EKSPERIMENTASI PENGAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE TPS (THINK PAIR SHARE) TERHADAP EKSPERIMENTASI PENGAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE TPS (THINK PAIR SHARE) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA (Pada Siswa Kelas VII MTs N Bekonang).

(1)

METODE TPS (THINK PAIR SHARE) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

(Pada Siswa Kelas VII MTs N Bekonang)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Guna Mencapai Derajat S1 Jurusan Pendidikan Matematika

Diajukan Oleh : NANIK TRI HANDAYANI

A 410 050 211

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


(2)

EKSPERIMENTASI PENGAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE TPS (THINK PAIR SHARE) TERHADAP

PRESTASI BELAJAR SISWA (Pada Siswa Kelas VII MTs N Bekonang)

Yang Dipersiapkan dan Disusun oleh

NANIK TRI HANDAYANI A 410 050 211

Disetujui Untuk Dipertahankan di Hadapan Dewan Penguji Skripsi Sarjana S-1

Pembimbing I,

Drs. H. Ariyanto, M.Pd Tanggal:

Pembimbing II,

Dra. Sri Sutarni, M.Pd Tanggal:


(3)

EKSPERIMENTASI PENGAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE TPS (THINK PAIR SHARE) TERHADAP

PRESTASI BELAJAR SISWA (Pada Siswa Kelas VII MTs N Bekonang)

Diajukan Oleh

NANIK TRI HANDAYANI A 410 050 211

Telah Dipertahankan didepan Dewan Penguji Pada Tanggal, Juni 2009

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Dewan Penguji

1. Drs. H. Ariyanto, M.Pd 2. Dra. Sri Sutarni, M.Pd

3. Dra. Hj. N. Setyaningsih, M.Si

( ) ( ) ( )

Surakarta, Juni 2009 Disyahkan

Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dekan

Drs.H. Sofyan Anif, M.Si NIK.547


(4)

Dengan ini, saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak ternyata dikemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Surakarta, Juni 2009

Nanik Tri Handayani A 410 050 211


(5)

Ilmu lebih baik dari harta, karena kita pasti akan sibuk menjaga harta itu, sedangkan ilmu akan memelihara kita. Harta habis bila dinafkahkan, sedangkan ilmu justru akan

berkembang. Ilmu adalah kuasa, sedangkan harta dikuasai. ( Ali Bin Abi Thalib )

Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’

(Q.S. Al Baqarah : 45)

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain dan hanya kepada

Allah lah hendaknya kamu berharap. (QS.Alam Nasyrah: 6-8)

Hari ini harus lebih baik dari hari kemaren dan Hari esok harus lebih baik dari hari ini (penulis)


(6)

Karya ini merupakan hasil perjuangan panjang yang melelahkan, teriring oleh kesabaran, ketekunan serta doa dan wujud kasih sayang yang tak terkira, karya ini saya persembahkan

untuk:

Allah SWT Pemberi nikmat tanpa batas dan tauladan terhebat Nabi Muhammad SAW setiap titian langkah yang aku lalui tiada daya dan upaya kecuali hanya dengan

pertolonganMu.

Bapak dan ibu tercinta terima kasih untuk curahan kasih sayang, cinta, do’a, dorongan,semangat dan pengorbanan tiada tara. Semoga ALLAH SWT membalas semua

pengorbanan bapak dan ibu

Kakak-kakaku tercinta,mas hasym,mas Aan terima kasih atas do’a, semangat, dorongan dan nasehatnya. Tanpa kalian aku tidak akan menjadi seperti sekarang.

Adik-adikku tersayang, Dik Ina,dik Aya terima kasih kalian setia menemaniku dan mengisi hari-hariku.

Keluarga Besar Lab. Matematika ( Bp. Masduki,S.Si, Bp. Teguh R.S,S.Pd,M.Pd, Bp Suci Juniarto, S.Pd, Bp. Hirtanto, S.Pd, Bp Agus Haryadi, S.Pd ,Bp. Yuli Triwiyanto,S.Pd, Mb

Novi,mbak Anik, Heru, Fendi, Ikhsan, Arif Ganda) terima kasih atas waktu, bantuan ide, motivasi, nasehat, dan doanya.

Calon pendamping hidupku Heru Susanto terima kasih untuk kasih sayang, cinta, do’a dan pengorbanannya yang tidak pernah lelah menemaniku disaat senang maupun sedih, kamu

adalah kekuatan untukku

Teman-teman kelas E terima kasih atas do’a, dukungan dan persahabatan kita

Almamaterku


(7)

Assalamu’alaikum. Wr. Wb

Sesungguhnya tiada kata yang pantas diucapkan selain puji syukur bagi Allah SWT, Rabb semesta alam. Yang memberikan kekuatan dan kemudahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan segala keterbatasan dan kekurangan.

Pada kesempatan ini pula secara khusus penulis ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Drs. H. Sofyan Anif, M.Pd , selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Dra. Hj. N. Setyaningsih, M.Si , selaku Ketua Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta

3. Drs. H. Ariyanto, M.Pd, selaku Dosen pembimbing I, dengan penuh keikhlasan telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk dan dorongan kepada penulis.

4. Ibu Dra. Sri Sutarni, M.Pd. selaku Pembimbing Akademik dan sekaligus Dosen pembimbing II yang telah banyak menyisakan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

5. Kepala Sekolah dan keluarga besar MTs N Bekonang, yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian dan telah banyak membantu selama penelitian..


(8)

Semoga mendapat balasan dari Allah SWT. Dengan penulisan skripsi ini penulis menyadari keterbatasan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca. Amin.

Wassalamu’alaikum

Wr.Wb

Surakarta, Juni 2009

Penulis


(9)

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR LAMPIRAN... xi

DAFTAR TABEL...xii

ABSTRAK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

G. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Kajian Pustaka... 8

B. Kajian Teori ... 9

1. Hakikat Matematika ... 9

2. Proses Belajar Mengajar ... 10

3. Pembelajaran Konvensional... 12

4. Pembelajaran Dengan Metode TPS ... 13

5. Prestasi Belajar Matematika... 14


(10)

D. Hipotesis... 23

BAB III METODE PENELITIAN... 24

A. Jenis Penelitian... 24

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

C. Populasi, Sampel dan Sampling ... 25

D. Variabel Penelitian ... 26

E. Teknik Pengumpulan Data... 27

F. Instrumen Penelitian ... 28

G. Uji Prasarat Analisis... 30

H. Tehnik Analisis Data... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Deskripsi Data...36

1. Persiapan Penelitian ...36

2. Pelaksanaan Penelitian ...38

B. Uji Prasyarat Analisis...39

1. Uji Normalitas ...39

2. Uji Homogenitas ...40

C. Pengujian Hipotesis...40

D. Pembahasan Hasil Analisis Data...41

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 43

A. Kesimpulan ... 43

B. Implikasi... 43

C. Saran... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45 LAMPIRAN


(11)

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... 47

Lampiran 2 Kisi-kisi Soal Try Out ... 62

Lampiran 3 Soal Try Out ... 63

Lampiran 4 Lembar Jawab ... 68

Lampiran 5 Kunci Jawaban dan Pembahasan... 69

Lampiran 6 Daftar Nama Siswa dan Nilai Rapor Semester I ... 81

Lampiran 7 Daftar Nama dan Nilai Tryout ... 83

Lampiran 8 Daftar Nilai Tes Prestasi ... 84

Lampiran 9 Uji Keseimbangan ... 87

Lampiran 10 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 88

Lampiran 11 Uji Normalitas Kelas Eksperimen... 92

Lampiran 12 Uji Normalitas Kelas Kontrol ... 93

Lampiran 13 Uji Homogenitas ... 94

Lampiran 14 Uji Hipotesis... 95

Lampiran 15 Surat Ijin Riset...96

Lampiran 16 Surat Pernyataan Penelitian...97


(12)

Tabel 2.1 Perbedaan Variansi Penelitian………..9

Tabel 3.1 Waktu penelitian………...25

Tabel 4.1 Rangkuman Uji Keseimbangan………37

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Liliefors………..39

Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Bartlett………40


(13)

EKSPERIMENTASI PENGAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE TPS (THINK PAIR SHARE) TERHADAP

PRESTASI BELAJAR SISWA (Pada Siswa Kelas VII MTs N Bekonang)

Nanik Tri Handayani, A410 050 211, Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Muhammadiyah Surakarta, 2009, 44 halaman.

Penelitian ini bertujuan: mengetahui perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diberi pengajaran menggunakan metode think pair share dengan siswa yang diberi pengajaran menggunakan metode konvensional. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTs N Bekonang. Sampel diambil menggunakan teknik random sampling kemudian ditentukan kelompok eksperimen sebanyak 40 siswa yaitu kelas VII B dan kelompok kontrol sebanyak sebanyak 39 siswa yaitu kelas VII C. Metode pengumpulan data dengan metode tes dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan uji t. Sebagai persyaratan analisis dilakukan uji normalitas dengan metode Liliefors dan uji homogenitas dengan metode Bartlett. Dari hasil analisis data pada α= 5 % diperoleh ttabel = 1,991 dan thitung = 3,388 karena thitung > ttabel maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang diberi pengajaran menggunakan metode think pair share dengan siswa yang diberi pengajaran menggunakan metode konvensional pada sub pokok bahasan persegi panjang dan persegi. Implikasi dari penelitian ini adalah pengajaran matematika menggunakan metode think pair share pada sub pokok bahasan persegi panjang dan persegi memberikan prestasi belajar yang lebih baik. Oleh karena itu metode think pair share dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pengajaran guna mengaktifkan siswa pada proses belajar mengajar.

Kata kunci : pengajaran, matematika, prestasi


(14)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam hal mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam proses kehidupan. Majunya suatu bangsa dipengaruhi oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri karena pendidikan yang tinggi dapat mencetak Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Pendidikan yang dimaksud disini bukan bersifat informal melainkan bersifat formal meliputi proses belajar mengajar yang melibatkan guru dan siswa. Peningkatan kualitas pendidikan dicerminkan oleh prestasi belajar siswa. Sedangkan keberhasilan atau prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh kualitas pendidikan yang bagus. Karena kualitas pendidikan yang bagus akan membawa siswa untuk meningkatkan prestasi belajar yang lebih baik.

Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa adalah sebagai subjek dan sebagai objek dari kegiatan pengajaran. Sehingga inti dari proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar siswa dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran akan tercapai jika siswa berusaha secara aktif untuk mencapainya. Keaktifan siswa tidak hanya dituntut dari segi fisik tetapi juga dari segi kejiwaan. Bila hanya fisik siswa yang aktif tetapi


(15)

pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai (Djamarah, 2002 : 44).

Berdasarkan pengamatan serta wawancara dengan guru-guru bidang studi matematika menunjukkan bahwa nilai rata-rata bidang studi matematika masih rendah dibanding nilai bidang studi yang lain. Siswa sendiri pada umumnya masih menganggap bahwa pelajaran matematika sebagai mata pelajaran yang menakutkan karena tingkat kesulitan dianggap tinggi. Hal ini mungkin disebabkan dalam mempelajari matematika siswa kurang menguasai konsep dan siswa kurang banyak latihan mengerjakan soal-soal matematika.

Keberhasilan belajar ditentukan dari pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa dituntut aktif dan mandiri. Proses belajar mengajar yang masih tradisional dan kurang memadai menyebabkan siswa tenggelam dalam pelajaran yang kurang merangsang aktivitas belajar yang optimal. Siswa pasif menerima informasi dari guru, dimana guru tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan gagasan dan ide-idenya. Siswa hanya menghafal rumus dan mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru. Guru menekankan penerapan suatu konsep, sedangkan pengenalan konsep dan pengembangan konsep kurang ditekankan.

Guru merupakan salah satu faktor penting yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya siswa dalam belajar matematika. Pentingnya peran guru dalam pendidikan tidak terlepas dari kemampuan guru dalam


(16)

menyampaikan materi pada siswa. Oleh karena itu, pada proses pembelajaran guru perlu meningkatkan kemampuan mengajar guna menjadi guru profesional. Kemampuan guru sebagai salah satu usaha meningkatkan mutu pendidikan. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan mengajar dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat dengan tetap memperhatikan antara lain materi, waktu dan jumlah siswa di kelas. Guru dalam kemampuan mengajar diharapkan dapat menyampaikan materi yang dapat membangkitkan keaktifan siswa dan mudah diterima oleh siswa.

Model-model pembelajaran hendaknya relevan dan mendukung tercapainya tujuan pengajaran. Jadi perkembangan untuk pemilihan model ialah tujuan pengajaran yang hendak dicapai. Adapun tujuan pengajaran adalah supaya siswa dapat berfikir aktif dan diberi kesempatan untuk mencoba kemampuan di dalam berbagai kegiatan. Salah satu pembelajaran yang menyenangkan dan mengaktifkan siswa adalah pembelajaran dengan metode TPS ( Think Pair Share ). Pembelajaran dengan metode TPS adalah pembelajaran yang merangsang aktivitas siswa untuk berfikir dan mendiskusikan hasil pemikirannya dengan teman, dan juga merangsang keberanian siswa untuk mengemukakan pendapatnya di depan kelas.

Model pembelajaran TPS dirasakan perlu diterapkan dalam pengajaran matematika karena dapat mendorong aktivitas belajar siswa. Sehingga siswa lebih aktif dan lebih mandiri. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul


(17)

” Eksperimentasi Pengajaran Matematika Dengan Metode TPS ( Think Pair Share ) Terhadap Prestasi Belajar Siswa ”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas maka identifikasi masalah pada penelitian ini adalah:

1. Kurangnya pemahaman siswa dalam belajar matematika.

2. Ada kemungkinan terjadi perbedaan prestasi belajar antara siswa yang dapat pengajaran matematika melalui metode Think Pair Share dengan siswa yang mendapat pengajaran konvensional

3. Metode yang digunakan guru kurang bervariasi dan bersifat monoton, sehingga siswa akan mengalami kejenuhan.

4. Dengan penerapan pembelajaran matematika melalui TPS dimungkinkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

C. Pembatasan Masalah

Untuk mengatasi permasalahan supaya dapat dikaji secara mendalam maka diperlukan pembatasan masalah. Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Penerapan model pembelajaran matematika melalui metode TPS

2. Peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika dalam penelitian ini dibatasi pada siswa kelas VII SMP semester genap.


(18)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka penulis merumuskan masalah yaitu : Apakah ada pengaruh penggunaan model pembelajaran TPS yang berakibat adanya perbedaan prestasi belajar dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan arah pertama untuk menentukan langkah-langkah dalam kegiatan penelitian. Agar penelitian ini dapat terlaksana dengan baik sesuai yang diinginkan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar matematika yang menggunakan metode pembelajaran TPS dan metode pembelajaran konvensional.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui penggunaan metode TPS dalam upaya peningkatan hasil prestasi belajar matematika siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Untuk memberikan informasi kepada guru matematika untuk memilih alternatif dalam pembelajaran matematika dengan


(19)

menggunakan metode TPS unutk meningkatkan prestasi belajar siswa.

b. Untuk dijadikan masukan bagi guru matematika dalam peningkatan kualitas pengajaran dengan menggunakan metode TPS

c. Memberikan masukan kepada siswa untuk meningkatkan kegiatan belajar, mengoptimalkan kemampuan berfikir positif dalam mengembangkan dirinya dalam meraih keberhasilan belajar atau prestasi belajar yang optimal.

d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai pedoman penelitian selanjutnya.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembaca memahami skripsi ini, maka skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:

1. Bagian Awal Skripsi

Bagian Awal Skripsi ini meliputi: halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran.

2. Bagian Inti Skripsi

BAB I : PENDAHULUAN

Meliputi: latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi.


(20)

BAB II: LANDASAN TEORI

Meliputi: kajian pustaka, kajian teori, kerangka berpikir, dan hipotesis BAB III: METODE PENELITIAN

Meliputi: jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, populasi, sampel, dan sampling, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, uji prasyarat analisis, teknik analisis data.

BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Meliputi: deskripsi data, analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan.

BAB V: KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Meliputi: kesimpulan penelitian, implikasi hasil penelitian, dan saran 3. Bagian Akhir Skripsi


(21)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

Dalam penelitian ini penulis mengacu pada penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang dilaksanakan saat ini.

Penelitian yang dilakukan oleh Hasannudin (2004) dengan judul ”Eksperimentasi Pengajaran Matematika Dengan Metode Montessori Pada Pokok Bahasan Pecahan Pada Siswa Kelas VII SD Muhammadiyah 16 Surakarta” menyimpulkan bahwa hasil belajar siswa ynag menggunakan metode Montessori lebih baik jika dibandingkan dengan yang menggunakan konvensional.

Nur Farida Septiningsih (2005) dengan judul ”Eksperimentasi Metode Quantum Teaching Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Bentuk Cerita Pokok Bahasan Bangun Datar dan Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Siswa Kelas II Semester I MTsN Gemolong” menyimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Quantum Teaching lebih meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal matematika bentuk cerita yang melibatkan bangun datar pada siswa kelas II A MTsN Gemolong.

Dari penelitian-penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode pengajaran sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Sehubungan dengan hal tersebut dan dirasa perlu untuk lebih mengembangkan


(22)

penelitian yang ada, maka penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian dengan judul ” Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Metode Think-Pair-Share (TPS) Terhadap Prestasi Belajar Siswa”

Table 2.1 Perbedaan Variansi Penelitian

No Montessori Quantum

teaching

TPS Prestasi belajar

1 Hasannudin 9 9

2 Nur Farida. S 9 9

3 Peneliti 9 9

Variabel Nama

B. Kajian Teori

1. Hakikat Matematika

Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit.

Menurut Johnson dan Myklebust matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir. Lerner juga mengemukakan bahwa matematika disamping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang juga memungkinkan manusia memikirkan. mencatat dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. Paling mengemukakan bahwa matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia ; suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung dan yang paling


(23)

penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan (Abdurrahman, 2003 : 252) Dari ketiga pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa

matematika merupakan suatu ilmu yang tidak hanya bersifat kuantitatif tetapi juga merupakan ilmu yang bersifat sosial, maksudnya yaitu matematika bukan ilmu yang bersifat abstrak melainkan suatu cara pemecahan masalah yang terjadi dalam kehidupan nyata.

2. Proses Belajar Mengajar

Istilah belajar dan mengajar adalah dua peristiwa yang berbeda, akan tetapi antara keduanya terdapat hubungan yang erat sekali. Bahkan antara keduanya terjadi kaitan dan interaksi satu sama lain.

Menurut Syamsudin Makmun (2002 : 156) proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai suatu rangkaian interaksi antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya. Dengan definisi ini hendaknya kita pahamkan bahwa terjadinya perilaku belajar pada siswa dan perilaku mengajar dari pihak guru tidak berlangsung dari satu arah melainkan terjadinya secara timbal balik, dimana kedua belah pihak berperan dan berbuat secara aktif di dalam suatu kerangka kerja, dan dengan menggunakan cara dan kerangka berfikir yang seyogianya dipahami dan disepakati bersama.

Guru dapat dikatakan mengajarnya berhasil kalu perubahan yang diharapkannya, terjadi pada perilaku dan pribadi siswanya. Begitu pula dengan siswa dapat dikatakan belajarnya berhasil kalau ia telah


(24)

mengalami perubahan-perubahan setelah menjalani proses belajar tersebut pada perilaku dan pribadinya seperti yang diharapkan gurunya dan siswa sendiri.

Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu. Hillgard dalam (Syamsudin Makmun, 2002 : 157). Perubahan itu mungkin merupakan suatu penemuan informasi atau penguasaan suatu ketrampilan yang telah ada. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Oemar Hamalik, 2001 : 27). Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami.

Dari definisi-definisi ditarik kesimpulan bahwa belajar pada hakekatnya suatu aktivitas untuk mencapai suatu perubahan tingkah laku yang mengandung tiga aspek yakni aspek pengetahuan, nilai, dan sikap serta ketrampilan.

Mengajar adalah proses membimbing kegiatan belajar, bahwa kegiatan mengajar hanya bermakna apabila terjadi kegiatan belajar murid (Oemar Hamalik, 2001 : 27). Oleh karena itu, adalah penting sekali bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar murid, agar ia dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat dan serasi bagi murid.


