PEMAHAMAN GURU TENTANG KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DALAM MENGEMBANGKAN KONSEP MATEMATIS PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR.

(1)

PEMBELAJARAN DALAM MENGEMBANGKAN KONSEP

MATEMATIS PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR

DISERTASI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Doktor Ilmu Pendidikan dalam Bidang Pengembangan Kurikulum

Oleh

R. SRI MARTINI MEILANIE

NIM. 0908649

PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG


(2)

AND LEARNING IN DEVELOPING MATHEMATICAL

CONCEPTS AT ELEMENTARY SCHOOL

Oleh

R. Sri Martini Meilanie Dra IKIP Jakarta, 1983 M.Pd IKIP Bandung, 1998

Sebuah Disertasi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Doktor (Dr.) Ilmu Pendidikan dalam Bidang Pengembangan Kurikulum

© R. Sri Martini Meilanie 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Disertasi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

(5)

Alhamdulillah, dengan segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah kepada penulis yang tidak terhitung dan ternilai. Selanjutnya, penulis juga bersyukur telah diberi kesempatan dan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan disertasi ini dengan judul “PEMAHAMAN GURU TENTANG KURUKULUM DAN

PEMBELAJARAN DALAM MENGEMBANGKAN KONSEP MATEMATIS PESERTA

DIDIK SEKOLAH DASAR”.

Adapun tujuan penulisan disertasi ini untuk memenuhi salah satu dari sebagian syarat untuk memperoleh gelar Doktor bidang kependidikan pada Sekolah Pascasarjana Program Studi Pengembangan Kurikulum Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

Disertasi ini mendeskripsikan hal-hal yang berkaitan dengan kurikulum dan pembelajaran matematika dari sebagian Sekolah Dasar di wilayah DKI Jakarta dalam mengimplementasikan pengembangan konsep matematis kepada peserta didiknya. Penelitian ini mendeskripsikan hasil implementasi kurikulum dan pembelajaran matematika di SD dalam mengembangkan konsep matematis serta menemukan faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi kurikulum dan pembelajarannya.

Tulisan ini terdiri dari lima bab, yaitu: Bab I Pendahuluan, Bab II Kajian Teoritis mengenai Kurikulum dan Pembelajaran Pemahaman Konsep Matematis, Bab III Metodologi Penelitian, Bab IV Temuan Penelitian dan Pembahasan, dan Bab V Kesimpulan, Implikasi dan Rekomendasi.

Disertasi ini telah disusun secara maksimal, namun penulis menyadari dan meyakini bahwa hasil penelitian dan penulisan ini masih jauh dari sempurna baik dari analisis isi, sistimatika penulisan maupun bahasa yang digunakan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan guna menyempurnakan tulisan ini selanjutnya.


(6)

suatu pertanggungjawaban moral keilmuan.

Bandung, Juni 2014 Penulis,

R.SRI MARTINI MEILANIE


(7)

Dengan segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan ridho Nya, serta shalawat dan salam senantiasa disampaikan kehadapan Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan disertasi ini meskipun dengan waktu yang cukup panjang.

Dalam proses penyelesaian disertasi ini penulis banyak memperoleh bantuan, dan latihan kesabaran dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini, ijinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada yang terhormat:

Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Prof.Dr.H.Sunaryo Kartadinata, M.Pd., beserta para Pembantu Rektor yang telah memberikan kesempatan serta fasilitas belajar di Sekolah Pascasarjana Universitas pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Prof.Dr.H. Didi Suryadi, M.Ed., beserta para Asisten Direktur yang telah memberi arahan dan bimbingnan, serta motivasi dalam menyelesaikan penulisan disertasi ini.

Prof.Dr.H. Ishak Abdulhak, M.Pd., sebagai ketua Program Studi Pengembangan Kurikulum sekaligus Promotor yang selalu memberi pengarahan, dorongan, petunjuk, pandangan, kemudahanan yang sangat berarti bagi penulis dalam upaya menyelesaikan studi dan penulisan disertasi ini.

Dr. Toto Ruhimat, M.Pd. sebagai Ko Promotor, yang dengan segala kesabaran, dan kemudahan dalam meluangkan waktu membimbing dan memberikan pandangan-pandangan, berbagi pengalaman serta pengetahuan menjadikan sebuah stimuli yang kuat sehingga semua ini tidak akan terlupakan oleh penulis sebagai upaya dalam menyelesaikan studi.

Prof Jozua Sabandar, MA, Ph.D. selaku anggota promotor yang dengan segala kesabaran, kearifan, meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi masukan-masukan pengembangan kajian konsep serta rumusan hasil penelitian secara maksimal.


(8)

menyelesaikan studi tahap demi tahap meskipun dalam kondisi kurang sehat, serta seluruh dosen Program Studi Pengembangan Kurikulum dan segenap staf Administrasi Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung yang telah banyak memberikan pengetahuan serta pelayanan maksimal kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tahapan perkuliahan tanpa mengalami kendala.

Kepada Rektor Universitas Negeri Jakarta, dekan fakultas Ilmu Pendidikan serta Ketua Jurusan Pendidikan Guru-Pendidikan Anak Usia Dini yang telah memberi ijin, dorongan dan dukungan selama penulis menjalani studi di Bandung.

Kepada suami dan anak-anak, Bapak (alm) dan mama (alm) yang memberikan ingatan tersendiri bagi penulis selama menyelesaikan studi dari S2 sampai dengan S3, serta bapak mertua (alm) dan Ibu mertua dengan sepenuh hati doanya menghantarkan penulis untuk dapat menyelesaikan studi, serta kakak-kakak, adik-adik dan kemenakan semua yang tidak henti-hentinya memberi doa dan support dengan tulus dalam mendampingi penulis menyelesaikan studi di Sekolah Pascasarjana UPI Bandung. Juga teman-teman seangkatan yang tidak hentinya selalu memberikan motivasi serta dukungan kebersamaan saling memberi penguatan sampai terselesaikannya disertasi ini. Untuk itu penulis haturkan banyak terima kasih, semoga semua kebaikan ini akan dibalas Allah SWT dengan pahala yang berlimpah. Amin ….. amin ya robbal alamin

Bandung, Juni 2014 Penulis,

R.Sri Martini Meilanie


(9)

R. Sri Martini Meilanie, 2014

Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Mengembangkan Konsep Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

LEMBAR PENYATAAN ... ii

ABSTRAK / ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMAKASIH ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR BAGAN ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 15

C. Rumusan dan Pembatasan Masalah ... 16

D. Pertanyaan Penelitian ... 18

E. Tujuan Penelitian ... 21

F. Manfaat Penelitian ... 21

BAB II KURIKULUM DAN P EMBELAJARAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DI SEKOLAH DASAR ... 23

A. Hakekat Kurikulum dan Pembelajaran ... 23

1. Pengertian Kurikulum ... 23

2. Fungsi dan Kegunaan Kurikulum ... 26

3. Pengembangan Kurikulum ... 27

4. Kurikulum Sebagai Suatu Sistem... 31

5. Pengertian Pembelajaran ... 34


(10)

R. Sri Martini Meilanie, 2014

Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Mengembangkan Konsep Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Hakekat Pembelajaran Matematika... 37

1. Pembelajaran Matematika ... 37

2. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar... 43

C. Hakekat Pemahaman Konsep Matematis ... 52

1. Pemahaman Konsep Matematis ... 52

2. Pemahaman Konsep Matematis di Sekolah Dasar ... 55

D. Penelitian yang Relevan ... 56

E. Kerangka Pikir ... 62

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 65

A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 66

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 69

C. Sumber Data Penelitian ... 70

D. Teknik Pengumpulan Data ... 70

E. Definisi Operasional ... 74

F. Instrumen Penelitian ... 75

G. Teknik Analisis Data ... 88

H. Uji Keabsahan Temuan Penelitian ... 90

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 94

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 94

B. Interpretasi Temuan Penelitian ... 125

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 132

BAB 5 KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 146

A. Kesimpulan ... 146


(11)

R. Sri Martini Meilanie, 2014

Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Mengembangkan Konsep Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C.. Rekomendasi ... 149

DAFTAR PUSTAKA ... 153

LAMPIRAN ... 154


(12)

R. Sri Martini Meilanie, 2014

Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Mengembangkan Konsep Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman 1. Tabel 1.1 Hasil UASBN SDN Se DKI Tahun 2009/2010 Sampai


(13)

R. Sri Martini Meilanie, 2014

Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Mengembangkan Konsep Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

1. Gambar 1.1 Perumusan Masalah Penelitian ... 18

2. Gambar 2.1 Keterkaitan Aspek-aspek Kegiatan Kurikulum ... 29

3. Gambar 2.2 Ruang Lingkup Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ... 31

4. Gambar 2.3 Hubungan Komponen-Komponen Kurikulum ... 32

5. Gambar 2.4 Kegiatan Didaktik Menurut Konsep De Corte ... 35

6. Gambar 2.5 Keterkaitan Komponen-Komponen Dalam Proses Pembelajaran ... 36

7. Gambar 2.6 Struktur Materi Pembelajaran Matematika di SD ... 43

8. Gambar 2.7 Struktur Pengetahuan Matematika ... 45


(14)

R. Sri Martini Meilanie, 2014

Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Mengembangkan Konsep Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR BAGAN

No. Bagan Halaman 1. Bagan 3.1 Desain Pengolaham Data Dari Creswell ... 66 2. Bagan 3.2 Alur Penelitian ... 69


(15)

R. Sri Martini Meilanie, 2014

Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Mengembangkan Konsep Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1. Lampiran 1 Silabus dan RPP Mata Pelajaran Matematika ... 158

2. Lampiran 2 Hasil Pengolahan Data Penelitian ... 192

3. Lampiran 3 Instrumen Penelitian... 254

4. Lampiran 4 Surat Keterangan Expert Judgement ... 275


(16)

R. Sri Martini Meilanie, 2014

Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Mengembangkan Konsep Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

R. Sri Martini Meilanie (2014).

Pemahaman Guru tentang Kurikulum dan Pembelajaran dalam Mengembangkan Konsep Matematis Peserta Didik SD.

