalah sistem yang sangat berhubungan dengan efisiensi dan efektifitas sistem dari kemanfaatan dalam menjalankan tugas secara menyeluruh untuk meningkatkan kinerja orang yang menggunakan sistem tersebut.
Venkatesh dan Davis (2000: 201) membagi dimensi persepsi kebermanfaatan menjadi sebagai berikut:
a. Penggunaan sistem mampu meningkatkan kinerja individu (improves job performance).
b. Penggunaan sistem mampu menambah tingkat produktifitas individu (increases productivity).
c. Penggunaan sistem mampu meningkatkan efektifitas kinerja individu (increases effectiveness).
d. Penggunaan sistem bermanfaat bagi individu (the system is usefull).
(25)
Pada penelitian ini dapat diartikan bahwa persepsi kebermanfaatan dalam penggunaan e-Billing merupakan pandangan secara subyektif Wajib Pajak mengenai manfaat yang akan diperoleh karena menggunakan e-Billing. Ketika Wajib Pajak menggunakan e-Billing
secara berulang, maka mereka akan merasakan manfaat dari penggunaan
e-Billing. Pada penelitian ini indikator yang digunakan meliputi (1) Meningkatkan kinerja, (2) Menambah produktivitas, (3) Meningkatkan efektifitas, dan (4) Manfaat sistem.
2. Persepsi Kemudahan
Persepsi kemudahan merupakan tingkatan dimana seseorang percaya bahwa teknologi mudah untuk dipahami (Davis, 1989). Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa kemudahan penggunaan mampu menghemat waktu dan tenaga seseorang untuk mempelajari suatu sistem atau teknologi tersebut karena individu tersebut yakin bahwa sistem atau teknologi tersebut mudah untuk dimengerti dan digunakan. Seberapa sering penggunaan dan interaksi antara pengguna dengan sistem dapat menunjukkan kemudahan penggunaan sistem. Sistem atau teknologi yang sering dipakai menunjukkan bahwa sistem atau teknologi tersebut lebih dikenal, lebih mudah untuk dijalankan dan lebih mudah untuk digunakan oleh penggunanya (Goodwin dan Silver dalam Adam et al. 1992 : 229).
Venkatesh dan Davis (2000: 201) membagi dimensi persepsi kemudahan menjadi sebagai berikut:
(26)
a. Interaksi individu dengan sistem jelas dan mudah dimengerti/ dipahami (clear and understandable).
b. Tidak dibutuhkan banyak usaha untuk berinteraksi dengan sistem tersebut (does not require a lot of mental effort).
c. Sistem mudah digunakan (easy to use).
d. Mudah mengoperasikan sistem sesuai dengan apa yang ingin individu kerjakan atau fleksibel (easy to get the system to do what he/she wants to do).
Pada penelitian ini dapat diartikan bahwa persepsi kemudahan e-Billing berarti Wajib Pajak percaya bahwa melakukan transaksi dengan
e-Billing mudah untuk dipahami dan dapat mengurangi usaha baik dari segi waktu dan tenaga Wajib Pajak dalam mempelajari cara untuk bertransaksi menggunakan e-Billing. Pada penelitian ini indikator yang digunakan meliputi (1) Mudah dan jelas dipahami/ dimengerti, (2) Mudah untuk berinteraksi, (3) Mudah digunakan, dan (4) Fleksibilitas. 3. Persepsi Kepuasan
Menurut Seddon dan Kiev (1994), kepuasan pengguna merupakan perasaan bersih dari senang atau tidak senang dalam menerima sistem informasi dari keseluruhan manfaat yang diharapkan seseorang dimana perasaan tersebut dihasilkan dari interaksi dengan sistem informasi. Tiap pengguna mempunyai seperangkat manfaat yang diharapkan atau aspirasi untuk sistem informasi. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan perluasan dimana sistem dapat memenuhi atau gagal memenuhi aspirasi, pengguna
(27)
mungkin lebih atau kurang puas. Dengan demikian kepuasan pengguna dapat didefinisakan sebagai seberapa jauh informasi yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan yang mereka perlukan.
Kepuasan pengguna menggambarkan keselarasan antara harapan seseorang dengan hasil yang diperoleh dari adanya suatu sistem, dimana seseorang tersebut turut berpartisipasi dalam pengembangannya. Ketidakmampuan suatu sistem informasi tersebut dalam memenuhi harapan pengguna dapat menyebabkan kegagalan suatu sistem.
Variabel dalam penelitian ini diukur dengan diukur dengan indikator McGill et al (2003) yang terdiri dari 3 item yaitu efisiensi sistem, keefektifan sistem, dan kepuasan, dan ditambah dengan indikator lain yaitu kebanggaan pengguna saat menggunakan sistem (Gita, 2010). Indikator kebanggaan ditambahkan karena ketika seseorang itu bangga terhadap suatu sistem berarti orang tersebut merasa puas telah menggunakan sistem tersebut. Pada penelitian ini indikator yang digunakan meliputi (1) Efisiensi sistem, (2) Keefektifan sistem, (3) Kepuasan (rasa puas), dan (4) Kebanggaan menggunakan sistem.
B. Pajak
Pasal 1 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, menguraikan bahwa pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi
(28)
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Definisi atau pengertian pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H dalam Mardiasmo (2011:1) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Fungsi pajak menurut Mardiasmo (2011:1) terdiri dari dua yaitu, fungsi
budgetair dan fungsi mengatur (regulerend). Fungsi budgetair berarti pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya. Sedangkan menurut fungsi mengatur (regulerend) berarti pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. Selain dua fungsi pajak diatas, menurut Sari (2013:40) pajak juga memiliki tiga fungsi lain. Pertama, fungsi stabilitas, dengan adanya pajak pemerintah memiliki dana untuk menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat dikendalikan. Kedua, fungsi redistribusi pendapatan, pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum, termasuk juga untuk membiayai pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Ketiga, fungsi demokrasi, pajak yang sudah dipungut oleh negara merupakan wujud gotong royong. Fungsi ini dikaitkan dengan tingkat pelayanan pemerintah kepada masyarakat pembayar pajak.
(29)
Sistem pemungutan pajak di Indonesia dapat dibedakan menjadi tiga menurut Mardiasmo (2011:7). Pertama, official assessment system, adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Ciri-cirinya antara lain wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus, wajib pajak bersifat pasif. Kedua, self assessment system, adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Ciri-cirinya dari sistem ini antara lain wewenang untuk besarnya pajak terutang ada pada wajib pajak sendiri, wajib pajak aktif, dan fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi. Ketiga, with holding system, adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Ciri-cirinya adalah wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan wajib pajak.
C. Wajib Pajak
Pasal 1 angka 2, Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menguraikan bahwa Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, yang meliputi pembayaran pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
(30)
Pandiangan (2014:20) menguraikan bahwa wajib pajak dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu Wajib Pajak Orang Pribadi, Wajib Pajak Badan, dan Bendahara. Wajib Pajak Orang Pribadi adalah semua orang yang telah memperoleh penghasilan, yaitu penghasilan yang merupakan objek pajak dan dikenakan tarif umum yang jumlahnya diatas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Penghasilan tersebut dapat bersumber dari hasil sebagai pekerja (pegawai atau karyawan), profesi ataupun melakukan kegiatan usaha. Wajib Pajak Badan adalah sekumpulan orang dan/ atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha, maupun yang tidak melakukan usaha, yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah, dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga, dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif serta badan usaha tetap. Bendahara adalah pejabat yang ada dalam satuan kerja di instansi pemerintah atau lembaga negara yang ditunjuk pimpinannya dengan Surat Keputusan untuk melaksanakan tugas kebendaharaan. Tugasnya antara lain menghitung pajak, memotong dan memungut pajak, serta menyetornya ke kas negara atau sebagian melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) bagi instansi pemerintah pusat atau lembaga negara, kemudian melaporkan pajak tersebut.
