FAKTOR – FAKTOR YANG MENENTUKAN KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN TRANSPORTASI YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

(1)

FAKTOR – FAKTOR YANG MENENTUKAN KETEPATAN

WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PADA

PERUSAHAAN TRANSPORTASI YANG GO PUBLIK

DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Oleh : Vivi Halim Putri 0613010166/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(2)

FAKTOR – FAKTOR YANG MENENTUKAN KETEPATAN

WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PADA

PERUSAHAAN TRANSPORTASI YANG GO PUBLIK

DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Akuntansi

Oleh : Vivi Halim Putri 0613010166/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(3)

SKRIPSI

FAKTOR – FAKTOR YANG MENENTUKAN KETEPATAN

WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PADA

PERUSAHAAN TRANSPORTASI YANG GO PUBLIK

DI BURSA EFEK INDONESIA

yang diajukan

Vivi Halim Putri 0613010166/FE/EA

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh tim penguji skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembanguna Nasional

“Veteran” Jawa Timur pada tanggal 27 Maret 2010

Pembimbing : Tim Penguji :

Pembimbing Utama Ketua

Dra. Ec. Endah Susilowati, MSi Drs. Ec. Tamadoy Thamrin, MM

Sekretaris

Dra. Ec. Endah Susilowati, MSi Anggota

Dra. Ec. Dwi Suhartini

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembanguna Nasional “Veteran ” Jawa Timur

DR. Dhani Ichsanuddin Nur, MM NIP. 030 202 389


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang MahaEsa atas segala berkat yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi dalam jenjang Strata Satu Fakultas Ekonomi Universitas Pembanguna Nasional “Veteran” Jawa Timur dengan judul "FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN TRANSPORTASI YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA”.

Dalam menulis skripsi ini, penulis telah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan motivasi, bimbingan, saran serta dorongan moril baik langsung maupun tidak langsung sampai terselesaikannya penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H.R. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.


(5)

3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, Msi selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.

4. Ibu Dra. Ec. Endah Susilowati, Msi selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing skripsi ini.

5. Para Dosen yang telah memberikan banyak bekal ilmu pengetuhuan dan suri tauladan kepada penulis selama menjadi mahasiswa di UPN ”Veteran” Jawa Timur.

6. Staf perpustakaan UPN ”Veteran” Jatim yang telah memberikan bantuan terhadap fasilitas peminjaman buku untuk dijadikan referensi dalam penulisan skripsi ini.

7. Staf Bursa Efek Indonesia yang telah memberikan bantuan dalam perolehan data yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini.

8. Kedua orang tuaku, Hendratno HP dan Yuliana Safitria beserta adik kecilku Vincent HP yang telah memberikan doa dan semangat moril maupun materiil.

9. Para sahabatku tersayang Froggy Girls : Gek, Meonk, Inge, Tyas, Ayu, Nunik, S-tay, Jupe, Chubby, dan teman-teman lainnya, ku ucapkan banyak terimakasih atas dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.Semua yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.


(6)

Semoga Tuhan senantiasa memberikan limpahan berkat kepada semua pihak yang telah membantu penulis.

Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini, untuk itu penulis menghargai segala bentuk kritik dan saran yang bersifat membangun karena hal tersebut sangat membantu menghaturkan pada kesempurnaan skripsi ini.

Surabaya, Maret 2010


(7)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... iv

Daftar Tabel ……… viii

Daftar Gambar ……… ix

Daftar Lampiran ... x

Abstraksi ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 9

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 9

2.2. Landasan Teori ... 18

2.2.1. Akuntansi Keuangan………. 18

2.2.1.1. Pengertian Akuntansi Keuangan ……... 18

2.2.1.2. Tujuan Akuntansi Keuangan ..……… 19

2.2.1.3. Manfaat Akuntansi Keuangan ……… 19

2.2.2. Informasi ………... 20

2.2.2.1. Pengertian Informasi ………... 20


(8)

2.2.3. Laporan Keuangan... 21

2.2.3.1. Pengertian Laporan Keuangan……….. 21

2.2.3.2. Tujuan Laporan Keuangan ……….. 22

2.2.3.3. keterbatasan Laporan Keuangan ………….. 24

2.2.3.4. Pemakai Laporan Keuangan ……….… 27

2.2.3.5. Asumsi Dasar Laporan Keuangan ………… 30

2.2.3.6. Jenis Laporan Keuangan ………... 30

2.2.3.7. Teknik Analisis Laporan Keuangan……….. 41

2.2.4. Pelaporan Keuangan ………. 41

2.2.5. Ketepatan Waktu………... 43

2.2.6. Regulasi Publikasi Laporan Keuangan ………. 46

2.2.7. Faktor–faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan……… 47

2.2.8. Teori yang membahas pengaruh antara komponen ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, umur perusahaan, dan rasio gearing terhadap ketepatan Waktu……….. 53

2.3. Kerangka Pikir ... 58

2.4. Hipotesis ... 60

BAB III METODE PENELITIAN ……… 61

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 61

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 64


(9)

3.2.2. Sampel………. 65

3.3. Teknik Pengunpulan Data ... 66

3.3.1. Jenis Data ... 66

3.3.2. Sumber Data ... 66

3.3.3. Pengumpulan Data ... 67

3.4. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 67

3.4.1. Uji Normalitas ..…... 67

3.4.2. Regresi Logistik ……….……… 67

3.4.3. Menilai Model Fit …………..………... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. 70

4.1. Deskripsi Objek Penelitian ……….….. 70

4.1.1. Sejarah PT Humpuss Intermoda Transportasi, Tbk … 70

4.1.2. Sejarah PT Berlian Laju Tanker, Tbk ……... 71

4.1.3. Sejarah PT Centris Multipersada Pratama, Tbk ……. 72

4.1.4. Sejarah PT Steady Safe, Tbk ……….. 73

4.1.5. Sejarah PT Zebra Nusantara, Tbk ………... 74

4.1.6. Sejarah PT Mitra Rajasa, Tbk ………. 75

4.1.7. Sejarah PT Rig Tenders Indonesia, Tbk ……….. 75

4.1.8. Sejarah PT Samudra Indonesia, Tbk ………... 76

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ……….. 77

4.2.1. Ukuran Perusahaan (X1) ……….. 77

4.2.2. Profitabilitas (X2) ………. 78


(10)

4.2.4. Umur Perusahaan (X4) ………... 82

4.2.5. Rasio Gearing (X5) ……… 83

4.2.6. Ketepatan Waktu (Y) ……… 85

4.3. Analisis dan Uji hipotesis ………... 87

4.3.1. Uji Normalitas ... 87

4.3.2. Regresi Logistik ... 88

4.3.3. Menilai Model Fit …... 92

4.3.4. Koefisien Determinasi ... 93

4.3.5. Keakuratan Model ... 94

4.4. Uji Hipotesis ………... 95

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ……….. 95

4.5.1. Implikasi Penelitian ……….. 99

4.5.2. Pengembangan Ilmu Pengetahuan ……… 100

4.5.3. Perbedaan Penelitian Terdahulu Dengan Penelitian Sekarang ……….………. 101

4.5.4. Konfirmasi Hasil Penelitian Dengan Tujuan dan Manfaat ……….……… 103

4.5.6. Keterbatasan Penelitian ……… 104

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 105

5.1. Kesimpulan ……… 105

5.2. Saran ………... 105 Daftar Pustaka


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data ketepatan waktu (Y) Laporan Keuangan Perusahaan

Transportasi Yang Terdaftar di BEI periode 2003 – 2007 ….... 4

Tabel 2.1 Rangkuman Perbedaan Penelitilian Terdahulu Dengan Penelitian Sekarang ... 17

Tabel 4.1 Data Ukuran Perusahaan ... 77

Tabel 4.2 Data Profitabilitas ... 79

Tabel 4.3 Data Likuiditas ... 80

Tabel 4.4 Data Umur Perusahaan ... 82

Tabel 4.5 Data Rasio Gearing ... 84

Tabel 4.6 Data Ketepatan Waktu ... 86

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas ... 87

Tabel 4.8 Model Regresi Logistik ... 88

Tabel 4.10 Hasil Uji Menilai Model Fit ... 93

Tabel 4.11 Nilai R2 ... 93

Tabel 4.12 classification table ... 94

Tabel 4.13 Rangkuman Perbedaan Penelitilian Terdahulu Dengan Penelitian Sekarang ... 101


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Neraca Bantuk Rekening ... 32 Gambar 2 Neraca Bentuk Laporan ... 33 Gambar 3 Laporan Laba Rugi all inclusive, single step ………... 35 Gambar 4 Laporan Laba Rugi all inclusive, multiple step …………... 36 Gambar 5 Laporan Perubahan Ekuitas ………. 38 Gambar 6 Laporan Arus kas ……… 39 Gambar 7 Diagram Kerangka Pikir ………. 60


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Input Data


(14)

FAKTOR – FAKTOR YANG MENENTUKAN KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN

TRANSPORTASI YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh :

Vivi Halim Putri ABSTRAK

Pelaporan keuangan merupakan sumber informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan bisnis. Laporan keuangan adalah salah satunya. Semakin cepat disampaikannya laporan keuangan, informasi yang terkandung di dalamnya makin bermanfaat, dan para pengguna laporan keuangan dapat mengambil keputusan yang lebih baik, baik dari segi kualitas maupun waktu. Dengan demikian perusahaan secara tidak langsung akan memperoleh manfaat yang lebih baik sebagai dampak dari diambilnya keputusan tersebut. Namun perlu diperhatikan lebih jauh, faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan. Faktor-faktor tersebut tidak terbatas pada Faktor-faktor finansial saja namun juga Faktor-faktor non-finansial.

Variabel penelitian adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, umur perusahaan, rasio gearing dan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Sampel penelitian ini adalah perusahaan transportasi yang terdaftar di BEI sebanyak 8 perusahaan dengan periode pengamatan tahun 2003 sampai dengan tahun 2007. Menggunakan Non Random Sampling dengan metode purposives sampling. Metode analisis yang digunakan adalah Regresi Logistik.

