FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PENYELESAIAN PENYJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

(1)

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN

WAKTU PENYELESAIAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI

BURSA EFEK INDONESIA

 

yang diajukan

 

Putri Ayu Adisti 0613010186/FE/EA

 

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh

Pembimbing Utama

Dra. Ec.Erna Sulistyowati, MM Tanggal : ……… NIP. 030 217 166

Mengetahui Ketua Progdi Akuntansi

Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi NIP. 030 217 167


(2)

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN

WAKTU PENYELESAIAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI

BURSA EFEK INDONESIA

Yang diajukan

Putri Ayu Adisti 0613010186 / FE / EA Disetujui untuk Ujian Lisan

Pembimbing Utama

Drs. Ec. Sjafii, Ak, MM Tanggal : ……… NIP 030 173 783

Mengetahui

Wakil Dekan Fakultas Ekonomi

Drs . Ec. Saiful Anwar , MSi


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Tuhan, yang telah berkenan memberikan Kasih Karunia dan Anugerah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan mengambil judul: “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Peyelesaian Penyajian Laporan Keuangan Pada Perusahaan Otomotif Yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia”.

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Tentunya dalam penyusunan skripsi ini ada keterbatasan dan kekurangan yang masih perlu diperbaiki. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H.R Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


(4)

3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Dra. Ec. Dwi Suhartini, M. Aks, selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan kesabaran dan kerelaannya telah membimbing dan memberi petunjuk-petunjuk yang sangat berguna sehingga terselesainya skripsi ini.

5. Segenap Dosen Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

6. Staf perpustakaan UPN ”Veteran” Jatim yang telah memberikan bantuan terhadap fasilitas peminjaman buku untuk dijadikan referensi dalam penulisan skripsi ini. 7. Staf Bursa Efek Indonesia yang telah memberikan bantuan dalam perolehan data

yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan terutama penulis sendiri.

Surabaya, Juni 2010

Penulis  


(5)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... iii

Daftar Tabel... viii

Daftar gambar ... ix

Daftar Lampiran ... x

Abstraksi ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

2.1 Rumusan Masalah ... 8

3.1 Tujuan Penelitian ... 8

4.1 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 10

1.2 Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ... 10

2.2 Landasan Teori ... 18

2.2.1 Akuntansi Keuangan... 18

2.2.1.1 Pengertian Akuntansi Keuangan... 18


(6)

2.2.1.3 Manfaat Akuntansi Keuangan ... 19

2.2.2 Informasi... 19

2.2.2.1 Pengertian Informasi... 19

2.2.2.2 Sifat Informasi ... 20

2.2.3 Laporan Keuangan... 21

2.2.3.1 Pengertian Laporan Keungan ... 21

2.2.3.2 Tujuan Laporan Keuangan ... 22

2.2.3.3 Keterbatasan Laporan Keuangan... 25

2.2.3.4 Pemakaian Laporan Keuangan ... 28

2.2.3.5 Asumsi Dasar Laporan Keuangan ... 30

2.2.3.6 Jenis Laporan Keuangan... 31

2.2.3.7 Teknik Analisis Laporan Keuangan ... 41

2.2.4 Pelaporan Keuangan... 41

2.2.5 Ketepatan Waktu ... 43

2.2.6 Regulasi Publikasi Laporan Keuangan... 46

2.2.7 Faktor–faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan ... 47

2.2.7.1 Ukuran Perusahaan ... 47

2.2.7.2 Profitabilitas... 49

2.2.7.3 Likuiditas ... 50

2.2.7.4 Umur perusahaan ... 51


(7)

2.2.8 Teori yang membahas pengaruh antara komponen ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, umur perusahaan, dan rasio gearing terhadap ketepatan

Waktu ... 54

2.3 Kerangka Pikir ... 58

2.4 Hipotesis ... 61

BAB III METODE PENELITIAN ... 62

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 62

3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 65

3.2.1 Populasi ... 65

3.2.2 Sampel... 66

3.3 Teknik Pengumpulan Data... 68

3.1.3 Jenis Data... 68

3.2.3 Sumber Data ... 68

3.3.3 Pengumpulan Data... 68

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 69

3.4.3Uji Normalitas ... 69

3.4.4Uji Asumsi Klasik. ... 69

3.4.5Uji Logistik... 70


(8)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 72

4.1 Deskripsi Objek Penelitian... 72

4.1.1 Sejarah PT Astra Internasional, Tbk ... 72

4.1.2 Sejarah PT Astra Otoparts, Tbk ... 73

4.1.3 Sejarah PT Goodyear Indonesia, Tbk ... 74

4.1.4 Sejarah PT Gajah Tunggal, Tbk... 75

4.1.5 Sejarah PT Indomobil Sukses Internasional, Tbk ... 75

4.1.6 Sejarah PT Indospring, Tbk ... 76

4.1.7 Sejarah PT Sugi Samapersada, Tbk ... 77

4.1.8 Sejarah PT Branta Mulia, Tbk ... 78

4.1.9 Sejarah PT Nipress, Tbk ... 78

4.1.10 Sejarah PT Selamat Sempurna, Tbk... 78

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 79

4.2.1 Ukuran Perusahaan (X1)... 79

4.2.2 Profitabilitas (X2) ... 80

4.2.3 Likuiditas (X3)... 82

4.2.4 Umur Perusahaan (X4) ... 83

4.2.5 Rasio Gearing (X5)... 85

4.2.6 Ketepatan Waktu (Y) ... 87

4.3 Analisis dan Uji hipotesis ... 89

4.3.1 Uji Normalitas... 89


(9)

4.3.3 Menilai Model Fit ... 94

4.3.4 Koefisien Determinasi... 95

4.3.5 Keakuratan Model... 96

4.4 Uji Hipotesis ... 97

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 97

4.5.1 Implikasi Penelitian... 102  

4.5.2 Pengembangan Ilmu Pengetahuan... 102 

4.5.3 Perbedaan Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian Sekarang ... 103

4.5.4 Konfirmasi Hasil Penelitian Dengan Tujuan dan Manfaat... 104 

4.5.6 Keterbatasan Penelitian... 105 

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 107 

5.1 Kesimpulan... 107 

5.2 Saran... 107 

Daftar Pustaka Lampiran


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data ketepatan waktu (Y) Laporan Keuangan Perusahaan

Transportasi Yang Terdaftar di BEI periode 2004 – 2007... 5

Tabel 2.1 Rangkuman Perbedaan Penelitilian Terdahulu Dengan Penelitian Sekarang... 17

Tabel 4.1 Data Ukuran Perusahaan... 79

Tabel 4.2 Data Profitabilitas ... 81

Tabel 4.3 Data Likuiditas... 82

Tabel 4.4 Data Umur Perusahaan... 84

Tabel 4.5 Data Rasio Gearing... 85

Tabel 4.6 Data Ketepatan Waktu ... 88

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas ... 89

Tabel 4.8 Model Regresi Logistik... 90

Tabel 4.10 Hasil Uji Menilai Model Fit... 95

Tabel 4.11 Nilai R2 ... 96

Tabel 4.12 classification table ... 96

Tabel 4.13 Rangkuman Perbedaan Penelitilian Terdahulu Dengan Penelitian Sekarang ... 10


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Neraca Bantuk Rekening... 33

Gambar 2 Neraca Bentuk Laporan... 34

Gambar 3 Laporan Laba Rugi all inclusive, single step ... 36

Gambar 4 Laporan Laba Rugi all inclusive, multiple step... 37

Gambar 5 Laporan Perubahan Ekuitas... 39


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Input Data

Lampiran 2 : Hasil Uji Regresi Logistik


(13)

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PENYELESAIAN PENYJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA

PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh :

Putri Ayu Adisti ABSTRAK

Pelaporan keuangan merupakan sumber informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan bisnis.  Laporan keuangan  adalah salah satunya. Semakin cepat disampaikannya laporan keuangan, informasi yang terkandung di dalamnya makin bermanfaat, dan para pengguna laporan keuangan dapat mengambil keputusan yang lebih baik, baik dari segi kualitas maupun waktu. Dengan demikian perusahaan secara tidak langsung akan memperoleh manfaat yang lebih baik sebagai dampak dari diambilnya keputusan tersebut. Namun perlu diperhatikan lebih jauh, faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan. Faktor-faktor tersebut tidak terbatas pada faktor finansial saja namun juga faktor non-finansial.

Variabel penelitian adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, umur perusahaan, rasio gearing dan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Sampel penelitian ini adalah perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI sebanyak 10 perusahaan dengan periode pengamatan tahun 2004 sampai dengan tahun 2007. Menggunakan Non Random Sampling dengan metode purposives sampling. Metode analisis yang digunakan adalah Regresi Logistik.

Hipotesis penelitian ini tidak teruji kebenarannya, dapat dilihat dari hasil uji Wald (Tabel 4.8) menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan (X1) dengan

hubungan tanda positif, profitabilitas (X2) dengan hubungan tanda negatif, likuiditas

(X3) dengan hubungan tanda negatif, umur perusahaan (X4) dengan hubungan tanda

negatif, dan rasio gearing (X5) dengan hubungan tanda negatif, secara parsial tidak

berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan (Y). Model regresi yang dihasilkan sesuai dan akurat dengan tingkat keakuratan sebesar 100%, begitu juga dengan kemampuan variabel ukuran perusahaan (X1), profitabilitas (X2),

likuiditas (X3), umur perusahaan (X4), dan rasio gearing (X5) dalam menjelaskan

variabel ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan (Y) adalah sebesar 100%. Keywords : Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas, Umur Perusahaan, Rasio Gearing, Ketepatan Waktu.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi seperti sekarang ini didunia usaha atau bisnis, pelaporan keuangan merupakan sumber informasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan bisnis. Laporan keuangan merupakan salah satu bagian dari pelaporan keuangan. Didalamnya terkandung informasi yang dapat memberikan bahan pertimbangan bagi para pengguna laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan. Manfaat dari kandungan informasi yang ada dalam laporan keuangan perusahaan akan bermanfaat bila dapat dipahami dan memiliki karakteristik kualitatif utama yaitu keterandalan dan kerelevanan, seperti tercantum dalam SFAC No.2 (FASB, 1980), dan secara normatif harus dimiliki oleh informasi keuangan.