(25)

Menurut Oemar Hamalik (2001 : 44). Mengajar ialah menyampaikan pengetahuan kepada siswa didik atau murid di sekolah. Pengajaran adalah suatu proses penyampaian dalam bentuk pemberian tugas mempelajari halaman, latihan pokok-pokok atau bab-bab tertentu dari buku teks. Herbart dalam (Oemar Hamalik, 2001 : 45) Tugas-tugas itu bersumber dari buku yang dipelajari oleh siswa dengan pengawasan atau tanpa pengawasan oleh guru.

Dari pendapat-pendapat dapat disimpulkan bahwa mengajar pada hakekatnya adalah melakukan kegiatan belajar, sehingga belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.

3. Pembelajaran Konvensional

Metode konvensional adalah suatu pengajaran yang mana dalam proses belajar masih menggunakan cara lama. Guru memegang peranan penting dalam menentukan urutan langkah dalam menyampaikan materi kepada siswa. Sedangkan peranan siswa adalah mendengarkan secara teliti dan mencatat pokok-pokok yang penting yang dikemukakan oleh guru.

Proses belajar mengajar yang masih tradisional dan kurang memadai menyebabkan siswa tenggelam dalam pelajaran yang kurang merangsang aktivitas belajar yang optimal. Siswa pasif menerima informasi dari guru, dimana guru tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan gagasan dan ide-idenya. Siswa hanya menghafal rumus dan mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru.


(26)

Guru menekankan penerapan suatu konsep, sedangkan pengenalan konsep dan pengembangan konsep kurang ditekankan.

Belajar dengan metode konvensional menyebabkan siswa menjadi belajar menghafal yang tidak mengakibatkan timbulnya pengertian. Siswa menjadi pasif dan daya kritis siswa akan terhambat, untuk itu diperlukan suatu pembharuan metode pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dalam belajar, membentuk siswa yang kreatif, berfikir logis, kritis dan inovatif.

4. Pembelajaran Dengan Metode TPS (Think Pair Share)

Pembelajaran Think Pair Share memiliki prosedur yang diterapkan secara eksplisit untuk memberikan siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain. Dalam strategi ini guru hanya berperan sebagai fasilitator sehingga guru menyajikan satu materi dalam waktu pembahasan yang relatif singkat. Setelah itu giliran siswa untuk memikirkan secara mendalam tentang apa yang telah dijelaskan

Langkah-langkah yang perlu diterapkan dalam pendekatan Think Pair Share adalah sebagai berikut:

a. Tahap Pertama : Thinking(berfikir)

Pada tahap ini guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan pelajaran. Kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyan tersebut secara mandiri untuk beberapa saat.


(27)

b. Tahap Kedua : Pairing(berpasangan)

Guru meminta siswa untuk berpasangan dengan siswa lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkan pada tahap pertama. Interaksi yang diharapkan dapat berbagi jawaban dari pertanyaan atau ide bila persoalan telah diidentifikasi. Biasanya guru memberi waktu 4-5 menit untuk berpasangan.

c. Tahap Ketiga : Sharing(berbagi)

Pada tahap akhir guru meminta kepada pasangan untuk berbagi pada seluruh kelas. Hal ini akan efektif dilakukan dengan cara bergiliran pasangan demi pasangan dan dilanjutkan sampai kurang lebih seperempat pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan. 5. Prestasi Belajar Matematika

Prestasi belajar matematika pada dasarnya merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah mengalami proses pembelajaran matematika. Prestasi belajar tersebut menggambarkan tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari di sekolah yang biasanya dinyatakan dengan nilai. Sumardi Suryabrata (1987 : 35).

Mulyono Abdurrahman (2003 : 37) mengemukakan bahwa prestasi belajar atau hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.

Seperti yang dikemukakan Romiszowski yang dikutip oleh Mulyono Abdurrahman (2003: 38), hasil belajar atau prestasi belajar dapat dikelompokkan menjadi pengetahuan dan keterampilan.


(28)

Pengetahuan terdiri dari empat kategori, yaitu (1) Pengetahuan tentang fakta, (2) Pengetahuan tentang prosedur, (3) Pengetahuan tentang konsep,dan (4) Pengetahuan tentang prinsip. Keterampilan juga terdiri dari empat kategori, yaitu (1) Keterampilan untuk berfikir, (2) Keterampilan untuk bertindak, (3) Keterampilan bersikap, dan (4) Keterampilan berinteraksi.

Berdasarkan pandangan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa “Prestasi belajar adalah penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar yang menggambarkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran dan dapat di lihat dalam bentuk indikator- indikator yang berupa nilai rapor, indeks prestasi studi, angka kelulusan dan predikat keberhasilan”.

Berdasarkan pandangan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa “Prestasi belajar Matematika adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar yang menggambarkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran matematika yang dapat dilihat dari nilai matematika dalam rapor”.

6. Pokok Bahasan

1. Persegi Panjang

a. Pengertian persegi panjang

Perhatikan persegi panjang ABCD pada gambar dibawah !


(29)

C D

A B

Berdasarkan gambar persegi panjang ABCD tersebut, diperoleh bahwa :

(1) sisi-sisi persegi panjang ABCD adalah

AD dan CD BC

AB, , , dengan dua pasang sisi sejajarnya

sama panjang, yaitu AB= DC dan BC = AD

(2) sudut-sudut persegi panjang ABCD adalah

,

, ABC

DAB

∠ ∠ BCD, dan ∠ CDA dengan

= ∠

=

DAB ABCBCD =∠ CDA= 0

90

Dengan demikian, persegi panjang adalah bangun datar segi empat yang memiliki dua pasang sisi sejajar dan memiliki empat sudut siku-siku.

b. Menempatkan persegi panjang pada bingkainya

Sebuah persegi panjang dapat menempati bingkainya dengan 4 cara :

C

D D C

D C

L

B A

K A B

D C

N M

A B A B

Letak 2 Letak 1


(30)

D C

• A B

C D

D C

• C D

A B

A B A B

Letak 3 Letak 4

Letak 1, persegi panjang ABCD dibalik menurut sumbu KL Letak 2, persegi panjang ABCD dibalik menurut sumbu MN Letak 3, persegi panjang ABCD diputar 1800 pada pusatnya Letak 4, persegi panjang ABCD diputar 3600 pada pusatnya c. Sifat-sifat persegi panjang

(1) Mempunyai empat sisi, dengan sepasang sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar

(2) Keempat sudutnya sama besar dan merupakan sudut siku-siku (900)

(3) Kedua diagonalnya sama panjang dan berpotongan membagi dua sama besar

(4) Dapat menempati bingkainya kembali dengan empat cara d. Keliling dan luas persegi panjang

(1) Keliling persegi panjang C D


(31)

Keliling persegi panjang ABCD = AB+BC+CD+DA

Pada persegi panjang, sisi yang lebih panjang disebut panjang yang dinotasikan dengan p, dan sisi yang lebih pendek disebut lebar yang dinotasikan dengan l. Sehingga

p CD

AB= = , dan BC =DA=l.

Dengan demikian, keliling persegi panjang ABCD dengan panjang p dan lebar l adalah K = p + l + p + l = 2p + 2l = 2(p + l)

(2) Luas Persegi Panjang

Untuk menentukan luas persegi panjang,

Perhatikan gambar persegi panjang KLMN dibawah !

Luas persegi panjang adalah luas daerah yang dibatasi oleh sisi-sisinya

Luas persegi panjang KLMN = KL × LM

= (5 × 3) satuan luas

= 15 satuan luas

Jadi, luas persegi panjang dengan panjang p dan lebar l


(32)

Contoh :

Hitunglah keliling dan luas persegi panjang yang berukuran panjang 12 cm dan lebar 8 cm.

Penyelesaian : Panjang (p) = 12 cm

8 cm

lebar (l) = 8 cm.

12 cm

Keliling (K) = 2(p + l) = 2(12 + 8)

= 2 × 20

= 40

Luas (L) = p × l

= 12 × 8

= 96

Jadi, keliling persegi panjang tersebut 40 cm dan luasnya 96 cm2

2. Persegi

a. Pengertian persegi

Perhatikan gambar persegi ABCD !

Berdasarkan gambar, diperoleh bahwa :

(1) sisi-sisi persegi ABCD sama panjang, yaitu

C D

A B


(33)

(2) sudut-sudut persegi ABCD sama besar, yaitu:

∠ABC =∠BCD = ∠CDA = ∠DAB

Dari uraian tersebut, maka persegi adalah bangun segi empat yang memiliki empat sisi sama panjang dan empat sudut

siku-siku. Persegi merupakan persegi panjang dengan sifat khusus,

yaitu keempatsisinya sama panjang

b. Menempatkan persegi pada bingkainya

Dengan cara yang sama seperti pembahasan pada persegi panjang, bahwa persegi dapat menempati bingkainya dengan delapan cara.

c Sifat-sifat persegi

Pada pembahasan sebelumnya, telah disinggung bahwa persegi merupakan persegi panjang dengan bentuk khusus, yaitu semua sisinya sama panjang. Oleh karena itu, semua sifat persegi panjang juga merupakan sifat persegi, yaitu :

(1) Semua sifat persegi panjang merupakan sifat persegi

(2) Suatu persegi dapat menempati bingkainya dengan delapan cara

(3) Semua sisi persegi adalah sama panjang

(4) Sudut-sudut suatu persegi dibagi dua sama besar oleh diagonal- diagonalnya


(34)

(5) Diagonal-diagonal persegi saling berpotongan sama panjang membentuk sudut siku-siku

d. Keliling dan luas persegi

(1) Keliling persegi

Telah kita ketahui bahwa persegi merupakan persegi panjang yang panjang semua sisinya sama. Sehingga

p = l.

s

s

C

B D

A

s

s

Misalkan p = l = s, maka ;

Keliling persegi K = 2(p + l) = 2(s + s) = 2(2s) = 4s

Dari uraian ditas, diperoleh rumus keliling persegi yaitu K = 4s, dengan s adalah panjang sisi persegi.

Contoh :

Hitunglah keliling sebuah persegi yang panjang sisinya 5 cm.

Penyelesaian :

sisi (s) = 5 cm

Keliling (K) = 4 × sisi

= 4 × 5 cm

= 20


(35)

(2) Luas persegi

Suatu persegi memiliki ukuran panjang dan lebar yang sama, atau ditulis p = l = s. Dengan demikian :

s

s

C

B D

A

s

s

Luas persegi L = s × s = s2

Contoh :

Jika diketahui keliling suatu persegi 48 cm, tentukan luasnya!

