Bahan Ajar Pesantren Ramadhan Tingkat SD/MI (Panduan Pesantren Ramadhan).

(1)

(2)

Tim Perumus Mulyadi Muslim, MA Sudarman,MA

Dr. Rosniati Hakim,MA Nur Asni Abbas,M.Ag Edi Oktaviandi,S.Ag Dr. M. Kasim

Paljariati Yusra,SS Yunardi,M.Pd

Teuku Debi Muhammadar Elfan Bawaslah,ST

Konstributor Zuriyati, MA Hendrayadi, MA

Editor A.R. Rizal


(3)

SAMBUTAN WALIKOTA PADANG

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, puji dan syukur kita haturkan ke hadirat Allah SWT. Dzat yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada kita semua. Shalawat dan salam semoga tercurah untuk Nabi Muhammad SAW. Tokoh teladan dalam membangun perdaban untuk kesejahteraan umat manusia dari dunia hingga akhirat kelak.

Visi Kota Padang dalam rangka mewujudkan masyarakat yang lebih sejarhatera adalah “Mewujudkan Kota Padang sebagai Kota Pendidikan, Perdagangan dan Pariwisata Yang Sejahtera, Religius dan Berbudaya”.Dari visi tersebut terlihat bahwa terdapat 6 hal pokok yang menjadi landasan, fokus dan sasaran utama pembangunan yang diharapkan dapat dicapai dalam periode 5 tahun mendatang. Dan salah satunya adalah aspek agama (religius), baik Islam dan agama lainnya yang dianut warga Kota Padang sangat penting artinya untuk dapat mengarahkan dan membimbing tingkah laku masyarakat dalam rangka mewujudkan masyarakat yang patuh dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral tinggi dan sangat penduli terhadap kepentingan umum masyarakat;

Dalam rangka merealisasikan cita-cita besar, khususnya upaya-upaya memaksimalkan pembentukan prilaku yang berakhlakul karimah bagi generasi muda, iman yang kokoh, maka peran lembaga pendidikan dan keluarga menjadi strategis. Kombinasi harmonis antara pemerintah, instansi terkait, serta masyarakat menjadi sangat penting dalam menyukseskan program dan kegiatan yang dirancang sedemikian rupa.

Melihat kenyataan peradaban dan tingkah laku anak bangsa Indonesia secara umum, ataupun masyarakat Sumatera Barat dan khususnya Kota Padang sedang berada pada kondisi genting dan mengkhawatirkan. Disaat nilai-nilai karakter yang mulia yang merupakan pondasi dan ciri khas masyarakat Sumatera Barat tergerus oleh perubahan budaya dan prilaku sebagai ekses negatif pembangunan dan kemajuan teknologi, ternyata budaya luarpun juga memberikan pegaruh besar kepada generasi muda. Mudahnya akses informasi dan teknologi belum berfungsi untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan, tetapi malah


(4)

memberi ruang yang begitu luas untuk anak-anak yang belum memiliki pondasi kuat untuk mengakses menu dan situs-situs negatif, sehingga membuat mereka cendrung permisif dan mengikuti budaya serta pemikiran yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama ataupun budaya lokal

yang menegaskan bahwa falsafah masyarakatnya adalah masyarakat yang beradat dan adat itu dilandaskan kepada Agama atau Adat Basandi Syara, Syarak Basandi Kitabullah

Berangkat dari realitas di atas, adanya kesadaran masyarakat dalam membentengi akidah serta moral generasi muda dan kewajiban pemerintah yang secara tegas tertuang dalam visi membangun Kota Padang, khususnya peningkatan kegiatan keagamaan yang lebih berkualitas, maka pesantren ramadhan adalah program konkrit yang harus sukses dilaksanakan. Mulai dari perencanaan konsep kurikulum, pembekalan panitia dan penyelenggara, pelaksanaan hingga monitoring dan evaluasi pasca pelaksanaan dimaksud.

Pesantren ramadhan untuk para pelajar, mulai dari tingkad SD/MIN kelas IV hingga kelas VI, SMP/MTS dan SMA/MA serta SMK telah dilaksanakan sejak tahun 2004. Dalam perjalanan pelaksanaan yang cukup panjang itu, telah dilakukan evaluasi, perbaikan dan pemantapan baik dari segi kurikulum, tata cara pelaksanaan, penilaian ataupun pembiayaan. Jika pada tahun 2009 fokus muatan pesantren ramadhan diarahkan pada penguatan hafalan ayat-ayat pendek dan Asmaul Husna, kemudian pada tahun 2010 pelaksanaan pesantren ramadhan dilengkapi dengan bahan Ajar serta RPP untuk setiap tingkatan. Selanjutnya pada tahun 2011 hingga 2013 bahan ajar pesantren ramadhan ditekankan kepada materi-materi akhlak, sehingga tema besar kegiatan dimaksud pembiasaan akhlaqul karimah berbasis Al Qur an dan Sunnah.

Adapun tema besar yang menjadi acuan dalam pelaksanaan pesantren ramadhan tahun 2014 hingga 2016 yang akan datang adalah pemantapan Iman dan Akhlak untuk setiap tingkatan. Dalam pembahasan Iman difokuskan pada pembekalan peserta didik dari bahaya syirik dan khurafat dengan konten materi


(5)

yang disesuaikan berdasarkan tingkatan SD, SMP dan SMA. Materi-materi akhlakpun juga demikian, dan untuk menyerap nilai dari materi yang disampaikan, maka materi yang berkaitan dengan biografi para sahabat ataupun pahlawan lebih ditekankan kepada akhlak dan karakter dari objek pembahasan yang sejalan dengan tujuan materi. Kepanitiaan ataupun penanggung jawab kegiatan besar ini juga disempurnakan dengan penunjukan satu orang Master of Trainer (MOT) yang berasal dari panitia ataupun orang khusus yang mampu memerankan diri sebagai “Kepala Sekolahnya Pesantren Ramadhan”.

Khusus untuk tahun 2015 ini, peran MOT juga di definitifkan sebagai Kepala Sekolah Pesantren Ramadhan, sehingga dia lebih fokus pada penyelenggaraan kegiatan pesantren. Adapun urusan administratif ataupun teknis lainnya dihendle oleh kepanitiaan secara tersendiri. Khusus untuk lima sekolah di Kota Padang yaitunya SMA 1, SMA 2, SMA 6, MAN 3 dan SMK 2 dieberikan kewenangan untuk melaksanakan pesantren ramadhan di sekolah masing-masing dengan harapan pelaksanaan, pengelolaan dan target yang dicapai jauh lebih baik dari pelaksanaan yang diselenggarakan di masjid/mushalla. Kita berharap pelaksanaan pesantren yang diselenggarakan sekolah dimaksud juga lebih berbobot, karena ditunjang oleh sarana sekolah yang cukup untuk proses PBM pesantren, keterlibatan para guru yang lebih maksimal, serta pengawasan Kepala Sekolah. Dan adanya pelaksanaan pesantren ramadhan di sekolah tidak akan manghilangkan makna dan semangat memakmurkan masjid seperti yang kita inginkan sebelumnya.

Betapapun tim perumus telah merancang kurikulum dan bahan ajar secara optimal, pemerintah mendorong pelaksanaanya lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya dalam bentuk regulasi kebijakan dan anggaran, panitia ditingkat kelurahan, masjid dan mushalla bekerja sungguh-sungguh, tetapi pada akhirnya keberhasilan itu akan lebih ditentukan oleh partisipasi peserta didik pesantren ramadhan, support dan partisipasi aktif setiap warga Kota Padang. Karena kerja-kerja memperbaiki akhlak, penanaman iman serta penguatan budi pekerti adalah kerja-kerja berat dan harus berkelanjutan, maka masukan, evaluasi dan


(6)

kritik/saran yang konstruktif sangat kita harapkan untuk mewujudkan Kota Padang yang lebih religius.

Semoga rencana besar dan kerjasama kita dalam menyukseskan pembangunan di Kota Padang secara umum dan khususnya kegiatan pesantren ramadhan tahun 2015 ini diberkahi dan diridhai Allah. Sehingga negeri yang aman dan damai, penduduknya yang ramah dan berakhlak serta pemimpinya yang

dekat dengan rakyatnya bisa menjadi kenyataan dimasa yang akan datang.Amiin

Padang , Mei 2015 WALIKOTA PADANG


(7)

Bagian Pertama

AQIDAH Standar Kopetensi :

Memahami tauhid secara benar dalam kehidupan.

Kemampuan Dasar

Berakidah yang lurus dan benar

Mengantisipasi bahaya syirik dari pengaruh teknologi informasi.

Indikator Capaian

1. M em aham i sifat -sifat Allah Sw t .

2. M em aham i ayat Al-Quran yang t erkait dengan sifat-sifat Allah Sw t . 3. M em bukt ikan Allah it u ada

4. Memahami /mengantisipasi bahaya syirik dari media cetak dan

elektronik.

