ALAT UKUR DAN TEKNIK PENGUKURAN
ALAT UKUR DAN TEKNIK PENGUKURAN
JILID 2
SMK
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang
ALAT UKUR DAN TEKNIK PENGUKURAN
JILID 2
Untuk SMK
Penulis
: Sri Waluyanti
Djoko Santoso Slamet Umi Rochayati
Perancang Kulit
: TIM
Ukuran Buku
: 17,6 x 25 cm
WAL WALUYANTI, Sri a Alat Ukur dan Teknik Pengukuran Jilid 2 untuk SMK oleh
Sri Waluyanti, Djoko Santoso, Slamet, Umi Rochayati ---- Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
vii, 233 hlm Daftar Pustaka : Lampiran. A
Glosarium
: Lampiran. D
ISBN
: 978-602-8320-11-5
ISBN
: 978-602-8320-13-9
Diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008
KATA SAMBUTAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakan kegiatan penulisan buku kejuruan sebagai bentuk dari kegiatan pembelian hak cipta buku teks pelajaran kejuruan bagi siswa SMK. Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit di dapatkan di pasaran.
Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45 Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008.
Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para pendidik dan peserta didik SMK.
Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (download), digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan ditayangkan soft copy ini diharapkan akan lebih memudahkan bagi masyarakat khsusnya para pendidik dan peserta didik SMK di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri untuk mengakses dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar.
Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.
Jakarta, 17 Agustus 2008 Direktur Pembinaan SMK
KATA PENGANTAR PENULIS
Pertama-tama penulis panjatkan puji syukur kahadlirat Allah s.w.t. atas segala rahmat dan kuruniaNya hingga penyusunan buku kejuruan SMK Alat Ukur dan Teknik Pengukuran ini dapat terselesaikan.
Buku ini disusun dari tingkat pemahaman dasar besaran listrik, jenis-jenis alat ukur sederhana hingga aplikasi lanjut yang merupakan gabungan antar disiplin ilmu. Untuk alat ukur yang wajib dan banyak digunakan oleh orang yang berkecimpung maupun yang mempunyai ketertarikan bidang elektronika di bahas secara detail, dari pengertian, cara kerja alat, langkah keamanan penggunaan, cara menggunakan, perawatan dan perbaikan sederhana. Sedangkan untuk aplikasi lanjut pembahasan dititik beratkan bagaimana memaknai hasil pengukuran. Penyusunan ini terselesaikan tidak lepas dari dukungan beberapa pihak, dalam kesempatan ini tak lupa kami sampaikan rasa terimakasih kami kepada :
1. Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Deparmeten Pendidikan Nasional yang telah memberi kepercayaan pada kami
2. Kesubdit Pembelajaran Direktorat Pembinaan SMK beserta staff yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan dan dukungan hingga terselesaikannya penulisan buku.
3. Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta beserta staff yang telah membantu kelancaran administrasi
4. Ketua Jurusan beserta staff Pendidikan Teknik Elektronika FT-UNY atas fasilitas dan dukungannya hingga terselesaikannya tugas ini.
5. Teman-teman sesama penulis buku kejuruan SMK di lingkungan FT- UNY atas kerjasama, motivasi, pengertian dan dukungan kelancaran pelaksanaan.
6. Para teknisi dan staff pengajaran yang memberi kelonggaran penggunaan laboratorium dan kelancaran informasi.
7. Dan orang yang selalu ada di hati dan di samping penulis dengan segala pengertian, dukungan semangat dan motivasi hingga terselesaikannya penyusunan buku ini.
Tak ada yang sempurna kecuali Dia yang memiliki segala puji. Oleh karena itu masukan dan saran penulis harapkan untuk kesempurnaan penulisan ini, atas saran dan masukannya diucapkan banyak terimakasih.
Tim penyusun,
DAFTAR ISI
Halaman
KATA SAMBUTAN
iii
KATA PENGANTAR
iv
DAFTAR ISI v
1. PENDAHULUAN
1.1. Parameter Alat Ukur
1.2. Kesalahan Ukur
1.3. Klasifikasi Kelas Meter
1.5. Macam-macam Alat Ukur Penunjuk Listrik
1.6. Peraga Hasil Pengukuran
2. MULTIMETER
2.1. Multimeter Dasar
2.4. Multimeter Elektronik Analog
2.5. Multimeter Elektronik Digital
3. LCR METER
3.1. Prinsip Dasar Pengukuran Komponen LCR
3.2. LCR meter model 740
3.3. Pembacaan Nilai Pengukuran
3.4. Pengukuran Resistansi DC Dengan Sumber Luar
3.5. Pengukuran resistansi DC
4. PENGUKURAN DAYA
4.1. Pengukuran Daya Rangkaian DC
4.2. Pengukuran Daya Rangkaian AC
4.4. Error Wattmeter
4.5. Watt Jam meter
4.6. Meter Solid States
4.7. Wattmeter AMR
4.8. Kasus Implementasi Lapangan
4.9. Faktor Daya
4.10. Metode Menentukan Urutan Fasa
5. PENGUJI TAHANAN ISOLASI DAN KUAT MEDAN
5.1. Pengujian Tahanan Isolasi
5.2. Tahanan Pentanahan (Earth Ground Resistance)
5.3. Pengukuran Medan
6. PEMBANGKIT SINYAL
6.1. Fungsi Generator
6.2. Pembangkit Frekuensi Radio
6.3. Pembangkit Pulsa
6.4. Sweep Marker Generator
7.2. Operasi Dasar CRO
7.3. Jenis-Jenis Osiloskop
7.4. Osiloskop Digital
7.5. Spesifikasi Osiloskop
7.6. Pengukuran Dengan Osikoskop
7.7.1. MSO Sumbu XYZ Aplikasi Pada Pengujian Otomotif
7.7.2. Mixed Signal Oscilloscope
7.7.3. Osiloskop Digital Pospor (Digital Phospor Osciloscope /
DPO)