Ketepatan waktu dalam mempublikasikan laporan keuangan kepada masyarakat umum dan kepada BAPEPAM juga tergantung dari ketepatan waktu auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya. Dan salah satu kriteria profesionalisme auditor adalah ketepatan waktu penyampaian keuangannya. Ketepatan waktu ini terkait dengan manfaat laporan keuangan itu sendiri. Jika terjadi penundaan yang tidak semestinya dalam laporan keuangan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan kerelevanannya.


(15)

Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan telah diatur dalam pasar modal. Undang-undang No, 8, thn 1995, tentang peraturan pasar modal menyatakan bahwa semua perusahaan dalam pasar modal wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada BAPEPAM dan mengumumkan pada masyarakat.

Lamanya penyajian laporan keuangan dapat mempengaruhi ketepatan waktu informasi tersebut dipublikasikan. Dyer dan McHugh (1975) dalam (Subekti, dan Novi 2004), menyimpulkan bahwa ketepatan waktu penyampaian pelaporan keuangan merupakan elemen-elemen pokok bagi catatan laporan keuangan yang memadai. Para pemakai informasi akuntansi tidak hanya perlu memiliki informasi keuangan yang relevan dengan prediksi dan pembuatan keputusannya saja, tetapi informasi harus bersifat baru. Ketepatan waktu mengimplikasikan bahwa laporan keuangan seharusnya disajikan pada suatu interval waktu, untuk menjelaskan perubahan dalam perusahaan yang mungkin mempengaruhi pemakaian informasi dalam membuat prediksi dan keputusan.

Ketepatan waktu pelaporan keuangan dipengaruhi oleh beberapa hal. Seperti hasil penelitian yang telah dilakukan Dyer dan McHugh (1975) dalam (Novita, 2004) yang meneliti profil ketepatan waktu pelaporan dan normalitas keterlambatan dengan mengunakan 120 negara di Australia tahun 1965-1971 menunjukan bahwa ukuran perusahaan, tanggal berakhirnya tahun buku berpengaruh pada ketepatan waktu pelaporan keuangan, sedangkan


(16)

profitabilitas tidak signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Berdasarkan hasil penelitian Sutikno dan Sebeni (2000) dalam Made Gede (2008) diperoleh temuan yaitu laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta telah menyajikan informasi akuntansi yang dapat diandalkan namun tidak relevan dan dipertimbangkan sebagai landasan pembuatan keputusan karena keterlambatan waktu penyampaiannya selaras dengan temuan tersebut, Pinasti (2004) dalam Made Gede (2008) menemukan pula bahwa terjadi penurunan kerelevanan nilai informasi akuntansi dari waktu ke waktu di pasar modal Indonesia, tercermin dari respon pelaku pasar terhadap informasi akuntansi.

Menurut karakteristik informasi yang berkualitas menurut Stice et al. (2005) adalah relevan ; artinya bahwa informasi itu mempunyai unsur predictive value, feed back value, dan timeliness. Predictive value berarti informasi itu dapat digunakan sebagai dasar untuk memprediksi apa yang terjadi di masa depan. Feed back value berarti informasi itu dapat digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi kinerja masa lalu sedangkan timeliness berarti informasi harus tepat waktu.

Pada dasarnya pengguna laporan keuangan memiliki perbedaan kepentingan atas informasi laporan keuangan, meskipun demikian ketepatan waktu diperoleh informasi sangatlah menentukan. Keterlambatan pelaporan keuangan bisa berakibat buruk bagi perusahaan baik langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung para investor mungkin menanggapinya


(17)

sebagai pertanda (signal) yang buruk bagi perusahaan. Misalnya penundaan pelaporan keuangan dapat dikaitkan dengan adanya kesulitan finansial, pendapat tidak wajar oleh auditor perusahaan, adanya kontrak dalam proses dan usaha manajemen untuk menghindari penyelidikan dan ketidakpercayaan investor (Schwartz and Soo 1996; Bamber et al.1993; Givoly and Palmon, 1982 dalam Na’im, 1999).

Manfaat dari kandungan informasi yang ada dalam laporan keuangan akan makin berkurang seiring dengan berjalannya waktu. Oleh karena itu, nilai dari ketepatan waktu pelaporan merupakan determinan penting bagi tingkat kemanfaatan laporan tersebut (Ggivoly dan Palmo, 1982 dalam Na’im, 1999 ). Semakin cepat disampaikannya laporan keuangan, informasi yang terkandung di dalamnya semakin bermanfaat, dan para pengguna laporan keuangan dapat mengambil keputusan yang lebih baik, baik dalam segi kualitas maupun waktu. Dengan demikian perusahaan secara tidak langsung akan memperoleh manfaat yang lebih baik sebagai dampak dari diambilnya keputusan tersebut oleh para pengguna laporan keuangan.

BAPEPAM memberlakukan peraturan baru untuk meningkatkan kualitas keterbukaan informasi kepada publik berdasarkan Kep-17/PM/2002 yang di dalamnya ditetapkan bahwa jangka waktu penyajian laporan keuangan tahunan audit selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Dalam peraturan BAPEPAM ini


(18)

menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada BAPEPAM.

Penulis memilih sampel perusahaan Otomotif Yang Go Publik Di Bursa Efek Indonesia, karena terdapat suatu permasalahan terhadap ketepatan waktu yang dimana masih ada perusahaan yang tidak tepat waktu dalam penyampaian penyajian laporan keuangannya. Hal ini mencerminkan bahwa ketepatan waktu mengimplikasikan bahwa laporan keuangan seharusnya disajikan pada suatu interval waktu untuk menjelaskan perubahan dalam perusahaan yang mempengaruhi pemakai informasi dalam membuat prediksi dan keputusan.

Berdasrkan fenomena yang ada menunjukan bahwa perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini kebanyakan melaporkan laporan keuangan perusahaan selalu tepat waktu. Berikut adalah tabel data ketepatan waktu laporan keuangan perusahaan periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2007.


(19)

Tabel 1.1 Data ketepatan waktu (Y) Laporan Keuangan Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar di BEI periode 2004-2007

No. Nama Perusahaan Tahun Tanggal Ketepatan Waktu (Y) 1 PT Astra Internasional, Tbk 2004

2005 2006 2007

15 Maret 2005 21 Maret 2006 27 Maret 2007 27 Februari 2008

Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu 2 PT Astra Otoparts, Tbk 2004

2005 2006 2007

10 Maret 2005 28 Maret 2006 28 Maret 2007 22 Maret 2008

Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu 3 PT Goodyear Indonesia,Tbk 2004

2005 2006 2007

4 Maret 2005 9 Maret 2006 28 Februari 2007 27 Februari 2008

Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu 4 PT Gajah Tunggal, Tbk 2004

2005 2006 2007

31 Maret 2005 17 April 2006 31 Maret 2007 12 Maret 2008

Tepat Waktu Tidak Tepat Waktu

Tepat Waktu Tepat Waktu 5 PT Indomobil Sukses

Internasional, Tbk

2004 2005 2006 2007

23 Februari 2005 22 Februari 2006 13 Maret 2007 17 Maret 2008

Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu 6 PT Indospring, Tbk 2004

2005 2006 2007

5 Maret 2005 25 Maret 2006 27 Maret 2007 28 Maret 2008

Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu 7 PT Sugi Samapersada, Tbk 2004

2005 2006 2007

9 Maret 2005 23 Maret 2006

18 Juni 2007 25 Maret 2008

Tepat Waktu Tepat Waktu Tidak Tepat Waktu

Tepat Waktu 8 PT Branta mulia, Tbk 2004

2005 2006 2007

28 Maret 2005 27 Maret 2006 29 Maret 2007 11 Maret 2008

Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu 9 PT Nipress, Tbk 2004

2005 2006 2007

10 Maret 2005 10 Maret 2006 17 Maret 2007 3 Maret 2008

Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu 10 PT Selamat Sempurna, Tbk 2004

2005 2006 2007

6 Maret 2006 27 Maret 2006

3 Maret 2007 28 Maret 2008

Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu Sumber : Bursa Efek Indonesia


(20)

Berdasarkan tabel 1.1 diatas menunjukan bahwa laporan keuangan tahun 2004 sampai 2008 selalu dilaporkan secara tepat waktu oleh perusahaan. Kecuali pada PT Gajah Tunggal, Tbk, pada tahun 2006. Tidak dilaporkan secara tepat waktu yang dikarenakan melebihi tanggal 31 Maret. Dan PT Sugi Samapersada, Tbk, pada tahun 2007. Tidak dilaporkan secara tepat waktu yang dikarenakan melebihi tanggal 31 Maret.

Laporan keuangan yang utama pada perusahaan adalah laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik, laporan neraca, dan laporan arus kas. Perusahaan harus melaporkan laporan keuangan tersebut ke Bursa Efek Indonesia harus secara tepat waktu agar tidak didiskualifikasi atau perusahaan tersebut harus membayar denda dengan ketentuan yang berlaku. Batas dalam melaporkan laporan keuangan tidak melebihi tanggal 31 Maret yang sesuai dengan regulasi terbaru dari BAPEPAM. Oleh sebab itu perusahaan harus mematuhi peraturan dan melaporkan laporan keuangannya secara tepat waktu sesuai dengan prosedur yang ada.

Informasi dalam pelaporan keuangan membutuhkan biaya yang lebih besar untuk menyediakan dan menggunakannya, sehingga banyak manfaat yang akan diperoleh dari informasi pelaporan keuangan. Banyak faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Namun perlu diperhatikan lebih jauh, faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan dalam penyelesaian penyajian laporan keuangan. Faktor-faktor tersebut tidak terbatas pada faktor finansial saja namun juga faktor non-finansial.


