Analisa performa VOIP pada jaringan internet dengan acuan standart ITU-T : studi kasus PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Semarang.

(1)

i

ANALISA PERFORMA VOIP PADA JARINGAN INTERNET

DENGAN ACUAN STANDART ITU-T

“STUDI KASUS PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK

SEMARANG”

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Oleh :

YUDY PRATAMA

075314043

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(2)

ii

THE ANALYSIS OF PERFORMANCE VOIP

IN INTERNET NETWORK WITH STANDART ITU-T

“CASE STUDY PT.

TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK

SEMARANG

A THESIS

Presented as Partial Fulfillment of The Requirements to Obtain The Sarjana Komputer Degree

in Informatics Engineering Study Program

By:

YUDY PRATAMA 075314043

INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM INFORMATICS ENGINEERING DEPARTMENT

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA 2013


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

vii ABSTRAK

VoIP adalah suatu sistem yang menggunakan jaringan internet untuk mengirimkan data paket suara dari suatu tempat ke tempat lainnya menggunakan perantara protokol IP. Dengan adanya teknologi VoIP biaya telepon bisa lebih murah terutama untuk berkomunikasi ke luar negeri karena voice dan data menggunakan jaringan yang sama yaitu jaringan internet. Untuk mengetahui perfoma jaringan VoIP perlu dilakukan pengukuran, parameter-parameter yang digunakan dalam melakukan pengukuran adalah delay, throughput, dan packet loss.

Dalam tugas akhir ini, pengukuran dilakukan pada jaringan VoIP yang dimiliki oleh PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Semarang. Pengukuran dilakukan dengan melakukan panggilan suara dari komputer 1 ke komputer 2, yang dilakukan pada pagi dan siang hari. Dari hasil penelitian dan pengukuran yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa nilai delay, throughput dan packet loss masih berada pada nilai yang direkomendasikan oleh ITU-T, yaitu nilai delay adalah 0.032 seconds atau 32

ms, kemudian nilai untuk throughput adalah 613 Kbps dan untuk packet loss adalah 2%.

Secara keseluruhan kinerja jaringan VoIP yang dimiliki PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Semarang sudah termasuk baik, karena kinerja jaringannya pada pagi dan siang hari cenderung dalam kategori baik. Sesuai dengan standar ITU-T, Delay

termasuk kategori excellent, Packet loss dan throughput juga dalam kategori baik.


(8)

viii ABSTRACT

VoIP is a system that uses the Internet network to transmit voice packets from one place to another using IP protocols intermediaries. With VoIP technology can be much cheaper call charges, especially for communicating overseas because of voice and data using the same network in the Internet network. To find out performance of VoIP network. To find out performance of VoIP networks need to be measured. The parameters are used in performing measurements the delay, throughput, and packet loss.

In this thesis, measurements were performed on a VoIP network by PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.Semarang, with to make voice calls from computer 1 to computer 2 in the morning and daytime. From the research, results of delay, throughput and packet loss still at the value recommended by ITU-T, which is the value of delay is 0.032 seconds or 32 ms, for throughput is 613 Kbps and for packet loss is 2 %.

Overall performance of VoIP networks by PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Semarang is good, because the performance of network in the morning and daytime in good category. In accordance with ITU-T standards, delay including in excellent category, packet loss and throughput also in good category


(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala rahmat dan anugerah yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir “Analisa Performa VoIP pada Jaringan Internet dengan Acuan Standart ITU-T Studi Kasus PT. Telekomunikasi Indonesia, tbk Semarang” ini dengan baik. Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, penulis tidak lepas dari bantuan sejumlah pihak, oleh sebab itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus, yang telah menjawab semua doa-doa penulis dan mencurahkan berkat sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. 2. Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc. selaku Dekan Fakultas

Sains dan Teknologi.

3. Ibu Ridowati Gunawan, S.Kom., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika.

4. Bapak Damar Widjaja, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing tugas akhir dari penulis.

5. Bapak Albertus Agung Hadhiatma, S.T., M.T. dan bapak St. Yudianto Asmoro, S.T., M.Kom. selaku penguji tugas akhir ini.

6. Orangtua, adik dan keluarga besar dari penulis yang telah memberi dukungan doa, materi, serta semangat. Tanpa semua itu penulis tidak akan memperoleh kesempatan untuk menimba ilmu hingga jenjang perguruan tinggi dan akhirnya dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.

7. Bernadetta Bella Aditia Dwi Cintami yang sangat penulis kasihi yang selalu memberi dukungan dan semangat.

8. Kristi, Ryan, Thomas, Dion, Franky, Koco, Surya, Domi, dan Teman-teman

dari penulis di Teknik Informatika angkatan 2007 khususnya para begundal

yang tidak dapat disebutkan satu per satu, namun mereka semua sangat


(10)

(11)

xi

MOTTO

If you want something you’ve never had,

you must be willing to do something you’ve never done.


(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Macam-macam network ... 7

Gambar 2.2 Diagram VoIP ... 8

Gambar 2.3 Arsitektur Jaringan VoIP ... 13

Gambar 2.4 Diagram blok terminal berbasis H.323 ... 17

Gambar 2.5 Screenshootsoftware Axence Net Tool ... 25

Gambar 2.6 Grafik pengukuran menggunakan du meter ... 27

Gambar 3.1 Model jaringan yang dianalisis ... 28

Gambar 4.1 Grafik pengukuran besarnya delay ... 32

Gambar 4.2 Grafik pengukuran besarnya troughput ... 33


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Standar Kompresi Suara Menurut ITU-T ... 9

Tabel 2.2 Format Paket VoIP ... 11

Tabel 2.3 Komponen Delay ... 22

Tabel 2.4 Kebutuhan Aplikasi Terhadap QoS ... 24

Tabel 3.1 Spesifikasi Perangkat Keras (hardware) ... 30

Tabel 3.2 Spesifikasi Perangkat Lunak (software) ... 30


(14)

xiv

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

MOTTO ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR ISI ... xiv

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1Judul . ... 1

1.2Latar Belakang Masalah ... 1

1.3Rumusan Masalah ... 2

1.4Tujuan Penulisan ... 2

1.5Manfaat Penelitian ... 2

1.6Batasan Masalah ... 3

1.7Metodologi Penulisan ... 3

1.8Sistematika Penulisan ... 4

II. LANDASAN TEORI ... 5

2.1Jaringan Komputer ... 5

2.2Macam-macam Network ... 6

2.3Pengertian Voice over Internet Protocol ... 7

2.3.1 Kompresi Suara .... ... 9

2.4Unsur Pembentuk Jaringan VoIP ... 10

2.5Format Paket VoIP ... 11


(15)

xv

2.7Standar Komunikasi VoIP ... 13

2.7.1 H.323 ... 13

2.7.1.1Arsitektur H.323 ... 14

2.7.1.2Protokol yang Telibat Dalam H.323 ... 15

2.8Protokol-Protokol Penunjang Jaringan VoIP ... 16

2.8.1 Transmission Transfer Protocol/Internet Protokol ... 16

2.8.2 Application Layer ... 17

2.8.3 User Datagram Protokol ... 18

2.8.4 Internet Protocol ... 18

2.9Keunggulan dan Kekurangan VoIP ... 19

2.9.1 Keunggulan VoIP ... 19

2.9.2 Kekurangan VoIP ... 19

2.10 Parameter yang Mempengaruhi Quality of Service ... 20

2.11 Alat Pengukuran ... 24

2.11.1 Axence Net Tool ... 24

2.11.2 DU Meter ... 26

III. RANCANGAN PENELITIAN ... 18

3.1Model Jaringan ... 28

3.2Pengolahan dan Analisis Data ... 29

3.2.1 Delay... 29

3.2.2 Packet Loss ... 29

3.2.3 Trhoughput ... 29

3.3Rencana Kerja ... 30

3.4Spesifikasi Alat ... 30

3.4.1 Spesifikasi Perangkat Kelas (hardware) ... 30

3.4.2 Spesifikasi Perangkat Lunak (software) ... 30

IV. DATA DAN ANALISA KINERJA JARINGAN ... 31

4.1Data Penelitian ... 31

4.1.1 Delay... 31

4.1.2 Throughput ... 33


(16)

xvi

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 35

5.1 Kesimpulan ... 35

5.2 Saran ... 35


(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Judul

Analisa Performa VoIP pada Jaringan Internet dengan Acuan Standart ITU-T “Studi Kasus PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Semarang”.

1.2. Latar Belakang

Perkembangan jaringan telekomunikasi yang sangat pesat mendorong ke arah konvergensi dengan teknologi komunikasi lainnya. Apalagi penggelaran jaringan telekomunikasi saat ini telah mengarah menuju konsep Next Generation Network, sehingga akan terbentuk konvergensi jaringan yang terintegrasi berbasis jaringan packet dengan platform teknologi IP [1]. Jaringan Internet kini bukan hanya untuk menyebarkan informasi berupa teks atau gambar, tetapi jaringan ini bisa dimanfaatkan juga sebagai alat transmisi suara dengan teknologi Voice over Internet Protokol (VoIP).

Dengan bertelepon menggunakan VoIP, banyak keuntungan yang dapat diambil diantaranya adalah dari segi biaya jelas lebih murah dari tarif telepon tradisional, karena jaringan internet bersifat global, sehingga untuk hubungan internasional dapat ditekan hingga 70% [2]. Selain itu, biaya maintenance dapat ditekan karena voice dan data network terpisah. Suatu harapan baru apalagi biaya telepon di Indonesia termasuk mahal, baik itu telepon public switch telephony network (PSTN) maupun telepon selular.

Sebenarnya jaringan IP tidaklah dirancang untuk aplikasi yang bersifat real-time, sedangkan pengiriman suara haruslah bersifat real-time. Jaringan IP yang bersifat best-effort memunculkan tantangan dalam pengiriman suara yang real-time, yaitu delay, kemungkinan terjadinya packet loss, serta throughput. Parameter tersebut sangatlah mempengaruhi parameter performa jaringan pada VoIP.

Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mempelajari performansi dan perilaku dari jaringan VoIP, khususnya VoIP di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Semarang dengan menggunakan acuan standar dari ITU-T. Hal yang dianalisis berhubungan dengan parameter performa jaringan


(18)

VoIP yang berupa delay, packet loss dan throughput. Data yang didapat nanti dapat dijadikan informasi bagi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Semarang supaya mampu memberikan kepuasan pada pelanggan. Dari beberapa informasi didalam perusahaan belum pernah dilakukan penelitian mengenai performansi VoIP, sehingga penulis ingin melakukan penelitian di PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Semarang.

1.3.Rumusan masalah

Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana performansi VoIP ( baik atau buruk) dengan mengukur delay, paket loss, dan throughput jaringan pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Semarang?

1.4.Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk dapat mengetahui performa jaringan VoIP dengan menganalisa parameter performansi jaringan VoIP yang diambil dan kemudian dijadikan evaluasi bagi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Semarang.

1.5.Manfaat Penelitian

Dari penulisan Tugas Akhir ini di harapkan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Semarang dapat memanfaatkan hasil penelitian dari performasi jaringan VoIP, untuk mengoptimalkannya menjadi lebih baik dalam pelayanan terhadap pelanggan.

1.6.Batasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas maka penulis akan membatasi dalam penulisan ini dengan hal-hal sebagai berikut:

1. Jaringan yang dibahas adalah VoIPpada jaringan internet.


(19)

1.7.Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penulisan ini, ialah : 1. Studi Literatur

Pengumpulan bahan-bahan dari beberapa buku pengantar tentang parameter performansi jaringanpada VoIP. Selain itu, dengan mengumpulkan jurnal-jurnal, buku-buku, dan referensi lainnya yang dapat mendukung topik ini.

2. Metode pengumpulan data

Data yang diambil dalam penelitian ini adalah berupa hasil pengukuran terhadap delay, packet loss, dan throughput. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

a) Metode observasi

Kegiatan observasi dalam penelitian dilakukan untuk mengamati proses penggunaan jaringan VoIP, yang diamati langsung ditempat penilitian. Serta mewawancarai beberapa pegawai PT. Telkom tentang jaringan VoIP.

b) Metode dokumentasi

Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah gambar atau foto tentang tempat penelitian, perangkat dan software serta data-data yang yang didapat saat penelitian.

3. Metode analisis data

Dalam metode ini penulis menganalisa dan menyimpulkan hasil penelitian yang telah didapat. Hal itu dilakukan dengan melakukan perbandingan terhadap data dari beberapa kali pengukuran dan dicari penyebab jika terjadi perbedaan terhadap data tersebut. Dari hal-hal tersebut dapat ditarik kesimpulan apakah parameter-parameter (delay, paket loss, dan throughput) mempengaruhi performa performa jaringanpada jaringan VoIP.


(20)

1.8.Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN, menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah yang dihadapi, tujuan penulisan, batasan masalah, metodelogi penelitian, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan Tugas Akhir ini

BAB II : LANDASAN TEORI, menjelaskan tentang dasar - dasar teori yang digunakan dalam melakukan analisis dan pengukuran pada jaringan komputer di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Semarang.

BAB III RANCANGAN PENELITIAN, menjelaskan tentang rencana kerja yang akan dilakukan dalam mengerjakan Tugas Akhir ini.

BAB IV HASIL DAN PENGAMATAN, menjelaskan tentang pemodelan jaringan VoIPpengukuran dan analisa terhadap hasil pengukuran yang didapat. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, menjelaskan tentang kesimpulan yang didapat setelah melakukan analisa terhadap hasil pembahasan dan saran dari penulis.


(21)

5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1Jaringan Komputer

Jaringan komputer didefinisikan sebagai sekumpulan komputer, printer, dan peralatan lain yang saling terhubung satu dengan yang lainnya [3]. Informasi dan data bergerak melalui kabel - kabel atau gelombang elektromagnetik, sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen atau data, mencetak pada printer yang sama, dan bersama-sama menggunakan hardware atau software yang terhubung dengan jaringan. Sebuah jaringan biasanya terdiri dari dua atau lebih komputer yang saling berhubungan satu sama lainnya dan saling berbagi sumber daya misalnya, printer, pertukaran

file, atau saling berkomunikasi secara elektronik. Media kabel, saluran telepon, gelombang radio, satelit, atau sinar infra merah juga memungkinkan terjadinya suatu hubungan jaringan komputer.

2.2Macam-Macam Network

Dalam membangun suatu koneksi data antara sebuah komputer dengan yang lainnya, atau antara sebuah terminal dengan komputer, dan koneksinya ke

internet, jaringan dapat dibedakan berbagai macam koneksi berdasarkan luasnya daerah kerja yang digunakan pada internet tersebut. PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk juga menerapkan kelima network ini [4], [5] :

1. Local Area Network

Local Area Network (LAN) adalahjaringan komputer yang bersifat pribadi yang menghubungkan beberapa komputer ataupun workstation dalam suatu kantor ataupun pabrik-pabrik untuk pemakaian resource bersama (misalnya: printer dan

modem) dan saling bertukar informasi. 2. Metropolitan Area Network

Metropolitan Area Network (MAN) pada dasarnya merupakan versi dari LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya memakai teknologi yang sama dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang berdekatan


(22)

atau juga sebuah kota dan dapat juga dimanfaatkan untuk keperluan pribadi, swasta, ataupun umum. MAN juga mampu menunjang data dan suara, dan bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel.

Alasan utama untuk memisahkan MAN sebagai kategori khusus adalah telah ditemukannya standar untuk MAN. Standar tersebut disebut Distributed Queue Dual Bus (DQDB) atau standar IEEE 802.6. DQDB memilki dua bus

(kabel) satu arah yang menghubungkan semua komputer. Setiap bus memiliki sebuah head-end, perangkat untuk memulai transmisi.

3. Wide Area Network

Wide Area Network (WAN) mencakup daerah geografis yang luas, sering kali mencakup sebuah negara atau sebuah benua. WAN terdiri dari kumpulan mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program (aplikasi) pemakai. Mesin-mesin ini dapat disebut sebagai host ataupun bisa juga endsystem.

Host dihubungkan oleh sebuah subnet komunikasi, atau cukup di sebut dengan subnet. Tugas subnet adalah untuk membawa pesan dari satu host ke host

lainnya, seperti halnya telepon yang membawa pembicaraan dari pembicara ke pendengar.

4. Jaringan Tanpa Kabel

Komputer mobile, seperti komputer notebook dan personal digital assistant (PDA), merupakan cabang industri komputer yang paling cepat pertumbuhannya. Banyak pemilik jenis komputer tersebut mempunyai mesin-mesin desktop (PC) yang terpasang pada LAN atau WAN dan menginginkan untuk terhubung ke komputer pusat. Karena hubungan menggunakan kabel tidaklah mungkin dibuat dalam mobil ataupun pesawat terbang, banyak yang tertarik pada jaringan tanpa kabel ini.

Sesungguhnya, komunikasi digital tanpa kabel bukanlah hal yang baru. Pada tahun 1901, fisikawan Italia Guglielmo Marconi telah berhasil meluncurkan

telegraf tanpa kabel dengan menggunakan kode Morse yang terdiri dari titik dan strip yang merupakan bilangan biner. Sistem digital tanpa kabel modern memilki kinerja yang lebih baik, akan tetapi ide dasarnya sama dengan pendahulunya.


(23)

Beberapa kemungkinan topologi subnet untuk point to point ditunjukkan pada Gambar 2.1 yang memperlihatkan topologi jaringan yang berbeda-beda. Penggunaan topologi tersebut haruslah disesuaikan pada masalah dan kondisi yang dihadapi agar didapatkan jaringan yang efisien.

Gambar 2.1 Macam-Macam Network [4]

5. Internetwork

Terdapat banyak jaringan di dunia ini, seringkali dengan perangkat keras dan perangkat lunak yang berbeda-beda. Orang yang terhubung ke jaringan sangat berharap untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain yang terhubung ke jaringan lainnya. Keinginan seperti ini memerlukan hubungan antar jaringan yang sering kali tidak kompatibel dan berbeda, sehingga perlu menggunakan sebuah mesin yang disebut gateway untuk melakukan dan melaksanakan terjemahan yang diperlukan, baik perangkat keras maupun perangkat lunak. Kumpulan jaringan yang terinterkoneksi disebut internetwork atau internet.

2.3 Pengertian Voice over Internet Protocol

Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu melewatkan trafik suara, video dan data yang berbentuk paket melalui jaringan IP [6]. Jaringan IP sendiri adalah merupakan jaringan komunikasi data yang berbasis


(24)

packet-switch, jadi dalam bertelepon menggunakan jaringan IP atau Internet. Dengan bertelepon menggunakan VoIP, banyak keuntungan yang dapat diambil diantaranya adalah dari segi biaya jelas lebih murah dari tarif telepon tradisional, karena jaringan IP bersifat global. Diagram VoIP ditunjukkan pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Diagram VoIP [6]

Untuk membuat sistem VoIP ada beberapa variasi penyambungan. Ada koneksi dari komputer ke computer dengan berbekal sound card dan head-set

melalui jaringan LAN maupun internet adalah solusi yang paling murah, namun cukup merepotkan, karena kedua sisi harus memiliki komputer dan perangkat lunak (softphone) yang sama. Ada juga melalui komunikasi suara dari computer ke pesawat telepon IP (IP phone) maupun pesawat telepon biasa yang menggunakan gateway atau perangkat yang disediakan oleh suatu perusahaan untuk dapat mengakses jaringan Public Switched Telephone Network (PSTN).

VoIP dikenal juga dengan sebutan IP Telephony. Secara umum, VoIP didefinisikan sebagai suatu sistem yang menggunakan jaringan internet untuk mengirimkan paket data suara dari suatu tempat ketempat lainnya menggunakan perantara IP. VoIP mentransmisikan sinyal suara dan mengubah ke dalam bentuk digital, dan mengelompokkan menjadi paket-paket data yang dikirimkan dengan menggunakan platform Internet Protocol (IP).

