PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA : studi kasus pada masyarakat desa Cingcin kecamatan Soreang kabupaten Bandung.

(1)

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA (Studi Kasus pada Masyarakat Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Sosiologi

Oleh : Nela Mustika NIM 1103567

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2015


(2)

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

(Studi Kasus Pada Masyarakat Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung)

Oleh

NELA MUSTIKA

1103567

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sosiologi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia

© NELA MUSTIKA 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

2015

Hak cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian, dengan dicetak ulang, di fotocopy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

SKRIPSI INI DIUJI PADA TANGGAL 26 AGUSTUS 2015

PANITIA UJIAN SIDANG TERDIRI ATAS Ketua : Dekan FPIPS UPI

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si NIP. 197008141994021001

Sekretariat : Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi UPI Hj. Siti Komariah, M.Si., Ph.D

NIP. 196804031991032002

Penguji :

Penguji I

Prof. Dr. Achmad Hufad, M.Ed NIP. 195501011981011001

Penguji II

Dr. Hj. Siti Nurbayani K, M.Si NIP. 197007111994032002

Penguji III

Mirna Nur Alia A, S.Sos.,M.Si NIP. 198303122010122008


(4)

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KENAKALAN REMAJA

(Studi Kasus pada Masyarakat Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung)

Nela Mustika 1103567

ABSTRAK

Kenakalan remaja merupakan tindakan yang dilakukan oleh remaja yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang ada dalam masyarakat, yang mana sudah termasuk ke dalam salah satu bentuk penyimpangan. Orang tua merupakan salah satu bagian dari sistem keluarga yang berada paling dekat dengan remaja. Pihak yang terlibat langsung dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak pada masa remaja. Penelitian ini ditalar belakangi oleh berbagai pihak yang sudah mencoba untuk mengatasi masalah kenakalan remaja, namun masalah ini tidak kunjung selesai bahkan semakin menjamur di masyarakat.Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui sejauh mana orang tua berperan aktif membantu remaja untuk mengatasi masalah kenakalan. Penelitian dilaksanakan di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung. Subjek dalam penelitian ini dipilih melalui purposive sampling yaitu memilih orang tua dan remaja yang terlibat dalam masalah kenakalan remaja. Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dan analisis dokumen.Hasil penelitian dapat diketahui bahwa ayah kurang berperan aktif dalam membantu remaja mengatasi masalah kenakalan, sedangkan ibu lebih banyak berperan membantu remaja dari masalah kenakalan. Orang tua belum berperan secara maksimal dalam mengatasi masalah kenakalan remaja karena belum ada kerjasama yang baik antara ayah dan ibu. Sehingga penulis merekomendasikan sebaiknya orang tua baik ayah maupun ibu melakukan koordinasi yang terencana dan komunikasi yang terarah antara keduanya agar mampu mengatasi masalah kenakalan remaja secara efektif. Bagi pihak masyarakat hendaknya ikut berperan aktif dan bekerjasama dengan pihak-pihak lainnya membantu mengatasi masalah ini bersama-sama.


(5)

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ROLE OF PARENTS IN OVERCOMING JUVENILE DELINQUENCY (Case Study On Community Of Cingcin Village Sub Soreang Bandung

District) Nela Mustika

1103567

ABSTRACT

Juvenile delinquency is an action comitted by a teenager who does not fit with the values and norms that exist in society, which is already included in one form of aberration. Parent is one part of a family system that is closest to teenagers. They directly involved in the process of growth and development experienced by children in adolescence. This research is motivated by the various parties who have tried to overcome the problem of juvenile delinquency, but the problem is not finished even more flourishing in society. The purpose of this study is to determine the extent to which parents actively assist teens to overcome the problem of delinquency. The research is conducted in Cingcin Village of the Sub Soreang, Bandung District. Subject in this study is selected through purposive sampling, ie selecting parents and teenagers who are involved in the problem of juvenile delinquency. This research uses a case study with qualitative approach. Data collection technique in this research uses observation, interview, and document analysis. The result of this research is that the father has less active role in helping to overcome the problem of juvenile delinquency, while the mother has a greater role to help teens from delinquency problem. Parents have not been actively involved in overcoming the problem of juvenile delinquency because there is still no good cooperation between father and mother. With this, the author recommend that parent, both father and mother to coordinate a planned and targeted communication between the two to be able to tackle effectively the problem of juvenile delinquency. For the society, they should take an active role and cooperate with other parties to help resolve this issue together.


(6)

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR... . ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

ABSTRAK... vii

ABSTRACT... viii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR... xiv

DAFTAR GRAFIK... xv

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian... 4

1.3 Tujuan Penelitian... 4

1.4 Manfaat Penelitian... 5

1.5 Struktur Organisasi Skripsi... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

2.1 Tinjauan Umum Mengenai Keluarga... 8

2.1.1 Pengertian Keluarga... 8

2.1.2 Orang Tua dan Perannya... 9

a. Peran Ayah... 10

b. Peran Ibu... 12

2.1.3 Tugas dan Pola Asuh yang diberikan Orang Tua... 12

2.2 Tinjauan Umum Mengenai Remaja... 14

2.2.1 Pengertian Remaja... 14

2.2.2 Ciri-ciri Remaja dan Perkembangannya... 15

2.2.3 Kebutuhan-kebutuhan Remaja... 17

2.2.4 Remaja dan Masalahnya... 19

2.3 Tinjauan Umum Mengenai Tindakan Sosial dan Perilaku Menyimpang... ... 22


(7)

x

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2.4.1 Pengertian Kenakalan Remaja... 26

2.4.2 Faktor-Faktor Penyebab Kenakalan Remaja... 27

2.4.3 Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja... .. 28

2.4.4 Upaya Mengatasi Kenakalan Remaja... 30

a. Tindakan Preventif... 32

b. Tindakan Represif... 32

c. Tindakan Kuarsif dan Rehabilitasi... 33

2.5 Penelitian Terdahulu... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

3.1 Desain Penelitian... 35

3.1.1 Pendekatan Penelitian... 35

3.1.2 Metode Penelitian... 37

3.2 Tempat Penelitian dan Partisipan... 38

3.2.1 Tempat Penelitian... 38

3.2.2 Partisipan... 39

3.3 Instrumen Penelitian... 40

3.4 Teknik Pengumpulan Data... 40

3.4.1 Observasi... 40

3.4.2 Wawancara... 41

3.4.3 Analisis Dokumen... 42

3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data... 42

3.5.1 Reduksi Data... 43

3.5.2 Penyajian Data... 44

3.5.3 Kesimpulan/ Verifikasi... 44

3.6 Uji Keabsahan Data... 45

3.6.1 Uji Keterpercayaan/ Creadibility... . 45

a. Memperpanjang Pengamatan... 46

b. Meningkatkan Ketekunan... 46

c. Triangulasi... 46

d. Menggunakan Bahan Referensi... 48

e. Member Check... 48


(8)

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.6.3 Uji Kebergantungan/ Depenability... 48

3.6.4 Uji Kepastian/ Konfirmability... 48

3.7 Isu Etik... 49

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 50

4.1 Temuan Penelitian... 50

4.1.1 Deskripsi Umum Daerah Penelitian... 50

a. Kepadatan Penduduk... 52

b. Pendidikan... 53

c. Mata Pencaharian... 54

d. Ras dan Agama... 55

4.1.2 Gambaran TentangKenakalan Remaja di Desa Cingcin... 56

4.1.3 Faktor-faktor yang Menyebabkan Remaja Melakukan Kenakalan... 67

4.1.4 Pengasuhan yang Diberikan Orang Tua dari Remaja yang Kerap Melakukan Kenakalan... 73

4.1.5 Peran dan Upaya Orang Tua dalam Mengatasi Masalah Kenakalan Remaja... 77

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian... 88

4.2.1 Bentuk Kenakalan yang Dilakukan Remaja di Desa Cingcin Bermacam-macam... 88

4.2.2 Faktor Internal dan Faktor Ekternal Menjadi Penyebab Remaja Melakukan Kenakalan... 92

4.2.3 Tiga Pola Asuh yang Diberikan Orang Tua dari Remaja yang Kerap Melakukan Kenakalan di Desa Cingcin... 99

4.2.4 Peran Orang Tua sebagai Ayah dan Ibu Beserta Upayanya dalam Mengatasi Masalah Kenakalan Remaja... 102

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, & REKOMENDASI ... 111

5.1 Simpulan Umum... 111


(9)

xii

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.3 Implikasi... 113 5.4 Rekomendasi... 114

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk di Desa Cingcin... 52

Tabel 4.2 Rincian Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia... 52

Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan Masyarakat... 53

Tabel 4.4 Mata Pencaharian Masyarakat... 54

Tabel 4.5 Agama yang Dianut Masyarakat... 56

Tabel 4.6 Budaya atau Etnis Masyarakat... 56

Tabel 4.7 Gambaran Tentang Kenakalan yang Dilakukan Remaja di Desa Cingcin... 65

Tabel 4.8 Faktor-faktor Penyebab Remaja Melakukan Kenakalan... 70

Tabel 4.9 Pengasuhan yang Diberikan Orang Tua dari Remaja yang Kerap Melakukan Kenakalan... 76