(21)

Penelitian ini berusaha untuk meneliti lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyelesaian pelaporan keuangan, sehingga judul yang diambil dalam penelitian ini adalah :

“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PENYELESAIAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka dapat disusun suatu rumusan masalah yaitu apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, umur perusahaan dan rasio gearing, berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan otomotif yang go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari banyak kemungkinan yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian pelaporan keuangan maka, tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan membuktikan secara empiris apakah ukuran perusahaan, prifitabilitas, likuiditas, umur perusahaan dan rasio gearing, berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan otomotif yang go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?


(22)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : a. Bagi peneliti

Sebagai gambaran tentang permasalahan yang dihadapi oleh investor dan sebagai bahan acuan untuk menentukan langkah selanjutnya serta bermanfaat untuk menambah wawasan dan sebagai pembanding bagi pembaca yang akan melakukan penelitian pada obyek yang sama di masa yang akan datang.

b. Bagi pihak yang berkepentingan

Dapat dimanfaatkan bagi praktisi, manajemen perusahaan, analisis keuangan, investor dan, masyarakat sebagai pedoman dalam menilai suatu informasi keuangan yang berkualitas. Dan dapat pula memberikan pedoman nyata bagi manajemen perusahaan dalam upaya meningkatkan kepercayaan pasar melalui penyajian informasi yang lebih relevan didasarkan pada waktu publikasi laporan keuangan.

c. Sebagai pedoman bagi penelitian selanjutnya yang ingin mengadakan penelitian terutama tentang ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan dan memberikan wacana bagi perkembangan studi akuntansi yang berkaitan dengan ketepatan waktu dalam laporan keuangan.

     


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya merupakan salah satu acuan bagi penyusunan skripsi yang akan datang. Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan akan membedakan waktu dan obyek penelitiannya. Dan penelitian ini dilakukan oleh : 1) Na’im, Ainun (1999)

Judul Penelitian :

“Nilai Informasi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan :

Analisis Empirik Regulasi Informasi Di Indonesia”. Rumusan Masalah :

Apakah faktor pendapat auditor, kesulitan financial, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan pertumbuhan perusahaan mempengaruhi ketidakpatuhan penyampaian laporan keuangan ?


(24)

Diduga bahwa terdapat pengaruh faktor pendapat auditor, kesulitan financial, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan pertumbuhan perusahaan terdapat ketidakpatuhan pelaporan keuangan.

Kesimpulan :

Menunjukan bahwa perusahaan yang tidak mematuhi peraturan ketepatan waktu lebih disebabkan karena rendahnya profitabilitas. Ukuran perusahaan (diukur dengan total asset dan total penjualan), kesulitan finansial (diukur dengan rasio hutang terhadap modal), dan pendapat auditor tidak secara signifikan mempengaruhi perilaku (ketepatan waktu) pelaporan keuangan perusahaan. Rendahnya profitabilitas dapat di interprestasikan sebagai berita buruk yang memotivasi manajemen untuk menunda penyampaian informasi. 2) Bandi dan Santoso Tri Hananto (2002)

Judul Penelitian :

“Ketepatan Waktu Atas Laporan Keuangan Perusahaan Indonesia”. Rumusan Masalah :

Apakah ketepatan waktu laporan keuangan dan besar kecilnya perusahaan juga berpengaruh terhadap pasar modal.


(25)

Hipotesis :

Diduga bahwa ketepatan waktu laporan keuangan dan besar kecilnya perusahaan juga berpengaruh terhadap pasar modal.

Kesimpulan :

1) Keterlambatan pelaporan, yang meliputi keterlambatan audit,

keterlambatan pelaporan setelah audit, dan keterlambatan total berdistribusi tidak normal dan menunjukan kemiringan positif. Dengan demikian Ho ditolak yang berimplikasi bahwa pelaporan oleh perusahaan selalu mengalami kemunduran.

2) Keterlambatan antar perusahaan besar dan perusahaan kecil berbeda.

Yang mengimplikasikan tentang perbedaan ketepatan waktu pelaporan antara perusahaan besar dan kecil. Selain itu keterlambatan dengan besarnya perusahaan positif, walaupun hasil ini tidak signifikan.

3) Ketepatan waktu pelaporan sebelum dan sesudah yang diharapkan tidak

berpengaruh pada harga saham. Temuan ini tidak berhasil menolak hipotesis nol tentang kesamaan t (reaksi pasar) dengan nol.

3) Luciana Spica Amilia dan Lucas Setiady (2006) Judul Penelitian :


(26)

“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyelesaian Penyajian Laporan Keuangan pada Perusahaan yang Terdaftar di BEJ”.

Rumusan masalah :

1. Apakah faktor ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas,

likuiditas, umur perusahaan, pelaporan keuangan item-item luar biasa dan/atau kontijensi (ekstra) berpengaruh terhadap penyelesaian penyajian laporan keuangan ?

2. Berapa lama keterlambatan penyelesaian yang terjadi di perusahaan ?

Hipotesis :

Diduga bahwa faktor ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, likuiditas, umur perusahaan, pelaporan item-item luar biasa dan/atau kontijensi (ekstra) berpengruh terhadap penyelesaian penyajian laporan keuangan.

Kesimpulan :

Berdasarkan hasil analisis, menunjukan bahwa sebagian besar perusahaan mengalami keterlambatan penyelesaian selama  3 bulan, yang berarti mereka telah selesai dan siap menyajikan laporan keuangan ke publik pada bulan Maret,dan selama tahun 2002-2004 kecenderungan ini relatif tetap atau tidak banyak berubah. Tetapi jika dilihat dari batas akhir penyerahan laporan keuangan auditan yang telah ditentukan oleh BAPEPAM, yaitu paling lambat


(27)

akhir bulan April, maka perusahaan sampel dapat dikatakan tidak mengalami keterlambatan.Variabel ukuran perusahaan (size) dan umur perusahaa (Age)

mempengaruhi penyelesaian penyajian laporan keuangan (Lag). Sedangkan

variable profitabilitas, solvabilitas likuiditas, dan item-item luar biasa dan/atau kontijensi (ekstra) tidak memiliki pengaruh terhadap penyelesaian penyajian laporan keuangan.

4) Made Gede Wirakusuma (2008)

Judul Penelitian :

“Pengaruh Ketepawaktuan Publikasi Laporan Keuangan Terhadap Kandungan Kualitas Informasi Laba Akutansi di pasar Modal Indonesia“.

Rumusan Masalah :

1. Apakah ketepatwaktuan publikasi laporan keuangan, baik dalam

proksi ketepatwaktuan absolute maupun relatif, berpengaruh pada kandungan kualitas informasi laba akuntansi ?

2. Apkah faktor persistensi, pertumbuhan dan keterprediksian laba,

resiko sistematis (beta), struktur modal serta ukuran perusahaan secara konsisten berpengaruh terhadap kandungan kualitas informasi laba akuntansi ?


(28)

3. Apakah terdapat perbedaan besarnya pengaruh ketepatwaktuan pada kualitas informasi laba akutansi antara ketepatwaktuan absolut dan relatif ?

4. Apakah terdapat perbedaan kandungan kualitas informasi laba

akuntansi antara perusahaan yang melakukan publikasi laporan keuangan dalam waktu tunda pendek (secara tepat) dan dalam waktu tunda panjang (secara lambat).

Hipotesis :

1. Ketepatwaktuan publikasi laporan keuangan berpengaruh positif

terhadap kandungan kualitas informasi laba akuntansi.

2. Tingkat persistensi, pertumbuhan dan keterprediksian laba, risiko

sistematis (beta), struktur modal serta ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kandungan kualitas informasi laba akuntansi.

3. Terdapat perbedaan besaran pengaruh ketepatwaktuan pada kualitas

informasi laba akuntansi antara ketepatwaktuan absolut dan relatif.

4. Terdapat perbedaan kandungan kualitas informasi laba akuntansi

antara perusahaan yang melakukan publikasi laporan keuangan dalam waktu tunda pendek (secara tepat) dan dalam waktu tunda panjang (secara lambat).


(29)

Kesimpulan :

Berdasarkan hasil analisis, menunjukan bahwa teori signaling terbukti

berperan dalam mengungkapkan peran ketepatwaktuan sebagai signal yang

dapat menunjukkan kandungan kualitas informasi laba akuntansi. Ketepatanwaktu dalam proksi kecepatan manajemen melakukan publikasi laporan keuangan tahunan setelah pengauditan berpengaruh positif terhadap nilai return abnormal kumulatif yang sekaligus mencerminkan semakin tingginya kandungan kualitas informasi laba akuntansi. Faktor resiko secara konsisten berpengaruh negatif terhadap kandungan kualitas informasi laba akuntansi, sedangkan faktor lainya terbukti tidak konsisten berpengaruh terhadap kandungan kualitas informasi laba akuntansi. Dukungan atas pengaruh ketepatwaktuan terhadap kandungan kualitas informasi laba akuntansi terlihat semakin jelas setelah adanya perbedaan pengaruh antara, koofisien regresian ketepatwaktuan relatif dan ketepatwaktuan absolut. Dukungan akan rendahnya kandungan kualitas informasi laba akuntansi yang semakin lambat dipublikasikan ditunjukan dari adanya perbedaan rata-rata dari return abnormal kumulatif antara perusahaan yang melakukan publikasi

lebih cepat dan lebih lambat. Rata-rata return abnormal kumulatif akan

negatif jika publikasi lambat dan sebaliknya.


(30)

Judul Penelitian :

“Faktor-faktor yang Menentukan Kedisiplinan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Pada Perusahaan Transportasi Yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia “.

Rumusan Masalah :

Apakah rasio gearning, profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, dan struktur perusahaan mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan transportasi yang terdaftar di BEI periode tahun 2002-2007 ?

Hipotesis :

Diduga bahwa rasio gearning, profitabilitas, ukuran perusahaan, umur

perusahaan, dan struktur perusahaan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan transportasi yang terdaftar di BEI periode tahun 2002-2007.

