HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN MINAT BELAJAR SENI MUSIK PADA SISWA SMP NEGERI 2 KEBUMEN.
Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
oleh
Ardiansyah Yudasmara NIM. 07208241013
JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
vi
1. Bapak, Ibu, dan Kakak saya. 2. Para Sahabat.
(7)
(8)
viii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... x
ABSTRAK ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Batasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori ... 9
1. Efikasi Diri ... 9
a. Pengertian Efikasi Diri ... 9
b. Aspek-aspek Efikasi Diri ... 10
c. Sumber-sumber Efikasi Diri ... 11
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efikasi Diri ... 14
2. Minat Belajar Musik ... 15
a. Pengertian tentang Minat Belajar ... 16
b. Pengertian Belajar Seni Musik ... 18
c. Pengertian Minat Belajar Seni Musik ... 20
d. Aspek-aspek Minat Belajar Seni Musik ... 21
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Seni Musik ... 25
B. Kerangka Pikir ... 27
C. Hipotesis ... 30
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 31
(9)
ix
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 31
C. Tempat dan Waktu Penelitian….. ... ……… 31
D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 32
1. Angket Efikasi Diri ... 32
2. Angket Minat Belajar Seni Musik ... 34
E. Uji Coba Instrumen ... 36
1. Validitas ... 36
2. Reliabilitas ... 38
F. Hasil Uji Coba ... 38
G. Teknik Analisis Data ... 39
1. Analisis Deskriptif ... 39
2. Uji Hipotesis ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Lokasi Penelitian ... 44
B. Pelaksanaan Penelitian ... 44
C. Hasil Penelitian ... 45
1. Deskripsi Data Penelitian ... 45
2. Uji Hipotesis Penelitian ... 47
D. Pembahasan ... 50
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 52
B. Saran ... 52
(10)
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Angket Uji Coba ... 56
Lampiran 2 : Data Uji Validitas dan Reliabilitas Efikasi Diri ... 65
Lampiran 3 : Data Uji Validitas Angket Minat ... 67
Lampiran 4 : Hasil Uji Efikasi Diri ... 69
Lampiran 5 : Hasil Uji Minat ... 73
Lampiran 6 : Angket Penelitian ... 77
Lampiran 7 : Data Penelitian Efikasi ... 86
Lampiran 8 : Data Penelitian Minat ... 89
Lampiran 9 : Tabel F dan Hasil Korelasi ... 92
Lampiran 10 : Foto Penelitian ... 100
Lampiran 11 : Surat Permohonan Izin Penelitian ... 102
Lampiran 12 : Surat Keterangan Penelitian ... 105
(11)
xi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan yang positif dan signifikan antara efikasi diri dengan minat belajar seni musik pada siswa SMP Negeri 2 Kebumen. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan informasi tentang hubungan efikasi diri dengan minat belajar seni musik pada siswa.
Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Kebumen yang berjumlah 120 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah penyebaran angket. Angket tersebut disusun berdasar Skala Likert, suatu skala psikometerik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan korelasional kuantitatif yaitu analisis statistik yang berusaha untuk mencari hubungan antara dua buah variabel atau lebih.
Hasil penelitian menunjukan efikasi diri mempunyai korelasi sebesar 0,667 dengan minat belajar seni musik. Sesuai pedoman interpretasi koefisien korelasi nilai 0,667 termasuk dalam kategori tingkat hubungan yang kuat. Adapun uji signifikan �!"#$%&= 94,524 lebih besar dari �!"#$%= 3,94. Berdasarkan taraf
signifikan yang digunakan 5% ( =0,05) dengan kriteria pengujian jika �!"#$%&
lebih besar dari �!"#$%, maka Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara efikasi diri dengan minat belajar seni musik pada siswa SMP N 2 Kebumen.
Kata kunci: Efikasi Diri, Minat Belajar, Korelasi.
α
(12)
1
A. Latar Belakang Penelitian
Sumber daya manusia yang berkualitas selalu dibutuhkan untuk memenuhi tuntutan kehidupan di segala bidang yang semakin kompleks. Manusia yang cerdas, terampil, terlatih, kreatif, dan mau bekerja keras, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, serta memiliki sifat positif terhadap etos kerja diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional saat ini. Persaingan hidup akan semakin nampak nyata dan jelas, sehingga dibutuhkan optimalisasi pengembangan sumber daya manusia.
Pendidikan merupakan hal sangat penting dalam pembangunan nasional. Melalui pendidikan, negara dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 disebutkan bahwa:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Manusia perlu berusaha keras dan menentukan langkah yang tepat dalam mencapai tujuan hidupnya. Berbagai faktor dapat mempengaruhi tiap individu dalam menentukan langkah atau tindakan untuk mencapai tujuan hidupnya,
(13)
salah satunya adalah efikasi diri. Efikasi diri sebagai salah satu wujud pengetahuan tentang diri untuk menentukan perbuatan yang akan dihadapi dalam mencapai tujuan hidup. Selain itu, efikasi diri dapat mewujudkan kepemimpinan pada diri manusia untuk bertahan hidup serta menghadapi berbagai kesulitan. Berdasarkan hal tersebut dapat diartikan bahwa efikasi diri yang tinggi sangat penting dimiliki setiap siswa.
Menurut Pevin & John (Bandura, 1997) Efikasi diri yang tinggi ditunjukkan dengan bertahan untuk penyelesaian tugas, berusaha sekuat tenaga mengatasi berbagai hambatan dan menggunakan segala potensinya untuk menemukan pemecahan masalah serta tidak mudah putus asa. Efikasi diri tersebut erat kaitannya dengan ekspektasi. Orang yang ekspektasi efikasinya tinggi, maka orang itu akan bekerja keras. Hal ini dapat diartikan bahwa siswa yang memiliki efikasi yang tinggi adalah siswa yang tetap selalu berusaha belajar dengan keras ketika mengalami kesulitan memahami materi dan selalu berusaha menyelesaikan tugas yang sulit sebaik mungkin. Sebaliknya, siswa yang memiliki efikasi yang rendah tidak akan berusaha belajar dengan keras dalam memahami materi pelajaran atau menyelesaikan tugas yang sulit. Sikap yang menunjukkan efikasi diri yang rendah ini terlihat oleh sebagian besar siswa dalam bidang seni musik terutama dalam mengerjakan tugas atau soal seni musik.
Seni musik menjadi salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah jenjang menengah pertama. Penanaman konsep seni musik perlu diberikan pada anak sedini mungkin dalam pendidikan formal, mengingat pentingnya seni
(14)
musik dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mempelajari seni musik diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuan intelektual, imajinasi, ekspresi, dan kreativitas. Sudah menjadi pendapat umum bahwa seni musik adalah mata pelajaran yang menarik bagi sebagian besar siswa. Akan tetapi, berbagai pandangan negatif mengenai mata pelajaran seni musik masih melekat di benak siswa, mulai dari pelajaran yang tidak penting, teori musik yang sulit, dan identik dengan rasa percaya diri yang tinggi ketika harus praktek. Oleh karena itu, perlu suatu cara untuk mengenalkan seni musik kepada siswa. Salah satu cara tersebut yaitu dengan memberikan informasi yang akurat tentang seni musik dan membangkitkan kepercayaaan diri pada siswa terhadap mata pelajaran seni musik.
Minat merupakan suatu dorongan yang timbul dari dalam diri individu yang menarik perhatian individu terhadap sesuatu. Minat berperan penting dalam pembelajaran. Apabila siswa menaruh minat terhadap mata pelajaran seni musik, maka siswa tersebut akan merasa senang dan tertarik dalam belajar seni musik.
Mata pelajaran seni musik di SMP merupakan sub mata pelajaran Seni Budaya dan Ketrampilan. Akan tetapi, masih banyak ditemukan siswa yang menganggap seni musik merupakan mata pelajaran yang tidak penting. Hal itu dapat dilihat dari beberapa macam sikap yang diperlihatkan siswa saat menerima suatu tugas atau soal seni musik untuk dikerjakan. Sebagian besar siswa mengeluh, bila guru memberikan soal untuk dikerjakan, baik tugas tersebut berupa teori maupun praktik. Ada siswa yang menyerah terlebih dahulu sebelum
(15)
berusaha mencoba mengerjakannya karena merasa malas. Ada siswa yang berusaha mengerjakannya, tetapi menyerah saat menemui kesulitan. Siswa dengan efikasi diri yang rendah akan menghindari banyak tugas, khususnya yang menantang dan sulit, sedangkan murid dengan tingkat efikasi diri yang tinggi mau mengerjakan tugas-tugas seperti itu. Siswa dengan efikasi diri yang tinggi lebih mungkin untuk berusaha menguasai tugas pembelajaran dibanding siswa yang berlevel rendah.
Hal tersebut dapat ditarik benang merah, bahwa siswa yang menaruh minat besar terhadap seni musik akan memusatkan perhatian yang lebih besar dari pada siswa lainnya dalam pelajaran seni musik, terdorong untuk belajar lebih giat sehingga mencapai prestasi yang optimal, sedangkan siswa yang memiliki efikasi diri yang rendah, cenderung malas untuk belajar seni musik. Rasa malas tersebut memicu ketidak tertarikan siswa pada mata pelajaran seni musik sehingga minat belajar seni musiknya pun rendah.