5. Memahami ayat Al-Quran dan sunnah Rasul yang terkait dengan syirik

6. Memahami/mengantisifasi bahaya syirik dari media sosial dan kemajuan


(8)

MEYAKINI ADANYA ALLAH SWT ( Dalam asma dan Sifat-Nya)

SALAH satu rukun iman yaitu iman kepada Allah. Rukun iman kepada Allah ini adalah rukun iman yang pertama. Tidaklah mudah meyakinkan diri bahwa Allah itu selalu memperhatikan dan Maha Melihat dan Maha Mendengar.

Iman Kepada Allah berarti yakin dan percaya bahwa Allah itu memang ada dengan segala sifat-sifat dan nama-nama-Nya yang agung serta Dia-lah yang menciptakan dan mengatur alam semesta ini.Tujuan untuk meyakini adanya Allah SWT adalah untuk mengerjakan semua perintah dari Yang Maha Kuasa untuk mendapatkan rahmat-Nya. Dalam hal ini sebagai seorang muslim memiliki beragam cara untuk meyakini adanya kehadiran Allah SWT di alam semesta ini.

Bagaimana caranya kita meyakini adanya Allah? Hal ini dapat dilakukan dengan cara:

1. Mengenal ciptaan dan kekuasaan Allah di alam semesta ini.

Alkisah, tentang seorang pemuda yang tidak percaya dengan Tuhan. Dia mengajak berdebat seorang alim mengenai ada atau tidak adanya Tuhan. Di antara pertanyaannya adalah: “Benarkah Tuhan itu ada” dan “Jika ada, di manakah Tuhan itu?”

Ketika pemuda itu menunggu bersama para penduduk di kampung tersebut, orang alim itu belum juga datang. Ketika pemuda dan para penduduk berpikir bahwa orang alim itu tidak akan datang, barulah muncul orang alim tersebut. “Maaf jika kalian menunggu lama. Karena hujan turun deras, maka sungai menjadi banjir, sehingga jembatannya hanyut dan saya tak bisa menyeberang. Alhamdulillah tiba-tiba ada sebatang pohon yang tumbang. Kemudian, pohon tersebut terpotong-potong ranting dan dahannya dengan sendirinya, sehingga jadi satu batang yang lurus, hingga akhirnya menjadi perahu. Setelah itu, baru saya bisa menyeberangi sungai dengan perahu tersebut,” begitu orang alim itu berkata.


(9)

Si pemuda dan juga para penduduk kampung tertawa terbahak-bahak. Dia berkata kepada orang banyak, “Orang alim ini sudah gila rupanya. Masak pohon bisa jadi perahu dengan sendirinya. Mana bisa perahu jadi dengan sendirinya tanpa ada yang membuatnya!”

Orang banyak pun tertawa riuh. Setelah tawa agak reda, orang alim pun berkata, “Jika kalian percaya bahwa perahu tak mungkin ada tanpa ada pembuatnya, kenapa kalian percaya bahwa bumi, langit dan seisinya bisa ada tanpa penciptanya? Mana yang lebih sulit, membuat perahu atau menciptakan bumi, langit dan seisinya ini?”

Mendengar perkataan orang alim tersebut, akhirnya si pemuda dan penduduk kampung sadar bahwa mereka telah terjebak oleh pernyataan sendiri. “Kalau begitu, jawab pertanyaanku yang kedua,” kata si Pemuda. “ Jika Tuhan itu ada, mengapa dia tidak kelihatan. Di mana Tuhan itu berada?” Pemuda itu berpendapat, karena dia tidak pernah melihat Tuhan, maka Tuhan itu tidak ada.

Orang alim menampar pipi si pemuda dengan keras, sehingga si atheis merasa kesakitan. “Kenapa Anda memukul saya? Sakit sekali.” Begitu si pemuda mengaduh.

Si alim bertanya. “Ah mana ada sakit. Saya tidak melihat sakit. Di mana sakitnya?”

“Ini sakitnya di sini,” si Pemuda menunjuk-nunjuk pipinya.

“Tidak, saya tidak melihat sakit. Apakah para hadirin melihat sakitnya?” Si alim bertanya ke orang banyak.

Orang banyak berkata tidak! “Nah, meski kita tidak bisa melihat sakit, bukan berarti sakit itu tidak ada. Begitu juga Tuhan. Karena kita tidak bisa melihat Tuhan, bukan berarti Tuhan itu tidak ada. Tuhan ada. Meski kita tidak bisa melihat-Nya, tapi kita bisa merasakan ciptaan-Nya.” Demikian si alim


(10)

berkata. Tuhan itu tidak ada hanya karena panca indera manusia tidak bisa mengetahui keberadaan Tuhan adalah pernyataan yang keliru.

Kita wajib meyakini keesaan dan kekuasaan Allâh, yaitu bahwa hanya Allâh yang mencipta, memiliki, menguasai dan mengatur seluruh makhluk. Hanya Allâh Azza wa Jalla yang menghidupkan, mematikan, memberi rezki, mendatangkan kebaikan, mendatangkan bencana. Tidak ada sekutu bagi Allâh

Azza wa Jalla dalam seluruh perkara di atas, baik malaikat, nabi, wali, jin, ruh,

atau lainnya. Yang mencipta, memiliki dan mengatur/menguasai seluruh alam semesta ini hanyalah bagi Allâh semata. Allâh Azza wa Jalla berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 2 :





















Artinya : Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Kita wajib meyakini bahwa Allâh adalah pencipta seluruh makhluk, walaupun kita tidak pernah bertemu, melihat, mendengar secara langsung. Banyak sekali dalil-dalil yang menunjukkan hal ini. Di antaranya firman Allâh

Subhanahu wa Ta’ala :

Artinya : Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang

menciptakan (diri mereka sendiri )

Maksudnya, keadaan manusia atau makhluk yang sudah ada ini tidak lepas dari salah satu dari tiga keadaan :

a. Mereka ada tanpa pencipta. Ini tidak mungkin. Tidak ada akal sehat yang

bisa menerima bahwa sesuatu itu ada tanpa ada yang membuatnya.

b. Mereka menciptakan diri mereka sendiri. Ini lebih tidak mungkin lagi.

Karena bagaimana mungkin sesuatu yang awalnya tidak ada menciptakan sesuatu yang ada.


(11)

c. Inilah yang haq, yaitu Allâh Azza wa Jalla yang telah menciptakan mereka, Dialah Sang Pencipta, penguasa, tidak ada sekutu bagi-Nya.

Seorang Arab Baduwi ditanya, “Apakah bukti tentang adanya Allâh Azza wa Jalla?” Dia menjawab, “Subhânallâh (Maha Suci Allâh)! Sesungguhnya kotoran onta menunjukkan adanya onta, bekas telapak kaki menunjukkan adanya perjalanan! Maka langit yang memiliki bintang-bintang, bumi yang memiliki jalan-jalan, lautan yang memiliki ombak-ombak, tidakkah hal itu menunjukkan adanya al-Lathîf (Allâh Yang Maha Baik)

al-Khabîr (Maha Mengetahui).”

Apakah bukti bahwa Allah itu memang benar benar ada? Mari kita lanjutkan ke pembahasan di bawah ini.

a. Allah telah menciptakan seisi alam semesta ini. Yaitu gunung, lautan,

daratan dan masih banyak lagi. Kalau begitu, siapakah yang menciptakan matahari, bulan dan bintang serta planet planetnya? Tentunya adalah Allah SWT.

b. Adanya makhluk hidup juga telah membuktikan adanya Allah. Ingat!

Allah menciptakan manusia dari saripati tanah. Dia yang menghidupkan dan mematikan bunga-bunga yang tumbuh di taman dengan berbagai macam warna yang indah dan aroma yang semerbak, pohon apel yang memberikan buah yang berasal dari sebutir biji yang kecil yang setiap tahun mengeluarkan buah yang meruah dengan berbagai warna yang memikat dan rasa yang lezat.

Artinya : Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari

langit dan bumi, atau siapakah yang Kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah". Maka Katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?"

c. Begitu pula burung-burung yang berkicau dan begitu lincah berpindah dari

satu tangkai ke tangkai yang lain. Serta ayam yang membelah dan memecahkan kulit sebutir telur kemudian keluar darinya seekor anak. Juga,


(12)

anak sapi yang lahir dari induknya kemudian menyusu. Air susu yang memenuhi kantong susu induknya dipersiapkan untuk menyusui anak-anaknya. Seluruh fenomena itu merupakan tanda-tanda kekuasaan, kebesaran dan wujud Sang Pencipta.

d. Selain itu, masih ada pernyataan lagi. Kalau begitu, siapakah yang

memberikita akal untuk berpikir? Siapakah yang telah menciptakan kita dalam bentuk yang seindah indahnya? Dan siapa pula yang memberikan kita bantuan dan jalan keluar dari semua masalah yang kita hadapi? Jawaban dari pada pertanyaan semua di atas adalah Allah SWT.

e. Dan satu lagi, siapakah yang menjanjikan sebuah surga dan siapakah yang

akan membangkitkan kita nanti di alam kubur? Siapa penentu hari kiamat itu? Jawabannya juga Allah SWT.