Kesimpulan :

Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa variabel-variabel yang digunakan secara serentak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.Walaupun secara persial yang dapat dilihat pada uji wald


(31)

menunjukan bahwa variabel-variabel yang digunakan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

Tabel 2.1 : Rangkuman Perbedaan Penelitilian Terdahulu Dengan Peneliti Sekarang.

No. Peneliti Objek Penelitian Variabel Penelitian

1 Na’im (1999) Faktor pendapat auditor, kesulitan

finansial, ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, dan ketidakpatuhan. 2 Bandi dan Hananto

(2002)

Perusahaan di Indonesia

ketepatan waktu laporan keuangan, besar kecilnya perusahaan dan pasar modal.

3 Almilia dan Setiady (2006)

Perusahaan yang Terdaftar di BEJ

Faktor ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, likuiditas, umur perusahaan, pelaporan item-item luar biasa dan/ atau kontinjensi (ekstra) serta penyelesaian penyajian laporan keuangan.

4 Wirakusuma (2008) Perusahaan di Pasar Modal Indonesia

Faktor persistensi, pertumbuhan dan keterprediksian laba, risiko sistematis (beta), struktur modal, ukuran peusahaan, kualitas informasi laba akuntansi dan ketepatan waktu.

5 Adisti (2010) Perusahaan Otomotif Yang Go Publik di BEI

Faktor ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, umur perusahaan, rasio gearing dan ketepatan waktu.


(32)

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Akuntansi Keuangan

2.2.1.1 Pengertian Akuntansi Keuangan

Akuntansi keuangan adalah sistem pengakumulasian, pemrosesan, dan pengkomunikasian yang didesain untuk informasi pengambilan keputusan yang berkaitan dengan investasi dan kredit oleh pemakai eksternal. Informasi Akuntansi keuangan dikomunikasikan melalui laporan keuangan yang dipublikasikan dan dibatasi oleh beberapa ketentuan Standar Akuntansi Keuangan (Hanafi, 2003:29).

Menurut Kieso (2002:3), akuntansi keuangan merupakan sebuah proses yang berakhir pada pembuatan laporan keuangan menyangkut perusahaan secara keseluruhan untuk digunakan baik oleh pihak-pihak internal maupun pihak eksternal. Pemakai laporan keuangan ini meliputi investor, kreditor, manajer, serikat kerja, dan badan-badan pemerintahan.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi keuangan adalah sebuah proses yang berakhir pada pembuatan laporan keuangan yang didesain untuk informasi pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal.


(33)

2.2.1.2 Tujuan Akuntansi Keuangan

Tujuan akuntansi keuangan adalah memberikan informasi kualitatif tentang suatu perusahaan yang berguna bagi pemakai khususnya pemilik dan kreditor dalam proses pengambilan keputusan. Tujuan ini termasuk memberikan informasi yang dapat digunakan untuk menilai efektivitas manjemen dalam memenuhi tanggung jawab manajemen dan kepengurusannya (Harahap, 2002:139).

2.2.1.3 Manfaat Akuntansi Keuangan

Laporan keuangan yang dihasilkan dari akuntansi keuangan akan bermanfaat bagi pihak internal perusahaan khususnya untuk dapat menilai kinerja dan kondisi keuangan perusahaan dimasa mendatang. Selain itu juga bermanfaat untuk pihak eksternal khususnya investor dan kreditor untuk pembuatan keputusan ekonomi (Hanafi, 2003:30).


(34)

2.2.2 Informasi

2.2.2.1 Pengertian Informasi

Menurut Bodnar dan Hopwood (2006:3) informasi merupakan suatu data yang diorganisasi yang dapat mendukung ketepatan pengambilan keputusan.

Wilkinson (1993:3) mengemukakan bahwa informasi adalah pengetahuan yang berarti dan berguna untuk mencapai sasaran. Informasi terdiri dari data yang telah ditransformasi dan dibuat lebih bernilai melalui pemrosesan.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang diolah yang berguna dan bernilai sehingga dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengambil keputusan yang tepat dalam situasi tertentu yang mencapai sasaran.

2.2.2.2 Sifat Informasi

Menurut Wilkinson (1993:120-121) sifat-sifat informasi yang penting meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Relevansi, hubungan antara informasi dan situasi keputusan, serta dengan sasaran perusahaan.


(35)

2. Kuantifibilitas, sejauh mana informasi dapat dikuantifikasikan (dinyatakan dalam bentuk munerik) .

3. Akurasi, keandalan dan kepresisian informasi.

4. Kepadatan, sejauh mana informasi diringkaskan atau didapatkan.

5. Ketepatan waktu, kekinian informasi.

6. Cakupan, rentang yang dicakup oleh informasi.

2.2.3 Laporan Keuangan

2.2.3.1 Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi laporan keuangan mengenai suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi. Definisi dari laporan keuangan adalah ringkasan dari suatu proses pencatatan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan (Baridwan, 2004:17).

Laporan keuangan yang telah disusun dan disajikan kepada semua pihak yang berkepentingan pada hakekatnya merupakan alat komunikasi. Artinya laporan keuangan digunakan untuk mengkomunikasikan informasi


(36)

keuangan dari perusahaan dan kegiatan-kegiatan perusahaan tersebut kepada pihak-pihak yang berkepentingan, sehingga manajemen mendapat informasi yang bermanfaat untuk: (Munawir, 2000:3)

1) Mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan.

2) Untuk menentukan atau mengukur efisiensi tiap bagian, proses atau

produksi, serta untuk menentukan derajat keuntungan yang dapat dicapai.

3) Untuk menilai dan mengukur hasil kerja tiap-tiap individu yang telah

diserahi wewenang dan tanggungjawab.

4) Untuk menentukan perlu tidaknya digunakan guna mencapai hasil yang

baik.

Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasikan dalam nilai moneter (Kieso, 2002:3).

Menurut Standar Akutansi Keuangan (2007:1-2), laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana),


(37)

catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa laporan keuangan merupakan informasi keuangan dari suatu perusahaan yang meringkas, mencatat secara tepat yang dapat digunakan untuk bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2.2.3.2 Tujuan laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009:3), tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manjemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Menurut PSAK No. 1 (2002, par 07) Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat


(38)

manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan mereka.

Menurut Accounting Principles Board statement No.4 (Belkaoui,

2000:126-127) mengklasifikasikan tujuan secara khusus, umum dan kualitatif, menempatkannya dibawah serangkaian batasan.

Tujuan-tujuan tersebut diiktisarkan sebagai berikut : 1. Tujaun Khusus

Laporan keuangan adalah penyajian secara wajar dan sesuai prinsip akuntansi berterima umum, posisi keuangan, hasil oprasi, dan perubahan lain dalam posisi keuangan.

2. Tujuan Umum laporan Keuangan adalah sebagai berikut :

a. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang sumberdaya

ekonomi dan kewajiban suatu usaha bisnis dengan tujuan untuk :

1. Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan.

2. Menunjukan pandangan dan investasi.

3. Mengevaluasi kemampuan perusahaan memenuhi


(39)

b. Meyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang perubahan sumber daya bersih sebagai hasil dari aktivitas perusahaan yang menghasilkan profit dengan tujuan untuk :

1. Menunjukan tingkat kembalian dividen harapan bagi investor.

2. Menunjukkan kemampuan operasi untuk membayar kreditor dan

pemasok, menyediakan pekerjaan bagi karyawan, membayar pajak, dan menghasilkan untuk ekspensi.

3. Menyediakan informasi bagi manajemen untuk perencanaan dan

pengendalian.

4. Menunjukkan profitabilitas jangka panjang.

c. Menyediakan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk

mengestimasi earnings potensial perusahaan.

d. Menyediakan informasi lain yang dibutuhkan tentang perubahan

sumber daya ekonomi dan kewajiban.

e. Mengungkapkan informasi lain yang relevan dengan kebutuhan

pemakai.


(40)

a. Relevan, memilih informasi yang paling mungkin untuk membantu pemakai dalam pembuatan keputusan ekonomi.

b. Dapat dipahami, selain harus jelas informasi yang harus dipilih, juga harus dapat dipahami pemakai.

c. Dapat diuji kebenarannya, hasil-hasil akuntansi dibenarkan oleh ukuran-ukuran yang independen, menggunakan metode pengukuran yang sama.

d. Netral, informasi akuntansi diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan bukan kebutuhan khusus pemakai tertentu.

e. Tepat waktu, berarti mengkomunikasikan informasi seawal mungkin untuk menghindari keterlambatan pembuatan keputusan ekonomi. Dapat dipertimbangkan, perbedaan-perbedaan seharusnya tidak mengakibatkan perlakuan yang berbeda.

f. Kelengkapan, semua informasi yang memenuhi persyaratan tujuan-tujuan kualitatif lain harus dilaporkan.


(41)

Menurut Baridwan (2004:13-15) laporan keuangan yang dihasilkan mempunyai beberapa keterbatasan seperti cukup berarti (materiality), konservatif, dan sifat-sifat khusus dari suatu industri.

Berikut ini diuraikan masing-masing batasan tersebut :

1. Cukup berarti (materiality)

Suatu laporan, fakta atau elemen dianggap cukup berarti jika karena adanya dan sifatnya akan mempengaruhi atau menyebabkan timbulnya perbedaan dalam pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan keadaan-keadaan lain yang ada.

Menurut baridwan (2004:14) beberapa pedoman umum yang dapat digunakan untuk menentukan apakah cukup berarti atau tidak, adalah sebagai berikut :

a. Aspek Kuantitatif

Berdasarkan pada jumlah absolut, misalnya jumlah rupiah, atau berdasarkan pada nilai relatif, misalnya sebagai suatu presentase dari pendapatan bersih, dari modal dan lain sebagainya.

b. Aspek Kualitatif

Mempertimbangkan karakteristik dari lingkungan, karakteristik dari perusahaan, seperti besar kecilnya perusahaan, struktur modal,


(42)

karakteristik dari elemen itu sendiri seperti sifatnya, waktunya, hubungannya, dengan pendapatan dan karakteristik dari kebijaksanaan akuntansi yang digunakan.