7.7.4. Arsitektur Pemrosesan Paralel
7.7.5. Mudah Penggunaan
7.8. Pengoperasian Osiloskop
8. FREKUENSI METER
8.1. Frekuensi Meter Analog .
8.2. Frekuensi Meter Digital
8.3. Metode Pengukuran
8.4. Kesalahan pengukuran
9. PENGANALISA SPEKTRUM
9.1. Pengantar dan Sejarah Perkembangan Spektrum Analiser 379
9.2. Jenis-jenis Penganalisa Spektrum
9.3. Dasar Analisa Spektrum Waktu Riil
9.4. Aplikasi Dalam Penggunaan
10. PEMBANGKIT POLA
10.1. Latar Belakang Sejarah
10.2. Sinyal Pengetesan
10.3. Pola Standar
10.4. Pola Pengetesan Batang Untuk Pengecekan Lapisan
10.5. Pengembangan Pola
10.6. Pembangkit Pola
11.MESIN TESTER
11.1. Pengantar
11.2. Elektronik Pengetesan Fungsi Otomotif Menggunakan
Sistem Komponen
11.3. Aplikasi
11.3. Rupa rupa Penguji Mesin
11.4. Penganalisa Gas
12. SISTEM POSISI GLOBAL (GPS)
12.1. Pengantar Teknologi GPS
12.2. Cara Bekerja GPS
12.3. Differential GPS (DGPS)
12.4. Petunjuk Pengoperasian GPS Maestro 4050
13. PERALATAN ELEKTRONIKA KEDOKTERAN
13.1.1 MRI (Magnetic Resonance Imaging) 567
13.1.2. Mesin MRI
13.1.3. MRI Masa depan
13.2.1. Pengertian CT SCAN
13.2.2. Mesin Sinar X
13.2.3. Ide Dasar Computerized Axial Tomography (CAT) 588
13.2.4. Prosedur Scanning 589
13.3.1. Diagnosis Medis Penggambaran Sonography 595
13.3.2. Aplikasi Diagnostik 597
13.3.3. Metoda Sonography 602
13.3.4. Perbedaan Jenis Ultrasonik 607
13.3.5. Prosedur Pengujian Dengan Ultrasonik 609
13.4. Penggambaran Kedokteran Nuklir 610
13.4.1. Prosedur Pengujian 612
13.4.2. Prosedur Pelaksanaan 614
13.4.3. Resiko 622
13.4.4. Keterbatas Tomograpi Emisi Positron 622
13.4.5. Teknik Cardiosvascular Imaging 623
13.4.6. Scanning Tulang 623
LAMPIRAN
A. DAFTAR PUSTAKA
D. GLOSARIUM
BAB 4
PENGUKURAN DAYA
Tujuan Pokok Bahasan
pengukuran membekali kemapuan :
Pembahasan ini bertujuan 1. Metoda
daya
1. Mendiskripsikan jenis dan
2. Jenis-jenis wattmeter prinsip pengukuran daya
dan cara penggunaan
2. Menggunakan wattmeter
3. Prinsip kerja wattmeter sebagai alat ukur daya
jam (WH)
3. Menjelaskan prinsip kerja 4. Kasus aplikasi lapangan wattjam meter
wattmeter jam (WH).
4. Memprediksi
beaya
pemakain listrik.
4.1. Pengukuran Daya Rangkaian DC
Daya arus searah dapat diukur gambar 4-1. Dalam hal ini penting dengan alat pengukur volt dan alat
untuk diperhitungkan kerugian- pengukur amper, yang kerugian daya yang terjadi, olah dihubungkan seperti terlihat pada
adanya alat-alat pengukuran.
Gambar 4-1. Pengukuran daya dengan memakai voltmeter dan ampermeter .
Keterangan :
V : voltmeter A : Ampermeter
Misalkan, bila beban adalah R, R a . Tegangan pada voltmeter tegangan beban adalah V dan adalah V v dan arus pada arus beban adalah I, sedangkan ampermeter adalah I a . Dengan voltmeter dan ampermeter mempergunakan rangkaian pada mempunyai tahanan dalam R v dan
gambar 4-1, akan didapatkan :
Maka daya yang akan diukur adalah :
Dengan cara yang sama, pada gambar 4-1b diperoleh :
Pada gambar (1b), bila dimisalkan ltmeter menunjukkan 100 V, dan tahanan dalam dari voltmeter ampermeter menunjukkan 5 A, adalah 10 K Ώ, sedangkan v
maka daya pada beban adalah :
100 x 5 − ( 100 / 10 ) = 499 W
Ada dua cara penyambungan voltmeter tidak hanya mengukur pengukuran daya dengan tegangan V L yang ada di beban menggunakan voltmeter dan tetapi juga mengukur tegangan ampermeter seperti ditunjukkan yang drop di Ampermeter. Jika Ra pada gambar 1 diatas. Pada merupakan tahanan dari gambar (a) Ampermeter terhubung
Ampermeter, drop tegangan antara beban dan Voltmeter. Maka
Konsumsi daya beban :
Pada gambar (b) Voltmeter yang melewati beban tetapi juga terhubung antara beban dengan arus yang melewati voltmeter. Ampermeter. Maka ampermeter Arus yang melalui voltmeter tidak hanya menunjukkan arus
dimana Rv = tahanan dalam voltmeter.
Konsumsi daya beban ⎛ 2 V ⎞ V
= V I L = V ( I − I V ) = V ⎜⎜ I − ⎟⎟ = V I −
R V Dalam kedua kasus, daya yang kondisi normal nilai kerugian daya
ditunjukkan oleh instrumen sama pada alat ukur cukup kecil bila dengan konsumsi daya pada dibandingkan dengan daya beban. beban ditambah konsumsi alat Bagaimanapun juga ampermeter ukur daya.
dan voltmeter akan membebani Untuk memperoleh besarnya daya
rangkaian yang dapat pada , perlu dilakukan koreksi menyebabkan kesalahan dalam pada kerugian daya yang pengukuran daya disebabkan oleh alat ukur. Dalam
4.2. Pengukuran Daya Rangkaian AC
Dalam arus bolak-balik daya yang ratanya. Jika sedang dalam ada setiap saat berubah sesuai
kondisi steady state, daya yang dengan waktu. Daya dalam arus
ada pada saat itu dirumuskan P bolak-balik merupakan daya rata-
= V I.
Dimana P = merupakan harga daya saat itu,
V = tegangan
I = arus.
Jika sinyalnya adalah sinusoidal, tegangan dalam fasanya dengan maka arus akan tertinggal dengan
sudut ϕ , kemudian:
v = V m Sin ω t
i = I m Sin ( ω t − ϕ )
Maka besarnya daya adalah sebagai berikut :
P = V I = V m I m Sin ω t Sin ( ω t − ϕ )
Jika θ = ω t
sehingga diperoleh
P = V m I m Sin θ Sin ( θ − ϕ )
[ Cos ϕ − Cos ( 2 θ − ϕ ) ]
Daya rata-rata untuk tiap periode adalah :
Cos ϕ
= V I Cos ϕ
Dimana V dan I merupakan harga besarnya daya dalam sirkit AC, ini rms dari tegangan dan arus. Cos
berarti bahwa wattmeter harus digunakan dalam pengukuran ϕ merupakan faktor daya dari beban. Dari hasil yang diperoleh daya dalam sirkuit AC sebagai didapatkan bahwa faktor daya (cos
pengganti Ampermeter dan φ) berpengaruh dalam penentuan Voltmeter
4.2.1 Metoda tiga Voltmeter dan metode tiga Ampermeter
Daya satu fasa dapat diukur Gambar 4-2 memperlihatkan dengan menggunakan tiga pengukuran daya dengan Voltmeter atau tiga Ampermeter. menggunakan metode tersebut.