Fokus masalah penelitian ini adalah guru kurang memahami kurikulum dan pembelajaran pemahaman konsep matematis di SD, yang menyebabkan rendahnya pemahaman konsep matematis peserta didik. Guru pun kurang memahami tujuan pembelajaran matematika di SD salah satunya membentuk dan mengembangkan pemahaman konsep matematis (cara berpikir ilmiah) pada peserta didik. Hal ini membawa dampak pada implementasi kurikulum dan pembelajaran dalam mengembangkan pemahaman konsep matematis belum dapat dilakukan secara optimal. Proses pembelajaran matematika kurang optimal karena guru belum menyusun rancangan kurikulum dan pembelajaran sebagai pedoman yang akan digunakan pada proses pembelajaran serta kurangnya dukungan fasilitas dan sarana pembelajaran serta support

psikologis dari kepala sekolah. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis tentang rancangan kurikulum dan pembelajaran matematika yang disusun guru, implementasi kurikulum dan pembelajaran matematika di sekolah dan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran matematika di sekolah. Dimana ketiga aspek yang dideskripsikan ini akan memberi gambaran sejauhmana kesesuaian antara pengembangan pokok-pokok pikiran/ide kurikulum dan pelaksanaannya sehingga pemahaman konsep matematis dapat dipahami oleh peserta didik. Jenis penelitian ini termasuk studi kasus, dengan pendekatan deskriptif dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Lokasi penelitian pada 4 SD di DKI Jakarta, wilayah Jakarta Timur, Jakarta Pusat, Jakarta Utara dan Jakarta Selatan. Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif. Berdasarkan karakteristik penelitian ini, teknik pengumpulan data menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif (convcergence) yang diadopsi dari Creswell. Teknik analisa data yang sesuai dengan karakteristik penelitian deskriptif kualitatif adalah analisis kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas dan konfirmabilitas. Temuan penelitian menggambarkan bahwa guru kurang paham tentang konsep matematis dalam rangka membentuk pola pikir ilmiah peserta didik, yang dipahami matematika membelajarkan peserta didik dapat dan pintar berhitung, guru tidak merancang kurikulum dan pembelajaran matematika (silabus dan RPP), karena menggunakan kurikulum yang dapat dibeli pada penerbit tertentu. Pada implementasi kurikulum dan pembelajaran di kelas, guru kurang memahami kompetensi yang harus dimiliki peserta didik sehingga guru kurang dapat menentukan kompetensi dasar, indikator serta materi yang harus disampaikan kepada peserta didik yang berkaitan dengan pemahaman konsep matematis. Sehingga tingkat capaian pembelajaran pemahaman konsep matematis yang dapat membentuk kemampuan berpikir logis, analitis, rasional, kritis, sistematis dan kreatif belum terbentuk secara optimal. Kesimpulannya guru kurang optimal dalam proses implementasi kurikulum dan pembelajaran matematika di sekolah, sehingga berdampak pada hasil belajar pemahaman konsep matematis tidak terbentuk pada peserta didik. Hasil penelitian ini merekomendasikan (1) guru perlu dilatih memahami langkah-langkah pengembangan kurikulum yang mengacu kepada standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator kecapaian hasil belajar sesuai kebutuhan sekolah dan peserta didik dan (2) untuk kelas tinggi sebaiknya diberlakukan guru bidang studi khususnya untuk mata pelajaran matematika.


(17)

R. Sri Martini Meilanie, 2014

Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Mengembangkan Konsep Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

R. Sri Martini Meilanie (2014).

Teachers understanding of Curriculum and Learning in Developing Mathematical Concepts at Elementary School.

The focus of this research is about the teachers' lack in understanding of the curriculum and learning of mathematical concepts at elementary school, which causes to the lack of understanding of mathematical concepts learners. Teachers also do not understand the purpose of mathematics learning in elementary school and one of them to build and develop an understanding of mathematical concepts (scientific mindset). This had an impact on the implementation of the curriculum and learning in developing of understanding of mathematical concepts that cannot be performed optimally. The process of learning mathematics is less than optimal because the teacher has not prepared a draft of curriculum and learning as a guideline to be used in the learning process, besides of minimum supporting material and facilities, also minimum psychological support from the principal. The purposes of this study are to describe and analyze about the curriculum concept and the learning of mathematics composed by teachers, the curriculum implementation and learning of mathematics at schools and the factors that affect the implementation of learning mathematics. The three aspects that have been described will give an idea about how far the conformity between the development of the thoughts / ideas of curriculum and its implementation so that the understanding of mathematical concepts can be understood by learners. The research methodology that author used is categorized as case study, with descriptive approximation approach, and qualitative method as research methodology. Samples of this research are taken from fours elementary school in several areas in DKI Jakarta, Those areas are East Jakarta, Central Jakarta, North Jakarta, and South Jakarta. This study design uses qualitative research design. Designs of this research is qualitative; based on this research characteristics, technique of samples collection is combining qualitative and quantitative techniques; triangulation design, Convergence Model, that adopted from Creswell. Data analysis technique is appropriate to research characteristics qualitative descriptive are credibility analysis, transferability, dependability, and conformability. The research result describe that teachers do not understand about mathematical concepts in order to create a scientific mindset of students, teacher's understanding about learning Mathematics is how to tutoring students to be able and expert in counting, teachers are not designing a curriculum and mathematics studies pattern (Syllabus and RPP), because they use a curriculum that can be purchased at particular publisher. In the implementation of curriculum and learning in the classroom, teachers do not understand the competencies required for students so that the teacher is not able to determine the basic competencies, indicators also materials to be conveyed to students related to the understanding of mathematical concepts. So, the level of achievement in learning of understanding mathematical concepts that can create the logical thinking, analytical, rational, critical, and creative cannot optimally formed. In conclusion teachers were not optimizing the curriculum implementation and studies in elementary level, so the impact is the learning process result of mathematical concepts understanding, was not perform on the students. The results of this study recommend (1) teachers need to be trained to understand the steps of curriculum development, which refers to the standard of competence, basic competence


(18)

R. Sri Martini Meilanie, 2014

Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Mengembangkan Konsep Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(19)

R. Sri Martini Meilanie, 2014

Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Mengembangkan Konsep Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai sumber daya utama yang diunggulkan kemampuan akal dan daya nalarnya, dimana nalar merupakan perpaduan antara apa yang diketahui tentang kebenaran yang berazaskan ilmu pengetahuan, informasi dan pengalaman-pengalaman kebenaran lain yang didapatnya, secara umum semua itu disebut pengetahuan. Pengetahuan (knowledge), akan menjadi sumber daya yang lebih penting dalam mengembangkan daya kooperatif dan kompetitif. Masalah utama yang dihadapi saat ini adalah bagaimana mengembangkan dan mengelola sumber daya manusia agar berkualitas dan memiliki pengetahuan melalui pendidikan yang terencana dan terarah.

Dewasa ini, kebutuhan akan pendidikan sudah merupakan komoditas yang sangat penting bagi setiap bangsa. Demikian pentingnya kebutuhan akan pendidikan, sehingga pendidikan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari usaha memajukan suatu bangsa. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan apabila setiap saat diadakan penyempurnaan sistem pendidikan, yang disesuaikan dengan perubahan, kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Penyempurnaan ini dilaksanakan berorientasi pada pemikiran bahwa bangsa yang dapat menjamin kelangsungan hidupnya sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah bangsa yang selalu berusaha mencerdaskan rakyatnya dengan tujuan pendidikan nasional yaitu ikut serta mencerdaskan bangsa sesuai dengan perkembangan iptek yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 serta berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU.Sisdiknas) No. 20/Tahun 2003 pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional memiliki tujuan untuk


(20)

R. Sri Martini Meilanie, 2014

Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Mengembangkan Konsep Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengembangkan potensi peserta didik sebagai insan yang religius, spiritual dan memiliki moralitas yang tinggi serta menjadi manusia sosial dan berbudaya yang baik. Jadi, pendidikan nasional mengedepankan pembentukan karakter kemudian

melangkah pada penguasaan “knowledge” dan “skills” hingga terbentuklah manusia yang berilmu, cakap, kreatif, inovatif, mandiri dan bertanggungjawab sebagai warga negara yang demokratis.

Berbagai upaya untuk menunjang pencapaian tujuan pendidikan nasional, yang dilakukan pemerintah yaitu dengan membangun sarana pendidikan dan fasilitas pendukung lainnya sampai ke pelosok daerah, serta menambah jumlah tenaga pendidik yang berkualitas melalui program peningkatan kualitas tenaga guru untuk jenjang Taman Kanak-Kanak sampai dengan Sekolah Menengah Umum/Kejuruan harus memiliki dasar pendidikan Strata 1 sesuai yang diamanahkan oleh Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005.

Pada kenyataannya, pendidikan merupakan suatu masalah yang kompleks dari tingkat pendidikan dasar sampai menengah. Banyak hal yang mempengaruhi pelaksanaannya, hal ini sebagai bukti bahwa pendidikan tidak berdiri sendiri. Oleh karena itu, masalah pendidikan yang rumit ini tidak saja menjadi tanggungjawab pemerintah semata-mata, tetapi juga orang tua dan masyarakat yang masih memiliki kepedulian dan perhatian terhadap pendidikan.