2. Mengenal dan memahami nama nama dan sifat-Nya.

YAITU mengimani seluruh nama-nama Allâh dan sifat-sifat-Nya yang tersebut di dalam kitab Al-Qur’ân dan sunnah yang shahih dengan tanpa menyerupakan dengan makhluk. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

















































































Artinya : Katakanlah: "Serulah Allah atau

serulah Ar-Rahman. dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai Al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu".( QS. al Isra’ ; 110 )


(13)































































Artinya :"Hanya milik Allâh asmâ-ul husnâ, maka bermohonlah kepada-Nya

dengan menyebut asmâ-ul husnâ itu dan tinggalakanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. ( QS. al-A’râf: 180.)

Nama-nama Allah yang agung dan mulia itu merupakan suatu kesatuan yang menyatu dalam kebesaran dan kehebatan Allah sebagai pencipta dan pemelihara alam semesta beserta segala isinya. Mengetahui asma Allah yang 99 merupakan jalan untuk dapat mengenal dan meyakini akan adanya Allah SWT. Dalam kehidupan sehari hari dapat dilihat realisasinya antara lain:

a. Membiasakan membaca

















Setiap memulai pekerjaan yang baik .

Hal ini dilakukan karena segala yang ada di alam adalah kepunyaan Allah. Untuk itu bila melakukan sesuatu yang baik, maka manusia hendaknya mengagungkan nama Allah karena yang ada dimuka bumi ini

dan segala hidup dan penghidupan manusia diperoleh atas

kemahapengasihan (Rahman) dan penyayangnya (Rahim) Allah kepada manusia.


(14)

sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar-Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang Ar-Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.

b. Membiasakan membaca





















Setiap selesai mengerjakan pekerjaan yang baik atau mendapatkan nikmat Allah.

Hal ini dilakukan karena memuji orang atas perbuatannya yang baik yang dikerjakannya haruslah dengan kemauan sendiri. Karena itu, memuji Allah berarti menyanjung-Nya karena perbuatannya yang baik. Lain halnya dengan syukur yang berarti mengakui keutamaan seseorang terhadap nikmat yang diberikannya. Kita menghadapkan segala puji bagi Allah karena Allah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji. Semuanya itu tidak terlepas dari sifat Allah yang maha berkuasa, mengatur dan menentukan alam semesta ini.

Dengan mengetahui dan memahami asma Allah berarti kita telah menyadari keberadaan Allah dalam hidup karena Allah yang maha pengasih dan penyayang terhadap makhluk-Nya. Allah yang memberikan rezki dan mendatangkan kebaikan bagi hamba-Nya. Dengan adanya pengakuan manusia akan keberadaan Allah dengan segala asma Allah, maka akan tumbuh kesadaran manusia untuk patuh dan mentaati seluruh aturan Allah berupa dinul Islam.


(15)

MENGANTISIPASI BAHAYA SYIRIK DARI PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI A. Pendahuluan

Tujuan utama manusia diciptakan oleh Allah adalah untuk beribadah, mengabdikan diri hanya kepada-Nya. Firman Allah dalam surat Ad-Zariyat ayat 56:



























Pengabdian atau ibadah yang dimaksud pada ayat di atas adalah pengabdian atau ibadah yang sesuai dengan aturan syariat Allah SWT. Oleh karena itu, setiap muslim dituntut untuk belajar dan mempelajari bagaimana beriman kepada Allah dalam artian men-tauhid-kan/mengesakan Allah SWT. Bagaimana cara beribadah yang benar dan bagaimana ber-muamalah dalam kehidupan sehari-hari, karena semua itu pada akhirnya bernilai ibadah jika sesuai dengan aturan. Namun, menjadi sia-sia belaka jika tidak sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan Allah SWT.

B. Bahaya Syirik

Setiap muslim harus mengesakan Allah dalam segala bentuk kekuasaan, kehebatan dan kemahakayaan-Nya. Allah yang menciptakan, memelihara dan maha menentukan segalanya. Dia Dzat yang maha tinggi dan agung, melebihi ketinggian dan keagungan makhluk yang lainnya.

Allah yang maha esa, tidak beranak dan tidak punya keturunan. Allah tidak sama dengan makhluk (Q.S. Al Ikhlas). Kepada Allah manusia meminta bantuan dan pertolongan, karena Dia-lah Dzat yang maha hidup, tidak pernah mengantuk apalagi tidur. Dia yang menguasai jagat raya beserta isinya (Q.S Al Baqarah : 255). Karena Allah yang maha berkuasa, maka keyakinan akan adanya kehebatan, kekuasaan makhluk tidak boleh sama atau melebihi Allah SWT. Inilah yang dinamakan dengan men-tauhid-kan Allah dalam keberadaan-Nya, pengabdian kepada-Nya dan juga dalam asma dan sifat-Nya. (Tauhidullah dalam


(16)

Rububiyah, Uluhiyah dan Asma wa Sifat).

Jika seseorang meyakini adanya Allah dan yang menciptakan adalah Allah juga, tetapi ibadahnya tidak ditujukan kepada Allah, maka yang bersangkutan akan terjerumus pada kesyirikan dalam beribadah. Atau dia meyakini Allah Maha Berkuasa, tetapi dia juga meyakini bahwa ada makhluk lain yang juga mempuyai kehebatan yang menyamai Allah dan bahkan melebihi kekuasaan Allah. Ini pun juga termasuk kategori syirik dalam keyakinan.

Untuk memurnikan tauhid, maka di samping mengetahui bagaimana mentauhidkan Allah dalam keberadaan, pengabdian dan asma serta sifat-Nya, maka manusia harus mengetahui bentuk-bentuk kesyirikan dalam rangka untuk menghindari diri agar jangan sampai melakukannya.

Para ulama membagi kategori syirik ke dalam dua bentuk, yaitu syirik

akbar (besar) dan syirik asghar (kecil).

1. Bentuk- bentuk syirik akbar itu antara lain:

a. Memalingkan suatu ibadah kepada selain Allah dalam bentuk

penyembahan, penyembelihan dan berdoa.

b. Mendekatkan diri kepada-Nya dengan cara yang tidak diajarkan Allah,

seperti penyembelihan kurban atau nazar untuk jin atau syaitan.

c. Takut kepada orang-orang yang telah mati, jin atau syaitan.

Bentuk syirik akbar seperti disebutkan di atas didasarkan kepada firman Allah yang artinya:

“Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak kemanfa’atan, dan mereka berkata: “Mereka itu adalah pemberi syafa’at kepada kami di sisi Allah.” Katakanlah: “Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak dibumi?” Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dan apa yang mereka mempersekutukan”. (Q.S. Yunus: 18)


(17)

oleh orang lain. Namun, walaupun termasuk kategori syirik kecil, tetapi sangat dikhawatirkan oleh Rasul SAW sebab jika terus berkelanjutan pada akhirnya akan menjadi besar. Padahal, Allah SWT menyuruh manusia beribadah kepada-Nya dengan ikhlas sepenuh hati. Allah berfirman:

“...Tidaklah mereka disuruh, kecuali hanya menyembah Allah dengan

memurnikan ketaatan (ikhlas) kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat yang demikian itulah agama yang lurus” (Q.S Al Bayyinah, 98 :5)

Jika seseorang melakukan perbuatan syirik secara sadar dan tidak berhenti dari kesyirikan dimaksud, maka dia akan menanggung konsekuensinya, baik di dunia ataupun di akhirat kelak. Syirik akbar sangat berbahaya, sehingga harus dihindari. Di antara bahaya atau efek negatifnya adalah sebagai berikut:

1. Amalannya tertolak, tidak akan diterima oleh Allah, hanya akan menjadi

sia-sia bagaikan debu yang beterbangan (Q.S al-Furqan: 23)

2. Pelakunya tidak akan diampuni apabila mati dalam keadaan belum

bertaubat (Q.S An-Nisaa': 48)

3. Pelakunya keluar dari Islam atau murtad, sehingga boleh diperangi oleh

pemerintahan yang sah (Q.S At-Taubah: 5)

4. Pelakunya tidak berhak untuk masuk surga (al-Ma’idah: 72)

C. Contoh Kesyirikan dalam Film

Syirik akbar ataupun asghar sangatlah berbahaya. Oleh karena itu, setiap muslim harus menghindari diri dari semua bentuk kesyirikan dimaksud. Pada zaman modern seperti sekarang ini, mungkin tidak ada lagi orang yang menyembah patung atau berhala seperti zaman jahiliyah dulu. Tetapi, lewat tontonan film sangat mungkin saja anak-anak, remaja bahkan orang dewasa terjerumus pada keyakinan yang berbau syririk. Salah satu bentuk kesyirikan dalam isi film dapat dilihat pada cuplikan cerita film Mahadewa, Harry Potter dan Little


(18)

Mahadewa merupakan salah satu nama suci Tuhan dalam agama Hindu,

Mahadewa artinya Tuhan Yang Maha Besar. ama lainnya adalah Shiwa. Keyakinan ini bertentangan dengan konsep tauhid dalam Islam. Bahwa Yang Maha Besar itu hanyalah Allah, sebagaimana firman Allah Ta’ala (pada ayat kursi):

Shiwa di bumi bersemayam di Kailasha, nama tempat tersuci di puncak Gunung Himalaya. Menurut keterangan kitab suci agama Hindu, puncak ini dipercaya perbatasan antara alam nyata dengan surga. Gunung Himalaya dipercaya gunung paling suci bagi umat Hindu, seperti dinyatakan di dalam Bhagavad Gita; “Di antara gunung, Aku adalah Himalaya”. Di gunung inilah bhatara Shiwa beryoga.