V 1 I 2 =V/R
V2=IR
Gambar 4-2. Pengukuran daya metoda tiga voltmeter dan tiga
ampermeter
Dalam metoda tiga Voltmeter, menunjukkan V1, V2 dan V3, masing-masing alat pengukur volt
maka:
3 = V 1 + V 2 + 2 V 1 V 2 Cos ϕ
⎛ V 2 ⎞ W = V 1 I Cos ϕ = V 1 ⎜ ⎟ Cos ϕ
Dalam menggunakan metode tiga pengukur amper menunjukkan I 1 ,
Ampermeter, masing-masing alat I 2 ,I 3 maka:
3 = I 1 + I 2 + 2 I 1 I 2 Cos ϕ
W = V I 1 Cos ϕ = I 2 R I 1 Cos ϕ
4.3. Wattmeter
Wattmeter digunakan untuk Elektrodinamometer, Induksi dan mengukur daya listrik searah (DC)
Thermokopel. Jika ditinjau dari maupun bolak-balik (AC). Ada 3
fasanya ada 2 yaitu wattmeter satu tipe Wattmeter yaitu fasa dan wattmeter tiga fasa. kumparan tetap yang disebut
kumparan arus dan kumparan Elektrodinamometer dipakai berputar yang disebut dengan secara luas dalam pengukuran kumparan tegangan, sedangkan
4.3.1. Wattmeter satu fasa
daya, wattmeter tipe alat penunjuknya akan berputar Elektrodinamometer dapat dipakai
melalui suatu sudut, yang untuk mengukur daya searah (DC)
berbanding lurus dengan hasil maupun daya bolak-balik (AC) perkalian dari arus-arus yang untuk setiap bentuk gelombang melalui kumparan-kumparan tegangan dan arus dan tidak tersebut. Gambar 4-3 terbatas pada gelombang sinus menunjukkan susunan wattmeter saja. Wattmeter tipe satu fasa. elektrodinamometer terdiri dari satu pasang kumparan yaitu
Kumparan kompensasi dibagian dalam kumparan arus
Kumparan arus Kumparan
tegangan
R beban
Jala-jala
Kumparan arus
Gambar 4- 3. Wattmeter satu fasa
Arus sesaat didalam kumparan kumparan tegangan beserta yang berputar (kumparan tahanan serinya. Defleksi tegangan) adalah Ip, besarnya kumparan putar sebanding dengan Ip=e/Rp dimana e adalah perkalian Ic dan Ip , defleksi rata- tegangan sesaat pada jala - jala rata selama satu perioda dapat dan Rp adalah tahanan total dituliskan :
rata − rata = K I c I p dt
dimana: rata-rata = defleksi sudut rata-rata kumparan K = konstanta instrumen Ic = arus sesaat dalam kumparan arus Ip = Arus sesaat di dalam kumparan tegangan
Dengan menganggap sementara menggunakan nilai Ip = e/Rp Ic sama dengan arus beban I didapatkan : (secara aktual Ic = Ip + I) dan
rata − rata = K I dt = K e I dt () *
Menurut definisi, daya rata-rata didalam suatu rangkaian adalah :
P rata − rata = e I dt
Elektrodinamometer yang rata. Jika φ dan I adalah besaran dihubungkan dalam konfigurasi sinus dengan bentuk e = Em sin wt gambar 4-3 mempunyai defleksi dan I = Im sin (wt + φ) maka yang sebanding dengan daya rata-
persamaan (*) berubah menjadi :
rata − rata = K E I Cos ϕ rata − rata = K E I Cos ϕ
terkompensasi. Kumparan arus terdiri dari dua kumparan, masing- masing mempunyai jumlah lilitan yang sama. Salah satu kumparan menggunakan kawat lebih besar yang membawa arus beban ditambah arus untuk kumparan tegangan. Kumparan lain menggunakan kawat kecil (tipis) dan hanya membawa arus ke kumparan tegangan. Tetapi arus ini berlawanan dengan arus didalam kumparan besar, menyebabkan fluks yang berlawanan dengan fluks utama. Berarti efek I dihilangkan dan wattmeter menunjukkan daya yang sesuai.
4.3.2. Wattmeter tiga fasa
Pengukuran daya dalam suatu sistem fasa banyak, memerlukan pemakaian dua atau lebih wattmeter. Kemudian daya nyata total diperoleh dengan menjumlahkan pembacaan masing-masing wattmeter secara aljabar. Teorema Blondel menyatakan bahwa daya nyata dapat diukur dengan mengurangi satu elemen wattmeter dan sejumlah kawat-kawat dalam setiap fasa banyak, dengan persyaratan bahwa satu kawat dapat dibuat common terhadap semua rangkaian potensial.
Gambar 4-4 menunjukkan sambungan dua wattmeter untuk pengukuran konsumsi daya oleh sebuah beban tiga fasa yang
setimbang yang dihubungkan secara delta. Kumparan arus wattmeter 1 dihubungkan dalam jaringan A, dan kumparan tegangan dihubungkan antara (jala-jala, line)
A dan C. Kumparan arus wattmeter 2 dihubungkan dalam jaringan B , dan kumparan tegangannya antara jaringan B dan C. Daya total yang dipakai oleh beban setimbang tiga fasa sama dengan penjumlahan aljabar dari kedua pembacaan wattmeter. Diagram fasor gambar 4-5 menunjukkan tegangan tiga fasa
V AC ,V CB ,V BA dan arus tiga fasa
I AC ,I CB dan I BA . Beban yang dihubungkan secara delta dan dihubungkan secara induktif dan arus fasa ketinggalan dari tegangan fasa sebesar sudut θ.
Wattmeter 1
Kumparan arus
R Kumparan tegangan
Kumparan arus
R beban
Kumparan arus
Kumparan arus
Kumparan tegangan
Gambar 4-4. Metode ARON Wattmeter 2
Gambar 4-4 Konfigurasi Wattmeter
Kumparan arus wattmeter 1 antara I B’B yang merupakan membawa arus antara I A’A yang penjumlahan vektor dari arus-arus
merupakan penjumlahan vektor fasa I BA dan I AC , sedang tegangan
pada kumparan tegangannya Kumparan potensial wattmeter 1 adalah tegangan antara V BC . dihubungkan ke tegangan antara Karena beban adalah setimbang,
dan arus-arus fasa I AC dan I AB .
V AC . Dengan cara sama kumparan tegangan fasa dan arus-arus fasa arus wattmeter 2 membawa arus
sama besarnya dan dituliskan :
V AC =V BC = V dan I AC =I CB =I BA =I
Daya dinyatakan oleh arus dan tegangan masing-masing wattmeter adalah:
W 1 =V AC .I A’A Cos (30°- θ) = VI Cos (30°-θ) W 2 =V BC .I B’B Cos (30°+ θ) = VI Cos (30°+θ)
dan W 1 +W 2 = VI Cos (30°- θ) + VI Cos (30°+θ) = VI Cos 30°Cos θ + Sin 30°Sinθ + Cos30°Cosθ -Sin30°sinθ) = 3 VI Cos θ
Persamaan diatas merupakan tersebut. Dapat ditunjukkan bahwa besarnya daya total dalam sebuah
penjumlahan aljabar dari rangkaian tiga fasa, dan karena itu
pembacaan kedua wattmeter akan kedua wattmeter pada gambar memberikan nilai daya yang benar secara tepat mengukur daya total
untuk setiap kondisi yang tidak untuk setiap kondisi yang tidak
Gambar 4-5. Diagram fasor tegangan tiga fasa V AC ,V CB ,V BA dan arus tiga fasa I AC ,I CB dan I BA .
4.3.3. Pengukuran Daya Reaktif
4.3.4. Konstruksi dan Cara Kerja
Daya reaktif yang disuplai ke
Wattmeter
sebuah rangkaian arus bolak-balik Wattmeter analog terdiri dari 3 tipe sebagai satuan yang disebut VAR
yaitu wattmeter tipe (Volt-Ampere-Reaktif), yang elektrodinamometer, wattmeter memberikan perbedaan antara tipe induksi dan wattmeter tipe daya nyata dan daya oleh thermokopel. komponen reaktif. Merupakan dua fasor E dan I yang menyatakan
4.3.4.1. Wattmeter tipe
tegangan dan arus pada sudut
elektrodinamometer .
fasa θ. Daya nyata adalah Wattmeter tipe perkalian komponen-komponen elektrodinamometer terdiri dari sefasa dari tegangan dan arus satu pasang kumparan yaitu (E.I.cos θ), sedang daya reaktif kumparan yang tetap disebut adalah perkalian komponen-
kumparan arus dan kumparan komponen reaktif yaitu E.I.sin θ
yang berputar disebut dengan atau E.I.cos ( θ - 90°).