Standar komunikasi VoIP yang umum digunakan pada saat ini adalah H.323 yang dikeluarkan ITU pada bulan Mei 1996 dan Session Initiation Protocol (SIP) yang dikeluarkan oleh IETF pada bulan Maret 1999 melalui RFC-2543. Standar SIP diperbaharui kembali pada bulan Juni 2002 dengan RFC-3261 oleh


(25)

Multiparty Multibedia Session Control (MMUSIC), salah satu kelompok kerja

Internet Engineering Task Force(IETF).

2.3.1 Kompresi Suara

International Telecommunication Union – Telecommunication Sector

(ITU-T) membuat beberapa standar untuk voice coding yang direkomendasikan untuk implementasi VoIP [ 7 ]. Beberapa standar yang sering dikenal antara lain:

1. G.711 – Mengkonversi voice ke 64 kbps voice stream. CODEC ini digunakan pada traditional TDM T1 voice.

2. G.723.1 – Terdapat 2 tipe berbeda untuk compression G.723.1. Pertama menggunakan Code-Excited Linier Predicyion (CELP) compression algorithm dan mempunyai bit rate 5.3 kbps. Tipe kedua menggunakan Multi Pulse-Maximum Likehood Quantization MP-MLQ algorithm dan memiliki kualitas suara lebih bagus. Tipe ini mempunyai bit rate 6.3 kbps.

3. G.726 – CODEC memiliki beberapa bit rate yang berbeda-beda, yaitu 40 kbps, 32 kbps, 24 kbps, dan 16 kbps. CODEC ini paling sesuai untuk

interkoneksi ke PBX dengan bit rate 32 kbps.

4. G.728 – CODEC memiliki kualitas suara yang bagus dan spesifik didesain untuk low latency applications. CODECini mengkompress voice menjadi 16 kbps stream.

5. G.729 – CODEC ini adalah salah satu codec berkualitas lebih baik (bettervoice quality CODEC). CODEC ini mengkonversi voice menjadi 8 kbps. Terdapat 2 versi yaitu G.729 dan G.729a. G.729a yang memiliki algoritma yang lebih sederhana dan membutuhkan processing power lebih sedikit dibandingkan G.729

Tabel 2.1 menunjukkan beberapa teknik kompresi suara yang sering digunakan dengan beberapa parameter yang mencerminkan kinerja dari teknik kompresi suara.

Tabel 2.1 Standar Kompresi Suara Menurut ITU-T [7]

Kompresi Kbps MIPS Ms MOS


(26)

G.726 ADPCM 32 14 0.125 3.85

G.728 LD-CELP 16 33 0.625 3.61

G.729 CS-ACELP 8 20 10 3.92

G.729 x2 Encoding 8 20 10 3.27

G.729 x3 Encoding 8 20 10 2.68

G.729a CS-ACELP 8 10.5 10 3.7

G.723.1 MPMLQ 6.3 16 30 3.9

Kolom kilobit per second (Kbps) memperlihatkan berapa lebar bandwidth

yang diambil untuk mengirimkan suara yang dikompres menggunakan teknik kompresi tertentu. Kolom Mega Instruction Per Second (MIPS) memperlihatkan kebutuhan waktu pemrosesan data pada saat melakukan kompresi suara dalam juta instruksi per detik. Kolom Mili-detik (ms) adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kompresi. Kolom Mean Opinion Score (MOS) adalah nilai opini pendengar di penerima.

2.4 Unsur Pembentuk Jaringan VoIP

Beberapa unsur yang diperlukan untuk sebuah jaringan VoIP adalah sebagai berikut [8] :

1. User Agent.

User agent merupakan sebuah software atau hardware yang digunakan oleh komputer agar dapat memanggil dan menerima panggilan. Panggilan dapat berasal dari sambungan komputer ke komputer (computer to computer), komputer ke IP phone, Public Switched Telephone Network (PTSN), atau perangkat lainya. Biasanya, software tersebut dapat diunduh secara gratis.

2. Proxy.

Fungsi proxy seperti dengan sebuah jembatan antara komputer dengan internet. Proxy digunakan utnuk mengopreasikan softswitch. Untuk mendapatkan


(27)

3. Protokol.

Protokol merupakan sebuah aturan atau rule yang harus dipenuhi agar akses komunikasi VoIP bisa melewati jaringan internet. Komunikasi VoIP mengenal tiga macam protokol, yaitu Intenet Engineering Task Force(IETF)

yang lebih dikenal dengan istilah Session Initiation Protokol (SIP), protokol H.323 yang dikembangkan oleh International Telecommunications Union-Telecommunication (ITU-T) dan prtokol Asterisk yang dikenal dengan sebutan

The Inter-Asterisk Exchange(IAX).

4. CODEC.

CODEC atau Coder-Decoder merupakan sebuah algoritma yang dapat mengkonversi dan mengkompresi format suara ke dalam bentuk kode maupun sebaliknya. Serupa dengan proxy, CODEC tersedia dalam bentuk open source

(biasanya gratis) dan licenced (tidak gratis). CODEC yang bisa didapatan secara

open source seperti Global System for Mobile commnucations (GSM) CODEC,

internet Low Bitrate Codec (iLBC), Speex dan G.711. jenis CODEC yang harus dibeli terlebih dahulu, seperti CODEC G.729 dan G.723.

2.5 Format Paket VoIP

Tiap paket VoIPterdiri atas dua bagian, yakni header dan payload (beban) [9]. Header terdiri atas IP header, Real-time Transport Protocol (RTP) header, User Datagram Protocol (UDP) header, dan link header seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.2

Tabel 2.2 Format Paket VoIP [9]

IP header bertugas menyimpan informasi routing untuk mengirimkan paket-paket ke tujuan pada setiap header IP disertakan tipe layanan atau Type of


(28)

Service (ToS) yang memungkinkan paket tertentu, seperti paket suara, diperlakukan berbeda dengan paket yang non real-time. UDP header memiliki ciri tertentu, yaitu tidak menjamin paket akan mencapai tujuan sehingga UDP cocok digunakan pada aplikasi voice real time yang sangat peka terhadap delay latency.

RTP header adalah header yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan

framing dan segmentasi data real time. Seperti UDP, RTP juga tidak mendukung

realibilitas paket untuk sampai tujuan. RTP menggunakan protokol kendali yang disebut Real Time Control Protocol (RTCP) yang mengendalikan QoS dan

sinkroniasi media stream yang berbeda.

2.6 Arsitektur Jaringan VoIP

VoIP adalah layanan telepon yang dapat berupa layanan suara, fax, termasuk layanan voice messaging yang ditransmisikan dalam bentuk paket melalui jaringan berbasis Internet Protocol [10]. Konversi paket IP diwujudkan dengan cara menempatkan minimal sepasang IP gateway (Old fashioned/convensional method) di antara sentral local Public Switched Telephone Network (PSTN) asal dan tujuannya serta minimal satu IP gatekeeper. Dengan cara ini peningkatan efisiensi di sisi jaringan transport antar sentral local tersebut akan didapatkan. Pada dasarnya layanan yang dapat ditawarkan adalah layanan dasar yang meliputi:

1. Komunikasi kelas 1 (Phone to Phone)

Pada komunikasi ini, caller dan callee masing-masing memiliki nomor E.164 pada Public Switched Telephone Network (PSTN) yang terhubung ke Internet melalui sebuah gateway

2. Komunikasi Kelas 2-1 (Phone to PC)

Pada komunikasi ini, caller menggunakan terminal telepon dengan nomor E.164 pada PSTN, terhubung dengan callee yang menggunakan PC yang berada pada jaringan internet. Koneksi ini memerlukan gateway untuk caller.

3. Komunikasi Kelas 2-2 (PC to Phone)

Komunikasi ini merupakan kebalikan dari komunikasi kelas 2-1 (Phone to PC) dan gateway yang diperlukan adalah gateway untuk callee.


(29)

4. Komunikasi Kelas 3 (PC to PC)

Untuk komunikasi seperti ini, caller dan callee berada dalam internet dan masing-masing memiliki alamat IP. Oleh karena keduanya berada dalam internet, sebenarnya gateway tidak mutlak diperlukan.

Gambar 2.3 menunjukkan bahwa VoIP adalah layanan telepon yang dapat berupa layanan suara, fax, termasuk layanan voice messaging yang ditransmisikan dalam bentuk paket melalui jaringan berbasis internet protocol. Konversi paket IP diwujudkan dengan cara menempatkan minimal sepasang IP gateway (Old fashioned/convensional method) diantara sentral local Public Switched Telephone Network (PTSN) asal dan tujuan serta minimal satu IP gatekeeper.

Gambar 2.3 Arsitektur Jaringan VoIP [ 10] 2.7 Standar Komunikasi VoIP

VoIP dapat berkomunikasi dengan sistem lain yang beroperasi pada jaringan packet-switch [11]. Suatu standar sistem komunikasi yang kompatibel satu sama lain dibutuhkan untuk dapat berkomunikasi. Ada dua standar komunikasi yang digunakan pada VoIPyaitu H.323 dan SIP.


(30)

2.7.1 H.323

Salah satu standar komunikasi pada VoIP menurut rekomendasi ITU-T adalah H.323 (1995-1996) [7]. Standar H.323 terdiri dari komponen, protocol, dan prosedur yang menyediakan komunikasi multimedia melalui jaringan packet-based. Bentuk jaringan packet-based yang dapat dilalui antara lain jaringan internet, Internet Packet Exchange (IPX)-based, Local Area Network (LAN), dan Wide Area Network (WAN). H.323 dapat digunakan untuk layanan-layanan multimedia seperti komunikasi suara (IP telephony), komunikasi video dengan suara (video telephony), dan gabungan suara, video dan data.

H.323 berjalan pada jaringan intranet dan jaringan packet-switched tanpa mengatur media jaringan yang digunakan sebagai sarana transportasi maupun protokol network layer. Karakteristik terminal H.323 dapat dilihat pada Gambar 2.4

Gambar 2.4 Diagram Blok Terminal Berbasis H.323[12 ]

Tujuan desain dan pengembangan H.323 adalah untuk memungkinkan

interoperabilitas dengan tipe terminal multimedia lainnya. Terminal dengan standar H.323 dapat berkomunikasi dengan terminal H.320 pada B-ISDN, terminal H.321 pada ATM, dan terminal H.324 pada Public Switched Telephone Network (PTSN). Terminal H.323 memungkinkan komunikasi real time dua arah berupa suara, video dan data.