Hipotesis penelitian ini tidak teruji kebenarannya, dapat dilihat dari hasil uji Wald (Tabel 4.8) menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan (X1) dengan hubungan tanda negatif, profitabilitas (X2) dengan hubungan tanda negatif, likuiditas (X3) dengan hubungan tanda positif, umur perusahaan (X4) dengan hubungan tanda negatif, dan rasio gearing (X5) dengan hubungan tanda positif, secara parsial tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan (Y).Model regresi yang dihasilkan sesuai dan akurat dengan tingkat keakuratan sebesar 100%, begitu juga dengan kemampuan variabel ukuran perusahaan (X1), profitabilitas (X2), likuiditas (X3), umur perusahaan (X4), dan rasio gearing (X5) dalam menjelaskan variabel ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan (Y) adalah sebesar 100%.

Keywords : Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas, Umur Perusahaan, Rasio Gearing, Ketepatan Waktu.


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pelaporan keuangan merupakan sumber informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan bisnis.  Laporan keuangan  adalah salah satu bagian dari pelaporan keuangan. Di dalamnya terkandung informasi yang dapat memberikan bahan pertimbangan bagi para pengguna laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan. Informasi dari laporan keuangan perusahaaan akan bermanfaat bila dapat dipahami dan memiliki karakteristik kualitatif utama yaitu kerelevanan dan keterandalan, seperti tercantum dalam SFAC No.2 (FASB, 1980).

Salah satu karakteristik informasi yang berkualitas menurut Stice et al. (2005) adalah relevan; artinya bahwa informasi itu mempunyai unsur predictive value, feed back value, dan timeliness. Predictive value berarti informasi itu dapat digunakan sebagai dasar untuk memprediksi apa yang terjadi di masa depan. Feed back value berarti informasi itu dapat digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi kinerja masa lalu, sedangkan timeliness berarti informasi harus tepat waktu.

Berdasarkan hasil penelitian Sutikno dan Sabeni (2000) dalam Made Gede (2008) diperoleh temuan yaitu laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta telah menyajikan informasi akuntansi yang dapat diandalkan namun tidak relevan dan terbandingkan


(16)

sebagai landasan pembuatan keputusan karena keterlambatan waktu penyampaiannya. Selaras dengan temuan tersebut, Pinasti (2004) dalam Made Gede (2008) menemukan pula bahwa terjadi penurunan kerelevanan nilai informasi akuntansi dari waktu ke waktu di pasar modal Indonesia, tercermin dari respon pelaku pasar terhadap informasi akuntansi

Manfaat dari kandungan informasi yang ada dalam laporan keuangan akan makin berkurang seiring dengan berjalannya waktu. Oleh karena itu, nilai dari ketepatan waktu pelaporan merupakan determinan penting bagi tingkat kemanfaatan laporan tersebut (Givoly dan Palmon, 1982 dalam Na’im, 1999). Semakin cepat disampaikannya laporan keuangan, informasi yang terkandung di dalamnya makin bermanfaat, dan para pengguna laporan keuangan dapat mengambil keputusan yang lebih baik, baik dari segi kualitas maupun waktu. Dengan demikian perusahaan secara tidak langsung akan memperoleh manfaat yang lebih baik sebagai dampak dari diambilnya keputusan tersebut oleh para pengguna laporan keuangan.

Para pengguna laporan keuangan pada dasarnya memiliki perbedaan kepentingan atas informasi dalam laporan keuangan, meskipun demikian ketepatan waktu diperolehnya informasi sangatlah menentukan. Keterlambatan pelaporan keuangan bisa berakibat buruk bagi perusahaan baik langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung para investor mungkin menanggapinya sebagai pertanda (signal) yang buruk


(17)

bagi perusahaan. Misalnya penundaan pelaporan keuangan dapat dikaitkan dengan adanya kesulitan finansial, pendapat tidak wajar oleh auditor perusahaan, adanya kontrak dalam proses dan usaha manajemen untuk menghindari penyelidikan dan ketidakpercayaan investor (Schwartz and Soo 1996; Bamber et al. 1993; Givoly and Palmon, 1982 dalam Na’im, 1999). Secara langsung, sebagai contoh di Pasar Modal Australia pada tahun 1974 pernah terjadi 38 perusahaan sahamnya telah dilarang diperdagangkan hanya karena gagal memberikan laporan keuangan tahunan sesuai dengan persyaratan ketepatan waktu bagi bursa (Dyer dan McHugh, 1975 dalam Bandi, 2002).

BAPEPAM memberlakukan peraturan baru untuk meningkatkan kualitas keterbukaan informasi kepada publik berdasarkan Kep-17/PM/2002 yang di dalamnya ditetapkan bahwa jangka waktu penyampaian laporan keuangan tahunan auditan selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Dalam Peraturan BAPEPAM ini menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada BAPEPAM.

Berdasarkan fenomena yang ada menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini kebanyakan melaporkan laporan keuangan perusahaan selalu tepat waktu. Berikut adalah tabel data ketepatan waktu laporan keuangan perusahaan periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2007.


(18)

Tabel 1.1 Data ketepatan waktu (Y) Laporan Keuangan Perusahaan Transportasi Yang Terdaftar di BEI periode 2003-2007

No. Nama Perusahaan Tahun Tanggal Ketepatan Waktu (Y)

1 PT Berlian Laju Tanker, Tbk 2003

2004 2005 2006 2007

17 Maret 2004 16 Maret 2005 15 Maret 2006 21 Maret 2007 27 Februari 2008

Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu

2 PT Centris Multipersada

Pratama, Tbk 2003 2004 2005 2006 2007

2 April 2004 28 Maret 2005 28 Maret 2006 30 Maret 2007 10 Maret 2008

Tidak Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu

3 PT Humpus Intermoda

Transportasi,Tbk 2003 2004 2005 2006 2007

4 Maret 2004 9 Maret 2005 28 Februari 2006 22 Februari 2007 22 Februari 2008

Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu

4 PT Rig Tenders Indonesia,

Tbk 2003 2004 2005 2006 2007

31 Maret 2004 28 Februari 2005

31 Maret 2006 30 Januari 2007 20 Februari 2008

Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu

5 PT Samudera Indonesia, Tbk 2003

2004 2005 2006 2007

12 Maret 2004 17 Maret 2005 17 Maret 2006 17 Maret 2007 3 Maret 2008

Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu

6 PT Steady Safe, Tbk 2003

2004 2005 2006 2007

5 Maret 2004 1 April 2005 27 Maret 2006

5 April 2007 27 Maret 2008

Tepat Waktu Tidak Tepat Waktu

Tepat Waktu Tidak Tepat Waktu

Tepat Waktu

7 PT Zebra Nusantara, Tbk 2003

2004 2005 2006 2007

18 Mei 2004 17 Maret 2005

3 April 2006 5 April 2007 25 Januari 2008

Tidak Tepat Waktu Tepat Waktu Tidak Tepat Waktu Tidak Tepat Waktu

Tepat Waktu

8 PT Mitra Rajasa, Tbk 2003

2004 2005 2006 2007

20 Februari 2004 14 Maret 2005 14 Maret 2006 15 Maret 2007 31 Maret 2008

Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu

9 PT Pelayaran Tempuran

Emas, Tbk 2003 2004 2005 2006 2007

10 Maret 2004 10 Maret 2005 17 Maret 2006 3 Maret 2007 3 Maret 2008

Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu

10 PT Arpeni Pratama Ocean

Line, Tbk 2003 2004 2005 2006 2007 - - 3 Maret 2006 2 Maret 2007 2 Maret 2008

Tidak diaudit Tidak diaudit Tepat Waktu Tepat Waktu Tepat Waktu Sumber : Bursa Efek Indonesia


(19)

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa laporan keuangan tahun 2003 sampai 2007 selalu dilaporkan secara tepat waktu oleh perusahaan. Kecuali pada PT Centris Multipersada Pratama, Tbk yang terlihat bahwa laporan keuangan pada tahun 2003 tidak dilaporkan secara tepat waktu yang dikarenakan melebihi tanggal 31 Maret. Kemudian ada juga PT Steady Safe, Tbk yang terlihat bahwa laporan keuangan pada tahun 2004 dan 2006 tidak dilaporkan secara tepat waktu yang dikarenakan melebihi tanggal 31 Maret. Selanjutnya ada PT Zebra Nusantara, Tbk yang juga tidak melaporkan laporan keungannya secara tepat waktu pada tahun 2003, 2005 dan 2006 karena melebihi tanggal 31 Maret. Selain itu pada PT Arpeni Pratama Ocean Line, Tbk pada tahun 2003 dan 2004 tidak membuat laporan keuangan auditan sehingga tidak terdaftar di Bursa Efek Indonesia, akan tetapi pada tahun 2005 sampai tahun 2007 PT Arpeni Pratama Ocean Line, Tbk membuat laporan secara tepat waktu dan diaudit oleh auditor.

Laporan keuangan yang utama pada perusahaan adalah laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik, laporan neraca, dan laporan arus kas. Dalam hal ini perusahaan harus malaporkan laporan keuangan tersebut ke Bursa Efek Indonesia harus secara tepat waktu agar tidak didiskualifikasi atau perusahaan tersebut harus membayar denda dengan ketentuan yang berlaku. Batas dalam melaporkan laporan keuangan tidak melebihi tanggal 31 Maret yang sesuai dengan regulasi terbaru dari BAPEPAM. Oleh sebab


(20)

itu perusahaan harus mematuhi peraturan dan melaporkan laporan keungannya secara tepat waktu sesuai dengan prosedur yang ada.

Informasi dalam pelaporan keuangan membutuhkan biaya yang lebih besar untuk menyediakan dan menggunakannya, sehingga banyak manfaat yang akan diperoleh dari informasi pelaporan keuangan. Banyak faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Namun perlu diperhatikan lebih jauh, faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan dalam penyelesaian penyajian laporan keuangan. Faktor-faktor tersebut tidak terbatas pada Faktor-faktor finansial saja namun juga Faktor-faktor non-finansial.