kumparan tegangan, sedangkan alat penunjuknya akan berputar melalui suatu sudut, yang kumparan tegangan, sedangkan alat penunjuknya akan berputar melalui suatu sudut, yang
Gambar 4-6. Konstruksi wattmeter elektrodinamometer
Kumparan arus dari Wattmeter line Kumparan tegangan dari dihubungkan secara seri dengan wattmeter dipasang seri dengan rangkaian (beban), dan kumparan
resisitor yang mempunyai nilai tegangan dihubungkan parallel resistansi sangat tinggi. Tujuannya dengan line. Jika arus line adalah untuk membuat rangkaian mengalir melewati kumparan arus
kumparan tegangan dari meter dari wattmeter, maka akan
mempunyai ketelitian tinggi. Jika tegangan dipasangkan ke
membangkitkan medan disekitar kumparan tegangan, arus akan kumparan. Kuat medan ini sebanding dengan tegangan line. sebanding dengan besarnya arus
4.3.4.2. Wattmeter tipe induksi
Seperti alat ukur wattmeter pengukur watt. Untuk elektrodinamometer, alat ukur tipe
memungkinkan hal ini Φ 1 dalam induksi mempunyai pula sepasang
gambar 4-7 didapat dari arus kumparan-kumparan yang bebas beban I dan Φ 2 dari tegangan satu dan lainnya. Susunan ini beban V. Perlu diperhatikan bahwa menghasilkan momen yang Φ 2 akan mempunyai sudut fasa berbanding lurus dengan hasil kali
sebesar 90° terlambat terhadap V. dari arus-arus yang melalui Hubungan antara fasa-fasa kumparan-kumparan tersebut, diperlihatkan dalam gambar 4-8, dengan demikian dapat pula dan menurut persamaan di dapat : dipergunakan sebagai alat
sin
cos
I2 α
I1=I
Gambar 4-7. Gambar 4-8 Diagram vektor wattmeter Diagram vektor wattmeter jenis elektrodinamometer jenis induksi
Untuk mendapatkan Φ 2 kumparan tersebut dapat dianggap mempunyai sudut fasa yang induktansi murni. Dengan keadaan terlambat 90° terhadap V, maka ini maka Φ 2 sebanding dengan jumlah lilitan kumparan dinaikkan V/ ω sehingga didapat : sedemikian rupa, sehingga
ω φ 1 φ 2 sin α = KVI cos ϕ
Dengan cara ini pengukuran daya mempunyai sudut yang lebar, dan dapat dimungkinkan . Alat banyak dipakai dalam panil-panil pengukur watt tipe induksi sering
listrik.
dipergunakan untuk alat ukur yang
4.3.4.3. Wattmeter tipe thermokopel
Alat pengukur watt tipe Konfigurasi alat ukur ini thermokopel merupakan contoh
diperlihatkan dalam gambar 4-9. dari suatu alat pengukur yang
Bila arus-arus berbanding lurus dilengkapi dengan sirkuit terhadap tegangannya, dan arus perkalian yang khusus. beban dinyatakan sebagai
maka akan didapatkan :
i 1 = k 1 v dan i 2 = k 2 i
( i 1 + i 2 )( − i 1 − i 2 ) = 4 i 1 i 2 = 4 k 1 k 2 v i ( i 1 + i 2 )( − i 1 − i 2 ) = 4 i 1 i 2 = 4 k 1 k 2 v i
Thermokopel
Hampa (Vacuum)
T1
i1
i1
mA
T2
i1 - i2
Gambar 4-9 Prinsip wattmeter jenis thermokopel
Harga rata – rata dari hasil perbedaan tegangan tersebut persamaan tersebut diatas, adalah
pada ujung-ujungnya akan dapat sebanding dengan daya beban. diukur melalui suatu alat pengukur
milivolt. Dengan demikian maka arus sekunder dari transformator penunjukan dari alat ukur milivolt T 1 , dan 2i 2 = 2k 2 i adalah arus tersebut akan berbanding dengan
Dalam gambar 4-9, i 1 =k 1 v adalah
daya yang akan diukur. Bila sepasang tabung thermokopel
sekunder dari transformator T 2 .
Alat pengukur watt jenis
dipanaskan dengan arus-arus ( i 1 +
thermokopel ini dipakai untuk
i 2 ) dan ( i 1 - i 2 ), maka gaya listrik pengukuran daya-daya kecil pada secara termis akan digerakkan frekuensi audio. Pada saat ini berbanding lurus kwadrat dari terdapat banyak bentuk dari alat arus-arus, dan akan didapat dari pengukur watt, yang dilengkapi masing-masing thermokopel. Bila dengan sirkit-sirkit kalkulasi kedua thermokopel tersebut khusus, dan berbagai detail dapat dihubungkan secara seri ditemukan pada alat-alat ukur sedemikian rupa sehingga tersebut. polaritasnya terbalik, maka
4.3.4.4. Prinsip Kerja Wattmeter Elektrodinamometer
Wattmeter pada dasarnya dan Voltmeter, untuk itu pada merupakan penggabungan dari Wattmeter pasti terdiri dari dua alat ukur yaitu Amperemeter kumparan arus (kumparan tetap) Wattmeter pada dasarnya dan Voltmeter, untuk itu pada merupakan penggabungan dari Wattmeter pasti terdiri dari dua alat ukur yaitu Amperemeter kumparan arus (kumparan tetap)
beban v, maka momen yang dengan beban dan kumparan menggerakkan alat putar pada alat tegangan dipasang paralel dengan
ukur ini adalah i 1. 2= i Kvi untuk sumber tegangan.
arus searah, dimaka K adalah Apabila alat ukur Wattmeter adalah suatu konstanta, dengan dihubungkan dengan sumber daya
demikian besarnya momen (gambar 4-10), arus yang melalui
berbanding lurus dengan daya
kumparan tetapnya adalah i 1 ,
pada beban VI .
serta arus yang melalui kumparan
Untuk jaringan arus bolak balik maka :
i 1 i 2 = Kvi = KVI [ cos ϕ − cos ( 2 ω t − ϕ ) ]
V = V m sin ω t
Yang didapat dengan asumsi bahwa :
i = I m sin ( ω t − ϕ )
i1 F1 F2 i i1 F1 F2 i
i2
i2
Beban Sumber Daya
Sumber Daya
Beban
Gambar. 4-10. Rangkaian wattmeter jenis elektrodinamometer
dan i 2 adalah sefasa dengan V, penunjukan dari alat ukut maka penunjukan akan Wattmeter tipe elektrodinamik berbanding dengan VI cos φ, akan berbanding lurus dengan yang sama dengan daya yang daya beban.Gambar 4-11. dipakai oleh beban. Jadi dengan menunjukkan beberapa variasi demikian untuk arus searah penyambungan alat ukur maupun untuk arus bolak-balik wattmeter tergantung dengan dapat dikatakan bahwa sistem yang dipilih.
Gambar 4-11. Variasi penyambungan wattmeter.
Salah satu tipe wattmeter Konstruksi wattmeter tipe Portable elektrodinamometer adalah tipe Single Phase ditunjukkan pada Portable Single Phase wattmeter.
gambar 4-12. dan hubungan Alat ukur ini dapat dirancang untuk
internal dari alat ukur ditunjukan mengukur DC dan AC (25 ~ 1000
pada gambar 4-13. Hz) dengan akurasi tinggi.