Berbeda sekali dengan Tuhannya umat Islam, kita beriman bahwa Allah ber-istiwa’ di arsy (di langit). Yang bersemayam di gunung itu sesungguhnya adalah bangsa jin yang malah disembah manusia.

Dikisahkan pada film Mahadewa adalah Shiwa, Tuhan yang berpribadi sebagai Yogin (pertapa), sehingga seolah-olah seperti manusia. Hal ini bertentangan dengan konsep ketuhanan dalam Islam bahwa Allah tidak sama dengan manusia. Seperti diungkapkan firman Allah:

“Tidak ada yang menyerupainya sesuatu pun, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (As Syuro 110).

Dewa Syiwa memiliki empat sakti/istri. Salah satunya adalah Dewi Sati, putri Dewa Daksa (Daksa adalah putra Dewa Brahma). Dalam film Mahadewa juga diceritakan percintaan Dewa Shiwa, hingga lahirnya Ganesha dan Kartikeya (di Bali disebut Dewa Kumara, Dewanya para anak kecil).

Keyakinan adanya Tuhan yang beristri dan punya anak bertentangan dengan Firman Allah :


(19)

padahal Dia tidak mempunyai istri” (Qs Al An am, 6:101). “Maha suci Allah dari yang mempunyai anak” (Q.S. An Nisa, 4:171)

Dewa Daksa pada film Mahadewa digambarkan sebagai dewa pencipta yang arogan terhadap Shiwa, sehingga Shiwa akan memenggalnya dan diganti dengan kepala kambing.

Kita bisa lihat Tuhan-Tuhan dalam agama Hindu saling berselisih dan berperang saling membinasakan, sungguh benarlah firman Allah :

”Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan- tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa,” ( Q.S. Al-Anbiya’: 22)

”Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada Tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada Tuhan beserta-Nya, masing- masing Tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari Tuhan-Tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu.” ( Q.S Al-Mu’minun : 91)


(20)

Bagian Kedua

AKHLAQ Standar Kopetensi :

Memahami akhlaq secara benar dalam kehidupan. Kemampuan Dasar:

1. Berprilaku jujur dan beretika dalam kehidupan sehari-hari

2. Berani melakukan kebaikan dan kebenaran

Indikator capaian:

1. Memahami ayat Al-Quran dan Sunnah Rasul yang

terkait dengan kejujuran.

2. Memahami nilai-nilai kejujuran.

3. Mencontohkan prilaku jujur.

4. Menerapkan prilaku jujur dalam kehidupan

sehari-hari.

5. Menerapkan prilaku jujur dalam kehidupan

sehari-hari

6. Berani menyampaikan kebaikan dan kebenaran

7. Memahami Ayat Al-Quran dan sunnah Rasul yang

terkait dengan kebaikan dan kebenaran

8. Berani bersikap dan konsisten dalam perbuat an

9. Beranggung jaw ab dalam m elaksanakan t ugas dan kew ajiban

10. M em berikan cont oh prilaku dan perbuat an berani karena benar


(21)

BERPRILAKU JUJUR DAN BERETIKA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

A. Memahami ayat Al-Quran dan Sunnah Rasul yang terkait dengan kejujuran

Ayat-ayat Al-Qur’an terkait dengan kejujuran (Al Ahzab ayat 7 s.d. 8)















































































































“Dan (ingatlah) seketika Kami telah mengambil perjanjian dari Nabi-Nabi dan dari engkau dan dari Nuh dan Ibrahim dan Musa dan Isa anak Maryam. Dan telah Kami ambil dari mereka perjanjian yang berat”.

Ayat di atas menjelaskan bahwa para Nabi oleh Allah telah diambil perjanjian yang berat. Perjanjian Nabi dengan Allah sesuatu yang keluar dari sifat-sifat jujur para Nabi. Mereka menepati janji dan jujur melaksanakannya di hadapan Allah. Dalam ayat delapan dalam surat Al Ahzab juga dijelaskan:

“Agar Dia menanyakan kepada'orang-orang yang jujur akan kejujuran mereka, dan telah Kami sediakan untuk orang-orang yang tidak mau percaya siksaan yang pedih”.

Orang yang tidak mau percaya atau orang yang tidak jujur mengakui apa yang disampaikan para Nabi akan disiksa oleh Allah dengan siksaan yang pedih.


(22)

Di dalam ayat tiga berturut-turut ayat 6 dan 7 dan 8 kita mendapatkan betapa erat hubungan seorang umat dengan Rasul-Nya, dan bagaimana pula hubungan erat janji setia seorang Rasul dengan Tuhan yang mengutusnya.

"Nabi itu lebih utama bagi orang yang beriman daripada diri mereka

sendiri".(Pangkal ayat 6).

B. Memahami nilai-nilai kejujuran

Jujur dalam Bahasa Arab berarti benar (siddiq). Benar di sini yaitu benar dalam berkata dan benar dalam perbuatan. Hadis Nabi mengatakan :

ﺮﺒﻟا ﻰﻟا ىﺪﮭﯾ قﺪﺼﻟا نﺎﻓ ,

ﺔﻨﺠﻟا ﻰﻟا ىﺪﮭﯾ ﺮﺒﻟا ناو ,

دﻮﻌﺴﻣ ﻲﺑا ﻦﻋ ىﺮﺤﺘﯾ و قﺪﺼﯾ ﻞﺟﺮﻟا لاﺰﯾ ﺎﻣو

لﺎﻗ ﮫﻨﻋ ﷲ ﻰﺿر :

ﻢﻠﺳو ﮫﯿﻠﻋ ﷲ ﻰﻠﺻ ﷲ لﻮﺳر لﺎﻗ ,

قﺪﺼﻟﺎﺑ ﻢﻜﯿﻠﻋ ,

ﺎﻘﯾﺪﺻ ﷲ ﺪﻨﻋ ﺐﺘﻜﯾ ﻰﺘﺣ قﺪﺼﻟا

رﻮﺠﻔﻟا ﻰﻟا ىﺪﮭﯾ بﺬﻜﻟا نﺎﻓ بﺬﻜﻟاو ﻢﻛﺎﯾاو ,

رﺎﻨﻟا ﻰﻟا ىﺪﮭﯾ رﻮﺠﻔﻟا ناو ,

و ىﺮﺤﺘﯾو بﺬﻜﯾ ﻞﺟﺮﻟا لاﺰﯾ ﺎﻣ

ﺎﺑاﺬﻛ ﷲ ﺪﻨﻋ ﺐﺘﻜﯾ ﻰﺘﺣ بﺬﻜﻟا .

1[8]

“Dari Ibn Mas’ud ra. Ia berkata: Bersabda Rasulullah SAW: wajib

bagimemegang teguh perkataan benar, karena perkataan benar membawa kebaikan, dan kebaikan itu mengajak ke surga. Seseorang yang senantiasa berkata benar, sehingga dituliskan di sisi Allah sebagai orang yang berbuat benar (jujur). Dan jauhilah berkata dusta, karena kata dusta itu membawa kejahatan, dan sessungguhnya kejahatan itu mengajak ke neraka. Seorang pria yang senantiasa berkata dusta, maka dituliskan disisi Allah sebagai pendusta besar”.

Berlaku jujur dengan perkataan dan perbuatan, mengandung makna, bahwa berkata harus sesuai dengan yang sesungguhnya. Sebaliknya, jangan berkata yang tidak sesuai dengan yang sesungguhnya. Perkatan itu disesuaikan dengan tingkah laku perbuatan, sebagaimana yang dijelaskan dalam surat at-Taubah ayat 119.


(23)































“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan

hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar”.

Sikap jujur, merupakan salah satu fadhilah yang menentukan status dan kemajuan seseorang dan masyarakat. Menegakkan prinsip kejujuran adalah salah satu sendi kemaslahatan dalam hubungan antara manusia dengan manusia dan antara satu golongan dengan golongan yang lain.