2. Konservatif

Konservatif ini merupakan sikap yang diambil oleh akuntan dalam menghadapi dua atau lebih alternatif dalam penyusunan laporan keuangan, apabila lebih dari satu alternatif yang tidak akan membuat aktiva dan pendapatan terlalu besar, masalah ini timbul jika ada lebih dari satu alternatif atau bisa juga timbul dalam hal suatu jumlah itu belum dapat dipastikan.

Sifat konservatif berasal dari sejarah perkembangan akuntansi di masa lalu, saat ini yang penting adalah neraca dan penyusunannya ditunjukkan kepada para kreditur untuk menjaga keamanan pinjaman dari kreditur, penekanan pada penyusunan laporan keuangan adalah pada jumlah aktiva. Lebih baik aktiva dinyatakan terlalu kecil dibandingkan dengan menyatakan jumlah yang terlalu besar, karena apabila dinyatakan terlalu besar maka menandakan bahwa perusahaan tersebut tidak dapat memanfaatkan aktivanya, dengan kata lain perusahaan tidak dapat mengunakan asset dengan efisien dan seefektif mungkin, sehingga para


(43)

infestor akan ragu akan tingkat pengambilan atas modal yang mereka tanamkan.

Memiliki jumlah yang rendah jika ada alternatif, sikap konservatif ini juga mengatur bahwa kenaikan nilai aktiva dan laba yang diharapkan, tidak boleh dicatat sebelum direalisasikan, dalam arti dijual, dan penurunan nilai aktiva dan rugi yang diperkirakan akan timbul harus dicatat walaupun jumlahnya belum dapat ditentukan. Beberapa penggunaan harga pokok atau harga pasar yang rendah (lower of cost or market) dan pengakuan rugi dalam kontak pembelian. Cara ini mengakibatkan penyajian informasi yang bias, yaitu cenderung ke satu arah lebih besar atau lebih kecil.

3. Sifat khusus suatu industri

Industri-industri yang mempunyai sifat-sifat khusus seperti bank, asuransi dan lain-lain sering kali memerlukan prinsip akuntansi yang berbeda dengan industri-industri lainya. Juga karena adanya peraturan-peraturan dari pemerintah terhadap industri-industri khusus ini akan mengakibatkan adanya prinsip-prinsip akuntansi tertentu yang berbeda dengan yang umumnya digunakan. Contohnya bank, bank merupakan


(44)

perusahaan jasa dimana perusahaan ini diharuskan untuk dapat meyakinkan para nasabah, agar para nasabah mau menabung di bank tersebut sehingga memerlukan prinsip akuntansi yang lain, yaitu dengan memberikan pelayanan yang memuaskan kepada nasabahnya.

2.2.3.4 Pemakaian Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009:2-3), pemakai laporan keuangan meliputi :

1. Investor

Penanaman modal beresiko untuk penasehat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan diri investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.

2. Karyawan

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan, mereka


(45)

juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.

3. Pemberi pinjaman

Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya

Pemasok dan usaha kreditur lainya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.

5. Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung pada perusahaan.


(46)

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan arena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

7. Masyarakat

Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya, perusahaan dapat memberikan konstribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.


(47)

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009:5), penyusunan dan penyajian laporan keuangan mendasarkan diri pada dua asumsi dasar, yaitu dasar akrual dan kelangsungan hidup usaha.

a. Dasar Akrual

Dasar akrual ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan.

b. Dasar Kelangsungan Usaha

Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha perusahaan, yang berarti perusahaan akan tetap melanjutkan usahanya di masa depan. Ini berarti bahwa perusahaan diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya.

2.2.3.6 Jenis Laporan Keuangan

Menurut Darsono dan Ashari (2005:18-25), jenis-jenis laporan keuangan adalah sebagai berikut :


(48)

Neraca adalah laporan tentang posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu seperti yang tertera dalam neraca. Biasanya neraca dibuat per 31 Desember, atau tiap akhir bulan. Neraca terdiri atas hak atau sumber daya perusahaan dan kewajiban perusahaan (Darsono dan Ashari, 2005:18).

Terdapat dua bentuk penyusunan neraca yang umum digunakan, yakni bentuk rekening (account form) dan bentuk laporan (report from). Dalam bentuk rekening, aktiva ditempatkan di sebelah kiri dan utang beserta modal sendiri (disebut pasiva) ditempatkan di sebelah kanan. Neraca dalam bentuk laporan, aktiva ditempatkan dibagian atas serta utang beserta modal sendiri ditempatkan di bawah aktiva secara vertikal (Djarwanto,2004:21).

b. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan akumulasi aktiva yang berkaitan dengan pendapatan dan biaya selama periode waktu tertentu, misalnya bulanan atau tahunan. Laporan laba rugi memberikan gambaran kinerja oprasional perusahaan (Djarwanto dan Ashari 2005:20)

Menurut Kieso (2002:150) laporan laba rugi adalah laporan yang mengukur keberhasilan oprasi perusahaan selama periode waktu tertentu. Menurut SAK (2009:25.1) laporan laba rugi merupakan laporan utama


(49)

untuk melaporkan kinerja dari suatu perusahaan selama suatu periode tertentu.

Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa laporan laba rugi digunakan sebagai alat untuk mengetahui kemajuan yang dicapai perusahaan dan juga mengetahui berapa hasil bersih atau laba yang didapat dalam suatu periode.

Laporan laba rugi dapat disajikan dalam bentuk rekening (account form) atau dalam bentuk laporan (report form). Dalam bentuk rekening, biaya-biaya dan kerugian ditempatkan di sebelah kiri, penghasilan-penghasilan di tempatkan di sebelah kanan.


(50)

Gambar 1 : Neraca Bentuk Rekening

PT. ABC NERACA Per 31 Desember 20xx

AKTIVA UTANG DAN MODAL SENDIRI

Aktiva Lancar : Utang Jangka Pendek :

Kas xxx Utang Dagang xxx

Surat-surat berharga xxx Wesel bayar xxx Wesel Tagih xxx Penghasilan yang ditangguhkan xxx

Piutang Tagih xxx Utang deviden xxx

Persediaan Barang Dagang xxx Utang Pajak xxx Penghasilan yang masih Kewajiban yang harus dipenuhi xxx akan diterima xxx

Biaya yang dibayar dimuka xxx

Jumlah Aktiva Lancar xxx Jumlah Utang Lancar xxx

Investasi : Utang Jangka Panjang :

Saham PT XYZ xxx Utang Hipotek xxx

Utang Obligasi xxx

Utang Jangka Panjang lainnya xxx Aktiva Tetap :

Tanah xxx

Bangunan xxx

Akumulasi penyusutan Jumlah utang Jangka Panjang xxx bangunan (xxx)

xxx

Mesin xxx Modal Sendiri :

Akumulasi penyusutan Modal Saham xxx

mesin (xxx) Saham Prioritas xxx

Saham Biasa xxx

xxx

Jumlah Aktiva Tetap xxx Jumlah Modal Saham xxx

Surplus xxx

Laba yang Ditahan xxx Aktiva Tak Berwujud :

Merek Dagang xxx

Goodwill xxx Jumlah Modal Sendiri xxx xxx

Biaya yang ditangguhkan xxx

Aktiva lain-lain xxx

TOTAL AKTIVA xxx TOTAL UTANG & MODAL xxx


(51)

Gambar 2 : Neraca Bentuk Laporan PT. ABC NERACA Per 31 Desember 20xx

AKTIVA

Aktiva Lancar :

Kas xxx

Surat-surat berharga xxx

Piutang Tagih xxx

Persediaan Barang Dagang xxx

Biaya yang dibayar dimuka xxx

Jumlah Aktiva Lancar xxx Investasi :

Saham PT XYZ xxx

Aktiva Tetap :

Tanah xxx

Bangunan xxx

Akumulasi penyusutan

bangunan (xxx)

xxx

Jumlah Aktiva Tetap xxx

Aktiva Tak Berwujud :

Goodwill xxx

biaya yang ditangguhkan xxx

Aktiva lain-lain xxx

TOTAL AKTIVA xxx

UTANG DAN MODAL SENDIRI

Utang Jangka Pendek :

Utang Dagang xxx

Wesel bayar xxx

Jumlah Utang Lancar xxx

Utang Jangka Panjang :

Utang Hipotek xxx

Utang Obligasi xxx

Jumlah utang Jangka Panjang xxx

Modal Sendiri :

Modal Saham xxx

Saham Prioritas xxx

Saham Biasa xxx

Jumlah Modal Saham xxx

Surplus xxx

Laba yang Ditahan xxx

Jumlah Modal Sendiri xxx

TOTAL UTANG & MODAL xxx


(52)

Sumber: Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan (Djarwanto, 2004:30)

Sedangkan saldonya menunjukan adanya laba atau rugi. Dalam bentuk laporan, data penghasilan dan biaya disusun secara vertikal. Dalam bentuk laporan ini terdapat lagi dua bentuk penyusunan laporan

laba rugi yakni langkah tunggal (single step) dan langkah berganda

(multiple step) (Djarwanto, 2004:47).

Menurut Baridwan (2004:33) bentuk multiple step adalah bentuk

laporan laba rugi di mana dilakukan beberapa pengelompokan terhadap pendapat-pendapat dan biaya-biaya yang disusun dalam urutan-urutan tertentu sehingga bisa dihitung penghasilan-penghasilan sebagai berikut :

1. Laba bruto, hasil penjualan dikurangi harga pokok penjualan.

2. Penghasilan bersih sebelum pajak, yaitu penghasilan usaha bersih

ditambah dan dikurangi pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya diluar usaha.

3. Penghasilan bersih sesudah pajak, yaitu penghasilan bersih sebelum

pajak dikurangi pajak penghasilan.

4. Penghasilan bersih dan elemen-elemen luar biasa, yaitu penghasilan

bersih sesudah pajak ditambah dan/ atau dikurangi dengan elemen-elemen yang tidak biasa.