2.7.1.1Arsitektur H.323

Standar H.323 terdiri dari 4 komponen fisik yang digunakan pada saat menghubungkan komunikasi multimedia point-to-point dan point-to-multupoint


(31)

1. Terminal : digunakan untuk komunikasi multimedia dua arah. Terminal H.323 dapat berupa Personal Computer (PC) atau alat lain yang berdiri sendiri yang dapat menjalankan aplikasi multimedia.

2. Gateway : digunakan untuk menghubungkan dua jaringan yang berbeda, yaitu antara jaringan H.323, dan jaringan non H.323. Sebagai contoh, gateway

dapat menghubungkan dan menyediakan kominunikasi antara terminal H.323 dengan jaringan telepon PTSN, kemudian menerjemahkan protokol-protokol untuk call setup dan release serta mengirimkan informasi antara jaringan yang terhubung antara gateway.

3. Gatekeeper : dapat dianggap sebagai titik yang paling terpenting pada jaringan H.323 yang menyediakan layanan kontrol panggilan ke endpoint dari H.323. Beberapa layanan tersebut di antaranya adalah penerjemahan alamat IP, pengaturan ijin akses ke jaringan, dan pengaturan kebutuhan bandwidth. 4. Multipoint Control Unit (MCU) : digunakan untuk layanan konferensi tiga

terminal H.323 atau lebih. Semua terminal yang ingin berpartisipasi dalam konferensi dapat membangun hubungan dengan MCU. Sebuah MCU terdiri dari sebuah Multipoint Controller (MC) dan beberapa Multipoint Processor (MP). MC menangani negoisasi H.245 antara terminal-terminal untuk menentukan kemampuan pemrosesan audio video. MC juga mengontrol dan menentukan serangkaian audio dan video yang akan dikirimkan secara

multicast. Sedangkan MP melakukan proses mix, switch dan memproses audio, video, ataupun bit-bit data.

2.7.1.2Protokol yang Terlibat Dalam H.323

Protokol H.323 didukung oleh beberapa protokol dalam pengiriman data agar data terkirim realtime. Protokol-protokol tersebut adalah [11]:

1. Real-Time Protokol

Real-Time Protokol (RTP) adalah protokol untuk mengkompensasi jitter

yang terjadi pada jaringan IP. RTP dapat digunakan untuk beberapa macam data

stream yang realtime seperti data suara dan data video. RTP berisi informasi tipe data yang dikirim, timestamps yang digunakan untuk pengaturan waktu suara percakapan terdengar sebagaimana diucapkan, dan sequence numbers yang


(32)

digunakan untuk pengurutan paket data dan mendeteksi adanya paket yang hilang.

2. Real-Time Control Protocol

Real-Time Control Protocol (RTCP) merupakan suatu protokol yang biasanya digunakan bersama-sama dengan RTP. Protokol ini memungkinkan

endpoint mengatur panggilan secara realtime untuk meningkatkan kualitas suara. RTCP juga membantu troubleshooting voice stream. Terdapat dua komponen penting pada paket RTCP, yang pertama adalah sender report yang berisikan informasi banyaknya data yang dikirimkan, pengecekan timestamp pada header

RTP dan memastikan bahwa datanya tepat dengan timestamp. Elemen yang kedua adalah receiver report berisi informasi mengenai jumlah paket hilang sesi percakapan, menampilkan timestamp terakhir, dan delay sejak pengiriman

sender report yang terakhir.

3. Resource Reservation Protocol

Resource Reservation Protocol (RSVP) berkerja pada layer transport, digunakan untuk menyediakan bandwidth agar data suara yang dikirimkan tidak mengalami delay ataupun loss saat mencapai alamat tujuan. RSVP merupakan protokol signaling tambahan pada VoIP yang memperngaruhi QoS. RSVP bekerja dengan mengirimkan request pada setiap node untuk membuat resource reservation pengeriman data. Resource reservation pada suatu node dilakukan dengan menjalankan dua modul, yaitu admission control dan policy control. Admission control digunakan untuk menentukan apakah suatu node tersebut memiliki resource yang cukup untuk memenuhi QoS yang dibutuhkan. Policy control digunakan untuk menentukan apakah user memiliki ijin administratif untuk melakukan reservasi. Bila terjadi kesalahan dalam aplikasi salah satu modul ini, maka akan terjadi RSVP error (request tidak akan terpenuhi).

2.8 Protokol-Protokol Penunjang Jaringan VoIP

Protokol-protokol lain yang ikut berperan dalam proses transfer data suara pada jaringan VoIP diantaranya adalah protokol Transfer Control


(33)

Protocol/Internet Protocol (TCP/IP), karena protokol ini merupakan protokol yang digunakan pada jaringan internet[11]. Protokol ini terdiri dari dua bagian besar, yaitu TCP dan IP. Selain itu terdapat juga protokol User Datagram Protocol (UDP). Masing-masing protokol akan dijelaskan sebagai berikut:

2.8.1 Transmission Transfer Protocol/Internet Protokol

Dalam mentransikan data pada Layer Transport, ada dua protokol yang berperan yaitu, TCP dan IP [11]. TCP merupakan protokol yang connection

-oriented yang artinya menjaga reliabilitas hubungan komunikasi end to end.

Konsep dasar cara kerja TCP adalah mengirimkan menerima segment-segment

informasi dengan panjang data bervariasi pada suatu datagram internet. TCP menjamin realibilitas hubungan komunikasi karena melakukan perbaikan terhadap data yang rusak, hilang, atau kesalahan dalam pengiriman. Hal ini dilakukan dengan memberikan nomor urut pada setiap octet yang dikirimkan dan membutuhkan sinyal jawaban positif dari penerima berupa sinyal

acknowledgment (ACK). Jika sinyal ACK ini tidak diterima pada interval pada waktu tertentu, maka data akan dikirimkan kembali. Pada sisi penerima, nomor urut tadi berguna untuk mencegah kesalahan urutan data dan duplikasi data. TCP juga memiliki mekanisme flow control dengan cara mencantumkan informasi dalam sinyal ACK mengenai batas jumlah octet data yang masih boleh ditransmisikan pada setiap segment yang diterima dengan sukses.

Dalam hubungannya dengan VoIP, TCP digunakan pada saat signaling,

TCP digunakan untuk menjamin setup suatu panggilan pada tahap signaling. TCP tidak digunakan dalam pengiriman data suara pada VoIP karena pada suatu komunikasi data VoIP penanganan data yang mengalami keterlambatan lebih penting dari pada penanganan paket yang hilang.

2.8.2 Application Layer

Fungsi utama lapisan ini adalah pemindahan file [11]. Perpindahan file

dari sebuah sistem ke sistem lainya yang berbeda memerlukan suatu sistem pengendalian untuk mengatasi adanya ketidakcocokan sistem file yang berbeda-beda. Protokol ini berhubungan dengan aplikasi. Salah satu contoh aplikasi yang


(34)

telah dikenal misalnya Hypertext Transfer Protocol (HTTP) untuk web, File Transfer Protocol (FTP) untuk perpindahan file, dan TELNET untuk terminal maya jarak jauh.

2.8.3 User Datagram Protocol

User Datagram Protocol (UDP) yang merupakan salah satu protokol utama di atas IP merupakan transport protocol yang lebih sederhana dibanding dengan TCP [11]. UDP digunakan untuk situasi yang tidak mementingkan mekanisme reliabilitas. Header UDP hanya berisi empat field yaitu source port, destination port, length dan UDP checksum fungsinya hampir sama dengan TCP, namun fasilitas checksum pada UDP bersifat opsional.

UDP digunakan pada VoIP karena pada pengiriman audio streaming yang berlangsung terus menerus lebih mementingkan kecepatan pengiriman data agar tiba di tujuan tanpa memperhatikan adanya paket yang hilang walaupun mencapai 50% dari jumlah paket yang dikirimkan. Karena UDP mampu mengirimkan data

streaming dengan cepat dalam teknologi VoIP, UDP merupakan salah satu protokol penting yang digunakan sebagai header pada pengiriman data selain RTP dan IP. Untuk mengurangi jumlah paket yang hilang saat pengiriman data (karena tidak terdapat mekanisme pengiriman ulang), pada teknologi VoIP pengiriman data banyak dilakukan pada private network.

2.8.4 Internet Protocol

Internet Protocol (IP) didesain untuk interkoneksi sistem komunikasi komputer pada jaringan packet switched [11]. Pada jaringan TCP/IP, sebuah komputer diindentifikasi dengan alamat IP. Tiap-tiap komputer memiliki alamat IP yang unik, masing-masing berbeda satu sama lainya. Hal ini dilakukan untuk mencegah kesalahan pada transfer data. Selanjutnya protokol data akses berhubungan langsung dengan media fisik. Secara umum protokol ini bertugas untuk menangani pendeteksian kesalahan pada saat transfer data. Untuk komunikas datanya, Internet Protocol mengimplementasikan dua fungsi dasar, yaitu pengalamatan dan fragmentasi.


(35)

Salah satu hal terpenting dalam pengiriman informasi adalah metode pengalamatan pengiriman dan penerima. Saat ini terdapat standar pengalamatan yang digunakan, yaitu IPv4 dengan alamat yang terdiri dari 32 bit. Jumlah alamat yang dapat dibuat dengan IPv4 diperkirakan tidak dapat mencukupi kebutuhan pengalamatan IP sehingga dalam beberapa tahun mendatang akan diemplementasikan sistem pengalamatan yang baru yaitu IPv6 yang menggunakan sistem pengalamatan terdiri dari 128 bit.

2.9 Keunggulan dan Kekurangan VoIP 2.9.1 Keunggulan VoIP

Dengan bertelepon menggunakan VoIP banyak keuntungan yang diperoleh dibanding ketika telepon menggunakan telepon tradisional (PTSN) yang selama ini digunakan masyarakat luas [13]. Keuntungan tersebut antara lain :

1) Biaya lebih rendah untuk sambungan langsung jarak jauh. Penekanan utama dari VoIP adalah biaya. Dengan dua lokasi yang terhubung dengan internet maka biaya percakapan menjadi sangat rendah.