Penelitian ini berusaha untuk meneliti lebih dalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan, sehingga judul yang diambil dalam penelitian ini adalah:

"FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN

PADA PERUSAHAAN TRANSPORTASI YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA”.


(21)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat disusun suatu rumusan masalah yaitu apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, umur perusahaan, dan rasio gearing berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan transportasi yang terdaftar di BEI ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menguji dan membuktikan secara empiris apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, umur perusahaan, dan rasio gearing berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan transportasi yang terdaftar di BEI.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : a. Bagi peneliti

Bermanfaat untuk menambah wawasan dan sebagai pembanding bagi pembaca yang akan melakukan penelitian pada objek yang sama di masa yang akan datang.

b. Bagi pihak yang berkepentingan

Dapat dimanfaatkan bagi praktisi dan masyarakat sebagai pedoman dalam menilai suatu informasi keuangan yang berkualitas. Dan dapat


(22)

pula memberikan pedoman nyata bagi manajemen perusahaan dalam upaya meningkatkan kepercayaan pasar melalui penyajian informasi yang lebih relevan didasarkan pada waktu publikasi laporan keuangan.

c. Bagi regulator

Dapat memberikan gambaran nyata dampak regulasi tentang batas waktu publikasi laporan keuangan tahunan auditan. Selanjutnya, regulator dapat menentukan regulasi yang lebih baik untuk mengatur mekanisme pelaporan keuangan di Bursa Efek Indonesia.

d. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai pedoman bagi penelitian selanjutnya yang ingin mengadakan penelitian terutama tentang ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan dan memberikan wacana bagi perkembangan studi akuntansi yang berkaitan dengan ketepatan waktu dalam laporan keuangan.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

1) Na’im, Ainun (1999)

Judul Penelitian :

“Nilai Informasi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan : Analisis Empirik Regulasi Informasi di Indonesia”.

Rumusan Masalah :

Apakah faktor pendapat auditor, kesulitan finansial, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan pertumbuhan perusahaan mempengaruhi ketidakpatuhan penyampaian laporan keuangan ?

Hipotesis :

Diduga bahwa terdapat pengaruh faktor pendapat auditor, kesulitan finansial, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan pertumbuhan perusahaan terhadap ketidakpatuhan pelaporan keuangan.

Kesimpulan :

Menunjukkan bahwa perusahaan yang tidak mematuhi peraturan ketepatan waktu lebih disebabkan karena rendahnya profitabilitas. Ukuran perusahaan (diukur dengan total asset dan total penjualan), kesulitan finansial (diukur dengan rasio hutang terhadap modal), dan pandapat auditor tidak secara signifikan mempengaruhi perilaku (ketepatan waktu) pelaporan keuangan perusahaan. Rendahnya


(24)

profitabilitas dapat diinterprestasikan sebagai berita buruk yang memotivasi manajemen untuk menunda penyampaian informasi.

2) Bandi dan Santoso Tri Hananto (2002)

Judul Penelitian :

“Ketepatan Waktu Atas Laporan Keuangan Perusahaan Indonesia”. Rumusan Masalah :

Apakah ketepatan waktu laporan keuangan dan besar kecilnya perusahaan juga berpengaruh terhadap pasar modal.

Hipotesis :

Diduga bahwa ketepatan waktu laporan keuangan dan besar kecilnya perusahaan juga berpengaruh terhadap pasar modal.

Kesimpulan :

1)keterlambatan pelaporan, yang meliputi keterlambatan audit,

keterlambatan pelaporan setelah audit, dan keterlambatan total berdistribusi tidak normal dan menunjukkan kemiringan positif.

Dengan demikian H0 ditolak yang berimplikasi bahwa pelaporan

oleh perusahaan selalu mengalami kemunduran.

2) keterlambatan antara perusahaan besar dan perusahaan kecil

berbeda. Temuan ini menolak hipotesis nol tentang kesamaan keterlambatan, yang mengimplikasikan tentang perbedaan ketepatan waktu pelaporan antara perusahaan besar dan kecil. Selain itu keterlambatan dengan besarnya perusahaan positif, walaupun hasil ini tidak signifikan.


(25)

3) ketepatan waktu pelaporan sebelum dan sesudah yang diharapkan tidak berpengaruh pada harga saham. Temuan ini tidak berhasil menolak hipotesis nol tentang kesamaan t (reaksi pasar) dengan nol.

3) Erit Laila dan Irawati (2006)

Judul Penelitian :

“Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan : Tinjauan Atas Rasio Gearing, Umur, dan Komite Audit dengan Kualitas Auditor sebagai

Variabel Moderating”.

Rumusan Masalah :

1. Bagaimana pengaruh rasio gearing, umur perusahaan, dan

keberadaan komite audit terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan ?

2. Apakah kualitas auditor memoderasi pengaruh rasio gearing,

umur perusahaan, dan komite audit ? Hipotesis :

1. Diduga bahwa terdapat pengaruh rasio gearing, umur perusahaan,

dan keberadaan komite audit terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.

2. Diduga bahwa kualitas auditor memoderasi pengaruh rasio


(26)

Kesimpulan :

Berdasarkan hasil analisis, menunjukkan bahwa rasio gearing secara

signifikan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu laporan keuangan. Umur mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan waktu laporan keuangan. Adapun komite audit secara signifikan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu laporan

keuangan. Variabel moderating yang merupakan interaksi antara

variabel umur dan kualitas auditor ternyata tidak signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kualitas auditor bukanlah variabel moderating.

4) Luciana Spica Almilia dan Lucas Setiady (2006)

Judul Penelitian :

“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyelesaian Penyajian Laporan Keuangan pada Perusahaan yang Terdaftar di BEJ”.

Rumusan Masalah :

1. Apakah faktor ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas,

likuiditas, umur perusahaan, pelaporan item-item luar biasa dan/ atau kontinjensi (ekstra) berpengaruh terhadap penyelesaian penyajian laporan keuangan ?

2. Berapa lama keterlambatan penyelesaian yang terjadi di


(27)

Hipotesis :

Diduga bahwa faktor ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, likuiditas, umur perusahaan, pelaporan item-item luar biasa dan/ atau kontinjensi (ekstra) berpengaruh terhadap penyelesaian penyajian laporan keuangan

Kesimpulan :

Berdasarkan hasil analisis, menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan mengalami keterlambatan penyelesaian selama ± 3 bulan, yang berarti mereka telah selesai dan siap menyajikan laporan keuangan ke publik pada bulan Maret, dan selama tahun 2002-2004 kecenderungan ini relatif tetap atau tidak banyak berubah. Tetapi jika dilihat dari batas akhir penyerahan laporan keuangan auditan yang telah ditentukan oleh BAPEPAM, yaitu paling lambat akhir bulan April, maka perusahaan sampel dapat dikatakan tidak mengalami

keterlambatan. Variabel ukuran perusahaan (size) dan umur

perusahaan (Age) mempengaruhi penyelesaian penyajian laporan

keuangan (Lag). Sedangkan variabel profitabilitas, solvabilitas,

likuiditas, dan item-item luar biasa dan/ atau kontinjensi (ekstra) tidak memiliki pengaruh terhadap penyelesaian penyajian laporan keuangan.

5) Made Gede Wirakusuma (2008)


(28)

“Pengaruh Ketepatwaktuan Publikasi Laporan Keuangan Terhadap Kandungan Kualitas Informasi Laba Akuntansi di Pasar Modal Indonesia”.

Rumusan Masalah :

1. Apakah ketepatwaktuan publikasi laporan keuangan, baik dalam

proksi ketepatwaktuan absolut maupun relatif, berpengaruh pada kandungan kualitas informasi laba akuntansi ?

2. Apakah faktor persistensi, pertumbuhan dan keterprediksian laba,

risiko sistematis (beta), struktur modal serta ukuran perusahaan secara konsisten berpengaruh terhadap kandungan kualitas informasi laba akuntansi ?

3. Apakah terdapat perbedaan besaran pengaruh ketepatwaktuan

pada kualitas informasi laba akuntansi antara ketepatwaktuan absolut dan relatif ?

4. Apakah terdapat perbedaan kandungan kualitas informasi laba

akuntansi antara perusahaan yang melakukan publikasi laporan keuangan dalam waktu tunda pendek (secara cepat) dan dalam waktu tunda panjang (secara lambat) ?

Hipotesis :

1. Ketepatanwaktu publikasi laporan keuangan berpengaruh positif

terhadap kandungan kualitas informasi laba akuntansi.

2. Tingkat persistensi, pertumbuhan dan keterprediksian laba, risiko


(29)

berpengaruh terhadap kandungan kualitas informasi laba akuntansi.

3. Terdapat perbedaan besaran pengaruh ketepatwaktuan pada

kualitas informasi laba akuntansi antara ketepatwaktuan absolut dan relatif.

4. Terdapat perbedaan kandungan kualitas informasi laba akuntansi

antara perusahaan yang melakukan publikasi laporan keuangan dalam waktu tunda pendek (secara cepat) dan dalam waktu tunda panjang (secara lambat).

Kesimpulan :

Berdasarkan hasil analisis, menunjukkan bahwa teori signaling

terbukti berperan dalam mengungkapkan peran ketepatwaktuan

sebagai signal yang dapat menunjukkan kandungan kualitas informasi

laba akuntansi. Ketepatwaktuan dalam proksi kecepatan manajemen melakukan publikasi laporan keuangan tahunan setelah pengauditan berpengaruh positif terhadap nilai return abnormal kumulatif yang sekaligus mencerminkan semakin tingginya kandungan kualitas informasi laba akuntansi. Faktor risiko secara konsisten berpengaruh negatif terhadap kandungan kualitas informasi laba akuntansi, sedangkan faktor lainya terbukti tidak konsisten berpengaruh terhadap kandungan kualitas informasi laba akuntansi. Dukungan atas pengaruh ketepatwaktuan terhadap kandungan kualitas informasi laba akuntansi terlihat semakin jelas setelah dibuktikan adanya perbedaan


(30)

pengaruh antara koefisien regresian ketepatwaktuan relatif dan ketepatwaktuan absolut. Dukungan akan rendahnya kandungan kualitas informasi laba akuntansi yang semakin lambat dipublikasikan ditunjukkan dari adanya perbedaan rata-rata dari return abnormal kumulatif antara perusahaan yang melakukan publikasi labih cepat dan labih lambat. Rata-rata return abnormal kumulatif akan negatif jika publikasi lambat dan sebaliknya.