Minat belajar seni musik pada siswa memang beraneka ragam. Para siswa terlihat berbeda-beda dalam menerima dan mengikuti pelajaran seni musik. Masih banyak siswa yang bermalas-malasan, kurang antusias, mengantuk, berbicara sendiri dengan teman, dan tidak memperhatikan selama mengikuti pelajaran seni musik yang berupa teori. Banyak anggapan dari siswa bahwa seni musik adalah mata pelajaran yang kurang begitu penting sehingga dalam pembelajaran mereka kadang tidak serius. Faktor kurangnya ketersediaan guru yang sesuai dengan bidangnya juga berpengaruh. Apabila guru yang bukan dari bidang seni musik mengajar pelajaran seni musik tentu saja kurang tepat
(16)
sasaran. Apalagi di jenjang SMP sekarang mata pelajaran seni budaya dan ketrampilan ditanggung oleh satu guru saja. Ketika guru di bidang seni rupa harus mengajar musik, tentu saja dapat berdampak negatif pada murid. Siswa dengan minat belajar seni musik yang besar tetapi guru kurang berkompeten di bidangnya maka bisa jadi siswa tidak dapat mengembangkan minatnya dengan tepat.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh efikasi diri terhadap minat belajar seni musik. Peneliti merasa perlu melakukan sebuah penelitian dengan judul “Hubungan Efikasi Diri Dengan Minat Belajar Seni musik pada Siswa”.
B. Identifikasi Masalah
Penelitian ini dilakukan karena adanya kecenderungan rendahnya minat belajar seni musik siswa kelas VII SMP N 2 Kebumen. Penelitian ini akan mencari pemecahan masalah dengan memperhatikan beberapa faktor yang diduga mempengaruhi minat belajar seni musik. Masalah yang diidentifikasi yang berkaitan dengan tujuan penelitian ini yaitu:
1. Sebagian besar siswa memandang seni musik sebagai ilmu yang tidak penting.
2. Sebagian siswa merasa kurang percaya diri saat praktik seni musik. 3. Setiap siswa memiliki minat belajar yang berbeda-beda.
(17)
5. Mayoritas siswa terlihat kurang yakin dalam menyelesaikan tugas-tugas seni musik dengan mandiri.
6. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, penelitian ini dibatasi pada hubungan efikasi diri dengan minat belajar seni musik.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang diuraikan di muka, maka masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah hubungan efikasi diri dengan minat belajar seni musik pada siswa kelas VII di SMP N 2 Kebumen?”
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan yang positif dan signifikan antara efikasi diri dengan minat belajar seni musik pada siswa kelas VII SMP N 2 Kebumen.
(18)
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan informasi tentang pentingnya pengaruh efikasi diri terhadap minat belajar seni musik. Selain itu, penelitian ini juga dapat digunakan sebagai literatur dalam pelaksanaan penelitian yang relevan di masa yang akan datang.
2. Manfaat Praktis a. Pihak Sekolah
1) Siswa
Dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi diri dalam mengikuti proses belajar mengajar serta menumbuhkan kesadaran akan arti penting efikasi diri dan minat belajar seni musik dalam rangka meningkatkan kualitas belajar dan memaksimalkan potensi yang dimiliki.
2) Guru
Dapat dijadikan acuan untuk mengatasi minat belajar seni musik yang kurang pada siswa dan untuk mencari cara-cara yang dapat meningkatkan minat belajar seni musik melalui penanaman efikasi diri siswa dalam bidang seni musik.
3) Kepala Sekolah
Dapat dijadikan acuan kepala sekolah dalam menghimbau para wali kelas siswa untuk menyampaikan informasi kepada orang tua siswa
(19)
di dalam mengatasi permasalahan minat belajar seni musik melalui penanaman efikasi diri siswa dalam mata pelajaran seni musik. b. Pihak Orang Tua
Dapat memberikan pengarahan kepada putra-putrinya agar dapat meningkatkan efikasi diri siswa sehingga minat belajar seni musik meningkat.
c. Pihak Dinas Pendidikan
Sebagai bahan pertimbangan dan memberikan bimbingan bagi para guru dan kepala sekolah dalam hal menghadapi siswa yang mengalami masalah minat belajar seni musik yang disebabkan rendahnya efikasi diri siswa.
(20)
9 1. Efikasi Diri
a. Pengertian Efikasi Diri
Efikasi diri oleh Albert Bandura (1997: 3) diartikan sebagai keyakinan pada kemampuan individu untuk mengatur dan melaksanakan tindakan yang diperlukan dalam mencapai suatu tujuan yang ditentukan. Alwisol (2004: 360), efikasi diri adalah penilaian diri, apakah dapat melakukan tindakan yang baik atau buruk, tepat atau salah, bisa atau tidak bisa mengerjakan sesuai dengan yang dipersyaratkan. Sementara itu, Ghufron & Risnawati S. (2010: 77) mendefinisikan efikasi diri adalah keyakinan seseorang mengenai kemampuan-kemampuannya dalam mengatasi beraneka ragam situasi yang muncul dalam hidupnya.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa efikasi diri adalah keyakinan individu mengenai kemampuan yang dimilikinya dalam melaksanakan tugas atau tindakan untuk mencapai hasil tertentu. Efikasi diri tidak berkaitan dengan kecakapan yang dimiliki, tetapi berkaitan dengan keyakinan individu mengenai hal yang dapat dilakukan dengan kemampuan yang dimilikinya. Keyakinan bahwa individu dapat melaksanakan suatu tugas dengan baik akan menentukan perilaku atau tindakan yang benar-benar dilakukan individu tersebut, seberapa besar
(21)
usaha yang akan dilakukannya dan seberapa besar ketahanan perilakunya untuk menyelesaikan tugasnya atau mengatasi hambatan.
Ghufron & Risnawati S. (2010: 75-76) mengatakan bahwa seseorang dengan efikasi diri yang tinggi percaya bahwa mereka mampu melakukan sesuatu untuk mengubah kejadian-kejadian di sekitarnya, sedangkan seseorang dengan efikasi diri rendah menganggap dirinya pada dasarnya tidak mampu mengerjakan segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Dalam keadaan yang sulit, orang dengan efikasi yang rendah cenderung akan mudah menyerah sementara orang dengan efikasi diri yang tinggi akan berusaha lebih keras untuk mengatasi tantangan yang ada. Dengan demikian, bahwa efikasi diri dapat membawa pada perilaku yang berbeda di antara individu dengan kemampuan yang sama karena efikasi diri mempengaruhi pilihan tujuan, pengatasan masalah, dan kegigihan dalam berusaha.
b. Aspek-Aspek Efikasi Diri
Bandura (1997: 42-43) mengemukakan bahwa efikasi diri terdiri dari tiga aspek yaitu:
1) Tingkat Kesulitan (Level)
Aspek ini berkaitan dengan tingkat kesulitan tugas yang dibebankan. Jika individu dihadapkan pada tugas-tugas yang disusun menurut tingkat kesulitannya, maka efikasi diri individu mungkin akan terbatas pada tugas yang mudah, sedang atau bahkan
(22)
tugas-tugas yang paling sulit. Dengan demikian, siswa yang efikasi dirinya rendah akan berharap menemukan tugas dengan tingkat kesulitan yang rendah dan siswa yang efikasi dirinya tinggi akan berharap menemukan tugas dengan tingkat kesulitan yang tinggi.
2) Tingkat Kekuatan (Strength)
Aspek ini berkaitan dengan tingkat kekuatan dari keyakinan atau pengharapan. Keyakinan atau harapan yang kuat dapat mendorong individu semakin gigih dalam berupaya mencapai tujuan.
3) Generalisasi (Generality)
Aspek ini berkaitan dengan luas cakupan bidang tugas atau tingkah laku yang mana individu merasa yakin akan kemampuannya. Individu dapat merasa yakin terhadap kemampuan dirinya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa, aspek-aspek efikasi diri meliputi level (tingkat kesulitan), strength (tingkat kekuatan) dan generality (generalisasi).
c. Sumber-Sumber Efikasi Diri
Bandura (1997: 80-107) mengatakan bahwa efikasi diri itu didapatkan, dikembangkan, atau diturunkan melalui satu atau kombinasi dari empat sumber berikut:
1) Pengalaman tentang Penguasaan (Enactive Mastery Experience)
Pengalaman tentang penguasaan dapat juga disebut pengalaman keberhasilan. Pengalaman tentang penguasaan/keberhasilan adalah
(23)
keberhasilan yang pernah dicapai pada masa yang telah lalu. Sumber ini adalah sumber yang paling berpengaruh bagi efikasi diri. Pengalaman keberhasilan pada masa lalu akan meningkatkan efikasi diri individu, sedangkan pengalaman kegagalan akan menurunkan efikasi.
Bandura (Alwisol, 2004: 361) menyatakan bahwa mencapai keberhasilan akan memberi dampak efikasi diri yang berbeda-beda, tergantung proses pencapaiannya:
a) Keberhasilan dalam menghadapi tugas atau situasi yang sulit akan
membuat efikasi diri semakin tinggi. Misalnya, seorang siswa hanya akan mendapat efikasi diri yang kecil jika mampu mengalahkan nilai seni musik temannya yang peringkatnya jauh di bawahnya, tetapi siswa tersebut akan mendapatkan efikasi diri yang tinggi jika mampu mengalahkan nilai seni musik temannya yang peringkat pertama di kelas.
b) Keberhasilan/kesuksesan yang dikerjakan sendiri, lebih
meningkatkan efikasi diri dibandingkan hasil kerja kelompok atau dibantu orang lain. Misalnya, siswa dapat mengerjakan tugas rumah sendiri dengan benar akan mendapat efikasi diri lebih besar daripada siswa yang dibantu kakaknya dalam mengerjakan tugas tersebut.
c) Kegagalan tampaknya berpengaruh banyak menurunkan efikasi
(24)
mungkin, sebaliknya kegagalan karena tidak berupaya maksimal tidak begitu menurunkan efikasi diri. Misalnya, ada siswa yang mendapat nilai 6 sewaktu ulangan padahal siswa tersebut merasa sudah berusaha belajar keras efikasi diri siswa tersebut dapat turun jauh lebih banyak dibandingkan siswa yang mendapai nilai 6 tetapi tidak belajar.
d) Kegagalan dalam situasi emosional/stress, dampaknya tidak
seburuk kalau kondisinya optimal.
e) Bagi orang yang memiliki ekspetasi kesuksesan yang tinggi,
kegagalan hanya memiliki efek yang kecil saja bagi efikasi diri.
