Potensi industri kecil tembaga dan kuningan ditinjau dari aspek pasar, finansial, teknis teknologi dan manajemen : studi kasus pada Perusahaan Tembaga dan Kuningan ``Muda Tama`` Desa Tumang, Cepogo, Kabupaten Boyolali.

(1)

vii

ABSTRAK

POTENSI INDUSTRI KECIL TEMBAGA DAN KUNINGAN

DITINJAU DARI ASPEK PASAR, FINANSIAL,

TEKNIS-TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN

Studi Kasus pada

Perusahaan Tembaga dan Kuningan “MUDA TAMA” Desa Tumang, Cepogo, Kabupaten Boyolali

Wulan Ayu Mandasia Rasi Usfal Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2006

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi industri kecil Tembaga dan Kuningan MUDA TAMA ditinjau dari aspek Pasar, Finansial, Teknis-Teknologi dan Manajemen untuk periode lima tahun kedepan, berdasarkan data historis lima tahun terakhir.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, dengan tempat penelitian perusahaan Tembaga dan Kuningan MUDA TAMA Cepogo, Boyolali. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni- Juli 2006. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi, observasi dan kuesioner. Teknik analisis yang digunakan meliputi analisis Pasar, Finansial, Teknis-Teknologi dan Manajemen.

Hasil analisis pasar menunjukkan bahwa volume penjualan untuk periode lima tahun kedepan berdasarkan data historis lima tahun terakhir mengalami kenaikan dari tahun ke tahun atau memiliki potensi yang baik. Dari analisis finansial diketahui bahwa proyeksi laba terus akan meningkat untuk periode 2006-2010. Hal tersebut ditunjukkan denga prosentase perubahan proyeksi laba dengan menggunakan metode angka indeks. Hasil analisis aspek Teknis-Teknologi dan Manajemen di tinjau dari sudut pandang pemilik perusahaan menunjukkan ada potensi untuk periode lima tahun ke depan (Berdasarkan data historis lima tahun terakhir). Begitu pula ditinjau dari sudut pandang karyawan dapat diketahui bahwa untuk periode li8ma tahun kedepan perusahaan memiliki potensi yang baik pula. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa jika ditinjau dari keempat aspek tersebut, perusahaan MUDA TAMA memiliki potensi yang baik untuk periode lima tahun kedepan


(2)

viii ABSTRACT

POTENTIAL OF SMALL-SIZED COPPER AND BRASS INDUSTRY IN TERMS OF THE MARKET, FINANCIAL, TECHNICAL-TECHNOLOGY

AND MANAGEMENT ASPECTS

Case Study in Copper and Brass Manufacturer “MUDA TAMA” Tumang Village, Cepogo, Boyolali Regency

Wulan Ayu Mandasia Rasi Usfal Sanata Dharma University

Yogyakarta 2006

This research had purpose to know about the potential of small-sized copper and brass industry MUDA TAMA in terms of the Market, Financial, technical- Technology and Management Aspect for the next five years period, based on historical data of latest five years.

The research was case a study, conducted at copper and brass manufacturer MUDA TAMA Cepogo, Boyolali, During June to July 2006. Techniques used to collect data were interview, documentation, observation and questioner. Techniques of data analysis were analysis of Market, Financial, Technical-Technology and Management.

The result of market analysis revealed that sales volume for the next five years period based on the historical data of latest five years will increase. From the financial analysis, it could be known that the profit will continously increase for period 2006-2010.

The result of analysis on technical-technology and Management aspects from the owners prespective and employees revealed any potential for the next five years (based on last five years historical data). It could be concluded that MUDA TAMA manufacturer had good potential for forward five years.


(3)

POTENSI INDUSTRI KECIL TEMBAGA DAN KUNINGAN

DITINJAU DARI ASPEK PASAR, FINANSIAL,

TEKNIS-TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN

Studi Kasus pada

Perusahaan Tembaga dan Kuningan “MUDA TAMA” Desa Tumang, Cepogo, Kabupaten Boyolali

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Wulan Ayu Mandasia Rasi Usfal NIM: 022214139

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(4)

(5)

(6)

iv

Melambung jauh ter bang tinggi ber sama

mimpi.

Tenggelam dalam lautan emosi

Setelah aku sadar dir i, Kau tlah jauh per gi

Tinggalkan aku dalam mimpi yang tiada

ber tepi

Setiap orang pasti mempunyai mimpi,

Yang harus dilakukan hanyalah

Bangun.., Dan Kejar mimpi itu...


(7)

v

Yogya, 15 Desember 2006

TERUNTUK:

Gusti Yesus Kristus

Papa & Mama

Kel. Mikael Soeharsono Hadi Saputro

Kel. Alloysius Abatan Usfal

Sahabat-Sahabatku

&


(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 22 Desember 2006 Penulis


(9)

vii

ABSTRAK

POTENSI INDUSTRI KECIL TEMBAGA DAN KUNINGAN

DITINJAU DARI ASPEK PASAR, FINANSIAL,

TEKNIS-TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN

Studi Kasus pada

Perusahaan Tembaga dan Kuningan “MUDA TAMA” Desa Tumang, Cepogo, Kabupaten Boyolali

Wulan Ayu Mandasia Rasi Usfal Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2006

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi industri kecil Tembaga dan Kuningan MUDA TAMA ditinjau dari aspek Pasar, Finansial, Teknis-Teknologi dan Manajemen untuk periode lima tahun kedepan, berdasarkan data historis lima tahun terakhir.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, dengan tempat penelitian perusahaan Tembaga dan Kuningan MUDA TAMA Cepogo, Boyolali. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni- Juli 2006. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi, observasi dan kuesioner. Teknik analisis yang digunakan meliputi analisis Pasar, Finansial, Teknis-Teknologi dan Manajemen.

Hasil analisis pasar menunjukkan bahwa volume penjualan untuk periode lima tahun kedepan berdasarkan data historis lima tahun terakhir mengalami kenaikan dari tahun ke tahun atau memiliki potensi yang baik. Dari analisis finansial diketahui bahwa proyeksi laba terus akan meningkat untuk periode 2006-2010. Hal tersebut ditunjukkan denga prosentase perubahan proyeksi laba dengan menggunakan metode angka indeks. Hasil analisis aspek Teknis-Teknologi dan Manajemen di tinjau dari sudut pandang pemilik perusahaan menunjukkan ada potensi untuk periode lima tahun ke depan (Berdasarkan data historis lima tahun terakhir). Begitu pula ditinjau dari sudut pandang karyawan dapat diketahui bahwa untuk periode li8ma tahun kedepan perusahaan memiliki potensi yang baik pula. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa jika ditinjau dari keempat aspek tersebut, perusahaan MUDA TAMA memiliki potensi yang baik untuk periode lima tahun kedepan


(10)

viii ABSTRACT

POTENTIAL OF SMALL-SIZED COPPER AND BRASS INDUSTRY IN TERMS OF THE MARKET, FINANCIAL, TECHNICAL-TECHNOLOGY

AND MANAGEMENT ASPECTS

Case Study in Copper and Brass Manufacturer “MUDA TAMA” Tumang Village, Cepogo, Boyolali Regency

Wulan Ayu Mandasia Rasi Usfal Sanata Dharma University

Yogyakarta 2006

This research had purpose to know about the potential of small-sized copper and brass industry MUDA TAMA in terms of the Market, Financial, technical- Technology and Management Aspect for the next five years period, based on historical data of latest five years.

The research was case a study, conducted at copper and brass manufacturer MUDA TAMA Cepogo, Boyolali, During June to July 2006. Techniques used to collect data were interview, documentation, observation and questioner. Techniques of data analysis were analysis of Market, Financial, Technical-Technology and Management.

The result of market analysis revealed that sales volume for the next five years period based on the historical data of latest five years will increase. From the financial analysis, it could be known that the profit will continously increase for period 2006-2010.