Gambar 4-12. Konstruksi wattmeter tipe Portable Single Phase
Seperti ditunjukkan pada gambar diberi tanda (±), dan terminal 4-12, alat ukur wattmeter ini
tegangan yang lain dikemas dalam kotak bakelite yang
mengindikasikan ukuran kuat. Bagian-bagian external dari
tegangan terukur. wattmeter dijelaskan sebagai (6) Terminal arus : Salah satu berikut :
terminal diberi tanda (±) (1) Jarum penunjuk
untuk menunjukkan bahwa (2) Kaca : dfungsikan untuk
terminal ini dihubungkan
mengeliminir kesalahan dengan terminal common parallax dalam pembacaan.
tegangan, dan terminal arus (3) Pengatur Nol (Zero) :
yang lain mengindikasikan digunakan untuk mengatur
ukuran arus terukur. posisi nol dari penunjukan
(7) Tabel Perkalian : letak tabel (4) Skala : terdiri dari 120 bagian
perkalian di sisi samping alat (linear)
ukur, tabel ini digunakan (5) Terminal tegangan : untuk menentukan besarnya
digunakan untuk daya nyata dari nilai menyambungkan tegangan.
penunjukan.
Terminal common tegangan
1A 120V
CC +/- +/-
Gambar 4-13. Hubungan internal wattmeter tipe Portable Single Phase
4.3.5. Spesifikasi Alat
Spesifikasi teknik dan karakteristik alat ukur wattmeter : Tipe : 2041 Akurasi
: ± 0.5% dari nilai skala penuh Ukuran dimensi
: 180 x 260 x 140 mm
Berat : 2.8 Kg
Panjang skala
: 135 mm
Skala : 120 bagian Frekuensi
: DC, 25 – 1000 Hz
Kapasitas Overload : Rangkaian tegangan ..... 50% Rangkaian arus ............ 100%
4.3.6. Karakteristik :
Efek pemanasan diri
Perbedaan Pengukuran antara DC dan AC : ± 0.1% Efek temperature eksternal
: ± 0.2% /10° C Efek medan maghnit eksternal
: ± 0.65% /400 A/m Respons Frekuensi
: 45 – 65 Hz ....0.0%
50 – 1000 Hz ...0.1% Efek faktor daya
Factor daya dari 1.0 sampai 0.5
Tabel 4-1. Rating, internal impedance, and rated power loss
Rated power loss
Impedance
(VA)
Approx 12,000 Ώ Approx 1.2VA Current
Voltage
120 V
240 V Approx 24,000 Ώ Approx 2.4VA 0.2 / 1 A
Approx 16.35 Ώ Approx 0.66VA
Approx 0.56 Ώ Approx 0.56VA 1/5A
Approx 0.93 Ώ Approx 0.93VA
Approx 0.034 Ώ Approx 0.84VA 5 / 25 A
5A 600 W
1.2KW
Approx 0.068 Ώ Approx 1.72VA 25 A
Approx 0.0027 Ώ Approx 1.69VA
4.3.7. Prosedur Pengoperasian
4.3.7.1. Pengukuran daya DC atau AC satu fasa :
Hubungkan kumparan arus secara dengan beban. Dengan cara seri terhadap beban. Dengan cara
menghubungkan terminal menghubungkan terminal kumparan tegangan (±) ke kumparan arus (.± ) ke sumber
beban, sedangkan ujung tegangan, sedangkan ujung terminal tegangan yang lain (V) kumparan arus yang lain (A)
dihubungkan ke ujung beban dihubungkan ke beban.
yang lainnya.
Hubungkan
Jika jarum penunjuk bergerak tegangan secara parallel
kumparan
kearah kiri, tukar ujung-ujung kumparan tegangannya.
Power
Gambar 4-14 Hubungan kumparan arus seri terhadap beban
4.3.7.2. Pengukuran daya satu fasa jika arus melebihi nilai perkiraan
Seperti pada gambar 4-15, mendapatkan daya beban. Jangan sambungkan trafo arus (CT) ke membuka rangkaian arus sampai rangkaian arus. Kalikan rasio pengukuran selesai. transformasi arus dengan W (nilai terukur dikalikan konstanta) untuk
Power
Load
Sourc e
Gambar 4 – 15 Pengukuran daya satu fasa jika arus melebihi
nilai perkiraan
4.3.7.3. Pengukuran daya satu fasa tegangan melebihi nilai perkiraan
Seperti pada gambar 4-16, dengan W (nilai terukur dikalikan sambungkan trafo tegangan (P.T)
konstanta). Jika dimungkinkan, ke rangkaian tegangan. Untuk hubungkan grounding konduktor mendapatkan daya beban, kalikan
dari sumber daya ke rangkaian rasio lilitan dari transformator arus.
Power Power
Load Load
Sourc Source e
Gambar 4 - 16 Pengukuran daya satu fasa jika tegangan melebihi nilai
perkiraan
4.3.7.4. Pengukuran daya satu fasa jika tegangan dan arus melebihi nilai perkiraan
Seperti pada gambar 4-17, ( C.T ) ke rangkaian arus. Daya hubungkan trafo tegangan (P.T) ke
beban ditentukan dengan rumus : rangkaian tegangan, dan trafo arus
W = ( nilai yang terindikasi x konstanta perkalian ) x rasio C.T x rasio P.T
Contoh, nilai terindikasi = 120,
konstanta perkalian =5 ( 120V,5A) Rasio P.T= 6600/110 Rasio CT= 50/5
W = 120x5x6600/110x50/5=360.000=360kW
Power
Load
Source
Ground
Gambar 4-17 Pengukuran daya satu fasa jika arus dan tegangan
melebihi nilai perkiraan
4.3.7.5. Pengukuran daya tiga fasa (metode dua watt meter)
Pengukuran daya tiga fasa ditunjukkan gambar 4-18. Nilai dilakukan dengan menghubungkan
daya diindikasikan dengan dua watt meter, seperti yang penjumlahan aljabar dari nilai daya diindikasikan dengan dua watt meter, seperti yang penjumlahan aljabar dari nilai
Jika ini terjadi baliklah hubungan yang diukur lebih besar dari 50%,
tegangan dari meter dengan kedua meter akan mempunyai nilai
defleksi negatif. Jika dibalik maka posotif. Total daya beban dihitung
akan menunjukkan nilai positif. dengan penjumlahan dari dua nilai
Kurangkan nilai ini dari nilai ini.
terindikasi pada meter yang lain, Tetapi, jika faktor daya dari untuk menghasilkan daya beban rangkaian lebih rendah dari 50%,
total.
satu atau dua wattmeter akan memberi indikasi negatif
R S Load
AA
AA ±
Gambar 4-18 Pengukuran daya tiga fasa (metode dua wattmeter)
4.3.7.6. Pengukuran daya tiga fase jika tegangan dan arus melebihi nilai perkiraan
Hubungkan dua wattmeter seperti pembacaan daya dari dua meter. ditunjukkan gambar 4-19 , lalu ikuti
Setiap perhitungan dihasilkan prosedur nomor (5) diatas. Daya dengan mengalikan rasio PT dan beban total tiga fase dengan rasio CT dengan W (nilai menjumlahkan perhitungan terindikasi x konstanta perkalian).
R S Load
Gambar 4-19 Pengukuran daya tiga fasa jika arus dan tegangan melebihi nilai perkiraan
4.3.8. Pemilihan Range
Ketika melakukan pengukuran, jika 240 V sedangkan range arus arus beban tidak diketahui, adalah 1 A dan 5 A. hubungkan rangkaian ke terminal
Ketika menggunakan trafo arus, arus yang lebih tinggi dari nilai yakinlah tidak membuat loop perkiraan. Kemudian pasang terbuka dalam rangkaian sekunder wattmeter ke rangkaian. Range ketika mengubah range arus. Jika tegangan dan arus diatur dengan
trafo arus dilengkapi dengan menggunakan saklar.Rasio dari sebuah lilitan sekunder , tutup range tegangan adalah 120 V dan
rangkaian dengan kunci pertama, dan kemudian rubah range.