Salah satu masalah utama pendidikan di Indonesia adalah “apa dan bagaimana kualitas pembelajaran” dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Banyak kejadian yang dapat dilihat mengenai pelaksanaan pendidikan, yang menunjukkan belum adanya peningkatan mutu yang signifikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil ujian akhir sekolah SD di DKI Jakarta 3 tahun terakhir ada penurunan (data dari Dinas Pendidikan Dasar, 2012).

Permasalahan mutu pendidikan tidak saja terjadi pada tingkat pendidikan menengah dan tinggi, tetapi juga terjadi pada tingkat pendidikan dasar. Berdasarkan penelitian tentang daya serap peserta didik Sekolah Dasar (SD) oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Pendidikan (Balitbang) Depdiknas, Jiyono dalam harian Kompas (2007: 8) tercatat bahwa daya serap peserta didik SD hanya


(21)

R. Sri Martini Meilanie, 2014

Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Mengembangkan Konsep Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

57% yang berarti 43% bahan yang diberikan tidak dikuasai oleh peserta didik. Temuan ini terasa lebih buruk lagi bila dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan Komisi Pembaharuan Indonesia pada tahun 2009, yang mengemukakan bahwa daya serap peserta didik SD berada pada rentangan 50%-60%. Kenyataan ini menunjukkan selama kurun waktu 4 tahun tidak terjadi peningkatan mutu pembelajaran. Hal inilah yang menjadi awal fokus permasalahan yang patut

dipertanyakan bahwa “ada apa dengan implementasi kurikulum dan pembelajaran di sekolah sehingga tidak ada peningkatan hasil belajar peserta didik”.

Pembelajaran matematika diberikan di Sekolah Dasar (SD) dengan tujuan agar dapat membentuk pola pikir yang logis, analitis, rasional, kritis, sistematis dan kreatif. Dimana pola pikir ini diperlukan peserta didik untuk menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan perkembangan jaman. Adapun kompetensi yang ingin dicapai dari pembelajaran matematika di SD adalah agar peserta didik memiliki kemampuan untuk memahami konsep dan mengaplikasikannya dengan menggunakan nalar agar dapat memecahkan masalah yang dihadapinya serta dapat mengkomunikasikan hasil berpikirnya secara runtut, teratur dan terstruktur, sehingga terbentuk sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupannya. Pada kenyataannya, hasil pengamatan empirik dibeberapa SD hampir rata-rata peserta didik baru mampu memahami konsep dasar matematika secara hafalan belum memahami bagaimana menggunakan (mengoperasikan) rumus, sehingga dapat disimpulkan capaian hasil belajar matematika di SD rata-rata baru pada tahap memahami konsep, belum mencapai tahapan mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Bila peserta didik dalam proses pemahamannya baru sebatas menghafal konsep, siapa yang salah. Apakah guru yang memiliki kemampuan terbatas, peserta didik yang kualitasnya tidak bagus atau faktor lain yang menghambat implementasi kurikulum dan pembelajaran di sekolah. Berdasarkan kondisi tersebut di atas dapat dibuktikan bahwa hasil pembelajaran matematika masih rendah, sebagai contoh dapat dicermati nilai UASBN untuk mata pelajaran matematika 3 tahun terakhir menunjukkan hasil lebih kecil dari mata pelajaran lainnya (sumber: Buku Saku, Hasil UASBN SD di


(22)

R. Sri Martini Meilanie, 2014

Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Mengembangkan Konsep Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DKI, Dinas Pendidikan, 2012). Untuk jelasnya, hasil UASBN tersebut dapat digambarkan seperti tabel di bawah ini:

Tabel 1.1

Hasil UASBN SDN Se DKI tahun 2009/2010 sampai dengan 2011/2012 Kota

Administrasi Tahun 2009/2010 Tahun 2010/2011 Tahun 2011/2012 BIN MTK IPA BIN MTK IPA BIN MTK IPA JAKARTA

PUSAT 7,49 5,76 6,27 7,17 6,15 6,41 7,38 6,87 6,94 JAKARTA

UTARA 7,55 5,56 5,64 7,06 6,02 6,45 7,29 6,59 6,86 JAKARTA

BARAT 7,63 5,80 6,44 7,24 6,07 6,35 7,19 6,52 6,61 JAKARTA

SELATAN 7,85 6,10 6,09 7,49 6,60 7,00 7,72 7,19 7,40 JAKARTA

TIMUR 7,84 6,29 6,76 7,54 6,65 6,83 7,50 7,35 7,24 KAB. KEP.

SERIBU 7,26 6,07 6,16 6,72 6,28 6,61 6,88 6,87 6,85 Rata – Rata 7.60 5,93 6,23 7,20 6,30 6,61 7,31 6,90 6,98

Sumber: Buku Saku EVALUASI HASIL BELAJAR Dinas Pendidikan DKI Jakarta tahun 2012

Hal ini patut dipertanyakan, apakah hasil belajar yang rendah karena guru kurang memahami kurikulum yang ada di sekolah, sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. Atau guru kurang mampu mengimplementasikan pembelajaran di kelas. Hal ini terjadi tidak semata-mata kesalahan guru, tetapi banyak faktor yang mempengaruhi sampai guru kurang mampu mengimplementasikan kurikulum dan pembelajaran pemahaman konsep matematis di sekolah, antara lain bagaimana kepemimpinan kepala sekolah: Apakah kepala sekolah selalu melakukan pembinaan pembelajaran terhadap guru secara rutin? Faktor guru: Apakah guru melaksanakan tugasnya sesuai dengan tuntutan profesinya? Bagaimana proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di sekolah? Faktor peserta didik:


(23)

R. Sri Martini Meilanie, 2014

Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Mengembangkan Konsep Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Apakah kualitas peserta didik cukup baik atau bahkan kurang? Selain itu, faktor sarana pembelajaran yang kurang memberi dukungan terhadap proses pembelajaran di sekolah, juga berdampak terhadap hasil belajar peserta didik. Melihat kendala yang ada, sampai sekarang mata pelajaran matematika di SD masih merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit, menakutkan, dan tidak disenangi hingga menjadi beban bagi peserta didik. Hal ini sangat mengkhawatirkan, karena mata pelajaran matematika dianggap sebagai salah satu mata pelajaran yang diujikan secara nasional dari tingkat SD sampai Perguruan Tinggi, dan merupakan mata pelajaran pokok di SD yang mempunyai tujuan membentuk pola pikir logis, analitis, rasional serta sistematis, tetapi justeru memiliki hasil belajar yang masih rendah.

Lebih lanjut, kenyataan di lapangan menurut Pranoto pada harian Kompas (2013) bahwa pendidikan matematika di Indonesia masih menekankan pada keterampilan rutin berpikir tingkat rendah semata, seperti menghafal rumus dan mematuhi prosedur berhitung yang dirumit-rumitkan, tetapi tidak membangun keterampilan berpikir kritis atau membangun budaya bernalar pada proses pembelajaran matematika di kelas. Ini suatu indikasi bahwa guru dituntut untuk dapat mengimplementasikan kurikulum dan pembelajaran di kelas dengan baik agar tujuan pembelajaran tercapai optimal. Hal di atas ditegaskan pula oleh Soejadi (1999) dengan hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa daya serap rata-rata peserta didik SD untuk mata pelajaran matematika sebesar 52%. Juga Jaelani (2002) pada penelitiannya menyatakan bahwa kemampuan peserta didik untuk memahami soal model matematika dan menyelesaikan soal cerita masih rendah. Hal ini dapat terjadi, karena guru kurang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berlatih membuat soal sendiri dengan bekal materi yang telah dipelajari peserta didik di kelas. Berdasarkan gambaran empirik di lapangan dapat disimpulkan bahwa rendahnya hasil belajar peserta didik disebabkan kurang mampunya guru mengimplementasikan kurikulum dan pembelajaran khususnya pemahaman konsep matematis di sekolah.

Sementara pada tahun 2006, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan SD (pasal 1 dan


(24)

R. Sri Martini Meilanie, 2014

Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Mengembangkan Konsep Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) yang isinya sebagai berikut: Standar Kompetensi Lulusan (SKL) minimal untuk satuan pendidikan dasar, kelompok mata pelajaran dan mata pelajaran itu sendiri sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. Sedangkan untuk implementasi di tingkat SD (satuan pendidikan), pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri No. 24 Tahun 2006 (pasal 1) tentang Standar Isi (SI) ditegaskan bahwa kepala satuan tingkat pendidikan dapat menetapkan dan mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan yang dikelolanya.

Peraturan Menteri nomor 23 dan 24 Tahun 2006 ini dikuatkan oleh peraturan Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP) Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) mata pelajaran matematika di SD/Madrasah Ibtidaiyah (MI), sebagai berikut:

1. Memahami konsep bilangan bulat dan pecahan, operasi hitung dan sifat-sifatnya, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.

2. Memahami bangun datar dan bangun ruang sederhana, unsur-unsur dan sifatnya, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.

3. Memahami konsep ukuran dan pengukuran berat, panjang, luas, volume, sudut, waktu, kecepatan, debit, serta mengaplikasikannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.

4. Memahami konsep koordinat untuk menentukan letak benda dan menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari. 5. Memahami konsep pengumpulan data, penyajian data dengan tabel,

gambar dan grafik (diagram), mengurutkan data, rentangan data, rerata hitung, modus, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.