Dampak dari sifat jujur adalah menimbulkan rasa berani, karena tidak ada orang yang merasa tertipu dengan sifat yang diberikan kepada orang lain. Bahkan, orang merasa senang dan percaya terhadap pribadi orang yang jujur. Pepatah ada mengatakan “berani karena benar, takut karena salah”.

Sifat Jujur tidak dapat dimiliki dan dilaksanakan dengan baik dan sempurna oleh orang yang tidak kukuh imannya. Orang beriman dan takwa, karena dorongan iman dan taqwanya itu merasa diri wajib selalu berbuat dan bersikap benar serta jujur. Sebagaimana dijelaskan Allah dalam surat az-Zumar ayat 33.

































“Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa”.

Hadis Rasul mengatakan :

ﮫﻠﺼﻔﻣ ﻞﻄﺨﻟا دﻮﻌﯾ ﻢﻟو ﮫﻟﻮﻘﻣ ﻖﺤﻟا ﻖﯾﺮط مﺰﻟاو ﮫﻧﺎﻨﻋ ﻦﻣ ﺮﺼﻗا و ﮫﻧﺎﺴﻟ ﻦﻣ ﺢﻠﺻا ءاﺮﻣا ﷲ ﻢﺣر ).

هاور

يﺪﻋ ﻦﺑا ( 2[10]

“Mudah-mudahan Allah akan merahmati orang-orang yang memperbaiki lidahnya, memendekkan tali kekangnya, melazimi perkataan-perkataannya


(24)

dijalan kebenaran dan tidak membiasakan anggota-anggotanya berbuat tidak benar”. ( Riwayat Ibn ‘Adi)

Dalam arti umum kata jujur diartikan lurus hati, tidak bohong, tidak curang dan tulus ikhlas. Dalam arti khusus dapat diartikan sifat jujur, ketulusan hati atau kelurusan hati. Dari pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa kejujuran merupakan suatu sifat yang melekat pada manusia yang berupa potensi dasar yang semua orang memilikinya.

Di antara manusia itu ada yang tingkat kejujurannya rendah dan tingkat kejujurannya yang tinggi. Hal ini dapat kita lihat dari beberapa segi dan perilaku manusia itu baik dari perkataannya maupun perbuatannya. Jujur jika diartikan secara baku adalah mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran. Dalam praktek dan penerapannya secara hukum tingkat kejujuran seseorang biasanya dinilai dari ketepatan pengakuan atau apa yang dibicarakan seseorang dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi. Bila berpatokan pada arti kata yang baku dan harfiah, maka jika seseorang berkata tidak sesuai dengan kebenaran dan kenyataan atau tidak mengakui suatu hal sesuai yang sebenarnya, orang tersebut sudah dapat dianggap atau dinilai tidak jujur, menipu, berbohong, munafik atau lainnya.

C. Mencontohkan Prilaku Jujur dalam Kehidupan

Contoh prilaku dan sikap jujur kepada Allah SWT adalah saat kita bertaubat setelah melakukan suatu kesalahan. Syarat-syarat taubat adalah menyesali maksiat dan dosa-dosa yang dahulu dikerjakan dengan setulus-tulus penyesalan, meninggalkan perbuatan-perbuatan dosa tersebut, menolak serta meninggalkan perbuatan-perbuatan tersebut di masa yang akan datang untuk mentaati Allah dan memuliakannya. Sedangkan perkara-perkara yang harus ada pada taubat adalah; menyesali masa lalu. Berjanji kepada Allah SWT untuk meninggalkan dosa-dosa mulai dari besarnya. Bagian terkecil dari dosa tersebut hingga bagian. Selanjutnya bertekad untuk tidak kembali ke dosa-dosa tersebut lagi bila terkait dengan hak-hak manusia. Baik itu berupa harta, darah, atau


(25)

kehormatan yang menimpa mereka.

Contoh perilaku dan sikap jujur kepada Allah SWT.

Dari penjelasan di atas, jelas bahwa kita harus jujur kepada Allah SWT untuk menepati janji-janji kita agar tidak melakukan kesalahan lagi. Itulah salah-satu contoh perilaku dan sikap jujur kepada Allah SWT. Sebaliknya, jika kita mengngkari janji kepada Allah SWT, berarti kita sudah tidak jujur kepada Allah SWT. Sikap tersebut harus kita hindari, termasuk menghindari sikap jujur kepada sesama makhluk.

4. Contoh Prilaku Jujur dalam Kehidupan Sehari-hari 4.1. Contoh sikap jujur di rumah

1. Ketika Ananda disuruh berbelanja ke kedai kemudian ada uang

kembalinya Ananda mengembalikan semua uang kepada ibu sesuai dengan jumlahnya.

2. Ketika ada tamu yang datang kemudian Ananda menjelaskan pada tamu

bahwa orang tua Ananda sedang tidur sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

3. Ketika tetangga atau teman bertanya tentang masalah apa saja Ananda

menjawab apa adanya sesuai dengan kenyataan.

4.2.Contoh Prilaku jujur dalam keluarga

1. Mengembalikan uang bapak, ibu, atau saudara yang lain kalau kita

bertemu uang yang tercecer.

2. Tidak mengambil jatah makanan dan uang saudara sendiri yang diberikan

oleh orang tua atau keluarga lainnya.

3. Menceritakan keadaan yang sebenarnya pada keluarga tentang kondisi diri

sendiri dan saudara lainnya.


(26)

1. Mengampaikan pesan sesuai dengan yang sebenarnya.

2. Melaporkan keuangan organisasi sesuai kenyataan.

3. Menepati janji yang telah diucapkan dan menyampaikan kalau ada

halangan penting.

4.4.Contoh jujur pada orang tua

1. Mengembalikan uang yang berlebih pada orang tua.

2. Menyebutkan kebutuhan uang sesuai dengan yang dibutuhkan.


(27)

BERANI MELAKUKAN KEBAIKAN DAN KEBENARAN 1. Ayat Al-Quran dan Sunnah Rasul yang terkait dengan kebaikan dan kebenaran

Berani karena benar:

Asy syura ayat 38



















































Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang kami berikan kepada mereka.

Ali Imran ayat 159




















































































(28)

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”.

Maksudnya: saya memulai membaca al-Fatihah Ini dengan menyebut nama Allah. Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah ialah nama zat yang Maha suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang Ar Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.

Maksudnya: saya memulai membaca al-Fatihah Ini dengan menyebut nama Allah. setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah ialah nama zat yang Maha suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang Ar Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.


(29)

Al-baqoroh ayat 148                                

148. Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Ar Rum ayat 41-42















































































































Arti:

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (41)

Katakanlah: "Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)". (42)


(30)

Al A’raf 56-58

















































































































































































































































“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan

diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah samat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”(56)

“Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan), hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, kami halau ke suatu daerah tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai macam buah-buahan, seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.”(57)

“Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh dengan subur dengan seizin Allah, dan tanah yang tidak subur tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang


(31)

yang bersukur.”(58)

Ash Shad ayat 27:

Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka.

Al Kafirun                                                

1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,

2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.

3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.

4. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,

5. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.

6. Untukmu agamamu dan untukku lah agamaku."

Al kahfi ayat 29

                          


(32)

 

29. Dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka barang siapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir". Sesungguhnya kami Telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.

Yunus ayat 40-41(arti):

Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al-Quran, dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan (40). Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah: “Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan” (41).

Al Kahfi ayat 29(arti):

Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir." Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.


(33)

2. Berani Menyampaikan Kebaikan dan Kebenaran

Pengertian kebaikan : elok, patut, teratur, apik, rapi, tidak ada celanya, mujur beruntung, berguna, selamat, tidak kurang sesuatu apapun, berbudi pekerti.

Pengertian kebenaran: sesuai sebagaimana adanya, betul, tidak salah, tidak berat sebelah, adil, dipercaya, cocok dengan keadaan yang sebenarnya, tidak bohong, sungguh-sungguh, benar-benar, berkata terus terang.

2.1. Contoh berani menyampaikan kebaikan dan kebenaran dalam keluarga

a. Menyampaiakn secara santun pada orang tua kalau ada prilaku orang

tua yang melanggar ajaran agama.

b. Menegur adik dengan penuh kasih sayang kalau berbohong dan tidak

shalat.

c. Melarang teman masuk dalam kamar orang tua kalau kita membawa

teman ke rumah.

d. Menjaga harta orang tua.

2.2. Contoh berani menyampaikan kebaikan dan kebenaran kepada sesama teman, di sekolah atau di masjid

a. Menegur teman dengan penuh persahabatan kalau teman berkelahi dan

berkata kotor.

b. Menasehati teman yang melawan pada orang tua dan guru.

c. Menyampaikan pendapat dalam diskusi dengan bahasa baik.

d. Berani tampil di depan kelas baik disuruh maupun tidak disuruh guru.

e. Berani dan mau azan di masjid atau di mushalla.

f. Menegur teman atau orang lain membuang sampah sembarangan.

g. Mengajak teman bersih-bersih, gotong royong, shalat berjamaah di


(34)

bermain-main, patuh pada perintah Allah dan Rasul, patuh pada orang tua, guru, dan tokoh masyarakat.