2) Pengalaman orang lain (Vicarious Experiences)
Diperoleh melalui model sosial atau mengamati pengalaman-pengalaman orang lain. Efikasi diri seseorang akan meningkat ketika mengamati keberhasilan orang lain yang memiliki kemampuan sebanding dengan dirinya. Sebaliknya, efikasi akan menurun jika mengamati orang lain yang kemampuannya kira-kira sama dengan dirinya ternyata gagal. Apabila kemampuan yang dimiliki figur yang diamati berbeda dengan diri si pengamat, maka pengaruhnya tidak begitu besar. Sebaliknya, ketika mengamati kegagalan yang dialami oleh figur yang setara dengan dirinya, bisa jadi si pengamat tidak mau mengerjakan apa yang pernah gagal dikerjakan figur yang diamatinya dalam jangka waktu yang lama.
(25)
Efikasi diri ini juga dapat diperoleh, diperkuat atau dilemahkan melalui persuasi sosial. Dampak dari sumber ini terbatas, tetapi pada kondisi yang tepat persuasi dari orang lain dapat mempengaruhi efikasi diri. Kondisi itu adalah rasa percaya kepada pemberi persuasi dan sifat realistik dari apa yang dipersuasikan.
4) Kondisi Fisik dan Emosi (Physical and Emotional State)
Keadaan emosi yang mengikuti suatu kegiatan akan mempengaruhi efikasi di bidang kegiatan itu. Emosi yang kuat, takut, cemas, stress, dapat mengurangi efikasi diri. Namun bisa terjadi, peningkatan emosi yang tidak berlebihan dapat meningkatkan efikasi diri. Misalnya, siswa yang merasa cemas dan takut ketika menghadapi ulangan dapat menurunkan efikasi diri saat mengerjakan soal-soal ulangan tersebut.
d.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efikasi Diri
Menurut Bandura (Laura Andini, 2008: 7-8) efikasi diri dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1) Sifat tugas yang dihadapi. Situasi atau jenis tugas tertentu menuntut kinerja yang lebih sulit dan berat daripada situasi tugas yang lain. Semakin sulit tugas dapat semakin meningkatkan atau melemahkan efikasi diri.
2) Insentif internal. Reward atau insentif yang diterima merefleksikan keberhasilan seseorang dalam menguasai atau melaksanakan suatu
(26)
tugas tertentu. Semakin besar reward yang diterima, akan semakin meningkatkan efikasi dirinya.
3) Status atau peran individu dalam lingkungan. Derajat status sosial mempengaruhi penghargaan dari orang lain dan rasa percaya diri yang dimiliki. Semakin besar penghargaan yang diterima semakin besar pula rasa percaya diri yang dimiliki dan rasa percaya diri akan meningkatkan efikasi diri yang dimiliki.
4) Informasi tentang kemampuan diri. Efikasi diri seseorang akan
meningkat atau menurun sesuai dengan informasi yang positif atau negatif yang diterimanya berkaitan dengan kemampuannya dalam menyelesaikan tugas tertentu.
Berbagai uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa efikasi diri dipengaruhi oleh faktor sifat tugas yang dihadapi, insentif internal yang didapat, status sosial individu dalam lingkungannya dan informasi yang didapat individu berkaitan dengan kemampuan dirinya.
2. Minat Belajar Seni musik
a. Pengertian tentang Minat Belajar
Minat belajar dapat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar peserta didik. Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar artinya untuk mencapai/memperoleh benda atau tujuan yang diminati itu. Timbulnya minat belajar disebabkan berbagai hal, antara
(27)
lain karena keinginanan yang kuat untuk menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang dan bahagia Hadis (2006: 65). Slameto (2003: 180), minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.
Secara sederhana minat berarti kecenderungan dan kegiatan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu Muhibbin Syah (2003: 136). Minat atau interest menurut Crow & Crow (Abd.Rahman Abror, 1993: 112) bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita cenderung atau merasa tertarik pada orang, benda atau kegiatan.
Hurlock (1978: 114) menyatakan bahwa minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan, mereka merasa berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan berkurang minat pun berkurang.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan pengertian minat sebagai suatu dorongan yang timbul dalam diri seseorang yang menyebabkan ketertarikan dan perhatian kepada seseorang, suatu objek atau aktifitas yang dirasa bermanfaat bagi dirinya dan dilakukan dengan penuh konsentrasi dan kesadaran yang menguasai individu secara mendalam.
(28)
Belajar merupakan kegiatan yang berproses, berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pembelajaran dalam suatu kegiatan pembelajaran bergantung pada interaksi belajar mengajar antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas, Hadis (2006: 59). Beberapa ahli mengemukakan definisi belajar, antara lain Slameto (2003: 2) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik, Djamarah (2002: 13). Ahmadi (1991: 121) mendefinisikan belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dan interaksi dengan lingkungan.
Sesuai dengan pengertian mengenai belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu yang terjadi secara bertahap dan bersifat relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan.
Berdasarkan pengertian minat dan belajar, maka pengertian minat belajar dapat diartikan sebagaidorongan yang timbul dalam individu yang menarik perhatian individu terhadap proses belajar. Minat belajar dapat
(29)
memunculkan perasaan suka atau tertarik sehingga individu termotivasi untuk mempelajari sesuatu. Semakin tinggi minat belajar maka semakin tinggi pula dorongan dalam diri individu untuk mempelajari sesuatu.
b. Pengertian Belajar Seni musik
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 menyebutkan bahwa pendidikan seni musik merupakan salah satu aspek dalam pendidikan Seni Budaya. Di sekolah umum, pendidikan seni musik merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum sekolah. Masunah (2003: 282) menyebutkan bahwa “Tujuan
pendidikan seni adalah untuk menumbuhkan kemampuan
mengapresiasi seni dan budaya bagi peserta didik, dan meningkatkan perkembangan fisik dan psikis peserta didik melalui pendidikan seni musik.”
Materi pelajaran Seni Musik tidak terlepas dari unsur-unsur musik. Jamalus (1988: 1) menyebutkan unsur-unsur musik terdiri dari irama, melodi, harmoni dan ekspresi. Irama merupakan rangkaian gerak yang menjadi unsur dasar dalam musik dan tari yang terbentuk dari sekelompok bunyi dan diam dengan bermacam-macam lama waktu atau panjang-pendeknya, membentuk pola irama, bergerak menurut pulsa dalam ayunan birama, Jamalus (1988: 9). Melodi adalah susunan rangkaian nada (bunyi dengan getaran teratur) yang terdengar berurutan, serta berirama serta mengungkapkan suatu
(30)
gagasan, Jamalus (1988: 16). Harmoni adalah keselarasan atau persesuaian pada bagian-bagian lagu, birama, irama sehingga timbul suatu sifat atau suasana yang merupakan kesatuan, Jamalus (1988: 30). Ekspresi adalah ungkapan pikiran dan perasaan yang mencakup semua nuansa dari tempo, dinamik dan warna nada dari unsur-unsur pokok musik, dalam pengelompokan frase yang diwujudkan oleh seniman musik, penyanyi dan disampaikan kepada pendengarnya, Jamalus (1988: 38).
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu yang terjadi secara bertahap dan bersifat relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Berdasarkan pengertian belajar dan seni musik, maka penulis menjabarkan pengertian belajar seni musik sebagai suatu proses yang dilakukan untuk mengekspresikan perasaan yang dituangkan dalam unsur unsur pokok seni musik kepada pendengarnya.
c. Pengertian Minat Belajar Seni musik
Pengertian minat belajar dapat diartikan sebagai dorongan yang timbul dalam individu yang menarik perhatian individu terhadap proses belajar. Minat belajar dapat memunculkan perasaan suka atau tertarik sehingga individu termotivasi untuk mempelajari sesuatu. Minat belajar berkaitan dengan keterlibatan siswa dalam proses belajar. Semakin siswa berminat terhadap suatu pelajaran, maka semakin tinggi keterlibatannya
(31)
terhadap kegiatan-kegiatan atau mengerjakan tugas-tugas berkaitan dengan pelajaran tersebut.
Purwanto (1990: 106) berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dalam diri orang yang belajar (internal) dan ada pula dari luar dirinya (eksternal). Faktor internal dijabarkan menjadi aspek fisik dan psikologis. Aspek fisik yang berpengaruh terhadap hasil belajar adalah panca indera dan kondisi fisik umum. Beberapa aspek psikologi yang berpengaruh terhadap aspek hasil belajar meliputi; minat, motivasi, kemampuan kognitif, bakat, dan intelegensia. Faktor eksternal dijabarkan menjadi aspek instrumental dan lingkungan. Aspek instrumental terdiri dari; kurikulum/bahan pelajaran, sarana dan perlengkapan belajar, guru/pengajar, serta administrasi/manajemen. Aspek lingkungan yang berpengaruh terhadap hasil belajar yaitu alam dan sosial. Dari pendapat-pendapat tersebut, terlihat bahwa minat mempunyai peranan dalam proses maupun hasil belajar.
Pengertian minat belajar bila dikaitkan dengan pengertian belajar seni musik dapat disimpulkan pengertian minat belajar seni musik sebagai ketertarikan, perhatian dan rasa senang terhadap objek seni musik yang mendorong siswa untuk aktif terlibat dalam kegiatan belajar seni musik sehingga siswa memiliki kemampuan mempelajari seni musik dan memahami materi seni musik.
(32)
d. Aspek-aspek Minat Belajar Seni musik
Hurlock (1978: 116-117) menyatakan bahwa semua minat mempunyai dua aspek yaitu:
1) Aspek kognitif
Aspek kognitif didasarkan atas konsep yang dikembangkan anak mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Konsep yang membangun aspek kognitif minat didasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik di rumah, sekolah dan masyarakat serta dari berbagai jenis media massa.