(31)
D. Surat Setoran Pajak (SSP)
Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menguraikan bahwa Surat Setoran Pajak adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas negara melalui Kantor Pos dan Bank Persepsi. Mardiasmo (2011:37) menguraikan bahwa Surat Setoran Pajak adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas negara melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.
Surat Setoran Pajak berfungsi sebagai bukti pembayaran pajak apabila telah disahkan oleh pejabat Kantor penerima pembayaran yang berwenang atau apabila telah mendapatkan validasi (Mardiasmo, 2011:37).
Sanksi atas keterlambaan pembayaran pajak, dikenai sanksi administrasi bunga 2% (dua persen) sebulan dihitung dari tanggal jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan (Sumarsan, 2015:53).
E. E-Billing
Menurut Direktorat Jenderal Pajak e-Billing adalah serangkaian proses yang meliputi kegiatan pendaftaran peserta billing, pembuatan kode billing, pembayaran berdasarkan kode billing, dan rekonsiliasi billing dalam sistem modul penerimaan negara. E-billing merupakan cara pembayaran pajak
(32)
secara elektronik dengan mengunakan kode billing sehingga tidak perlu lagi mengisi Surat Setoran Pajak (SSP) secara manual. Kode billing adalah kode identifikasi yang diterbitkan melalui sistem Billing atas suatu jenis pembayaran atau setoran pajak yang akan dilakukan oleh wajib pajak. Berdasarkan Surat Edaran Nomor SE-11/PJ/2016 tentang panduan teknis penerapan sistem pembayaran pajak secara elektronik, maka e-Billing terdiri dari tiga tahapan, yaitu proses pendaftaran, proses pembuatan kode billing
dan proses pembayaran.
Pertama, pada proses pendaftaran pengguna wajib mendaftar kepesertaan melalui aplikasi billing DJP untuk mendapatkan identitas pengguna (user id) dan Personal Identification Number (PIN). Proses yang kedua yaitu proses pembuatan kode billing dilakukan dengan menginput setoran pajak pada aplikasi billing DJP menggunakan identitas pengguna (user id) dan Personal Identification Number (PIN). Selain itu pembuatan kode billing juga bisa dilakukan melalui teller bank, krink pajak, sms id billing, layanan billing di KPP, internet banking, dan juga melalui penyedia jasa aplikasi. Ketentuan yang berlaku untuk kode billing, yaitu pertama, kode billing berlaku dalam waktu 48 (empat puluh delapan) jam sejak diterbitkan dan setelah itu secara otomatis terhapus dari sistem dan tidak dapat dipergunakan lagi. Wajib pajak dapat membuat kembali kode billing (yang baru). Kedua, apabila terdapat perbedaan data antara data elektronik dengan hasil cetakan, maka yang dijadikan pedoman adalah data yang terdapat pada data elektronik yang berada di Kementrian Keuangan. Proses yang ketiga adalah proses
(33)
pembayaran dengan kode billing dapat dilakukan melalui loket Bank atau Kantor Pos, melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM), dan melalui Internet Banking.
Dengan diberlakukannya e-Billing, maka wajib pajak akan mendapatkan keuntungan diantaranya, pertama pembayaran pajak menjadi lebih mudah dilakukan, karena pembayaran pajak bisa dilakukan melalui internet banking. Selain itu wajib pajak juga tidak perlu lagi membawa SSP ke bank atau kantor pos. Kedua, pembayaran pajak menjadi lebih cepat karena wajib pajak tidak perlu lagi mengantri di bank atau kantor pos. Ketiga, pembayaran pajak menjadi lebih akurat karena sistem akan membimbing wajib pajak dalam mengisi SSP elektronik dengan tepat dan benar.
F. Model Penerimaan Teknologi
1. Konsep Model Penerimaan Teknologi
Model Penerimaan Teknologi atau biasa juga disebut dengan
Techonolgy Acceptance Model (TAM) digunakan untuk memprediksi penerimaan pengguna terhadap penggunaan teknologi baru. Model yang diperkenalkan oleh Davis (1989) ini merupakan adaptasi dari teori yang dikembangkan oleh Fishbein yaitu Theory of Reasoned Action (TRA).
Theory of Reasoned Action merupakan teori tindakan yang berlandaskan dengan satu asumsi bahwa reaksi dan persepsi seseorang terhadap sesuatu hal akan menentukan sikap dan perilaku orang tersebut.
(34)
TAM memiliki dua konstruk utama yaitu kegunaan persepsian (perceived usefulness) dan kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use). TAM menjelaskan penerimaan sistem teknologi oleh pemakai berdasarkan dua konstruk utama tersebut.
Kegunaan persepsian (perceived usefulness) dan kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use) keduanya memiliki pengaruh ke minat perilaku (behavioral intention). Pemakai teknologi akan mempunyai minat menggunakan teknologi (minat perilaku) jika merasa sistem teknologi bermanfaat dan mudah digunakan. Dengan faktor kemanfaatan (usefulness) dan kemudahan penggunaan (ease of use) maka diperoleh kepuasan oleh pengguna dalam menggunakan suatu sistem informasi.
Kegunaan persepsian (perceived usefulness) juga mempengaruhi kemudahan persepsian (perceived ease of use) tetapi tidak sebaliknya. Pemakai sistem akan menggunakan sistem ini jika sistem bermanfaat baik sistem itu mudah digunakan atau tidak mudah digunakan. Sistem yang sulit digunakan akan tetap digunakan jika pemakai merasa bahwa sistem masih berguna. Model dari TAM dapat dilihat di gambar berikut ini (gambar 2.1).
(35)
Gambar 2.1 : Technology Acceptance Model (TAM) Sumber : Jogiyanto (2007 :112)
2. Konstruk Model TAM
a. Perceived Usefulnes (Kegunaan Persepsian)
Kegunaan persepsian (perceived usefulness) didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan kinerja pekerjaan. Dari definisi kegunaan persepsian, dapat diketahui bahwa kegunaan persepsian (perceived usefulness) merupakan suatu kepercayaan (belief) tentang proses pengambilan keputusan. Jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi berguna maka dia akan menggunakannya, dan jika merasa percaya sistem informasi kurang berguna maka dia tidak akan menggunakannya.
Kegunaan Persepsian (Perceived Usefulness)
Kemudahan Penggunaan Persepsian (Perceived Ease of Use)
Sikap terhadap Perilaku (Attitude towards Behavior)
Minat Perilaku (Behavioral
Intention)
Perilaku (Behavior)
(36)
b. Perceived Ease of Use (Kemudahan Penggunaan Persepsian)
Kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use) didefinisikan sebagai sejauh mana seorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha. Dari definisi kemudahan penggunaan persepsian, diketahui bahwa konstruk kemudahan penggunaan persepsian (perceived ease of use) juga merupakan suatu kepercayaan (belief) tentang proses pengambilan keputusan. Jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi mudah digunakan maka dia akan menggunakannya, dan jika dia merasa percaya bahwa sistem informasi tidak mudah digunakan maka dia tidak akan menggunakannya.
c. Attitude towards Behavior (Sikap Terhadap Perilaku)
Davis et al. (1989) mendefinisikan sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior) sebagai perasaan positif atau negatif dari seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan. Mathieson (1991) mendefinisikan sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior) sebagai evaluasi pemakai tentang ketertarikannya menggunakan sistem.
d. Behavioral Intention (Minat Perilaku)
Minat perilaku (behavioral intention) adalah suatu keinginan (minat) yang dimiliki seseorang untuk melakukan suatu perilaku tertentu. Seseorang akan melakukan suatu perilaku jika mempunyai minat (behavioral intention) untuk melakukannya.