3. Berani bersikap konsisten dalam perbuatan

Pengertian konsisten: tetap, tidak berubah-rubah, taat azas, ajek, selaras, dan sesuai.

Pengertian perbuatan: mengerjakan, melakukan, membikin, hasil pekerjaan, hasil perbuatan.

Contoh berani bersikap konsisten dalam perbuatan:

3.1. Mengerjakan shalat secara teratur dan terus menerus

3.2.Tidak terpengaruh dengan ajakan teman yang melanggar aturan Allah

3.3.Tidak terpengaruh dengan film, televisi dan media yang sesat dan tidak baik

3.4.Tidak membaca bacaan yang porno dan bacaan orang dewasa

3.5.Melakukan shalat berjamaah di masjid dengan tetap

3.6.Disiplin baik di rumah, di sekolah dan di mana saja berada

3.7.Berbuat baik secara terus menerus tanpa henti

4. Bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan kewajiban

Pengertian bertanggung jawab: kewajiban menanggung, memikul tanggung jawab, menanggung segala sesuatunya, menerima beban.

Pengertian kewajiban : harus dilakukan, tidak boleh tidak dilaksanakan, tidak boleh ditinggalkan, harus dilaksanakan.

Contoh bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan kewajiban:

4.1.Rajin shalat

4.2.Mengerjakan pekerjaan yang diberikan oleh orang tua dan guru sampai

selesai

4.3.Membantu orang tua dengan sukarela

4.4.Belajar dengan penuh kesadaran dan senang hati

4.5.Mengaku salah kalau melakukan kesalahan dan berjanji tidak mengulang


(35)

5. Memberikan contoh perilaku berani karena benar, contoh berani menyampaikan kebaikan dan kebenaran dalam keluarga

a) Menyampaiakn secara santun pada orang tua kalau ada prilaku orang

tua yang melanggar ajaran agama.

b) Menegur adik dengan penuh kasih sayang kalau berbohong dan tidak

shalat.

c) Melarang teman masuk dalam kamar orang tua kalau kita membawa

teman ke rumah.

d) Menjaga harta orang tua.

5.1. Contoh berani menyampaikan kebaikan dan kebenaran sesama teman, di sekolah atau di masjid:

a) Menegur teman dengan penuh persahabatan kalau berkelahi dan

berkata kotor.

b) Menasehati teman yang melawan pada orang tua dan guru.

c) Menyampaikan pendapat dalam diskusi dengan bahasa baik.

d) Berani tampil di depan kelas baik disuruh maupun tidak disuruh guru.

e) Berani dan mau azan di masjid atau di mushalla.

f) Menegur teman atau orang lain membuang sampah sembarangan.

g) Menyajak teman bersih-bersih, gotong royong, shalat berjamaah di

masjid, tidak ribut ketika mendengarkan pengajian, tidak bergelut, patuh pada perintah Allah dan Rasul, patuh pada orang tua, guru, dan tokoh masyarakat.

5.2.Contoh berani bersikap konsisten dalam perbuatan: 5.2.1. Mengerjakan shalat secara teratur dan terus menerus


(36)

5.2.3. Tidak terpengaruh dengan film, televisi dan media yang sesat dan tidak baik

5.2.4. Tidak membaca bacaan yang porno dan bacaan orang dewasa

5.2.5. Melakukan shalat berjamaah di masjid dengan tetap

5.2.6. Disiplin baik di rumah, di sekolah dan di mana saja berada

5.2.7. Berbuat baik secara terus menerus tanpa henti

5.3. Contoh Bertanggung-jawab dalam melaksanakan tugas dan kewajiban

5.3.1. Rajin shalat

5.3.2. Mengerjakan pekerjaan yang diberikan oleh orang tua dan guru sampai

selesai

5.3.3. Membantu orang tua dengan sukarela

5.3.4. Belajar dengan penuh kesadaran dan senang hat

5.3.5. Mengaku salah kalau melakukan kesalahan dan berjanji tidak mengulang


(37)

Bagian Ketiga

FIQH IBADAH

Standar Kopetensi :

Santri mampu melaksanakan praktek ibadah dan beramal shaleh dengan benar sesuai perintah Allah dan Rasul

Kemampuan Dasar

Melaksanakan praktek Ibadah dengan benar sesuai dengan tuntunan Rasullullah

Indikator Capaian

1. Melaksanakan praktek proses berudhuk

2. Memahami bacaan shalat dan menghayati maknanya

3. Memahami Sunnah rasul terkait dengan cara berudhuk dan shalat

4. Mengimplementasikan nilai-nilai shalat dalam kehidupan sehari-hari


(38)

Praktik Wudhu’ Pengertian

Wudhu’ berasal dari kata “wada’ah” yang berarti baik dan bersih.

Secara istilah: Wudhu’ adalah membasuh anggota badan tertentu sesuai dengan

ketentuan syara’ dengan disertai niat untuk menghilangkan hadas kecil Dasar hukumnya: QS. Al-Maidah/5 ayat 6:

ْﻣا َو ِ ﻖِﻓاَﺮَﻤْﻟا ﻰَﻟِ إ ْﻢُﻜَﯾِﺪْﯾَ أ َو ْﻢُﻜَھﻮُﺟُوْ اﻮُ ﻠِﺴْﻏﺎﻓ ِةﻼﱠﺼﻟا ﻰَﻟِ إ ْﻢُﺘْﻤُ ﻗ اَذِ إ ْ اﻮُﻨَﻣ

آ َﻦﯾِﺬﱠ ﻟا ﺎَﮭﱡﯾَ أ ﺎَﯾ

ْ اﻮُﺤَﺴ

ُﻜَﻠُﺟْرَ أ َﻮْﻤُﻜِﺳوُؤُﺮِ ﺑ

ءﺎَﺟ ْوَ أ ٍﺮَﻔَﺳ ﻰَﻠَﻋ ْوَ أ ﻰَﺿْﺮﱠﻣ ﻢُﺘﻨُﻜﻧِ إ َو ْ اوُﺮﱠﮭﱠ طﺎَﻓ ً ﺎﺒُﻨُﺟ ْﻢُﺘﻨُﻛ نِ إ َو ِﻦﯿَﺒْﻌَﻜْﻟا ﻰَﻟ

ِ إ ْﻢ

ْ اﻮُﺤَﺴْﻣﺎَﻓً ﺎﺒﱢﯿَط ً اﺪﯿِﻌَﺻ ْ اﻮُﻤﱠﻤَﯿَﺘَﻓ ءﺎَﻣ ْ اوُﺪ ِﺠَﺗ ْﻢَﻠَﻓ ءﺎَﺴﱢﻨﻟا ُﻢُﺘْﺴَﻣَﻻْوَ أ ِﻂِﺋﺎَﻐْﻟا

َﻦﱢﻣ ﻢُﻜﻨﱠﻣ ٌﺪَﺣَ أ

ْﻢُﻜِھﻮُﺟُﻮِ ﺑ

ﯾِﺪْﯾَ أ َو

ُﮫَﺘَﻤْﻌِﻧ ﱠﻢِﺘُﯿِﻟ َو ْﻢُﻛَﺮﱠﮭَﻄُﯿِﻟ ُﺪﯾِﺮُﯾ ﻦِﻜـَﻟ َو ٍ جَﺮَﺣ ْﻦﱢﻣ ﻢُﻜْﯿَﻠَﻌَﻠَﻌْﺠَﯿِﻟ ُ ّﷲ ُﺪﯾِﺮُﯾ ﺎ

َﻣ ُﮫْﻨﱢﻣ ﻢُﻜ

ْﻢُﻜﱠ ﻠَﻌَﻟ ْﻢُﻜْﯿَﻠَﻋ

َنوُﺮُﻜْﺸَﺗ

Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub, maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat

buang air (kakus) atau menyentuh[perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air,

maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.

Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َﺄﱠﺿَﻮَﺘَﯾ ﻰﱠﺘَﺣ َثَﺪْﺣَ أ اَذِ إ ْﻢُﻛِﺪَﺣَ أ ُةَﻼَﺻ ُﻞَﺒْﻘُﺗ َﻻ

Artinya: “Shalat salah seorang di antara kalian tidak akan diterima -ketika masih

berhadats- sampai dia berwudhu.“ (HR. Bukhari no. 6954 dan Muslim no. 225)


(39)

Syarat sah wudhu’:

1. Islam

2. Mumayyiz (bisa membedakan antara yang baik dan buruk)

3. Menggunakan air mutlak

4. Tidak ada yang menghalangi sampainya air ke kulit.

Rukun wudhu’:

1. Niat

2. Membasuh muka dari ujung dahi hingga ujung dagu dan dari anak telinga

kanan hingga anak telinga kiri.