2) Aspek afektif
Aspek afektif dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Minat berkembang dari pengalaman pribadi dari sikap orang penting yaitu orang tua, guru dan teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan itu.
Abror (1993: 112) menyatakan minat mengandung aspek- aspek:
1) Kognisi (Mengenal)
Kognisi dalam arti, minat didahului oleh pengetahuan dan informasi yang dimiliki mengenai obyek yang dituju oleh minat tersebut. Siswa yang memiliki minat tinggi terhadap pelajaran seni musik maka
(33)
semakin banyak pengetahuan dan informasi mengenai pelajaran seni musik yang dimengerti atau dipahami siswa.
2) Emosi (Perasaan)
Emosi merupakan perasaan yang dirasakan seseorang. Dalam partisipasi atau pengalaman itu disertai dengan perasaan tertentu (biasanya perasaan senang atau suka). Pada umumnya siswa yang memiliki minat tinggi untuk mempelajari seni musik maka semakin menyukai pelajaran seni musik. Rasa senang pada pelajaran seni musik, tentu nantinya akan berpengaruh besar terhadap belajar siswa.
3) Konasi (Kehendak)
Konasi merupakan kelanjutan dari unsur kognisi dan unsur emosi yaitu yang diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk melakukan suatu kegiatan, termasuk kegiatan yang diselenggarakan sekolah. Siswa yang memiliki minat terhadap mata pelajaran seni musik berarti siswa tersebut memiliki kemauan atau hasrat untuk belajar seni musik sehingga tumbuh kesadaran untuk belajar seni musik tanpa ada paksaan dan berusaha menyelesaikan semua tugas seni musik.
Crow dan Crow (Prima Dwi Utama, 2009: 15) mengemukakan aspek-aspek minat terdiri:
(34)
Ketertarikan timbul karena objek tersebut dirasakan bermakna bagi diri individu yang bersangkutan. Rasa senang pada pelajaran-pelajaran yang nantinya akan berpengaruh besar terhadap belajar siswa, jika materi yang dipelajari tidak sesuai maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak adanya daya tarik baginya untuk mempelajarinya. Artinya ketertarikan terhadap seni musik akan berpengaruh besar jika siswa merasa bahwa mempelajari seni musik akan sangat berguna bagi dirinya.
2) Perhatian.
Perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungannya, Slameto (2003: 105). Artinya siswa yang memiliki minat terhadap seni musik akan memusatkan seluruh perhatiannya pada semua hal yang berhubungan dengan pelajaran seni musik.
3) Kesadaran.
Kesadaran adalah suatu aspek kognitif dalam diri individu untuk mengikuti kegiatan belajar tanpa paksaan serta mengetahui apa yang dirasakan dan menggunakan perasaannya untuk memandu dalam pengambilan keputusan dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya dalam kegiatan belajar. Siswa yang memiliki minat tinggi terhadap pelajaran seni musik akan menumbuhkan kesadaran dalam dirinya untuk belajar seni musik tanpa ada paksaan dan
(35)
memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya untuk mempelajari seni musik.
4) Konsentrasi.
Konsentrasi adalah memusatkan semua pikiran yang tertuju pada objek tertentu yang berkaitan dengan kegiatan belajar. Siswa yang memiliki minat terhadap seni musikakan berusaha mengesampingkan semua masalah atau pikiran yang bisa mengganggu konsentrasinya dalam mempelajari seni musik.
Berbagai uraian di atas dapat disimpulkan aspek-aspek minat meliputi aspek kognitif dan afektif sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Hurlock (1978: 116-117) atau kognisi, emosi, konasi, yang telah diungkapkan Abror (1993: 112) serta ketertarikan, perhatian, kesadaran dan konsentrasi sebagaimana yang diungkapkan oleh Crow dan Crow (Prima Dwi Utama, 2009: 15).
Djiwandono (2002: 365) menyatakan ada sejumlah cara untuk mengetahui minat siswa. Jalan paling langsung adalah menanyakan kepada siswa sendiri, bisa dengan angket, atau berbicara dengan mereka.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan aspek-aspek minat belajar dapat diketahui melalui pengamatan sikap yang suka dilakukan siswa saat proses belajar, bertanya atau berbicara langsung kepada siswa sendiri, angket atau meminta subjek diminta untuk menjawab pernyataan- pernyataan.
(36)
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Seni musik
Minat merupakan salah satu aspek psikologis yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap sikap dan perilaku individu. Hurlock (1978: 139) mengemukakan kondisi yang dapat mempengaruhi minat anak belajar di sekolah yaitu:
1) Pengalaman dini sekolah. Anak yang secara fisik dan intelektual telah
siap untuk di kelas satu mempunyai sikap lebih positif terhadap sekolah dibandingkan anak yang belum siap untuk sekolah. Pengalaman di taman kanak-kanak menjadikan pengalaman dini di sekolah lebih menyenangkan.
2) Pengaruh orang tua. Orang tua mempengaruhi sikap anak terhadap
pentingnya pendidikan, belajar, berbagai mata pelajaran dan para guru.
3) Sikap saudara kandung. Saudara kandung yang lebih besar mempunyai
pengaruh yang sama pada sikap anak terhadap sekolah seperti orang tua.
4) Sikap teman sebaya. Minat dan sikap terhadap sekolah secara umum dan terhadap berbagai kegiatan sekolah sangat diarahkan oleh teman sebaya. Untuk diterima oleh kelompok teman sebaya, anak belajar bahwa ia harus menerima minat dan nilai kelompok.
5) Penerimaan oleh kelompok teman sebaya. Karena bagian hari-hari
(37)
6) Keberhasilan akademik. Besarnya pengaruh keberhasilan akademik pada sikap anak terhadap sekolah bergantung pada besarnya nilai keberhasilan akademik dalam kelompok teman sebaya. Bila keberhasilan ini merupakan ini merupakan lambang status, maka ia akan meningkatkan status anak dengan prestasi akademik baik dalam kelompok teman sebaya.
7) Sikap terhadap pekerjaan. Pada umunya anak tidak suka ketika dituntut
untuk mengerjakan pekerjaan rumah.
8) Hubungan guru dan murid. Banyak atau sedikitnya minat anak terhadap
sekolah dipengaruhi sikapnya terhadap guru. Jika anak membawa konsep yang tidak positif terhadap guru ke sekolah maka anak merasa takut atau tidak suka bila harus belajar di sekolah.
9) Suasana emosional sekolah. Suasana emosional di sekolah dipengaruhi
sikap guru dan jenis disiplin yang digunakan. Para guru yang mempunyai hubungan baik dengan murid dan menggunakan disiplin yang demokratis mendorong sikap yang lebih positif pada murid.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar seni musik dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
1) Faktor intern adalah faktor yang bersumber dari dalam individu yang meliputi, kondisi fisik atau jasmaniah, kematangan individu, usia, dan intelegensi.
(38)
2) Faktor ekstern adalah faktor yang bersumber dari luar individu, yaitu faktor guru, proses pembelajaran, sarana, situasi lingkungan sekolah dan sosial siswa, pengaruh dari orang tua, saudara maupun dari teman sebaya.
B. Kerangka Pikir
Siswa akan menunjukkan aktivitas positif dalam kegiatan belajar seni musik, tergantung bagaimana siswa tersebut dapat menilai kemampuan dirinya dengan aktivitas yang akan dilakukannya. Efikasi diri memiliki peran yang besar dalam tingkah laku atau pola belajar dalam diri siswa khususnya dalam belajar seni musik. Siswa yang memiliki efikasi yang tinggi cenderung semakin bersemangat dan tekun berusaha bila menghadapi suatu kesulitan dalam belajar, sebaliknya siswa yang memiliki efikasi diri rendah akan terganggu dengan perasaan ragu-ragu terhadap kemampuannya dalam menyelesaikan tugas atau menghadapi kesulitan dalam belajarnya. Efikasi diri merupakan keyakinan individu mengenai kemampuan yang dimilikinya dalam melaksanakan tugas atau tindakan untuk mencapai hasil tertentu.
Salah satu faktor yang mempengaruhi belajar seni musik adalah minat. Minat belajar dapat memunculkan perasaan suka atau tertarik sehingga individu termotivasi untuk mempelajari sesuatu. Semakin tinggi minat belajar maka semakin tinggi pula dorongan dalam diri individu untuk mempelajari sesuatu. Tanpa adanya minat, siswa tidak akan terdorong/tergerak hatinya untuk belajar seni musik. Minat belajar seni musik merupakan ketertarikan, perhatian dan rasa
(39)
senang terhadap objek seni musik yang mendorong siswa untuk aktif terlibat dalam kegiatan belajar seni musik sehingga siswa memiliki kemampuan mempelajari seni musik dan memahami materi seni musik.
Minat belajar pada materi-materi yang sulit terutama seni musik tidak hanya dipengaruhi oleh intelegensia tetapi dipengaruhi beberapa faktor lain, ada kemungkinan salah satunya adalah efikasi diri. Dalam kaitannya dengan minat belajar seni musik, siswa yang memiliki efikasi diri yang tinggi dimungkinkan akan memiliki minat belajar seni musik yang tinggi. Sedangkan siswa yang dengan efikasinya rendah dimungkinkan akan memiliki minat belajar seni musik yang rendah.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu adanya pembuktian secara ilmiah melalui penelitian. Penelitian ini akan dilakukan penulis untuk membuktikan ada tidaknya hubungan efikasi diri dengan minat belajar seni musik siswa kelas VII SMP N 2 Kebumen.
Pola hubungan antara variabel efikasi diri dengan minat belajar seni musik adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Paradigma Penelitian
(40)
Keterangan: X : Efikasi Diri
Y : Minat Belajar Seni Musik
C. Hipotesis
Berdasarkan uraian kajian teori dan kerangka berpikir dimuka, maka hipotesis yang dapat dirumuskan yaitu:
1. H! : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara efikasi diri
dengan minat belajar seni musik pada siswa SMP N 2 Kebumen.