The result of analysis on technical-technology and Management aspects from the owners prespective and employees revealed any potential for the next five years (based on last five years historical data). It could be concluded that MUDA TAMA manufacturer had good potential for forward five years.


(11)

ix

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Bapa Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “POTENSI INDUSTRI KECIL TEMBAGA DAN KUNINGAN DITINJAU DARI ASPEK PASAR, FINANSIAL, TEKNIS-TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN (Studi Kasus pada: perusahan Tembaga dan Kuningan “MUDA TAMA” Cepogo, Boyolali)”.

Adapun penulisan skripsi ini guna melengkapi syarat-syarat dalam menyelesaikan studi dan mencapai gelar sarjana jurusan manajemen pada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penulisan skripsi ini penulis telah banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak yang selalu memberikan bimbingan dan dorongan serta kesempatan, maka kiranya tidaklah berlebihan apabila pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapaku Yesus Kristus yang selalu menjadi tempat berkeluh kesah, berbagi tangis dan bahagia sehingga penulis tak pernah menyerah. Matur Sembah Nuwun Gusti...

2. Papa dan Mama yang telah banyak memberi nasihat, semangat dan kasih sayang kepada penulis. Skripsi ini merupakan sebagian kecil dari buah tiap “omelan” Papa dan Mama.

3. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dha rma Yogyakarta.


(12)

x

4. Bapak Drs. Hendra Poerwanto G, M.S., selaku Ketua jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dha rma.

5. Ibu Dra. C. Wahyu E.R. M.Si., selaku dosen pembimbing I yang dengan sabar banyak memberikan pengetahuan, nasihat dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik

6. Bapak A.Yudi Yuniarto.S.E.,M.B.A., selaku dosen pembimbing II yang dengan sabar banyak memberikan pengetahuan, nasihat dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik

7. Bapak H. Supri Haryanto , selaku pemilik perusahaan MUDA TAMA yang telah bersedia memberikan penulis kesempatan untuk memperoleh informasi mengenai perusahaan.

8. Bapak Tri selaku pembimbing di perusahaan MUDA TAMA yang telah banyak memberikan informasi mengenai perusahaan.

9. Kel. Soeharsono H. S & Kel. A. Abatan Usfal yang selalu mengharapkanku untuk menjadi “seseorang”. Terimakasih atas semangat dan kasih sayang.

10.Adek-adekku,

ADITYA USFAL

,

DANIEL USFAL

,

PRIMA AGUSTA

dan

DIMAS ARYA

yang selalu menghadirkan tawa di tengah banyak tekanan.

11.Sahabat, Kakak dan Adek-adekku semua di

P 7

, Mbak

KRISTIN

, Mbak

OKIE

, Mbak

NIKEN

, Mbak

WIWIN

, Mbak

WIKAN

, Mbak

MARTA

,


(13)

xi

kasih banget atas setiap tawa bahagia, tangis sedih dan haru, marah, kekonyolan dan kegilaan yang pernah terjadi...kalian saudara yang luar biasa.

12.

PIRALEKA PRATALI

beserta keluarga, Thanks for being a best partner in my life...”Je Crois En Toi…

13.Sahabat-sahabatku ,

YENNI MARIA, MARTHARIANA, ANITA

KUSUMA, YANU KRISTIANA.

Ingat pelajaran pertama kita adalah “KESABARAN”.... Semangat!!!!

14.Teman-temanku di

G17

, Walaupun singkat terimakasih telah menerimaku dengan baik.

15.Sahabat-sahabatku,

Ka’ YOUN, LULU’, INDIL, LHOLHOK, BONIE

serta

“HO”

community. Kuliah terus?! Kapan Hangin’Out_nya??

16.Teman-teman

“CFC”

(SHINTA, SANDRA, TATA’, SISIL, SHANTI,

DIAN, SITA, ENDAH, BAMBANG, RONI dll)

perjuangan belum berakhir teman!!

17.Mas

ARIF PETIR

dan keluarga, terima kasih untuk pinjeman helm dan tumpangannya kalau ke Yogya.

18.A friend,

R. MARSISTO k

. It’s a long journey to find a future. Thanks for this friendship.


(14)

xii

19. Teman-teman

MAN ’02

khususnya kelas

C

...

Jiao...Yo

..!!!!

20.

RUMAH LAVENDER,, BIOLA tak BERDAWAI, AKADEMOS,

BELAJAR NAKAL, SAMURAI X, TEWERAUT, MEMOAR

PULAU BURU

dan semua tokoh di dalamnya, terima kasih telah menghidupkan imajinasiku ditengah pembuatan skripsi yang melelahkan.

Penulis menyadari bahwa apa yang telah penulis tuangkan dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna mengingat keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan, yang ada pada penulis. Oleh karenanya saran dan kritik ya ng sifatnya membangun sangat diharapkan oleh penulis demi kesempurnaan skripsi ini dan penuh harapan skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak.

Yogyakarta, 22 Desember 2006 Penulis


(15)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESHAN ... iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Sistematika Penulisan ... 4


(16)

xiv

A. Pengertian Industri Kecil ... 6

B. Kriteria Usaha Kecil ... 7

C. Jenis Usaha Kecil ... 7

D. Karakteristik Usaha Kecil ... 8

E. Kelemahan dan Keunggulan Industri Kecil ... 9

F. Forecasting ... 11

G. Analisis Potensi Kegiatan Bisnis ... 13

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

A. Jenis Penelitian ... 23

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 23

D. Data Penelitian ... 23

E. Teknik Pengumpulan Data ... 24

F. Teknik Analisis Data ... 24

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 25

A. Sejarah Singkat Perusahaan dan Lokasi Perusahaan ... 26

B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 27

C. Deskripsi Data ... 35

D. Depresiasi ... 47

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Analisis Data ... 48

1. Analisis Pasar ... 48


(17)

xv

3. Analisis Teknis-Teknologi ... 57

a. Ditinjau dari Sudut Pandang Pemilik... 57

b. Ditinjau dari sudut pandang Karyawan ... 60

4. Analisis Manajemen ... 67

a. Ditinjau dari Sudut Pandang Pemilik ... 68

b. Ditinjau dari sudut pandang Karyawan ... 70

B. PEMBAHASAN ... 77

1. Analisis Pasar ... 77

2. Analisis Keuangan ... 78

3. Analisis Teknis-Teknologi ... 79

4. Analisis Manajemen ... 80

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 82

A. Kesimpulan ... 82

1. Analisis Pasar ... 82

2. Analisis Keuangan ... 82

3. Analisis Teknis-Teknologi ... 82

4. Analisis Manajemen ... 82

B. Keterbatasan Penelitian ... 83

C. Saran ... 83


(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel II. 1 Perbandingan unsur manajemen tradisional dan modern

menurut Prof. Selo Sumardjan ... 22

Tabel IV. 1 Hasil penjualan perusahaan MUDA-TAMA tahun 2001-2005... 44

Tabel IV. 2 Biaya produksi perusahaan tahun 2001-2005 ... 45

Tabel IV. 3 Biaya administrasi dan umum perusahaan tahun 2001-2005 ... 45

Tabel IV. 4 Laba yang dihasilkan perusahaan tahun 2001-2005 ... 46

Tabel V. 1 Proyeksi volume penjualan perusahaan ... 49

Tabel V. 2 Proyeksi biaya baha n baku perusahaan... 51

Tabel V. 3 Proyeksi biaya tenaga kerja langsung perusahaan ... 52

Tabel V. 4 Proyeksi biaya overhead pabrik perusahaan ... 53

Tabel V. 5 Proyeksi biaya usaha (administrasi dan umum) perusahaan ... 54

Tabel V. 6 Proyeksi laba rugi perusahaan ... 55

Tabel V. 7 Prosentase perubahan proyeksi laba berdasarkan tahun dasar tahun 2006 ... 56

Tabel V. 8 Validitas kuesioner bagian 1 (Keadaan riil aspek teknis-teknologi lima tahun terakhir) ... 63