3. Membasuh dua tangan hingga siku

4. Mengusap sebagian kepala

5. Membasuh kedua kaki hingga mata kaki

6. Tertib

Cara berwudhu’:

1. Membaca ta’awwudz dan basmalah

2. Mencuci kedua telapak tangan

3. Berkumur-kumur 3 kali atau menggosok gigi

4. Membersihkan kotoran dari rongga hidung

5. Berniat di dalam hati dengan membaca lafazh mengambil air wudhu’

ِثَﺪَﺤْﻟا ِ ﻊْﻓَﺮِﻟَءْﻮُﺿُﻮْﻟا ُﺖْﯾَﻮَﻧ ﻰ ٰﻟﺎَﻌَﺗ ِ ِّٰۦﺎًﺿ ْﺮَﻓِﺮَﻐْﺻَ ْﻻا

Artinya: "Aku niat berwudhu untuk menghilangkan hadast fardhu karena

Allah".

6. Membasuh muka dari ujung dahi hingga ujung dagu dan dari anak telinga

kanan hingga anak telinga kiri 3x.

7. Membasuh dua tangan hingga siku 3x sampai benar-benar rata, sambil

menyila-nyila jari tangan kanan dengan tangan kiri, dan sebaliknya. (Anggota tubuh yang dibasuh berpasangan hendaklah mendahulukan yang kanan dari pada yang kiri.)

8. Mengusap sebagian kepala


(40)

10.Membasuh kedua kaki hingga mata kaki 3x sambil menyila-nyila jari kaki kanan dengan jari tangan kiri dan menyila-nyila jari kaki kiri dengan jari tangan kanan.

11.Membaca doa sesudah wudhu’:

ُﮫَﻟ َﻚْﯾِﺮَﺷَﻻ ُهَﺪْﺣَو ُﷲ ﱠ ﻻِا َﮫَﻟِ إَﻻ ْنَا ُﺪَﮭْﺷَ أ ,

ُﮫُ ﻟْﻮُﺳَرَو ُهُﺪْﺒَﻋ اًﺪﱠﻤَﺤُﻣ ﱠنَا ُﺪَﮭْﺷَ أَو

َﻦْﯿِﺤِﻟﺎﱠﺼﻟا َكِدﺎَﺒِﻋ ﻦِﻣ ْﻲَﻨْﻠَﻌْﺟَﻮَﻨْﯾِﺮﱢﮭَ ﻄَﺘُﻤْﻟا َﻦِﻣ ﻲِﻨْﻠَﻌْﺟاَو َﻦْﯿِ ﺑاﱠﻮﱠﺘﻟا َﻦِﻣ ﻲِﻨْ ﻠَﻌْﺟا ﱠﻢُﮭﱠ ﻠﻟا Artinya:"Aku bersaksi, tiada Tuhan melainkan Allah yang tunggal dan tiada

sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi, bahwa Nabi Muhammad SAW, adalah utusan-Nya.Ya Allah, jadikanlah aku orang yang ahli taubat dan jadikanlah aku orang yang suci, dan jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang shaleh".

Hal-hal membatalkan wudhu’:

1. Keluar sesuatu dari qubul atau dubur, baik sengaja atau tidak.

2. Hilang akal karena gila, tidur, mabuk, dan sebagainya.

3. Bersentuhan kulit laki-laki dengan perempuan yang bukan muhrim yang

sudah baligh (menurut mazhab Syafi’i).

4. Menyentuh kemaluan dengan telapak tangan secara langsung.

5. Murtad

Untuk mempraktikkan wudhu’, hendaklah mempedomani instrumen di bawah ini dengan bimbingan guru:


(41)

Instrumen Praktik Wudhu’

No Kegiatan Skor Ket.

1 2 3

1 Membaca basmalah

2 Mencuci telapak tangan

3 Berkumur-kumur

4 Membasuh hidung

5 Membaca lafazh niat

6 Membasuh muka

7 Membasuh kedua tangan hingga siku

8 Menyela-nyela jari-jari tangan

9 Menyapu sebagian kepala

10 Membasuh kedua telinga

11 Membasuh kedua kaki hingga mata kaki

12 Menyela-nyela jari-jari kaki

13 Membaca doa setelah berwudhu’

14 Mendahulukan yang kanan dari pada kiri

15 Tertib

Skor Maksimal 45

Ket.

Skor 3 : dilaksanakan secara sempurna

Skor 2 : terdapat kekurangan, tetapi tidak menyebabkan batal

Skor 1 : terdapat kekurangan dan menyebabkan kegiatan tersebut tidak sah atau tidak dilakukan sama sekali.


(42)

BACAAN SHALAT DAN MAKNANYA A. Pengertian Shalat dan Dasar Hukumnya

Shalat, secara bahasa berarti doa. Sedangkan menurut istilah, shalat adalah ibadah berupa perkataan dan perbuatan yang dimulai dari takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam dengan memenuhi syarat dan rukun yang ditentukan untuk mentaati perintah Allah dan mencari keridhaan-Nya.

Shalat diperintahkan untuk didirkan lima kali sehari semalam, yaitu Shubuh, Zhuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya. Hukumnya fardhu‘ain bagi setiap muslim. Artinya shalat wajib dilaksanakan oleh setiap pribadi muslim yang telah

mukallaf.

Banyak ayat-ayat al-Qur’an yang menjelaskan tentang perintah shalat, di antaranya adalah:

1. Qs. Al-Ankabut/29 :45

































































































Artinya: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al

Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

2. Qs. Thaha/20: 14


































(43)

Artinya: Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain

Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.

Rasulullah SAW juga bersabda:

ﻰﱢﻠَﺻُ ا ﻰِﻧاْﻮُﻤُﺘْﯾَ أَر ﺎَﻤَﻛ اﻮﱡ ﻠَﺻ

Artinya: Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat. (HR. Bukhari, Muslim, dan Ahmad).

Dalam hadis lain, Rasul juga bersabda:

ْﻢُﮭُﺑِﺮْﺿاَو َﻦْﯿِﻨِﺳ َﻊْﺒَﺳ ُءﺎَﻨْﺑَ أ ْﻢُھَو ِةَﻼﱠﺼﻟﺎِ ﺑ ْﻢُﻛَدَﻻْوَ أ اْوُﺮُﻣ َﻦْﯿِﻨِﺳ ِﺮْﺸَﻋ ُءﺎَﻨْﺑَ أ

Artinya: Perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan shalat di waktu usia mereka

meningkat tujuh tahun dan pukullah mereka (bila meninggalkannya) diwaktu mereka berusia sepuluh tahun. (HR. Ahmad, Abu Daud, dan

Hakim).

B. Bacaan dalam shalat fardhu

Sebelum mempelajari bacaan shalat, perlu dipahami kembali rukun shalat. Rukun ini merupakan gerakan atau bacaan yang tidak boleh ditinggalkan dalam melaksanakan shalat. Adapun rukun shalat adalah:

1. Niat

2. Berdiri bagi yang mampu, jika tidak bisa duduk atau berbaring bagi yang

sakit.

3. Takbiratul ihram, dengan membaca “Allahu Akbar”

4. Membaca surat al-Fatihah

5. Ruku’ dengan thuma’ninah (berhenti sejenak)

6. I’tidal dengan thuma’ninah

7. Sujud dengan thuma’ninah

8. Duduk antara dua sujud dengan thuma’ninah

9. Duduk akhir (duduk tawarru’)

10.Membaca tasyahud akhir (ketika duduk tawarru’)

11.Membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW

12.Mengucapkan salam pertama


(1)

Bagian Kelima

MOTIVASI


(2)

AKU SANG JUARA: TUJUAN HIDUP SEORANG PEMENANG

Pernahkah kita bayangkan ada mereka yang tak punya kaki dan tangan tapi bisa berhasil dalam dunia pendidikan. Adakah kita mendengar tentang seorang anak yang dilahirkan dalam kondisi lumpuh total, hanya mata dan lidahnya saja yang bisa bergerak. Tapi, hafal Al-Qur’an 30 juz, jadi dosen perguruan tinggi, jadi wartawan olahraga dan terkenal di televisi.

Bisakah kita rasakan ada anak yang setiap hari diejek oleh teman sekolahnya karena cacat tubuh yang dialaminya, tapi kemudian berkata: “Mulai hari ini, saya tidak akan marah pada siapapun yang menghina saya, karena mustahil tuhan menciptakan saya kalau tidak tidak ada maksud positif di balik hadirnya saya di dunia ini”.

NAMANYA AMMAR BUGIS

Dia dilahirkan di Wisconsin Amerika pada 22 Oktober 1986. Lahir normal sebagaimana anak-anak lainnya. Namun, pada usia 3 bulan dia didiagnosis menderita penyakit langka, werdnig hoffmann, yang intinya dia lumpuh total, hanya mata dan lidahnya saja yang dapat digerakkan. Selebihnya lumpuh tak dapat bergerak.