Tabel 4-2. Tabel konstanta pengali (tegangan perkiraan 120/240V, arus perkiraan 1/5A)
Konstanta Pengali
Range Arus
Range Tegangan 120 V
240 V
Tabel konstanta pengali diatas
4.3.10. Kesalahan (Kesalahan)
ditempatkan disisi dari wattmeter, Induktansi dari kumparan dan digunakan untuk tegangan pada wattmeter adalah mengkonversi nilai terbaca dari penyebab adanya kesalahan, skala ke nilai daya. Daya beban =
tetapi dengan tahanan non-induktif Nilai terindikasi x konstanta yang tinggi yang dipasang seri pengali
dengan kumparan tegangan dapat mengurangi kesalahan ini.
Penyebab lain adanya kesalahan (1) Letakkan wattmeter pada adalah permukaan rata
4.3.9. Keselamatan Kerja
1. Drop tegangan pada (2) Cek apakah penunjuk pada
rangkaian
posisi nol (0) pada skala. Jika
2. Arus yang diambil oleh tidak putarlah pengatur nol
kumparan tegangan (lihat gambar 4-12) sampai jarum penunjuk pada posisi Pada wattmeter standar, nol.
kesalahan ini disebabkan karena (3) Pastikan sumber daya pada adanya tambahan kumparan rangkaian yang akan diukur kompensasi, kesalahan yang pada posisi off sebelum disebabkan oleh adanya kumparan rangkaian terangkai dengan kompensasi ini dapat diatasi benar.
dengan memasang kumparan kompensasi sedemikian rupa sehingga menghasilkan medan yang berlawanan arah dengan dengan memasang kumparan kompensasi sedemikian rupa sehingga menghasilkan medan yang berlawanan arah dengan
merangkai wattmeter pada
4.4. Kesalahan Wattmeter
rangkaian AC fase tunggal,
1. Kesalahan akibat perbedaan seperti terlihat pada gambar 4-20, rangkaian.
sekaligus dengan diagram vektornya.
V1
V1 I
R (a)
(a) (b)
V’
I1
I (c)
(d)
Gambar 4- 20. Rangkaian wattmeter AC satu fasa
Pada gambar 4-20(a) kumparan maka daya pada beban adalah = arus tidak dilalui arus, sedangkan
V I cos φ. Sekarang, tegangan pada rangkaian gambar 4-20(b) pada kumparan tegangan adalah arus melalui kumparan arus. V 1 yang merupakan jumlah vektor Sebuah wattmeter sebenarnya dari tegangan beban V dan drop diharapkan dapat menunjukkan tegangan pada kumparan arus = daya yang dipakai oleh beban, V’ (= I r. di , dimana r adalah tetapi pembacaannya sebenarnya
resistansi pada kumparan arus). sedikit kelebihan yang disebabkan
Maka pembacaan daya oleh oleh rugi-rugi daya pada rangkaian
wattmeter = V 1 I cos φ , dimana φ instrument. Besarnya kesalahan adalah beda fase antara V 1 dan I tergantung dari banyaknya seperti terlihat pada diagram rangkaian.
vektor gambar 4-20(a). Perhatikan gambar 4-20(a). Jika cos φ adalah power faktor beban,
= Daya beban + Daya pada
rangkaian kumparan
tegangan.
2. Kesalahan akibat induktansi kumparan tegangan Kesalahan pembacaan pada wattmeter disebabkan juga oleh induktansi pada kumparan tegangan.
b)
I1 (a)
(b)
Gambar 4-21. Rangkaian kumparan tegangan
a. Jika induktansi kumparan tegangan diabaikan :
θ= φ , terlihat pada gambar 4-21 a. Jadi pembacaan wattmeter
= I 1 Cos θ
b. Jika induktansi kumparan tegangan diperhitungkan :
Dimana I 2 ini tertinggal terhadap V dengan sudut α
(gambar 4-21 b ) sehingga (gambar 4-21 b ) sehingga
Jadi pembacaan wattmeter :
I 1 V cos θ
1 V cos ( φ − α )
Jadi pembacaan wattmeter
I 1 = cos ( φ− α ) .................................(2) R
Persamaan (1) untuk tegangan ikut diperhitungkan. pembacaan wattmeter dimana
Faktor koreksi yang diberikan induktansi kumparan tegangan
oleh perbandingan antara diabaikan dan persamaan (2)
pembacaan sesungguhnya (W t ) untuk pembacaan wattmeter dengan pembacaan yang ada dimana induktansi kumparan pada wattmeter (W a ) adalah :
cos φ
W t R 1 cos φ =
W a V I 1 cos α cos ( φ − α )
cos α cos ( φ − α ) R
Pada prakteknya karena sangat kecil, maka cos α = 1
Maka : W t
cos φ
= W a cos ( φ − α )
Kesalahan pembacaan adalah : = Pembacaan yang ada – pembacaan sesungguhnya = pembacaan yang ada
cos φ
x pembacaan yang ada
cos ( φ − α )
cos φ
= pembacaan yang ada ⎜⎜ 1 −
cos ( φ − α ) ⎠
cos φ + sin φ sin α − cos φ =
x pembacaan yang ada cos φ + sin φ sin α sin φ sin α
x pembacaan yang ada cos φ + sin φ sin α x pembacaan yang ada cos φ + sin φ sin α
cot φ + sin α
x pembacaan yang ada
sin α
Jadi presentase kesalahan =
cot φ + sin α
x 100 %
3. Kesalahan akibat medan Eddy-current adalah medan arus
STRAY (Pengganggu)
bolak-balik pada bagian-bagian Karena medan yang bekerja
logam yang padat dari instrument. pada instrument ini adalah kecil,
Ini dihasilkan oleh medan bolak- maka mudah dipengaruhi oleh
balik pada kumparan arus akan kesalahan akibat medan mengubah besar dan kuat medan pengganggu dari luar. Oleh kerja, dengan demikian karena itu harus dijaga agar
menimbulkan kesalahan bagi sejauh mungkin berada dari
pembacaan wattmeter. medan STRAY tadi. Tetapi ,
Kesalahan ini tidak mudah kesalahan akibat medan ini dihitung meskipun dapat menjadi pada umumnya dapat sangat besar jika tidak berhati- diabaikan.
hati dalam memindahkan bagian
4. Kesalahan akibat kapasitansi
padat dari dekat kumparan arus
dalam kumparan tegangan
tadi.
Pada bagian rangkaian kumparan tegangan , terutama
4.5. Watt Jam meter
pada bagian tahanan serinya Watt jam meter merupakan alat akan selalu muncul kapasitansi ukur untuk mengukur energi listrik walaupun kecil. Akibatnya akan dalam orde Kwh. Karena energi mengurangi besarnya sudut, merupakan perkalian antara daya dengan demikian mengurangi dengan waktu, maka watt jam kesalahan yang diakibatkan meter membutuhkan kedua faktor induktansi pada rangkaian ini. Pada prinsipnya, watt jam meter kumparan tegangan. Pada adalah sebuah motor kecil yang kenyataannya pada beberapa mempunyai kecepatan sebanding wattmeter, sebuah kapasitor dengan daya yang melaluinya. dihubungkan paralel terhadap Total putaran dalam suatu waktu tahanan seri untuk sebanding dengan total energi, mendapatkan rangkaian atau watt-jam, yang dikonsumsi kumparan tegangan yang non- selama waktu tersebut. Alat ukur induktif.
watt jam tidak sering digunakan di Jelas bahwa kompensasi yang laboratorium tetapi banyak berlebihan akan membuat digunakan untuk pengukuran resultante reaktansi kapasitif, energi listrik komersil. dengan demikian akan Kenyataannya adalah bahwa menyebabkan sudut negatif.
disemua tempat dimanapun,
5. Kesalahan akibat EDDY- perusahaan listrik menyalurkan
Current (Arus pusar)
energi listrik ke industri dan energi listrik ke industri dan
kerja induksi.