6) Renny Catrinasari (UII/2006)

Judul Penelitian :

“Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan

Keuangan Perusahaan Perbankan Go Public di Bursa Efek Jakarta

(BEJ)”.

Rumusan Masalah :

Apakah faktor rasio gearing, profitabilitas, ukuran perusahaan, umur

perusahaan, dan struktur perusahaan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEJ periode tahun 2001-2003 ?

Hipotesis :

Diduga bahwa faktor rasio gearing, profitabilitas, ukuran perusahaan,

umur perusahaan, dan struktur perusahaan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di BEJ periode tahun 2001-2003.


(31)

Kesimpulan :

1. Rasio Gearing berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan.

2. Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan.

3. Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap

Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan.

4. Umur Perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap

Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan.

5. Struktur Kepemilikan tidak berpengaruh positif signifikan terhadap

Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan.

Tabel 2.1 : Rangkuman Perbedaan Penelitilian Terdahulu Dengan Penelitian

Sekarang

No. Peneliti Objek Penelitian Variabel Penelitian

1 Na’im, Ainun (1999) Faktor pendapat auditor, kesulitan finansial, ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, dan ketidakpatuhan. 2 Bandi dan Santoso Tri

Hananto (2002)

Perusahaan di Indonesia ketepatan waktu laporan keuangan, besar kecilnya perusahaan dan pasar modal.

3 Erit Laila dan Irawati (2006)

Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan, Rasio Gearing, Umur, Komite Audit dan Kualitas Auditor.

4 Luciana Spica Almilia dan Lucas Setiady (2006)

Perusahaan yang Terdaftar di BEJ

Faktor ukuran perusahaan,

profitabilitas, solvabilitas, likuiditas, umur perusahaan, pelaporan item-item luar biasa dan/ atau kontinjensi (ekstra) serta penyelesaian penyajian laporan keuangan.


(32)

5 Made Gede Wirakusuma (2008)

Perusahaan di Pasar Modal Indonesia

Faktor persistensi, pertumbuhan dan keterprediksian laba, risiko sistematis (beta), struktur modal, ukuran peusahaan, kualitas informasi laba akuntansi dan ketepatan waktu.

6 Renny Catrinasari (2006)

Perusahaan Perbankan

Go Public di BEJ

Faktor rasio gearing, profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, struktur perusahaan dan ketepatan waktu

7 Vivi Halim Putri (2010)

Perusahaan Transportasi Yang Go Publik di BEI

Faktor ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, umur perusahaan, rasio gearing dan ketepatan waktu

Sumber : Peneliti

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Akuntansi Keuangan

2.2.1.1. Pengertian Akuntansi Keuangan

Akuntansi keuangan adalah sistem pengakumulasian, pemrosesan, dan pengkomunikasian yang didesain untuk informasi pengambilan keputusan yang berkaitan dengan investasi dan kredit oleh pemakai eksternal. Informasi akuntansi keuangan dikomunikasikan melalui laporan keuangan yang dipublikasikan dan dibatasi oleh beberapa ketentuan Standar Akuntansi Keuangan (Hanafi, 2003:29).

Menurut Kieso (2002:3), akuntansi keuangan merupakan sebuah proses yang berakhir pada pembuatan laporan keuangan menyangkut perusahaan secara keseluruhan untuk digunakan baik oleh pihak-pihak


(33)

internal maupun pihak eksternal. Pemakai laporan keuangan ini meliputi investor, kreditor, manajer, serikat kerja, dan badan-badan pemerintahan. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi keuangan adalah sebuah proses yang berakhir pada pembuatan laporan keuangan yang didesain untuk informasi pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal.

2.2.1.2. Tujuan Akuntansi Keuangan

Tujuan akuntansi keuangan adalah memberikan informasi kuantitatif tentang suatu perusahaan yang berguna bagi pemakai khususnya pemiliki dan kreditur dalam proses pengambilan keputusan. Tujuan ini termasuk memberikan informasi yang dapat digunakan untuk menilai efektivitas manajemen dalam memenuhi tanggung jawab manajemen dan kepengurusannya (Harahap, 2002:139).

2.2.1.3. Manfaat Akuntansi Keuangan

Laporan keuangan yang dihasilkan dari akuntansi keuangan akan bermanfaat bagi pihak internal perusahaan khususnya untuk dapat menilai kinerja dan kondisi keuangan perusahaan di masa mendatang. Selain itu juga bermanfaat untuk pihak eksternal khususnya investor dan kreditor untuk pembuatan keputusan ekonomi (Hanafi, 2003:30).


(34)

2.2.2. Informasi

2.2.2.1. Pengertian Informasi

Menurut Bodnar dan Hopwood (2006:3) informasi merupakan suatu data yang diorganisasi yang dapat mendukung ketepatan pengambilan keputusan.

Wilkinson (1993:3) mengemukakan bahwa informasi adalah pengetahuan yang berarti dan berguna untuk mencapai sasaran. Informasi terdiri dari data yang telah ditransformasi dan dibuat lebih bernilai melalui pemrosesan.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang diolah yang berguna dan bernilai sehingga dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengambil keputusan yang tepat dalam situasi tertentu untuk mencapai sasaran.

2.2.2.2. Sifat Informasi

Menurut Wilkinson (1993:120-121) sifat-sifat informasi yang penting meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Relevansi, hubungan antara informasi dan situasi keputusan, serta dengan sasaran perusahaan.

2. Kuantifibilitas, sejauh mana informasi dapat dikuantifikasikan (dinyatakan dalam bentuk numerik).

3. Akurasi, keandalan dan kepresisian informasi.


(35)

5. Ketepatan Waktu, kekinian informasi.

6. Cakupan, rentang yang dicakup oleh informasi.

2.2.3. Laporan Keuangan

2.2.3.1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi laporan keuangan mengenai suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi. Definisi dari laporan keuangan adalah ringkasan dari suatu proses pencatatan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan (Baridwan, 2004:17).

Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasikan dalam nilai moneter (Kieso, 2002:3).

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007:1-2), laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuanganan meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.


(36)

Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa laporan keuangan merupakan informasi keuangan dari suatu perusahaan yang meringkas, mencatat secara tepat yang dapat digunakan untuk bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2.2.3.2. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007:3), tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Menurut Accounting Principles Board Statement No.4 (Belkaoui,

2000:126-127) mengklasifikasikan tujuan secara khusus, umum dan kualitatif, menempatkannya dibawah serangkaian batasan.

Tujuan – tujuan tersebut diiktisarkan sebagai berikut : 1. Tujuan khusus

Laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar dan sesuai prinsip akuntansi berterima umum, posisi keuangan, hasil operasi, dan perubahan lain dalam posisi keuangan.


(37)

a. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang sumber daya ekonomi dan kewajiban suatu usaha bisnis dengan tujuan untuk :

 Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan.

 Menunjukkan pendanaan dan investasi.

 Mengevaluasi kemampuan perusahaan memenuhi komitmen.

 Menunjukkan basis sumber daya untuk pertumbuhan.

b. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang perubahan

sumber daya bersih sebagai hasil dari aktivitas perusahaan yang menghasilkan profit dengan tujuan untuk :

 Menunjukkan tingkat kembalian dividen harapan bagi

investor.

 Menunjukkan kemampuan operasi untuk membayar kreditor

dan pemasok, menyediakan pekerjaan bagi karyawan, membayar pajak, dan menghasilkan untuk ekspansi.

 Menyediakan informasi bagi manajemen untuk perencanaan

dan pengendalian.

 Menunjukkan profitabilitas jangka panjang.

c. Menyediakan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk

mengestimasi earnings potensial perusahaan.

d. Menyediakan informasi lain yang dibutuhkan tentang perubahan

sumber daya ekonomi dan kewajiban.

e. Mengungkapkan informasi lain yang relevan dengan kebutuhan


(38)

3. Tujuan kualitatif akuntansi keuangan adalah sebagai berikut :

a. Relevan, memilih informasi yang paling mungkin untuk membantu pemakai dalam pembuatan keputusan ekonomi.

b. Dapat dipahami, selain harus jelas informasi yang dipilih, juga harus dapat dipahami pemakai.

c. Dapat diuji kebenarannya, hasil-hasil akuntansi dibenarkan oleh ukuran-ukuran yang independen, menggunakan metode pengukuran yang sama.

d. Netral, informasi akuntansi diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan bukan kebutuhan khusus pemakai tertentu.

e. Tepat waktu, berarti mengkomunikasikan informasi seawal mungkin untuk menghindari keterlambatan pembuatan keputusan ekonomi.

f. Dapat diperbandingkan, perbedaan-perbedaan seharusnya tidak mengakibatkan perlakuan yang berbeda.

g. Kelengkapan, semua informasi yang memenuhi persyaratan tujuan-tujuan kualitatif lain harus dilaporkan.

2.2.3.3. Keterbatasan Laporan Keuangan

Menurut Baridwan (2004:13-15) laporan keuangan yang dihasilkan

mempunyai beberapa keterbatasan seperti cukup berarti (materiality),

konservatif, dan sifat-sifat khusus dari suatu industri.


(39)

1. Cukup berarti (Materiality)

Suatu laporan, fakta atau elemen dianggap cukup berarti jika kerena adanya dan sifatnya akan mempengaruhi atau menyebabkan timbulnya perbedaan dalam pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan keadaan-keadaan lain yang ada.