(53)

Menurut Baridwan (2004:33) bentuk single step tidak dilakukan pengelompokan pendapatan dan biaya ke dalam kelompok-kelompok usaha dan diluar usaha, tetapi hanya dipisahkan antara :

a. Pendapatan-pendapatan dan laba

b. Biaya-biaya dan kerugian-kerugian

Pada langkah tunggal, semua penghasilan dari manapun sumbernya dijumlahkan menjadi satu, jumlah ini kemudian dikurangi dengan harga pokok penjualan dan semua biaya yang terjadi selama periode akuntansi. Sedangkan pada langkah berganda, terdapat beberapa tahap yang perlu diikuti sebelum angka besarnya pendapatan bersih (Djarwanto, 2004:47).

Gambar 3 : Laporan Laba Rugi all inclusive, single step

PT ABC Laporan Laba Rugi

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20xx

Pendapatan :

Penjualan bersih xxx

Pendapatan sewa xxx

Total pendapatan xxx

Beban :


(54)

Biaya penjualan xxx

Biaya administrasi xxx

Beban bunga xxx

Total beban (xxx)

Laba bersih xxx

Sumber: Pengantar Akuntansi (Warren, 2005:304)

Gambar 4 : Laporan Laba Rugi all inclusive, multiple step

PT ABC Laporan Laba Rugi

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20xx

Pendapatan dari penjualan

Penjualan xxx

Dikurangi : Return dan potongan penjualan xxx

Discount penjualan xxx (xxx)

Penjualan bersih xxx

Harga pokok penjualan xxx

Laba kotor xxx

Biaya operasi

Biaya penjualan :

Biaya Gaji penjualan xxx

Biaya iklan xxx

Penyusutan peralatan toko xxx

Beban penjualan rupa-rupa xxx

Total beban penjualan xxx

Biaya administrasi :

Beban gaji kantor xxx

Beban sewa xxx

Beban penyusutan peralatan kantor xxx

Beban asuransi xxx

Beban perlengkapan kantor xxx

Beban administrasi rupa-rupa xxx


(55)

Jumlah biaya usaha (xxx)

Laba dari operasi xxx

Pendapatan dan beban lain-lain :

Pendapatan sewa xxx

Beban bunga (xxx) xxx

Laba bersih xxx

Sumber: Pengantar Akuntansi (Warren, 2005:301) c. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan keuangan ekuitas menjelaskan perubahan modal yang terjadi selama periode waktu tertentu. Laporan ini menggambarkan saldo dan perubahan hak pemilik yang melekat pada perusahaan (Darsono dan Ashari, 2004:24).

Menurut SAK (2009:1.12), perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama yang menunjukkan:

1. Laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan.

2. Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian

beserta jumlahnya berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas.

3. Pengaruh kumulatif dan perubahan kebijakan akuntansi dan

perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait.


(56)

5. Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta perubahanya.

6. Rekonsiliasi antar nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio, dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perpisahan.

Gambar 5 : Laporan Perubahan Ekuitas PT ABC

Laporan Perubahan Ekuitas

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X2

Modal Agio Selisih Selisih Saldo Jumlah

Saham saham Revaluasi Kurs laba

Saldo per 31/12/20X0 X X X X X X

Perubahan kebijakan

akuntansi (X) (X)

Saldo yang disajikan kembali X X X (X) X X

Selisih revaluasi aset tetap X X

Laba (rugi) belum direalisasi

dari pemilikan efek (X) (X)

Selisih kurs (X) (X)

Keuntungan (kerugian) neto yang tidak

diakui dalam laporan laba

rugi X (X) X

Laba bersih periode berjalan X X

Dividen (X) (X)

Penempatan modal saham X

Saldo per 31/12/20X1 X X X (X) X X

Selisih revaluasi aset tetap (X) (X)

Laba (rugi) belum direalisasi


(57)

Selisih kurs (X) (X) Keuntungan (kerugian)

neto yang tidak

diakui dalam laporan laba

rugi (X) (X) (X)

Laba bersih periode berjalan X X

Dividen (X) (X)

Penempatan modal saham X X X

Saldo per 31/12/20X2 X X X (X) X X

Sumber: SAK (2007:1.16)

d. Laporan Arus Kas Metode 2 Contoh

Laporan arus kas menggambarkan perputaran uang (kas dan bank) selama periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan. Laporan arus kas melaporkan arus kas masuk dan keluar bagi kegiatan operasional, investasi, dan pendanaan (Darsono dan Ashari, 2004:22).

e. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan ini berupa penjelasan umum tentang perusahaan, kebijakan akuntansi yang dianut, dan penjelasan tiap-tiap akan neraca dan laporan laba rugi (Darsono dan Ashari, 2004:25).

Menurut SAK(2009:1.13) catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan narative atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontijensi dan komitmen.


(58)

Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan (SAK, 2009:1.13) :

1. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan

kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.

2. Informasi yang diwajibkan dalam pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan tetapi di sajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas.

3. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan

tetapi diperlukan dalam penyajian secara wajar.

2.2.3.7 Teknik Analisis Laporan Keuangan

Teknik analisis laporan keuangan ditujukan untuk memperhatikan hubungan-hubungan dan perubahan-perubahan.

Menurut Simamora (2000:518) terdapat tiga teknik yang lazim dipakai:

1. Analisis horizontal (horizontal analysis)

Teknik yang dipakai untuk mengevaluasi serangkaian data laporan keuangan selama periode tertentu.


(59)

Teknik yang digunakan untuk mengevaluasi data laporan keuangan yang menggambarkan setiap pos dalam laporan keuangan dari segi presentase jumlahnya.

3. Analisis rasio (ratio analysis)

Menggambarkan hubungan di antara pos-pos yang terseleksi dari data laporan keuangan.

2.2.4 Pelaporan Keuangan

Pelaporan keuangan bukan merupakan satu-satunya sumber informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan bisnis. Pelaporan keuangan tidak hanya terdiri dari laporan keuangan, tetapi semua informasi yang berhubungan baik secara langsung, ataupun tidak langsung dengan sistem akuntansi. Contohnya adalah surat direktur perusahaan atau skedul suplementer dalam laporan tahunan korporasi, prospectus, laporan yang disampaikan kepada badan-badan pemerintah, siaran berita, prakiraan manajemen, dan deskripsi tentang dampak sosial serta lingkungan perusahaan (Kieso Weygandt, 2002:3). Sedangkan pelaporan keuangan


(60)

sesuai dengan SFAC (Statement of Financial Accounting Concepts) No.1 terdiri dari :

a. Laporan keuangan dasar (Basic Financial Statements) yang terdiri dari laporan keuangan (financial statements) dan catatan atas laporan keuangan (Notes of Financial Statements).

b. Informasi-informasi tambahan (Supplementary Informations).

c. Laporan-laporan ini selain laporan keuangan (Other Means of Financial Reporting).

FASB dalam SFAC No.1 secara tegas menjelaskan bahwa tujuan pelaporan keuangan adalah bukan sesuatu yang tidak terpengaruh (immutable). Tujuan pelaporan keuangan dipengaruhi oleh lingkungan ekonomi, politik, dan sosial dimana pelaporan keuangan berasal. Adapun tujuan pelaporan keuangan dalam SFAC No.1 adalah :

1. Menyediakan informasi yang bermanfaat bagi investor, potensial

investor, kreditor, dan pengguna lainya untuk melakukan investasi, pemberian kredit, dan keputusan secara rasional.

2. Menyediakan informasi untuk membantu investor dan potensial


(61)

ketidakpastian prospek perolehan kas dari dividen, atau bunga dari penerimaan, penjualan, penebusan, atau pinjaman.

3. Menyediakan informasi tentang sumber daya perusahaan, klaim

terhadap sumber daya tersebut, dan pengaruh transaksi, kejadian dan lingkungan serta klaim yang dapat berpengaruh terhadap sumber daya tersebut.

Sementara tujuan yang tercantum dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (IAI, 2004) adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2.2.5 Ketepatan Waktu (timeliness)

Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh suatu perusahaan. Dyer dan McHugh (1995:204) dalam Bandi (2002) menyimpulkan bahwa ketepatan waktu pelaporan merupakan elemen pokok bagi catatan laporan keuangan yang memadai. Para pemakai informasi akuntansi tidak hanya perlu memiliki


(62)

informasi keuangan yang relevan dengan prediksi dan perbuatan keputusanya, tetapi informasi harus bersifat baru.

Ketepatan waktu mengimplikasikan bahwa laporan keuangan seharusnya disajikan pada suatu interval waktu, untuk menjelaskan perubahan dalam perusahaan yang mungkin mempengaruhi pemakai informasi dalam membuat prediksi dan keputusan (Hendriksen, 1992:75 dalam Bandi, 2002).

Informasi dari laporan keuangan perushaan akan bermanfaat bila dapat dipahami dan memiliki karakteristik kualitatif utama yaitu kerelevanan dan keterandalan, seperti tercantum dalam SFAC No.2 (FASB, 1980). Dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam membuat laporan keuangan mempertimbangkan trade off antara relevansi dan keandalan (reliabilitas) dari laporan keuangan tersebut (Kieso, 2002:51). Gozali (2001) dalam Laila dan Irawati (2006) mengatakan informasi tidak dapat dikatakan relevan jika tidak tepat waktu. Begitu pula dalam PSAK No.1 Paragraf 38 (IAI, 2007) menyatakan bahwa manfaat suatu laporan keuangan akan berkurang jika laporan keuangan tersebut tidak tersedia pada waktunya.

Keterlambatan penyelesaian dapat disebabkan karena perusahaan berusaha untuk mengumpulkan informasi yang banyak untuk menjamin keandalan dari laporan keuangan (SAK, 2002 : SAK kerangka dasar par 43).


(63)

Namun, peningkatan jumlah penundaan laporan keuangan juga dapat memberikan arti bahwa ada sumber alternatif informasi atau ada suatu kebocoran yang umum dan eksploitasi atau inside information. Givoly dan Palmon (1982) dalam Na’im (1999) berpendapat bahwa adanya fenomena semacam itu akan menyadarkan pentingnya ketepatan waktu karena sumber informasi alternatif akan lebih mahal dari pada perbaikan atas ketepatan waktu informasi akuntansi itu sendiri. PSAK N0.1 Paragraf 38 (IAI, 2007) menyatakan bahwa factor-faktor seperti kompleksitas operasi perusahaan tidak cukup menjadi pembenaran atas ketidak mampuan perusahaan menyediakan laporan keuangan tepat waktu.