Tabel 4.10 Peran dan Upaya yang Dilakukan Orang Tua dalam Mengatasi Masalah Kenakalan Remaja... 86


(11)

xiv

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Komponen dalam Analisis Data ... 45 Gambar 3.2 Triangulasi “Sumber” Pengumpulan Data (Satu

Teknik Pengumpulan Data Pada Bermacam-macam

Sumber Data... 47 Gambar 3.3 Triangulasi “Teknik” Pengumpulan Data (Bermacam

-macam Cara Pada Sumber yang Sama... 47 Gambar 4.1 Peta Administratif Desa Cingcin... 51 Gambar 4.2 Remaja yang Menggunakan Jaket Berlambang Salah

Satu Geng Motor dan Sepeda Motor Modifikasi... 58 Gambar 4.3 Remaja Desa Cingcin Sedang Berkumpul dan Bermain


(12)

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK


(13)

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Remaja merupakan salah satu kelompok masyarakat yang selalu dikaitkan dengan kenakalan. Masalah kenakalan remaja ini merupakan salah satu bagian dari masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh masyarakat. Kenakalan remaja dapat dikategorikan sebagai perilaku menyimpang, karena suatu perbuatan mengabaikan norma sosial yang berlaku secara umum. Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat membahayakan sistem sosial yang ada didalam masyarakat. Remaja merupakan asset bagi bangsa jika remaja tersebut menunjukan potensi diri yang positif namun sebaliknya akan menjadi bencana jika remaja menunjukan perilaku yang negatif bahkan sudah terlibat langsung dalam kenakalan remaja. Namun melihat kondisi saat ini, harapan remaja sebagai penerus bangsa yang menentukan kualitas bangsa dimasa yang akan datang sepertinya akan sulit terwujud. Banyak remaja yang berperilaku ke arah yang negatif dan membahayakan baik untuk dirinya, maupun orang lain, sehingga terjerumus dalam kehidupan yang dapat merusak masa depannya.

Beberapa bentuk kenakalan yang kerap dilakukan oleh para remaja diantaranya: pornografi, perkelahian, ugal-ugalan di jalan, pergaulan bebas (mengkonsumsi minuman keras dan narkoba serta melakukan sex bebas), dan tindakan kriminal. Banyak remaja terlibat dalam pornografi dan menjajakan diri demi kepuasan diri. Maraknya situs pornografi di internet dengan akses yang mudah mendorong remaja terjerumus kedalam kehancuran moral dan spiritual. Kemudian perkelahian dan ugal-ugalan, kenakalan ini lebih sering dilakukan remaja laki-laki. Tindakan ini dilakukan semata-mata untuk membuktikan eksistensi diri dalam sebuah komunitas. Dalam sebuah artikel yang berjudul Berbagai Perilaku Remaja yang Mengkhawatirkan mengungkapkan bahwa perkelahian atau tawuran antar pelajar sekolah menjadi potret buram dalam dunia pendidikan Indonesia. Pada 2010, setidaknya terjadi 128 kasus tawuran antar pelajar. Angka itu melonjak tajam lebih dari 100 persen pada 2011, yakni 330


(14)

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

139 tawuran yang menewaskan 12 pelajar. Selanjutnya pergaulan bebas, dipicu dari dorongan seksual, rasa ingin tahu yang besar, namun tidak disertai dengan pengetahuan dan pengalaman yang memadai menyebabkan para remaja ini terjerumus melakukan seks bebas diluar pernikahan atau mengkonsumsi narkoba serta obat-obatan terlarang lainnya.

Pikiran Rakyat pada tahun 2009 ada sebanyak 47% remaja di kota Bandung mengaku pernah melakukan hubungan seks pranikah. Sementara di Jabotabek 51%, Surabaya 54%, dan Medan 52%. Disamping itu, kenakalan yang dilakukan para remaja sudah mengarah pada tindak kriminal seperti begal, penodongan, perampasan, penganiayaan, pemerasan, pemerkosaan, pelecehan, bahkan sampai pada tindakan pembunuhan. Polda Metro : Kenakalan Remaja Meningkat Pesat, Pemerkosaan Menurun, artikel yang ditulis WBP mengungkapkan bahwa dari 11 kasus kejahatan yang menonjol, kasus kenakalan remaja mengalami peningkatan cukup signifikan, yaitu sebesar 36, 66%.

Desa Cingcin merupakan sub-urban yang teletak di Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung. Kelompok masyarakat yang berusia remaja di desa ini cukup banyak, sebagian besar darinya tergabung dalam Karang Taruna. Namun tidak dipungkiri remaja-remaja tersebut sering kali melakukan tindakan nakal meskipun ia tergabung dalam organisasi Karang Taruna. Kenakalan remaja di desa ini terjadi cukup sering, yang pada umumnya dilakukan oleh kaum remaja di desa ini. Seperti beberapa kejadian yang melibatkan remaja di Desa Cingcin Kec. Soreang Kab. Bandung sebagai berikut :

No Waktu Keterangan Perkara Tempat Kejadian

Perkara (TKP)

1 Selasa, 10 Juli 2012,

Pengeroyokan yang melibatkan 25 orang remaja dengan menggunakan 10 kendaraan roda dua.

Komplek Cingcin Permata Indah (CPI) Blok D 2 Rabu, 12

Februari 2014,

Pengeroyokan melibatkan 3 orang remaja hingga menjatuhkan korban luka.

Kampung Cingcin Kolot RT 01/RW 10

3 Minggu, 10 Mei 2015,

Penyerangan atau pengeroyokan melibatkan 15 orang remaja dipicu kesalahpahaman.

Kampung Karang Anyar RT 03/ RW05


(15)

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

Dari keterangan tersebut dapat kita lihat bahwa memang telah terjadi beberapa masalah kenakalan remaja di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung.

Secara sosiologis, kenakalan remaja adalah wujud dari hasil sosialisasi yang tidak sempuran yang diperoleh remaja tersebut. Kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun masa remaja para pelakunya. Penampilan perilaku remaja yang mengarah pada perbuatan yang negatif sangat tidak diharapkan, karena tidak sesuai dengan sosok pribadi manusia yang dicita-citakan.

Hal yang perlu kita ketahui bahwa kenakalan remaja tidaklah berdiri sendiri atau terjadi begitu saja secara tiba-tiba, melainkan melalui sebuah proses. Di dalam proses tersebut, banyak unsur yang terlibat terutama dalam hal pembentukan mentalitas remaja. Keluarga merupakan satu-satunya lembaga sosial yang diberi tanggung jawab untuk mengubah suatu organisme biologis menjadi manusia, yaitu manusia yang memiliki hak dan kewajiwan yang berbeda sesuai dengan stratifikasi yang ada. Bagaimana anak akan bertindak, berbicara, bergaul, beradaptasi juga berinteraksi dengan masyarakat. Keluarga sebagai lembaga pertama, dimana anak mendapatkan pengalaman-pengalaman-pengalaman tersebut. Orang tua harus mampu menjalankan peran sesuai dengan fungsi dan kedudukannya, sehingga anak akan memiliki kepribadian yang baik dan berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang ada didalam masyarakat. Dengan demikian, kenakalan remaja tidak mungkin dilepaskan dari peran orang tua sebagai mesin pemroses utama pembentukan mentalitas, karakter, atau kepribadian remaja. Di samping itu diharapkan semua pihak dapat membantu mengatasi kenakalan remaja yang merupakan tanggung jawab semua pihak baik itu keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Peranan Orang Tua Dalam Mengatasi Masalah Kenakalan Remaja (Studi Kasus Pada Masyarakat Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung)”


(16)

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

1.2Rumusan Masalah Penelitian

Untuk memperoleh hasil penelitian yang sesuai sasaran, dan tujuan yang hendak dicapai peneliti, maka rumusan masalah pokok dalam penelitian ini adalah “Bagaimana peranan orang tua dalam mengatasi masalah kenakalan remaja ?”

Agar ruang lingkup penelitian konsisten pada masalah yang siteliti dan tidak terlalu luas ruang lingkupnya serta terarah pada tujuan yang hendak dicapai maka peneliti merasa perlu membatasi permasalahan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

a. Bagaimana gambaran kenakalan remaja di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung ?

b. Faktor-faktor apa yang menyebabkan remaja melakukan kenakalan ?

c. Bagaimana pengasuhan yang diberikan orang tua dari remaja yang kerap melakukan kenakalan ?

d. Bagaimana peran dan upaya yang dilakukan orang tua dalam mengatasi masalah kenakalan remaja ?

1.3Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada permasalahan-permasalahan yang peneliti uraikan pada rumusan masalah, maka dari itu penelitian ini dibagi kedalam tujuan umum dan khusus, yaitu :

1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum, tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai peranan orang tua dalam mengatasi masalah kenakalan remaja. Dalam penelitian ini peneliti melakukan studi kasus pada masyarakat Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung.

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun secara khusus, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

a. Memperoleh gambaran tindak kenakalan remaja di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung.

b. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan remaja melakukan kenakalan.