Menurut Baridwan (2004:14) beberapa pedoman umum yang dapat digunakan untuk menentukan apakah cukup berarti atau tidak, adalah sebagai berikut :

a. Aspek Kuantitatif

Berdasarkan pada jumlah absolut, misalnya jumlah rupiah, atau berdasarkan pada nilai relatif, misalnya sebagai suatu persentase dari pendapatan bersih, dari modal dan lain sebagainya.

b. Aspek Kualitatif

Mempertimbangkan karakteristik dari lingkungan, karakteristik dari perusahaan, seperti besar kecilnya perusahaan, struktur modal, karakteristik dari elemen itu sendiri seperti sifatnya, waktunya, hubungannya dengan pendapatan dan karakteristik dari kebijasanaan akuntansi yang digunakan.

2. Konservatif

Konservatif ini merupakan sikap yang diambil oleh akuntan dalam menghadapi dua atau lebih alternatif dalam penyusunan


(40)

laporan keuangan, apabila lebih dari satu alternatif yang tidak akan membuat aktiva dan pendapatan terlalu besar, masalah ini timbul jika ada lebih dari satu alternatif atau bisa juga timbul dalam hal suatu jumlah itu belum dapat dipastikan.

Sikap konservatif berasal dari sejarah perkembangan akuntansi di masa lalu, saat ini yang penting adalah neraca dan penyusunannya ditujukan kepada para kreditur untuk menjaga keamanan pinjaman dari kreditur, penekanan ada penyusunan laporan keuangan adalah pada jumlah aktiva. Lebih baik aktiva dinyatakan terlalu kecil dibandingakan dengan menyatakan jumlah yang terlalu besar, karena apabila dinyatakan terlalu besar maka menandakan bahwa perusahaan tersebut tidak dapat memanfaatkan aktivanya, dengan kata lain perusahaan tidak dapat menggunakan aset dengan efisien dan seefektif mungkin, sehingga para investor akan ragu akan tingkat pengembalian atas modal yang mereka tanamkan.

Memilih jumlah yang rendah jika ada alternatif, sikap konservatif ini juga mengatur bahwa kenaikan nilai aktiva dan laba yang diharapkan, tidak boleh dicatat sebelum direalisasikan, dalam arti dijual, dan penurunan nilai aktiva dan rugi yang diperkirakan akan timbul harus dicatat walaupun jumlahnya belum dapat ditentukan. Beberapa penggunaan harga pokok atau harga pasar


(41)

dalam kontak pembelian. Cara ini mengakibatkan penyajian informasi yang bias, yaitu cenderung ke satu arah, lebih besar atau lebih kecil.

3. Sifat khusus suatu industri

industri-industri yang mempunyai sifat-sifat khusus seperti bank, asuransi dan lain-lain sering kali memerlukan prinsip akuntansi yang berbeda dengan industri-industri lainya. Juga karena adanya peraturan-peraturan dari pemerintah terhadap industri-industri khusus ini akan mengakibatkan adanya prinsip-prinsip akuntansi tertentu yang berbeda dengan yang umumnya digunakan. Contohnya bank, bank merupakan perusahaan jasa dimana perusahaan ini diharuskan untuk dapat meyakinkan para nasabah, agar para nasabah mau menabung di bank tersebut sehingga memerlukan prinsip akuntansi yang lain, yaitu dengan memberikan pelayanan yang memuaskan kepada nasabahnya.

2.2.3.4. Pemakai Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007:2-3), pemakai laporan keuangan meliputi :

a. Investor

Penanaman modal berisiko untuk penasihat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka


(42)

membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.

b. Karyawan

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan, mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.

c. Pemberi pinjaman

Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

d. Pemasok dan kreditor usaha lainya

Pemasok dan kreditor usaha lainya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau


(43)

sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.

e. Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung pada perusahaan.

f. Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainya.

g. Masyarakat

Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan

menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan


(44)

2.2.3.5. Asumsi Dasar Laporan Keuangan

Menurut Standat Akuntansi Keuangan (2007:5), penyusunan dan penyajian laporan keuangan mendasarkan diri pada dua asumsi dasar, yaitu dasar akrual dan kelangsungan hidup usaha.

a. Dasar akrual

Dasar akrual ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan.

b.Dasar kelangsungan usaha

Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha perusahaan, yang berarti perusahaan akan tetap melanjutkan usahanya di masa depan. Ini berarti bahwa perusahaan diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya.

2.2.3.6. Jenis Laporan Keuangan

Menurut Darsono dan Ashari (2005:18-25), jenis-jenis laporan keuangan adalah sebagai berikut :

a. Neraca

Neraca adalah laporan tentang posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu seperti yang tertera dalam neraca. Biasanya


(45)

neraca dibuat per 31 Desember, atau tiap akhir bulan. Neraca terdiri atas hak atau sumber daya perusahaan dan kewajiban perusahaan (Darsono dan Ashari, 2005:18).

Terdapat dua bentuk penyusunan neraca yang umum

digunakan, yakni bentuk rekening (account form) dan bentuk

laporan (report form). Dalam bentuk rekening, aktiva ditempatkan

di sebelah kiri dan utang beserta modal sendiri (disebut pasiva) ditempatkan di sebelah kanan. Neraca dalam bentuk laporan, aktiva ditempatkan di bagian atas serta utang beserta modal sendiri ditempatkan di bawah aktiva secara vertikal (Djarwanto, 2004:21). b. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan akumulasi aktivitas yang berkaitan dengan pendapatan dan biaya selama periode waktu tertentu, misalnya bulanan atau tahunan. Laporan laba rugi memberikan gambaran kinerja operasional perusahaan (Darsono dan Ashari, 2005:20).

Menurut Kieso (2002:150) laporan laba rugi adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu. Menurut SAK (2007:25.1) laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporkan kinerja dari suatu perusahaan selama suatu periode tertentu.

Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa laporan laba rugi digunakan sabagai alat untuk mengetahui


(46)

Gambar 1 : Neraca bentuk rekening PT ABC NERACA Per 31 Desember 20xx

AKTIVA PASIVA

Aktiva Lancar : Utang lancar :

Kas xxx Utang Wesel xxx

Piutang Usaha xxx Utang Usaha xxx

Dikurangi : Cadangan Utang Gaji dan Upah xxx Piutang Tak Tertagih (xxx)

Nilai Realisasi Bersih

Piutang Usaha xxx Bahan Habis Pakai xxx

Jumlah Aktiva Lancar xxx Jumlah Utang Lancar xxx

Investasi Jangka Pangjang: Utang Jangka Panjang :

Investasi pada Saham Biasa Utang Obligasi xxx

PT Halilintar xxx

Aktiva Tetap Berwujud : Modal Pemilik :

Tanah xxx Modal Tuan Raharjo xxx

Gedung xxx

Akumulasi penyusutan

Gedung (xxx) Nilai Buku Gedung xxx Peralatan xxx

Akumulasi penyusutan

Peralatan (xxx)

Nilai Buku Peralatan xxx Jumlah Aktiva Tetap xxx

Aktiva Tak Berwujud :

Merek Dagang xxx Aktiva lain-lain : Gedung Masih Dalam Proses

Pembangunan xxx

TOTAL AKTIVA xxx TOTAL UTANG & MODAL xxx Sumber : Akuntansi Pengantar 1, edisi kelima (Sugiri, 2004:32)


(47)

Gambar 2 : Neraca bentuk laporan PT ABC NERACA Per 31 Desember 20xx

AKTIVA

Aktiva Lancar :

Kas xxx

Piutang Usaha xxx

Dikurangi : CadanganPiutang Tak Tertagih (xxx) Nilai Realisasi Bersih Piutang Usaha xxx

Bahan Habis Pakai xxx

Jumlah Aktiva Lancar xxx

Investasi :

Investasi pada Saham Biasa PT Halilintar xxx

Aktiva Tetap berwujud :

Tanah xxx

Gedung xxx Akumulasi penyusutan gedung (xxx)

Nilai Buku Gedung xxx

Peralatan xxx

Akumulasi penyusutan Peralatan (xxx)

Nilai Buku Peralatan xxx

Jumlah Aktiva Tetap xxx

Aktiva Tak Berwujud :

Merek Dagang xxx

Aktiva lain-lain :

Gedung Masih Dalam Proses Pembangunan xxx

TOTAL AKTIVA xxx

UTANG DAN MODAL SENDIRI

Utang Lancar :

Utang wesel xxx

Utang Usaha xxx

Utang Gaji dan Upah xxx

Jumlah Utang Lancar xxx

Utang Jangka Panjang :

Utang Obligasi xxx

Modal Pemilik :

Modal Tuan Raharjo xxx

TOTAL UTANG & MODAL xxx


(48)

kemajuan yang dicapai perusahaan dan juga mengetahui berapakah hasil bersih atau laba yang didapat dalam suatu periode.

Laporan laba rugi dapat disajikan dalam bentuk rekening (account form) atau dalam bentuk laporan (report form). Dalam bentuk rekening, biaya-biaya dan kerugian ditempatkan di sebelah kiri penghasilan-penghasilan ditempatkan di sebelah kanan, sedangkan saldonya menunjukkan adanya laba atau rugi. Dalam bentuk laporan, data penghasilan dan biaya disusun secara vertikal. Dalam bentuk laporan ini terdapat lagi dua bentuk penyusunan

laporan laba rugi yakni langkah tunggal (single step) dan langkah

berganda (multiple step) (Djarwanto, 2004:47).

Menurut Baridwan (2004:33) bentuk multiple step adalah

bentuk laporan laba rugi di mana dilakukan beberapa pengelompokan terhadap pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya yang disusun dalam urutan-urutan tertentu sehingga bisa dihitung penghasilan-penghasilan sebagai berikut :

 Laba bruto, hasil penjualan dikurangi harga pokok

penjualan.

 Penghasilan bersih sebelum pajak, yaitu penghasilan usaha

bersih ditambah dan dikurang pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya diluar usaha.

 Penghasilan bersih sesudah pajak, yaitu penghasilan bersih


(49)

 Penghasilan bersih dan elemen-elemen luar biasa, yaitu penghasilan bersih sesudah pajak ditambah dan/ atau dikurangi dengan elemen-elemen yang tidak biasa.