6. Memiliki sikap menghargai matematika dan kegunaannya dalam kehidupan.

7. Memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif.

Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Kompetensi Dasar (SKD) yang harus dimiliki oleh peserta didik, jelas mata pelajaran


(25)

R. Sri Martini Meilanie, 2014

Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Mengembangkan Konsep Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

matematika mempunyai tujuan yang cukup penting, yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan memahami konsep, mengaplikasikannya dengan menggunakan nalar agar dapat memecahkan masalah yang dihadapinya serta dapat mengkomunikasikan pemikirannya secara runtut, teratur dan terstruktur, sehingga terbentuk sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan. Selanjutnya, untuk ketercapaian hasil belajar tingkat SD (sebagai satuan pendidikan), kepala sekolah dan guru mempunyai wewenang untuk mengembangkan materi pelajaran yang disesuaikan dengan kondisi peserta didik yang ada di sekolah masing-masing.

Matematika di SD diberikan dengan tujuan untuk membekali peserta didik agar memiliki pemahaman matematis yang dapat dipergunakan untuk mempelajari ilmu pengetahuan lain dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Kenyataan hasil pengamatan empirik pembelajaran matematika belum dapat memberikan kontribusi optimal agar tujuan pembelajaran tercapai. Contohnya aplikasi hasil belajar matematika masih berdiri sendiri belum terintegrasi dengan mata pelajaran lainnya, sehingga matematika belum dapat digunakan oleh peserta didik untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya. Maksudnya, peserta didik belum dapat mengimplementasikan pengalaman belajarnya untuk memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan. Ini suatu bukti bahwa proses pembelajaran matematika belum dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan akhirnya berdampak pada kemampuan peserta didik untuk memecahkan masalah secara komprehensif dengan menggunakan proses kerja nalar tingkat tinggi belum terbentuk secara optimal.

Melihat kendala-kendala yang ada di lapangan, dapat ditegaskan bahwa untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar, semestinya guru dapat merujuk pada rancangan kurikulum dan pembelajaran yang disusunnya sebagai pegangan agar kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan tidak keluar dari batasan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Pada proses pembelajaran, dokumen kurikulum yang dipahami guru dituangkan dalam bentuk silabus dan rencana program pembelajaran (RPP). Dalam RPP tergambar secara jelas tujuan, konten esensial, proses pembelajaran yang akan dilaksanakan dan evaluasi yang akan digunakan.


(26)

R. Sri Martini Meilanie, 2014

Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Mengembangkan Konsep Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bila guru tidak dapat menjabarkan kurikulum ke dalam rancangan silabus dan RPP, maka sudah dapat dipastikan tujuan pembelajaran tidak tercapai dan hasil belajar peserta didik kurang optimal. Hal inilah yang menjadi fokus masalah kurangnya kemampuan guru dalam merancang kurikulum dan mengimplementasikan pembelajaran di kelas membawa dampak tidak terbentuknya pemahaman konsep matematis pada peserta didik SD. Sehingga terlihat hasil belajar Matematika di SD rendah, peserta didik takut menghadapi pelajaran matematika hingga menjadi beban bagi peserta didik dan akhirnya dapat disimpulkan bahwa matematika bukan mata pelajaran yang disukai dan diminati peserta didik.

Kenyataan di lapangan, target capaian kurikulum belum sepenuhnya tercapai. Salah satunya tentang pemahaman konsep matematis yang diharapkan dapat terbentuk secara signifikan setelah proses pembelajaran berlangsung. Bila melihat gambaran empirik di atas, rendahnya hasil belajar pemahaman konsep matematis dapat dimungkinkan karena guru kurang memahami proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, sehingga proses pembelajaran yang dilakukan tidak sesuai dengan rancangan silabus dan RPP yang telah disusun.

Matematika merupakan salah satu bidang kajian yang diberikan pada pendidikan formal dari tingkat SD sampai Perguruan Tinggi dalam rangka mendukung tercapainya tujuan pendidikan nasional. Disamping itu, matematika diajarkan agar dapat dikuasai peserta didik hingga bermakna. Tetapi kenyataannya, pembelajaran matematika belum dapat membentuk pemahaman konsep matematis, karena ketidak pahaman peserta didik akan manfaat pembelajaran matematika. Pencapaian kebermaknaan dalam pembelajaran konsep matematis tergantung kemampuan guru dalam mengimplementasikan pembelajaran di kelas.

Pencapaian proses pembelajaran yang berkualitas ternyata tidak mudah, banyak faktor yang mempengaruhi antara lain kebijakan pemerintah, kurikulum, pendidik, peserta didik, sarana pembelajaran, biaya pendidikan dan lingkungan/budaya sekolah. Faktor-faktor ini akan mempengaruhi implementasi kurikulum dan pembelajaran di sekolah. Desain kurikulum dan pembelajaran


(27)

R. Sri Martini Meilanie, 2014

Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Mengembangkan Konsep Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akan berfungsi dengan baik apabila kurikulum dapat diimplementasikan dalam suatu proses pembelajaran yang melibatkan guru dan peserta didik di sekolah. Seperti yang ditegaskan oleh Beauchamp (1975: 164) bahwa implementasi kurikulum yaitu “putting the curriculum to work”. Implementasi kurikulum

mencakup proses yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan mengajar dan memprediksi hasil belajar.

Merujuk pada tujuan pembelajaran Matematika di SD, dengan memberikan proses belajar yang tepat diharapkan peserta didik dapat membentuk pola pikir logis, analitis rasional, sistematis, kritis, cermat, obyektif, kreatif dan inovatif serta dapat menguasai konsep dasar matematika dengan baik. Proses belajar yang tepat maksudnya proses belajar yang didukung oleh lingkungan belajar yang kaya dengan sumber belajar yang potensial, karena pada proses belajar yang berorientasi pada peserta didik, idealnya peserta didiklah yang semestinya aktif belajar sehingga proses belajar harus didesain secara lengkap.

Kurangnya penguasaan konsep dasar matematika di tingkat dasar merupakan awal kesulitan yang akan dihadapi peserta didik pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pemberian pengajaran matematika di SD merupakan fondasi untuk membentuk pola pikir matematis dan rasional. Oleh karena itu, pengajaran matematika di SD harus dapat membekali pengetahuan matematika yang tepat dan benar. Dalam proses pembelajaran matematika, diharapkan guru dapat menstimuli dan memfasilitasi peserta didik untuk menemukan sendiri apa yang ingin diketahui dengan proses eksplorasi, observasi dan eksperimen yang dilakukannya. Kenyataan di lapangan, para peserta didik menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang sulit dan menakutkan, sehingga kerap menjadi masalah dalam kehidupan persekolahan peserta didik. Anggapan ini muncul karena hampir sebagian besar nilai hasil belajar yang diperoleh peserta didik untuk mata pelajaran matematika lebih kecil (rendah) bila dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.

Guru sebagai pelaksana kurikulum di sekolah, mempunyai peran yang sangat dominan untuk mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran. Pada proses


(28)

R. Sri Martini Meilanie, 2014

Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Mengembangkan Konsep Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran, guru peserta didik dan tujuan pendidikan merupakan komponen utama pendidikan, ketiganya membentuk suatu triangle yang saling mempengaruhi. Dengan demikian, secara kualitatif hasil belajar peserta didik sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam proses belajar.

Masalah lain yang menjadi kendala pada proses belajar mengajar matematika di SD adalah timbulnya rasa takut peserta didik karena sulitnya memahami materi matematika serta penggunaan metode yang kurang tepat, seperti yang dikemukakan oleh Marpaung, (1996) dalam penelitiannya di tingkat SD didapat hasil bahwa masalah takut bertanya dari peserta didik sering tidak diperhatikan oleh guru. Strategi pembelajaran yang digunakan guru tidak selalu dapat mengurangi rasa takut peserta didik. Akibatnya peserta didik merasa pelajaran matematika sebagai suatu beban, sehingga mengganggu peserta didik untuk memahami konsep, rumus dan penyelesaian soal lebih lanjut. Hal ini diakui pula oleh pakar matematika Surya, Yohanes (Kompas, 18 Mei 2011) yang menegaskan bahwa kunci matematika ada di metode mengajar, dimana konsep dasar yang harus dikuasai yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian sampai dengan 20. Para peserta didik yang mengatakan sulit dan takut dengan matematika, biasanya mereka mempunyai masalah dengan keterampilan menjumlah. Mereka sulit untuk melakukan penjumlahan 1 sampai 20 diluar kepala, dan cenderung masih menghitung dengan jari. Berdasarkan uraian di atas, mengindikasi bahwa guru SD kurang mampu memilah dan memilih strategi pembelajaran yang merupakan alat untuk dapat menyampaikan materi pelajaran agar dapat dipahami oleh peserta didik. Kelemahan guru dalam menggunakan metode mengajar akan membawa akibat materi pelajaran tidak tersampaikan dengan baik.

Selain itu, pada proses pembelajaran matematika biasanya guru cenderung untuk menjelaskan atau memberitahukan segala sesuatu kepada peserta didik. Guru kurang memberi kesempatan dalam rangka melatih peserta didik untuk memecahkan masalah dan atau mengerjakan latihan secara individu maupun kelompok. Strategi pembelajaran yang digunakan guru seperti di atas ternyata tidak mendorong peserta didik berani mengemukakan apa yang mereka pikirkan


(29)

R. Sri Martini Meilanie, 2014

Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Mengembangkan Konsep Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahkan sebaliknya menimbulkan rasa bosan, pasif, sampai pada menambah rasa takut pesertra didik. Proses pembelajaran demikian kurang bermakna bagi peserta didik, tetapi cenderung menggiring peserta didik untuk menghafal fakta, rumus maupun langkah-langkah penyelesaian soal, bukan membangun pengertian, pemahaman maupun penguasaan konsep dan penggunaan rumus sehingga proses berpikir matematis dan rasional dapat peserta didik temukan dan kembangkan sesuai dengan proses pemahaman yang dibangun dari pengalaman belajar yang dialaminya.