Tabel V. 9 Validitas kuesioner bagian 2 (Proyeksi keadaan aspek teknis-teknologi lima tahun kedepan) ... 63


(19)

xvii

Tabel V. 10 Reliabilitas kuesioner bagian 1 (Keadaan riil aspek

teknis-teknologi lima tahun terakhir) ... 64 Tabel V. 11 Reliabilitas kuesioner bagian 2 (Proyeksi keadaan

aspek teknis-teknologi lima tahun kedepan) ... 64 Tabel V. 12 Skala penilaian kriteria aspek teknis-teknologi ... 65 Tabel V. 13 Nilai rentang kriteria keadaan riil aspek teknis-tekologi

lima tahun terakhir ... 66 Tabel V. 14 Nilai rentang kriteria aspek teknis-teknologi

lima tahun kedepan ... 67 Tabel V. 15 Validitas kuesioner bagian 1 (Keadaan riil

aspek manajemen lima tahun terakhir) ... 72 Tabel V. 16 Validitas kuesioner bagian 2 (Proyeksi keadaan

aspek teknis-teknologi lima tahun kedepan) ... 73 Tabel V. 17 Reliabilitas kuesioner bagian 1 (Keadaan riil

aspek manajemen lima tahun terakhir)... 74 Tabel V. 18 Reliabilitas kuesioner bagian 2 (Proyeksi keadaan

aspek manajemen lima tahun kedepan) ... 74 Tabel V. 19 Skala penilaian kriteria aspek manajemen ... 75 Tabel V. 20 Nilai rentang kriteria keadaan riil aspek manajemen

lima tahun terakhir ... 75 Tabel V. 21 Nilai rentang kriteria aspek manajemen lima tahun


(20)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar IV. 1 Struktur organisasi perusahaan ... 39 Gambar IV. 2 Proses produksi perusahaan ... 43


(21)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 - Daftar pertanyaan untuk pemilik perusahaan - Kuesioner untuk karyawan

Lampiran 2 - Perhitungan proyeksi biaya administrasi dan umum - Perhitungan proyeksi biaya overhead pabrik

- Perhitungan proyeksi biaya tenaga kerja langsung - Perhitungan proyeksi biaya bahan baku

- Perhitungan proyeksi penjualan

Lampiran 3 - Perhitungan nilai rentang kriteria aspek teknis-teknologi - Perhitungan nilai rentang kriteria aspek manajemen Lampiran 4 - Uji validitas kuesioner

Lampiran 5 - Uji reliabilitas kuesioner

Lampiran 6 - Data penjualan perusahaan MUDA-TAMA tahun 2001-2005 Lampiran 7 - Tabel R


(22)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini perekonomian di Indonesia banyak mengalami tantangan ekonomi global dalam bentuk kompetisi dan liberalisasi. Tantangan ekonomi global tersebut berpengaruh pada kondisi perekonomian yang semakin tidak me nentu. Akibatnya adalah terjadinya krisis ekonomi, yang sampai sekarang pun masih belum bisa teratasi. Kondisi yang memprihatinkan ini tentunya sangat merugikan semua lapisan masyarakat, terutama masyarakat lapisan bawah yang notabene sebagian dari mereka menggantungkan hidupnya pada perusahaan-perusahaan besar yang tentunya juga sangat dirugikan atas terjadinya krisis ekonomi pada saat ini.

Saat krisis ekonomi mulai terjadi di Indonesia dan berpengaruh buruk terhadap kelancaran dan perkembangan usaha perusahaan-perusahaan besar, industri kecil justru mampu bertahan. Hal yang menyebabkan industri kecil dapat bertahan di tengah krisis ekonomi yang sedang melanda Indonesia salah satunya adalah industri kecil lebih mengandalkan modal sendiri dari pada mengandalkan hutang, terutama hutang luar negri.

Peran industri kecil sangat besar terhadap perekonomian di Indonesia, karena industri kecil memberi sumbangan bagi separoh pertumbuhan ekonomi serta keberhasilan dalam pemerataan usaha dan pendistribusian pendapatan nasional. Hal itu ditunjukkan dengan kemampuan penyediaan barang dan jasa untuk pasar luar dan dalam negri. Selain itu industri kecil juga sangat berperan terhadap penyerapan tenaga


(23)

kerja yang tentunya akan sedikit membantu mengurangi jumlah pengangguran yang ada di Indonesia ini. Tetapi di sisi lain ada beberapa permasalahan yang perlu ditangani dalam upaya meningkatkan kemampuan industri kecil ini. Pemasalahan tersebut adalah: jumlah unit usaha industri kecil yang sangat banyak, kebanyakan berada di daerah pedesaan yang belum dapat di jangkau oleh prasarana yang memadahi, jenis usaha yang sangat banyak, dan kondisi yang berbeda-beda sehingga menyulitkan jangkauan pembinaan (Yayasan Produktivitas Indonesia, 1992:11)

Sementara itu sebagian pengusaha industri kecil dan para karyawannya, taraf pendidikanya masih rendah. Hal ini mengakibatkan lemahnya pengetahuan mereka di bidang manajemen dan teknis. Selain itu mereka juga sulit menerima gagasan-gagasan baru yang di perlukan untuk modernisasi industri kecil, juga sikap mental yang mudah puas dengan hasil yang telah dicapai (Yayasan Produktivitas Indonesia, 1992:11)

Tampaknya persoalan yang dihadapi oleh industri kecil di setiap negara tidak jauh berbeda. Masalah kelemahan aspek manajerial, kendala keuangan dan pemasaran produk merupakan hal yang menonjol dalam industri kecil (Sutojo Heru, dkk, 1994:9). Selain aspek-aspek yang telah disebutkan di atas, masih ada banyak aspek yang mempengaruhi kelangsungan usaha industri kecil dan dapat digunakan sebagai tolak ukur potensi masa depan suatu usaha. Aspek-aspek tersebut antara lain : aspek pasar, aspek pemasaran, aspek teknik dan teknologi, aspek sumber daya manusia, aspek ekonomi, sosial dan politik, aspek lingkungan industri, aspek yuridis dan aspek lingkungan hidup. Pada kenyataanya industri- industri kecil di Indonesia belum bisa memenuhi kelayakan semua aspek yang telah disebutkan di atas. Masih


(24)

banyak usaha yang harus dilakukan untuk menyempurnakan usaha industri kecil di Indonesia, terutama dalam hal ini adalah industri tembaga dan kuningan.

Oleh karena itu perhatian yang lebih maksimal dari pemerintah tentunya sangat dibutuhkan bagi industri kecil, yang sebagian besar dalam proses usahanya banyak melibatkan kaum ekonomi kecil. Merupakan suatu langkah yang baik untuk lebih memperhatikan para pelaku (pemilik usaha) industri kecil tembaga-kuningan dan industri- industri kecil lainnya di daerah-daerah yang merupakan basis industri, seperti di kabupaten Boyolali .

Berdasarkan uraian tersebut penulis maka tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “POTENSI INDUSTRI KECIL TEMBAGA DAN KUNINGAN DITINJAU DARI ASPEK PASAR, FINANSIAL, TEKNIS-TEKNOLOGI, DAN MANAJEMEN”

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah potensi industri kecil tembaga dan kuningan MUDA TAMA di desa Tumang Cepogo kabupaten Boyolali untuk periode lima tahum kedepan bila ditinjau dari aspek pasar, finansial, teknis-teknologi dan manajemen ?

C. Batasan Masalah

Peneliti akan membatasi masalah pada data historis dan keadaan riil 5 tahun terakhir sebagai dasar penguk uran potensi perusahaan 5 tahun kedepan.


(25)

D. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui potensi industri kecil di desa Tumang, Cepogo kabupaten Boyolali bila ditinjau dari aspek pasar, finansial, teknis- Teknologi dan manajemen.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan saran-saran dalam hubungannya dengan pengambilan keputusan pada aspek pasar, finansial, teknis-teknologi dan manajemen setelah mengetahui potensi dari perusahaan di lokasi penelitian.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan sumber bacaan diperpustakaan dan sebagai acuan penelitian selanjutnya.