(17)

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

c. Mendeskripsikan pengasuhan yang diberikan orang tua yang memiliki remaja yang kerap melakukan tindak kenakalan.

d. Mendeskripsikan peran dan upaya yang dilakukan orang tua dalam mengatasi masalah kenakalan remaja.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Secara Teoretis

Secara teoretis penelitian ini berguna sebagai pengembangan dalam memahami peranan orang tua dalam mengatasi masalah kenakalan remaja. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang kajian ilmu Sosiologi mengenai konsep keluarga dan perilaku menyimpang.

1.4.2 Secara Praktis

Adapun secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : a. Peneliti, sebagai wadah menambah ilmu pengetahuan dan konsep keilmuan

mengenai ilmu Sosiologi Keluarga dan Perilaku Menyimpang khususnya mengenai peranan orang tua dalam mengatasi masalah kenakalan remaja; b. Pendidik, sebagai media informasi mengenai ilmu pengetahuan Sosiologi

Keluarga dan Perilaku Menyimpang khususnya mengenai peranan orang tua dalam mengatasi masalah kenakalan remaja sehingga dapat menjadi referensi dalam penelitian selanjutnya;

c. Program Studi Pendidikan Sosiologi, sebagai media informasi dan penambah khasanah ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang kajian ilmu Sosiologi mengenai konsep keluarga dan perilaku menyimpang khususnya peranan orang tua dalam mengatasi kenakalan remaja;

d. Masyarakat, diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi dan menambah wawasan tentang peranan orang tua dalam mengatasi masalah kenakalan remaja, terutama dalam membentuk kepribadian dan moral anak dengan cara memberikan pendampingan secara baik dalam bergaul dan melakukan komunikasi yang intensif dengan anak.


(18)

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

1.4.3 Segi kebijakan

Dilihat dari segi kebijakan, penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi :

a. Pemerintah Kabupaten Bandung, sebagai media informasi mengenai keadaan dan perkembangan remaja di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung.

b. Kementrian Perlindungan Anak dan Pemberdayaan perempuan, sebagai media informasi mengenai keadaan dan perkembangan remaja di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung terutama mengenai masalah kenakalan remaja.

1.5 Struktur Organisasi Skripsi

Agar skripsi ini dapat dengan mudah dipahami oleh berbagai pihak yang berkepentingan, maka skripsi ini disajikan ke dalam lima bab yang disusun berdasarkan struktur penulisan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

BAB II Kajian Pustaka

Pada bab ini diuraikan data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian serta teori-teori yang mendukung penelitian, penelitian terdahulu yang relevan dengan bidang yang diteliti.

BAB III Metode Penelitian

Pada bab ini penulis menjelaskan metodologi penelitian, pendekatan penelitian, subjek lokasi penelitian, data dan sumber data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan validitas data yang digunakan dalam penelitian mengenai peranan orang tua dalam mengatasi masalah kenakalan remaja.

BAB IV Temuan dan pembahasan

Dalam bab ini penulis menganalisis hasil temuan data tentang gambaran tindak kenakalan remaja yang dilakukan remaja di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung, sejauh mana peranan orang tua dalam mengatasi


(19)

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

masalah kenakalan remaja, dan upaya apa yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah kenakalan remaja ini.

BAB V Simpulan, Implikasi dan Rekomendasi.

Dalam bab ini penulis berusaha mencoba memberikan simpulan, implikasi dan rekomendasi sebagai penutup dari hasil penelitian dan permasalahan yang telah diidentifikasi dan dikaji dalam skripsi.

Daftar Pustaka

Bagian ini menyajikan sumber-sumber penulisan skripsi, baik dari sumber buku, jurnal, skripsi, internet, dan sumber lainnya.

Lampiran

Bagian ini berisi tentang lampiran dokumentasi dalam penelitian, surat izin penelitian, instrumen penelitian, data diri pribadi, dan lampiran-lampiran yang mendukung penelitian lainnya.


(20)

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Desain Penelitian

3.1.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian yang dilakukan terhadap para remaja di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung merupakan kajian terhadap remaja yang kerap melakukan tindakan nakal. Disamping itu, penelitian ini dilihat bagaimana perilaku remaja dan orang tua dalam menjalankan perannya terutama berkaitan dengan masalah kenakalan remaja. Sugiyono (2014, hlm 2), “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Metode penelitian merupakan cara untuk menemukan kebenaran dengan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dan diperoleh secara sistematis.

Penelitian ini mengkaji perilaku yang sangat kompleks, maka pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Peneliti memilih pendekatan ini karena peneliti beranggapan bahwa masalah-masalah yang menjadi fokus penelitian ini bersifat kompleks dan dinamis sehingga masalah masih dapat berubah-ubah saat berlangsungnya penelitian maupun setelah berlangsungnya penelitian. Dengan menggunakan pendekatan ini dapat melihat secara keseluruhan situasi sosial yang terjadi di lapangan meliputi perilaku, tempat serta aktivitas yang dilakukan oleh subjek penelitian.

Adapun pengertian penelitian kualitatif menurut Creswell (2012, hlm. 4) bahwa “penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengekplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan”.

Sedangkan Bogdan dan Taylor (dalam Basrowi dan Suwandi 2008, hlm 21) mendefinisikan bahwa, ‘metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati’.


(21)

36

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sejalan dengan pendapat tersebut Kirk dan Miller (dalam Basrowi dan Suwandi 2008, hlm. 21) mendefinisikan bahwa ‘penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya’.

Sedangkan Moleong (2014, hlm. 6) mengatakan bahwa “penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll., secara holistik, dan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa”.

Adapun Lima karakteristik utama penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (dalam Emzir, 2012, hlm. 12-13). Beliau menyebutkan bahwa :

1. Naturalistik. Penelitian kualitatif memiliki latar aktual sebagai sumber langsung data dan peneliti merupakan instrumen kunci. Kata naturalistik berasal dari pendekatan ekologis dalam biologi.

2. Data desktiptif. Penelitian kualitatif adalah desktiptif. Data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar dari pada angka-angka. Hasil penelitian tertulis berisi kutipan-kutipan dari data untuk mengilustrasikan dan menyediakan bukti presentasi.

3. Berurusan dengan proses. Peneliti kualitatif lebih berkonsentrasi pada proses daripada dengan hasil atau produk.

4. Induktif. Peneliti kualitatif cenderung menganalisis data mereka secara induktif. Peneliti tidak melakukan pencarian di luar data atau bukti untuk menolak atau menerima hipotesis yang mereka ajukan sebelum pelaksanaan penelitian.

5. Makna. Makna adalah kepedulian yang esensial pada pendekatan kualitatif. Penelitian yang menggunakan pendekatan ini tertarik pada bagaimana orang membuat pengertian tentang kehidupan mereka. Peneliti kualitatif peduli dengan apa yang disebut perspektif partisipan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas mengenai pendekatan kualitatif, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian kualitatif merupakan pengamatan pada manusia mengenai hubungan dan perilakunya dalam suatu kelompok yang kemudian akan menghasilkan data deskriptif dalam bentuk tulisan atau lisan. Dengan menggunakan pendekatan ini, maka peneliti dapat merasakan lingkungan alamiah (natural setting) di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung, berinteraksi secara langsung dengan subjek penelitian dan lingkungan tempat subjek penelitian. Peneliti dapat lebih mudah mengamati dan memahami perilaku remaja dan peranan orang tua sehingga dapat menggali masalah lebih dalam


(22)

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan sumber data yang terjadi secara alamiah dilapangan, bukan situasi buatan atau eksperimen. Disamping itu peneliti dapat fokus pada tujuan penelitian yaitu mengenai peranan orang tua dalam mengatasi kenakalan remaja.

3.1.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan teknik studi kasus. Dengan metode studi kasus yang deskriptif, maka penelitian ini akan menggambarkan gejala, fakta, dan realita yang terjadi sesuai dengan apa yang ada dilapangan.

Adapun menurut Creswell (2012, hlm. 20) bahwa “studi kasus merupakan strategi penelitian dimana didalamnya peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu”. Sedangkan Nasution (2012, hlm. 45) berpendapat bahwa :

Studi kasus adalah bentuk penelitian yang mendalam tentang suatu aspek lingkungan sosial termasuk manusia didalamnya. Studi kasus dapat dilakukan terhadap seorang individu, sekelompok individu, segolongan manusia, lingkungan hidup manusia atau lembaga sosial. Studi kasus dapat mengenai perkembangan sesuati, dapat pula memberi gambaran tentang keadaan yang ada.

Pengertian lain menurut Suryabrata (2013, hlm. 80) menyebutkan bahwa, “penelitian kasus adalah penelitian mendalam mengenai unit sosial tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan terorganisasi baik mengenai unit tersebut. Tergantung pada tujuan dan ruang lingkup penelitian”.

Kemudian menurut Mulyana (2010, hlm. 201) bahwa “studi kasus adalah uraian dan penjelasan komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau suatu situasi sosial.”

Herdiansyah (2010, hlm. 76) menyebutkan “studi kasus merupakan model penelitian kualitatif yang bersfat komprehensif, intens, terperinci, dan mendalam serta lebih diarahkan sebagai upaya untuk menelaah masalah-masalah atau fenomena yang bersifat kontemporer (berbatas waktu).”