Kemampuan guru yang kurang dapat memberi makna pada angka, garis dan simbol agar mudah dimengerti peserta didik cenderung membuat kondisi belajar yang monoton serta ketidakmengertian peserta didik akan kegunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari, mendorong peserta didik cepat bosan dan tidak tertarik untuk mempelajari pelajaran matematika. Hal ini dapat dilihat pada hasil analisis penelitian Vinner, Kowith dan Bruckheimer (1995) mengungkapkan bahwa kesalahpahaman dalam penguasaan konsep matematika disebabkan beberapa hal yaitu rekonstruksi yang salah atas bagian-bagian yang kecil, pengenalan yang salah terhadap lambang dan generalisasi yang keliru, apakah itu kesalahan serap dari peserta didik, kesalahan penyampaian materi dari guru akibat guru tidak memahami kurikulum, kurang menguasai materi secara baik, hingga kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan belum mencapai tujuan. Apa yang dikemukakan Vinner dan kawan-kawan mungkin saja terjadi pada proses pembelajaran di sekolah. Permasalahan lain, yang mungkin muncul pada proses pembelajaran adalah guru kelas yang tidak berminat terhadap mata pelajaran matematika. Hal tersebut didasari oleh tidak adanya minat guru terhadap mata pelajaran matematika, sehingga guru pun tidak termotivasi untuk memahami dan mendalami materi matematika yang pada akhirnya membawa dampak pada kurang pahamnya guru terhadap tujuan pengajaran matematika yang harus dicapai. Dampak lainnya, guru kurang mampu mengembangkan potensi diri dalam proses pembelajaran di kelas yang menjadi tanggungjawabnya. Guru hanya mengejar target kurikulum habis tersampaikan pada proses pembelajaran dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, tetapi tidak memperhatikan hasil


(30)

R. Sri Martini Meilanie, 2014

Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Mengembangkan Konsep Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belajar yang mesti dimiliki peserta didik. Meskipun beberapa contoh pembelajaran matematika di SD tidak dapat digeneralisasikan sebagai suatu penyebab kegagalan proses pembelajaran matematika secara menyeluruh, tetapi dengan mengacu pada tujuan diberikannya mata pelajaran matematika di SD, semestinya hal tersebut menjadi fokus perhatian pengembang kurikulum matematika di sekolah, apakah mata pelajaran matematika dapat memberi makna untuk membentuk pola pikir matematis dan rasional pada peserta didik. Dalam upaya meningkatkan dan menunjang keberhasilan proses pembelajaran guru belum dapat memberikan pengalaman belajar yang terstruktur, konseptual dan bermakna. Bahkan lebih lanjut Sukmadinata (1997: 47) mengemukakan bahwa yang banyak memberikan sumbangan secara langsung dan signifikan pada prestasi belajar peserta didik adalah kualitas kegiatan belajar mengajar. Bila guru kurang mampu mengembangkan kegiatan pembelajaran, akibatnya keadaan kelas tidak dapat dikelola dengan baik dan hasil belajar peserta didik pun mengalami masalah.

Memperhatikan peran guru dalam proses belajar mengajar, dapat dikatakan bahwa kualitas pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengimplementasikan kurikulum dan pembelajaran, memilih model mengajar yang relevan dan mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Menurut Reigeluth (1983: 5) kelancaran proses belajar mengajar, sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru melaksanakan disain pengajaran, pengembangan, pengelolaan dan evaluasi pembelajaran. Semua ini tergantung oleh kualitas guru yang ada di sekolah, dan bagaimana kompetensi yang dimilikinya. Bila guru yang ada kurang penguasaan terhadap implementasi kurikulum dan pembelajaran di kelas, kurang paham terhadap materi yang akan disampaikan, kurang kreatif, apatis, skeptis dan kurang peduli terhadap kondisi belajar peserta didik sudah dapat dipastikan membawa dampak pada hasil belajar peserta didik.

Berdasarkan fenomena-fenomena di atas, dapat diperoleh gambaran bahwa saat ini kualitas proses pembelajaran matematika di SD masih rendah. Hal tersebut dikarenakan guru belum memiliki kemampuan untuk merancang kurikulum dan pembelajaran pemahaman konsep matematis dengan baik.


(31)

R. Sri Martini Meilanie, 2014

Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Mengembangkan Konsep Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemampuan guru untuk mengimplementasikan kurikulum dan pembelajaran konsep matematis belum optimal, sehingga terlihat mata pelajaran matematika belum dapat memberikan kontribusi yang optimal, konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran matematika belum mampu membentuk dan mengembangkan pemahaman konsep matematis peserta didik dengan baik.

Penelitian mengenai kurikulum dan pembelajaran matematika telah banyak dilakukan dengan berbagai dimensi menurut sudut pandang peneliti. Getskripsi.com (tanpa nama peneliti) mengkaji Implementasi Pembelajaran Matematika Realistik pada Perkalian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik yang diajar dengan pembelajaran matematika realistik dan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran matematika realistik pada perkalian di kelas IV SD Negeri 014706 Lalang tahun ajaran 2006/2007. Dari hasil analisis deskriptif diperoleh 1) respon peserta didik terhadap pembelajaran positif, 2) kemampuan guru mengelola pembelajaran baik; 3) ketuntasan hasil belajar klasikal tidak tercapai, dimana ketuntasan belajar klasikal tercapai apabila 85% peserta didik telah mencapai ketuntasan individual, sementara dari penelitian ini ketuntasan hasil belajar secara klasikal hanya 60%, 4) ketuntasan pencapaian indikator tercapai. Dari hasil penelitian terlihat aspek ketuntasan belajar klasikal tidak tercapai maka dapat disimpulkan bahwa implementasi pembelajaran matematika realistik pada perkalian di kelas IV SD Negeri 014706 Lalang tidak efektif. Tatang Yuli Eko Siswono (2008) meninjau Implementasi Pembelajaran Matematika yang Berorientasi pada Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik. Penelitian yang dilakukan bersifat penelitian payung dengan menaungi beberapa penelitian yang berkaitan dan terdiri pada masing-masing jenjang pendidikan dasar, yaitu SD dan SMP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif peserta didik pada masing-masing kelas implementasi, yaitu kelas III C, IV B, dan V B SD Al Falah Surabaya, serta VII E dan VIII E SMP Negeri 6 Sidoarjo menunjukkan peningkatan. Hasil penelitian ini menghasilkan model dan prototipe perangkat pembelajaran untuk SD dan SMP Sidoarjo yang valid, praktis, dan efektif. Hasil tersebut ditunjukkan pada lampiran


(32)

R. Sri Martini Meilanie, 2014

Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Mengembangkan Konsep Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian ini. Model pembelajaran matematika berorientasi masalah ini dikenalkan sebagai Model Pembelajaran Pemecahan dan Pengajuan Masalah (JUCAMA) mengikuti sintaks berikut: (a) Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik; (b) Mengorientasikan peserta didik pada masalah dan mengorganisasikannya untuk belajar; (c) Membimbing penyelesaian secara individual maupun kelompok, (d) Menyajikan hasil penyelesaian pemecahan dan pengajuan masalah, dan (e) Menganalisis pemahaman dan memberikan umpan balik sebagai evaluasi. Selanjutnya, I Nyoman Gita (2008) dari Fakultas MIPA Undiksha, dengan penelitiannya Implementasi Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Peserta Didik di SD dengan hasil penelitian sebagai berikut: Penelitian ini bertujuan (1) meningkatkan prestasi belajar matematika peserta didik kelas V SD 3 Sambangan dengan implementasi pendekatan kontekstual melalui pembelajaran kooperatif berbantuan LKS, (2) mendeskripsikan tanggapan peserta didik kelas V SD 3 Sambangan terhadap implementasi pendekatan kontekstual melalui pembelajaran kooperatif berbantuan LKS. Data penelitian tentang prestasi belajar matematika peserta didik dikumpulkan dengan menggunakan tes. Data tentang tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran yang diterapkan dikumpulkan melalui angket. Selanjutnya data dianalisis secara deskriptif. Nilai rata-rata prestasi belajar peserta didik pada skala sebelas pada akhir siklus I adalah 6,29 dan pada akhir siklus II reratanya 7,45. Terjadi peningkatan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan hasil angket yang diisi oleh semua subjek penelitian sebanyak 34 orang diperoleh 26 orang (76,47%) memberi tanggapan sangat positif, 8 orang (23,53%) memberi tanggapan positif. Nilai rata-rata skor tanggapan peserta didik adalah 43,29 tergolong positif. Dan yang terakhir penelitian dari I Made Ardhana (2009) dari Fakultas MIPA Undiksha dengan judul penelitian Peningkatan Kualitas Belajar Peserta Didik Melalui Pengembangan Pembelajaran Matematika Berorientasi Gaya Kognitif dan Berwawasan Konstruktivistis dengan hasil penelitian sebagai berikut: Data penelitian terdiri dari data tentang gaya kognitif yang dimiliki peserta didik, data tentang validitas, kepraktisan, dan keefektifan pembelajaran dan perangkatnya, data aktivitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran,


(33)

R. Sri Martini Meilanie, 2014

Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Mengembangkan Konsep Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

prestasi belajar peserta didik, dan data tentang tanggapan peserta didik terhadap pelaksanaan pembelajaran. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: lembar validasi, tes, observasi, wawancara, kuesioner, dan catatan harian yang kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil analisis ini selanjutnya dibandingkan dengan kriteria yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperolehnya pembelajaran matematika yang berorientasi gaya kognitif dan berwawasan konstruktivis yang valid, praktis, dan efektif. Dengan kata lain pembelajaran matematika yang dihasilkan dapat meningkatkan kualitas belajar peserta didik.