3. Bagi Peneliti

Kegiatan penelitian ini merupakan pengalaman penulis dalam menerapkan disiplin ilmu yang telah diperoleh selama kuliah dan dapat digunakan sebagai pembanding antara teori-teori dengan dunia usaha pada kenyataanya.

F. Sistematika Penulisan. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.


(26)

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas tentang teori-teori yang mendukung dalam penelitian. BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas tentang jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, teknik pengumpulan data dan alat analisis data.

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini membahas tentang sejarah dan perkembangan perusahaan, tujuan perusahaan, struktur organisasi, personalia dan proses produksi.

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini menganalisis masalah yang ada, kemudian di teliti dan ditambah dengan pembahasan. Dalam bab ini menyimpulkan dari keseluruhan uraian dan pembahasan, dengan demikian dapat dikemukakan saran dari pihak peneliti dengan pertimbangan dan masukan bagi perusahaan

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN Bab ini memuat kesimpulan dari hasil penelitian, pengelolaan serta saran-saran yang perlu diberikan bagi pihak perusahaan dan keterbatasan penulis dalam melakukan penelitian.


(27)

6 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Industri Kecil

Menurut Abdul Salam, Kepala Urusan Kredit Bank Indonesia, kegiatan usaha mikro merupakan lapangan pekerjaan yang terbuka bagi setiap orang. Usaha ini umumnya tumbuh secara alamiah dan turun-temurun (Buletin Bina Swadaya, 1997:7). Sedangkan pengertian usaha kecil menurut UU No 9 th 1995 adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan.

Menurut Undang-undang No. 9 tahun 1995 Industri kecil adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah tangga maupun suatu badan, bertujuan untuk memproduksi barang ataupun jasa untuk diperniagakan secara komersial, yang mempunyai kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,00 dan mempunyai nilai penjualan per tahun sebesar satu milyar Rupiah.

Dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 26/1/UKK tanggal 29 Mei 1993 perihal kredit usaha kecil disebutkan bahwa yang dimaksud dengan usaha kecil adalah usaha yanag memiliki total asset maksimum Rp 600.000.000,00 tidak termasuk tanah dan rumah yang ditempati.


(28)

7 B. Kriteria Usaha Kecil

Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 th 1995, adalah sebagai berikut : 1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,00

2. Memiliki hasil penj ualan tahunan paling banyak Rp 1000.000.000,00 3. Milik WNI

4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki atau berafiliasi baik langsung ataupun tak langsung dengan usaha menenga atau usaha besar.

5. Berbentuk usaha orang-perorangan, badan usaha yang berbadaan hukum termasuk koperasi.

C. Jenis Usaha Kecil

Menurut Hari Murti Subanar Jaril usaha kecil dikelompokkan berdasarkan jenis produk atau jasa yang dihaasilkan maupun aktivitas yang dilakukan oleh usaha kecil sebagai berikut :

1. Usaha perdagangan : keagenan, pengecer dan pengumpul barang-barang bekas.

2. Usaha pertanian, meliputi perkebunan, perikanan, peternakan, produsen telor ayam, susu sapi.

3. Usaha industri meliputi, industri logam/kimia, makanan/minuman, pertambangan, pengrajin perhiasan, konveksi.


(29)

8

4. Usaha jasa meliputi, konsultan, perencana, perbengkelan, transportasi, restoran.

D. Karakteristik Usaha Kecil

Usaha kecil di Indonesia dalam UU No. 9 th 1995 memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti kaidah administrasi pembukuan yang standar bahkan sering tanpa administrasi.

2. Tidak memiliki sistem akuntansi yang memadai. 3. Tidak memiliki anggaran kebutuhan modal.

4. Tidak memiliki struktur organisasi dan pendelegasian wewenang. 5. Modal terbatas.

6. Kekurangan informasi bisnis.

7. Pengalaman manajerial yang masih terbatas.

8. Skala ekonomi yang terlalu kecil sehingga sukar mengharapkan untuk mampu menekan biaya mencapai tingkat efisiensi jangka panjang.

9. Kemampuan pemasaran dan negosiasi serta diversivikasi pasar sangat terbatas.


(30)

9

E. Kelemahan dan Keunggulan Usaha/ Industri Kecil 1. Kelemahan-kelemahan Industri kecil.

Ada beberapa permasalahan yang perlu ditangani dalam upaya meningkatkan kemampuan industri kecil. Permasalahan tersebut adalah : jumlah unit usaha industri kecil yang sangat banyak, kebanyakan berada di daerah pedesaan yang belum dapat dijangkau oloeh prasarana yang memadai, jenis usaha yang sangat banyak, dan kondisi yang berbeda-beda, sehingga menyulitkan jangkauan pembinaan.

Sementara itu sebagian besar pengusaha industri kecil dan para karyawannya, taraf pendidikannya masih rendah. Hal ini mengakibatkan lemahnya pengetahuan mereka di bidang manajemen teknis. Selain itu mereka juga sulit menerima gagasan-gagasan baru yang diperlukan untuk modernisasi industri kecil, juga sikap mental yang mudah puas dengan hasil yang telah dicapai (Yayasan Produktivitas Indonesia, 1992 : 11)

Usaha kecil dan koperasi juga mengalami berbagai kendala, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Permasalahan yang bersifat eksternal berkaitan dengan masalah lingkungan pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan, pemberian fasilitas, pembinaan, dukungan, pelayanan, dan perlindungan.

Permasalahan yang bersifat internal yang terdapat pada usaha kecil secara umum dapat diidentifikasikan antara lain : keterbatasan perkembangan pasar, modal sendiri yang tidak mencukupi,


(31)

10

kekurangmampuan dalam berorganisasi, lemahnya semangat kewirausahaan, rendahnya keterampilan manajemen, terbatasnya penguasaan teknologi, dan kekurangmampuan dalam pengendalian mutu (Sutojo Heru dkk, 1994 : 31)

2. Keunggulan-keunggulan industri kecil

Program pengembangan industri kecil di Indonesia merupakan kegiatan yang penting sekali dan harus mendapat prioritas yang besar mengingat (Mubyarto, 1979:69) :

a. Industri kecil mampu memberikan lapangan kerja bagi penduduk pedesaan yang umumnya tidak bekerja secara penuh.

b. Industri kecil memberikan tambahan pendapatan tidak saja bagi pekerja kepala keluarga, tetapi bagi anggota keluarga yang lainnya. c. Industri kecil mampu memproduksi barang-barang keperluan

penduduk setempat dan daerah sekitar secara efisien dan murah. Pengelolaan industri kecil akan senantiasa bertahan dalam kondisi perekonomian apapun, hal ini juga disebabkan karena (LPPM UAJY, 1992:21) :

a. Produk-produknya masih merupakan kebutuhan sebagian besar masyarakat, baik berupa sandang, pangan dan papan.

b. Lokasi industri kecil yang dekat dengan bahan baku dan tenaga kerja sehingga dapat menjadi peluang usaha.


(32)

11

c. Kehadiran industri kecil pada umumnya didukukung oleh daya beli masyarakat yang relatif rendah.

d. Produknya relatif tidak dapat tersaingi oleh produk-produk industri besar, yang pada umumnya secara manual, sehingga sulit diprodukisi dengan padat modal.

e. Tingkat upah rata-rata yang relatif rendah.

F. forecasting

Menurut Pangestu Subagyo (1986 : 1) Forecasting adalah peramalan (perkiraan) mengenai sesuatu yang belum terjadi. Sedangkan menurut Gunawan Adisaputra (1992 : 148) Forecasting adalah suatu cara untuk menaksir kondisi bisnis di masa yang akan datang.