Penyelesaian :

Keliling (K) = 48 cm K = 4 × s

48 = 4s

s =

4 48

s = 12

Jadi, s = 12 cm

Luas = s × s

= 12 × 12 = 144

Jadi, luas persegi 144 cm2

C. Kerangka Berpikir

Rendahnya prestasi belajar matematika merupakan suatu permasalahan umum yang selalu menjadi persoalan dan seolah tidak ada ujungnya. Pada umumnya dalam pembelajaran hanya guru yang terlihat aktif


(36)

sedangkan siswa cenderung pasif. Oleh karena itu, siswa perlu diberi rangsangan melalui tehnik dan cara penyajian yang tepat agar senang terhadap matematika. Dengan begitu siswa akan berusaha untuk menyelesaikan berbagai permasalahan dalam soal matematika.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disusun suatu kerangka berfikir untuk menjelaskan arah dan maksud penelitian. Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui apakah ada perbedaan prestasi belajar siswa antara penerapan pembelajaran dengan metode TPS dan penerapan pembelajaran menggunakan konvensional serta menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan metode TPS lebih efektif dibandingkan dengan metode konvensional.

Secara keseluruhan isi penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Kelas Eksperimen

Prestasi Belajar Siswa Kelas Kontrol

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dapat dirumuskan hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang diberi pengajaran dengan menggunakan metode TPS dengan siswa yang diberi pengajaran konvensional.


(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimentasi yaitu penelitian yang dilakukan dengan sengaja untuk mengusahakan timbulnya variabel-variabel, dalam hal ini adalah penerapan metode Think Pair Share

untuk selanjutnya dikontrol dan dilihat pengaruhnya terhadap variabel yang lain yaitu prestasi belajar.

Pelaksanaan eksperimen dalam penelitian ini menggunakan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen akan dikenai perlakuan penerapan metode Think Pair Share sedangkan pada kelompok kontrol tanpa dikenai perlakuan tetapi diberi metode konvensional.

Tahap akhir dari penelitian ini adalah masing-masing kelompok diberi tes untuk mengukur tingkat prestasi masing-masing kelas.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat yang digunakan sebagai penelitian adalah MTs N Bekonang tahun ajaran 2008/2009.


(38)

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada semester genap Tahun Ajaran 2008/2009 dengan tahapan-tahapan berikut:

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

No Waktu

Tahap Januari Februari Maret April Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Persiapan x x x x x 2 Pelaksanaan x x x x 3 Analisis Data x x x x x 4 Pelaporan x x x x x

Waktu Penelitian

C. Populasi, Sampel, Sampling 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII MTs N Bekonang tahun ajaran 2008/2009.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa sebanyak dua kelas. Siswa satu kelas sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan metode pembelajaran think pair share dan siswa satu kelas sebagai kelas kontrol dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional.

3. Sampling

Pengambilan sampel di dalam penelitian ini dilakukan dengan undian untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Sebelum diberi perlakuan, dilakukan uji matching (uji keseimbangan) terlebih dahulu untuk mengetahui apakah kelas eksperimen


(39)

dan kelas kontrol dalam keadaan seimbang. Uji matching ini didasarkan pada nilai matematika semester gasal.

Uji yang digunakan adalah uji F dengan rumus: Fhitung = 2

2 2 1

S S

Keterangan: S12 : Variansi terbesar : Variansi terkecil

2 2

S a. Hipotesis

Ho = kedua kelompok mempunyai keseimbangan yang sama H1 = kedua kelompok mempunyai keseimbangan yang berbeda

b. Keputusan uji

Ho diterima bila Fhitung < Ftabel

(Budiyono, 2000: 162)

D. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas

Metode Pembelajaran a. Definisi Operasional

Metode pembelajaran adalah suatu jalan atau arah yang ditempuh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.


(40)

Penggunaan metode think pair share untuk kelas eksperimen dan metode konvensional untuk kelas kontrol.

c. Skala Pengukuran

Skala nominal yang terdiri dari dua kategori yaitu:

1) Kelas eksperimen: siswa yang diberikan pembelajaran dengan metode pembelajaran think pair share

2) Kelas kontrol: siswa yang diberikan pembelajaran dengan metode pembelajaran konvensional.

2. Variabel Terikat Prestasi belajar

a. Definisi Operasional

Prestasi belajar adalah hasil maksimal yang dicapai setelah belajar untuk menguasai suatu pengetahuan, maupun sikap sesuai yang diharapkan.

b. Indikator

Indikatornya adalah nilai tes hasil belajar. c. Skala pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan adalah interval.

E. Teknik Pengumpulan Data


(41)

1. Tes

Pada penelitian ini metode tes digunakan untuk mengumpulkan data mengenai hasil belajar matematika siswa dengan cara memberikan soal tes yang sama pada kedua kelas sampel setelah diberi perlakuan. 2. Metode Dokumentasi

Pada penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai daftar nama siswa dan prestasi belajar siswa.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes sub pokok bahasan persegi panjang dan persegi. Sebelum soal tes digunakan, terlebih dahulu soal tes diujicobakan untuk mengetahui apakah soal yang akan digunakan tersebut valid dan reliabel atau tidak.

Adapun rancangan pelaksanaanya adalah :

1. Membuat batasan soal yaitu soal – soal pada sub pokok bahasan persegi panjang dan persegi.

2. Menentukan tujuan tes yaitu mengetahui prestasi belajar siswa pada sub pokok bahasan persegi panjang dan persegi

3. Membuat kisi –kisi soal tes berdasarkan batasan soal yang telah dirumuskan.


(42)

4. Menyusun soal – soal tes. 5. Uji coba soal tes.

a. Uji Validitas

Uji validitas ini bertujuan untuk menguji kevaliditasan soal yang akan digunakan. Validitas suatu soal dinyatakan dengan koefisien korelasi (r).Untuk menguji validitas digunakan rumus korelasi product moment, yaitu:

( )( )

( )

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

xy Y Y N X X N Y X -XY N r

− = di mana: xy

r : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variable yang dikorelasikan.

XY : Jumlah perkalian X dan Y X : Skor item

Y : Skor total

N : Cacah subyek (Suharsimi Arikunto, 2006: 72) b. Reliabilitas Skor Tes

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah soal tes yang digunakan reliabel atau tidak. Soal tes dikatakan reliabel apabila pengukuran dilakukan pada orang yang sama di waktu yang berbeda dan hasil pengukuran dengan soal tersebut sama atau hampir sama.


(43)

Untuk mengukur reliabilitas instrumen digunakan rumus KR-20: ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ −

=

2

2 11 ) 1 ( S pq S n n r Keterangan: 11

r = reliabilitas tes secara keseluruhan.

p = proporsi subyek yang menjawab item dengan benar. q = proporsi subyek yang menjawab item dengan salah

(q=1-p).

pq= jumlah hasil perkalian antara p dan q. n = banyaknya item.

S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians).

Jika r11 > rtabel maka soal reliabel tetapi jika r11 ≤ rtabel maka soal tidak

reliabel.

G. Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji normalitas dan uji homogenitas.


(44)

1. Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah sampel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang normal atau tidak. Metode yang digunakan adalah Liliefors. Prosedur penggunaannya adalah sebagai berikut:

a. Hipotesis

H0 = Sampel berasal dari populasi normal.

H1 = Sampel tidak berasal dari populasi normal.

b. Statistika Uji

L = Maks │F (Z1) – S (Z1)│

Dimana :

F (Z1) = P (Z≤ Z1) dengan Z ~ N(0,1)

S (Z1) = Proporsi cacah Z≤ Z1, terhadap seluruh cacah Z1

S = Deviasi standart atau simpangan baku.

Z1 = Skor standart

c. Taraf Signifikansi : α = 0,05

d. Daerah Kritik : DK = (Lmaks │Lmaks ≥ Lα,n ) harga lain dapat diperoleh dari tabel Liliefors pada tingkat signifikansi α dengan derajat kebebasan n.


(45)

e. Keputusan Uji

H0 ditolak jika L ∈ DK, atau H0 diterima jika L ∉ DK

(Budiyono, 2000:169) 2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas ini bertujuan untuk menguji apakah populasi mempunyai variansi yang sama. Metode yang digunakan adalah Bartlett. Prosedur pemakaiannya yaitu :

a. Hipotesis

H0 : σ12 = σ22 (sampel homogen)

H1 : σ12≠σ22 ( sampel tidak homogen )

b. Statistik Uji

= (f logRKG-

f log )

c 203 . 2 2 j 2 j s χ Dimana :

~ ( K – 1 )

2

χ 2

χ

k = Banyaknya populasi

f = Derajat kebebasan untuk RKG = N – k 1 n s untuk kebebasan Derajat

fj = 2j = j


(46)

N = Banyaknya seluruh nilai (ukuran)

j

n = Banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j

c =

( )

⎜⎜⎛ − ⎟⎟⎞ +

j 1 f 1 1 -k 3 1 1 j

RKG =

( ) ( )

= = 2

j j j 2 j 2 j j j j ss 1 n n X X SS ; f SS

c. Taraf Signifikansi : α = 0,05

d. Daerah Kritik : DK =

{

| ;k -1

}

2 2 2 α χ χ χ ≥

e. Keputusan Uji :

DK jika ditolak tidak H atau DK, jika ditolak

H 0 2

2

0 χ ∈ χ ∉

(Budiyono, 2000 : 177)

H. Tehnik Analisis Data

Setelah dilakukan uji prasyarat analisis, baru dilakukan analisis data. Tehnik analisis data dalam penelitian ini menggunakan rumus t – tes. Adapun prosedurnya adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis a) H0 : µ1 = µ2

Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar siswa antara siswa yang diberi metode think pair share dan metode konvensional.


(47)

H1 : µ1≠ µ2

Terdapat perbedaan prestasi belajar siswa antara siswa yang diberi metode think pair share dan metode konvensional.

b) H0 : µ1 = µ2

Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar siswa antara siswa yang diberi metode think pair share dan metode konvensional.