Menurut Baridwan (2004:33) bentuk single step tidak

dilakukan pengelompokan pendapatan dan biaya ke dalam kelompok-kelompok usaha dan di luar usaha, tetapi hanya dipisahkan antara :

 Pendapatan-pendapatan dan laba

 Biaya-biaya dan kerugian-kerugian

Pada langkah tunggal, semua penghasilan dari manapun sumbernya dijumlahkan menjadi satu, jumlah ini kemudian dikurangi dengan harga pokok penjualan dan semua biaya yang terjadi selama periode akuntansi. Sedangkan pada langkah berganda, terdapat beberapa tahap yang perlu diikuti sebelum diperoleh angka besarnya pendapatan bersih (Djarwanto, 2004:47).

Gambar 3 : Laporan Laba Rugi all inclusive, single step

Perusahaan Transportasi Wisanggeni Laporan Laba Rugi

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 20xx

Pendapatan :

Jasa Angkutan xxx

Bunga xxx

Total pendapatan xxx

Biaya-biaya :

Sewa Garasi xxx

Sewa Kantor xxx

Gaji Sopir dan Kernet xxx

Bahan Bakar xxx

Total beban (xxx)

Laba bersih xxx


(50)

Gambar 4 : Laporan Laba Rugi all inclusive, multiple step Perusahaan Transportasi Wisanggeni

Laporan Laba Rugi

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20xx

Pendapatan Usaha :

Jasa Angkutan xxx

Biaya-biaya Usaha :

Sewa Garasi xxx

Sewa Kantor xxx

Gaji Sopir dan Kernet xxx

Bahan Bakar xxx

Reparasi dan Pemeliharaan xxx

Retribusi dan Parkir xxx

Penyusutan Gedung dan peralatan xxx

Premi Asuransi xxx

Total biaya-biaya usaha xxx

Laba dari operasi xxx

Untung dan Pendapatan di Luar Usaha

Biaya Bunga xxx

Rugi Pelepasan Peralatan Kantor xxx xxx

Rugi Bersih di Luar Usaha xxx

Laba bersih xxx

Sumber : Akuntansi Pengantar 1, edisi kelima (Sugiri, 2004:37) c. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas menjelaskan perubahan modal yang terjadi selama periode waktu tertentu. Laporan ini menggambarkan saldo dan perubahan hak pemilik yang melekat pada perusahaan (Darsono dan Ashari, 2004:24).


(51)

Menurut SAK (2007:1.12), perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama yang menunjukkan :

1. Laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan.

2. Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian

beserta jumlahnya berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas.

3. Pengaruh kumulatif dan perubahan kebijakan akuntansi dan

perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait.

4. Transaksi modal dengan pemilik distribusi kepada pemilik.

5. Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode

serta perubahannya.

6. Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis

modal saham, agio, dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan.


(52)

Gambar 5 : Laporan Perubahan Ekuitas PT ABC

Laporan Perubahan Ekuitas

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X2

Modal Agio Selisih Selisih Saldo Jumlah

saham saham revaluasi kurs laba

Saldo per 31/12/20X0 X X X X X X

Perubahan kebijakan

akuntansi (X) (X)

Saldo yang disajikan kembali X X X (X) X X

Selisih revaluasi aset tetap X X

Laba (rugi) belum direalisasi

dari pemilikan efek (X) (X)

Selisih kurs (X) (X)

Keuntungan (kerugian) neto yang tidak

diakui dalam laporan laba

rugi X (X) X

Laba bersih periode

berjalan X X

Dividen (X) (X)

Penempatan modal saham X

Saldo per 31/12/20X1 X X X (X) X X

Selisih revaluasi aset tetap (X) (X)

Laba (rugi) belum direalisasi

dari pemilikan efek X X

Selisih kurs (X) (X)

Keuntungan (kerugian) neto yang tidak

diakui dalam laporan laba

rugi (X) (X) (X)

Laba bersih periode berjalan X X

Dividen (X) (X)

Penempatan modal saham X X X

Saldo per 31/12/20X2 X X X (X) X X


(53)

d. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menggambarkan perputaran uang (kas dan bank) selama periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan. Laporan arus kas melaporkan arus kas masuk dan keluar bagi kegiatan operasional, investasi, dan pendanaan (Darsono dan Ashari, 2004:22).

Gambar 6 : Laporan Arus Kas

PT ABC Laporan Laba Rugi

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20xx

Arus Kas Dari Aktivitas Operasi

Penerimaan kas dari pelanggan xxx Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan (xxx)

Kas yang dihasilkan operasi xxx

Pembayaran bunga (xxx) Pembayaran pajak penghasilan (xxx) Arus kas sebelum pos luar biasa xxx Hasil dari asuransi kerena gempa bumi xxx

Arus kas bersih dari (untuk) aktivitas operasi xxx

Arus Kas Dari Aktivitas Investasi

Perolehan anak perusahaan X dengan kas (catatan A) (xxx) Pembelian tanah, bangunan, dan peralatan (catatan B) (xxx) Hasil dari penjualan peralatan xxx

Penerimaan bunga xxx

Penerimaan dividen xxx

Arus kas bersih dari (untuk) aktivitas investasi (xxx)

Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan

Hasil dari penerbitan modal saham xxx Hasil dari pinjaman jangka panjang xxx Pembayaran utang sewa pembiayaan (xxx) Pembayaran dividen* (xxx)

Arus kas bersih dari (untuk) aktivitas pendanaan (xxx) Kenaikan bersih kas dan setara kas xxx Kas dan setara kas pada awal periode (catatan C) xxx Kas dan setara kas pada akhir periode xxx *Dapat juga dilaporkan sebagai arus kas operasi.


(54)

e. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan ini berisi penjelasan umum tentang perusahaan, kebijakan akuntansi yang dianut, dan penjelasan tiap-tiap akan neraca dan laporan laba rugi (Darsono dan Ashari, 2004:25).

Menurut SAK (2007:1.13) catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontijensi dan komitmen.

Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan (SAK, 2007:1.13) :

1. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan

kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.

2. Informasi yang diwajibkan dalam pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan tetapi disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas.

3. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan


(55)

2.2.3.7. Teknik Analisis Laporan Keuangan

Teknik analisis laporan keuangan ditujukan untuk memperhatikan hubungan-hubungan dan perubahan-perubahan.

Menurut Simamora (2000:518) terdapat tiga teknik yang lazim dipakai :

1. Analisis horizontal (horizontal analysis)

Teknik yang dipakai untuk mengevaluasi serangkaian data laporan keuangan selama periode tertentu.

2. Analisis vertikal (vertical analysis)

Teknik yang digunakan untuk mengevaluasi data laporan keuangan yang menggambarkan setiap pos dalam laporan keuangan dari segi persentase jumlahnya.

3. Analisis rasio (ratio analysis)

Menggambarkan hubungan di antara pos-pos yang terseleksi dari data laporan keuangan.

2.2.4. Pelaporan Keuangan

Pelaporan keuangan bukan merupakan satu-satunya sumber informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan bisnis. Pelaporan keuangan tidak hanya terdiri dari laporan keuangan, tetapi semua informasi yang berhubungan baik secara langsung ataupun tidak langsung dengan sistem akuntansi. Contohnya adalah surat direktur perusahaan atau skedul suplementer dalam laporan tahunan korporasi,


(56)

prospektus, laporan yang disampaikan kepada badan-badan pemerintah, siaran berita, prakiraan manajemen, dan deskripsi tentang dampak sosial serta lingkungan perusahaan (Kieso Weygandt, 2002:3). Sedangkan

pelaporan keuangan sesuai dengan SFAC (Statement of Financial

Accounting Concepts) No.1 terdiri dari:

1. Laporan keuangan dasar (Basic Financial Statements) yang terdiri

dari laporan keuangan (Financial Statement) dan catatan atas laporan

keuangan (Notes of Financial Statements).

2. Informasi-informasi tambahan (Supplementary Informations).

3. Laporan-laporan lain selain Laporan keuangan (Other means of

Financial reporting).

FASB dalam SFAC No.1 secara tegas menjelaskan bahwa tujuan pelaporan keuangan adalah bukan sesuatu yang tidak terpengaruh (immutable). Tujuan pelaporan keuangan dipengaruhi oleh lingkungan ekonomi, politik, dan sosial dimana pelaporan keuangan berasal. Adapun tujuan pelaporan keuangan dalam SFAC No.1 adalah:

(1) Menyediakan informasi yang bermanfaat bagi investor, potensial investor, kreditur, dan pengguna lainnya untuk melakukan investasi, pemberian kredit, dan keputusan secara rasional. (2) Menyediakan informasi untuk membantu investor dan potensial

investor, kreditur, dan pengguna lainnya untuk menilai jumlah, waktu dan ketidakpastian prospek perolehan kas dari dividen,


(57)

atau bunga dari penerimaan, penjualan, penebusan, atau pinjaman.

(3) Menyediakan informasi tentang sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya tersebut, dan pengaruh transaksi, kejadian dan lingkungan serta klaim yang dapat berpengaruh terhadap sumber daya tersebut.

Sementara tujuan yang tercantum dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (IAI, 2004) adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2.2.5. Ketepatan Waktu (timeliness)

Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh suatu perusahaan. Dyer dan McHugh (1975:204) dalam Bandi (2002) menyimpulkan bahwa ketepatan waktu pelaporan merupakan elemen pokok bagi catatan laporan keuangan yang memadai. Para pemakai informasi akuntansi tidak hanya perlu memiliki informasi keuangan yang relevan dengan prediksi dan pembuatan keputusannya, tetapi informasi harus bersifat baru.

Ketepatan waktu mengimplikasikan bahwa laporan keuangan seharusnya disajikan pada suatu interval waktu, untuk menjelaskan perubahan dalam perusahaan yang mungkin mempengaruhi pemakai


(58)

informasi dalam membuat prediksi dan keputusan (Hendriksen, 1992:75 dalam Bandi, 2002).