Dalam menjalankan usahanya, sangat penting bagi perusahaan untuk memperkirakan hal- hal yang terjadi di masa mendatang sebagai dasar untuk mengambil keputusan. Untuk mencapai sukses dan berkembangnya suatu perusahaan perlu adanya suatu cara yang tepat, sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan. Jadi, memperkirakan sesuatu pada waktu yang akan datang berdasarkan data-data waktu lampau dapat digunakan untuk menyusun kegiatan periode kegiatan yang akan datang (Marcelino Andika. A : 2001)

Ada beberapa metode yang dapat dipakai untuk membuat trend linier, tetapi yang paling banyak digunakan adalah metode least square. Metode least square merupakan salah satu metode analisis regresi (regression analysis).


(33)

12

Trend atau sering disebut secular trend menurut Pangestu Subagyo (1986 : 32) adalah rata-rata perubahan (biasanya tiap bulan) dalam jangka panjang. Kalau hal yang diteliti menunjukkan rata-rata pertumbuhan , sering disebut tren positif. tetapi kalau hal yang diteliti menunjukan gejala semakin berkurang maka tren yang kita miliki menunjukkan rata-rata penurunan atau sering disebut tren negatif.

Tren jangka panjang (djarwanto Ps, 1990 : 265) adalah gerakan yang teratur, regular atau rata-rata dari suatu data statistik dalam jangka waktu panjang. Tren biasanya mengukur gerakan data statistik dari tahun ke tahun.

Salah satu teknik forecast yang memiliki garis trend, yaitu least square dengan persamaan (Adisaputra, 1992 : 159) : Y =a+bx

Dimana :

n Y a =

= 2

X XY b

Langkah- langkah perhitungan (Subagyo, 1986 : 34) :

1. Data disusun sesuai dengan urutan tahunnya dan nilai X diletakkan sesuai dengan tahunnya.

a Jika jumlah data (tahun) ganjil, maka nilai X pada tahun yang berada ditengah diberi 0, tahun-tahun sesudahnya berturut-turut 1, 2, 3 dan seterusnya., sedangkan tahun-tahun sebelumnya berturut-turut -1, -2, -3 dan seterusnya.


(34)

13

Misalnya n = 5, X1 X2 X3 X4 X5 -2 -1 0 1 2

b Jika jumlah data (tahun) genap, maka nilai X = 0 terletak diantara dua tahun yang mendekati tengah, sehingga untuk mempermudah perhitungan, setiap 1 tahun nilai X-nya berbeda 2 angka.

Misalnya n = 6, X1 X2 X3 X4 X5 X6 -5 -3 1 1 3 5 2. Nilai XY dan nilai 2

X dihitung, kemudian jumlah Y dicari, jumlah XY dan jumlah 2

X . A dicari dengan rumus

( )

Y / n dan b dengan rumus

(

XY

)

/

(

2

)

X .

3. Nilai a dan b dimasukkan pada persamaan regresi linier Y =a +bx

G. Analisis Potensi Kegiatan Bisnis

Dalam menganalisis potensi suatu kegiatan bisnis, digunakan aspek-aspek yang ada pada studi kelayakan bisnis. Aspek aspek tersebut antara lain:

1). Aspek Pasar

Forecast penjualan (Adisaputra, 1992: 147) adalah proyek teknis permintaaan langganan potensial untuk suatu waktu tertentu dengan berbagai asumsi. Forecast penjualan akan mempengaruhi, bahkan menentukan keputusan dan kebijaksanaan yang diambil, antara lain


(35)

14

kebijaksanaan tentang investasi dalam aktiva tetap. Dapat dikatakan pula bahwa forecast penjualan yang merupakan bagian dari perencanaan perusahaan, akan menentukan potensi penjualan dan luas pasar yang dikuasai mendatang.

2).Aspek Finansial a. Pengertian laba

Dalam aspek finansial laba atau profit sangat memegang peranan penting karena pada umumnya setiap kegiatan bisnis bertujuan untuk menghasilkan laba. Penghasilan bersih atau laba seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi (return on investment) atau penghasilan per saham (earnings per share), (Ikatan Akuntan Indonesia, 1994 : 24). Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia keuntungan mencerminkan kenaikan manfaat ekonomi.

Untuk mengetahui potensi finansial suatu perusahaan maka digunakan teknik peramalan laba untuk tahun-tahun mendatang berdasarkan data historis laba tahun-tahun yang lalu.

b. Meramalkan laporan rugi- laba

Laporan rugi- laba untuk tahun mendatang diramalkan untuk mendapatkan suatu estimasi atas laba yang dilaporkan dan jumlah laba yang ditahan yang akan dihasilkan perusahaan selama tahun tersebut.


(36)

15

Hal ini memerlukan asumsi-asumsi tentang rasio biaya operasi, tarif pajak, beban bunga, dan rasio pembayaran deviden.

Dalam kasus yang paling sederhana, dibuat asumsi bahwa biaya akan naik dengan laju yang sama sejalan dengan kenaikan penjualan ; dalam situasi yang lebih rumit biaya-biaya tertentu akan diramalkan secara terpisah. Namun, tujuan utama dari peramalan di bagian ini adalah untuk menentukan berapa banyak laba yang akan diperoleh perusahaan dan ditahan untuk diinvastasikan kembali dalam tahun yang diramalkan (Eugene F. Bringham dan Joel F. Houston, 2001:117). 3). Aspek Teknik dan Teknologi

Menurut Husein Umar dalam studi kelayakan bisnis, tujuan studi aspek teknis-teknologi adalah untuk meyakini apakah secara teknis dan pilihan teknologi, rencana bisnis dapat dilaksanakan secara layak atau tidak layak, baik pada saat pembangunan proyek atau operasional secara rutin . Sedangkan potensi dalam hal teknik dan teknologi lebih mengarah pada kemungkinan-kemungkinan perubahan proses produksi serta teknologi yang telah digunakan.

a) Standar mutu produk

Standar mutu produk, meliputi daya tahan produk dan daya guna produk. Daya tahan ini dimaksudkan sebagai ketahanan produk tersebut dalam penggunaannya. sedangkan daya guna adalah kegunaan produk tersebut semaki tinggi tingkat kegunaannya akan


(37)

16

semakin besar pula manfaat yang dapat diperoleh oleh pembeliannya, (Ahyari, 1979:246-251)

b) Pengendalian mutu

Definisi untuk pengendalian mutu adalah keseluruhan cara yang digunakan untuk menentukan dan mencapai standar mutu (Mizuno, 1994:18). Ada juga definisi lain, pengendalian mutu adalah mengembangkan, mendesain, memproduksi dan memeriksa jasa produk yang paling ekonomis, yang paling berguna selalu memberikan kepuasan bagi konsumen (Ishikawa, 1990:50)

c) Program pemeliharaan mesin yang efektif

Menurut Direktur Operasi PT. Jhonson & Jhonson Indonesia Tony

Katwojo suatu usaha peningkatan produktivitas dari suatu unit peme liharaan

akan mengarah pada suatu usaha untuk : 1). Mengurangi biaya pemeliharaan

Pembuatan suatu rancana dan prosedur pelaksanaan yang baik akan mencegah investasi dan pembiayaan yang berlebihan

2). Lebih terkendalinya suatu unit pemeliharaan

Pembuatan suatu sistem kerja dimana dalam proses pelaksanaan akan secara otomatis didapatkan masukan untuk dapat memperbaiki sistem pelaksanaan itu sendiri.


(38)

17

Pelaksanaan pemeliharaan yang tepat, baik dari segi waktu maupun caranya akan mengurangi kerusakan mesin /alat sahingga interupsi terhadap proses produksi yang juga meningkatkan produktivitas produksi.