2) Memanfaatkan infrastruktur jaringan data yang sudah ada untuk suara. Berguna jika perusahaan sudah mempunyai jaringan. Jika memungkinkan jaringan yang ada bisa dibangun jaringan VoIP dengan mudah. Tidak diperlukan tambahan biaya bulanan untuk penambahan komunikasi suara. 3) Penggunaan bandwidth yang lebih kecil daripada telepon biasa. Dengan

majunya teknologi penggunaan bandwidth untuk voice sekarang ini menjadi sangat kecil. Teknik pemampatan data memungkinkan suara hanya membutuhkan sekitar 8 kbps bandwidth.

4) Memungkinkan digabung dengan jaringan telepon lokal yang sudah ada. Dengan adanya gateway bentuk jaringan VoIP bisa disambungkan dengan

Private Automatic Branch eXchange

(

PABX) yang ada dikantor. Komunikasi antar kantor bisa menggunakan pesawat telepon biasa.

5) Berbagai bentuk jaringan VoIP bisa digabungkan menjadi jaringan yang besar. Contoh di Indonesia adalah VoIP Rakyat.

6) Variasi penggunaan peralatan yang ada, misal dari PC sambung ke telepon biasa, IP phone handset.


(36)

2.9.2 Kekurangan VoIP

Bertelepon menggunakan VoIP juga mempunyai beberapa kekukurangan, kekurangan penggunaan bertelepon menggunakan VoIP antara lain [13]:

1. Kualitas suara tidak sejernih jaringan PSTN. Merupakan efek dari kompresi suara dengan bandwidth kecil maka akan ada penurunan kualitas suara dibandingkan jaringan PSTN konvensional. Namun jika koneksi internet yang digunakan adalah koneksi internet pita-lebar/broadband seperti Telkom Speedy, maka kualitas suara akan jernih - bahkan lebih jernih dari sambungan Telkom dan tidak terputus-putus.

2. Ada jeda dalam berkomunikasi. Proses perubahan data menjadi suara, jeda jaringan, membuat adanya jeda dalam komunikasi dengan menggunakan VoIP. Kecuali jika menggunakan koneksi broadband.

3. Regulasi dari pemerintah RI membatasi penggunaan untuk disambung ke jaringan milik Telkom.

4. Jika belum terhubung secara 24 jam ke Internet, maka perlu ada janji untuk saling berhubungan.

5. Jika memakai internet dan komputer di belakang Network Address Translation (NAT), maka konfigurasi khusus dibutuhkan untuk membuat VoIP tersebut berjalan

6. Tidak pernah ada jaminan kualitas jika VoIP melewati internet.

7. Peralatan relatif mahal. Peralatan VoIP yang menghubungkan antara VoIP

dengan PABX (IP telephony gateway) relatif berharga mahal. Diharapkan dengan makin populernya VoIP ini, harga peralatan tersebut juga mulai turun harganya.

8. Berpotensi menyebabkan jaringan terhambat/Stuck. Jika pemakaian VoIP semakin banyak, maka ada potensi jaringan data yang ada menjadi penuh jika tidak diatur dengan baik. Pengaturan bandwidth adalah perlu agar jaringan di perusahaan tidak menjadi jenuh akibat pemakaian VoIP.

9. Penggabungan jaringan tanpa dikoordinasi dengan baik akan menimbulkan kekacauan dalam sistem penomoran.


(37)

2.10 Parameter yang mempengatuhi Quality of Service

Quality of Service (QoS) adalah kemampuan untuk memberikan prioritas yang berbeda untuk berbagai aplikasi, pengguna, atau aliran data, atau untuk menjamin tingkat kinerja tertentu ke aliran data berbeda-beda [12]. Sebagai contoh, laju bit yang diperlukan, delay, jitter, probabilitas packet dropping, dan atau Bit Error Rate (BER) dapat dijamin. Jaminan QoS penting jika kapasitas jaringan tidak cukup, terutama untuk aplikasi streaming multimedia secara real-time seperti voice over IP, game online, dan IP-TV. Sering kali aplikasi-aplikasi ini memerlukan bit rate dan tidak memperbolehkan adanya delay dan dalam jaringan yang memiliki kapasitas resource terbatas, misalnya dalam komunikasi data selular. Dalam ketiadaan jaringan, mekanisme QoS tidak diperlukan. Sebuah jaringan atau protocol yang mendukung QoS dapat menyepakati sebuah kontrak

traffic dengan software aplikasi dan kapasitas cadangan di node jaringan, misalnya saat sesi fase pembentukan.

Beberapa alasan yang menyebabkan QoS penting adalah :

 Memberikan prioritas terhadap aplikasi-aplikasi yang kritis.  Memaksimalkan penggunaan investasi jaringan.

 Meningkatkan performansi untuk aplikasi yang sensitif terhadap delay, seperti voice dan video.

 Merespon perubahan aliran trafik yang ada di jaringan.

Terdapat banyak hal yang bisa terjadi pada paket ketika ditransmisikan dari asal sampai tujuan yang mengakibatkan masalah-masalah dilihat dari sudut pandang pengirim atau penerima, dan sering disebut dengan parameter-parameter

QoS.

1. Throughput

Throughput yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dengan satuan bps (bit per second). Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sampai ke tujuan selama interval tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut. Ada juga yang disebut dengan

goodput. Goodput merupakan kecepatan transfer yang berada antara aplikasi di pengirim ke aplikasi di penerima. Semakin besar nilai


(38)

2. Packet Loss

Packet Loss merupakan parameter yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang pada saat transmisi. Packet loss diukur dalam persen (%). Paket dapat hilang karena disebabkan oleh collision dan congestion pada jaringan. Hal ini berpengaruh pada semua aplikasi, karena retransmisi akan mengurangi efisiensi jaringan secara keseluruhan, meskipun bandwidth

yang disediakan mencukupi. Bandwidth adalah lebar jalur yang dipakai untuk transmisi data atau kecepatan jaringan. Secara umum perangkat jaringan memiliki buffer (tampungan sementara) untuk menampung data yang diterima. Jika terjadi congestion yang cukup lama, maka buffer akan penuh dan tidak bisa menampung data baru yang akan diterima, jika terjadi congestion yang cukup lama, maka akan buffer akan penuh dan tidak bisa menampung data baru. Berdasarkan standar ITU-T X.642 (rekomendasi X.642 International Telecommunication Union) ditentukan persentase packet loss untuk jaringan adalah :

 Good (0-1%)  Acceptable (1-5%)  Poor (5-10%)

Secara sistematis packet loss dapat dihubungkan dengan cara :

Packet loss = ��

��

100%

………. (2.1)

dengan Pd adalah jumlah packet yang mengalami drop dan Ps adalah

jumlah packet yang dikirim. 3. Delay (Latency)

Delay adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal sampai ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik,

congestion, atau juga waktu proses yang lama. Selain itu adanya antrian atau mengambil rute lain untuk menghindari kemacetan juga dapat mempengaruhi delay. Oleh karena itu mekanisme antrian dan routing juga berperan dalam hal ini. Semakin kecil nilai delay, maka semakin baik kualitas jaringan tersebut.


(39)

Tabel 2.3 Komponen Delay [12 ]

Jenis Delay Keterangan

Processing delay Delay ini terjadi pada saat proses coding, compression, decompression dan decoding. Delay

ini tergantung standar codec yang digunakan. Packetization delay Delay yang disebabkan oleh pengakumulasian bit

voice sample ke frame. Contohnya standar G.711 untuk payload 160 bytes memakan waktu 20 ms. Serialization delay Delay ini terjadi karena adanya waktu yang

dibutuhkan untuk pentransmisian paket IP dari sisi

originating (pengirim).

Propagation delay Delay ini terjadi karena perambatan atau perjalanan paket IP di media transmisi ke alamat tujuan. Seperti contohnya delay propagasi dia dalam table akan memakan waktu 4-6 µs perkilometer.

Queuing delay Delay ini disebabkan karena waktu tunggu paket selama antrian sampai dilayani.

Component delay Delay ini disebabkan oleh banyaknya komponen yang digunakan didalam sistem transmisi.

4. Jitter

Jitter didefinisikan sebagai variasi delay dari sebuah paket yang berasal dari aliran data yang sama. Jitter yang tinggi artinya perbedaan waktu

delay besar, sedangkan jitter yang rendah artinya perbedaan waktu delay

kecil. Jitter dapat diakibatkan oleh variasi-variasi panjang antrian, waktu pengolahan data, dan juga dalam waktu penghimpunan ulang (reasembly)

paket-paket di akhir perjalanan. 5. Reliability

Realibility adalah karakteristik kehandalan sebuah aliran data dalam jaringan internet. Masing-masing program aplikasi memiliki kebutuhan

realibility yang berbeda. Jaringan internet harus dapat diandalkan dibandingkan dengan konferensiaudio atau saluran telepon.


(40)

6. Bandwidth

Bandwith adalah lebar jalur yang dipakai untuk transmisi data atau kecepatan jaringan. Aplikasi yang berbeda membutuhkan bandwith yang berbeda.

Dalam beberapa aplikasi, kebutuhan akan parameter QoS berbeda-beda. Tabel 2.4 memperlihatkan bahwa kebutuhan untuk e-mail sangat tinggi terhadap

reliability, begitu juga dengan file transfer (FTP). Namun, e-mail rendah atau tidak sensitif terhadap delay, jitter,dan bandwidth. Untuk aplikasi semacam audio

atau video, telephony, dan video conferencing sangat sensitif terhadap jitter

sehingga tidak menjamin reliability data yang ditransmisikan.

Tabel 2.4. Kebutuhan Aplikasi Terhadap QoS [12]

2.11 Alat Pengukuran

Proses pengukuran dalam Tugas Akhir ini akan menggunakan Software Axence Net Tool dan DU Meter.

2.11.1 Axence Net Tool

Proses pengukuran akan menggunakan Software Axence Net Tool [14].