(37)
e. Behavior (Perilaku)
Perilaku (behavior) adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang. Dalam konteks penggunaan sistem teknologi informasi, perilaku (behavior) adalah penggunaan sesungguhnya (actual use) dari teknologi.
G. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Estry (2013) dengan judul “Persepsi Wajib Pajak terhadap Penerapan Billing System” (Studi Kasus pada PT Metalindo
Guna Teknik Industri), menyimpulkan bahwa terdapat persepsi yang positif dari karyawan-karyawan PT Metalindo Guna Teknik Industri reformasi yang digulirkan oleh Direktorat Jenderal Pajak melalui penerapan billing system. Dari data kuesioner dapat dilihat terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian persepsi respoden terhadap penerapan billing system, dengan adanya persepsi positif yang dihasilkan, ada keinginan responden untuk mempelajari dan berencana menggunakan billing system dalam proses pembayaran pajak terhutangnya.
Andrian, Kertahadi, dan Susilo (2013) dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Persepsi Kegunaan, Persepsi Kemudahan, dan Sikap Penggunaan terhadap Minat Perilaku Penggunaan Billing System” (Studi Kasus pada Wajib Pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara), menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara persepsi kemudahan terhadap persepsi kegunaan, hal ini berarti persepsi kemudahan mempengaruhi tingkat
(38)
persepsi kegunaan. Terdapat pengaruh signifikan antara persepsi kegunaan terhadap sikap kegunaan, hal ini berarti persepsi kegunaan mempengaruhi tingkat sikap penggunaan. Terdapat pengaruh signifikan antara persepsi kemudahan terhadap sikap penggunaan, hal ini berarti persepsi kemudahan mempengaruhi tingkat sikap penggunaan. Terdapat pengaruh signifikan antara sikap penggunaan terhadap minat perilaku, hal ini berarti sikap penggunaan mempengaruhi tingkat minat wajib pajak menggunakan billing system. Dan terdapat pengaruh signifikan antara persepsi kegunaan terhadap minat perilaku, hal ini berarti persepsi kegunaan mempengaruhi tingkat minat wajib pajak untuk menggunakan billing system.
Penelitian yang dilakukan oleh Mentari (2016) dengan judul penelitian ”Analisis Pengaruh Penerapan Metode e-Billing dan Manual Wajib Pajak Badan terhadap Penerapan Pajak” (Studi Kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Enam, Jakarta) memiliki kesimpulan antara lain, pertama, penerapan metode pembayaran manual berpengaruh positif terhadap penerimaan pajak. Kedua, penerapan metode pembayaran e-Billing
berpengaruh positif terhadap penerimaan pajak dan pembayaran manual juga berpengaruh positif terhadap penerimaan pajak. Ketiga, pada uji beda terdapat peningkatan nominal rata-rata penerimaan pajak setelah penerapan e-Billing
namun berdasarkan tabel tidak bersifat signifikan. Sebaliknya, terdapat penurunan transaksi rata-rata penerimaan pajak setelah penerapan e-Billing
namun berdasarkan tabel bersifat sigifikan. Hal ini dapat terjadi dikarenakan terjadi penurunan jumlah transaksi per jenis pajak, namun pada jenis pajak
(39)
yang lainnya terdapat peningkatan nominal sehingga penerimaan pajak secara keseluruhan meningkat. Keempat, penerapan metode pembayaran e-Billing
dan manual memberikan pengaruh yang lebih signifikan terhadap data transaksi dibandingkan dengan data nominal.
Penelitian yang dilakukan oleh Ni Putu Arisna Dewi (2016) dengan judul penelitian “Hubungan Persepsi Kualitas Pelayanan Apikasi Pajak Online dengan Persepsi Kepuasan Wajib Pajak Orang Pribadi” (Studi Kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Utara” menyimpulkan bahwa persepsi kualitas pelayanan aplikasi pajak online dengan persepsi kepuasan Wajib Pajak Orang Pribadi memiliki hubungan positif dan termasuk dalam kategori cukup kuat.
Eni Nur Lestarininsih (2016) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Persepsi Pengusaha Kena Pajak terhadap Penggunaan E-Faktur sebagai Sarana Pelaporan Faktur Pajak” menyimpulkan bahwa persepsi Pengusaha Kena Pajak terhadap penggunaan e-Faktur sebagai sarana pelaporan Faktur Pajak yang terdiri dari persepsi kebermanfaatan dan persepsi kemudahan penggunaan termasuk dalam kriteria bermanfaat dan mudah.
H. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan alur berpikir dalam sebuah penelitian yang digambarkan secara keseluruhan dan sistematis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi kebermanfaatan, persepsi kemudahan, dan persepsi kepuasan Wajib Pajak Orang Pribadi dengan menggunakan e-Billing
(40)
Persepsi kebermanfaatan yang dimaksudkan adalah mengenai dampak atau hasil yang dianggap menguntungkan menurut pengguna e-Billing. Manfaat e-Billing seperti bekerja lebih cepat, membuat pekerjaan menjadi lebih mudah, dan pembayaran pajak yang dilakukan menjadi lebih sederhana akan dirasakan oleh pengguna ketika menggunakan e-Billing. Persepsi kemudahan yang dimaksudkan ketika suatu sistem dapat dengan mudah dipelajari dan dipahami oleh penggunanya dalam waktu yang relatif singkat.
E-Billing memberikan fitur/ menu yang jelas dan mudah dipahami, sehingga pengguna menjadi lebih mudah dalam menggunakan e-Billing. Persepsi kepuasan mengungkapkan adanya kesesuaian antara harapan seseorang dengan hasil yang diperoleh. Pengguna merasa puas dengan e-Billing karena memberikan manfaat yang lebih dan memberikan kemudahan dalam menggunakan e-Billing.
Gambar 2.2: Kerangka Berpikir
Persepsi kebermanfaatan
Persepsi kemudahan
Persepsi kepuasan Penggunaan
(41)
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Mataram Timur.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian dilakukan selama 2 (dua) bulan, yaitu dari bulan April sampai dengan Mei 2017. Tempat dilakukannya penelitian adalah di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Mataram Timur.
C. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Mataram Timur dan telah menggunakan e-Billing. Objek penelitian ini adalah persepsi kebermanfaatan, persepsi kemudahan penggunaan, dan persepsi kepuasan Wajib Pajak Orang Pribadi dengan penggunaan e-Billing.
D. Data Penelitian 1. Data Primer
Data primer adalah data yang didapat dari hasil menyebar kuesioner kepada responden pengguna e-Billing. Kuesioner yang ditujukan berisi
(42)
pernyataan-pernyataan mengenai persepsi kebermanfaatan, persepsi kemudahan, dan persepsi kepuasan Wajib Pajak Orang Pribadi dengan penggunaan e-Billing. Skala pengukuran yang digunakan untuk mengukur distribusi kuesioner adalah dengan menggunakan skala likert, dimana setiap pernyataan positif akan diberi nilai kuantitatif 5, 4, 3, 2, 1.
2. Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: a. Sejarah KPP Pratama Mataram Timur
b. Struktur Organisasi KPP Pratama Mataram Timur
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu:
1. Bagian pertama berisi tentang pertanyaan mengenai identitas responden yang mengisi kuesioner.
2. Bagian kedua berisi tentang pernyataan yang berhubungan dengan persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi dengan kemudahan penggunaan e-Billing
sebagai sarana pembayaran pajak secara elektronik. Persepsi tersebut terdiri dari :
a. Persepsi kebermanfaatan b. Persepsi kemudahan c. Persepsi kepuasan
(43)
F. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Mataram Timur yang telah menggunakan e-Billing.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang berada dilingkungan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Mataram Timur dan telah menggunakan e-Billing. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode convenience sampling.
Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin dengan jumlah populasi sebanyak 39. 591 sebagai berikut :
Keterangan :
N = ukuran populasi n = ukuran sampel
(44)
G. Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu persepsi kebermanfaatan, persepsi kemudahan, dan persepsi kepuasan.
1. Persepsi Kebermanfaatan
Persepsi kebermanfaatan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah mengenai dampak atau hasil yang dianggap menguntungkan menurut pengguna e-Billing. Persepsi kebermanfaatan akan diukur dengan 4 indikator dari Venkatesh dan Davis (2000: 201) yang meliputi meningkatkan kinerja, menambah produktivitas, meningkatkan efektivitas, dan manfaat sistem. Keempat indikator tersebut terkandung dalam instrumen pernyataan yang diadopsi dari kuesioner utama oleh Citra Dwi Estry (2013) dengan jumlah 8 item pernyataan. Item pernyataan dalam kuesioner persepsi kebermanfaatan kemudian ditambahkan 3 item pernyataan dari kuesioner Eni Nur Lestariningsih (2016) untuk melengkapi pernyataan kuesioner yang berkaitan dengan persepsi kebermanfaatan. Item pernyataan dalam variabel ini adalah:
a. Fitur dan menu e-Billing sangat membantu dalam pembayaran pajak Fitur dan menu dalam e-Billing sangat membantu WP dalam membayar pajak, karena pembayaran pajak menjadi lebih sederhana. b. Pembayaran pajak menjadi lebih jelas dan terperinci
Pembayaran pajak akan menjadi lebih jelas dan terperinci karena fitur dan menu dalam e-Billing lebih jelas, sehingga mudah dipahami oleh penggunanya.
(45)
c. Pembayaran pajak dapat dilakukan dimana dan kapan saja
Penggunaan e-Billing membuat penggunanya bisa melakukan pembayaran pajak dimana dan kapan saja, karena pembayaran pajak bisa dilakukan melali ATM atau melalui internet banking.
d. Bermanfaat dalam menghemat waktu
Penggunaan e-Billing bermanfaat dalam menghemat waktu bagi penggunanya karena dengan e-Billing, wajib pajak tidak perlu lagi datang ke kantor pos atau bank untuk melakukan pembayaran pajak. e. Pembayaran pajak dapat dilakukan dengan cepat
Pembayaran pajak dapat lebih cepat dilakukan dengan e-Billing. Wajib Pajak Orang Pribadi tidak perlu lagi mengisikan Surat Setoran Pajak sehingga tidak membuang-buang waktu. Pembayaran pajak dapat lebih cepat dilakukan dengan e-Billing.
f. Bukti pembayaran menjadi lebih mudah diperoleh
Pembayaran pajak bisa dilakukan melalui ATM dan internet banking, sehingga membuat bukti pembayaran pajak lebih mudah untuk diperoleh.
g. Meningkatkan keamanan pembayaran pajak
Pembayaran pajak dengan menggunakan e-Billing hanya perlu dilakukan dengan menginputkan kode billing, hal itu membuat data WP menjadi lebih terjaga kerahasiaannya.
(46)
h. Bermanfaat dalam menghemat biaya
Penggunaan e-Billing bermanfaat dalam menghemat biaya bagi penggunanya karena dengan e-Billing, wajib pajak tidak perlu lagi mencetak SSP.
i. Membuat pekerjaan menjadi lebih mudah
Penggunaan e-Billing membuat pekerjaan menjadi lebih mudah. Kemudahan pekerjaan berkaitan dengan fitur-fitur yang tersedia dalam
e-Billing dapat membantu dalam pembayaran pajak menjadi mudah. j. Meningkatkan kinerja
Penggunaan e-Billing membuat pembayaran pajak menjadi lebih sederhana namun tetap sesuai dengan standar pembayaran pajak. k. Meningkatkan produktivitas
Penggunaan e-Billing dapat meningkatkan produktivitas kerja dilihat dari pembayaran pajak yang bisa dilakukan dengan cepat.
2. Persepsi Kemudahan
E-Billing dapat dikatakan sistem yang mudah apabila dapat dipelajari dan dipahami oleh pengguna dengan waktu yang relatif singkat. Persepsi kemudahan akan diukur dengan 4 indikator dari Venkatesh dan Davis (2000: 201) yang meliputi mudah dan jelas dipahami/ dimengerti, mudah untuk berinteraksi, mudah digunakan, dan fleksibilitas. Keempat indikator tersebut terkandung dalam instrumen pernyataan yang diadopsi dari kuesioner utama oleh Citra Dwi Estry (2013) dengan jumlah 7 item pernyataan. Item pernyataan dalam kuesioner persepsi kemudahan
(47)
kemudian ditambahkan 1 item pernyataan dari kuesioner Eni Nur Lestariningsih (2016) untuk melengkapi pernyataan kuesioner yang berkaitan dengan persepsi kemudahan. Item pernyataan dalam variabel ini adalah:
a. Mudah dioperasikan
E-Billing merupakan aplikasi yang mudah dipelajari dan tidak membutuhkan usaha yang lebih untuk mempelajari cara menggunakannya, sehingga e-Billing menjadi lebih mudah untuk dioperasikan.
b. Tidak perlu berkonsultasi terus-menerus
E-Billing adalah aplikasi pembayaran pajak secara elektronik. Pembayaran pajak menggunakan e-Billing membuat pengguna tidak perlu melakukan konsultasi secara terus-menerus, karena e-Billing
memberikan fitur dan menu yang mudah dipahami oleh penggunanya. c. Tidak bingung menggunakan e-Billing
Penggunaan e-Billing untuk pembayaran pajak tidak akan membuat penggunanya menjadi bingung. Hal ini dikarenakan e-Billing adalah sistem pembayaran pajak yang dibuat menjadi lebih sederhana.
d. Tidak rumit menggunakan e-Billing
Penggunaan e-Billing tidak akan membuat penggunanya merasa rumit. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan e-Billing membuat penggunanya tidak perlu lagi mengisikan SSP saat akan membayar
(48)
pajak dan fitur e-Billing yang sederhana sehingga tidak akan membuat penggunanya merasa rumit dalam menggunakan e-Billing.
e. Mudah mengingat transaksi menggunakan e-Billing
Fitur dan menu yang tersedia dalam e-Billing akan membuat penggunanya akan lebih mudah mengingat bagaimana cara melakukan transaksi menggunakan e-Billing.
f. Mudah beradaptasi
Penggunaan e-Billing untuk pembayaran pajak membuat penggunanya tidak memerlukan waktu yang lama untuk bisa beradaptasi dalam mengoperasikan e-Billing karena fitur dan menu yang tersedia untuk pembayaran pajak menjadi lebih sederhana.
g. Jelas dan dapat dipahami
E-Billing menyediakan fitur dan menu yang berkaitan dengan pembayaran dan penyetoran pajak. Fitur dan menu yang disediakan haruslah jelas dan bisa dipahami oleh penggunanya sehingga membuat pembayaran pajak menjadi lebih mudah.
h. Mudah digunakan
E-Billing merupakan sistem yang mudah untuk digunakan oleh pengunanya. Pengguna dapat menggunakan e-Billing dengan mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama karena sistem yang digunakan tidak rumit.