4.5.1. Konstruksi dan Cara Kerja Wattjam meter
Elemen alat ukur wattjam satu fasa ditunjukkan pada gambar 4-22 dalam bentuk skema. Kumparan arus dihubungkan seri dengan jala-jala, dan kumparan tegangan dihubungkan paralel. Kedua kumparan yang dililitkan pada sebuah kerangka logam dengan desain khusus melengkapi dua rangkaian maghnit. Sebuah
piringan aluminium ringan digantung di dalam senjang udara medan kumparan arus yang menyebabkan arus pusar mengalir di dalam piringan. Reaksi arus pusar dan medan kumparan tegangan membangkitkan sebuah torsi (aksi motor) terhadap piringan dan menyebabkannya berputar.
Gambar 4 - 22. Konstruksi wattjam meter Torsi yang dibangkitkan sebanding
dengan kuat medan kumparan tegangan dan arus pusar di dalam piringan yang berturut-turut adalah fungsi kuat medan kumparan arus. Berarti jumlah putaran piringan sebanding dengan energi yang telah dipakai oleh beban dalam selang waktu tertentu, dan diukur dalam kilowatt-jam (kWh, kilowatt jam). Poros yang menopang piringan aluminium dihubungkan melalui susunan roda gigi ke mekanisme jam dipanel alat ukur, melengkapi suatu pembacaan kWh yang terkalibrasi dalam desimal.
Redaman piringan diberikan oleh dua maghnit permanen kecil yang ditempatkan saling berhadapan pada sisi piringan. Bila piringan berputar, maghnit-maghnit permanen mengindusir arus pusar di dalamnya. Arus-arus pusar ini bereaksi dengan medan maghnit dari maghnit-maghnit permanen kecil dan meredam gerakan piringan. Kalibrasi alat ukur wattjam dilakukan pada kondisi beban penuh yang diijinkan dan pada kondisi 10% dari beban yang diijinkan. Pada beban penuh, kalibrasi terdiri dari pengaturan
Kumparan tegangan
piringan
Magnit inti Kumparan
arus
beban beban
ukur bekerja pada 10% beban yang sangat ringan, komponen yang diijinkan. Kalibrasi alat ukur tegangan dari medan pada kedua posisi ini biasanya menghasilkan suatu torsi yang menghasilkan pembacaan yang tidak berbanding langsung dengan
memuaskan untuk semua beban- beban. Kompensasi kesalahan beban lainnya. Sebuah alat ukur diperoleh dengan menyisipkan wattjam satu fasa ditunjukkan sebuah kumparan pelindung atau
pada gambar 4-23.
Gambar 4-23. Mekanik meter induksi elektromekanik
Keterangan :
(1) Kumparan tegangan, yang dihubungkan paralel
dengan beban
(2) Kumparan arus, dihubungkan seri dengan beban (3) Stator
(4) Piringan Aluminium Rotor
(5) rotor brake magnets (6) spindle dengan worm gear
(7) Display dial : 1/10, 10 dan 1000 , 1, 100 dan
10000.dials berputar searah jarum jam
Meter induksi elektromekanik mengkonsumsi power yang kecil beroperasi dengan menghitung sekitar 2 watts. Cakram metalik putaran dari cakram aluminium bekerja dengan dua kumparan. yang dibuat berputar dengan Kumparan satu disambungkan kecepatan proporsional dengan dengan sebuah benda yang power yang digunakan. Alat ini menghasilkan flux magnetik yang Meter induksi elektromekanik mengkonsumsi power yang kecil beroperasi dengan menghitung sekitar 2 watts. Cakram metalik putaran dari cakram aluminium bekerja dengan dua kumparan. yang dibuat berputar dengan Kumparan satu disambungkan kecepatan proporsional dengan dengan sebuah benda yang power yang digunakan. Alat ini menghasilkan flux magnetik yang
menghasilkan eddy currents di cakram dan efeknya adalah gaya
pengereman yang menyebabkan yang digunakan dalam cakram cakram berhenti berputar. Tipe proporsional dengan hasil arus meter yg didiskripsikan di atas dan tegangan. Magnet permanen digunakan pada AC fasa tunggal. menggunakan gaya berlawanan Perbedaan konfigurasi antara fasa yang proporsional dengan tunggal dan tiga fasa adalah kecepatan rotasi cakram, hal ini terletak adanya tambahan menyebabkan sebuah kumparan tegangan dan arus.
Gambar 4-24. Meter induksi elektromekanik, 100 A 230/400 V. cakram baling-baling aluminium horisontal merupakan pusat meter
Pengukuran energi dalam sistem wattjam mempunyai rangkaian tiga fasa dilakukan oleh alat ukur
maghnetik dan piringan tersendiri, wattjam fasa banyak. Kumparan tetapi semua piringan dijumlahkan arus dan kumparan tegangan secara mekanis dan putaran total dihubungkan dengan cara yang permenit dari poros sebanding sama seperti wattmeter tiga fasa.
dengan energi total tiga fasa yang Masing-masing fasa alat ukur dipakai.
4.5.2. Pembacaan
Cakram aluminium dilengkapi yang digunakan. Dial termasuk dengan sebuah spindle yang tipe cyclometer, yaitu sebuah mempunyai worm-gear untuk display seperti odometer yang menggerakkan register. Register menampilkan setiap dial digit seri dengan dial yang berfungsi tunggal lewat jendela pada untuk merekam jumlah energi permukaan meter, atau tipe pointer Cakram aluminium dilengkapi yang digunakan. Dial termasuk dengan sebuah spindle yang tipe cyclometer, yaitu sebuah mempunyai worm-gear untuk display seperti odometer yang menggerakkan register. Register menampilkan setiap dial digit seri dengan dial yang berfungsi tunggal lewat jendela pada untuk merekam jumlah energi permukaan meter, atau tipe pointer
detik, maka dayanya adalah 1800 watts. Metode ini dapat digunakan untuk menentukan konsumsi daya dari peralatan rumah tangga. Sebagian besar meter listrik domestik masih dicatat secara manual, dengan cara perwakilan/utusan dari perusahaan listrik atau oleh pelanggan. Dimana pelanggan membaca meter, pembacaan harus dilaporkan ke perusahaan listrik lewat telepon,post atau internet. Seorang karyawan perusahaan listrik biasanya mengunjungi pelanggan sedikitnya setiap tahun untuk mengecek pembacaan pelanggan serta melakukan pengecekan keselamatan dasar meter.
4.6. Meter Solid States
Jenis meter meter listrik terbaru adalah solid state yang dilengkapi dengan LCD untuk menampilkan daya serta dapat dibaca secara otomatis. Selain dapat mengukur listrik yang digunakan , meter solid state dapat juga merekam parameter lain dari beban dan suplai seperti
permintaan maksimum, faktor daya, dan daya reaktif yang digunakan. Meter solid state dapat menghitung jumlah listrik yang dikonsumsi, dengan penetapan harga yang bervariasi menurut waktu setiap hari, minggu, dan musim.