Orang tuanya yang berkebangsaan Arab Saudi dan nama Bugis diturunkan dari buyutnya yang berasal dari Bugis Sulawesi Selatan. Kebetulan orang tuanya sedang kuliah di Amerika, mengobatinya dengan telaten walau para dokter mengatakan bahwa paling lama si Ammar kecil hanya 2 tahun saja bisa bertahan hidup di dunia. Selama dua tahun tersebut berkali-kali Ammar hampir kehilangan nyawanya.

Allah berkehendak lain, Ammar tumbuh terus melewati batas usia yang dikatakan oleh dokter Amerika, dan oleh orangtuanya di disekolahkan di Sekolah Dasar di Amerika sampai kelas 3 karena orangtuanya mesti balik ke Negara Asalnya dan pendidikannya dilanjutkan dengan home schooling (Sekolah di rumah) dengan orangtuanya sebagai pendidiknya.


(3)

Prestasi Ammar Bugis dari hari ke hari tumbuh dengan cemerlang, di usia 13 tahun saja dia sudah hafal Alqur’an 30 Juz, dia kuliah di King Saud University Arab Saudi dan lulus sebagai lulusan terbaik, walaupun melewati begitu banyak tantangan dari sisi fisik dan dari beberapa dosen yang kurang menyukainya. Setamatnya dari kampus selanjutnya dia bekerja sebagai wartawan olahraga di majalah Al-madinah dan hebatnya Ammar melakukan tugas kewartawanannya tanpa menggunakan alat perekam, murni mengandalkan daya ingatnya yang luar biasa.

Ammar Bugis tidak mau diistimewakan dan dianggap sebagai beban, makanya sewaktu tampil di media dia mengatakan bahwa kami bukan anak yang berkebutuhan khusus tapi anak yang memiliki kemampuan khusus. Dia tak mau dikatakan sebagai anak cacat, dia mengatakan saya anak Muslim dan saya tidak cacat.

Diakhir tahun 2012 beliau berkesempatan datang ke Indonesia, di Istiqlal, Syaikh Ammar Bugis menyampaikan pesan motivasinya buat anak dan pemuda di Indonesia...”Rahasia kesuksesan saya adalah iman kepada Allah, mendalami Al-Qur’an dan Tawakkal kepada Allah, selanjutnya kemauan yang tinggi, tidak berhenti berusaha, dan menyerahkan hasilnya pada Allah.

POTENSI KITA YANG LUAR BIASA

Barangkali semua kita mengenal dengan salah ciptaan Allah yang menakjubkan, namanya Lebah yang memiliki kemampuan atau kecerdasan sekitar 25 jenis. Mulai dari membangun sarang heksagonal, mencari makanan berdasarkan koordinat yang dipancarkan oleh teman yang menemukan sumber makanan, membela sarangnya dari makhluk lainnya, mengeluarkan madu yang berkhasiat banyak bagi kesehatan kita, dan seterusnya.

Sel otak seekor lebah hanyalah 7000 sel otak. Dibandingkan dengan makhluk Allah yang lainnya, manusia diberikan potensi otak yang sangat luar biasa dan sel otak kita lebih kurang 1.000.000.000.000 banyaknya terdiri atas 100 miliar sel otak aktif dan 900 miliar sel otak pendukung. Seorang pakar tentang sel otak yang


(4)

bernama Roger Sperry mengatakan potensi otak kita antara lain:

1. Otak manusia mempunyai 1 trilyun neuron: 100 miliar sel syaraf aktif dan

900 miliar sel pendukung.

2. Bekerja secepat kilat (Tiap-tiap Neuron dapat tumbuh hingga 20 ribu

cabang).

3. Jumlah “Peta Pikiran” yang mampu dihasilkan otak, 1.000 ( 10.5 juta km

angka nol standart )

4. Otak adalah alam semesta seberat setengah kilo (Marian C. Diamond)

5. Rata-rata manusia hanya menggunakan 0.0001 persen kapasitas otaknya,

6. Raksasa tidur yang menakjubkan bukan wadah untuk diisi, tetapi api yang

siap untuk dipijarkan.

7. Riset semakin menunjukkan bahwa kreativitas dan ingatan adalah tanpa

batas.

Allah juga membuat otak kita terdiri atas 2 belahan. Otak kiri yang bertanggungjawab mengenai sisi akademis terkait dengan kemampuan analisa, kecerdasan kata-kata, matematika, urut-urutan, dan otak ini mengingat secara sementara. Otak belahan kanan bertanggungjawab untuk sisi Kreatifitas seperti kecerdasan dalam musik, film, gambar, imajinasi, emosi dan mengingat secara permanen.

Diibaratkan sebuah komputer potensi kita sangat lengkap, ada otak layaknya perangkat kerasnya, pikiran sebagai perangkat lunak atau sistem operasinya, panca indera sebagai keyboard untuk memasukkan perintah atau informasi dan sebagai output atau tampilannya adalah perkataan, tindakan, dan perbuatan kita.

KITA SEMUA BISA SUKSES

Sebagian besar orang sukses yang pernah kita kenal, yang kita baca atau dengar tentang kesuksesannya, terlebih dahulu sukses mengelola persepsinya


(5)

tentang diri sendiri dan adanya sang pencipta yang mengendalikan dirinya. Sebagaimana Allah mengatakan pada kita pada surat Arra’d ayat 13: “...Sesungguhnya aku tidak akan merubah nasib suatu kaum sebelum mereka

merubah diri mereka terlebih dahulu..” yang berarti adanya usaha kita terlebih

dahulu sebelum Allah memandang kita layak untuk mendapatkan kesuksesan tersebut.

Ada terkadang kendala atau penghalang seseorang untuk dapat sukses sebagaimana orang lainnya, penghalang itu ada yang nampak dan penghalang tak tampak seperti pikiran negatif, takut gagal, dan karakter merusak. Maka langkah kita dalam menuju kesuksesan dalam segala hal adalah:

1. Tuliskan impian atau cita-cita yang mau kita capai.

2. Meyakini bahwa impian dan cita-cita itu akan dikabulkan Allah.

3. Melakukan aksi yang menunjang pencapaian cita-cita atau impian (contoh:

Belajar secara maksimal untuk lulus ujian kelas).

4. Jangan pernah menyerah ketika adanya tantangan, seperti rasa malas,

bosan, kekurangan sarana, dll.

5. Mempersiapkan diri mendapatkan kesuksesan, mental, sikap tubuh, dan

pikiran.

SIKAP DIRI PARA JUARA

Seorang pemenang sejati memiliki sikap mental juara, pantang menyerah, terus berusaha, dan mencari berbagai alternatif solusi ketika adanya tantangan. Untuk itu seorang juara perlu juga membuat komitmen diri seperti:

• Dengan ilmu, aku dapat membedakan baik dan buruk, benar dan salah,

lurus dan belok.

• Dengan keyakinan, iman, dan motivasi, aku hidup menjadi bergairah

• Dengan keterampilan, kesehatan dan manajemen, aku dapat bekerja

dengan produktif.

Dan disinilah, di tempat ini, sekarang, bersama orang yang ada di sini, aku menemukan ketiga hal tersebut.


(6)

Keep spirit! Semoga kita bertemu di tangga kesuksesan bersama mereka yang

lebih dahulu sukses dibandingkan kita. Kalau mereka bisa sukses, kita tentunya juga bisa, kan?


Dokumen yang terkait

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tembakau Dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Pada PT Mangli Djaya Raya

3 126 8

Pola Mikroba Penyebab Diare pada Balita (1 bulan - 5 tahun) dan Perbedaan Tingkat Kesembuhan Di RSU.Dr.Saiful Anwar Malang (Periode Januari - Desember 2007)

0 76 21

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

Tingkat Stress pada Ibu Pengasuhan Anak dengan Retardasi Mental (Studi Pada Ibu – ibu kandung Anak Retardasi Mental Malang)

7 61 31

Analisis Tingkat Kepentingan (Importance) dan Kinerja (Performance) Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen : Studi Kasus Pada Cipaganti Travel Cabang Jember

0 12 16

Pengaruh metode sorogan dan bandongan terhadap keberhasilan pembelajaran (studi kasus Pondok Pesantren Salafiyah Sladi Kejayan Pasuruan Jawa Timur)

45 253 84

Tingkat Pemahaman Fiqh Muamalat kontemporer Terhadap keputusan menjadi Nasab Bank Syariah (Studi Pada Mahasiswa Program Studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

1 34 126

Pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar siswa di Pondok Pesantren Al-Haniifiyyah Pedurenan Bekasi

3 64 69

Tinjauan Atas Prosedur Pengelolaan Dana Kas Kecil Pada Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) Kota Bandung

6 34 49

Kontrol Yuridis PTUN dalam Menyelesaikan Sengketa Tata UsahaNegara di Tingkat Daerah

0 0 25