Melihat hasil penelitian tersebut di atas, tampaknya kajian yang pernah dilakukan tentang kurikulum dan pembelajaran matematika terbatas pada masalah proses belajar mengajar matematika. Pada bagian muka telah dijelaskan bahwa kelemahan pembelajaran matematika berawal dari implementasi kurikulum yang dilakukan guru masih lemah. Dengan demikian, dirasa perlu untuk melakukan kajian lebih lanjut. Penelitian ini tidak dirancang untuk meneliti kurikulum pelajaran matematika berdasarkan pendekatan dari salah satu teori, melainkan berfokus pada konsep pembelajaran matematika yang dikembangkan oleh guru di sekolah. Dalam hal ini dilakukan kajian terhadap konsep pembelajaran matematika yang dituangkan dalam bentuk dokumen kurikulum (kurikulum sebagai suatu rencana), dan kajian terhadap implementasi kurikulum pembelajaran matematika itu sendiri (kurikulum sebagai suatu proses). Penelitian ini membatasi kajiannya pada tingkat SD dengan pertimbangan bahwa pembentukan pemahaman konsep matematis harus dimulai sejak SD karena pembentukan itu sendiri adalah suatu proses yang didapat peserta didik melalui pengalaman belajarnya. Hal lain yang menjadi pertimbangan, bahwa pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan formal terendah dan sangat strategis, dalam pengertian pendidikan dasar merupakan fondasi bagi pendidikan selanjutnya dan akan terus berproses pada tingkat pendidikan lebih tinggi, sehingga terlihat proses dari aktivitas peserta didik.


(34)

R. Sri Martini Meilanie, 2014

Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Mengembangkan Konsep Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, fokus masalahnya adalah lemahnya pemahaman peserta didik tentang konsep matematis. Didasarkan hasil identifikasi terhadap beberapa faktor yang memiliki keterkaitan dengan hal tersebut, yaitu:

1. Pemahaman guru tentang matematika hanya sebatas memahami konsep dasar matematika, belum sampai bagaimana memberi pemahaman dan keterampilan mengoperasikan rumus dalam mata pelajaran matematika kepada peserta didik.

2. Guru belum memiliki sikap dan tanggungjawab dalam merancang kurikulum dan pembelajaran matematika yang merupakan salah satu tanggungjawab dan kewajiban tugas keprofesiannya.

3. Guru belum memahami kurikulum dan pembelajaran matematika yang berkaitan dengan pemahaman konsep matematis.

4. Guru kurang terampil merancang kurikulum dan pembelajaran matematika yang berkaitan dengan pemahaman konsep matematis. 5. Guru lemah dalam mengimplementasikan kurikulum dan pembelajaran

matematika di sekolah.

6. Keterbatasan sarana pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan media dan sumber belajar yang disediakan sekolah menjadi andil belum tercapainya tujuan pembelajaran matematika di sekolah.

7. Budaya sekolah yang kurang kondusif juga memiliki andil terhadap implementasi pembelajaran matematika di sekolah.

Melihat luasnya permasalahan yang ada, maka dibatasi pada pemahaman guru tentang kurikulum dan pembelajaran dalam mengembangkan konsep matematis peserta didik di SD. Penelitian ini akan dilakukan di Sekolah Dasar (SD) wilayah DKI Jakarta.


(35)

R. Sri Martini Meilanie, 2014

Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Mengembangkan Konsep Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Perumusan Masalah Penelitian

1. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dan studi pendahuluan secara empirik bahwa pencapaian tujuan pembelajaran sangat tergantung pada pemahaman guru tentang kurikulum dan pembelajaran yang direncanakan serta diimplementasikan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran matematika , antara lain: 1) faktor pendukung pembelajaran seperti: Guru, peserta didik dan materi; 2) Faktor kurikulum dan pembelajaran yang didalamnya menyangkut pemahaman konsep matematis.

Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat sejauhmana pemahaman guru tentang kurikulum dan pembelajaran matematika di SD. Hal ini dilatarbelakangi oleh Peraturan Menteri Nomor 23 dan 24 Tahun 2006 bahwa tujuan pemberian pelajaran matematika di SD agar peserta didik memiliki kemampuan memahami konsep dan mengaplikasikannya dengan menggunakan nalar agar dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari secara runtut, teratur dan terstruktur. Lebih lanjut, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan diharapkan guru memahami dan dapat menyusun kurikulum yang diperlukan pada pelaksanaan pembelajaran. Selanjutnya, agar pelaksanaan pembelajaran dapat berhasil dengan baik tentunya harus didukung oleh kepala sekolah, sarana pembelajaran dan lingkungan sekolah yang kondusif.

Pada pelaksanaan pembelajaran bila guru tidak dapat memahami kurikulum, standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi pedoman pelaksanaan pembelajaran ke dalam Rencana Program Pembelajaran (RPP) agar dapat membantu peserta didik menguasai konten esensial, maka sudah dapat dipastikan hasil belajar kurang optimal, karena peserta didik tidak menguasai konten esensial dari mata pelajaran matematika. Akibatnya, pemahaman konsep matematis peserta didik tidak terbentuk. Untuk


(36)

R. Sri Martini Meilanie, 2014

Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Mengembangkan Konsep Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memperjelas dalam perumusan masalah ini, dapat dilihat pada bagan berpikir dibawah sebagai berikut:

Gambar 1.1. Perumusan Masalah Penelitian

Dari uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

“Bagaimana Pemahaman Guru tentang Kurikulum dan Pembelajaran dalam Mengembangkan Konsep Matematis Peserta Didik SD”.

D. Pertanyaan Penelitian

Faktor Pendukung

- Kompetensi yang dimiliki guru

- Dukungan kepala sekolah

- Sarana dan prasarana yang tersedia

- Lingkungan

- Profil guru matematika di SD

- Pemahaman konsep matematis (berpikir ilmiah) pada peserta didik

- Kurikulum dan pembelajaran yang dirancang guru dalam mengembangkan pemahaman konsep matematis

- Implementasi kurikulum dan pembelajaran dalam mengembangkan pemahaman konsep

Pengaruh Fokus


(37)

R. Sri Martini Meilanie, 2014

Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Mengembangkan Konsep Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Masalah penelitian di atas dijabarkan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Pemahaman guru tentang pembelajaran matematika di SD meliputi:

a. Konsep matematis dan kurikulum pembelajaran matematika menurut pengembang kurikulum:

1) Bagaimana pemahaman guru mengenai konsep matematis di SD? 2) Bagaimana pemahaman guru mengenai dokumen kurikulum dan

pembelajaran matematika SD?

3) Hal-hal apa saja yang dijadikan pertimbangan guru dalam merumuskan kurikulum dan pembelajaran matematika agar pemahaman konsep matematis dapat diberikan kepada peserta didik SD?

b. Disain kurikulum matematika yang disusun oleh guru:

1) Bagaimana pemahaman guru terhadap rancangan kurikulum yang digunakan?

2) Bagaimana guru merancang kurikulum yang digunakan?

3) Apakah rancangan kurikulum tersebut sesuai dengan karakteristik peserta didik?

c. Disain pembelajaran matematika yang disusun oleh guru.

1) Bagaimana pemahaman guru terhadap rancangan silabus dan RPP yang akan digunakan?

2) Bagaimana guru merancang silabus dan RPP yang akan digunakan? 3) Apakah rancangan silabus dan RPP tersebut sesuai dengan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai?

2. Implementasi kurikulum dan pembelajaran matematika di sekolah

a. Pelaksanaan/implementasi kurikulum dan pembelajaran matematika di SD 1) Bagaimana pemahaman guru terhadap kurikulum dan pembelajaran


(38)

R. Sri Martini Meilanie, 2014

Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Mengembangkan Konsep Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Bagaimana pemahaman guru mengenai konsep matematis sebagai tujuan pembelajaran matematika di SD?

3) Bagaimana pemahaman guru mengenai standar kompetensi/kompetensi dasar pembelajaran matematika agar pemahaman konsep matematis dapat tercapai?

4) Hal-hal apa saja yang mesti diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum matematika agar pemahaman konsep matematis dapat diberikan kepada peserta didik SD?

b. Tingkat keterlaksanaan pembelajaran:

1) Bagaimana guru mengembangkan silabus dan RPP pembelajaran matematika agar pemahaman konsep matematis dapat diberikan kepada peserta didik SD?

2) Bagaimana silabus dan RPP pembelajaran yang telah dikembangkan guru dilaksanakan pada kegiatan belajar mengajar sehingga tercapai pemahaman konsep matematis pada peserta didik?

3) Pendekatan apa yang digunakan guru dalam penyampaian materi matematika agar pemahaman konsep matematis dapat tercapai?

4) Apa yang dilakukan guru untuk mengevaluasi kegiatan belajar mengajar sehingga dapat mengetahui bahwa pemahaman konsep matematis telah dipahami oleh peserta didik?

c. Proses evaluasi hasil belajar matematika yang dilakukan guru di sekolah: 1) Bagaimana proses evaluasi pembelajaran matematika yang dilakukan

oleh guru di sekolah?

2) Apakah proses evaluasi dilakukan setiap pokok bahasan selesai dibahas?

3) Apakah alat evaluasi yang digunakan guru sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai?