2. H! : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara efikasi
diri dengan minat belajar seni musik pada siswa SMP N 2 Kebumen.
(41)
31 A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian korelasional kuantitatif yaitu analisis statistik yang berusaha untuk mencari hubungan antara dua buah variabel atau lebih. Dalam analisis korelasional ini, variabel dibagi ke dalam dua bagian, yaitu:
1. Variabel bebas (Independent Variable), yaitu variabel yang keberadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah efikasi diri.
2. Variabel terikat (Dependent Variable), yaitu variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel yang lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat belajar seni musik.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kebumen. Waktu pelaksanaan penelitian pada Agustus 2015.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMP N 2 Kebumen. 2. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII di SMP N 2 Kebumen
(42)
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penyebaran angket. Alat pengumpul data tentang efikasi diri dan minat belajar seni musik siswa berupa angket. Angket tersebut disusun berdasar Skala Likert. Angket ini berisi serangkaian pernyataan yang akan direspon oleh responden. Respon yang diberikan oleh responden adalah taraf kesesuaian dan ketidak sesuaian dalam variasi empat pilihan jawaban: sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS). Dalam angket, isi pernyataan ada yang searah (mendukung) teori yang mendasari yang dipersoalkan dan ada yang tidak searah (tidak mendukung) teori yang mendasari hal yang dipersoalkan. Pernyataan yang mendukung disebut pernyataan mendukung atau favourable statement dan yang tidak mendukung disebut pernyataan tak mendukung atau unfavourable statement, Suryabrata (2005: 186). Penggunaan teknik ini didasarkan pada anggapan bahwa subyek adalah orang yang paling tahu mengenai dirinya, apa yang dinyatakan oleh subyek adalah benar dan dapat dipercaya, Hadi (2004: 157).
Adapun alat pengumpul data dalam penelitian ini yaitu: 1. Angket Efikasi Diri
Penyusunan angket efikasi diri dibuat berdasarkan aspek-aspek dari teori Bandura (1997: 42-43) sebagai berikut:
a. Tingkat Kesulitan (Level). Berkaitan dengan tingkat kesulitan tugas yang dibebankan.
(43)
b. Tingkat Kekuatan (Strength). Berkaitan dengan kekuatan penilaian terhadap kemampuan yang dimiliki.
c. Generalisasi (Generality). Berkaitan dengan cakupan bidang tugas atau perilaku.
Mempertimbangkan keseimbangan jumlah aitem pada setiap aspek serta kemungkinan adanya item yang gugur setelah uji coba maka angket efikasi diri terdiri dari 60 aitem. Aspek efikasi diri diuraikan dalam bentuk item yang di distribusikan pada tabel 2.
Tabel 2. Kisi-kisi Angket Efikasi Diri Sebelum Uji Coba.
Aspek Butir Favorable Butir Unfavorable Jumlah
a. Tingkat Kesulitan (Level)
1, 7, 13, 19, 25, 31, 37, 43, 49, 55
4, 10, 16, 22, 28, 34, 40, 46, 52, 58
20
b.Tingkat Kekuatan (Strength)
2, 8, 14, 20, 26, 32, 38, 44, 50, 56
5, 11, 17, 23, 29, 35, 41, 47, 53, 59
20
c. Generality (generalisasi)
3, 9, 15, 21, 27, 33, 39, 45, 51, 57
6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60
20
Total 30 30 60
Angket efikasi diri ini berupa item pernyataan yang menggunakan 4 alternatif jawaban sebagai berikut:
(44)
Tabel 3. Alternatif Jawaban Angket Efikasi Diri.
Favorable Skor Unfavorable
Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 Sangat Sesuai (SS) Tidak Sesuai (TS) 2 Sesuai (S)
Sesuai (S) 3 Tidak Sesuai (TS)
Sangat Sesuai (SS) 4 Sangat Tidak Sesuai (STS)
2. Angket Minat Belajar Seni musik
Angket minat belajar dibuat berdasarkan aspek-aspek menurut teori Abror (1993: 112) sebagai berikut:
a. Kognisi (mengenal). Semakin tinggi minatnya terhadap mata pelajaran seni musik maka semakin banyak pengetahuan dan informasi mengenai pelajaran seni musik.
b. Emosi (perasaan). Semakin tinggi minat siswa untuk mempelajari seni musik maka siswa semakin menyukai pelajaran seni musik.
c. Konasi (kehendak). Siswa yang memiliki minat terhadap mata pelajaran seni musik berarti siswa tersebut memiliki kemauan atau hasrat untuk belajar seni musik sehingga tumbuh kesadaran untuk belajar seni musik tanpa ada paksaan dan berusaha menyelesaikan semua tugas seni musik.
Mempertimbangkan keseimbangan jumlah item pada setiap aspek serta kemungkinan adanya item yang gugur setelah uji coba maka angket minat
(45)
belajar seni musik terdiri dari 60 item. Aspek minat belajar seni musik diuraikan dalam bentuk item yang didistribusikan pada tabel 4.
Tabel 4. Kisi-kisi Angket Minat Belajar Sebelum uji coba.
Aspek Butir Favorable Butir Unfavorable Jumlah
a.Kognisi (mengenal)
1, 7, 13, 19, 25, 31, 37, 43, 49, 55
4, 10, 16, 22, 28, 34, 40, 46, 52, 58
20
b.Emosi (perasaan)
2, 8, 14, 20, 26, 32, 38, 44, 50, 56
5, 11, 17, 23, 29, 35, 41, 47, 53, 59
20
c.Konasi (kehendak)
3, 9, 15, 21, 27, 33, 39, 45, 51, 57
6, 12, 18, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60
20
Total 30 30 60
Angket minat belajar seni musik berupa item yang menggunakan 4 alternatif jawaban sebagai berikut:
Tabel 5. Alternatif Jawaban Angket Minat Belajar Seni musik.
Favorable Skor Unfavorable
Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 Sangat Sesuai (SS) Tidak Sesuai (TS) 2 Sesuai (S)
Sesuai (S) 3 Tidak Sesuai (TS)
(46)
E. Uji Coba Instrumen
Sebelum melakukan penelitian sesungguhnya, peneliti melakukan uji coba dahulu terhadap angket yang akan digunakan untuk penelitian guna mengukur validitas dan reliabilitas angket. Uji coba dilaksanakan terhadap 120 siswa kelas VII di SMP N 1 Kebumen. Angket diujicobakan pada siswa kelas VII SMP N 1 Kebumen karena kelompok tersebut memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok subjek penelitian. Karakteristik yang sama tersebut meliputi akreditasi sekolah, jumlah siswa, kondisi dan letak sekolah serta rata-rata nilai seni musik.
Pelaksanaan uji coba dilakukan terhadap siswa kelas VII. Subjek ujicoba mengisi angket efikasi diri dan minat belajar seni musik. Pengisian angket dilakukan secara langsung oleh masing-masing subjek dan setelah selesai dikumpulkan kembali. Selanjutnya hasil uji coba ini dianalisa untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya.
1. Validitas
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity) yaitu validitas yang menunjukkan sejauh mana item-item dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur atau mewakili aspek-aspek yang hendak diukur, Azwar (2009: 45). Secara teknis pengujian validitas isi dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator. Pengujian dapat dilakukan dengan mudah dan sistemastis dengan kisi-kisi instrumen tersebut, Sugiyono (2005: 272). Adapun aspek-aspek
(47)
dalam skala efikasi diri yaitu kesulitan, kekuatan, generalisasi dan aspek-aspek dalam angket minat belajar seni musik meliputi kognisi (mengenal), emosi (perasaan), konasi (kehendak). Setelah angket diujicobakan dan dihitung validitas untuk menentukan aitem-aitem yang valid. Uji validitas penelitian ini menggunakan korelasi product moment.
�!"=
!∑!"!(∑!)(∑!)
!∑!!!!∑! ! !∑!! ∑!!
Sumber: Arikunto (2010: 213) Keterangan:
�!" =Koefisien korelasi antara X dan Y
X = Skor butir Y = Skor total N = Jumlah subyek
�! = Jumlah kuadrat nilai X
�!= Jumlah kuadrat nilai Y
Kriteria pengambilan keputusan item yang dianggap valid atau gugur dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 17.00 for windows dan ketentuan pengujian dengan taraf signifikasi 5%.
Jika � !"#$%&≥ � !!"#$, maka dianggap valid.
Jika � !"#$%& < � !"#$%, maka dianggap gugur.
2. Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan pada item-item yang telah terpilih. Teknik yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah koefisien Alpha Cronbach dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 17.00 for windows.
(48)
�!!=
!
!!! 1−
∑!!! !!! Sumber: Arikunto (2010: 239) Keterangan:
�!! = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑�!! = jumlah varian butir
�!! = varian total
Sedangkan Riyanto (2009: 46) menyatakan, untuk mengetahui reliabilitas caranya adalah membandingkan nilai r hasil dengan nilai konstanta (0.6). Dalam uji reliabilitas sebagai nilai r hasil adalah Alpha. Ketentuannya adalah bila � !"#$% > konstanta (0.6) maka instrumen dinyatakan reliabel.
F. Hasil Uji Coba
Hasil uji coba penelitian digunakan untuk mengetahui validitas item dan reliabilitas angket pada angket efikasi diri dan angket minat belajar seni musik. Uji validitas item digunakan untuk menyeleksi item. Item yang valid akan digunakan untuk angket penelitian, sedangkan yang gugur tidak diikutkan dalam angket penelitian. Reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah angket memiliki konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur. Uji validitas instrumen penelitian ini menggunakan product moment dan uji reliabilitas menggunakan
(49)
Alpha Cronbach. Perhitungan analisis menggunakan aplikasi SPSS 17.0 for windows.
G. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif
Data yang diperoleh dari angket digunakan untuk mencari harga rerata, simpangan baku, nilai minimum dan nilai maksimum dari variabel efikasi diri dan minat belajar seni musik. Harga rerata, simpangan baku, nilai minimum dan nilai maksimum diperoleh dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS 17.0 for windows.
Untuk mengetahui kecenderungan hasil pengukuran dapat dengan menetapkan kriteria-kriteria kategorisasi. Hasil pengukuran dari masing- masing variabel dibedakan menjadi tiga kategori sebagai berikut.
Tabel 12. Kategorisasi Skor
Pedoman Kategori
(Mi+1SDi) ≤ X Tinggi
(Mi-1SDi) ≤ X < (Mi+1SDi) Sedang
X<(Mi-1SDi) Rendah
Sumber: Hadi (2002: 135) Keterangan:
X = Skor
Mi = Rata-rata ideal SDi = Standar Deviasi ideal
(50)
Menghitung besarnya rerata ideal (Mi) digunakan rumus Mi= !
! (Nb+Na), dimana Nb adalah nilai harapan terendah dan Na adalah nilai harapan tertinggi, sedangkan untuk mengukur besarnya Standar Deviasi (SD) ideal menggunakan rumus SDi= !
! (nilai maksimum-nilai minimum).
2. Uji Hipotesis
Pengaruh efikasi diri terhadap minat belajar seni musik merupakan hubungan yang fungsional maka menggunakan analisis regresi linier sederhana. Tugas pokok dalam analisis regresi meliputi mencari korelasi antara kriterium dengan prediktor, menguji apakah korelasi itu signifikan ataukah tidak, mencari persamaan garis regresinya, menemukan sumbangan efektif. Ukuran statistik yang dapat menggambarkan hubungan antara suatu variabel dengan variabel lain adalah koefisien korelasi dan koefisien determinasi.
a. Analisis Korelasi
Ukuran statistik yang dapat menggambarkan hubungan antara suatu variabel dengan variabel lain adalah koefisien korelasi dan koefisien determinasi.
1) Koefisien Korelasi (r)
Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel yaitu antara efikasi diri dan minat belajar seni musik. Koefisien korelasi dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
(51)
�!"=
!∑!"!(∑!)(∑!)
!∑!!!!∑! ! !∑!! ∑!!
Sumber: Sugiyono (2005: 250) Keterangan:
�!" =Koefisien korelasi antara X dan Y X = Skor butir
Y = Skor total N = Jumlah subyek
�! = Jumlah kuadrat nilai X �!= Jumlah kuadrat nilai Y
Apabila hasil �!"#$%& lebih besar dari �!"#$% untuk taraf
signifikasi 5% maka terdapat hubungan positif antara efikasi diri dan minat belajar seni musik. Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel berikut.
Tabel 13. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
BesaInterval Koefisien Tingkat Hubungan
Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Sangat Kuat Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Kuat Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Sedang Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Tak Berkorelasi Sumber: Sugiyono (2010: 216)
(52)
2) Koefisien Determinasi (�!)
Besarnya koefisien determinasi dapat dicari dengan mengkudratkan koefisien korelasi, secara matematis dengan menggunakan rumus �!.
b. Uji Signifikan
Untuk mengetahui signifikan atau tidak, korelasi tersebut maka harus diuji F. Untuk mengetahui nilai �!"#$"%& dapat menggunakan rumus
menurut Nurgiyantoro dkk (2009: 308) yaitu: F= !! !!!!!
!!!!!
Keterangan:
N = jumlah subyek (cacah kasus) m = Jumlah variabel prediktor
Taraf signifikan yang digunakan 5% (
α
=0,05) dengan kriteria pengujian jika Fhitung ≥Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.c. Persamaan Garis Regresi
Persamaan umum regresi linier sederhana adalah Y= a + bX
Keterangan:
Y = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan. a = Harga Y bila X= 0 (harga konstan)
(53)
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel dependen.
X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Sugiyono (2010: 244)
(54)
44
Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 2 Kebumen Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen. Kecamatan Kebumen termasuk bagian dari wilayah Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP N 2 Kebumen, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen. Jumlah sampel subyek penelitian ini adalah 120 siswa, untuk siswa laki-laki berjumlah 60 siswa dan perempuan 60 siswa. Objek penelitian ini adalah efikasi diri dan minat belajar seni musik siswa kelas VII SMP N 2 Kebumen, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah.
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan SMP N 2 Kebumen Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah pada bulan Agustus 2015. Sampel penelitian adalah sebagian siswa kelas VII SMP N 2 Kebumen, Kabupaten Kebumen yang terdaftar pada tahun ajaran 2015/2016. Proses pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan angket efikasi diri dan minat belajar seni musik kepada responden pada saat jam belajar di sekolah. Jumlah responden yang datang pada waktu pengambilan data mencapai 100 persen, sehingga dapat terpenuhi dan tidak ada data yang hilang. Pada waktu pengisian angket, terlebih dahulu peneliti menjelaskan cara pengisiannya.
(55)
C. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Penelitian
Data yang diperoleh dari angket ditabulasikan untuk mencari harga rerata, simpangan baku, nilai minimum dan nilai maksimum dari variabel minat dan efikasi. Harga rerata, simpangan baku, nilai minimum dan maksimum diperoleh dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS 17.0.
Untuk mengetahui kecenderungan hasil pengukuran digunakan rerata harapan sebagai kriteria bandingan yang dibedakan menjadi tiga kategori sebagai berikut :
(Mi + 1 SDi ) < X = kategori tinggi
(Mi – 1 SDi) < X ≤ (Mi + 1 SDi) = kategori sedang
X < (Mi – 1 SDi) = kategori rendah
Untuk menghitung besarnya rerata ideal (Mi) digunakan rumus Mi = ½(Nb+Na), dimana Nb adalah nilai harapan terendah dan Na adalah nilai harapan tertinggi, sedangkan untuk menghitung standar besarnya Standar Deviasi (SD) ideal digunakan rumus SDi = 1/6 (nilai maksimum-nilai minimum). Atas dasar nilai rata-rata dan standar deviasi maka dapat disusun kategori untuk masing-masing indikator, yaitu dengan jalan membandingkan skor rata-rata observasi dengan norma yang telah ditentukan masing-masing indikator. Berikut ini disajikan hasil penghitungan statistik deskriptif untuk masing-masing variabel.
(56)
a. Variabel Efikasi Diri Jumlah aitem valid = 54
Nilai minimum = 1 x 54 = 54 Nilai maksimum = 4 x 54 = 216
Range = 216-54 = 162
Rerata ideal (Mi) = 2
54
216+
= 135
SDi =
6 54 216−
= 27
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Variabel Efikasi
Kategori Interval skor Range f %
Tinggi (Mi + 1 SDi ) < X 162 < x 40 33,3
Sedang (Mi – 1 SDi) < X ≤ (Mi + 1 SDi) 108 < x ≤ 162 79 65,8
Rendah X < (Mi – 1 SDi) X < 108 1 0,8
Jumlah 120 100
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 40 orang (33,3%) mempunyai efikasi diri yang tinggi, sebanyak 79 orang (65,8%) mempunyai efikasi diri yang sedang dan sebanyak 1 orang (0,8%) mempunyai efikasi diri rendah. Dari penggolongan tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini mempunyai efikasi diri yang sedang.
b. Variabel Minat Belajar Seni musik Jumlah aitem valid = 52
(57)
Nilai minimum = 1 x 52 = 52 Nilai maksimum = 4 x 52 = 208
Range = 208-52 = 156
Rerata ideal (Mi) = 2
52 208+
= 130
SDi =
6 52
208−
= 26
Tabel 15. Distribusi Frekuensi Variabel Minat
Kategori Interval skor Range f %
Tinggi (Mi + 1 SDi ) < X 156 < x 38 31,7
Sedang (Mi – 1 SDi) < X ≤ (Mi + 1 SDi) 104 < x ≤ 156 80 66,7
Rendah X < (Mi – 1 SDi) X < 104 2 1,6
Jumlah 120 100
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebanyak 38 orang (31,7%) mempunyai minat belajar seni musik yang tinggi, sebanyak 80 orang (66,7%) mempunyai minat belajar seni musik yang sedang dan sebanyak 2 orang (1,6%) mempunyai minat belajar seni musik rendah. Dari penggolongan tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini mempunyai minat belajar seni musik yang sedang.
2. Uji Hipotesis Penelitian
Uji hipotesis penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana. Analisis ini digunakan untuk memprediksi hubungan variabel bebas yaitu efikasi
(58)
diri terhadap variabel terikat yaitu minat belajar seni musik. Dalam analisis ini perhitungan dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 for Windows. a. Korelasi
Korelasi digunakan untuk melihat arah hubungan antara dua variabel atau lebih. Adapun korelasi antara efikasi diri dengan minat belajar seni musik ditunjukkan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 16. Hasil Uji Korelasi
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil korelasi antara efikasi diri dengan minat belajar seni musik mempunyai arah korelasi yang positif, sedangkan nilai korelasinya sebesar 0,667 menunjukan tingkat korelasi yang kuat dan signifikan pada level 5% maupun 1%.
b. Koefisien Determinasi ( R2 )
Tabel 17. Hasil Koefisien Determinasi
Model R �!"#$%&
1 0,667 0,445
Sumber : Data primer yang diolah
1 .667** .000 120 120 .667** 1 .000 120 120 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Efikasi Diri Minat Belajar
Efikasi Diri Minat Belajar
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.