Software Axence Net Tool ini dibuat oleh Axence Sofware, Inc yang berfungsi untuk memonitor performansi jaringan dengan cepat. Axence Net Tool berbasis grafik (GUI) sehingga dapat mudah dipahami. Screenshoot Software Axence Net Tool dapat dilihat pada Gambar 2.5.


(41)

Gambar 2.5 Screenshootsoftware Axence Net Tool [14]

Terdapat berbagai macam menu yang dapat digunakan untuk mengukur performansi jaringan.

1. New Watch

Menu ini menampilkan host yang diamati, response time dan paket yang dikirim maupun yang hilang. Terdapat juga grafik yang menunjukkan antara response time dan packet lost (%).

2. Win Tool

Untuk mengidentifikasi informasi tentang perangkat atau device

yang dimiliki suatu host.

3. Local Info

Menampilkan beberapa tabel informasi tentang konfigurasi jaringan seperti statistik TCP/UDP dan ICMP, IP address table, ARP table, IP routing table, dan informasi network adapter.

4. Net Stat

Menampilkan daftar koneksi yang masuk dan koneksi yang keluar, dan informasi tentang port-port TCP/UDP.

5. Ping

Melakukan pengecekan terhadap koneksi suatu host dengan proses


(42)

6. Trace

Menunjukkan rute koneksi dan informasi yang dilakukan suatu

host. 7. Lookup

Untuk mengetahui informasi tentang Domain Name Server (DNS) 8. Bandwidth

Untuk mengetahui berapa bandwidth yang ada di jaringan.

9. Net Check

Untuk mengukur kualitas hardware yang ada di jaringan.

10.TCP/IP Workshop

Untuk melakukan troubleshooting terhadap koneksi TCP dan UDP

serta melakukan tes terhadap layanan yang berbeda. 11.ScanHost

Melakukan scanning terhadap host yang berada di jaringan beserta

port-port yang digunakan.

12.Scan Network

Melakukan scanning terhadap jaringan untuk menemukan IP address, nama host, MAC, service, system dan response time. 13.SNMP

Untuk melakukan pencarian informasi terhadap suatu host dengan memakai bantuan SNMP agent.

2.11.2 DU Meter

DU Meter merupakan sebuah software untuk mengukur kecepatan transfer

data aktual atau throughput sebuah jaringan. Gambar 2.6 memperlihatkan tampilan data dari DU Meter, tanda anak panah ke bawah dengan warna merah menunjukkan transfer rate karena aktivitas download, sedangkan tanda panah hijau dengan tanda panah menunjuk ke atas menunjukkan transfer rate karena aktivitas upload.


(43)


(44)

28 BAB III

RANCANGAN PENELITIAN 3.1.Model Jaringan

Gambar 3.1 menunjukkan jaringan yang dimiliki PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Semarang. Jaringan menghubungkan komputer 1 dan komputer 2 malalui jaringan VoIP.

switch router

Divisi MSC Divisi Flexy

router switch

UTP Cable Jaringan VoIP

Komputer 1 Komputer 2

± 100 m

Gambar 3.1 Model Jaringan yang Dianalisis

Keterangan:

1. Router : Cisco Router 3600 Series.

2. Kabel UTP Category 5 dengan kecepatan 100 Mbps

Terdapat beberapa asumsi sebelum melakukan pengukuran terhadap kinerja jaringan. Asumsi tersebut adalah;

1. Pengukuran yang dilakukan tidak mempertimbangkan kondisi external yang ada dalam jaringan VoIP, misalnya gangguan pada media transmisi. 2. Pengukuran hanya dilakukan pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Semarang.

3. Besar bandwidth yang disediakan untuk jaringan VoIP adalah 3.1 Mbps.

4. Pengukuran tidak tergantung pada besaran paket yang dikirimkan, tetapi mencoba untuk melakukan panggilan suara dan gambar dari komputer 1


(45)

ke komputer 2. Komputer 1 terletak dikantor Telkom Divisi MSC dan komputer 2 terletak dikantor Telkom Divisi Flexi

3.2.Pengolahan dan Analisis Data 3.2.1.Delay

Pengukuran delay dilakukan dengan proses ping dari komputer 1 ke komputer 2 pada saat melakukan video call menggunakan software NetTool dan

DU Meter. Waktu yang dibutuhkan komputer 1 untuk menghubungi komputer 2 diperoleh dengan melakukan proses ping. Delay akan dibandingkan dengan standarisasi yang dimiliki oleh PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Semarang dan juga teori-teori yang ada. Dari hasil perbandingan tersebut, besar delay dapat diketahui apakah termasuk dalam kategori baik atau buruk. Jika termasuk dalam kategori buruk, maka penyebab dari perbedaan waktu atau besarnya delay pada setiap panggilan video.

3.2.2.Packet Loss

Pengamatan dan pengukuran packet loss dilakukan menggunakan software NetTool, besarnya packet loss pada saat melakukan video call dapat dilihat. Berdasarkan standar ITU-T X.642, standar presentase packet loss untuk jaringan adalah sebagai berikut: Good (0-1%), Acceptable (1-5%), Poor (5-10%)[12]. Berdasarkan standarisasi tersebut, packet loss saat pengiriman tersebut dapat diketahui apakah dalam kategori good, acceptable, ataupun poor.

3.2.3.Throughput

Pengukuran throughput dilakukan dengan proses ping dari komputer 1 ke komputer 2 menggunakan software NetTool. Hasil pengukuran yang didapatkan akan dibandingkan dengan teori-teori yang ada dan standarisasi yang terdapat pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Semarang, sehingga besarnya

throughput masuk dapat diketahui apakah termasuk dalam klasifikasi baik atau buruk.


(46)

3.3.Rencana Kerja

Rencana kerja yang akan digunakan dalam proses pengukuran adalah sebagai berikut :

1. Memastikan model jaringan yang diukur.

2. Pengukuran delay, packet loss dan throughtput akan dilakukan dengan menggunakan software Axence Net Tool dan DU Meter.

3. Pengukuran dilakukan dalam 5 hari kerja. Pengambilan data dilakukan pada pagi hari dan siang hari, dilakukan dengan durasi 15 menit.

4. Pada saat pengukuran, selalu melakukan video call dari komputer 1 ke komputer 2.

5. Melihat pada output alat pengukuran delay, packet loss dan throughtput pada saat melalukan video call.

3.4.Spesifikasi Alat:

3.4.1. Spesifikasi Perangkat Keras (hardware)

Tabel 3.1 Spesifikasi Perangkat Keras (hardware)

No Peralatan Unit Keterangan

1 Notebook 1 Acer Aspire 4530- Model : AMD Turion X2 Dual-Core

nVidia GeForce 9100M G, Harddisk HDD 160GB, Memory Ram 4,00 GB,

2 Komputer PC 1 Intel(R) Core(TM)2 Dou CPU @2.00GHz(2 CPUs),Memory (RAM) 2,00 GB ,Harddisk HDD 160 GB,WiFi Intel(R) PRO/Wireless 3945ABG,Headseat JXD RM-888

3.4.2. Spesifikasi Perangkat Lunak (software)

Tabel 3.2 Spesifikasi Perangkat Lunak (software) Nama Perangkat Lunak Keterangan

software Axence Net Tool Sebagai tools parameter

DU Meter Sebagai tools parameter


(47)

31

BAB IV

DATA DAN ANALISIS KINERJA JARINGAN

4.1 Data Penelitian

Hasil pengukuran yang didapat dari penelitian selama satu minggu adalah data mentah yang didapat dari Axence Net Tool dan DU meter. Data tersebut digunakan untuk menghitung besarnya delay, throughput dan packet loss. Data disajikan dalam bentuk tabel pagi dan tabel siang. Data performansi jaringan pada pagi hari diambil pada waktu jam kerja, yaitu pada pukul 09.00 secara realtime.

Data performansi jaringan pada siang hari diambil pada waktu jam kerja yaitu pada pukul 13.00 setelah jam istirahat selesai. Data hasil pengukuran yang dilakukan selama lima hari kerja adalah data berupa delay, throughput dan packet loss yang ditunjukkan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Rata-rata Hasil Pengukuran

Hari Delay per Kilo Byte (s) Throughput (kbps) Packet Loss (%)

Pagi Siang Pagi Siang Pagi Siang

Senin 0.02294726 0.032389 425.95 269.85 0 0 Selasa 0.0185279 0.017843 428.475 466.75 0 2 Rabu 0.017299981 0.018014 561.725 442.55 0 0.5 Kamis 0.004686415 0.011856 472.225 593.7 0.5 1.25

Jumat 0.003673515 0.014446 613.025 611.525 1 1

4.1.1 Delay

Kinerja delay dapat dilihat pada tabel dan grafik yang ada di dalam sub bab ini. Kinerja delay yang ditunjukkan pada Tabel 4.1 adalah nilai rata-rata delay

yang diambil selama 5 hari kerja. Data pada Tabel 4.1 diubah ke dalam bentuk grafik dan ditunjukkan pada Gambar 4.1.


(48)

Gambar 4.1. Grafik Pengukuran Besarnya Delay

Perubahan kinerja delay rata-rata PT Telekomunikasi Indonesia tbk Semarang sebagai fungsi banyaknya pengguna saat pagi hari dan siang hari yang dapat dilihat pada Gambar 4.1 sesuai dengan standart ITU-T, delay saat pagi maupun siang hari di PT Telekomunikasi Indonesia tbk Semarang termasuk dalam kategori excellent yaitu kurang dari 150ms/0.15 second. Walaupun sudah termasuk dalam kondisi excellent, terdapat beberapa perbedaan delay di setiap hari dan waktu pagi dan siang, ini terjadi dikarenakan lalu lintas traffic jaringan pada siang lebih padat dibandingkan pada waktu pagi hari, aktivitas para karyawan yang menggunakan jaringan internet cenderung pada siang hari, sehingga delay pada waktu siang hari menjadi lebih besar.