Berdasarkan pengertian studi kasus yang telah dijelaskan oleh beberapa ahli tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa studi kasus itu merupakan penelitian yang dilakukan secara intensif dan mendalam pada seorang individu maupun


(23)

38

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

suatu kelompok atau sebuah peristiwa yang akan memberikan gambaran mengenai kondisi yang terjadi. Studi Kasus sebagai salah satu metode kualitatif mempunyai beberapa keistimewaan, seperti yang dikemukakan oleh Lincon dan Guba (dalam Mulyana, 2010, hlm. 201) sebagai berikut :

1. Studi kasus merupakan sarana utama bagi peneitian emik, yakni menyajikan pandangan subjek yang diteliti.

2. Studi kasus menyajikan uraian menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami pembaca dalam kehidupan sehari-hari.

3. Studi kasus merupakan sarana efektif untuk menunjukan hubungan antara peneliti dan responden.

4. Studi kasus memungkinkan pembaca untuk menemukan konsistensi internal yang tidak hanya hanya merupakan konsistensi gaya dan konsistensi faktual tetapi juga keterpercayaan (trust-worthiness)

5. Studi kasus membiarkan uraian tebal yang diperlukan bagi penilaian atas transferabilitas.

6. Studi kasus terbuka bagi penilaian atas konteks yang turut berperan bagi pemaknaan atas fenomena dalam konteks tersebut.

Berdasarkan pemaparan di atas, dengan penggunaan metode studi kasus ini membantu peneliti untuk menggali data berdasarkan apa yang diucapkan, dirasakan, dan dilakukan oleh subjek penelitian sesuai dengan apa adanya yang terjadi di lapangan. Dengan data yang dihasilkan melalui metode studi kasus ini diharapkan dapat menjawab permasalahan pada penelitian ini. Disamping itu, peneliti diharapkan dapat mengungkap secara menyeluruh dan mendalam fakta-fakta yang ada serta berkaitan dengan masalah kenakalan remaja dan peranan orang tua di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung.

3.2Tempat Penelitian dan Partisipan 3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini berlangsung atau berlokasi di Kampung Karang Anyar Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung. Adapun pemilihan Desa Cingcin sebagai lokasi penelitian karena beberapa alasan sebagai berikut :

a. Terdapat banyak remaja yang tinggal di Desa Cingcin.

b. Lokasi ini memenuhi kriteria yang sesuai dengan masalah penelitian. c. Keterbatasan waktu dan biaya dalam penelitian ini, maka peneliti


(24)

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.2.2 Partisipan

Dalam penelitian ini, istilah yang digunakan untuk subjek penelitian adalah informan penelitian. Dalam menentukan dan mendapatkan informan, maka peneliti menggunakan purposive sampling. Sugiyono (2014, hlm. 218) bahwa “purposive sampling adalah teknik pengambilan sempel sumber data dengan pertimbangan tertentu.”

Menurut Nasution (2012, hlm. 128) “purposive sampling adalah sampel yang dipilih dengan cermat hingga relevan dengan disain penelitian.” Jadi

purposive sampling dilakukan dengan mengambil orang-orang yang dipilih betul oleh peneliti berdasarkan ciri-ciri spesifik yang sesuai dengan tujuan penelitian, tentunya orang-orang yang dipandang tahu betul tentang situasi sosial dilapangan. Guna mendapatkan sampel sumber data teknik yang digunakan lainnya adalah snowball sampling. Sugiyono (2014, hlm. 219) menyebutkan bahwa “snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar.”

Kemudian Nasution (2012, hlm 129) mengungkapkan bahwa “snowball Sampling adalah bola salju yang kian bertambah besar bila meluncur dari puncak bukit ke bawah”. Dalam penggunaan teknik ini peneliti memulai penelitian dari jumlah sumber data yang sedikit, kemudian ketika sumber data tersebut dirasa belum mampu memberikan informasi yang cukup, maka mencari orang lain lagi yang dapat dijadikan sumber data sehingga sumber data semakin besar. Penambahan sampel sumber data ini dirasa cukup atau dihentikan, ketika datanya sudah jenuh. Setiap informan memberikan data yang sama, atau tidak ada lagi data baru. Kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung maka yang akan dijadikan subjek penelitiannya sebagai berikut :

a. Para remaja di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung b. Orang tua (Ayah/ Ibu) dari remaja yang bersangkutan

c. Tokoh Masyarakat (Ketua RT dan RW) di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung


(25)

40

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.3Instrumen Penelitian

Instrumen utama dalam sebuah penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri sebab peneliti terjun langsung ke lapangan guna mendapatkan data dan informasi. Creswell (2012, hlm. 261) menyebutkan bahwa “peneliti sebagai instrumen kunci (researcher as key instrument) dengan mengumpulkan sendiri data melalui dokumentasi, observasi perilaku, atau wawancara dengan para informan.”

Sedangkan Basrowi dan Suwandi (2008, hlm 26) mengemukakan bahwa “hanya ‘manusia sebagai alat’ sajalah yang dapat berhubungan dengan responden atau objek lainnya, dan hanya manusialah yang mampu memahami kaitan kenyataan-kenyataan lapangan.”

Dengan demikian, peneliti sebagai instrumen dituntut mampu melakukan tahapan-tahapan penelitian sendiri. Mulai dari menentukan apa yang menjadi fokus penelitian, memilih orang-orang yang akan dijadikan sebagai informan yang memberikan sumber data, melakukan pengumpulan data melalui observasi, wawancara dengan para informan, dan menganalisis dokumentasi , mengelola data, sampai membuat kesimpulan dari apa yang telah ditemukan selama penelitian ini berlangsung.

3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Observasi

Observasi atau pengamatan ini dilakukan peneliti untuk mendapatkan gambaran dan bisa melihat secara langsung situasi sosial yang terjadi di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung. Adapun hal-hal yang diamati oleh peneliti dalam melaksanakan observasi ini adalah situasi tempat, aktivitas, dan subjek penelitian. Hal-hal tersebut seperti pengamatan terhadap lingkungan fisik desa, karakteristik remaja setempat, suasana desa sehari-hari, mengidentifikasi tempat dimana remaja sering berkumpul, kegiatan yang dilakukan oleh para remaja, aktifitas orang tua, dan suasana di dalam rumah.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan atau observasi secara langsung. Artinya, peneliti ikut serta atau bergabung dengan subjek penelitian, sehingga terjalin hubungan yang lebih dekat antara peneliti dengan subjek


(26)

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian. Dalam menjalin kedekatan tersebut peneliti memanfaatan panca indra serta pendengaran, hal ini memudahkan peneliti untuk memperoleh informasi sehingga mendapatkan gambaran secara langsung dan lebih jelas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perilaku subjek utama penelitian yaitu para remaja dan orang tua (ayah/ ibu) di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung. Observasi ini dilakukan dalam selama dua minggu dengan jangka waktu seminggu tiga kali yaitu satu hari, hari biasa dan dua harinya itu akhir pekan (sabtu dan minggu). Semua itu dilakukan hingga data yang diperoleh mencapai tujuan penelitian dan mencukupi untuk dikaji. Melalui proses ini peneliti melakukan pengamatan yang lebih dalam dan menggali makna dari setiap aktivitas yang dilakukan subjek penelitian terutama yang berkaitan dengan masalah kenakalan remaja.

3.4.2 Wawancara

Wawancara yang dilaksanakan di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung, peneliti lakukan dengan cara kondisional tidak menentukan disatu tempat, kadang dilakukan saat berpapasan, saat kumpul bersama warga atau remaja, dirumah informan, atau dimanapun saat peneliti bertemu dengan informan dan informan bersedia diwawancara. Peneliti melakukan wawancara secara bertatap muka (face-to-face) dengan informan. Wawancara secara bertatap muka, membantu peneliti untuk mengamati dan melihat langsung respon yang diberikan informan sehingga dapat membedakan jawaban informan tersebut objektif atau tidak, terutama melalui raut wajah. Adapun pihak-pihak yang terkait dengan masalah kenakalan remaja di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung, yaitu sebagai berikut :

a. Para remaja di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung b. Orang tua (Ayah/ Ibu) dari remaja yang bersangkutan

c. Tokoh Masyarakat (Ketua RT & RW) di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung

d. Tokoh Agama di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung Tidak jarang informasi yang diperoleh dalam sebuah penelitian itu mengalami kebiasan yaitu menyimpang dari yang seharusnya atau adanya ketidaksesuaian.


(27)

42

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mengurangi kebiasan tersebut, maka peneliti melakukan wawancara secara langsung atau bertatap muka. Hal ini akan membantu peneliti memaknai setiap respon yang diberikan informan, sehingga peneliti bisa memastikan kondisi informan pada saat diwawancara dalam keadaan baik dan mampu memberikan informasi yang objektif dan akurat. Pengumpulan data dalam tahap ini dilakukan selama peneliti masih menemukan informasi atau data pendukung, wawancara akan dihentikan ketika informasi sudah mengalami data jenuh.