(59)
Nilai R2 disebut juga sebagai koefisien determinasi yang dalam hal ini,
�!"#$%& = 0,445 merupakan pengkuadratan dari nilai R (0,667 x 0,667 =
0,445). Nilai 0,445 → ( 0,445 x 100 = 44,5) berarti 44,5 % minat belajar seni musik dipengaruhi oleh efikasi diri siswa, sedangkan sisanya sebesar 55,5% dipengaruhi atau dapat dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian.
c. Uji Signifikan
Hasil uji analisis regresi didapatkan nilai �!"#$%& sebesar 94,524 dan nilai signifikan 0,000. Pada taraf signifikansi 5% dengan ��! = 1 dan ��!= 118 diperoleh �!"#$% = 3,94. Nilai �!"#$%& > �!"#$% (94,524 > 3,94) yang berarti
hipotesis alternatif (H!) yaitu efikasi diri berhubungan positif terhadap minat belajar seni musik pada siswa kelas VII SMP N 2 Kebumen diterima, sedangkan hipotesis nihil (H!) ditolak.
d. Persamaan Regresi Linier Sederhana
Dari hasil analisis regresi linier sederhana didapat hasil sebagai berikut:
Tabel 18. Hasil Regresi Linier Sederhana
Variabel Regression Coefficients
X 0,821
Constanta = 48,606 Standart Error = 10,286
Adjusted R Square = 0,440 R Square = 0,445
F hitung = 94,524 Signifikansi F = 0,000 Sumber: Data primer yang diolah.
(60)
Berdasarkan tabel di atas maka diperoleh persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut:
Y = 48,606 + 0,638X
Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan seperti di bawah ini:
1) Konstanta sebesar 48,606. Hal ini memberikan arti bahwa ada efikasi diri dari siswa maka minat belajar seni musik bernilai positif 48,606.
2) Nilai b sebesar 0,638 mengandung arti bahwa setiap kali variabel efikasi diri bertambah satu satuan maka rata-rata variabel minat belajar seni musik bertambah 0,638.
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis deskriptif dengan menggunakan kategori skor, sebagian besar subjek penelitian memiliki efikasi diri dan minat belajar seni musik pada tingkat sedang. Untuk variabel efikasi diri diketahui bahwa sebanyak 40 orang (33,3%) mempunyai efikasi diri yang tinggi, sebanyak 79 orang (65,8%) mempunyai efikasi diri yang sedang dan sebanyak 1 orang (0,8%) mempunyai efikasi diri rendah. Untuk variabel minat belajar seni musik diketahui bahwa sebanyak 38 orang (31,7%) mempunyai minat belajar seni musik yang tinggi, sebanyak 80 orang (66,7%) mempunyai minat belajar seni musik yang sedang dan sebanyak 2 orang (1,6%) mempunyai minat belajar seni musik rendah.
Hasil penelitian dengan analisis regresi liner sederhana diperoleh koefisien korelasi r = 0,667 yang menunjukan tingkat korelasi yang kuat serta
(61)
nilai �!"#$%&= 94,524 > �!"#$%= 3,94 dengan signifikansinya F sebesar = 0,000.
Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis ada hubungan positif dan signifikan antara efikasi diri terhadap minat belajar dalam mata pelajaran seni musik pada siswa kelas VII SMP N 2 Kebumen dapat diterima. Dengan kata lain, siswa yang memiliki efikasi yang tinggi, memiliki minat belajar seni musik yang kuat. Sebaliknya, siswa yang memiliki efikasi yang rendah cenderung mudah putus asa dan merasa tidak mampu ketika menghadapi tugas seni musik sehingga siswa tersebut merasa tidak tertarik untuk berusaha menyukai dan menguasai pelajaran seni musik. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Dale Schunk (John W. Santrock, 2008: 523) yang menyatakan bahwa murid dengan self efficacy rendah akan menghindari banyak tugas belajar, khususnya yang menantang dan sulit, sedangkan murid dengan self efficacy tinggi mau mengerjakan tugas-tugas seperti itu. Murid dengan self efficacy tinggi lebih tekun berusaha menguasai tugas pembelajaran ketimbang murid yang berlevel rendah. Hal yang sama dikemukakan oleh Zimmerman & Schunk (John W. Santrock, 2008: 289) bahwa dibandingkan dengan murid yang meragukan kemampuan belajarnya, murid yang merasa mampu menguasai suatu keahlian atau melaksanakan suatu tugas akan lebih siap untuk berpartisipasi, bekerja keras, lebih ulet dalam menghadapi kesulitan dan mencapai level yang lebih tinggi.
Hubungan efikasi diri terhadap minat belajar seni musik sebesar 44,5% menjelaskan bahwa efikasi diri cukup besar hubungannya terhadap peningkatan minat belajar siswa pada mata pelajaran seni musik. Sisanya sebesar 55,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Oleh karena itu perlu diadakan penelitian
(62)
lebih lanjut dengan melibatkan beberapa ubahan lain yang diduga mempengaruhi minat belajar seni musik.
(63)
52 A. Simpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan pada Bab IV diperoleh hasil penelitian yang menunjukan bahwa efikasi diri mempunyai korelasi sebesar 0,667 dengan minat belajar seni musik. Berdasarkan pedoman interpretasi koefisien korelasi nilai 0,667 termasuk dalam kategori tingkat hubungan yang kuat.
Adapun uji signifikan �!"#$%&= 94,524 lebih besar dari �!"#$%= 3,94. Sesuai taraf signifikan yang digunakan 5% ( =0,05) dengan kriteria pengujian jika �!"#$%& lebih besar dari �!"#$%, maka Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara efikasi diri dengan minat belajar seni musik pada siswa SMP N 2 Kebumen.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan tentang hubungan efikasi diri dengan minat belajar seni musik pada siswa kelas VII SMP N 2 Kebumen, maka peneliti mencoba memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Sekolah
(64)
Kepala Sekolah hendaknya dapat mengambil kebijakan tentang kegiatan-kegiatan sekolah yang dapat meningkatkan efikasi diri pada diri siswa agar minat belajar seni musik siswa menjadi baik. Selain itu seorang kepala sekolah harus senantiasa memberi contoh sikap serta memberi dukungan positif kepada siswa agar siswa memiliki efikasi diri yang tinggi. Guru hendaknya mengembangkan model pembelajaran, menggunakan metode atau mengkombinasikan berbagai strategi pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam meningkatkan efikasi diri sehingga siswa dapat lebih berminat dalam mempelajari seni musik. Guru hendaknya juga selalu memberikan dukungan positif bagi siswanya. Dukungan tersebut dapat berupa persuasi verbal sehingga siswa merasa yakin dalam melakukan tugas atau menghadapi segala persoalan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bagi Siswa
Siswa diharapkan dapat lebih meningkatkan efikasi dirinya terutama dalam mata pelajaran seni musik dengan banyak latihan, bertanya, berani menampilkan kemampuan yang dimiliki, atau pantang menyerah dalam memecahkan masalah.
3. Bagi Peneliti
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini atau meneliti aspek lain yang berhubungan dengan minat belajar seni musik selain efikasi diri.
(65)
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Abd. Rachman. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.
Alwisol. 2004. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
Andini, Laura. 2008. Perbedaan Self Efficacy Antara Guru SMA ‘Plus’ dan Guru SMA Non ‘Plus’. Diakses dari http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=
digital/126018-155.2%20AND%20p%20-%20Perbedaan%20Self-Efficacy%20-%20HA.pdf. padatanggal 02 Desember 2011, Jam 18.27 WIB. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Azwar, Saifudin. 2009. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: PustakaPelajar. ---. 2011. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: PustakaPelajar. Bandura, Albert. 1997. Self-Efficacy The Exercise of Control. New York: W. H.
Freeman and Company.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Djiwandono, Sri Esti Wuryani. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana.
Ghufron, M. Nur & Rini Risnawita S. (2010). Teori- TeoriPsikologi. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.
Hadi, Sutrisno. 2002. Metodologi Research Jilid 3.Yogyakarta : C.V. Andi Offset. Hadis, Abdul. 2006. Psikologi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Hurlock, Elizabeth B.. 1978. Psikologi Perkembangan Anak Jilid 2 Edisi Keenam. (Alih Bahasa: dr. Med. Meitasari Tjandrasa). Jakarta: Erlangga.
Jamalus. 1988. Diakses dari https://ajomansur.wordpress.com/2013/11/01/materi-pembelajaran-seni-musik/ dan http://damaruta.blogspot.com/2015/05/seni- musik-kelas-viii.html.
Masunah. 2003. Diakses dari http://a-research.upi.edu/operator/ upload/s_c0951_050179_chapter1.pdf
(66)
Riyanto, Agus. 2009. Pengolahan Dan Analisis Data. Yogyakarta: Nuha Medika. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sugiyono. 2005. Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV ALFABETA.
Suryabrata, Sumadi. 2005. Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta : C.V. Andi Offset. Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Utama, Prima Dwi. 2009. Hubungan antara Keharmonisan keluarga dengan Minat Belajar pada Siswa-Siswi SMU PIRI I Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan.
(67)
ANGKET
Nama :……….
Kelas :……….
Sekolah :……….
A. Petunjuk Penggunaan
1. Bacalah petunjuk dengan cermat.
2. Berikut ini ada sejumlah pernyataan-pernyataan seputar diri Anda dan pelajaran seni musik. Mohon untuk menjawab semua pernyataan dan jangan sampai ada yang terlewat.
3. Pengisian angket ini tidak ada sangkut pautnya dengan keadaan akademik Anda, oleh karena itu jawablah dengan sungguh-sungguh serta sejujur-jujurnya sesuai keadaan diri Anda sebenarnya.
4. Jawablah pernyataan-pernyataan berikut sesuai dengan kondisi Anda dengan memberi tanda centang (√) pada kolom jawaban yang tersedia dengan pilihan jawaban sebagai berikut:
SS : Sangat Sesuai dengan pernyataan tersebut S : Sesuai dengan pernyataan tersebut
TS : Tidak Sesuai dengan pernyataan tersebut
STS : Sangat Tidak Sesuai dengan pernyataan tersebut
5. Setelah menjawab semua pernyataan, dimohon untuk mengumpulkan kembali angket ini.
(68)
No Pernyataan SS S TS STS
1 Seni Musik adalah mata pelajaran yang mudah dipahami.
2 Semakin sulit materi musik yang saya hadapi, saya merasa semakin tertantang untuk
menyelesaikannya.