(49)
3. Persepsi Kepuasan
Persepsi kepuasan pengguna adalah keseluruhan evaluasi dari pengalaman pengguna dalam menggunakan e-Billing dan memiliki dampak potensial dari penggunaan e-Billing. Kepuasan penggunaan mengungkapkan adanya kesesuaian antara harapan seseorang dengan hasil yang diperoleh. Melalui persepsi kepuasan dapat dilihat pengalaman pengguna dalam menggunakan e-Billing. Persepsi kepuasan akan diukur dengan 3 indikator dari McGill et al (2003) dan ditambahkan 1 indikator dari Gita (2010) yang meliputi efisiensi sistem, keefektifan sistem, kepuasan (rasa puas), dan kebanggaan menggunakan sistem. Keempat indikator tersebut terkandung dalam instrumen pernyataan yang diadopsi dari kuesioner Ni Putu Arisna Dewi (2016) dengan jumlah 4 item pernyataan. Item pernyataan dalam kuesioner persepsi kepuasan kemudian ditambahkan 3 item pernyataan dari kuesioner Romartha Situmorang (2016). Item pernyataan dalam variabel ini adalah:
a. E-Billing dapat memuaskan penggunanya
Kepuasan pengguna dapat diukur melalui rasa puas yang dirasakan oleh pengguna dalam menggunakan e-Billing, karena e-Billing bisa menjawab keluhan dalam pembayaran pajak yang dilakukan secara manual.
b. Pengguna memiliki pengalaman yang menyenangkan
Pembayaran dan penyetoran pajak yang kini dilakukan dengan e-Billing memberikan pengalaman yang baru bagi penggunanya, karena
(50)
selama ini pembayaran dan penyetoran pajak masih dilakukan secara manual.
c. Merekomendasikan orang lain untuk menggunakan e-Billing
Pengguna yang sudah melakukan pembayaran dan penyetoran pajak melalui e-Billing akan merekomendasikan orang lain untuk menggunakan e-Billing.
d. Merasa bangga bisa menggunakan e-Billing
Kepuasan pengguna dalam sistem informasi dapat ditunjukkan dengan perilaku pengguna yang merasa bangga menggunakan suatu sistem informasi.
e. Tingkat efisiensi waktu yang tinggi
Penggunaan e-Billing memiliki tingkat efisiensi waktu yang tinggi karena pengguna bisa melakukan pembayaran pajak dimana dan kapan saja tanpa perlu mendatangi kantor pos atau bank.
f. Tingkat efisiensi biaya yang tinggi
Penggunaan e-Billing memiliki tingkat efisiensi biaya yang tinggi karena pengguna tidak perlu mencetak SSP.
g. Tingkat efektivitas yang tinggi
Keefektivan e-Billing dalam memenuhi kebutuhan pengguna dapat meningkatkan kepuasan pengguna.
(51)
H.Teknik Pengujian Instrumen 1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui ketepatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas instrumen ditentukan dengan mengorelasikan antara skor yang diperoleh setiap item pertanyaan atau pernyataan dengan skor total. Korelasi setiap item pertanyaan atau pernyataan dengan nilai total setiap variabel dilakukan dengan < r tabel, maka instrumen dinyatakan tidak valid. Rumus korelasi Pearson Product moment yang digunakan adalah :
√
Keterangan :
r = koefisien korelasi X = skor butir
Y = skor total butir
N = jumlah sampel (responden)
2. Uji Reliabilitas
Menurut Prasetyo dan Lina (2010;104) suatu kuesioner dikatakan reliabel atau andal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu. Uji reliabilitas pada penelitian ini akan menggunakan Cronbach’s Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. Batasan Cronbach’s Alpha sebagai berikut :
(52)
Tabel 3.1: Batasan Skor Reliabiltas Cronbach’s Alpha Skor Reliabilitas
<0,50 Rendah 0,60-0,70 Cukup 0,70-0,80 Tinggi Sumber: Jogiyanto(2008)
3. Uji Normalitas
Menurut Siregar (2013:153) tujan dilakukannya uji normalitas terhadap serangkaian data untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov.
I. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif karena peneliti ingin mengetahui gambaran tentang persepsi pengguna e-Billing. Langkah-langkah yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah diatas dengan analisis statistik deskriptif antara lain:
1. Penentuan Rentang Skala
Penentuan rentang skala persepsi kebermanfaatan, persepsi kemudahan, dan persepsi kepuasan Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) dengan penggunaan e-Billing sebagai sarana pembayaran pajak secara elektronik menggunakan Skala Likert. Sugiyono (2004:86) menguraikan bahwa Skala
Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Analisis ini terbatas pada penilaian apakah variabel persepsi kebermanfaatan, persepsi kemudahan,
(53)
dan persepsi kepuasan masuk dalam kategori sangat setuju, setuju, netral tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Penentuan rentang skala yang dapat ditetapkan hal-hal sebagai berikut (Sugiyono, 2002) :
a. Rentang jawaban menggunakan Skala Likert 1 sampai 5.
b. Jumlah skor tertinggi (positif) adalah jumlah pernyataan dikali skala tertinggi.
c. Jumlah skor terendah (negatif) adalah jumlah pernyataan dikali skala terendah.
d. Rumus rentang skala adalah: CI =
Keterangan:
CI = Interval Kelas
Range = Selisih antara data terbesar dan terkecil C = Jumlah alternatif jawaban setiap item
Range dalam kategori tingkat persepsi kebermanfaatan didapat dari selisih skor terbesar dan skor terkecil dengan hasil sebesar 44. Jumlah alternatif jawaban setiap item adalah sebanyak 5 kelas. Lalu selanjutnya adalah menentukan interval kelas. Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus maka diperoleh rentang kelas sebesar 8,8 setiap kelasnya, ini didapat dari range dibagi jumlah alternatif jawaban setiap item (44/5=8,8). Hasil klasifikasi dapat dilihat pada tabel 3.2 dibawah ini.
(54)
Tabel 3.2: Kategori Tingkat Persepsi Kebermanfaatan Kelas Kualifikasi
46,2-55,0 Sangat Setuju 37,4-46,1 Setuju
28,6-37,3 Netral 19,8-28,5 Tidak Setuju
11-19,7 Sangat Tidak Setuju Sumber: data diolah
Range dalam kategori tingkat persepsi kemudahan didapat dari selisih skor terbesar dan skor terkecil dengan hasil sebesar 32. Jumlah alternatif jawaban setiap item adalah sebanyak 5 kelas. Lalu selanjutnya adalah menentukan interval kelas. Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus maka diperoleh rentang kelas sebesar 6,4 setiap kelasnya, ini didapat dari range dibagi jumlah alternatif jawaban setiap item (32/5=6,4). Hasil klasifikasi dapat dilihat pada tabel 3.3 dibawah ini.