3.4.3 Analisis Dokumen

Dokumen yang dianalisis oleh peneliti selama melakukan penelitian di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung ini berupa dokumen yang berbentuk tulisan resmi ataupun tidak resmi. Dokumen yang dimaksud sebagai berikut :

a. Daftar kenakalan/ kejahatan yang terjadi di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung,

b. Profil subjek penelitian

Selain itu, peneliti akan mengumpulkan dokumen yang berbentuk gambar, seperti foto dan video. Melalui gambar-gambar tersebut peneliti akan dimudahkan dalam memaknai aktivitas/ perilaku yang dilakukan subjek penelitian.

3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk mengelola dan menganalisis data yaitu menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti melakukan analisis data secara intensif, mendalam, dan terus menerus sampai tidak diperoleh kembali data yang baru atau data jenuh sebab dalam penelitian kualitatif, peneliti sudah melakukan analisis data sejak memasuki lapangan, selama penelitian ini berlangsung, dan setelah penelitian ini berakhir.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini melalui berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan analisis dokumen yang dilakukan di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung. Bersamaan dengan proses pengumpulan data yang dilakukan selama penelitian di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung, peneliti


(28)

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sudah melakukan analisis data guna untuk menentukan fokus penelitian. Analisis saat memasuki lapangan dilakukan melalui observasi di Desa Cingcin Kabupaten Bandung, dengan begitu peneliti dapat menentukan apa yang akan menjadi fokus masalah dalam penelitian ini.

Adapun analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman. Aktivitas dalam analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan/ verifikasi.

3.5.1 Reduksi Data

Menurut Miles dan Huberman (2014, hlm. 16) mengatakan bahwa “reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi”.

Sedangkan menurut Sugiyono (2014, hlm. 247) “mereduksi data berarti peneliti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya”. Hal ini dilakukan peneliti dengan mencatatan dan merangkum data-data yang pokok dan dianggap penting berdasarkan hasil temuan selama penelitian di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam mengelola dan menganalisis seluruh data yang telah diperoleh. Disamping itu, agar peneliti mendapatkan gambaran yang jelas mengenai hasil penelitian dan membantu dalam pengumpulan data selanjutnya. Disini peneliti dituntut memiliki kepekaan dan keterampilan yang baik dalam melihat situasi sosial yang terjadi di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung sehingga peneliti mampu menemukan temuan yang lain dan berbeda. Dalam mereduksi data, peneliti melakukan diskusi dengan dosen pembimbing yang dipandang ahli dalam bidang penelitian dan juga teman melalui diskusi, melalui hal tersebut wawasan peneliti akan berkembang sehingga dapat mereduksi data yang memiliki nilai temuan dan mengembangkan teorinya.


(29)

44

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.5.2 Penyajian Data

Dalam proses penyajian data, peneliti menyajikan data agar data dapat terorganisasi dan tersusun dengan baik sehingga mudah dipahami. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung, jika data yang ditemukan di lapangan dapat menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini dan selalu didukung oleh data yang ada, maka data tersebut sudah terbukti dan dapat disajikan dalam display data.

Dalam penyajian data peneliti menyajikan data di Bab IV dalam bentuk uraian singkat dengan teks yang bersifat naratif. Selain uraian singkat dengan teks yang bersifat naratif, peneliti pun akan menampilkan data dalam bentuk lainnya seperti gambar, tabel, dll. Dengan begitu melalui proses ini peneliti semakin dimudahkan dalam memahami situasi sosial di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung dan dapat menentukan proses/ tahapan yang akan dilakukan selanjutnya.

3.5.3 Kesimpulan/ Verifikasi

Setelah proses penyajian data, peneliti menarik kesimpulan/ verifikasi. Dalam penelitian kualitatif analisis data bersifat induktif yaitu kesimpulan awal dikembangkan berdasarkan data yang diperoleh dan dikelola secara berulang dan terus menerus. Kesimpulan yang dirumuskan sejak awal masih bersifat sementara dan akan berubah jika pada tahap pengumpulan data tidak ditemukan bukti-bukti yang mendukung/ memperkuat. Jika kesimpulan dapat menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal didukung oleh data-data yang ada, maka kesimpulan tersebut terbukti kebenarannya dan bisa dipercaya. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan mengenai peran orang tua dalam mengatasi masalah kenakalan remaja dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

Dengan Demikian, kesimpulan dalam penelitian yang dilakukan di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung masih dapat berubah, tergantung bagaimana peneliti menemukan data pendukung atau penemuan


(30)

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

selama penelitian ini berlangsung sehingga dapat memperkuat kesimpulan yang mampu menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini. Kemudian diharapkan bahwa kesimpulan yang ada berkembang dan dapat menjadi kajian teori serta dapat diterapkan dalam ilmu pengetahuan.

Aktivitas analisis data yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan/ verifikasi. Hal ini dapat digambarkan seperti gambar berikut.

Gambar 3.1 Komponen dalam Analisis Data

Sumber : Sugiyono (2014, hlm. 247)

3.6 Uji Keabsahan Data

Sugiyono (2014, hlm. 268) dijelaskan bahwa data dinyatakan valid, apabila apa yang dilaporkan sesuai dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Adapun pengujian keabsahan data dalam penelitian ini meliputi uji kreadibilitas, uji transferability, uji depenability, dan uji konfirmability. Penjelasan mengenai uji keabsahan data tersebut dijelaskan sebagai berikut :

3.6.1 Uji Keterpercayaan/ Creadibility

Agar hasil penelitian kualitatif ini dapat dipercaya dan memiliki tingkat kreadibilitas yang tinggi sesuai dengan fakta di lapangan, dibutuhkan upaya-upaya untuk menguji. Upaya yang dilakukan dalam uji kreadibilitas sebagai berikut :

Data Collection

Data Reduction

Data Display

Conclusions:drawing / verifying


(31)

46

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Memperpanjang Pengamatan, berarti peneliti kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data lebih lanjut. Peneliti melakukan observasi dan wawancara kembali dengan informan yang sudah ditemui sebelumnya atau dengan informan baru. Dengan menambah waktu pengamatan diharapkan hubungan antara peneliti dan informan semakin akrab sehingga peneliti akan mendapatkan data yang lengkap dan terpercaya mengenai masalah kenakalan remaja di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung.

b. Meningkatkan Ketekutan, berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Hal tersebut dilakukan peneliti dengan cara mengecek kembali data yang telah diperoleh guna memastikan kebenaran data tersebut benar atau salah. Peneliti akan mendengarkan dan membaca kembali hasil wawancara dan catatan-catatan yang telah dibuat. Dengan begitu peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis pada setiap penemuan.

c. Triangulasi, berarti pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Hal tersebut akan peneliti lakukan dengan cara :

Triangulasi sumber yaitu mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Untuk menguji kreadibilitas data tentang kenakalan remaja, maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dilakukan kepada para remaja khususnya remaja yang kerap melakukan kenakalan, ketua karang taruna dan ketua kelompok pertemanan di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung. Untuk menguji kreadibilitas data tentang peran orang tua, maka pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dilakukan kepada para orang tua khususnya orang tua dari remaja yang kerap melakukan kenakalan, tokoh masyarakat, tokoh agama di Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung. Hal ini dapat digambarkan seperti gambar 3.2

Triangulasi cara atau teknik yaitu mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Awalnya peneliti melakukan pengamatan atau observasi untuk memperoleh data, kemudian dicek dengan melakukan wawancara langsung dengan informan, disertai dengan menganalisis


(32)

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dokumen yang diperoleh hingga data yang dihasilkan dari ketiga teknik tersebut sama. Hal ini dapat digambarkan seperti gambar 3.3

Triangulasi waktu yaitu melakukan pengecekan dalam waktu dan situasi yang berbeda. Hal tersebut akan dilakukan peneliti pada saat pagi hari, siang hari, dan sore hari.

Gambar 3.2 Triangulasi “Sumber” Pengumpulan Data

(Satu Teknik Pengumpulan Data Pada Bermacam-Macam Sumber Data)

Sumber: Sugiyono (2014, hlm. 242)

Gambar 3.3 Triangulasi “Teknik” Pengumpulan Data (Bermacam-Macam Cara Pada Sumber yang Sama)

Sumber: Sugiyono (2014, hlm.242)

Remaja

Orang Tua

Tokoh Agama

Tokoh Masyarakat Wawancara

Mendalam

Observasi

Wawancara

Analisis Dokumen

Sumber Data Sama


(33)

48

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Menggunakan bahan referensi, berarti adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Hal tersebut dilakukan peneliti dengan cara data wawancara didukung dengan adanya rekaman wawancara yang dihasilkan melalui alat perekam, gambaran situasi sosial didukung oleh foto-foto atau video yang dihasilkan melalui camera. Berkaitan dengan hal tersebut, disini peneliti menggunakan handphone

sebagai alat bantu.

e. Member check, berarti proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Hal tersebut peneliti lakukan setelah mendapatkan data atau kesimpulan dengan cara datang dan menyampaikan temuan kepada pemberi data. Setelah data disepakati bersama, maka para pemberi data diminta untuk menandatangani, agar lebih otentik. Selain itu juga sebagai bukti bahwa peneliti telah melakukan mamber check.