Chambers dan Penam (1984:21) dalam Bandi (2002) mendefinisikan ketepatan waktu dalam dua cara, yaitu (1) ketepatan waktu didefinisikan sebagai keterlambatan waktu pelaporan dari tanggal laporan keuangan sampai tanggal melaporkan, dan (2) ketepatan waktu ditentukan dengan ketepatan waktu pelaporan relatif atas tanggal pelaporan yang diharapkan. Sedangkan menurut Dyer dan McHugh, dalam penelitian Bandi dan Tri Hananto (2002), ada tiga kriteria keterlambatan, yaitu :

1. Keterlambatan audit (Auditors’ Report Lag) yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani.


(64)

2. Keterlambatan Pelaporan (Reporting Lag) yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan auditor ditandatangani sampai tanggal pelaporan oleh BEJ.

3. Keterlambatan total (Total Lag) yaitu interval jumlah hari antara tanggal periode pelaporan keuangan sampai tanggal tanggal laporan dipublikasikan oleh bursa.

2.2.6 Regulasi Publikasi Laporan Keuangan

Menurut undang-undang (UU) No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dinyatakan secara jelas bahwa perusahaan publik wajib menyampaikan laporan berkala dan laporan incidental lainnya kepada BAPEPAM. BAPEPAM melalui keputusan ketua Bapepam No.80 tahun 1996, dengan peraturan nomor X.K.2, mengatur perusahaan-perusahaan yang terdaftar di pasar modal untuk berkewajiban menyampaikan laporan keuangan secara berkala (tahunan dan tengah tahunan) kepada BAPEPAM dan mempublikasikan kepada masyarakat luas melalui media massa nasional.

Kemudian untuk meningkatkan kualitas keterbukaan informasi kepada publik, diberlakukanlah ketentuan terbaru yang mengatur mekanisme


(65)

pelaporan keuangan berkala dibentuk berdasarkan Kep-17/PM/2002 oleh BAPEPAM.

Pembaruan ini mengubah jangka waktu laporan keuangan tahunan auditan yang semula paling lambat dalam 120 hari diubah menjadi selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Dalam peraturan BAPEPAM ini menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntansi dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada BAPEPAM. Regulasi pelaporan keuangan secara berkala juga didukung oleh Direksi PT Bursa Efek Jakarta melalui keputusan Nomor : Kep-155/BEJ/05-2003 tentang Pelaporan Anggota Bursa Efek. Inti dari keputusan ini adalah mewajibkan setiap anggaota Bursa Efek untuk menyampaikan laporan keuangan berkala ke Bursa.

2.2.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan


(66)

Berdasarkan penelitian terdahulu banyak faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan dalam ketepatan waktu penyampaian pelaporan keuangan. Adapun faktor-faktor tersebut diantaranya :

2.2.7.1 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Besar kecilnya ukuran perushaan dapat didasarkan pada total nilai aktiva, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar nilai item-item tersebut maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan dikenal dalam masyarakat.

Dyer dan McHugh (1975), Carslaw dan Kaplan (1991) dan Owusu-Ansa (2000) dalam artikel Googel (2009) menemukan bahwa ukuran perusahaan secara signifikan mempunyai hubungan dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Ukuran (proksi) yang mereka gunakan untuk variabel ukuran perusahaan ini adalah dengan total asset. Bukti empiris yang ada menunjukan bahwa perusahaan yang memiliki asset yang lebih besar melaporkan lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki asset yang lebih kecil. Mereka berargumen bahwa perusahaan yang


(67)

memiliki sumber daya (asset) yang besar memiliki lebih banyak sumber informasi, lebih banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang lebih canggih memiliki sistem pengendalian intern yang kuat, adanya pengawasan dan investor, regulator dan sorotan masyarakat, maka hal ini memungkinkan perusahaan untuk melaporkan laporan keuangan auditannya lebih cepat ke publik.

Hasil penelitian oleh Bandi dan Tri Hananto (2002) menunjukan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan, tetapi memiliki hubungan positif dengan keterlambatan penyelesaian penyampaian laporan keuangan. Begitu pula dengan hasil penelitian Na’im (1999) menunjukan bahwa ukuran perusahaan (diukur dengan total asset dan total penjualan) tidak secara signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Sedangkan hasil penelitian Made Gede (2008) menunjukan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan, dan memiliki jenis hubungan negatif terhadap rentan waktu penyelesaian penyajian laporan keuangan auditan, dengan kata lain memiliki hubungan negatif dengan keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan.

2.2.7.2 Profitabilitas

Profitabilitas merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan untuk dapat menghasilkan laba di masa yang akan datang dan


(68)

laba merupakan informasi penting bagi investor sebagai pertimbangan dalam menanamkan modalnya. Semakin tinggi profitabilitas maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bagi perusahaannya.

Penelitian Dyer dan Mchugh (1975) dalam artikel Google (2009) menunjukan bahwa perusahaan yang memperoleh laba cenderung tepat waktu menyampaikan laporan keuangannya dan sebaliknya jika mengalami rugi. Carslaw dan Kaplan (1991) dalam artikel Google (2009) menemukan bahwa perusahaan yang mengalami kerugian meminta auditornya untuk menjadwalkan pengauditanya lebih lambat dari yang seharusnya, akibatnya penyerahan laporan keuangannya terlambat. Kedua penelitian ini menyatakan bahwa perusahaan akan cenderung menunda penyampaian laporan keuangan apabila perusahaan yakin terdapat berita buruk dalam laporan keuangan tersebut, karena pengaruh pada ekuitas laba. Dari hasil penelitian Na’im (1999) menunjukan bahwa profitabilitas secara signifikan mempengaruhi ketepatan pelaporan keuangan dan memiliki hubunagan yang negatif dengan keterlambatan penyampaian laporan keuangan.

Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi dapat dikatakan bahwa laporan keuangan perusahaan tersebut mengandung berita baik akan cenderung menyerahkan laporan keuangannya tepat waktu. Hal ini juga berlaku jika profitabilitas perusahaan rendah dimana hal ini mangandung


(69)

berita buruk, sehingga perusahaan cenderung tidak tepat waktu penyerahan laporan keuangannya.

2.2.7.3 Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk melunasi hutang lancar dengan menggunakan aktiva lancar perusahaan. secara umum hutang lancar dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu hutang jangka

pendek, hutang dagang, dan hutang akrual / Accrued Liabilities

(White,2002:126 dalam Amilia dan Setiady, 2006). Sedangkan aktiva lancar perusahaan dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu kas dan setara kas, sekuritas yang diperdagangkan, piutang, persediaan dan biaya dibayar dimuka (White, 2002:126 dalam Amilia dan Setiady, 2006).

Rasio likuiditas dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu rasio yang dibandingkan sumber-sumber kas dengan hutang lancar dan rasio yang membandingkan arus kas dengan hutang lancar (White, 2002:127 dalam Amilia dan Setiady, 2006).

Penelitian Suharli dan Rachpiliani (2006) dalam artikel Google (2009) memberikan bukti empiris bahwa likuiditas mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan dan memiliki hubungan searah. Apabila perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin besar, ini berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menutupi


(70)

kewajiban jangka pendeknya. Hasil penelitian Amilia dan Setiady (2006) menunjukan bahwa likuiditas tidak memiliki pengaruh terhadap

penyelesaian penyajian laporan keuangan (Lag). Logika teorinya adalah

semakin besar rasio likuiditas, maka hal itu menunjukan kondisi yang baik dari suatu perusahaan.

2.2.7.4 Umur Perusahaan

Perusahaan biasanya didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas / panjang, tidak didirikan hanya beberapa tahun saja (Keiso Weygandt, 2002:05). Owusu-Ansah (2000) dalam Laila dan Irawati (2006) mengungkapkan bahwa perusahaan yang memiliki umur lebih tua cenderung untuk lebih terampil dalam pengumpulan, pemrosesan dan menghasilkan informasi ketika diperlukan, karena perusahaan telah memperoleh pengalaman yang cukup. Dengan demikian laporan keuangan akan dapat disajikan lebih tepat waktu.

Hasil penelitian oleh Rachmaf Saleh (2004) dalam Laila dan Irawati (2006) menunjukan bahwa umur perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan, dan memiliki hubungan negatif terhadap ketepatan waktu penyajain laporan keuangan, dengan kata lain, memiliki hubungan positif terhadap keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan. Hal ini tidak sesuai dengan logika teori yang disajikan oleh Rachmaf Saleh (2004).


(71)

Penelitian tersebut mengacu pada logika teori penelitian Rachmaf Saleh (2004) dalam Laila dan Irawati (2006). Perusahaan yang telah memiliki banyak pengalaman mengenai berbagai masalah yang berkaitan dengan pengolahan informasi dan cara mengatasinya, serta telah merasakan perubahan-perubahan yang terjadi selama kegiatan operasinya, maka perusahaan cenderung memiliki fleksibilitas dalam menangani perubahan yang akan terjadi.

Hal tersebut membuat perusahaan mampu menyajikan laporan keuangan lebih tepat waktu. Dengan demikian umur perusahaan dapat dikatakan memiliki hubungan negatif terhadap keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan. Sedangkan hasil penelitian Laila dan Irawati (2006) menunjukan bahwa umur perusahaan mempunyai pengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu laporan keuangan.

2.2.7.5 Rasio Gearing

Rasio gearing merupakan salah satu rasio financial leverage. Leverage mengacu pada seberapa jauh seberapa jauh suatu perusahaan bergantung pada kreditor dalam membiayai aktiva perusahaan. Weston dan Copeland (1995) dalam Laila dan Irawati (2006) menyatakan bahwa rasio leverage mengukur tingkat aktiva perusahaan yang telah dibiayai oleh pengunaan hutang.