3 Saya dapat mempraktekkan materi seni musik. 4 Seni Musik adalah mata pelajaran yang sulit bagi
saya.
5 Semakin sulit tugas musik yang saya hadapi, saya memilih untuk tidak mengerjakan tugas tersebut. 6 Saya bingung dalam menerapkan materi seni musik. 7 Saya mampu menguasai materi seni musik yang
sulit.
8 Saya berusaha menyelesaikan sendiri tugas seni musik yang saya hadapi.
9 Saya terampil dalam menyelesaikan tugas-tugas musik.
10 Saya bingung dalam memahami materi musik. 11 Saya putus asa ketika menghadapi tugas-tugas seni
musik.
12 Semakin sulit tugas seni musik yang saya hadapi, semakin saya merasa pusing.
13 Saya yakin dengan kemampuan saya di bidang seni musik sesulit apapun.
14 Saya yakin dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
15 Saya yakin dapat mengerjakan tugas seni musik dengan baik.
16 Saya tidak bisa mengerjakan tugas seni musik dengan benar.
(69)
17 Saya merasa tidak yakin dapat mengerjakan tugas seni musik yang diberikan guru.
18 Saya tidak yakin dengan diri sendiri ketika harus menyelesaikan tugas seni musik sendiri.
19 Saya dapat mengerjakan tugas seni musik yang sulit, bila saya berusaha.
20 Saya berusaha mengerjakan tugas seni musik yang sulit.
21 Apapun yang terjadi, saya tetap belajar seni musik. 22 Saya bingung jika berhadapan dengan tugas seni
musik yang rumit.
23 Saya tidak mempunyai ide dalam mengerjakan tugas seni musik.
24 Saya pasrah dengan nilai seni musik yang rendah. 25 Tugas-tugas seni musik yang sulit dapat saya
selesaikan dengan banyak berlatih.
26 Saya bersemangat belajar jika akan menghadapi ulangan seni musik.
27 Bila saya salah menjawab pertanyaan dari guru, saya akan terus mencoba.
28 Saya merasa tugas seni musik itu sulit untuk dikerjakan.
29 Saya merasa pusing jika ulangan seni musik. 30 Saya takut gagal menjawab pertanyaan dari guru
selama pembelajaran berlangsung.
31 Saya merasa mudah memahami materi seni musik yang diajarkan.
32 Saya yakin dapat menguasai pelajaran seni musik dengan rajin belajar dan berlatih.
33 Kalau saya menghadapi sesuatu yang baru dalam seni musik, saya berusaha mempelajarinya.
(70)
34 Saya mengalami kesulitan memahami materi dalam seni musik.
35 Saya sulit berkonsentrasi saat belajar seni musik dan menghadapi tugas yang sulit.
36 Meskipun sudah belajar dan berusaha dengan keras, saya tetap tidak mampu menguasai pelajaran seni musik.
37 Saya dapat menghadapi kesulitan pelajaran seni musik dengan tenang, karena saya merasa mampu. 38 Jika saya kesulitan memahami materi seni musik,
saya berusaha mencari jalan keluarnya. 39 Saya mempunyai niat dan keyakinan untuk
mempelajari seni musik.
40 Saya bingung saat menghadapi kesulitan pelajaran seni musik.
41 Saya mudah menyerah dalam menghadapi kesulitan belajar seni musik.
42 Saya kurang yakin dengan kemampuan saya di bidang seni musik.
43 Jika saya menghadapi tugas seni musik yang sulit, saya mengandalkan kemampuan saya sendiri untuk menyelesaikannya.
44 Saya bersemangat ketika mendapat PR seni musik. 45 Saya yakin akan manfaatnya belajar seni musik. 46 Jika saya berhadapan dengan tugas seni musik yang
sulit,saya tidak mampu mengerjakannya.
47 Saya malas jika harus mengerjakan PR seni musik. 48 Belajar seni musik itu tidak ada gunanya
49 Saya mampu mengerjakan pekerjaan rumah yang sulit.
(71)
51 Saya selalu berlatih mengerjakan tugas seni musik di rumah sesuai dengan materi yang dijelaskan guru di sekolah.
52 Saya ragu mengerjakan pekerjaan rumah yang sulit. 53 Saya merasa gelisah saat ujian seni musik.
54 Saya hanya mengerjakan tugas yang diberikan guru saja.
55 Saya memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tugas seni musik yang saya hadapi.
56 Saya percaya bila teman saya mampu mengerjakan tugas yang sulit, saya pun juga mampu.
57 Saya suka mencoba mengerjakan persoalan seni musik yang belum pernah dikerjakan.
58 Saya tidak percaya diri jika menghadapi persoalan yang sulit.
59 Saya menyerah bila mengerjakan soal yang sulit walaupun teman saya bisa mengerjakan.
60 Saya malas mengerjakan soal- soal seni musik yang belum pernah dikerjakan.
(72)
No Pernyataan SS S TS STS
1 Saya paham tentang materi pelajaran seni musik. 2 Saya merasa senang dan bersemangat selama
mengikuti pelajaran seni musik di kelas.
3 Saya berusaha mengerjakan tugas seni musik yang diberikan oleh guru dengan sebaik-baiknya. 4 Saya tidak paham cara mengerjakan soal seni
musik.
5 Seni Musik adalah mata pelajaran yang paling menakutkan bagi saya.
6 Saya merasa malas mengerjakan tugas seni musik yang diberikan oleh guru.
7 Materi seni musik mudah dipahami. 8 Saya sangat menyukai materi seni musik. 9 Saya sungguh-sungguh memperhatikan semua
materi yang disampaikan oleh guru.
10 Saya kesulitan memahami materi seni musik. 11 Saya benci pelajaran seni musik.
12 Saya merasa bosan saat guru menjelaskan materi seni musik.
13 Bagi saya seni musik tidak hanya sekedar bermain alat musik.
14 Belajar seni musik itu menyenangkan.
15 Saya mempelajari kembali materi pelajaran seni musik di rumah.
16 Saya tidak tahu tentang seni musik. 17 Saya malas belajar seni musik.
18 Saya belajar seni musik hanya di sekolah saja. 19 Saya menggunakan buku-buku yang untuk
membantu saya menghadapi kesulitan saat mengerjakan PR.
(73)
20 Guru saya mengajarkan seni musik dengan menyenangkan.
21 Saya berusaha tekun dan ulet dalam menghadapi kesulitan saat mengerjakan tugas-tugas seni musik. 22 Saya tidak bisa mengerjakan PR yang sulit, bila
tidak ada yang dapat membantu mengerjakannya. 23 Saya mengantuk saat mengikuti pelajaran seni
musik.
24 Saya mudah putus asa bila menghadapi kesulitan saat mengerjakan tugas seni musik.
25 Saya bertanya kepada guru/teman jika ada tugas seni musik yang sulit dipahami.
26 Saya tidak merasa bosan saat belajar seni musik. 27 Saya bertanya kepada guru atau teman apabila saya
kurang jelas dan paham terhadap materi seni musik yang sedang dipelajari.
28 Saya tidak menanyakan materi seni musik yang sulit dipahami.
29 Jam pelajaran seni musik membosankan bagi saya. 30 Saya tidak pernah bertanya kepada guru atau teman
apabila saya kurang jelas dan paham terhadap materi seni musik yang sedang dipelajari.
31 Saya dapat menggunakan materi seni musik dalam ujian tertulis/praktek.
32 Saya suka mengerjakan tugas seni musik. 33 Saya berusaha mengerjakan PR seni musik yang
diberikan oleh guru dengan sebaik mungkin. 34 Saya tidak tahu tentang materi seni musik.
35 Mengerjakan tugas seni musik membuat saya sakit kepala.
(74)
36 Saya merasa keberatan saat guru memberikan PR seni musik.
37 Saya tidak pernah mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas seni musik.
38 Saya merasa senang setiap guru menyuruh saya mengerjakan soal/praktek di depan kelas.
39 Saya mencoba mengerjakan tugas seni musik yang ada di buku walau tidak diminta oleh guru.
40 Saya mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas seni musik.
41 Saya merasa takut, bila guru menyuruh saya mengerjakan soal/praktek di depan kelas. 42 Saya hanya mengerjakan tugas seni musik yang
diberikan oleh guru saja.
43 Saya dapat mengerjakan tugas yang diajukan oleh guru dengan benar.
44 Saya merasa tertarik belajar seni musik. 45 Saya ingin mengikuti bimbingan les musik. 46 Saya merasa tidak yakin untuk menjawab soal-
soal/praktek tugas yang diajukan oleh guru. 47 Mempelajari seni musik adalah hal yang tidak
menarik.
48 Saya tidak ingin mengikuti bimbingan les musik. 49 Saya tahu belajar seni musik sangat bermanfaat bagi
saya.
50 Memperhatikan penjelasan guru saat pelajaran seni musik lebih menarik daripada ngobrol dengan teman.
51 Saya membantu teman yang kesulitan belajar seni musik.
(75)
53 Saya malas mengikuti pelajaran seni musik. 54 Saya tidak bisa membantu teman yang kesulitan
belajar seni musik.
55 Saya mampu mengerjakan soal ulangan/praktek yang sulit yang diadakan secara mendadak.
56 Semakin sulit tugas seni musik yang diberikan guru, saya merasa semakin tertantang untuk dapat
menyelesaikannya.
57 Segaduh apapun kelas saat pelajaran seni musik, saya tetap memperhatikan penjelasan guru. 58 Saya gelisah bila ada ulangan mendadak. 59 Saya merasa pusing bila menghadapi soal yang
semakin sulit.
60 Saya suka mengobrol dengan teman saat pelajaran seni musik.
(1)
Lampiran 10: Foto Penelitian
Pembagian Angket Penelitian
(2)
Peneliti Memeriksa Proses Pengisian Angket
(3)
(4)
(5)
(6)