Informasi dari laporan keuangan perusahaaan akan bermanfaat bila dapat dipahami dan memiliki karakteristik kualitatif utama yaitu kerelevanan dan keterandalan, seperti tercantum dalam SFAC No.2 (FASB, 1980). Dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam membuat

laporan keuangan mempertimbangkan trade off antara relevansi dan

keandalan (reliabilitas) dari laporan keuangan tersebut (Kieso, 2002 : 51). Ghozali (2001) dalam Laila dan Irawati (2006) mengatakan informasi tidak dapat dikatakan relevan jika tidak tepat waktu. Begitu pula dalam PSAK No. 1 Paragraf 38 (IAI, 2007) menyatakan bahwa manfaat suatu laporan keuangan akan berkurang jika laporan keuangan tersebut tidak tersedia pada waktunya.

Keterlambatan penyelesaian dapat disebabkan karena perusahaan berusaha untuk mengumpulkan informasi yang banyak untuk menjamin keandalan dari laporan keuangan (SAK, 2002 : SAK kerangka dasar par 43). Namun, peningkatan jumlah penundaan laporan keuangan juga dapat memberikan arti bahwa ada sumber alternatif informasi atau ada suatu

kebocoran yang umum dan eksploitasi atas inside information. Givoly

dan Palmon (1982) dalam Na’im (1999) berpendapat bahwa adanya fenomena semacam itu akan menyadarkan pentingnya ketepatan waktu karena sumber informasi alternatif akan lebih mahal dari pada perbaikan atas ketepatan waktu informasi akuntansi itu sendiri. PSAK No. 1


(59)

Paragraf 38 (IAI, 2007) menyatakan bahwa faktor-faktor seperti kompleksitas operasi perusahaan tidak cukup menjadi pembenaran atas ketidakmampuan perusahaan menyediakan laporan keuangan tepat waktu.

Chambers dan Penman (1984: 21) dalam Bandi (2002) mendefinisikan ketepatan waktu dalam dua cara, yaitu: (1) ketepatan waktu didefinisikan sebagai keterlambatan waktu pelaporan dari tanggal laporan keuangan sampai tanggal melaporkan, dan (2) ketepatan waktu ditentukan dengan ketepatan waktu pelaporan relatif atas tanggal pelaporan yang diharapkan. Sedangkan menurut Dyer dan McHugh, dalam penelitian Bandi dan Tri Hananto (2002), ada tiga kriteria keterlambatan, yaitu :

1. Keterlambatan audit (Auditors’ Report Lag) yaitu interval jumlah hari

antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani.

2. Keterlambatan Pelaporan (Reporting Lag) yaitu interval jumlah hari

antara tanggal laporan auditor ditandatangani sampai tanggal pelaporan oleh BEJ.

3. Keterlambatan total (Total Lag) yaitu interval jumlah hari antara

tanggal periode laporan keuangan sampai tanggal laporan dipublikasikan oleh bursa.


(60)

2.2.6. Regulasi Publikasi Laporan Keuangan

Menurut Undang-undang (UU) No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dinyatakan secara jelas bahwa perusahaan publik wajib menyampaikan laporan berkala dan laporan insidental lainnya kepada BAPEPAM. BAPEPAM melalui Keputusan Ketua Bapepam No. 80 tahun 1996, dengan peraturan nomor X.K.2, mengatur perusahaan-perusahaan yang terdaftar di pasar modal untuk berkewajiban menyampaikan laporan keuangan secara berkala (tahunan dan tengah tahunan) kepada BAPEPAM dan mempublikasikan kepada masyarakat luas melalui media massa nasional.

Kemudian untuk meningkatkan kualitas keterbukaan informasi kepada publik, diberlakukanlah ketentuan terbaru yang mengatur mekanisme pelaporan keuangan berkala dibentuk berdasarkan Kep-17/PM/2002 oleh BAPEPAM.

Pembaruan ini mengubah jangka waktu laporan keuangan tahunan auditan yang semula paling lambat dalam 120 hari diubah menjadi selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Dalam Peraturan BAPEPAM ini menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan Akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada BAPEPAM. Regulasi pelaporan keuangan secara berkala juga didukung oleh Direksi PT Bursa Efek Jakarta melalui keputusan Nomor : Kep-551/BEJ/05-2003 tentang Pelaporan Anggota Bursa Efek. Inti dari keputusan ini adalah


(61)

mewajibkan setiap anggota Bursa Efek untuk menyampaikan laporan keuangan berkala ke Bursa.

2.2.7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu banyak faktor yang

mempengaruhi ketidakpatuhan dalam ketepatan waktu penyampaian pelaporan keuangan. Adapun faktor-faktor tersebut diantaranya :

1. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aktiva, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar nilai item-item tersebut maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan dikenal dalam masyarakat.

Dyer dan Mc Hugh (1975), Carslaw dan Kaplan (1991) dan Owusu-Ansah (2000) dalam artikel Google (2009) menemukan bahwa ukuran perusahaan secara signifikan mempunyai hubungan dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Ukuran (proksi) yang mereka gunakan untuk variabel ukuran perusahaan ini adalah dengan total aset. Bukti empiris yang ada menunjukkan bahwa perusahaan yang


(62)

memiliki aset yang lebih besar melaporkan lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki aset yang lebih kecil. Mereka berargumen bahwa perusahaan yang memiliki sumber daya (aset) yang besar memiliki lebih banyak sumber informasi, lebih banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang lebih canggih, memiliki sistem pengendalian intern yang kuat, adanya pengawasan dari investor, regulator dan sorotan masyarakat, maka hal ini memungkinkan perusahaan untuk melaporkan laporan keuangan auditannya lebih cepat ke publik.

Hasil penelitian oleh Bandi dan Tri Hananto (2002) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan, tetapi memiliki hubungan positif dengan keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan. Begitu pula dengan hasil penelitian Na’im (1999) menunjukkan bahwa ukuran peusahaan (diukur dengan total aset dan total penjualan) tidak secara signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Sedangkan hasil penelitian Made Gede (2008) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan, dan memiliki jenis hubungan negatif terhadap rentang waktu penyelesaian laporan keuangan auditan, dengan kata lain memiliki hubungan negatif dengan keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan.


(63)

2. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan untuk dapat menghasilkan laba di masa yang akan datang dan laba merupakan informasi penting bagi investor sebagai pertimbangan dalam menanamkan modalnya. Semakin tinggi profitabilitas maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bagi

perusahaannya.  

Penelitian Dyer dan Mc Hugh (1975) dalam artikel Google (2009) menunjukkan bahwa perusahaan yang memperoleh laba cenderung tepat waktu menyampaikan laporan keuangannya dan sebaliknya jika mengalami rugi. Carslaw dan Kaplan (1991) dalam artikel Google (2009) menemukan bahwa perusahaan yang mengalami kerugian meminta auditornya untuk menjadwalkan pengauditannya lebih lambat dari yang seharusnya, akibatnya penyerahan laporan keuangannya terlambat. Kedua penelitian ini menyatakan bahwa perusahaan akan cenderung menunda penyampaian laporan keuangan apabila perusahaan yakin terdapat berita buruk dalam laporan keuangan tersebut, karena berpengaruh pada kualitas laba. Dari hasil penelitian Na’im (1999) menunjukkan bahwa profitabilitas secara signifikan mempengaruhi ketepatan pelaporan keuangan dan memiliki hubungan yang negatif dengan keterlambatan penyampaian laporan keuangan.

Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi dapat dikatakan bahwa laporan keuangan perusahaan tersebut mengandung berita baik dan


(64)

perusahaan yang mengalami berita baik akan cenderung menyerahkan laporan keuangannya tepat waktu. Hal ini juga berlaku jika profitabilitas perusahaan rendah dimana hal ini mengandung berita buruk, sehingga perusahaan cenderung tidak tepat waktu menyerahkan laporan keuangannya.

  3. Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk melunasi hutang lancar dengan menggunakan aktiva lancar perusahaan. Secara umum hutang lancar dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu hutang

jangka pendek, hutang dagang, dan hutang akrual/ Accrued Liabilities

(White, 2002:126 dalam Almilia dan Setiady, 2006). Sedangkan aktiva lancar perusahaan dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu kas dan setara kas, sekuritas yang dapat diperdagangkan, piutang, persediaan dan biaya dibayar dimuka (White, 2002:126 dalam Almilia dan Setiady, 2006).

Rasio likuiditas dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu rasio yang membandingkan sumber-sumber kas dengan hutang lancar dan rasio yang membandingkan arus kas dengan hutang lancar (White, 2002:127 dalam Almilia dan Setiady, 2006).

Penelitian Suharli dan Rachpiliani (2006) dalam artikel Google (2009) memberikan bukti empiris bahwa likuiditas mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan dan memiliki hubungan searah. Apabila perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin besar, ini berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan


(65)

dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya. Hasil penelitian Almilia dan Setiady (2006) menunjukkan bahwa likuiditas tidak memiliki

pengaruh terhadap penyelesaian penyajian laporan keuangan (Lag).

Logika teorinya adalah semakin besar rasio likuiditas, maka hal itu menunjukkan kondisi yang baik dari suatu perusahaan.

4. Umur Perusahaan

Perusahaan pada dasarnya didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas/ panjang, tidak didirikan hanya untuk beberapa tahun saja (Kieso Weygandt, 2002:50). Owusu-Ansah (2000) dalam Laila dan Irawati (2006) mengungkapkan bahwa perusahaan yang memiliki umur lebih tua cenderung untuk lebih terampil dalam pengumpulan, pemrosesan dan menghasilkan informasi ketika diperlukan, karena perusahaan telah memperoleh pengalaman yang cukup. Dengan demikian laporan keuangan akan dapat disajikan lebih tepat waktu.

Hasil penelitian oleh Rachmaf Saleh (2004) dalam Laila dan Irawati (2006) menunjukkan bahwa umur perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan, dan memiliki hubungan negatif terhadap ketepatan waktu penyajian laporan keuangan, dengan kata lain, memiliki hubungan positif terhadap keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan. Hal ini tidak sesuai dengan logika teori yang diajukan oleh Rachmaf Saleh (2004) dalam Laila dan Irawati (2006).