(72)

Leverage keuangan dapat diartikan sebagai pengunaan asset dan sumber dana (source of fund) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan maksud meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Suatu perusahaan yang memiliki leverage keuangan yang tinggi berarti memiliki banyak hutang pada pihak luar. Ini berarti perusahaan tersebut memiliki resiko keuangan yang tinggi karena mengalami kesulitan keuangan (financial distress) akibat hutang yang tinggi.

Penelitian Schwartz dan Soo (1986) dalam Na’im (1999) menunjukan bahwa perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan cenderung tidak tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangannya dibanding perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan. Kesulitan

keuangan juga merupakan berita buruk (bad news) sehingga perusahaan

dengan kondisi seperti ini cenderung tidak tepat waktu dalam pelaporan keuangannya. Dari hasil penelitian Na’im (1999) beserta Laila dan Irawati

(2006) menunjukan bahwa rasio gearing tidak secara signifikan

mempengaruhi ketepatan waktu keuangan .


(73)

Ukuran perusahaan yang besar akan meningkatkan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan (Rachmaf Saleh, 2004 dalam Amilia dan Setiady, 2006 ). Pelaporan keuangan menjadi bertambah penting bagi perusahaan, karena perusahaan menawarkan atau menjual sebagian sahamnya kepada masyarakat umum. Oleh sebab itu harus di laporkan tepat waktu. Pemilik perusahaan tidak lagi perorangan atau sekelompok orang, tetapi terdiri dari para investor yang umumnya tidak mempunyai akses langsung kepada sumber informasi, tetapi hanya semata-mata menyandarkan diri pada informasi dalam pelaporan keuangan yang disampaikan oleh manajemen. Pengungkapan dalam pelaporan keuangan mempunyai arti penting dalam pengambilan keputusan investasi. (Prof. Dr. Bambang Subroto, SE, AK, MM dalam artikel online Googel berjudul Pengungkapan Pelaporan Keuangan: Sarana Menuju Keterbukaan Perusahaan Publik ).

Menurut SAK (2009: 1.7) manfaat dari laporan keuangan berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh suatu perusahaan. Dyer dan McHugh (1975:204) dalam Bandi (2002) menyampaikan bahwa ketepatan waktu pelaporan merupakan elemen pokok bagi catatan laporan keuangan yang memadai. Para pemakai informasi akuntansi tidak hanya perlu memiliki informasi keuangan yang relevan


(74)

dengan prediksi dan perubahan keputusannya, tetapi informasi harus bersifat baru.

2.2.9 Hubungan Antara Profitabilitas Dengan Ketepatan Waktu

Dengan profitabilitas yang rendah maka perusahaan menjadi tidak

mematuhi peraturan ketepatan waktu (Na’im, 1999). Melihat pentingnya

kegunaan laporan keuangan maka di perlukan suatu kepatuhan (compliance

theory) terhadap regulasi yang berlaku khususnya regulasi tentang ketepatan waktu pelaporan keuangan. Ahmadi Hadibroto (Googel, 2009) pernah

mengingatkan betapa pentingnya kepatuhan (compliance theory) dalam

menerapkan standar akuntansi secara keseluruhan, sebab kalau tidak, laporan keuangan yang dihasilkan akan menjadi sumber petaka. Faktor penyebab ketidakpatuhan adalah : kerumitan perhitungan, lemahnya penegakan hukum, inkonsistensi standar, dan kehendak manajemen.

2.2.10 Hubungan Antara Likuiditas Dengan Ketepatan Waktu

Logika teorinya adalah semakin besar rasio likuiditas, maka hal itu menunjukan kondisi yang baik dari suatu perusahaan sehingga pelaporan

keuangan menjadi tepat waktu (Amilia dan Setiady, 2006). Ketepatan waktu

pelaporan keuangan juga berhubungan dengan signaling theory yang

memberikan peluang untuk mengintegrasikan teori interaktif dari manfaat sosial dan komunikasi simbolis dengan teori terkait tindakan dan adaptasi


(1)

waktu penyampaian laporan keuangan dan sebagai bahan referensi yang akan melengkapi temuan-temuan empiris dibidang akuntansi ataupun sebagai informasi yang berguna bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan permasalahan tersebut, sehingga hasil dari penelitian ini telah sesuai dengan tujuan dan manfaat yang ingin dicapai.

4.5.6 Keterbatasan Penelitian

Terdapat beberapa keterbatasan dari hasil penelitian ini antara lain :

1. Jangka waktu penelitian pendek, yaitu 4 (empat) tahun, mulai tahun 2004-2007. Diharapkan untuk penelitian mendatang dapat menambah jangka waktu penelitian agar memperoleh hasil yang lebih baik lagi.

2. Penelitian ini belum cukup memberikan klasifikasi secara rinci tentang waktu pelaporan, sehingga hasil temuan ini belum sampai menganalisis ketepatan pelaporan menurut presisi harinya.

3. Belum memasukkan faktor-faktor lain seperti : solvabilitas, pelaporan item-item luar biasa dan/ kontinjensi (ekstra), kualitas sistem pengendalian internal, dan penggunaan komite audit oleh perusahaan.

4. Sampel yang digunakan pada penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan otomotif sehingga generalisasi hasil temuan dan rekomendasi penelitian ini kurang dapat diberlakukan untuk objek penelitian di luar perusahaan otomotif. Diharapkan penelitian yang akan datang dapat memperluas dan menambah sampel penelitian dari seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hipotesis penelitian ini tidak teruji kebenarannya, dapat dilihat dari hasil Uji Wald (Tabel 4.8) menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan (X1) dengan hubungan tanda positif, profitabilitas (X2) dengan hubungan tanda negatif, likuiditas (X3) dengan hubungan tanda negatif, umur perusahaan (X4) dengan hubungan tanda negatif, dan rasio gearing (X5) dengan hubungan tanda negatif, secara parsial tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan (Y).

Model regresi yang dihasilkan sesuai dan akurat dengan tingkat keakuratan sebesar seratus persen, begitu juga dengan kemampuan variabel ukuran perusahaan (X1), profitabilitas (X2), likuiditas (X3), umur perusahaan (X4), dan rasio gearing (X5) dalam menjelaskan variabel ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan (Y) adalah sebesar seratus persen.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan implikasi penelitian, adapun saran yang diajukan adalah :


(3)

1. Bagi perusahaan yang go publik di BEI, hendaknya lebih memperhatikan dan mematuhi regulasi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan sebagai mana yang telah ditentukan oleh BAPEPAM. Karena hal ini merupakan salah satu faktor dalam mempertimbangkan suatu emiten untuk didelisting atau tidak.

2. Bagi penelitian selanjutnya, hendaknya memperluas atau menambah sampel penelitian dari seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI dengan periode pengamatan yang lebih panjang, serta menambah variabel seperti : solvabilitas, pelaporan item-item luar biasa dan/ kontinjensi (ekstra), kualitas sistem pengendalian internal, dan penggunaan komite audit oleh perusahaan.

 


(4)

BUKU TEKS

:

Baridwan, Zaki, 2004, Intermediate Accounting, Edisi Kedelapan, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Belkaoui, Ahmed Riahi, 2000, Teori Akuntansi, Edisi Pertama, Buku Satu, Terjemahan Marwata, Dkk, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Bodnar, George H dan William S. Hopwood, 2006, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Sembilan, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Darsono dan Ashari, 2005, Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Djarwanto, Ps, 2004, Pokok-Pokok Analisis laporan Keuangan, Edisi Kedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Tiga, Penerbit Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Hanafi dan Halim, 2003, Analisis Laporan Keuangan, Penerbit UPP-AMP-YKPN, Yogyakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 2002, Teori Akuntansi Laporan Keuangan, Edisi Satu, Penerbit PT Bumi Aksara, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

______________________, 2004, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

______________________, 2009, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Kieso, Donald E, Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield, 2002, Akuntansi Intermediate, Jilid 1, Edisi Kesepuluh, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Nazir, Moh, 2005, Metode penelitian, Edisi Keenam, penerbit Ghalia Indonesia, Bogor.


(5)

Sekaran, Uma, 2006, Research methods for Business, Buku Satu, Edisi Empat, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Simamora, Henry, 2000, Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Jilid 1, Cetakan Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sumarsono, 2002, Metode Penelitian Akuntansi Beserta Contoh Interprestasi Hasil Pengolahan Data.

Warren, Carl S., et. al., 2005, Pengantar Akuntansi, Buku Satu, Edisi 21, Salemba Empat, Jakarta.

Wilkinson, Joseph W, 1993, Sistem Akuntansi dan Informasi, Jilid Satu, Edisi Ketiga, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.

Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Bisnis, Penerbit Alfabeta, Bandung. JURNAL :

Almilia, Luciana spica dan Lucas Setiady, 2006, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyelesaian Penyajian Laporan Keuangan Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEJ”, Seminar Nasional Good Corporate

Governance di Universitas Trisakti Jakarta (24-25 November 2006).

Bandi dan Santoso Tri Hananto, 2002, “Ketepatan Waktu Atas Laporan Keuangan Perusahaan Indonesia”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 4, No. 2, hal 155-164.

Na’im, Ainun, 1999, “Nilai Informasi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan : Analisis Empirik Regulasi Informasi Di Indonesia”, Jurnal

Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 14, No. 2, hal 85-100.

Wirakusuma, Made Gede, 2008, “Pengaruh Ketepatwaktuan Publikasi Laporan Keuangan Terhadap Kandungan Kualitas Informasi Laba Akuntansi di Pasar Modal Indonesia”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 11, No. 3, hal 286-311.

Laila, Erit dan Irawati, 2006, “ Ketepatan waktu atas laporan keuangan perusahaan Indonesia”, Jurnal bisnis dan akutansi, Vol. 4, No. 2, Hal 155-164.


(6)

Agustina, Devita, 2009, Faktor-faktor yang Menentukan Kedisiplinan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Pada Perusahaan Transportasi yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia, Jurusan Akuntansi, Skripsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa timur.

INTERNET : www.Google.com