(39)

R. Sri Martini Meilanie, 2014

Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Mengembangkan Konsep Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Hasil belajar matematika yang dicapai:

1) Bagaimana pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran? 2) Bagaimana hasil ketuntasan belajar peserta didik tiap pokok bahasan? 3) Bagaimana hasil akhir ketuntas belajar peserta didik pada

pembelajaran matematika?

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran matematika di sekolah.

Faktor-faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi pengembangan kurikulum dan pembelajaran matematika:

a. Bagaimana peran kepala sekolah terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar matematika di sekolah agar pemahaman konsep matematis dapat tercapai?

b. Bagaimana ketersediaan dan penggunaan sarana pembelajaran matematika dalam pelaksanaan kurikulum dan pembelajaran agar pemahaman konsep matematis dapat tercapai?

c. Apakah ada pengaruh sosialisasi kurikulum terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar hingga tercapainya pemahaman konsep matematis dengan baik?

d. Apakah terdapat pengaruh peran kepala sekolah terhadap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pemahaman konsep matematis?

e. Apakah terdapat pengaruh ketersediaan dan penggunaan sarana pembelajaran terhadap pemahaman konsep matematis?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis tentang:

1. Pemahaman guru tentang kurikulum dan pembelajaran dalam mengembangkan konsep matematis di SD.


(40)

R. Sri Martini Meilanie, 2014

Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Mengembangkan Konsep Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pemahaman guru tentang implementasi kurikulum dan pembelajaran dalam mengembangkan konsep matematis di sekolah.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran matematika di sekolah.

F. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan membawa dampak pada khasanah pelaksanaan pengembangan dan implementasi kurikulum dan pembelajaran baik pada tingkat nasional sampai sekolah. Selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan beberapa dalil sebagai perbandingan dalam mengembangkan teori pembelajaran matematika. Temuan penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran mengenai manfaat teori terhadap kajian teoritik kurikulum dan pembelajaran tersebut.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap upaya perbaikan pengembangan kurikulum dan peningkatan kualitas pendidikan. Secara rinci, hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi:

a. Guru, sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan kualitas proses belajar mengajar matematika di kelas.

b. Kepala Sekolah, sebagai bahan masukan untuk lebih memperhatikan peran guru sebagai pengembang kurikulum di sekolah dan mendorong guru untuk memahami serta menyadari fungsi tugasnya sebagai pendidik yang profesional.

c. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sebagai bahan masukan dalam mengkaji kembali dokumen kurikulum matematika yang dikembangkan untuk perbaikan kualitas pendidikan dasar serta dapat meninjau kembali beban tugas guru SD.

d. Program Studi Pengembangan Kurikulum, untuk dapat membuka wawasan bagi peneliti-peneliti lebih lanjut, khususnya dalam masalah


(41)

R. Sri Martini Meilanie, 2014

Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Mengembangkan Konsep Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kajian dokumen kurikulum, implementasi kurikulum dan profesionalisme guru.

e. Lembaga formal (yang mempersiapkan calon guru) sebagai penyelenggara pendidikan matematika dan guru SD, agar lebih tanggap dan cermat dalam mendesain kurikulum untuk mempersiapkan calon guru matematika yang profesional dan berkualitas.


(42)

R. Sri Martini Meilanie, 2014

Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Mengembangkan Konsep Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian merupakan suatu cara ilmiah untuk memahami satu obyek dalam suatu kegiatan penelitian. Menurut Sukmadinata (2009: 52) metodologi penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan-pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Metode yang digunakan dalam kajian penelitian ini ialah metode kualitatif. Metode kualitatif digunakan didasari oleh keingin untuk mendapatkan data yang lebih akurat dari penelitian ini, karena penelitian kualitatif mampu menangkap gejala-gejala yang menyertai suatu masalah dengan rinci dan apa adanya serta dapat ditelaah satu per satu. Diharapkan permasalahan yang terjadi, secara empirik dapat dikupas lebih dalam, menyeluruh dan sistematis serta menggunakan instrumen manusia (human instrument), yaitu peneliti sendiri. Seperti yang dikemukakan oleh Sukmadinata (2009: 60) penelitian kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Data kualitatif diambil dari keadaan yang sebenarnya di lapangan, kemudian data hasil dari lapangan akan dianalisis oleh peneliti dan dijabarkan dalam bentuk narasi. Tahapan kerja metode kualitatif terdiri dari sekumpulan langkah kerja yang sistematis untuk dapat memperoleh informasi dan data lainnya guna menjawab pertanyaan penelitian yangh telah diuraikan pada Bab I.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis Pemahaman guru tentang kurikulum dan pembelajaran dalam mengembangkan konsep matematis di SD; Pemahaman guru tentang implementasi kurikulum dan pembelajaran dalam mengembangkan konsep matematis di sekolah; faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran matematika di sekolah.


(43)

R. Sri Martini Meilanie, 2014

Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Mengembangkan Konsep Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Fokus penelitian pada latar belakang masalah menggambarkan ciri-ciri data yang bersifat kontekstual, di dalamnya terdapat proses dan kenyataan yang terjadi di lapangan, sehingga pada penelitian ini digunakan jenis penelitian berupa studi kasus. Metode analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif. Data dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dengan mengamati responden di lapangan. Instrumen yang digunakan mesti bersifat adaptif terhadap data yang dikumpulkan. Berdasarkan karakteristik penelitian ini, maka pendekatan penelitian yang digunakan adalah kombinasi kualitatif dan kuantitatif yang diadopsi dari pendapat Creswell (2011). Metode pengumpulan data yang diadopsi dari pendapat Creswell adalah triangulation design dengan model convergence seperti yang digambarkan di bawah ini:

Bagan 3.1. Desain Pengolahan Data dari Creswell

Creswell and Plano Clark (2011: 62) mengatakan bahwa “the design is used when a researcher wants to directly compare and contrast quantitative statistical result with qualitative findings or to validate or expand quantitative results with

qualitative data”. Adapun alasan penggunaan model kombinasi kuantitatif dan kualitatif dalam pengolahan data penelitian yang dikumpulkan karena pelaksanaan pengumpulan data secara kuantitatif dan kualitatif dapat dilakukan

QUAL Data analysis QUAN Data collection Compare and contrast QUAN result QUAL result QUAN Data analysis QUAL Data Collectionn collection Interpretation QUAL + QUAN


(44)

R. Sri Martini Meilanie, 2014

Pemahaman Guru Tentang Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Mengembangkan Konsep Matematis Peserta Didik Sekolah Dasar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

secara terintegrasi, begitu juga pengolahan datanya sehingga data kuantitatif yang didapat dari lapangan secara langsung dapat dicek, dibandingkan dan menguatkan data yang dikumpulkan berdasarkan pengamatan dan wawancara. Sehingga kegiatan pengecekan yang dilakukan dapat dijadikan suatu tahapan pembanding data kuantitatif dan kualitatif agar mendapatkan data yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan dapat dipertanggungjawabkan. Selanjutnya, tahapan analisa data dianggap tuntas, dan hasilnya diharapkan tidak meragukan.

Data kualitatif dikumpulkan melalui pengamatan dan wawancara terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru di sekolah pada kondisi lingkungan secara alami, apa adanya (natural) seperti yang dikemukakan oleh Lincoln dan Guba (1985: 189): We suggest that inquiry must be carried out in natural setting because phenomena of study, whatever they may be, take their meaning as much from their contexts as they do from themselves....No phenomenon can be understood out of relationship to the time and context that spawned, harbored, and supported it. Lebih lanjut Bogdan & Taylor (1992: 18) menegaskan bahwa metode kualitatif dapat menggambarkan sifat dari data penelitian secara realistik sesuai dengan pemahaman dan pemikiran nara sumber.

Pendekatan kualitatif merupakan paradigma adanya fleksibilitas, mudah diadaptasikan dengan realitas yang beragam dan saling berinteraksi. Artinya bahwa perubahan desain penelitian terus dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dalam penelitian tersebut.

Selanjutnya, data kualitatif yang telah dikumpulkan akan dibandingkan dengan data yang dikumpulkan secara kuantitatif (pengumpulan data menggunakan angket untuk guru dan peserta didik) dan akan diolah dengan menggunakan perhitungan statistik deskriptif. Atas dasar pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, alur penelitian dengan pendekatan kualitatif dilaksanakan dalam lingkungan yang alami, dimana konteks berpengaruh dalam memberi arti/makna terhadap kejadian yang ada di lapangan tanpa adanya suatu rekayasa. Dalam hal ini, dituntut human instrument atau peneliti berlaku sebagai instrumen, yang secara penuh mengadaptasikan dirinya ke dalam situasi yang


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Ardhana, I Made (2009). Peningkatan Kualitas Belajar Siswa Melalui Pengembangan Pembelajaran Matematika Berorientasi Gaya Kognitif dan

Berwawasan Konstruktivis (Online). Tersedia:

htpp://www.getskripsi.com/2009.07/Peningkatan – kualitas – belajar.html (diakses 20 Mei 2010).

Ausubel, D.P. & Robinson, F.G. (1969). School Learning, Introduction to Educational Psychology. New York: Holt Rinehart and Winston Inc.

_______________ (1968). Educational Psychology – A Cognitive View. New York: Holt Rinehart and Winston Inc.

Badan Standar Nasional Pendidikan (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: BSNP.

________________ (2006). Standar Isi Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: BSNP.

Beauchamp, G.A. (1975). Curriculum Theory. Illionis: The Kagga Press.

Bogdan, R.C. & Biklen (1982). Qualitative Research for Education: An Introduction to Theory and Methods. Boston: Allyn and Bacon Inc.