H1 : µ1 > µ2

Prestasi belajar siswa yang diberi metode think pair share lebih baik dari pada prestasi belajar siswa yang diberi metode konvensional

Dengan :

µ1 = rata – rata nilai yang diajar dengan metode think pair share

µ2 = rata – rata nilai yang diajar dengan metode konvensional

2. Taraf Signifikansi : α = 0,05 3. Statistik Uji

(

)

(

)

⎟⎟⎠ ⎞ ⎜⎜⎝ ⎛ + − ++ − − − = 2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 n n n n S n S n X X t Dengan :

S1 = standar deviasi kelas eksperimen

S2 = standar deviasi kelas kontrol

n1 = anggota sampel kelas eksperimen


(48)

4. Daerah Kritik

DK = (t│ : 1 2 2

2

− + −

< t n n

t α atau ; 1 2 2

2

− +

>t n n

t α )

5. Keputusan Uji

Jika t ∈ DK, maka H0 ditolak


(49)

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam laporan ini dibahas langkah-langkah yang telah ditempuh peneliti sebagai usaha memperoleh data, yang dimulai dari persiapan penelitian hingga akhir dari penelitian ini.

A. Deskripsi data

1. Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian dilakukan agar pelaksanaan penelitian berjalan lancar, sehingga tujuan penelitian dapat dicapai dengan baik sesuai apa yang diharapkan oleh peneliti.

Persiapan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Perijinan penelitian

Perijinan penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat surat permohonan ijin riset dari UMS yang disetujui oleh Dekan Fakultas KIP untuk kepala MTs N Bekonang tempat peneliti melakukan penelitian.

b. Penentuan populasi dan sampel penelitian

Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas VII MTs N Bekonang berjumlah tiga kelas. Dari siswa tiga kelas tersebut diambil siswa dua kelas sebagai sampel melalui teknik random sampling acak.

Dari dua kelas tersebut dikelompokkan menjadi kelompok eksperimen yaitu kelas VII B dan kelompok kontrol yaitu kelas VII C. Untuk kelompok kontrol diberi pengajaran menggunakan metode


(50)

konvensional sedangkan untuk kelompok eksperimen diberi pengajaran menggunakan metode Think Pair Share.

c. Uji keseimbangan

Sebelum dilakukan pengajaran yang berbeda peneliti menghitung uji keseimbangan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan menggunakan nilai raport samester I bidang studi matematika. Hasil analisis dan uji keseimbangan dengan menggunakan uji F dapat dilihat dalam rangkuman tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1

Rangkuman uji keseimbangan

Kelas N Mean S2 Fhitung Ftabel Ket

Kontrol 39 56,3 6,80 Eksperimen 40 57,1 10,25

1,51 1,71 Ho Diterima

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Fhitung = 1,51, dan untuk α

= 5%, Ftabel = 1,71. Karena Fhitung < Ftabel maka hipotesis diterima yang

berarti kedua kelompok kontrol dan eksperimen mempunyai rata-rata kemampuan awal yang sama atau seimbang. (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9)

d. Penyusunan soal tes matematika sub pokok bahasan persegi panjang dan persegi

Langkah-langkah penyusunan soal tes dalam penelitian ini adalah:


(51)

2) Menentukan jumlah soal tes dan bentuk soal tes 3) Menyusun soal tes

2. Pelaksanaan Penelitian

Sebelum instrumen diberikan terlebih dahulu diujicobakan. Jumlah butir soal yang diujicobakan sebanyak 20 soal. Untuk jawaban benar mendapat skor 1 dan jawaban salah mendapat skor 0. Data yang diperoleh digunakan untuk menganalisis validitas item dan reliabilitas tes.

a. Uji Validitas Instrumen

Hasil uji validitas dari 20 butir soal didapat 16 butir soal yang valid. Soal dikatakan valid apabila rhitung > rtabel, dan tidak valid apabila

rhitung < rtabel. Soal yang tidak valid adalah soal nomor 10, 14, 17 dan 19.

Adapun hasil dari uji validitas item menggunakan rumus korelasi product moment dapat dilihat dalam lampiran 10.

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Hasil perhitungan reliabilitas tes prestasi dengan menggunakan rumus KR-20 adalah sebesar 0,869. Karena r11 > rtabel maka instrumen

dikatakan reliabel. (Perhitungan reliabel tes prestasi dapat dilihat pada lampiran 10)

Dari uji validitas dan reliabilitas instrumen maka instrumen yang dapat digunakan 16 soal. Semua soal yang sudah valid dan reliabel tersebut kemudian diujikan kepada kelompok kontrol dan eksperimen.


(52)

B. Uji Prasyarat Analisis

Dalam penelitian ini untuk uji prasyarat analisis digunakan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas menggunakan metode Liliefors dan untuk uji homogenitas menggunakan metode Bartlett.

1. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Teknik uji yang digunakan adalah uji Liliefors pada taraf signifikan 0,05.

Rangkuman hasil analisis dari uji normalitas menggunakan uji Liliefors dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2

Hasil Uji Normalitas Liliefors

Kelompok Lhitung Ltabel Keterangan

Eksperimen 0,106 0,140 Ho diterima

Kontrol 0,117 0,142 Ho diterima

Hasil pengujian normalitas data di atas menunjukkan bahwa besar Lhitung pada kelas kontrol dan kelas eksperimen < Ltabel. Dengan demikian

Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal. (Perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada lampiran 11)


(53)

2. Hasil Uji Homogenitas

Analisis ini bertujuan untuk menguji apakah sampel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Teknik uji yang digunakan adalah Bartlett.

Rangkuman hasil analisis dari uji homogenitas menggunakan uji Bartlett dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.3

Hasil Uji Homogenitas Bartlett

2

hitung

χ 2

tabel

χ Keterangan

0,32 3,84 Ho diterima

Dari data di atas diketahui bahwa nilai < . Maka hipotesis diterima atau dengan kata lain sampel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. (Perhitungan uji homogenitas dapat dilihat pada lampiran 12)

2

hitung

χ 2

tabel

χ

C. Pengujian Hipotesis

Uji t yang dilakukan adalah uji t satu pihak kanan dengan α = 5%, dk = 77. Diperoleh thitung = 3,388 dan ttabel = 1,991. Karena thitung > ttabel maka Ho

ditolak, artinya ada perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang diberi pengajaran menggunakan metode Think Pair Share dengan siswa yang diberi pengajaran menggunakan metode konvensional.

Dari pengambilan data diperoleh bahwa nilai tertinggi kelas kontrol adalah 8,8 dan terendah 2,5. Sedangkan pada kelompok eksperimen nilai


(54)

tertingginya adalah 9,4 dan terendah 3,1. Dari data tersebut kelas kontrol yang terdiri dari 39 siswa mempunyai mean 5,42, sedangkan kelas eksperimen yang terdiri dari 40 siswa mempunyai mean 6,56. Kelas eksperimen mempunyai standar deviasi 1,555 sedangkan kelas kontrol adalah 1,416. Variansi kelas eksperimen adalah 2,42 sedangkan kelas kontrol adalah 2,01. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika siswa yang diberi pengajaran menggunakan metode Think Pair Share lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diberi pengajaran menggunakan metode konvensional.

D. Pembahasan Hasil Analisis Data

Berdasarkan uji t diperoleh thitung > ttabel berarti hipotesis yang

menyebutkan bahwa ada perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang diberi pengajaran menggunakan metode Think Pair Share dengan siswa yang diberi pengajaran menggunakan metode konvensional pada taraf signifikansi 0,05 diterima. Hal ini mengandung arti bahwa siswa yang diajar menggunakan metode Think Pair Share prestasi belajarnya lebih baik daripada siswa yang diajar menggunakan metode konvensional pada sub pokok bahasan persegi panjang dan persegi.

Hal ini didukung dengan temuan di lapangan selama proses belajar mengajar menggunakan metode Think Pair Share, siswa terlihat lebih aktif. Siswa cenderung siap mengikuti kegiatan pembelajaran dengan mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dibahas di kelas. Dengan metode Think Pair Share ini kecenderungan guru menjelaskan materi hanya dengan ceramah dapat dikurangi, sehingga siswa lebih bisa mengkontruksi pengetahuannya


(55)

sendiri sedangkan guru lebih banyak berfungsi sebagai fasilitator daripada pengajar.

Berbeda dengan pengajaran matematika menggunakan metode konvensional, selama proses belajar mengajar siswa terlihat kurang begitu aktif. Siswa hanya mendengarkan secara teliti serta mencatat poin-poin penting yang dikemukakan oleh guru. Hal ini mengakibatkan siswa pasif, karena siswa hanya menerima apa yang disampaikan guru sehingga siswa mudah jenuh, kurang inisiatif dan bergantung kepada guru.

Dalam pengajaran matematika menggunakan metode Think Pair Share

memungkinkan siswa dapat bekerja sama dengan temannya di mana siswa saling bekerjasama dalam mempelajari materi yang dihadapi. Dalam pembelajaran ini siswa dilatih untuk mempresentasikan kepada teman sekelas apa yang telah mereka kerjakan. Dari sini siswa memperoleh informasi maupun pengetahuan serta pemahaman yang berasal dari sesama teman dan guru.

Pebedaan hasil belajar yang muncul juga disebabkan karena siswa yang diberi pembelajaran menggunakan metode Think Pair Share

mempunyai pengalaman dalam mempresentasikan pendapatnya dan hasil pekerjaannya kepada teman. Dengan demikian siswa tidak akan lupa dengan pelajaran matematika khususnya pada sub pokok bahasan persegi panjang dan persegi, sehingga prestasi belajar matematikanya lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diberi pembelajaran menggunakan metode konvensional.

Hal ini mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa ada perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang diberi pengajaran menggunakan metode Think Pair Share dengan siswa yang diberi pengajaran menggunakan metode konvensional


(56)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil analisis data yang telah dilakukan pada uji hipotesis, diperoleh thitung = 3,388 dan ttabel = 1,991 karena thitung > ttabel

maka hipotesis yang menyebutkan bahwa ada perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang diberi pengajaran menggunakan metode Think Pair Share dengan siswa yang diberi pengajaran menggunakan metode konvensional.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh telah disimpulkan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa yang diberi pengajaran menggunakan metode Think Pair Share siswa yang diberi pengajaran menggunakan metode konvensional. Pembelajaran dengan menggunakan metode Think Pair Share memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan pembelajaran menggunakan metode konvensional. Di samping itu, suasana belajar yang timbul dalam pembelajaran menggunakan metode

Think Pair Share lebih menyenangkan dengan adanya kesempatan untuk dapat saling bertukar pikiran dan kesempatan untuk menyampaikan hasilnya di depan kelas sehingga menghilangkan rasa takut dan malas dalam belajar matematika. Oleh karena itu metode Think Pair Share dapat dijadikan sebagai


(57)

salah satu metode alternatif dalam pembelajaran matematika khususnya pada sub pokok bahasan persegi panjang dan persegi.