3.6.2 Uji Keteralihan/ Transferability

Uji transferability ini merujuk pada tingkat kemampuan hasil penelitian kualitatif yang dapat memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Dengan demikian hasil penelitian mengenai peran orang tua dalam mengatasi masalah kenakalan remaja lebih jelas, dan peneliti dapat melakukan transferabilitas artinya hasil penelitian ini dapat diterapkan dalam kehidupan masyarakat Desa Cingcin serta dapat dilakukan di tempat lainnya selain Desa Cingcin.

3.6.3 Uji Kebergantungan/ Depenability

Uji depenability pada penelitian kualitatif ini dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Caranya dilakukan oleh pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian.

3.6.4 Uji Kepastian/ Konfirmability

Uji konfirmability pada penelitian kualitatif mirip dengan uji dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Dengan cara


(34)

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembimbing mengaudit aktivitas peneliti dan kebenaran penafsiran secara keseluruhan.

3.7Isu Etik

Pada saat melakukan penelitian kualitatif mungkin akan muncul isu-isu etis sesuai dengan kajian yang diteliti yaitu mengenai peran orang tua dalam mengatasi masalah kenakalan remaja di Desa Cingcin. Sebelum peneliti melakukan wawancara dan observasi, peneliti meminta persetujuan subjek berupa

informed consent, kerahasiaan dan anonimitas, konsekuensi negatif penelitian serta posisi dan peran peneliti, di dalam penelitian ini. Pada inform consent, subjek menyatakan kesediaan untuk terlibat dalam penelitian dengan memberikan keterangan terkait tentang peranan orang tua dalam mengatasi masalah kenakalan remaja di Desa Cingcin dengan persetujuan informan sebelumnya.

Penelitian ini sedikit bersinggungan dengan isu moral dalam masyarakat, apabila penelitian ini berdampak pada keretakan atau berdampak negatif maka peneliti akan lebih berhati-hati di dalam melaksanakan penelitian dan mengantisipasi hal negatif tersebut, maka peneliti harus meberikan perhatian khusus. Dalam hal ini peneliti memberitahukan bahwa penelitian ini hanya bersifat bahan kajian dan tidak di publikasikan kepada pihak-pihak yang kurang bertanggung jawab. Disamping itu, untuk menghindari penyelewengan ilmiah seperti penipuan atau plagiarisme terkait etika dalam penelitian, sejauh ini peneliti menggunakan buku panduan dan mempelajari bagaimana cara penulisan ilmiah sesuai dengan KTI (Karya Tulis Ilmiah) yang berlaku.


(35)

111

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI & REKOMENDASI

5.1Simpulan Umum

Kenakalan yang dilakukan remaja di Desa Cingcin berupa kebiasaan yang tidak lazim dilakukan oleh masyarakat dalam bentuk pelanggaran terhadap norma dan aturan yang berlaku di masyarakat. Kondisi anak pada masa remaja , kerap kali mereka bersikap dan berperilaku agresif hingga remaja memiliki keberanian dan keinginan lebih untuk memenuhi kepuasan dalam dirinya. Kondisi tersebut menjadi pemicu utama remaja melakukan tindak kenakalan lainnya. Dari sekian banyak bentuk kenakalan, terdapat tiga bentuk kenakalan yang paling sering dilakukan remaja di Desa Cingcin adalah mengkonsumsi minuman keras, mengkonsumsi obat-obatan/ terlarang dan berkelahi atau tawuran antar remaja/ daerah.

Faktor-faktor yang menjadi penyebab remaja di Desa Cingcin melakukan kenakalan terdiri dari dua faktor utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal muncul dalam bentuk berbagai macam perasaan yang dirasakan oleh remaja seperti, ingin terlihat seperti laki-laki sesungguhnya (dewasa), tidak mau diledek teman (dibully), penasaran untuk mencoba, dan mencari kepuasan untuk diri sendiri. Hal-hal tersebut mendorong remaja untuk melakukan tindak kenakalan sebagai bentuk aktualisasi diri sebagai laki-laki atau orang dewasa. Disamping itu, hasil penelitian ini menunjukan bahwa lingkungan keluarga dan lingkungan sosial atau sekitar tempat tinggal menjadi faktor ekternal yang menyebabkan remaja melakukan tindak kenakalan. Kondisi rumah tangga atau keluarga tidak memberikan kenyamanan bagi, membuat mereka lebih memilih menghabiskan waktu diluar rumah bersama teman-teman. Berawal dari situ lingkungan sosial memiliki pengaruh paling besar bagi diri remaja.

Pola asuh dalam keluarga dari remaja yang melakukan kenakalan antara lain menanamkan pola asuh over protektif mengarah otoriter, memanjakan, dan melalaikan. Pengasuhan yang otoriter, orang tua memberikan perhatian dalam


(36)

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bentuk perintah dan memberikan pemahaman secara fisik seperti memukul. Pengaruh adanya kekerasan secara fisik membuat hubungan diantara orang tua dengan remaja dingin tidak ada kehangatan dan berpengaruh terhadap perkembangan perilaku remaja yang tidak matang secara sosial. Kemudian pengasuhan yang memanjakan, kedekatan yang dimiliki antara orang tua dan remaja tidak diimbangi dengan aturan atau kesepakatan sehingga orang tua cenderung memberikan kebebasan kepada remaja untuk melakukan hal apapun. Pengasuhan seperti ini berakibat pada perilaku remaja yang tidak matang secara sosial seperti kurang bisa belajar bertanggung jawab dan memiliki pengendalian diri yang rendah serta berharap orang tua selalu mengerti dan mengikuti semua yang diinginkannya. Selanjutnya, pengasuhan yang melalaikan, sikap orang tua yang acuh tak acuh, sibuk dengan segala urusannya masing-masing, orang tua memberikan kebebasan dan kepercayaan sepenuhnya kepada anak. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap perilaku remaja yang tidak bisa memaknai kebebasan atau tidak tau aturan, kurang memiliki rasa bertanggung jawab, dan tidak bisa mengendalikan perilaku dirinya sendiri sehingga mereka terjebak untuk melakukan tindak kenakalan remaja.

Peran ibu sebagai orang tua lebih banyak dibanding ayah, meluangkan waktu lebih banyak untuk memberikan pengasuhan pada remaja terutama dalam mengatasi masalah kenakalan. Koordinasi dan komunikasi yang kurang baik antara ayah dan ibu, hanya salah satu orang tua berperan aktif, kurang kerjasama dan kehangatan, semua itu membuat peran orang tua kurang maksimal dalam mengatasi masalah kenakalan remaja Dalam mengatasi masalah kenakalan remaja orang tua melakukan upaya preventif dan pembinaan. Tindakan preventif yang dilakukan orang tua bertujuan untuk mencegah timbulnya suatu hal yang tidak diinginkan. Sedangkan upaya pembinaan merupakan tindakan yang dilakukan untuk memberikan pemahaman, pendidikan dengan cara membina remaja yang telah melakukan tindak kenakalan agar tidak mengulangi kenakalannya lagi. Namun, upaya preventif yang telah dilakukan oleh orang tua dirasa belum berjalan dengan efektif. Upaya pembinaan yang telah dilakukan orang tua sebenarnya sudah tepat, namun ada beberapa pembinaan yang kurang tepat seperti pemberian pelajaran secara fisik seperti memukul. Upaya yang dilakukan oleh


(37)

113

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

orang tua akan berjalan dengan baik bila didukung oleh semua pihak seperti pihak sekolah, pikah masyarakat, pihak keamanan dsb.

5.2Simpulan Khusus

Berdasarkan simpulan umum diatas, dapat dirumuskan simpulan khusus sebagai berikut:

a. Kenakalan remaja merupakan bentuk lain dari cara remaja lari atau menghindar dari masalah yang mereka alami dan tidak bisa mereka pecahkan. Usaha penyesuaian diri kurang sempurna yang dilakukan oleh remaja akan menghasilkan sebuah tindak kenakalan remaja.

b. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan paling dekat yang bisa mengatasi masalah kenakalan remaja. Disamping itu, lingkungan keluarga pun bisa menjadi penyebab utama dari masalah kenakalan remaja.

c. Dalam pengasuhan, pengawasan yang diberikan orang tua merupakan aspek yang paling berkaitan dengan masalah kenakalan remaja. Perhatian, kasih sayang dan kehangatan yang diberikan orang tua merupakan kebutuhan utama bagi remaja.

d. Tidak hanya ibu atau ayah yang berperan dalam mengatasi masalah kenakalan remaja. Namun, koordinasi yang terencana dan komunikasi yang terarah antara keduanya mampu mengatasi masalah kenakalan remaja secara efektif.

e. Adanya kerjasama antara semua pihak dapat membantu mengefektifkan upaya preventif dan pembinaan yang dilakukan orang tua.

5.3Implikasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti berharap hasil penelitian ini memberikan implikasi bagi beberapa pihak. Adapun impikasi yang diharapkan peneliti yaitu:

a. Bagi Mahasiswa

Diharapkan hasil peneltian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan memperkaya kajian khususnya di bidang sosiologi mengenai kenakalan remaja, sehingga hendaknya dapat memberikan solusi untuk memecahkan permasalahan ini.