4.7. Wattmeter AMR
Sebagian besar meter solid state menggunakan arus transformer untuk mengukur arus. Ini artinya bahwa arus tidak melewati meter sehingga meter dapat di letakkan di lokasi yang jauh dari konduktor yang membawa arus. Teknologi meter solid state ini merupakan keuntungan bagi instalasi yang menggunakan daya besar, teknologi ini memungkinkan juga
Gambar 4-25. Meter listrik solid state Gambar 4-25. Meter listrik solid state
akurat. Profile data ini diproses
Meter elektronik sekarang ini dan hasilnya berupa laporan atau dilengkapi dengan komunikasi grafik. Pembacaan meter jarak teknologi antara lain low power jauh menerapkan aplikasi radio, GSM, GPRS, Bluetooth, telemetri. Biasanya, meter yang di IRDA yang terpisah dari hubungan
desain untuk pembacaan semi
konvensional, dengan automatik mempunyai serial port menggunakan RS-232 dan RS-
untuk komunikasi dengan
485. Meter elektronik dapat meletakkan LED infra merah menyimpan semua penggunaan diatas permukaan meter. daya dengan waktu penggunaan
4.8. Kasus Implementasi Lapangan
Pada dasarnya, besarnya energi angka yang tertera pada register yang telah dipakai oleh pelanggan
terakhir (akhir) atau dapat
ditunjukkan dengan angka-angka dinyatakan dengan rumus kWh = (register) yang tertera pada alat (selisih pembacaan meter kWh) x ukur kWh meter. Jumlah Faktor Meter. Selisih pembacaan pemakaian yang sebenarnya meter kWh = Penunjukan meter dihitung berdasarkan angka-angka
bulan ini - Penunjukan meter bulan
yang tertera pada register lalu. Faktor Meter = Rasio CT x sebelumnya (awal) yang Rasio PT x Faktor Register dikurangkan terhadap angka-
Kasus Aplikasi Lapangan
4.8.1. Pelanggan Tegangan rendah (TR) yang tidak memerlukan CT (pelangan dengan tarif S2-R1-R2-R3-
U1). Untuk tarif S2-R3-U1 : Stand meter bulan lalu : 07139 Stand meter bulan lalu : 06825
Selisih pembacaan meter : 314 ( pemakaian kWh). Untuk tarif R2-R3
Stand meter bulan ini : 15762 Selisih pembacaan standmeter : 269 (pemakaian kWh). Pemakaian blok1= (60jamX daya
terpasang1300VA)/1000 = 78kWh
Pemakaian blok 2 = (pemakaian total – blok1) = 191
kWh.
Perhitungan biaya gunakan CT tariff S3-R4-U2.
4.8.2. Pelanggan Tegangan Rendah (TR) yang menggunakan CT (pelanggan dengan tarif: S3 - R4 - U2)
Stand meter bulan ini
Stand meter bulan lalu
selisih pembacaan meter = 2264 x Faktor meter (CT) = .......... Pemakaian kWh
4.8.3. Pelanggan TM dipasang kWh Meter merk Fuji tipe FF23HTI, 100v 5 A, 3 fase 4 kawat, dengan:
Trafo arus terpasang = 100/5 A, Rasio CT = 20 Trafo tegangan terpasang = 20.000/100 V, Rasio PT = 200 Faktor register
Stand meter bulan ini : LWBP = 5.690 dan WBP Stand meter bulan lalu : LWBP = 5.600 dan WBP Jadi : Selisih pembacaan meter LWBP = 5.690 - 5.600 = 90 Selisih pembacaan meter WBP = 2.516 - 2.500 = 16
Maka: Pemakaian kWh LWBP = 20 x 200 x 1 90
= 360.000 kWh
Pemakaian kWh WBP = 20 x 200 x 1 16
= 64.000 kWh
Catatan:
* Bila pada meter kWh tidak tercantum adanya faktor register
(konstanta), maka faktor register dianggap = 1 * Untuk pengukuran tegangan rendah (TR), tidak ada rasio PT
4.8.4. Pelanggan dipasang kWh Meter merk Mecoindo tipe A6C1, 3 fase 4 kawat, 25/5 A, P/S 20.000/V3/100/V3, 50 Hz, dengan : Trafo arus terpasang = 100/5 A Untuk kWh meter jenis ini, arus pengenal meter 25/5 A, maka rasio CT sebenarnya menjadi = 100/5 : 25/5 = 4 Meter jenis ini dirancang untuk dipasang pada tegangan menengah
20.000 VOLT, jadi rasio PT tidak dihitung. Faktor register = 200
Stand meter bulan ini : LWBP = 08970 dan WBP = 03540 Stand meter bulan ini : LWBP = 07920 dan WBP = 03030 Selisih pembacaan meter LWBP = 8970 - 7920
Selisih pembacaan meter WBP = 3530 - 3030
Maka : Pemakaian kWh LWBP = 4 x 200 x 1050
= 840.000 kWh
Pemakaian kWh WBP = 4 x 200 x 510
4.8.5. Pembacaan pemakaian energi reaktif
Cara pembacaan dan perhitungannya sama dengan pembacaan kWh Meter.
Pemakaian kVARh = (Selisih pembacaan kVARh) x Faktor meter Selisih pembacaan kVARh = Penunjukan kVARh bulan ini -
Penunjukan kVARh bulan lalu Faktor meter
= Rasio CT x Rasio PT x Faktor register
Pelanggan h-3/TM, pengukuran TM dipasang kVARH merk Osaki tipe OR91SH, 58/100 V, 5A, dengan:
Trafo arus (CT) terpasang = 125/5 A Trafo tegangan (PT) terpasang = 20.000/100 V Stand meter kVARh bulan ini
= 7.860 kVARh bulan lalu
= 6.750 Konstanta meter
= 0,1 Faktor meter = 125/5 x 20.000/100 x 0,1 = 500 Selisih pembacaan kVARh = 7.860 - 6.750
= 1.110 Pemakaian kVARh
= 1.110 x 500 kVARh = 555.000 kVARh
4.8.6. Cara pembacaan pemakaian daya listrik
Pemakaian daya maksimum oleh
15 menit. Yang dimaksud dengan pelanggan setiap bulannya. Meter
istilah daya terukur maksimum jenis ini dipasang untuk dengan interval 15 menit adalah mengetahui daya maksimum yang
"Nilai daya terukur maksimum dipakai pelanggan tiap bulannya. untuk tiap bulan sama dengan 4 Bila dipasang kW Max, maka hasil
(empat) kali nilai tertinggi dari kVA perhitungannya masih harus dibagi
yang dipakai selama tiap 15 (lima dengan faktor daya sebesar 0,85.
belas) menit terus menerus dalam Golongan pelanggan yang bulan tersebut". Untuk saat ini kVA dipasangi alat ini adalah hotel (H-
Max yang terpasang kebanyakan
3) I5, dan industri Tanur Busur (I- dari jenis yang menggunakan 4). kW Max atau kVA Max yang jarum penunjuk. dipasang adalah dengan interval
Rumusnya dapat dituliskan :
Daya terukur = Penunjukan meter x Faktor meter Faktor meter = CT terpasang : CT meter x PT terpasang x register
Contoh : Pelanggan Tanur Busur I-4/TM, pengukuran TM, dipasang MW Max merk Enertec tipe A7A11, 3 fase 3 kawat, 50 Hz, 3 x 600/5A, 3 x 20.000/100 V, dengan :
Trafo arus terpasang = 300/5 A
Trafo tegangan terpasang = 20.000/100 V Penunjukan meter
Faktor register
Faktor meter = 300/5 : 600/5 x 20.000/100 : 20.000/100 x
Daya terukur
= 20 x 0,5 = 10 MW
4.9. Faktor Daya (Cos Ө)