C. Saran

1. Saran kepada guru

a. Guru hendaknya menggunakan metode Think Pair Share dalam proses pembelajaran matematika pada sub pokok bahasan persegi panjang dan persegi, karena metode Think Pair Share memberikan hasil yang lebih baik dari pada metode konvensional, ini ditunjukkan dengan rata-rata kelas eksperimen 6,56 lebih besar dari rata-rata kelas kontrol 5,42

b. Guru hendaknya memperhatikan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, karena aktivitas belajar akan menembah pemahaman siswa.

2. Saran kepada siswa

a. Siswa hendaknya banyak berlatih soal-soal matematika dan jangan takut mengeluarkan ide, pemikiran, maupun gagasan dalam menghadapi persoalan matematika.

b. Siswa diharapkan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran matematika

c. Siswa hendaknya tidak segan untuk bertanya kepada teman maupun guru apabila mengalami kesulitan belajar.

3. Kepada peneliti berikutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya melakukan penelitian dengan tema yang sama, tetapi dengan obyek yang berbeda misalnya di SMA, sehingga para siswa dapat lebih aktif dan tertarik belajar matematika.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

_________. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Budiyono. 2000. Statistik Dasar untuk Penelitian. Surakarta: UNS Press.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2002. Srategi Belajar Mengajar.

Jakarta : Rineka Cipta.

Makmun, Abin Syamsudin. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Muslimin Ibrahim, dkk. 2002. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Hasannudin. 2004. Eksperimentasi Pengajaran Matematika Dengan Metode Montessori Pada Pokok Bahasan Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah 16 Surakarta. Skripsi. Surakarta : FKIP UMS (Tidak Diterbitkan).

Hasibunan, J.J dan Moedjiono. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Rosda. Septiningsih, Nur Farida. 2005. Eksperimentasi Metode Quantum Teaching

Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Bentuk Cerita Pokok Bahasan Bangun Datar dan Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar Siswa.

Skripsi. Surakarta : FKIP UMS (Tidak Diterbitkan).

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.

Sudjana, Nana. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Suryabrata, Sumardi. 1987. Pengembangan Tes Hasil Belajar. Jakarta : Rajawali Press


(59)

http://gurukreatif.wordpress.com/ http://one.indoskripsi.com/node http://ikhwan-slamet.blogspot.com/


(60)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

I. Identitas Mata Pelajaran

1. Mata Pelajaran : Matematika 2. Satuan Pendidikan : MTs N Bekonang

3. Sub Pokok Bahasan : Persegi Panjang dan persegi

4. Kelas / Semester : VII / Genap 5. Waktu : 4 x 40 Menit II. Standar Kompetensi

Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya III. Kompetensi Dasar

1 Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang dan persegi

2. Menghitung keliling dan luas persegi panjang dan persegi serta menggunakannya dalam pemecahan masalah

IV. Indikator

1. Menyatakan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan persegi panjang dan persegi

2. Menjelaskan pengertian serta sifat-sifat persegi panjang dan persegi 3. Menjelaskan keliling serta luas persegi pajang dan persegi

4. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan persegi panjang dan persegi

V. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat :

1. Menyatakan masalah sehari yang berkaitan dengan persegi panjang dan persegi

2. Menjelaskan pengertian serta sifat-sifat persegi panjang dan persegi 3. Menjelaskan keliling serta luas persegi panjang dan persegi

4. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan persegi panjang dan persegi


(61)

VI. Materi Pelajaran

1. Persegi Panjang

a. Pengertian persegi panjang

Perhatikan persegi panjang ABCD pada gambar disamping !

Berdasarkan gambar persegi panjang ABCD tersebut, diperoleh

bahwa :

C D

A B

(3) sisi-sisi persegi panjang ABCD adalah AB,BC,CD,danAD

dengan dua pasang sisi sejajarnya sama panjang, yaitu AB=DC

dan BC = AD

(4) sudut-sudut persegi panjang ABCD adalah

,

, ABC

DAB

∠ ∠ BCD, dan ∠ CDA dengan

= ∠

=

DAB ABCBCD= ∠ CDA= 900

Dengan demikian, persegi panjang adalah bangun datar segi empat yang memiliki dua pasang sisi sejajar dan memiliki empat sudut siku-siku.

b. Menempatkan persegi panjang pada bingkainya

Sebuah persegi panjang dapat menempati bingkainya dengan 4 cara :

Letak 1, persegi panjang ABCD dibalik menurut sumbu KL Letak 2, persegi panjang ABCD dibalik menurut sumbu MN

D C

D C

L

B A

K A B

D C D C D C

M N • • C D A B

D C C D A B

A B A B A B A B


(62)

Letak 3, persegi panjang ABCD diputar 1800 pada pusatnya Letak 4, persegi panjang ABCD diputar 3600 pada pusatnya c. Sifat-sifat persegi panjang

(1) Mempunyai empat sisi, dengan sepasang sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar

(2) Keempat sudutnya sama besar dan merupakan sudut siku-siku (900)

(3) Kedua diagonalnya sama panjang dan berpotongan membagi dua sama besar

(4) Dapat menempati bingkainya kembali dengan empat cara

d. Keliling dan luas persegi panjang (1) Keliling persegi panjang

Keliling persegi panjang ABCD = AB+BC+CD+DA

Pada persegi panjang, panjangnya dinotasikan dengan p, dan lebarnya dinotasikan dengan l. Sehingga AB=CD= p, dan

l DA BC = = .

Dengan demikian, keliling persegi panjang ABCD dengan panjang p dan lebar l adalah K = p + l + p + l = 2p + 2l = 2(p + l) (2) Luas persegi panjang

Untuk menentukan luas persegi panjang, Perhatikan gambar persegi panjang KLMN disamping !

Luas persegi panjang adalah luas daerah yang dibatasi oleh sisi-sisinya.

C D


(63)

Luas persegi panjang KLMN = KL × LM

= (5 × 3) satuan luas

= 15 satuan luas

Jadi, luas persegi panjang dengan panjang p dan lebar l adalah

L = p × l

Contoh :

Hitunglah keliling dan luas persegi panjang yang berukuran panjang 12 cm dan lebar 8 cm.

Penyelesaian : Panjang (p) = 12 cm, lebar (l) = 8 cm. Keliling (K) = 2(p + l)

= 2(12 + 8)

= 2 × 20

= 40

Luas (L) = p × l

= 12 × 8 = 96

Jadi, keliling persegi panjang tersebut 40 cm dan luasnya 96 cm2

12 cm

8 cm

2. Persegi

a. Pengertian persegi

Perhatikan gambar persegi ABCD !

Berdasarkan gambar, diperoleh bahwa :

(1) sisi-sisi persegi ABCD sama panjang, yaitu AB = BC = CD = AD

(2) sudut-sudut persegi ABCD sama besar, yaitu: ∠ABC = ∠BCD = ∠CDA =

∠DAB C

D


(64)

Dari uraian tersebut, maka persegi adalah bangun segi empat yang memiliki empat sisi sama panjang dan empat sudut siku-siku. Persegi

merupakan persegi panjang dengan sifat khusus, yaitu keempat

sisinya sama panjang.

b. Menempatkan persegi pada bingkainya

Dengan cara yang sama seperti pembahasan pada persegi panjang, bahwa persegi dapat menempati bingkainya dengan delapan cara. c. Sifat-sifat persegi

Pada pembahasan sebelumnya, telah disinggung bahwa persegi merupakan persegi panjang dengan bentuk khusus, yaitu semua sisinya sama panjang. Oleh karena itu, semua sifat persegi panjang juga merupakan sifat persegi, yaitu :

(1) Semua sifat persegi panjang merupakan sifat persegi

(2) Suatu persegi dapat menempati bingkainya dengan delapan cara (3) Semua sisi persegi adalah sama panjang

(4) Sudut-sudut suatu persegi dibagi dua sama besar oleh diagonal- diagonalnya

(5) Diagonal-diagonal persegi saling berpotongan sama panjang membentuk sudut siku-siku

d. Keliling dan luas persegi

(1) Keliling persegi

Telah kita ketahui bahwa persegi merupakan persegi panjang yang panjang semua sisinya sama. Sehingga

p = l.

Misalkan p = l = s, maka ;

Keliling persegi K = 2(p + l) = 2(s + s) = 2(2s) = 4s

Dari uraian ditas, diperoleh rumus keliling persegi yaitu K = 4s, dengan s adalah panjang sisi persegi.

s s C B D A s s


(65)

Contoh :

Hitunglah keliling sebuah persegi yang panjang sisinya 5 cm.

Penyelesaian :

sisi (s) = 5 cm

Keliling (K) = 4 × sisi

= 4 × 5 cm

= 20

Jadi, keliling persegi 20 cm

(2) Luas persegi

Suatu persegi memiliki ukuran panjang dan lebar yang sama, atau ditulis p = l = s. Dengan demikian :

Luas persegi L = s × s = s2

Contoh :

Jika diketahui keliling suatu persegi 48 cm, tentukan luasnya!

Penyelesaian :

Keliling (K) = 48 cm K = 4 × s

48 = 4s s =

4 48

s = 12

Jadi, s = 12 cm

Luas = s × s

= 12 × 12 = 144

Jadi, luas persegi 144 cm2

s s C B D A s s


(66)

VII. Kegiatan Pembelajaran A. Untuk kelas eksperimen

1. Metode : Pembelajaran Think Pair Share (TPS) 2. Langkah – langkah :

Fase Kegiatan Waktu

Pertemuan I

Kegiatan Awal 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Motivasi

Kegiatan sehari-hari yang menggunakan persegi panjang dan persegi.