Berdasarkan hasil pengamatan dan tanya jawab ke beberapa karyawan selama pengambilan data, delay pagi pada hari senin terlihat cukup kecil dibandingkan delay pada siang hari, hal ini dikarenakan penggunaan jaringan internet di hari senin pagi cenderung tidak digunakan secara maksimal oleh karyawan, para karyawan cenderung mengerjakan pekerjaan mereka yang tertunda selama libur akhir pekan, misalnya mengerjakan laporan, atau bekerja di luar kantor. Para karyawan akan menggunakan jaringan internet secara maksimal setelah mereka selesai mengerjakan pekerjaan mereka, yaitu pada siang hari. Kemudian kinerja delay pada hari selasa dan rabu terlihat grafik delay yang hampir sama, ini berarti penggunaan jaringan internet atau kepadatan traffic di pagi dan siang hari cukup padat. Pada hari kamis dan jumat terjadi penurunan

delay, ini disebabkan karena pada hari kamis dan jumat sebagian besar karyawan

0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat

sec o n d s

Delay

Pagi siang


(49)

tidak berada di kantor. Aktivitas tersebut sangat berpengaruh pada traffic jaringan VoIP pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Semarang.

Hal ini sesuai dengan teori yang ada, yaitu semakin besar beban trafic di dalam jaringan akan menyebabkan semakin besar pula peluang terjadinya

congestion dengan demikian nilai delay akan semakin besar.. Congestion juga bisa disebut melambatnya koneksi yaitu suatu keadaan lalu lintas data yang terlalu lambat, sehingga terjadi perlambatan arus, bisa dianalogikan dengan sebuah jalan yang sempit namun banyak kendaraaan yang harus lewat dalam suatu waktu.

4.1.2 Throughput

Kinerja throughput dapat dilihat pada tabel dan grafik yang ada di dalam sub bab ini. Kinerja throughput yang ditunjukkan pada Tabel 4.1 adalah nilai rata-rata throughput yang diambil selama 5 hari kerja. Data pada Tabel 4.1 diubah ke dalam bentuk grafik dan ditunjukkan pada Gambar 4.2.

.

Gambar 4.2. Grafik Pengukuran Besarnya Throughput

Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan, besar rata-rata

throughput jaringan VoIP pada PT Telekomunikasi Indonesia tbk Semarang pada saat pengujian melakukan panggilan gambar dan suara dapat ditunjukkan pada Gambar 4.2. Grafik besar throughput terlihat fluktuatif, hal ini disebabkan perilaku user yang menggunakan jaringan tersebut tidak dapat diprediksi. Walaupun dalam kondisi yang fluktuatif, namun throughput pada pagi hari terlihat lebih besar pada setiap harinya. Kondisi ini sesuai dengan teori yang ada, karena semakin besar nilai throughput semakin baik kualitas jaringan.

0 200 400 600 800

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat

kb p s

Throughput

Pagi siang


(50)

4.1.3 Packet loss

Kinerja packet loss dapat dilihat pada tabel dan grafik yang ada di dalam sub bab ini. Kinerja packet loss ditunjukkan pada Tabel 4.1 adalah nilai rata-rata

throughput yang diambil selama 5 hari kerja. Data pada Tabel 4.1 diubah ke dalam bentuk grafik dan ditunjukkan pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3. Grafik Pengukuran Besarnya Packet loss

Gambar 4.3 memperlihatkan perbandingan packet loss ada waktu pagi hari dan siang hari yang bervariasi, hal ini terjadi karena hilangnya sederetan paket data yang dikirim ke penerima. Nilai packet loss pada VoIP memiliki ambang batas tertentu, agar suara yang dikirim ke penerima masih bisa didengar. ITU-T menyatakan bahwa standar yang diperbolehkan yaitu kurang dari 5%. Berdasarkan pengujian yang dilakukan, nilai secara keseluruhan, nilai rata-rata

packet loss yang didapat pada pagi berkisar antara 0 s/d 1 %, bahkan pada hari senin sampai hari rabu tidak terjadi packet loss, jadi bisa dikatakan baik sesuai dengan standar ITU. Kemudian nilai packet loss pada waktu siang hari bisa dikatakan cukup besar, hal ini menunjukkan bahwa pada siang hari banyak yang menggunakan jaringan tersebut. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan jaringan VoIP pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Semarang mampu memenuhi kebutuhan pengguna.

0 0.5 1 1.5 2 2.5

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat

%

Packet Loss

Pagi siang


(51)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari perhitungan dan analisis kerja jaringan VoIP pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Semarang yang telah dilakukkan, kesimpulan yang dapat ditarik adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian ini kinerja jaringan VoIP pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk semarang sudah termasuk dalam kondisi baik sesuai dengan standar ITU. Terbukti dari hasil penelitian kinerja jaringan pada saat pagi dan siang hari tidak menemukan masalah.

2. Besar nilai Delay yang diperbolehkan pada saat pengujian pagi dan siang hari untuk komunikasi VoIP termasuk dalam kategori yang excellent yaitu kurang dari 150 ms. Delay pada siang hari lebih besar dibanding pada pagi hari.

3. Secara keseluruhan nilai throughput pada pagi dan siang hari termasuk dalam kondisi baik. Besar throughput pada pagi hari lebih besar dibandingkan pada saat siang hari, walaupun terlihat fluktuatif.

4. Nilai packet loss secara keseluruhan termasuk dalam kategori yang bagus sesuai standar ITU. Besar packet loss pada pagi hari kurang dari 1 %, sedangkan pada siang hari kurang dari 2 %, yang berarti bahwa jaringan VoIP pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Semarang mampu memenuhi kebutuhan pengguna.

6.1 Saran

Terdapat beberapa saran dari penulis agar peneliti selanjutnya dapat memperhatikan hal-hal di bawah ini, guna perbaikan ke arah yang lebih baik. Adapun saran tersebut adalah :

1. Pengambilan sampel pengukuran hanya terjadi lima kali., sebaiknya untuk mendapatkan sampel yang lebih akurat perlu dilakukan pengambilan data yang sesuai dengan standar ilmu statistika.


(52)

36

2. Akan lebih baik jika pengukuran kinerja performasi VoIP khususnya panggilan video (video call) menyertakan parameter jitter.

3. Dalam pengujian mendatang, diharapkan lebih memperhatikan berbagai aspek, misalnya perangkat media user yang digunakan serta alat pengukuran yang digunakan, karena berpengaruh terhadap nilai parameter yang diuji kinerjanya.


(53)

37

DAFTAR PUSTAKA

[1] Wahyuddin M Iwan (2009), Jurnal Artificial, ICT Recearch UNAS, Implementasi VoIP Computer to Computer Berbasis Freeware Menggunakan Session Initiation Protocol, Vol.3 No.1, 1.

[2] Dwi Atmaja Martono (2007), Jurnal ELTEK, Desain Aplikasi Multiplek VoIP dengan Protokol H.323, Volume 05 Nomor 01, 1.

[3] Syafrizal, Melwin, Pengantar Jaringan Komputer; Ed. I – Yogyakarta : ANDI

[4] Comer, D.E., 1991, Internetworking With TCP/IP Volume I; Principles, Protocols, And Architectured: second edition, Prentice Hall, Inc., New Jersey.

[5] Richard, Steven W. “TCP/IP Illustrated, Volume 1, The Protocol. Prentice Hall International, Inc.

[6] Iskandarsyah, M. Harahap, 2003. “Dasar - Dasar Jaringan VoIP “, www.ilmukomputer.com, hal 1-10.

[7] http://www.itu.int/ITU-T/publications

[8] http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/computer-science/2009/Artikel_10104945.pdf

[9] Pande K. Sudiarta, G. Sukadarmika. (Juli-Desember 2009). Penerapan Teknologi VoIP. “Penerapan teknologi voip untuk mengoptimalkan penggunaan jaringan intranet kampus Universitas Udayana” Vol.8 No.2 [10] Anton, Rina Anggraini (2008). “Sistem Teknologi Voice Over IP (VoIP)”.

No.30 Vol.1 Thn.XV November 2008

[11] Adnan Basalamah, 1999. Standar H.323 untuk networking aplikasi multimedia, Computer Network Research Group (CNRG) ITB, Bandung: Graha Ilmu.

[12] Rasyid, Rafdian., ”Pengantar Manfaat VOIP”, lmukomputer.com, 2003-2007.

[13] ITU-T Recommendation G-1010. 2001. “End-User Multimedia QoS Categories”


(54)

(55)

Pengkuran Hari Pertama

Ket: A : Caller B : Callee

Ha

ri 1 Pagi Delay per Paket (900s) Siang Throughput (kbps) Packet loss(%)

Pagi Siang Pagi Siang

In Out In Out In Out In Out A B A B

1 0.040690104 0.053920629 0.02891139 0.009987571 201.3 151.9 282.9 819.7 0 0 0 0 2 0.025699013 0.068664551 0.04087936 0.011687583 318.1 118.6 200.1 700.2 0 0 0 0 3 0.016366969 0.05294616 0.038380186 0.016677538 486 150.5 213.1 490.3 0 0 0 0 4 0.009032952 0.054931641 0.02138458 0.011687583 898.4 147.6 383.3 700.4 0 0 0 0 Rata-Rata 0.02294726 0.057615745 0.032388879 0.012510069 475.95 142.15 269.85 677.65 0 0 0 0

Pengukuran Hari Ke Dua

Ket: A : Caller B : Callee

Ha

ri 2 Pagi Delay per Paket (s) Siang Pagi Throughput (Kbps) Siang Packet loss(%) Pagi Siang

In Out In Out In Out In Out A B A B

1 0.0119742 0.056703629 0.019065211 0.007312032 682.9 144.5 429.1 1126.4 0 0 4 1 2 0.015419408 0.050511853 0.014107644 0.006766022 531 161.9 580.2 1228.8 0 0 2 0 3 0.022769592 0.042052931 0.019618443 0.006044747 358.4 194.7 417.3 1433.6 0 0 1 0 4 0.023948399 0.040502592 0.018581527 0.006750432 341.6 202.1 440.4 1228.8 0 0 1 0 Rata-rata 0.0185279 0.047442751 0.017843207 0.006718308 478.475 175.8 466.75 1254.4 0 0 2 0.3


(56)

Pengukuran Hari Ke Tiga

Ket: A : Caller B : Callee

Ha

ri 3 Pagi Delay per Paket (s) Siang Throughput (Kbps) Packet loss(%)