4). Meningkatnya masa kegunaan dari alat-alat dan mesin- mesin Sehingga dapat menunda keharusan investasi dan mengurangi biaya depresiasi.

d). Pemilihan Tek nologi

Pilihan teknologi untuk berproduksi pada dekade milenium baru saat ini, baik untuk barang maupun jasa, telah dan sedang berkembang terus sesuai dengan kemajuan zaman. Hendaknya pemilihan teknologi membawa efisiensi yang tinggi pada proses produksi sekaligus menghasilkan produktivitas yang tinggi pula. Akan tetapi, selain keuntungan-keuntungan, juga terdapat kelemahan-kelemahan dalam atas perkembangan teknologi ini, misalnya teknologi tersebut belum tentu cocok dengan lingkungan internal perusahaannya ataupun eksternal perusahaannya.

Berkaitan dengan pemilihan teknologi, biasanya suatu produk tertentu dapat diproses lebih dari satu cara, sehingga teknologi yang dipilihpun perlu ditentukan secara jelas. patokan secara umum yang dapat dipakai misalnya adalah dengan mengetahui seberapa jauh derajad mekanisasi yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang diharapkan.


(39)

18

beberapa kriteria lainnya adalah kesesuaian dengan bahan mentah yang dipakai, keberhasilan pemakaian teknologi di tempat lain, kemampuan tenaga kerja dalam pengoperasian teknologi, dan kemampuan antisipasi terhadap teknologi lanjutan (Husein Umar, 2003: 96)

4). Aspek Manajemen a. Pengertian manajemen

Dalam literatur manajemen, terdapat batasan yang berbeda-beda antara para penulis. menurut Lawrence A. Appley (Manullang, 1977:11), manajemen didefinisikan sebagai:

“The art of getting thing done through people”

Unsur-unsur manajemen atau disebut juga aspek-aspek manajemen adalah: (1) Perencanaan, (2) Pengorganisasian, (3) Penyusunan, (4) Pengarahan (5) Pengontrolan. Kelima hal ini disebut juga sebagai fungsi- fungsi atau tugas manajer (Manullang, 1977:12) .

Untuk merealisasikan sesuatu tujuan, sudah jelas faktor- faktor produksi seperti alam, mesin- mesin, modal dan manusia (tenaga kerja) harus digerakkan. Manajemen beranggapan bahwa faktor manusia atau tenaga kerja harus mendapatkan perhatian yang utama, karena manusia bukanah benda mati. Ia mempunyai akal, perasaan, kehendak, dan sebagainya. Hanya dengan perhatian yang sungguh


(40)

19

kepada faktor produksi tenaga kerja ini, sesuatu tujuan dapat dicapai (Manullang, 1977:12).

b. Definisi manajer

Manajer adalah orang yang mencapai hasil tertentu melalui orang-orang lain. atau dengan kata lain manajer adalah orang-orang yang mempunyai keahlian untuk menggerakkan orang-orang lain untuk melakukan pekerjaan tertentu untuk menghasilkan suatu tujuan tertentu (Manullang, 1977:12).

c. Fungsi manajer dari sudut proses

Fungsi manajer dari sudut proses yaitu terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan (Manullang,1977:18).

1). Perencanaan adalah penetapan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan kemudian, dalam batas waktu tertentu dengan penggunaan faktor- faktor produksi tertentu untuk mendapatkan hasil tertentu.

2). Pengorganisasian adalah menetapkan sistem organisasi yang dianut dan menetapkan pembagian pekerjaan, tugas-tugas dan tanggung jawab dalam sua tu perusahaan untuk mempermudah pencapaian tujuan yang sudah ditentukan terlebih dahulu.

3). Penyusunan adalah keseluruhan kegiatan untuk memperoleh, memajukan dan memanfaatkan tenaga kerja yang kompeten


(41)

20

sedemikian rupa sehingga tenaga kerja tersebut dapat menghasilkan tujuan perusahaan secara efektif dan efisien.

4). Pengarahan adalah pemberian instruksi- instruksi resmi kepada bawahan agar bawahan melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan tujuan semula perusahaan.

5). Pengawasan adalah penilaian akan pekerjaan bawahan baik yang sedang dikerjakan maupun yang sudah selesei dengan maksud mengadakan tindakan perbaikan bila perlu agar benar-benar sesuai dengan tujuan semula perusahaan

d. Kegagalan manajemen

Sebuah kegagalan usaha bukan hanya disebabkan oleh faktor produktivitas saja, melainkan juga pada kemampuan seni berusaha dan manajemen. Para ahli yang menyelidiki cenderung mengemukakan lima faktor utama kegagalan wirausaha yaitu: (1) Manajemen yang buruk, (2) Kelalaian, (3) Ketidakjujuran, (4) Kemalangan, (5) Bencana alam.

The Small Business Administration Amerika serikat mengestimasikan bahwa antara faktor-faktor tersabut masalah manajemen yang buruk merupakan penyebab dari sebagian besar kegagalan wirausaha. Di sisi lain kemampuan manajemen tidak bisa begitu saja dapat diperoleh dalam waktu singkat. Manajemen adalah ilmu pengetahuan dimana di dalam penerapannya memerlukan seni dan seni ini hanya mungkin


(42)

21

dikuasai melalui pengalaman, ketekunan dan disiplin (J Ravianto, 1989:19-18).

e. Manajemen tradisional dan manajemen modern

Menurut Prof. Selo Soemardjan dalam seminar Manajemen Pembangunan menurut budaya Indonesia di Bali tahun 1985, Manajemen tradisional lebih mementingkan kebahagiaan manusia dan keutuhan masyarakat daripada tujuan lain. Sedangkan manajemen modern lebih mementingkan efisiensi, evfektivitas dan produktivitas daripada tujuan lain. Berikut adalah perbandingan unsur tradisional dan modern dalam manajemen:


(43)

22 Tabel II. 1

Perbandingan unsur manajemen tradisional - modern menurut Prof. Selo Sumardjan

Sumber : J. Ravianto, 1998

TRADISIONAL MODERN

Kesetiaan karyawan ditunjukkan kepada pemimpin sebagai panutan.

Kesetiaan karyawan ditunjukkan kepada profesi (USA) atau perusahaan (Jepang).

Keterampilan dikembangkan hanya dalam praktek dan pengalaman kerja

Keterampilan dikembangkan dalam praktek dan kerja, ditambah training formal yang terorganisir. Disiplin kerja berkembang dalam hubungan antar

individu, terutama dengan pimpinan

Disiplin kerja diatur dalam peraturan formal. Kritik dan saran yang bersifat korektif dari bawah

terhadap atasan tidak dibenarkan secara terbuka. cara mengajukannya lebih penting daripada isinya.

Kritik dan saran dapat dilemparlkan secara terbuka.

Kepentingan pribadi dan kepentingan dinas cenderung tercampur

Kepentintingan pribadi dan kepentingan dinas dipisahkan dengan tegas

Pekerjaan adalah unsur menciptakan kebahagiaan Bekerja adalah untuk berproduksi.

Baik buruknya karyawan diukur lebih banyak dengan ukuran moral dan etik, daripada ukuran prestasi kerja. Dalam penerimaan karyawan

acceptability lebih penting daripada capabillity.

Baik buruknya karyawan diukur lebih banyak dengan ukuran prestasi kerja, daripada ukuran moral dan etik. Dalam penerimaan karyawan

capabillity lebih penting daripada acceptabillity. Suatu kontrak dianggap sebagai sarana untuk

memulai pekerjaan, karena itu dapat disimpangi menurut situasi yang nyata.

Suatu kontrak berlaku mutlak (contract is sacred). Perubahan harus dengan persetujuan baru kedua belah pihak.

Penghargaan non-materialterhadap karyawan lebih dihargai daripada penghargaan dengan uang

Penghargaan dengan uang dan material dianggap lebih berharga daripada penghargaan non material.

Suatu kantor atau perusahaan adlah tempat berkumpulnya orang-orang yang berhubungan atas dasar perasaan dan kekeluargaan

Suatu kantor atau perusahaan adalah tempat untuk bekerja dengan maksud berproduksi.