5 Menit

Kegiatan inti 1. Pembentukan pasangan,siswa dikelompokkan secara berpasangan yaitu 1 kelompok 2 orang

5 Menit

2. Guru menjelaskan cara kerja dan menyajikan materi tentang sifat-sifat persegi panjang dan persegi

10 Menit

3. Guru memberikan permasalahan yang berisi pertanyaan kepada siswa dan meminta siswa untuk mengerjakan sendiri tanpa bertanya pada teman

20 Menit

4. Siswa diminta untuk berpasangan sesuai dengan pasangan yang sudah ditentukan sebelumnya


(67)

5. Kerja berpasangan

a. Siswa secara berpasangan mengerjakan soal yang berkaitan tentang sifat-sifat persegi panjang dan persegi

b. Guru memberikan bimbingan dan arahan terhadap jawaban masing-masing siswa bila ada jawaban diantara mereka yang masih salah

c. Siswa mengumpulkan lembar jawab hasil diskusi

20 Menit

6. Guru meminta kepada pasangan untuk berbagi hasil (pair) diskusi kepada seluruh kelas dengan cara mempresentasikan hasilnya

10 Menit

Kegiatan Akhir 1. Penutup

a. Guru memberikan jawaban yang benar kepada siswa bila ada jawaban yang salah

b. Guru memberikan tugas kepada siswa.

5 Menit

Pertemuan II

Kegiatan Awal 1. Guru menanyakan PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya dan membahas PR yang dianggap sulit

5 Menit


(68)

luas persegi panjang dan persegi

2. Guru memberikan permasalahan yang berisi pertanyaan kepada siswa dan meminta siswa untuk mengerjakan sendiri tanpa bertanya pada teman

25 Menit

3. Siswa diminta untuk berpasangan sesuai dengan pasangan yang sudah ditentukan sebelumnya

5 Menit

4. Kerja berpasangan

a. Siswa secara berpasangan mengerjakan soal yang berkaitan tentang keliling dan luas persegi panjang dan persegi

b. Guru memberikan bimbingan dan arahan terhadap jawaban masing-masing siswa bila ada jawaban diantara mereka yang masih salah

c. Siswa mengumpulkan lembar jawab hasil diskusi

20 Menit

5. Guru meminta kepada pasangan untuk berbagi hasil (pair) diskusi kepada seluruh kelas dengan cara mempresentasikan hasilnya

10 Menit

Kegiatan Akhir 1. Penutup


(69)

kepada siswa bila ada jawaban yang salah

b. Guru memberikan tugas kepada siswa

B. Untuk kelas kontrol

1. Metode : Konvensional 2. Langkah-langkah :

Fase Kegiatan Waktu

Pertemuan I

Kegiatan Awal 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Motivasi

Kegiatan sehari-hari yang menggunakan persegi panjang dan persegi.

10 Menit

Kegiatan inti 1. Menjelaskan pengertian dan sifat-sifat persegi panjang dan persegi

25 Menit

2. Menberikan soal yang berhubungan dengan materi yang diajarkan untuk dikerjakan

20 Menit

3. Membahas soal bersama-sama 20 Menit

Kegiatan Akhir 1. Penutup

a. Siswa diarahkan membuat rangkuman b. Memberi tugas rumah


(70)

Pertemuan II

Kegiatan Awal 1. Guru menanyakan PR dan membahas PR yang dianggap sulit

2. Mengulang materi sebelumnya 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran

10 Menit

Kegiatan inti 1. Guru menjelaskan keliling dan luas persegi panjang dan persegi

25 Menit

2. Memberikan soal yang berhubungan dengan materi yang diajarkan untuk dikerjakan

20 Menit

3. Membahas soal bersama-sama 20 Menit

Kegiatan akhir 1. Penutup

a. Siswa diarahkan membuat rangkuman b. Memberi tugas rumah

5 Menit

VIII. Media Pembelajaran

a. Sumber Belajar : 1. Cunayah, Cucun, dkk. 2007. Pelajaran Matematika untuk SMP/MTS Kelas VII. Bandung : Yrama Widya

2. Nuharini, Dewi dan Wahyuni, Tri. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk Kelas VII SMP dan MTS. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional b. Alat : 1. White Board


(71)

2. Spidol 3. Penghapus IX. Penilaian

1. Teknik : tes tertulis 2. Bentuk instrumen : tes uraian

contoh 1.

2.

Jawaban

M

N Perhatikan persegi panjang KLMN

di samping ! diketahui panjang LM = 10 cm keliling persegi panjang adalah 50 cm, maka:

a. Hitunglah panjang KL !

b. Hitunglah luas persegi panjang KLMN !

K L

K L

M

N Perhatikan persegi KLMN di

samping ! panjang sisi LM = 6 cm dan keliling persegi = 24 cm, maka :

a. Hitunglah sisi KL ! b. Hitunglah luas persegi

KLMN !

1. Diketahui : LM = 10 cm Keliling = 50 cm Ditanyakan : a. Panjang sisi KL ?


(72)

Jawab :

a. Rumus yang diperlukan K = 2 x ( p + l ) Proses menghitung:

K = 2 x ( p + l ) K = 2 x ( KL + LM ) 50 = 2 x ( KL + 10 ) KL + 10 =

2 50

KL = 25 – 10 KL = 15

Jadi panjang KL = 15 cm

N M

K L

b. Rumus yang diperlukan L = p x l Proses yang menghitung:

L = p x l L = KL x LM L = 15 x 10 L = 150

Jadi Luas persegi panjang KLMN adalah 150 cm2 2. Diketahui : LM = 6 cm

Keliling = 24 cm

Ditanyakan : a. Panjang sisi KL b. Luas persegi KLMN


(73)

Jawab :

a. Rumus yang diperlukan K = 4 x s Proses menghitung:

K = 4 x s 24 = 4 x s s =

4 24

s = 6

Karena sisi KL = LM, maka panjang KL = 6 cm b. Rumus yang diperlukan L = s x s

Proses menghitung: L = s x s

L = 6 x 6 L = 36

Jadi Luas persegi KLMN adalah 36 cm 2

Mengetahui,

K L

N M

Surakarta, 16 Maret 2009 Praktikan,

Nanik Tri Handayani Guru Matematika

Heni, S.Pd Nip. 131 265 765


(74)

KISI-KISI SOAL TRY OUT TES PRESTASI Konsep : Persegi panjang dan Persegi Kelas/Semester : VII/ 2 (dua)

Aspek yang Diukur Materi

C 1 C 2 C

3

1

Jumlah %

A. Persegi panjang 1, 2 5 3 15%

B. Persegi 11, 12,

13

16 4 20%

C.Keliling dan Luas Persegi panjang dan Persegi

3, 4, 14

6, 7, 8, 15, 17, 18, 19

9, 10, 20

13 65%

Jumlah 8 9 3 20

Prosentase 40% 45% 15% 100%

Keterangan:

C1 = Pengetahuan C = 2 Pemahaman C = 3 Penerapan


(75)

SOAL TRY OUT TES PRESTASI

PETUNJUK MENGERJAKAN SOAL

1. Semua soal harus dikerjakan pada lembar jawaban yang telah disediakan! 2. Tulislah dengan nama, No Absen, dan kelas anda pada lembar jawaban

yang telah disediakan.

3. pilihlah jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban yang sesuai dengan pilihan anda!

4. teliti kembali jawaban anda sebelum diserahkan kepada pengawas!

1. Sisi-sisi persegi panjang ABCD adalah:

a. AB, CD, AC dan BD b. AB, AC, AD dan CD c. AD, BC, AB dan CD D C

A B

d. AC dan BD

2. Berikut merupakan ciri-ciri sebuah persegi panjang, kecuali: a. Mempunyai empat sudut siku-siku

b. Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar

c. Mempunyai dua diagonal yang sama panjang dan saling berpotongan d. Jumlah sudut-sudut sebuah persegi panjang adalah 270 0


(76)

3. sebuah persegi panjang mempunyai panjang = a cm dan lebar = b cm, maka keliling persegi panjang itu adalah... ...

a. (a + b) cm c. (a + b) cm 2

b. (2a + 2b) cm d. (2a +2b) cm 2

4. Apabila keliling persegi panjang adalah k cm dan panjangnya adalah p cm maka lebarnya adalah...

a. (2k – 2p) cm c. ⎟

⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − 2 2k p cm

b. ⎟

⎠ ⎞ ⎜

⎛ +k p

2 cm d. ⎟⎠

⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − 2 2p k cm

5. Dua pasang sisi yang sama panjang dari persegi panjang KLMN disamping adalah...

a. KL = LM dan KL = NM b. KM = NL dan LM = KN c. KL = NM dan LM = KN d. KM = NL dan KL = NM

6. Keliling sebuah persegi panjang 45 cm dan panjangnya 17 cm. Hitunglah lebar dan luas persegi panjang tersebut?

a. 5,5 cm dan 90,5 cm2 c. 5,6 cm dan 90,5 cm2 b. 5,5 cm dan 93,5 cm2 d. 5,6 cm dan 93,5 cm2

7. Sawah Pak Amir berbentuk persegi panjang dengan panjang = 25 cm dan Lebar = 15 cm, keliling sawah Pak Amir adalah....

a. 40 cm c. 120 cm

b. 80 cm d. 375 cm

N M


(77)

8. Keliling sebuah persegi panjang = 58 cm. Apabila panjang 9 cm, maka lebar dan luasnya adalah...

a. 40 cm dan 360 cm2 c. 20 cm dan 220 cm2 b. 49 cm dan 441 cm2 d. 20 cm dan 180 cm2

9. Pak Danang mempunyai kebun pisang berbentuk persegi panjang. Keliling kebun pisang Pak Danang 68 m, jika diketahui panjang kebun pisang tersebut 22 m, berapakan lebar kebun pisang Pak Danang?

a. 12 m c. 18 m

b. 14 m d. 24 m

10. Sebuah gambar berukuran 30 cm x 45 cm

ditempatkan pada sehelai karton yang

berukuran 50 cm x 70 cm, sehingga disebelah atas, kanan dan gambar masih tersisa karton seperti disamping. Hitunglah luas karton yang tidak tertutup gambar (yang diarsir)?

a. 2100 cm c. 2 2150 cm2

b. 2125 cm d. 2 2250 cm2

11. Suatu segiempat adalah persegi, bila mempunyai ciri-ciri berikut,kecuali: a. Keempat sisinya sama panjang

b. Keempat sudutnya sama c. Diagonalnya sama panjang

d. Mempunyai 2 buah sumbu simetri 45 cm

30 cm

70 cm


(78)