_________________ (1992). Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. alih bahasa oleh Arief Furchan, Surabaya; Usaha Nasional.

Borg, W.R., Gall, J.P. & Gall, M.D. (2003). Educational Research: An Introduction (7th edition). Boston: Allyn and Bacon.

Creswell, J.W. (2008). Educational Research – Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. New Jersey: Pearson Education, Inc.

_________________ (2003). Research Design: Qualitatif, Quantitatif, and Mixed Methods Approaches, Thousand Oaks, CA: Sage Publication, Inc.

Creswell, J.W. dan Plano Clark, V.L. (2011). Designing and Conducting – Mixed Methods Research. London, New Dehli: Sage Publications.

Cruikshank, D. David L. F. & Linda R.J. (2000). Young Children Learning Mathematics. Boston: Allyn and Bacon Inc.


(2)

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan (1996) Kurikulum SD tahun 1994

GBPP Bidang Studi Matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kurikulum dan Sarana Pendidikan.

___________________ (2006) Kurikulum Berbasis Kompetensi Tahun 2004

Silabus Mata Pelajaran Matematika, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

___________________ (1998) Tahapan Aktivitas Pembelajaran Matematika. Jakarta: Balitbang Depdiknas.

Desyandri (2010). Menciptakan Pembelajaran Matematika (Online). Tersedia:

http://www.syarifartikel.blogspot.com/2010.04/menciptakan - pembelajaran

- matematika.html. ( Diakses 20 Mei 2010).

Dinas Pendidikan DKI Jakarta (2012) Buku Saku Evaluasi Hasil Belajar. Jakarta: Disdik DKI Jakarta.

Doll, R.C. (1974). Curriculum Improvement Decision Making and Process. Boston: Washington: NCSS.

Gagne, R.M. (1985). The Conditions of Learning and Theory of Instruction. New York: Holt Rinehart & Winston Inc.

Gita, I.N. (2008). Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar

Matematika Siswa di SD (Online). Tersedia:

http://www.getskripsi.com/2008.09/Pendekatan-Kontekstual-Meningkatkan

(diakses 20 Mei 2010).

__________________ (2006/2007). Implementasi Pembelajaran Matematika Realistik Pada Perkalian di Kelas IV SD Negeri 014706 Lalang Tahun Ajaran 2006/2007 (Online). Tersedia: http://www.Getskripsi.Com ( Diakses 20 Mei 2010).

Hamalik, O. (2002). Pendidikan Guru: Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Bandung: Bumi Aksara.

Hemmersly, M. (1990). Classroom Ethnography, Empirical and Methodological

Essays. Milton Keynes – Philadelphia: Open University Press.

Harjanto, B. (2011). Agar Anak Anda Tidak Takut Pada Matematika. Yogyakarta: Manika Books.

Hasan, H.S. (2009). Evaluasi Kurikulum. Bandung: Sekolah Pasca Sarjana UPI & Rosda Karya.

Instructional Aids in Mathematics (2008), USA: The National Council of The Teachers of Mathematics Inc.


(3)

Jaelani (2002) Suatu Studi Penguasaan Terapan Matematika Pada Siswa SMP Negeri di Kodya Yogyakarta. (Tesis), Universitas Negeri Malang (tidak diterbitkan).

Jiyono (2007). “Rendahnya Daya Serap Siswa SD di Indonesia”. Kompas, 14 April, hlm. 6.

Kaber, A. (1988). Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Koesoema, Doni A. (2013). Indonesia Paling Bahagia. Kompas, 11 Desember, hlm. 7.

Komisi Pembaharuan Indonesia (2009). Rendahnya Mutu Pendidikan Dasar. penelitian (tidak diterbitkan).

Kowith, V.S. dan Bruckheimer M. (1995). Some Cognitive Factors as Cases of Mistakes in Addition of Fractions, Journal for Research in Mathematics Education, Vol.14, No.14, hlm. 102-104.

Kumpulan Peraturan Pemerintah No. 23 dan 24 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Kompetensi Dasar. Bandung: Fokus Media, 2006. Lincoln , Y.S. & Guba, E.G. (1985). Naturalistic Inquiry. Beverly Hills: Sage

Publications.

Marpaung, Y. (1994). Pendekatan “RANI” Untuk Pendidikan Matematika Di SD. (penelitian), Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma: tidak diterbitkan. Meilanie. M.S. (1998). Pengembangan Model Pembelajaran Penerimaan Konsep

Pada Mata Pelajaran Matematika di SD. (Tesis) Pascasarjana IKIP Bandung (tidak diterbitkan).

Miles, M.B. & Huberman, A.M. (1984). Analisis Data Kualitatif. alih bahasa oleh Tjetjep Rohendi Rohidi, Jakarta: UI-Press.

Moleong, L.J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2011), Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Natawidjaja, R. (2002). Standar Profesi Guru. Bandung: UPI.

NCTM (1989). Curriculum and Evaluation Standart for School Mathematics. Virginia: Associsation Drive.

Nopyanti (2012). Meningkatkan Kemampuan Matematika Permulaan Anak Usia 4-5 Tahun Dengan Menggunakan Permainan Komputer. (Skripsi) Falkultas Ilmu Pendidikan – Universitas Negeri Jakarta, (tidak diterbitkan).


(4)

Piaget, J. (2002). The Psychology of Intelligence. London & New York: Routledge Classics.

Pranoto. I. (2013). Kasmaran Bermatematika. Kompas, 26 Desember, hlm. 6. Puspasari, RDT. (1990). Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kadar

Penggunaan Alat Peraga Obyek Dalam Proses Belajar Mengajar. (Skripsi) Fakultas Ilmu Pendidikan – IKIP Jakarta (tidak diterbitkan).

Ragan, W. (1962). Modern Elementary Curriculum. New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc.

Riedesel. C; Alan, et.all (2000). Teaching Elementary School Mathematics. Boston: Allyn and Bacon.

Reigeluth, C.M. (1983). Instructional – Design Theories and Model: Overview of Their Current Status. London: Lawrence Erlbaum Associates Publishers. Ruseffendi, E.T. (1991). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan

Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika. Bandung: Tarsito.

Sabandar, Jozua (2010). “Classroom Thinking” Dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah (Online). Tersedia: http://ebookbrowse.com/thinking - classroom - Dalam – Pembelajaran - Matematika – di – Sekolah – pdf-55207801.com (Diakses 20 Mei 2010).

Saylor, A. et. all (1999). Curriculum Planning for Better Teaching and Learning. Japan: Holt Rinehart & Winston Inc.

Seefeldt C. and Barbour N. (1991). Early Childhood Education. USA: Maximillan College Publishing Com.

Seller W. & Miller, J.P. (1985). Curriculum Perspective and Practice. New York, London: Longman.

Schubert, W.H. (1986). Curriculum Perspective, Paradigm and Possibility. New York: Macmillan Publishing Co.

Soedjadi, R. (1999). Memahami Kenyataan Pengajaran Matematika Sekolah Dasar Dewasa ini dan Menerapkan Hari Depan. (penelitian), Universitas Negeri Jakarta: tidak diterbitkan.

Subarinah, S. (2006). Inovasi Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Sugiyono (2010). Metode Penelitian Pendidikan – Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Suharsono (2004). Akselerasi Inteligensi Optimalkan IQ, EQ dan SQ. Jakarta: Inisiasi Press.


(5)

Suherman, E & Winataputra (1998). Strategi Belajar Mengajar Matematika – Modul PGMT. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Sukasno (2009). Konsep Atau Berpikir Matematika Pada Anak Sekolah Dasar. (online). Tersedia: htpp://www.varera.com/artikel1.htm. (20 Mei 2010). Sukmadinata, N.Sy. (1997), Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek.

Bandung: Remaja Rosda Karya.

_________________ (1988). Prinsip Dan Landasan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan – Direktorat Jenderal pendidikan Tinggi.

_________________ (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Program Pascasarjana UPI bekerjasama dengan PT. Remaja Rosda Karya.

Suriasumantri, J. (1998) Filsafat Ilmu – Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Surya, Y. (2011). Kunci Matematika Ada di Metode Mengajar. Republika, 18 Mei, hlm 8.

Syamsudin, A.R. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Syarif, M. (2011). Meningkatkan Minat Belajar Matematika Dengan Berbagai Media Yang Menarik di SD Pinayungan – Bogor (Online). Tersedia:

http://syarifartikel.blogspot.com/2010.04/Meningkatkan - Minat - Belajar – di – SD – Pinayungan – Bogor.html ( diakses 21 Maret 2010).

Tyler, R. W. (1950). Basic Principles of Curriculum and Instruction. Chicago: The University of Chicago.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20/Tahun 2003 Tentang: Sistem Pendidikan Nasional, Bandung: Fokus Media, 2006.

Van De Walle, J. A. (2004). Elementary School Mathematics Teaching Developmentally. New York: Longman.

Wragg, E.C. (1997). Cubic Curriculum. Taylor & Francis e-library.2003. Wilkins, R. A. (1982). Model Lesson. Australia: Curtin University. Winkel, W.S (1997). Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia.

Yulio. T.E (2008). Implementasi Pembelajaran Matematika Berorientasi Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa (Online). Tersedia:

http://www.getskripsi.com (20 Mei 2010).

Yun-peng. Ma; Lam Chi-chung; Wong Ngai-ying (2006). Chinese Primary


(6)

A Case Study of Two Primary Schools in North-East China (Online). Tersedia:

http://www.informaworld.com/Smpp/Content-db=all-content=a747687021 ( Diakses 13 Maret 2010).

Zais, R. (1976). Curriculum Principles and Foundations. New York: Harper & Row Publishers.