Penelitian tersebut mengacu pada logika teori penelitian Rachmaf Saleh (2004) dalam Laila dan Irawati (2006). Perusahaan yang telah


(66)

memiliki banyak pengalaman mengenai berbagai masalah yang berkaitan dengan pengolahan informasi dan cara mengatasinya, serta telah merasakan perubahan-perubahan yang terjadi selama kegiatan operasinya, maka perusahaan cenderung memiliki fleksibilitas dalam menangani perubahan yang akan terjadi.

Hal tersebut membuat perusahaan mampu menyajikan laporan keuangan lebih tepat waktu. Dengan demikian umur perusahaan dapat dikatakan memiliki hubungan negatif terhadap keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan. Sedangkan hasil penelitian Laila dan Irawati (2006) menunjukkan bahwa umur perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan waktu laporan keuangan.  

  5. Rasio Gearing

Rasio gearing merupakan salah satu rasio financial leverage.

Leverage mengacu pada seberapa jauh suatu perusahaan bergantung pada kreditor dalam membiayai aktiva perusahaan. Weston dan Copeland

(1995) dalam Laila dan Irawati (2006) menyatakan bahwa rasio leverage

mengukur tingkat aktiva perusahaan yang telah dibiayai oleh penggunaan hutang.

Leverage keuangan dapat diartikan sebagai penggunaan aset dan

sumber dana (source of fund) oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap

dengan maksud meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Suatu perusahaan yang memiliki leverage keuangan yang tinggi berarti memiliki banyak hutang pada pihak luar. Ini berarti perusahaan tersebut


(67)

memiliki risiko keuangan yang tinggi karena mengalami kesulitan

keuangan (financial distress) akibat hutang yang tinggi.

Penelitian Schwartz dan Soo (1996) dalam Na’im (1999) menunjukkan bahwa perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan cenderung tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya dibanding perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan.

Kesulitan keuangan juga merupakan berita buruk (bad news) sehingga

perusahaan dengan kondisi seperti ini cenderung tidak tepat waktu dalam pelaporan keuangannya. Dari hasil penelitian Na’im (1999) beserta Laila

dan Irawati (2006) menunjukkan bahwa rasio gearing tidak secara

signifikan mempengaruhi ketepatan waktu laporan keuangan.

2.2.8. Teori yang Membahas Pengaruh Antara Komponen Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas, Umur perusahaan, dan Rasio Gearing Terhadap Ketepatan Waktu

Menurut SAK (2007:1.7) manfaat dari laporan keuangan akan berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh suatu perusahaan. Dyer dan McHugh (1975:204) dalam Bandi (2002) menyimpulkan bahwa ketepatan waktu pelaporan merupakan elemen pokok bagi catatan laporan keuangan yang memadai. Para pemakai informasi akuntansi tidak hanya perlu memiliki


(1)

referensi yang akan melengkapi temuan-temuan empiris dibidang akuntansi ataupun sebagai informasi yang berguna bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan permasalahan tersebut, sehingga hasil dari penelitian ini telah sesuai dengan tujuan dan manfaat yang ingin dicapai.

4.5.6. Keterbatasan Penelitian

Terdapat beberapa keterbatasan dari hasil penelitian ini antara lain :

1. Jangka waktu penelitian pendek, yaitu 5 (lima) tahun, mulai tahun 2003-2007. Diharapkan untuk penelitian mendatang dapat menambah jangka waktu penelitian agar memperoleh hasil yang lebih baik lagi. 2. Penelitian ini belum cukup memberikan klasifikasi secara rinci tentang

waktu pelaporan, sehingga hasil temuan ini belum sampai menganalisis ketepatan pelaporan menurut presisi harinya.

3. Belum memasukkan faktor-faktor lain seperti : solvabilitas, pelaporan item-item luar biasa dan/ kontinjensi (ekstra), kualitas sistem pengendalian internal, dan penggunaan komite audit oleh perusahaan. 4. Sampel yang digunakan pada penelitian ini hanya terbatas pada

perusahaan transportasi sehingga generalisasi hasil temuan dan rekomendasi penelitian ini kurang dapat diberlakukan untuk objek penelitian di luar perusahaan transportasi. Diharapkan penelitian yang akan datang dapat memperluas dan menambah sampel penelitian dari seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

  Hipotesis penelitian ini tidak teruji kebenarannya, dapat dilihat dari hasil Uji Wald (Tabel 4.8) menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan (X1) dengan hubungan tanda negatif, profitabilitas (X2) dengan

hubungan tanda negatif, likuiditas (X3) dengan hubungan tanda positif,

umur perusahaan (X4) dengan hubungan tanda negatif, dan rasio gearing

(X5) dengan hubungan tanda positif, secara parsial tidak berpengaruh

terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan (Y).

Model regresi yang dihasilkan sesuai dan akurat dengan tingkat keakuratan sebesar seratus persen, begitu juga dengan kemampuan variabel ukuran perusahaan (X1), profitabilitas (X2), likuiditas (X3), umur

perusahaan (X4), dan rasio gearing (X5) dalam menjelaskan variabel

ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan (Y) adalah sebesar seratus persen.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan implikasi penelitian, adapun saran yang diajukan adalah :

1. Bagi perusahaan yang go publik di BEI, hendaknya lebih memperhatikan dan mematuhi regulasi ketepatan waktu penyampaian


(3)

laporan keuangan sebagai mana yang telah ditentukan oleh BAPEPAM. Karena hal ini merupakan salah satu faktor dalam mempertimbangkan suatu emiten untuk didelisting atau tidak.

2. Bagi pihak-pihak seperti : manajemen, para analis keuangan, pemegang saham atau kreditur, BAPEPAM, dan IAI hendaknya lebih memperhatikan beberapa variabel yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, seperti : ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, umur perusahaan dan rasio gearing.

3. Bagi penelitian selanjutnya, hendaknya memperluas atau menambah sampel penelitian dari seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI dengan periode pengamatan yang lebih panjang, serta menambah variabel seperti : solvabilitas, pelaporan item-item luar biasa dan/ kontinjensi (ekstra), kualitas sistem pengendalian internal, dan penggunaan komite audit oleh perusahaan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU TEKS

:

Baridwan, Zaki, 2004, Intermediate Accounting, Edisi Kedelapan, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Belkaoui, Ahmed Riahi, 2000, Teori Akuntansi, Edisi Pertama, Buku Satu, Terjemahan Marwata, Dkk, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Bodnar, George H dan William S. Hopwood, 2006, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Sembilan, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Darsono dan Ashari, 2005, Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Djarwanto, Ps, 2004, Pokok-Pokok Analisis laporan Keuangan, Edisi Kedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Tiga, Penerbit Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Hanafi dan Halim, 2003, Analisis Laporan Keuangan, Penerbit

UPP-AMP-YKPN, Yogyakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 2002, Teori Akuntansi Laporan Keuangan, Edisi Satu, Penerbit PT Bumi Aksara, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

______________________, 2004, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

______________________, 2007, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Kieso, Donald E, Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield, 2002, Akuntansi Intermediate, Jilid 1, Edisi Kesepuluh, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Nazir, Moh, 2005, Metode penelitian, Edisi Keenam, penerbit Ghalia Indonesia, Bogor.


(5)

Sekaran, Uma, 2006, Research methods for Business, Buku Satu, Edisi Empat, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Simamora, Henry, 2000, Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Jilid 1, Cetakan Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sugiri, Slamet dan Riyono, Bogat Agus, Akuntansi Pengantar 1, Edisi Kelima, Unit Penerbitan dan Percetakan Amp Ykpn, Yogyakarta.

Sumarsono, 2002, Metode Penelitian Akuntansi Beserta Contoh Interprestasi Hasil Pengolahan Data.

Warren, Carl S., et. al., 2005, Pengantar Akuntansi, Buku Satu, Edisi 21, Salemba Empat, Jakarta.

Wilkinson, Joseph W, 1993, Sistem Akuntansi dan Informasi, Jilid Satu, Edisi Ketiga, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.

JURNAL :

Almilia, Luciana spica dan Lucas Setiady, 2006, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyelesaian Penyajian Laporan Keuangan Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEJ”, Seminar Nasional Good

Corporate Governance di Universitas Trisakti Jakarta (24-25 November

2006).

Bandi dan Santoso Tri Hananto, 2002, “Ketepatan Waktu Atas Laporan Keuangan Perusahaan Indonesia”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 4, No. 2, hal 155-164.

Laila, Erit dan Irawati, 2006, “Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan : Tinjauan Atas Rasio Gearing, Umur, dan Komite Audit Dengan Kualitas Auditor Sebagai Variabel Moderating”, Jurnal Akuntansi, 1(September), hal 1-15.

Na’im, Ainun, 1999, “Nilai Informasi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan : Analisis Empirik Regulasi Informasi Di Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 14, No. 2, hal 85-100.

Wirakusuma, Made Gede, 2008, “Pengaruh Ketepatwaktuan Publikasi Laporan Keuangan Terhadap Kandungan Kualitas Informasi Laba Akuntansi di Pasar Modal Indonesia”, Jurnal Riset Akuntansi


(6)

SKRIPSI :

Agustina, Devita, 2009, Faktor-faktor yang Menentukan Kedisiplinan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Pada Perusahaan Transportasi yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia, Jurusan Akuntansi, Skripsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa timur.

Catrinasari, Renny, 2006, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Perbankan Go Publik di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Jurusan Akuntansi, Skripsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

INTERNET : www.Google.com


Dokumen yang terkait

Faktor-faktor ketepatan waktu penyampaian laporan Keuangan pada perusahaan manufaktur yang go publik di Indonesia (studi empiris di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012).

0 3 14

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN GO PUBLIK DI Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan Go Publik Di Pasar Modal: Bukti Empiris Bursa Efek Indonesia.

0 1 13

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 154

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PENYELESAIAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN KONTRUKSI BANGUNAN YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 110

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PENYELESAIAN PENYJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 133

Skripsi Rini Dwiyanti

1 3 112

FAKTOR – FAKTOR YANG MENENTUKAN KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN TRANSPORTASI YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 22

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PENYELESAIAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA  

0 0 22

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PENYAMPAIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 50

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PENYELESAIAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN KONTRUKSI BANGUNAN YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 29