12. Persegi dapat menempati bingkainya dengan...

a. 4 cara c. 8 cara

b. 6 cara d. 10 cara

13. Sebuah persegi memiliki simetri putar tingkat....

a. 1 c. 4

b. 2 d. 8

14. Sebuah persegi mempunyai panjang sisi = a cm, maka setengah keliling persegi tersebut adalah...

a. a cm c. 3a cm

b. 2a cm d. 4a cm

15. Suatu persegi mempunyai keliling = 8a cm maka luasnya adalah...

a. 2a cm c. 2 2 6a2 cm2

b. 4a cm d. 2 2 8a2 cm2

16. Keliling suatu persegi adalah 120 cm. Panjang sisi persegi tersebut adalah....

a. 15 cm c. 30 cm

b. 20 cm d. 40 cm

17. Keliling persegi yang luasnya 36 cm2 adalah...

a. 12 cm c. 30 cm

b. 24 cm d. 36 cm

18. Luas persegi yang panjang sisinya 3a adalah….

a. 3a c. 9a 2


(79)

19. Bila luas persegi adalah 4a cm , maka keliling persegi adalah.... 2 2

a. 4a cm c. 8a cm

b. 6a cm d. 10a cm

20. Sebuah taman kota berbentuk persegi, bila diketahui panjang sisi taman tersebut = 6 m maka luas taman kota tersebut adalah...

a. 40 m2 c. 36 m2


(80)

NAMA :

KELAS/NO :

SEKOLAH :

LEMBAR JAWABAN

1. A B C D 11. A B C D

2 A B C D 12. A B C D

3 A B C D 13. A B C D

4. A B C D 14. A B C D

5. A B C D 15. A B C D

6. A B C D 16. A B C D

7. A B C D 17. A B C D

8. A B C D 18. A B C D

9. A B C D 19. A B C D


(81)

KUNCI JAWABAN

1. C 11. D

2. D 12. C

3. B 13. C

4. D 14. B

5. C 15. B

6. B 16. C

7. B 17. B

8. D 18. C

9. A 19. C


(82)

PEMBAHASAN SOAL

1. Diketahui : Persegi panjang ABCD, dengan unsur-unsur: - AB, BC, CD, Da adalah sisi-sisi

- AC dab BD diagonal-diagonalnya

- ∠ ABC, ∠ BCD, ∠ CDA, ∠ DAB adalah

sudut-sudutnya

Ditanyakan : Sisi-sisi persegi panjang ABCD

Jawab : Berdasarkan unsur-unsur persegi panjang ABCD, maka

- Sisi-sisi persegi panjang ABCD adalah AB, BC, CD, dan DA

- Jadi sisi-sisi persegi panjang ABCD adalah AB, BC, CD, dan DA

JAWABAN : C

2. Diketahui : Ciri-ciri sebuah persegi panjang

- Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar

- Keempat sudutnya membentuk sudut 360 dan tiap-tiap sudutnya siku-siku

0

- Diagonalnya sama panjang dan membagi dua sama panjang Ditanyakan : Ciri-ciri sebuah persegi panjang


(83)

Jawab : Berdasarkan ciri-ciri sebuah persegi panjang, maka: - Mempunyai sudut empat sudut siku-siku

- Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar - Mempunyai diagonal yang sama panjang

- Jumlah sudutnya 360 0

Jadi yang bukan ciri-ciri persegi panjang adalah jumlah sudutnya 270 0

JAWABAN : D

3. Diketahui : Persegi panjang dengan panjang a cm dan lebar b cm, p = a dan l = b

Ditanyakan : Keliling persegi panjang tersebut

Jawab : Berdasarkan rumus keliling persegi panjang K = 2 (panjang + lebar)

K = 2 (a + b) K = (2a + 2b)

Jadi keliling persegi panjang adalah K = ( 2a + 2b) cm

JAWABAN : B

4. Diketahui : Keliling persegi panjang adalah k cm dan panjang = p cm maka K = k dan p = p


(84)

Jawab : Berdasarkan rumus keliling persegi panjang k = 2 ( panjang + lebar )

k = 2.p + 2.l k-2p = 2.l

2 2p k− = l ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − 2 2p k = l

Jadi lebar persegi panjang adalah l = ⎟

⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − 2 2p k cm

JAWABAN : D

5. Diketahui : Persegi panjang KLMN dengan sifat-sifat: - Sisi KL sama dengan sisi NM

- Sisi LM sama dengan sisi KN Ditanyakan : Dua sisi yang sama panjang

Jawab : Berdasarkan sifat-sifat persegi panjang, maka: - Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar

KL = NM dan KL // NM LM = KN dan LM // KN

Jadi, dua pasang sisi yang sama panjang adalah KL = NM dan LM = KN


(85)

6. Diketahui : Keliling persegi panjang = 45 cm Panjang = 17 cm

Ditanyakan : Lebar dan luas persegi panjang

Jawab : Berdasarkan rumus keliling persegi panjang K = 2. panjang + 2. lebar

K = 2.p + 2.l 45 = 2 ( 17) + 2.l 45 = 34 + 2.l 2.l = 45 – 34 2.l = 11 l =

2 11

l = 5,5

Luas = panjang x lebar L = 17 x 5,5

L = 93,5

Jadi lebarnya adalah 5,5 cm dan luasnya adalah 93,5 cm2

JAWABAN : B

7. Diketahui : Sawah Pak Amir berbentuk persegi panjang dengan panjang 25 cm (p = 25) dan lebar 15 m (l = 15), maka:


(86)

Jawab : Berdasarkan rumus keliling persegi panjang K = 2.p + 2.l

K = 2. 25 + 2. 15 K = 50 + 30 K = 80

Jadi keliling sawah Pak Amir adalah 80 m

JAWABAN : B

8. Diketahui : Keliling persegi panjang = 58 cm dan panjang = 9 cm, maka K = 58 dan p = 9

Ditanyakan : Lebar dan luas persegi panjang

Jawab : Berdasarkan rumus keliling persegi panjang - K = 2.p + 2.l

58 = 2.9 + 2.l 58 = 18 + 2.l (58 – 18 ) = 2.l 40 = 2.l l =

2 40

l = 20 L = p x l

= 9 x 20 = 180


(87)

JAWABAN : D

9. Diketahui : Keliling kebun pisang Pak Danang 68 m Panjang kebun pisang Pak Danang 22 m Ditanyakan : Lebar kebun Pak Danang

Jawab : Berdasarkan rumus keliling persegi panjang K = 2.panjang + 2.lebar

K = 2 ( p+ l) 68 = 2 ( 22+ l ) 68 = 44 + 2.l 2.l = 68 – 44 l =

2 24

l = 12

Jadi lebar kebun Pak Danang adalah 12 m

JAWABAN : B

10. Diketahui : Ganbar berukuran 30 cm x 45 cm

Ditempatkan pada sehelai karton yang berukuran 50 cm x 70 cm

Ditanyakan : luas karton yang tidak tertutup karton 45 cm

30 cm

70 cm


(88)

Jawab :

Luas persegi panjang seluruhnya = 70 x 50 = 3500 cm 2 Luas persegi panjang dalam (gambar) = 45 x 30 = 1350 cm 2 Luas karton yang tidak tertutup gambar = 3500 – 1350 = 2150 cm 2 Jadi luas karton yang tidak tertutup karton adalah 2150 cm 2

JAWABAN : A

11. Diketahui : Ciri-ciri sebuah persegi

- Keempat sisinya sama panjang

- Keempat sudutnya sama dan membentuk sudut siku-siku - Diagonal-diagonalnya sama panjang dan saling tegak lurus

- Mempunyai empat buah sumbu simetri Ditanyakan : Yang bukan ciri-ciri persegi

Jawab : Berdasarkan ciri-ciri persegi, yaitu: - Keempat sisinya sama panjang

- Diagonal-diagonalnya sama panjang dan berpotongan dan membagi dua sama panjang

- Diagonal-diagonalnya membentuk sudut siku-siku

- Diagonal-diagonalnya membagi sudut sama besar dan merupakan sumbu simetri

Jadi, yang bukan ciri-ciri persegi adalah mempunyai 2 buah sumbu simetri


(89)

12. Diketahui : Sebuah bangun persegi

Ditanyakan : Beberapa cara persegi dapat menempati bingkainya

Jawab : Dari pengertian persegi yaitu sebuah persegi dapat menempati bingkainya dengan 8 cara

JAWABAN : C

13. Diketahui : Sebuah bangun persegi Ditanyakan : Simetri putar sebuah persegi

Jawab : Dari pengertian persegi yaitu sebuah persegi memiliki 4 sumbu simetri dan simetri putar tingkat 4

Jadi, simetri putar sebuah persegi adalah simetri putar tingkat 4

JAWABAN : C

14. Diketahui : Sebuah persegi dengan panjang sisi = a cm, maka s = a Ditanyakan : Setengah keliling persegi tersebut

Jawab : Berdasarkan rumus keliling persegi K = 4 x s

K = 4 x a K = 4a

Maka untuk

2 1

K = 2 1

4a = 2a

Jadi, setengah keliling pesegi adalah 2a cm

JAWABAN : B

15. Diketahui : Keliling suatu persegi 8a cm, maka K = 8a Ditanyakan : Luas persegi tersebut


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah : kuasi eksperimen di smp pgri 2 ciputat

0 11 202

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Perbandingan hasil belajar biologi dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning tipe group investigation (GI) dan think pair share (TPS)

1 5 152

Peningkatan hasil belajar PKn melalui pendekatan Think-Pair-Share

0 9 153

Perbedaan hasil belajar biologi siswa menggunakan model Rotating Trio Exchange (RTE) dengan Think Pair Share (TPS) pada konsep virus

1 7 181

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE (TPS) DAN NUMBER HEAD TOGETHER Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Metode Think Pair Share (TPS) Dan Number Head Together (NHT) Ditinjau Dari Prestasi Belajar Dan Kemampuan K

0 2 19

PENINGKATAN KOMUNIKASIDAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) Peningkatan Komunikasi Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Metode Pembelajaran Think Pair Share (Tps) (Ptk Pada Siswa Kelas Viii C Semester Genap Smp

0 2 13

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE THINK PAIR SHARE DAN STUDENT TEAM HEROIC EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE THINK PAIR SHARE DAN STUDENT TEAM HEROIC LEADERSHIP TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MO

0 0 16

EKSPERIMENTASI PENGAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE TPS (THINK PAIR SHARE) TERHADAP EKSPERIMENTASI PENGAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE TPS (THINK PAIR SHARE) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA (Pada Siswa Kelas VII MTs N Bekonang).

0 2 8