Tabel 3.3: Kategori Tingkat Persepsi Kemudahan Kelas Kualifikasi 33,6-40,0 Sangat Setuju 27,2-33,5 Setuju
20,8-27,1 Netral 14,4-20,7 Tidak Setuju
8-14,3 Sangat Tidak Setuju Sumber: data diolah
Range dalam kategori tingkat persepsi kepuasan didapat dari selisih skor terbesar dan skor terkecil dengan hasil sebesar 28. Jumlah alternatif jawaban setiap item adalah sebanyak 5 kelas. Lalu selanjutnya adalah menentukan interval kelas. Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus maka diperoleh rentang kelas sebesar 5,6 setiap kelasnya, ini didapat dari
(55)
range dibagi jumlah alternatif jawaban setiap item (28/5=5,6). Hasil klasifikasi dapat dilihat pada tabel 3.4 dibawah ini.
Tabel 3.4: Kategori Tingkat Persepsi Kepuasan Kelas Kualifikasi 29,4-35,0 Sangat Setuju 23,8-29,3 Setuju
18,2-23,7 Netral 12,6-18,1 Tidak Setuju
7-12,5 Sangat Tidak Setuju Sumber: data diolah
2. Menghitung Rata-Rata
Rata-rata hitung adalah nilai yang menunjukkan pusat diantara nilai-nilai yang ada dalam pengamatan. Rata-rata hitung digunakan untuk mengetahui skor dari setiap komponen variabel berdasarkan persepsi responden. Perhitungan rata-rata menggunakan rumus sebagai berikut.
̅= Keterangan:
̅ = rata-rata hitung
= jumlah semua nilai kuesioner = jumlah responden
3. Penarikan Kesimpulan
Berdasarkan kategori tingkat persepsi kebermanfaatan, persepsi kemudahan, dan persepsi kepuasan maka dapat ditarik kesimpulan tentang persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) dengan penggunaan e-Billing sebagai sarana pembayaran pajak secara elektronik. Apabila rata-rata dari variabel persepsi kebermanfaatan berada pada rentang kelas 46,2-55,0 menunjukkan bahwa persepsi
(56)
WPOP sangat setuju jika e-Billing merupakan sistem yang bermanfaat. Apabila berada pada rentang kelas 37,4-46,1 menunjukkan bahwa persepsi WPOP setuju jika e-Billing merupakan sistem yang bermanfaat. Apabila berada pada rentang kelas 28,6-37,3 menunjukkan bahwa persepsi WPOP netral jika e-Billing merupakan sistem yang bermanfaat. Apabila berada pada rentang kelas 19,8-28,5 menunjukkan bahwa persepsi WPOP tidak setuju jika e-Billing merupakan sistem yang bermanfaat. Apabila berada pada rentang kelas 11-19,7 menunjukkan bahwa persepsi WPOP sangat tidak setuju jika e-Billing
merupakan sistem yang bermanfaat.
Apabila rata-rata dari variabel persepsi kemudahan berada pada rentang kelas 33,6-40,0 menunjukkan bahwa persepsi WPOP sangat setuju jika e-Billing merupakan sistem yang mudah digunakan. Apabila berada pada rentang kelas 27,2-33,5 menunjukkan bahwa persepsi WPOP setuju jika e-Billing merupakan sistem yang mudah digunakan. Apabila berada pada rentang kelas 20,8-27,1 menunjukkan bahwa persepsi WPOP netral jika e-Billing merupakan sistem yang mudah digunakan. Apabila berada pada rentang kelas 14,4-20,7 menunjukkan bahwa persepsi WPOP tidak setuju jika e-Billing merupakan sistem yang mudah digunakan. Apabila berada pada rentang kelas 8-14,3 menunjukkan bahwa persepsi WPOP sangat tidak setuju jika e-Billing
(57)
Apabila rata-rata dari variabel persepsi kepuasan menunjukkan berada pada rentang kelas 29,4-35,0 bahwa persepsi WPOP sangat setuju jika e-Billing merupakan sistem yang memberikan kepuasan bagi penggunanya. Apabila berada pada rentang kelas 23,8-29,3 menunjukkan bahwa persepsi WPOP setuju jika e-Billing merupakan sistem yang memberikan kepuasan bagi penggunanya. Apabila berada pada rentang kelas 18,2-23,7 menunjukkan bahwa persepsi WPOP netral jika e-Billing merupakan sistem yang memberikan kepuasan bagi penggunanya. Apabila berada pada rentang kelas 12,6-18,1 menunjukkan bahwa persepsi WPOP tidak setuju jika e-Billing
merupakan sistem yang memberikan kepuasan bagi penggunanya. Apabila berada pada rentang kelas 7-12,5 menunjukkan bahwa persepsi WPOP sangat tidak setuju jika e-Billing merupakan sistem yang memberikan kepuasan bagi penggunanya.
(58)
43 BAB IV
GAMBARAN UMUM
KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MATARAM TIMUR
A. Sejarah KPP Pratama Mataram Timur
Pada tahun 1963, bangunan KPP Mataram Timur saat ini merupakan kantor IPEDA (Iuran Pembangunan Daerah). Kemudian tanggal 27 Desember 1985 saat Undang-undang RI No. 12 tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan berlaku, Kantor IPEDA berubah nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Mataram (KP-PBB) dan KP-PBB Mataram diresmikan pembangunannya pada tanggal 13 Juli 2000 oleh Bapak Gubernur KDH Tk I NTB.
Saat terjadinya modernisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-195/PJ./2008 tanggal 27 November 2008 tentang Penerapan Organisasi Tata Kerja serta Saat Mulai Beroperasinya Kantor Wilayah DJP Nusa Tenggara serta Kantor Pelayanan Pajak Pratama dan Kantor Pelayanan, Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan di lingkungan Kantor Wilayah DJP Nusa Tenggara, Bangunan KP-PBB Mataram dialihfungsikan menjadi KPP Pratama Mataram Timur dan secara resmi beroperasi pada tanggal 1 Desember 2008.
Pada bulan Oktober 2015, terjadi perubahan wilayah kerja di KPP Pratama Mataram Timur. Sebelumnya wilayah kerja KPP Pratama Mataram Timur adalah Kota Mataram berubah menjadi Kabupaten Lombok Barat dan
(59)
Kabupaten Lombok Utara, yang sebelumnya merupakan wilayah kerja KPP Pratama Praya.
B. Tugas dan Fungsi KPP Pratama Mataram Timur
KPP Pratama mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Tidak Langsung Lainnya, Pajak Bumi dan Bangunan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan.
KPP Pratama Mataram Timur menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: 1. Pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi
perpajakan, penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, serta penilaian objek Pajak Bumi dan Bangunan;
2. Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan;
3. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya;
4. Penyuluhan perpajakan; 5. Pelayanan perpajakan;
6. Pelaksanaan pendaftaran Wajib Pajak; 7. Pelaksanaan ekstensifikasi;
8. Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak; 9. Pelaksanaan pemeriksaan pajak;
10. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak; 11. Pelaksanaan konsultasi perpajakan;
(60)
12. Pembetulan ketetapan pajak;
13. Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan; dan 14. Pelaksanaan administrasi kantor.
C. Visi dan Misi KPP Pratama Mataram Timur
Visi dan Misi KPP Pratama Mataram Timur adalah sebagai berikut: 1. Visi
Menjadi yang terbaik dalam memberikan pelayanan dengan mengutamakan profesionalisme untuk mewujudkan masyarakat berbudaya sadar pajak.