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan studi kasus pada perusahaan MUDA-TAMA di desa Tumang, Cepogo Kabupaten Boyolali. Dengan demikian kesimpulan hanya bisa berlaku bagi perusahaan yang diteliti tersebut.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Waktu penelitian : Selama bulan Juni sampai bulan Juli tahun 2006

Tempat penelitian : Penelitian di lakukan di desa Tumang, Cepogo Kabupaten Boyolali pada Perusahaan MUDA-TAMA

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang ya ng memiliki kapabilitas dan kompetensi untuk dimintai keterangan atau data penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah pemilik dan karyawan Perusahaan MUDA-TAMA di desa Tumang, Cepogo kabupaten Boyolali.

Objek penelitian adalah data atau informasi yang dibutuhkan untuk menjawab masalah penelitian atau menguji hipotesis penelitian. Dalam hal ini objek penelitiannya adalah aspek pasar, aspek finansial, aspek teknis-teknologi dan aspek manajemen.


(45)

D. Data yang Diperlukan

Data-data ya ng diperlukan dalam penelitian ini antara lain :

1. Gambaran umum dan perkembangan perusahaan secara singkat. 2. Struktur organisasi.

3. Hasil penjualan. 4. Biaya produksi.

5. Biaya administrasi dan umum. 6. Data mengenai karyawan.

7. Data laba yang diperoleh perusahaan.

E. Metode Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam rangka memperoleh data yaitu:

1. Wawancara

Teknik wawancara dilakukan dengan cara bertanya langsung kepada pemimpin perusahaan dan bagian-bagian yang berkaitan dengan penelitian ini. Wawancara digunakan untuk mendapatkan data gambaran umum perusahaan dan perkembangannya secara singkat serta struktur organisasi yang terdapat pada perusahaan.

2. Dokumentasi

Teknik dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data dengan mempelajari arsip-arsip dan catatan perusahaan yang berkaitan dengan permasalahan yang


(46)

akan diteliti. Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data penjualan produk, biaya produksi, administrasi dan umum, laba yang telah dihasilkan. 3. Observasi

Teknik observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung pada bagian-bagian yang berkaitan dengan penelitian. Observasi dilakukan untuk mendukung data tentang gambaran umun perusahaan MUDA-TAMA dan perkembangannya.

4. Kuesioner

Kuesioner adalah suatu alat pengumpul data yang dibuat secara tertulis dimana didalamnya memuat pertanyaan dan pertanyaan untuk mengungkap masalah yang dimaksud dengan penelitian ini dan berpangkal pada pertanyaan penelitian. Dengan demikian diharapkan masalah tersebut dapat dicarikan jawabannya. Kuesioner dalam penelitian ini hanya digunakan untuk aspek teknis-teknologi dan aspek manajemen.

F. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan sub yek penelitian (Suharsimi Arikunto, 1998 : 115). Populasi dalam penelitian adalah seluruh karyawan perusahaan MUDA TAMA, dimana jumlah keseluruhan karyawan adalah 75 responden.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 1998 : 117). Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi (Suharsimi


(47)

Arikunto, 1998 : 120). Karena jumlah populasi yang terbatas maka peneliti mengambil keseluruhan karyawan untuk diteliti yaitu sebesar 75 responden.

G. Teknik Pengujian Kuesioner

Pengujian kuesioner ini dilakukan dengan analisis validitas dan reliabilitas karena instrumen yang baik adalah harus memenuhi persyaratan penting yaitu valid dan reliable.

1). Pengujian Validitas

Validitas yaitu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 1998 : 160)

Untuk mengetahui validitas digunakan rumus korelasi product moment dari Pearson (Sutrisno Hadi, 1990 : 14).

Rumus korelasi Product Moment :

(

)( )

(

)

{

}

{

∑ ∑

( )

}

− = Y Y N X X N Y X XY N rxy 2 2 Keterangan:

r : Koefisien korelasi pada item X : Nilai tiap item

Y : Nilai semua item N : Banyaknya responden


(48)

Instrumen dinyatakan valid apabila nilai r hitung r tabel dengan taraf keyakinan 95%. Tetapi apabila nilai r hitung ≤ nilai r tabel dengan taraf keyakinan 95%, maka instrumen tersebut dinya takan tidak valid

2). Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas adalah derajad ketepatan, ketelitian atau akurasi yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran (Umar, 1997 : 60). Rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas suatu instrumen adalah Spearman-Brown.

Rumus Spearman-Brown:

( )

(

rxy

)

rxy rbb

+ =

1 2

Keterangan:

rbb : Koefisien reliabilitas taraf nyata 5%

rxy : Koefisien korelasi antara item ganjil dan item genap Apabila r bb ≥ r tabel product moment dengan taraf keyakinan 95% maka instrumen memenuhi syarat reliabilitas. Sedangkan jika rbb ≤ r tabel dengan taraf keyakinan 95% maka instrumen tersebut tidak memenuhi syarat reliabel.

H. Metode Analisis Data 1. Analisis pasar

Untuk menganalisis aspek pasar maka dilakukan forecast penjualan dengan menggunakan metode least square.


(49)

Adapun langkah-langkah untuk menghitung metode least square adalah sebagai berikut:

1). Data disusun sesuai dengan urutan tahunnya dan nilai X diletakkan sesuai tahunnya.

a Jika jumlah data (tahun) ganjil, maka nilai X pada tahun yang berada ditengah diberi 0, tahun-tahun sesudahnya berturut-turut 1, 2, 3 dan seterusnya., sedangkan tahuntahun sebelumnya berturutturut 1, 2, -3 dan seterusnya.

b Jika jumlah data (tahun) genap, maka nilai X = 0 terletak diantara dua tahun yang mendekati tengah, sehingga untuk mempermudah perhitungan, setiap 1 tahun nilai X- nya berbeda 2 angka.

2). Menghitung nilai XY dan nilai 2

X , kemudian mencari jumlah Y, jumlah XY dan jumlah 2

X . mencari a dengan rumus

( )

Y / n dan b dengan rumus

(

XY

)

/

(

X2

)

.

3). Memasukkan nilai a dan b pada persamaan regresi linier Y =a+bx Apabila nilai b positif maka dari aspek pasar perusahaan memiliki potensi yang baik untuk periode lima tahun kedepan.

Keterangan : Y = Jumlah penjualan yang diramalkan a = nilai trend pada periode dasar b = slope / kecenderungan garis trend X = parameter pengganti waktu (tahun)


(50)

n = jumlah yang diteliti 2. Analisis Finansial

Untuk menganalisis aspek finansial maka digunakan perhitungan proyeksi laba-rugi. Adapun langkah- langkah yang digunakan untuk menghitung proyeksi laba-rugi adalah sebagai berikut:

1) Memproyeksikan pendapatan untuk tahun 2006-2010 yang akan diterima perusahaan.

2) Memproyeksikan biaya-biaya yang akan dikeluarkan untuk tahun 2006-2010

3) Menyusun proyeksi laba-rugi selama tahun 2006-2010, dengan cara:

Uraian Tahun ke-n

Pendapatan Total biaya Laba kotor Pajak Laba bersih

Rp... Rp... Rp... Rp... Rp...

Penilaian potensi perusahaan dilakukan dengan melihat laba/rugi yang dihasilkan dari perhitungan proyeksi rugi- laba. Jika laba yang dihasilkan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan maka perusahaan tersebut memiliki potensi yang baik, dan sebaliknya jika laba semakin menurun


(51)

bahkan rugi maka untuk lima tahun kedepan perusahaan tidak memiliki

potensi yang baik. 3. Aspek teknis dan teknologi

1). Dinilai dari sudut pandang pemilik

Untuk mengetahui keadaan riil pengambilan keputusan untuk lima tahun kedepan aspek teknis-teknologi maka diperlukan informasi yang jelas dari pemilik perusahaan. Hal- hal yang akan dibahas dan dianalisis secara deskriptif antara lain:

a. Keadaan riil aspek teknis dan teknologi perusahaan MUDA TAMA selama lima tahun terakhir.

b. Prediksi aspek teknis teknologi perudahaan MUDA TAMA untuk periode lima tahun kedepaan

2) Dinilai dari sudut pandang karyawan

Dalam menganalisis aspek teknis teknologi sangat diperlukan penilaian yang subyektif dari karyawan. Karena dalam hal ini karyawan/ pengrajin adalah subyek yang secara langsung mengoperasikan peralatan serta mesin yang digunakan perusahaan.