(38)

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat diterapkan atau diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat yang mengalami permasalahan kenakalan remaja khususnya pada masyarakat di Desa Cingcin.

c. Bagi Orang Tua

Melalui hasil penelitian ini orang tua lebih bisa mengevaluasi diri dalam menjalankan perannya sebagai ayah dan ibu. Lebih mengetahui bagaimana harus memperlakukan anak khususnya yang sedang mengalami masa remaja.

d. Bagi Remaja

Melalui hasil penelitian ini diharapkan remaja lebih bisa membuka pikiran dan wawasannya sehingga lebih bisa membedakan hal yang positif dan negatif.

e. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu dalam memperkaya dan menambah referensi dalam proses penelitian selanjutnya.

5.4Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian, maka penulis memberikan saran terhadap beberapa pihak. Adapun rekomendasi dari penulis yaitu:

a. Bagi Mahasiswa

Sebaiknya mahasiswa memahami permasalahan mengenai kenakalan remaja secara mendalam karena hal ini merupakan bagian kajian sosiologi dan permasalahan yang terjadi di masyarakat yang harus ditangani sebab memberikan dampak yang kurang baik. Disamping itu, sebagai calon pendidik hendaknya dapat memberikan penjelasan dan pemahaman terhadap peserta didik mengenai masalah kenakalan remaja agar siswa tidak melakukan tindak kenakalan, serta diharapkan mampu memberikan pengawasan bagi siswa di sekolah.


(39)

115

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Masyarakat hendaknya ikut berperan aktif dan dapat bekerjasama dengan pihak lainnya dalam mengatasi masalah kenakalan remaja, karena hal ini akan membantu mengurangi masalah kenakalan remaja yang banyak terjadi di lingkungan masyarakat.

c. Bagi Orang Tua

Orang tua hendaknya dapat memberikan penjelasan pada remaja mengenai hal positif dan negatif setiap tindakan terutama mengenai tindak kenakalan, hal ini akan memberikan pemahaman bagi remaja dalam menentukan setiap tindakan dan keputusan. Kemudian orang tua hendaknya mampu memberikan contoh yang baik agar bisa dijadikan sosok ideal atau cerminan bagi remaja. Diharapkan orang tua selalu menyeimbangkan ketegasan dan kehangatan kasih sayang dalam membimbing dan membesarkan anak/ remaja.

d. Bagi Remaja

Remaja hendaknya dapat mengenali minat, bakat dan potensi yang dimiliki, sehingga mampu memanfaatkan waktu luang dengan baik melalui kehiatan-kegiatan yang positif.

e. Bagi Penelitian Selanjutnya

Bagi peneliti lain yang akan meneliti permasalahan serupa hendaknya melakukan penelitian yang lebih mendalam sehingga data yang terkumpul lebih akurat dan dapat memberikan masukan yang lebih baik untuk pendidikan sosiologi. Selain itu, dapat memilih lokasi penelitian yang lebih beragam sehingga dapat diketahui secara umum sejauh mana orang tua berperan dalam mengatasi masalah kenakalan remaja.


(40)

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Basrowi dan Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rineka Cipta

Creswell, J.W. (2012). Research Design. Jogyakarta : Pustaka Pelajar

Emzir. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif : Analisis Data. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada

Goode, W. J. (2007). Sosiologi Keluarga. Jakarta : PT Bumi Aksara

Hardiansyah, H. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta : Salemba Humanika

Kartono, K. (2006). Patologi Sosial II : Kenakalan Remaja. Jakarta : RajaGrafindo

Milles, M.B & Huberman, A.M. (2014). Analisis Data Kualitatif. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press)

Moleong, L.J. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Mulyana, D. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Nasution. (2012). Metode Research. Jakarta : Bumi Aksara

Nurihsan, J & Agustin, M. (2013). Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Refika Aditama

Ritzer, G. (2013). Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta : Rajawali Pers

Santroch, J.W. (2007). Psikologi Remaja. Jakarta : Erlangga

Setiadi, E.M & Kolip, U. (2011). Pengantar Sosiologi. Jakarta : Kencana Soekanto, S. (2005). Soiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT RajaGrafindo Soekanto, S. (2009). Sosiologi Keluarga : Ikhwal Keluarga, Remaja, dan

Anak. Jakarta : PT Rineka Cipta

Sudarsono. (2008). Kenakalan Remaja : Prevensi, Rehabilitasi, dan Resosialisasi. Jakarta : Rineka Cipta


(41)

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta

Sumaatmadja. (2010). Manusia dalam Konteks Sosial, Budaya, dan Lingkungan Hidup. Bandung : Alfabeta

Surbakti, EB. (2008). Kenakalan Orang Tua Penyebab Kenakalan Remaja. Jakarta : PT Elex Media Komputindo

Suryabrata, S. (2013). Metodologi Penelitian. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada

Usman, H dan Akbar, P.S. (2009). Metode Penelitian Sosial. Jakarta : PT Bumi Aksara

Waluya, Bagja. (2007). Sosiologi: Menyelami Fenomena di Masyarakat. Bandung : PT Setia Purna Inves

Willis, S. S. (2008). Remaja dan Masalahnya. Bandung : Alfabeta

1. Sumber dari Skripsi

Saripuddin, M. (2009). Hubungan Kenakalan Remaja dengan Fungsi Sosial Keluarga. (Skripsi). Fakultas Sosiologi : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Palupi, A.0. (2013). Pengaruh Religiusitas terhadap Kenakalan Remaja Pada Siswa Kelas VIII SMPN 02 Sliwi Kabupaten Tegal. (Skripsi). Fakultas Psikologi : Universitas Negeri Semarang

Septiyuni, D. (2014). Pengaruh Teman Sebaya (Peer Group) Terhadap Perilaku Bullying siswa di Sekolah (Studi Terhadap Siswa SMA Negeri di Kota Bandung). (Skripsi). Sekolah Sarjana Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Siregar, A.H. (2014). Pola Asuh Pada Keluarga Migran Asal Sumatra Utara. (Skripsi). Sekolah Sarjana Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Lesmono, R. (2013). Tinjauan Kriminologis terhadap Kenakalan Remaja di Kabupaten Luwu Timur. (Skripsi) Fakultas Hukum : Universitas Hasanuddin Makassar


(42)

Nela Mustika, 2015

PERANAN ORANG TUA DALAM MENGATASI MASALAH KENAKALAN REMAJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Sumber dari Jurnal

Barus, C.P. (2013). Sosial Ekonomi Keluarga dan Hubungannya Dengan Kenakalan Remaja Di Desa Lantasan Baru Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang. Universitas Sumatra Utara. Volume 2. No 1.

Hutabarat, R.L. (2013). Faktor-faktor Penyebab Kenakalan Remaja (Studi Kasus Pengguna Narkoba Di Desa Perumnas Simalingkar

Kecamatan Pancur Batu). Universitas Sumatra Utara. Volume 2. No 4.

Patinus. (2014). Kenakalan Remaja Di Kalangan Siswa-Siswi SMPN 07 Sengah Temila Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak. Universitas Tanjungpura Pontianak

Purba, A.D. (2014). Dampak Kenakalan Remaja Dalam Perspektif Kriminologi Di Kota Medan. Universitas Sumatra Utara. Volume 2. No 1

3. Sumber Internet

Kusmiyati. (2013). Berbagai Perilaku Kenakalan Remaja yang Mengkhawatirkan. [online]. Diakses dari http://health.liputan6.co m/read/688614/berbagai-perilaku-kenakalan-remaja-yang-meng khawatirkan

Zoebir, Z.I.. (2010). Teori Tindakan dan Teori Sistem Talcott Parson. [online]. Diakses dari http://www.scribd.com/mobile/doc/46594996

Saragih, A. (2012). Penyimpangan Sosial dalam Masyarakat, Pengertian, Bentuk, Jenis, Dampak, dan Upaya Pencegahannya. [online]. Diakses Dari: http://khairulazharsaragih .blogspot.com /2012/11/ penyimpangan -sosial-dalam-masyarakat. html?m=1

WBP. (2012). Polda Metro : Kenakalan Remaja Meningkat Pesat, Pemerkosaan Menurun. [online]. Diakses dari http://www.ber itasatu.com/megapolitan/89874-polda-metro-kenakalan- remaja-meningkat-pesat-perkosaan-menurun.html


(1)

113

orang tua akan berjalan dengan baik bila didukung oleh semua pihak seperti pihak sekolah, pikah masyarakat, pihak keamanan dsb.

5.2Simpulan Khusus

Berdasarkan simpulan umum diatas, dapat dirumuskan simpulan khusus sebagai berikut:

a. Kenakalan remaja merupakan bentuk lain dari cara remaja lari atau menghindar dari masalah yang mereka alami dan tidak bisa mereka pecahkan. Usaha penyesuaian diri kurang sempurna yang dilakukan oleh remaja akan menghasilkan sebuah tindak kenakalan remaja.

b. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan paling dekat yang bisa mengatasi masalah kenakalan remaja. Disamping itu, lingkungan keluarga pun bisa menjadi penyebab utama dari masalah kenakalan remaja.

c. Dalam pengasuhan, pengawasan yang diberikan orang tua merupakan aspek yang paling berkaitan dengan masalah kenakalan remaja. Perhatian, kasih sayang dan kehangatan yang diberikan orang tua merupakan kebutuhan utama bagi remaja.

d. Tidak hanya ibu atau ayah yang berperan dalam mengatasi masalah kenakalan remaja. Namun, koordinasi yang terencana dan komunikasi yang terarah antara keduanya mampu mengatasi masalah kenakalan remaja secara efektif.

e. Adanya kerjasama antara semua pihak dapat membantu mengefektifkan upaya preventif dan pembinaan yang dilakukan orang tua.