Pagi Siang Pagi Siang

In Out In Out In Out In Out A B A B

1 0.008275953 0.057444853 0.015807666 0.006103516 987.9 142.2 501.8 1331.2 0 0 0 0 2 0.011167805 0.057071834 0.020777926 0.004850476 731.9 143.1 394.4 1740.8 0 0 0 0 3 0.015153556 0.061894806 0.018503289 0.004475083 491 120.5 391.9 1638.4 0 0 2 0 4 0.034602608 0.007925214 0.016967302 0.003989588 236.1 1024 482.1 2150.4 0 0 0 0 Rata-rata 0.017299981 0.046084177 0.018014046 0.004854666 611.725 357.45 442.55 1715.2 0 0 0.5 0

Pengukuran Hari Ke Empat

Ket: A : Caller B : Callee

Ha

ri 4 Pagi Delay per Paket (s) Siang Throughput (Kbps) Packet loss(%)

Pagi Siang Pagi Siang

In Out In Out In Out In Out A B A B

1 0.00777091 0.007676037 0.007968325 0.00397156 760.6 1126.4 1024 2150.4 0 0 0 0 2 0.00113271 0.007723254 0.007649315 0.0039914 204.1 1126.4 1126.4 2048 2 0 4 0 3 0.00341284 0.007723254 0.018860649 0.00360503 207.7 1126.4 394.5 2150.4 0 0 0 0 4 0.00142921 0.007689469 0.012944127 0.005699781 716.5 1126.4 617.7 1433.6 0 0 1 0 Rata-rata 0.004686415 0.007703003 0.011855604 0.004316943 472.225 1126.4 790.65 1945.6 0.5 0 1.3 0


(57)

Pengukuran Hari Ke Lima

Ket: A : Caller B : Callee

Ha

ri 4 Pagi Delay per Paket (s) Siang Throughput (Kbps) Packet loss(%)

Pagi Siang Pagi Siang

In Out In Out In Out In Out A B A B

1 0.0015342 0.008442903 0.019444829 0.009733181 823.8 970.4 587.3 800.4 0 0 0 0 2 0.00442108 0.0079828 0.011504009 0.004366151 365 1024 752.3 1126.4 3 0 1 0 3 0.0047964 0.011370068 0.013377568 0.007953903 553.4 717.9 489.2 1024 1 0 2 0 4 0.00394238 0.010784126 0.013459514 0.004139926 709.9 759.2 717.3 1228.8 0 0 1 0 Rata-rata 0.003673515 0.009644974 0.01444648 0.00654829 613.025 867.875 636.525 1044.9 1 0 1 0

Hasil Rata-rata Pengukuran Selama 5 Hari

hari

Delay per Paket(s) Throughput (kbps) packet loss(%)

Pagi Siang Pagi Siang Pagi Siang

in out in out in out in out Callee Caller Callee Caller

Senin 0.02294726 0.057615745 0.032388879 0.012510069 425.95 142.15 269.85 577.65 0 0 0 0

Selasa 0.0185279 0.047442751 0.017843207 0.006718308 428.475 175.8 466.75 838.275 0 0 2 0.25

Rabu 0.017299981 0.046084177 0.018014046 0.004854666 561.725 334.875 442.55 823.8 0 0 0.5 0

Kamis 0.004686415 0.007703003 0.011855604 0.004316943 472.225 397.6 593.7 792.675 0.5 0 1.25 0


(58)

(59)

Konfigurasi Caller


(60)

Tampilan Net Tool


(61)

vii ABSTRAK

VoIP adalah suatu sistem yang menggunakan jaringan internet untuk mengirimkan data paket suara dari suatu tempat ke tempat lainnya menggunakan perantara protokol IP. Dengan adanya teknologi VoIP biaya telepon bisa lebih murah terutama untuk berkomunikasi ke luar negeri karena voice dan data menggunakan jaringan yang sama yaitu jaringan internet. Untuk mengetahui perfoma jaringan VoIP perlu dilakukan pengukuran, parameter-parameter yang digunakan dalam melakukan pengukuran adalah delay, throughput, dan packet loss.

Dalam tugas akhir ini, pengukuran dilakukan pada jaringan VoIP yang dimiliki oleh PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Semarang. Pengukuran dilakukan dengan melakukan panggilan suara dari komputer 1 ke komputer 2, yang dilakukan pada pagi dan siang hari. Dari hasil penelitian dan pengukuran yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa nilai delay, throughput dan packet loss masih berada pada nilai yang direkomendasikan oleh ITU-T, yaitu nilai delay adalah 0.032 seconds atau 32

ms, kemudian nilai untuk throughput adalah 613 Kbps dan untuk packet loss adalah 2%.

Secara keseluruhan kinerja jaringan VoIP yang dimiliki PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Semarang sudah termasuk baik, karena kinerja jaringannya pada pagi dan siang hari cenderung dalam kategori baik. Sesuai dengan standar ITU-T, Delay

termasuk kategori excellent, Packet loss dan throughput juga dalam kategori baik.


(62)

viii ABSTRACT

VoIP is a system that uses the Internet network to transmit voice packets from one place to another using IP protocols intermediaries. With VoIP technology can be much cheaper call charges, especially for communicating overseas because of voice and data using the same network in the Internet network. To find out performance of VoIP network. To find out performance of VoIP networks need to be measured. The parameters are used in performing measurements the delay, throughput, and packet loss.

In this thesis, measurements were performed on a VoIP network by PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.Semarang, with to make voice calls from computer 1 to computer 2 in the morning and daytime. From the research, results of delay, throughput and packet loss still at the value recommended by ITU-T, which is the value of delay is 0.032 seconds or 32 ms, for throughput is 613 Kbps and for packet loss is 2 %.

Overall performance of VoIP networks by PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Semarang is good, because the performance of network in the morning and daytime in good category. In accordance with ITU-T standards, delay including in excellent category, packet loss and throughput also in good category


(1)

Pengukuran Hari Ke Lima Ket: A : Caller

B : Callee

Ha

ri 4 Pagi Delay per Paket (s) Siang Throughput (Kbps) Packet loss(%)

Pagi Siang Pagi Siang

In Out In Out In Out In Out A B A B

1 0.0015342 0.008442903 0.019444829 0.009733181 823.8 970.4 587.3 800.4 0 0 0 0 2 0.00442108 0.0079828 0.011504009 0.004366151 365 1024 752.3 1126.4 3 0 1 0 3 0.0047964 0.011370068 0.013377568 0.007953903 553.4 717.9 489.2 1024 1 0 2 0 4 0.00394238 0.010784126 0.013459514 0.004139926 709.9 759.2 717.3 1228.8 0 0 1 0 Rata-rata 0.003673515 0.009644974 0.01444648 0.00654829 613.025 867.875 636.525 1044.9 1 0 1 0

Hasil Rata-rata Pengukuran Selama 5 Hari

hari

Delay per Paket(s) Throughput (kbps) packet loss(%)

Pagi Siang Pagi Siang Pagi Siang

in out in out in out in out Callee Caller Callee Caller Senin 0.02294726 0.057615745 0.032388879 0.012510069 425.95 142.15 269.85 577.65 0 0 0 0 Selasa 0.0185279 0.047442751 0.017843207 0.006718308 428.475 175.8 466.75 838.275 0 0 2 0.25 Rabu 0.017299981 0.046084177 0.018014046 0.004854666 561.725 334.875 442.55 823.8 0 0 0.5 0 Kamis 0.004686415 0.007703003 0.011855604 0.004316943 472.225 397.6 593.7 792.675 0.5 0 1.25 0 Jumat 0.003673515 0.009644974 0.01444648 0.00654829 613.025 477.6 611.525 808.8 1 0 1 0


(2)

(3)

Konfigurasi Caller


(4)

Tampilan Net Tool


(5)

vii ABSTRAK

VoIP adalah suatu sistem yang menggunakan jaringan internet untuk mengirimkan data paket suara dari suatu tempat ke tempat lainnya menggunakan perantara protokol IP. Dengan adanya teknologi VoIP biaya telepon bisa lebih murah terutama untuk berkomunikasi ke luar negeri karena voice dan data menggunakan jaringan yang sama yaitu jaringan internet. Untuk mengetahui perfoma jaringan VoIP perlu dilakukan pengukuran, parameter-parameter yang digunakan dalam melakukan

pengukuran adalah delay, throughput, dan packet loss.

Dalam tugas akhir ini, pengukuran dilakukan pada jaringan VoIP yang dimiliki oleh PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Semarang. Pengukuran dilakukan dengan melakukan panggilan suara dari komputer 1 ke komputer 2, yang dilakukan pada pagi dan siang hari. Dari hasil penelitian dan pengukuran yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa nilai delay, throughput dan packet loss masih berada pada nilai yang direkomendasikan oleh ITU-T, yaitu nilai delay adalah 0.032 seconds atau 32

ms, kemudian nilai untuk throughput adalah 613 Kbps dan untuk packet loss adalah 2%.

Secara keseluruhan kinerja jaringan VoIP yang dimiliki PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Semarang sudah termasuk baik, karena kinerja jaringannya pada pagi dan siang hari cenderung dalam kategori baik. Sesuai dengan standar ITU-T, Delay

termasuk kategori excellent, Packet loss dan throughput juga dalam kategori baik.


(6)

viii ABSTRACT

VoIP is a system that uses the Internet network to transmit voice packets from one place to another using IP protocols intermediaries. With VoIP technology can be much cheaper call charges, especially for communicating overseas because of voice and data using the same network in the Internet network. To find out performance of VoIP network. To find out performance of VoIP networks need to be measured. The parameters are used in performing measurements the delay, throughput, and packet loss.

In this thesis, measurements were performed on a VoIP network by PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.Semarang, with to make voice calls from computer 1 to computer 2 in the morning and daytime. From the research, results of delay, throughput and packet loss still at the value recommended by ITU-T, which is the value of delay is 0.032 seconds or 32 ms, for throughput is 613 Kbps and for packet loss is 2 %.

Overall performance of VoIP networks by PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Semarang is good, because the performance of network in the morning and daytime in good category. In accordance with ITU-T standards, delay including in excellent category, packet loss and throughput also in good category