2. Misi
a. Mengamankan target penerimaan pajak
b. Memberikan Pelayanan Pajak yang Cepat, Akurat, Komunikatif, Aktif, dan Prima.
c. Menciptakan Tata Kelola Pemerintah yang baik dengan meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Amanah dalam menjalankan tugas. D. Struktur Organisasi
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Mataram Timur dipimpin oleh seorang kepala kantor yang mempunyai tugas melaksanakan bimbingan teknis, evaluasi, dan pengendalian pelaksanaan tugas di bidang perpajakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk meningkatkan kepatuhan pemenuhan kewajiban pajak. Pimpinan satuan organisasi instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik di lingkungan
(61)
masing-masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak serta dengan instansi lain di luar instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak sesuai dengan tugas pokok masing-masing dalam melaksanakan tugas. Struktur organisasi disusun untuk menggambarkan secara jelas hubungan antar bagian dalam organisasi sehingga aliran tugas dan wewenang serta tanggungjawab akan lebih jelas.
Gambar 4.1: Struktur Organisasi KPP Pratama Mataram Timur Sumber: Sub Bagian Umum KPP Pratama Mataram Timur
Kepala Kantor
Seksi Pemeriksaan
Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan
Kelompok Jabatan Fungsional
Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Sub Bagian Umum dan Kepatuhan Internal
Seksi Pengawasan dan Konsultasi III Seksi Pelayanan
Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV Seksi Penagihan
KP2KP Gerung
Seksi Pengawasan dan Konsultasi I
Seksi Pengawasan dan Konsultasi II
(62)
Tabel 4.1: Jumlah Sumber Daya Manusia KPP Pratama Mataram Timur
No Seksi Jumlah
1 Kepala Kantor 1
2 Kelompok Jabatan Fungsional 8
3 Sub Bagian Umum dan Kepatuhan Internal 8
4 Seksi Pelayanan 11
5 Seksi Pengolahan Data dan Informasi 3
6 Seksi Penagihan 5
7 Seksi Pemeriksaan 2
8 Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan 8 9 Seksi Pengawasan dan Konsultasi I 5 10 Seksi Pengawasan dan Konsultasi II 5 11 Seksi Pengawasan dan Konsultasi III 5 12 Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV 5
13 KP2KP Gerung 4
(63)
48 BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Karakteristik Responden
Pada penelitian ini, peneliti menyiapkan 120 kuesioner dan disebarkan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) yang akan dijadikan responden. Dari 120 kuesioner yang disebarkan, tidak semua kuesioner dikembalikan kepada peneliti. Hal ini mungkin dikarenakan ada beberapa responden yang kurang berkenan mengisi kuesioner. Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 112 kuesioner atau dapat dikatakan bahwa tingkat pengembalian kuesioner sebesar 93,33%. Kuesioner yang tidak kembali sebanyak 8 kuesioner atau sebesar 6,67%. Dari 112 kuesioner yang kembali, tidak semua kuesioner dapat diolah. Terdapat 100 kuesioner yang dapat diolah atau sebesar 83,33% dan terdapat 12 kuesioner yang tidak dapat diolah atau sebesar 10%. Kuesioner yang tidak dapat diolah dikarenakan kuesioner tidak memenuhi kriteria, yaitu kuesioner yang tidak lengkap dalam pengisian dan Wajib Pajak yang mengisi kuesioner belum menggunakan e-Billing.
Tabel 5.1 Rincian Kuesioner
No Keterangan Jumlah Persentase 1 Kuesioner yang disebarkan 120 100% 2 Kuesioner yang kembali 112 93,33%
Kuesioner yang tidak kembali 8 6,67% Kuesioner yang tidak digunakan 12 10% 3 Kuesioner yang digunakan 100 83,33% Sumber: Data diolah
Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 100 Wajib Pajak Orang Pribadi. Deskripsi tentang responden dalam penelitian ini akan
(64)
diklasifikasikan menurut pekerjaan dan lama penggunaan e-Billing. Ringkasan hasil analisis karakteristik responden sebagai berikut:
1. Pekerjaan
Responden berdasarkan pekerjaan terbagi menjadi 3 yaitu pegawai negeri, pegawai swasta, dan wiraswasta.
Tabel 5.2: Data Responden berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Jumlah
Responden
Persentase (%)
Pegawai Negeri 7 7%
Pegawai Swasta 50 50%
Wiraswasta 43 43%
Total 100 100%
Sumber: data diolah
Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa responden dalam penelitian ini memiliki pekerjaan sebagai pegawai negeri berjumlah 7 responden dengan persentase sebesar 7%, pekerjaan sebagai pegawai swasta berjumlah 50 responden dengan persentase sebesar 50%, dan pekerjaan sebagai wiraswasta berjumlah 43 responden dengan perentase sebesar 43%. Rekapitulasi data diatas menyimpulkan bahwa responden yang paling banyak menggunakan e-Billing dalam pembayaran pajak adalah pegawai swasta yaitu sebesar 50% responden.
2. Lama Penggunaan e-Billing
Lama pengunaan e-Billing dibagi menjadi 3 kelompok yaitu penggunaan kurang dari 6 bulan berarti responden telah menggunakan e-Billing dari awal penggunaan sampai saat mengisi kuesioner kurang dari 6 bulan pemakaian. Penggunaan 6-12 bulan berarti responden telah menggunakan
(65)
e-Billing dari awal penggunaan sampai saat mengisi kuesioner selama lebih dari 6 bulan dan tidak lebih dari 12 bulan pemakaian. Penggunaan lebih dari 1 tahun berarti responden telah menggunakan e-Billing dari awal penggunaan sampai saat mengisi kuesioner lebih dari 1 tahun pemakaian.
Tabel 5.3: Data Responden berdasarkan Lama Penggunaan e-Billing
Lama Penggunaan e-Billing Jumlah Responden
Persentase (%) Kurang dari 6 bulan 28 28%
6-12 bulan 52 52%
Lebih dari 1 tahun 20 20%
Total 100 100%
Sumber: data diolah
Berdasarkan data dari tabel 5.3, rincian data responden berdasarkan lama penggunaan e-Billing yaitu responden yang menggunakan e-Billing kurang dari 6 bulan berjumlah 28 responden dengan persentase sebesar 28%, responden dengan persentase yang menggunakan e-Billing antara 6-12 bulan berjumlah 52 responden dengan persentase sebesar 52%, dan responden yang menggunakan e-Billing lebih dari 1 tahun berjumlah 20 responden dengan persentase sebesar 20%. Rekapitulasi data diatas menyimpulkan bahwa paling banyak responden menggunakan e-Billing
untuk pembayaran pajak dalam waktu 6-12 bulan, yaitu sebesar 52% responden.