5.3Implikasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti berharap hasil penelitian ini memberikan implikasi bagi beberapa pihak. Adapun impikasi yang diharapkan peneliti yaitu:

a. Bagi Mahasiswa

Diharapkan hasil peneltian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan memperkaya kajian khususnya di bidang sosiologi mengenai kenakalan remaja, sehingga hendaknya dapat memberikan solusi untuk memecahkan permasalahan ini.


(2)

114

b. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat diterapkan atau diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat yang mengalami permasalahan kenakalan remaja khususnya pada masyarakat di Desa Cingcin.

c. Bagi Orang Tua

Melalui hasil penelitian ini orang tua lebih bisa mengevaluasi diri dalam menjalankan perannya sebagai ayah dan ibu. Lebih mengetahui bagaimana harus memperlakukan anak khususnya yang sedang mengalami masa remaja.

d. Bagi Remaja

Melalui hasil penelitian ini diharapkan remaja lebih bisa membuka pikiran dan wawasannya sehingga lebih bisa membedakan hal yang positif dan negatif. e. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu dalam memperkaya dan menambah referensi dalam proses penelitian selanjutnya.

5.4Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian, maka penulis memberikan saran terhadap beberapa pihak. Adapun rekomendasi dari penulis yaitu:

a. Bagi Mahasiswa

Sebaiknya mahasiswa memahami permasalahan mengenai kenakalan remaja secara mendalam karena hal ini merupakan bagian kajian sosiologi dan permasalahan yang terjadi di masyarakat yang harus ditangani sebab memberikan dampak yang kurang baik. Disamping itu, sebagai calon pendidik hendaknya dapat memberikan penjelasan dan pemahaman terhadap peserta didik mengenai masalah kenakalan remaja agar siswa tidak melakukan tindak kenakalan, serta diharapkan mampu memberikan pengawasan bagi siswa di sekolah.


(3)

115

Masyarakat hendaknya ikut berperan aktif dan dapat bekerjasama dengan pihak lainnya dalam mengatasi masalah kenakalan remaja, karena hal ini akan membantu mengurangi masalah kenakalan remaja yang banyak terjadi di lingkungan masyarakat.

c. Bagi Orang Tua

Orang tua hendaknya dapat memberikan penjelasan pada remaja mengenai hal positif dan negatif setiap tindakan terutama mengenai tindak kenakalan, hal ini akan memberikan pemahaman bagi remaja dalam menentukan setiap tindakan dan keputusan. Kemudian orang tua hendaknya mampu memberikan contoh yang baik agar bisa dijadikan sosok ideal atau cerminan bagi remaja. Diharapkan orang tua selalu menyeimbangkan ketegasan dan kehangatan kasih sayang dalam membimbing dan membesarkan anak/ remaja.

d. Bagi Remaja

Remaja hendaknya dapat mengenali minat, bakat dan potensi yang dimiliki, sehingga mampu memanfaatkan waktu luang dengan baik melalui kehiatan-kegiatan yang positif.

e. Bagi Penelitian Selanjutnya

Bagi peneliti lain yang akan meneliti permasalahan serupa hendaknya melakukan penelitian yang lebih mendalam sehingga data yang terkumpul lebih akurat dan dapat memberikan masukan yang lebih baik untuk pendidikan sosiologi. Selain itu, dapat memilih lokasi penelitian yang lebih beragam sehingga dapat diketahui secara umum sejauh mana orang tua berperan dalam mengatasi masalah kenakalan remaja.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Basrowi dan Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rineka Cipta

Creswell, J.W. (2012). Research Design. Jogyakarta : Pustaka Pelajar

Emzir. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif : Analisis Data. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada

Goode, W. J. (2007). Sosiologi Keluarga. Jakarta : PT Bumi Aksara

Hardiansyah, H. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu

Sosial. Jakarta : Salemba Humanika

Kartono, K. (2006). Patologi Sosial II : Kenakalan Remaja. Jakarta : RajaGrafindo

Milles, M.B & Huberman, A.M. (2014). Analisis Data Kualitatif. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press)

Moleong, L.J. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Mulyana, D. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Nasution. (2012). Metode Research. Jakarta : Bumi Aksara

Nurihsan, J & Agustin, M. (2013). Dinamika Perkembangan Anak dan

Remaja. Bandung : PT Refika Aditama

Ritzer, G. (2013). Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta : Rajawali Pers

Santroch, J.W. (2007). Psikologi Remaja. Jakarta : Erlangga

Setiadi, E.M & Kolip, U. (2011). Pengantar Sosiologi. Jakarta : Kencana Soekanto, S. (2005). Soiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT RajaGrafindo Soekanto, S. (2009). Sosiologi Keluarga : Ikhwal Keluarga, Remaja, dan

Anak. Jakarta : PT Rineka Cipta

Sudarsono. (2008). Kenakalan Remaja : Prevensi, Rehabilitasi, dan


(5)

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta

Sumaatmadja. (2010). Manusia dalam Konteks Sosial, Budaya, dan

Lingkungan Hidup. Bandung : Alfabeta

Surbakti, EB. (2008). Kenakalan Orang Tua Penyebab Kenakalan Remaja. Jakarta : PT Elex Media Komputindo

Suryabrata, S. (2013). Metodologi Penelitian. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada

Usman, H dan Akbar, P.S. (2009). Metode Penelitian Sosial. Jakarta : PT Bumi Aksara

Waluya, Bagja. (2007). Sosiologi: Menyelami Fenomena di Masyarakat. Bandung : PT Setia Purna Inves

Willis, S. S. (2008). Remaja dan Masalahnya. Bandung : Alfabeta

1. Sumber dari Skripsi

Saripuddin, M. (2009). Hubungan Kenakalan Remaja dengan Fungsi Sosial

Keluarga. (Skripsi). Fakultas Sosiologi : UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta

Palupi, A.0. (2013). Pengaruh Religiusitas terhadap Kenakalan Remaja Pada

Siswa Kelas VIII SMPN 02 Sliwi Kabupaten Tegal. (Skripsi).

Fakultas Psikologi : Universitas Negeri Semarang

Septiyuni, D. (2014). Pengaruh Teman Sebaya (Peer Group) Terhadap Perilaku Bullying siswa di Sekolah (Studi Terhadap Siswa SMA

Negeri di Kota Bandung). (Skripsi). Sekolah Sarjana Pendidikan,

Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Siregar, A.H. (2014). Pola Asuh Pada Keluarga Migran Asal Sumatra Utara. (Skripsi). Sekolah Sarjana Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Lesmono, R. (2013). Tinjauan Kriminologis terhadap Kenakalan Remaja di

Kabupaten Luwu Timur. (Skripsi) Fakultas Hukum : Universitas


(6)

2. Sumber dari Jurnal

Barus, C.P. (2013). Sosial Ekonomi Keluarga dan Hubungannya Dengan Kenakalan Remaja Di Desa Lantasan Baru Kecamatan Patumbak

Kabupaten Deli Serdang. Universitas Sumatra Utara. Volume 2. No

1.

Hutabarat, R.L. (2013). Faktor-faktor Penyebab Kenakalan Remaja (Studi Kasus Pengguna Narkoba Di Desa Perumnas Simalingkar

Kecamatan Pancur Batu). Universitas Sumatra Utara. Volume 2. No

4.

Patinus. (2014). Kenakalan Remaja Di Kalangan Siswa-Siswi SMPN 07

Sengah Temila Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak.

Universitas Tanjungpura Pontianak

Purba, A.D. (2014). Dampak Kenakalan Remaja Dalam Perspektif

Kriminologi Di Kota Medan. Universitas Sumatra Utara. Volume 2.

No 1

3. Sumber Internet

Kusmiyati. (2013). Berbagai Perilaku Kenakalan Remaja yang

Mengkhawatirkan. [online]. Diakses dari http://health.liputan6.co

m/read/688614/berbagai-perilaku-kenakalan-remaja-yang-meng khawatirkan

Zoebir, Z.I.. (2010). Teori Tindakan dan Teori Sistem Talcott Parson. [online]. Diakses dari http://www.scribd.com/mobile/doc/46594996

Saragih, A. (2012). Penyimpangan Sosial dalam Masyarakat, Pengertian,

Bentuk, Jenis, Dampak, dan Upaya Pencegahannya. [online].

Diakses Dari: http://khairulazharsaragih .blogspot.com /2012/11/ penyimpangan -sosial-dalam-masyarakat. html?m=1

WBP. (2012). Polda Metro : Kenakalan Remaja Meningkat Pesat, Pemerkosaan Menurun. [online]. Diakses dari http://www.ber itasatu.com/megapolitan/89874-polda-metro-kenakalan- remaja-meningkat-pesat-perkosaan-menurun.html