(66)
B. Uji Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas
Data yang diperoleh dari kuesioner harus diuji validitasnya, hal ini dilakukan untuk mengetahui valid atau tidaknya data tersebut. Kriteria pengambilan keputusan dalam menentukan validnya data dalam pengujian ini jika nilai lebih dari dengan taraf signifikan 0,05 atau 5% maka instrumen dikatakan valid, sedangkan jika
kurang dari maka instrumen dikatakan tidak valid. Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 5.4 Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Kebermanfaatan Butir
Pernyataan
Keterangan
1 0,638 0,1966 Valid
2 0,703 0,1966 Valid
3 0,682 0,1966 Valid
4 0,676 0,1966 Valid
5 0,728 0,1966 Valid
6 0,699 0,1966 Valid
7 0,588 0,1966 Valid
8 0,670 0,1966 Valid
9 0,704 0,1966 Valid
10 0,732 0,1966 Valid 11 0,715 0,1966 Valid
Sumber: data diolah, 2017
Uji validitas variabel persepsi kebermanfaatan pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa nilai pada taraf signifikan 0,05 dengan degree of freedom (df) = n – 2. Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 100 responden maka 100 – 2 = 98, jadi dapat diketahui bahwa nilai
(67)
sebesar 0,1966. Berdasarkan sebesar 0,1966 maka semua butir pernyataan dinyatakan valid karena nilai terbukti lebih daripada nilai
Tabel 5.5 Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Kemudahan Butir
Pernyataan
Keterangan
1 0,689 0,1966 Valid
2 0,748 0,1966 Valid
3 0,746 0,1966 Valid
4 0,792 0,1966 Valid
5 0,723 0,1966 Valid
6 0,768 0,1966 Valid
7 0,790 0,1966 Valid
8 0,723 0,1966 Valid
Sumber: data diolah, 2017
Uji validitas variabel persepsi kemudahan pada tabel 5.5 menunjukkan bahwa nilai pada taraf signifikan 0,05 dengan
degree of freedom (df) = n – 2. Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 100 responden maka 100 – 2 = 98, jadi dapat diketahui bahwa nilai sebesar 0,1966. Berdasarkan sebesar 0,1966 maka semua butir pernyataan dinyatakan valid karena nilai
terbukti lebih daripada nilai
Tabel 5.6 Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Kepuasan Butir
Pernyataan
Keterangan
1 0,718 0,1966 Valid
2 0,817 0,1966 Valid
(68)
Butir
Pernyataan
Keterangan
4 0,799 0,1966 Valid
5 0,659 0,1966 Valid
6 0,720 0,1966 Valid
7 0,667 0,1966 Valid
Sumber: data diolah, 2017
Uji validitas variabel persepsi kepuasan pada tabel 5.6 menunjukkan bahwa nilai pada taraf signifikan 0,05 dengan
degree of freedom (df) = n – 2. Jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 100 responden maka 100 – 2 = 98, jadi dapat diketahui bahwa nilai sebesar 0,1966. Berdasarkan sebesar 0,1966 maka semua butir pernyataan dinyatakan valid karena nilai
terbukti lebih daripada nilai 2. Uji Reliabiltas
Uji reliabilitas dilakukan untuk memastikan konsistensi dari data kuesioner yang dikumpulkan berupa jawaban terhadap pernyataan adalah konsisten dari waktu ke waktu atau stabil dari waktu ke waktu. Ghozali (2007:42) menguraikan bahwa suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbanch Alpha > 0,60. Hasil uji reliabiltas yang dilakukan sebagai berikut:
Tabel 5.7 Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Kebermanfaatan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,885 11
(69)
Hasil uji reliabilitas variabel persepsi kebermanfaatan pada tabel 5.7 menjelaskan bahwa nilai Cronbanch’s Alpha sebesar 0,885. Nilai Cronbanch’s Alpha lebih besar dari 0,60, hal ini menunjukkan bahwa dari 11 butir pernyataan terkait dengan persepsi kebermafaatan penggunaan e-Billing adalah reliabel.
Tabel 5.8 Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Kemudahan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,886 8
Sumber: data dolah
Hasil uji reliabilitas variabel persepsi kemudahan pada tabel 5.8 menjelaskan bahwa nilai Cronbanch’s Alpha sebesar 0,886. Nilai Cronbanch’s Alpha lebih besar dari 0,60, hal ini menunjukkan bahwa dari 8 butir pernyataan terkait dengan persepsi kemudahan penggunaan e-Billing adalah reliabel.
Tabel 5.9 Hasil Uji Reliabilitas Persepsi Kepuasan
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
,863 7
Sumber: data diolah
Hasil uji reliabilitas variabel persepsi kepuasan pada tabel 5.9 menjelaskan bahwa nilai Cronbanch’s Alpha sebesar 0,863. Nilai
(70)
Cronbanch’s Alpha lebih besar dari 0,60, hal ini menunjukkan bahwa dari 7 butir pernyataan terkait dengan persepsi kemudahan penggunaan e-Billing adalah reliabel.
3. Uji Normalitas
Tabel 5.10 : Hasil Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Persepsi_Kebe rmanfaatan
Persepsi_Kemu dahan
Persepsi_Kep uasan
N 100 100 100
Normal Parametersa,b
Mean 48,15 33,11 29,07
Std. Deviation 4,992 4,202 3,723
Most Extreme Differences
Absolute ,105 ,126 ,147
Positive ,085 ,124 ,117
Negative -,105 -,126 -,147
Kolmogorov-Smirnov Z 1,050 1,258 1,469
Asymp. Sig. (2-tailed) ,220 ,084 ,027
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: data diolah
Tabel 5.10 menunjukkan bahwa variabel persepsi kebermanfaatan memiliki nilai sig (p) sebesar 0,220 > 0,05. Distribusi data dapat dikatakan normal karena nilai sig (p) variabel kebermanfaatan > 0.05. Variabel persepsi kemudahan memiliki nilai sig (p) sebesar 0,084 > 0,05, distribusi data dapat dikatakan normal karena nilai sig (p) variabel persepsi kemudahan > 0,05. Variabel persepsi kepuasan memiliki sig (p) sebesar 0,027 < 0,05. Distribusi data dapat dikatakan tidak normal karena nilai sig (p) variabel kebermanfaatan < 0,05.
(1)
Lanjutan Lampiran V
RESPONDEN Nomor Butir Pernyataan TOTAL P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7
71 4 3 3 3 4 3 4 24
72 3 2 3 4 4 3 3 22
73 5 4 4 5 4 4 4 30
74 5 5 3 4 5 3 3 28
75 4 4 3 4 4 4 4 27
76 2 2 3 3 4 4 4 22
77 5 5 5 5 5 5 5 35
78 5 5 5 5 5 5 5 35
79 4 4 4 4 4 5 4 29
80 5 3 3 4 4 4 4 27
81 5 5 5 5 5 5 5 35
82 5 5 5 5 5 5 5 35
83 5 5 5 5 5 5 5 35
84 4 3 2 3 4 3 4 23
85 5 5 4 4 5 4 4 31
86 4 4 4 4 4 4 4 28
87 3 3 3 3 3 3 3 21
88 3 3 4 3 3 3 4 23
89 5 4 3 4 4 4 4 28
90 4 4 5 5 5 4 5 32
91 3 3 4 4 4 3 4 25
92 2 2 3 3 4 4 3 21
93 4 4 5 5 4 5 3 30
94 5 5 5 5 5 5 5 35
95 4 4 4 4 5 5 5 31
96 4 4 4 4 4 4 4 28
97 4 5 4 5 5 5 5 33
98 4 4 3 3 3 3 3 23
99 4 4 4 4 4 4 4 28
100 5 5 5 5 5 4 5 34
TOTAL 2907
(2)
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Data Kuesioner Persepsi Kebermanfaatan WPOP dengan Penggunaan e-Billing sebagai Sarana Pembayaran Pajak
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha
N of Items
(3)
Lampiran VII
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Data Kuesioner Persepsi Kemudahan WPOP dengan Penggunaan e-Billing sebagai Sarana Pembayaran Pajak
(4)
Lampiran VIII
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Data Kuesioner Persepsi Kepuasan WPOP dengan Penggunaan e-Billing sebagai Sarana Pembayaran Pajak
(5)
Lampiran IX
Hasil Uji Normalitas Data Kuesioner Persepsi Kebermanfaatan, Persepsi Kemudahan, Persepsi Kepuasan WPOP dengan Penggunaan e-Billing sebagai Sarana Pembayaran Pajak
(6)
Lampiran X