Untuk menganalisa data mengenai aspek teknis-teknologi yang dinilai dari sudut pandang karyawan digunakan Rentang Kriteria. langkah-langkah penentuan rentang kriteria adalah sebagai berikut:


(52)

Bobot 1 = Sangat tidak setuju

Bobot 2 = Tidak setuju

Bobot 3 = Netral

Bobot 4 = Setuju

Bobot 5 = Sangat setuju

b Menentukan rentang skala dengan menggunakan rumus:

(

)

m m n RS = −1

Dimana n = Jumlah sampel

m = Jumlah alternatif jawaban tiap item

c Untuk menentukan rentang skor tertinggi yaitu dengan mengalikan jumlah sampel dengan bobot paling rendah dan paling tinggi.

Rentang terendah = 75 x 1 = 75 Rentang tertinggi = 75 x 5

= 375 Jadi rentang tiap kriteria adalah :

(

)

5 1 5

75 −

= RS

= 60


(53)

75 – 135 Sangat tidak berpotensi 136 – 195 Tidak berpotensi 196 – 225 Netral

226 – 315 berpotensi

316 – 375 Sangat berpotensi

d Dari perhitungan rentang kriteria tersebut dapat disimpulkan bahwa jika skor semakin tinggi maka ada kecenderungan bahwa aspek teknis-teknologi yang dinilai dari sudut pandang karyawan. memiliki potensi lebih baik pada periode lima tahun kedepan. Dikatakan berpotensi jika skor yang dihasilkan > 225, dan sebaliknya dikatakan tidak berpotensi jika skor < 196

4. Aspek manajemen

1) Dinilai dari sudut pandang pemilik / pimpinan

Untuk menganalisis aspek manajemen selama lima tahun terakhir serta keputusan-keputusan yang mungkin diambil untuk lima tahun kedepan maka diperlukan informasi dari pemilik perusahaan karena dalam hal ini pengambil keputusan adalah pemilik sekaligus pimpinan. Hal- hal yang akan dianalisis dan dibahas secara deskriptif antara lain :

a. Keadaan riil aspek manajemen perudasaan MUDA TAMA selama lima tahun terakhir.

b. Prediksi aspek manajemen perusahaan MUDA TAMA untuk periode lima tahun kedepan.


(54)

2) Dinilai dari sudut pandang karyawan

Dalam menganalisis aspek manajemen sangat diperlukan penilaian yang subyektif dari karyawan. Karena dalam hal ini karyawan/ pengrajin adalah subyek yang secara langsung berinteraksi dengan pimpinan serta menerima keputusan secara langsung dari pimpinan.

Untuk menganalisa data mengenai aspek manajemen yang dinilai dari sudut pandang karyawan digunakan Rentang Kriteria. langkah- langkah penentuan rentang kriteria adalah sebagai berikut:

a Memberi bobot pada setiap jawaban Bobot 1 = Sangat tidak setuju

Bobot 2 = Tidak setuju

Bobot 3 = Netral

Bobot 4 = Setuju

Bobot 5 = Sangat setuju

b Menentukan rentang skala dengan menggunakan rumus:

(

)

m m n RS = −1

Dimana n = Jumlah sampel

m = Jumlah alternatif jawaban tiap item

c Untuk menentukan rentang skor tertinggi yaitu dengan mengalikan jumlah sampel dengan bobot paling rendah dan paling tinggi.


(55)

= 75 Rentang tertinggi = 75 x 5

= 375 Jadi rentang tiap kriteria adalah :

(

)

5 1 5

75 −

= RS

= 60

Skala penilaian tiap kriteria adalah :

75 – 135 Sangat tidak berpotensi 136 – 195 Tidak berpotensi 196 – 225 Netral

226 – 315 berpotensi

316 – 375 Sangat berpotensi

d Dari perhitungan rentang kriteria tersebut dapat disimpulkan bahwa jika skor semakin tinggi maka ada kecenderungan bahwa potensi aspek manajemen yang dinilai dari sudut pandang karyawan untuk lima tahun mendatang akan berpotensi baik. Tetapi jika skor yang dihasilkan ternyata rendah maka tidak ada potensi atau tidak ada perkembangan ke arah yang lebih baik. Dikatakan berpotensi jika skor > 225 dan dikatakan tidak berpotensi jika skor < 196.


(56)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan Dan Lokasi Perusahaan

Perusahaan MUDA TAMA Boyolali merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang tembaga dan kuningan yang terletak di desa Tumang, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Perusahaan ini adalah warisan leluhur yang sudah ada sejak Kerajaan Mataram. Keahlian ukir dan tempa merupakan keshlian otodidak yang diajarkan secara turun-temurun. Pada awalnya perusahaan ini hanya memproduksi kebutuhan rumah tangga.

Akan tetapi seiring dengan perminaan pasarmengenai kebutuhan seni ukir dan seni hias khususnya pada bidang aksterior dan interior, maka pada tahun 1978 Bapah H. Supri Haryanto belajar kepada Bapak Sapto Hudoyo di Yogyakarta.

Di Yogyakarta Bapak H Supri belajar tentang baga imana mengukir atau membuat seni ukir tembaga dari bahan dasar sehingga menjadi kerajinan tembaga yang dapat dinikmati oleh masyarakat luas. Di sana beliau juga belajar bagaimana memasarkan produk-produk tembaga. untuk pertama kali Bapak H. Supri Haryanto disuruh oleh Bapak Sapto Hudoyo untuk membuat suatu produk yang sangat sederhana. Beliau disuruh membentuk tembaga menjadi kacang dengan separuh kulit terkelupas. Setelah selesai membuat maka Bapak Sapto menyuruh Bapak H. Supri untuk menafsir berapa harga hasil produk buatannya itu.


(57)

Suatu hari ada seorang konsumen dari luar negri yang tertarik pada produk buatan Bapak H. Supri. Konsumen tersebut mau membeli beberapa produk yang telah dibuat oleh Bapak H. Supri.

Pada tahun 1981, Bapak H. Supri mencoba untuk mendirikan usahanya sendiri. Atas bantuan pengarahan dan bimbingan dari PEMDA Boyolali melalui instansi terkait, maka Bapak H. Supri dapat berkembang dalam memenuhi kebutuhan eksterior dan interior sesuai dengan kebutuhan pasar. Hal tersebut terbukti dengan adanya :

1. Anugerah Upakarti oleh Presiden Republik Indonesia pada tahun 1993. 2. Anugerah Upa Pradana oleh Gubernur Jawa Tengah pada tahun 1993. 3. Serta beberapa piagam penghargaan yang lain.

Hal tersebut terus berkembang setelah adanya media cetak dan media elektronik yang berperan aktif dalam membantu mempromosikan tentang keberasaan perusahaan MUDA TAMA secara umum.

Sejak pertama berdiri hingga saat ini perusahaan MUDA TAMA telah berkembang pesat. Ini dapat dilihat dari berkembangnya permintaan pasar akan produk interior maupun eksterior. Permintaan akan produk bukan hanya dari masyarakat lokal melainkan juga sampai pada tingkat internasional.

Perusahaan kerajinan tembaga MUDA TAMA terletak di daerah Banaran, Tumang, Boyolali, Jawa Tengah 57362, dimana perusahaan induk dan tempat proses produksi berlangsung. Sedangkan untuk galeri atau show room perusahaan terletak 1 Km dari perusahaan induk. Show room perusahaan MUDA TAMA merupakan suatu tempat untuk memajang contoh produk yang telah jadi. Tempat ini di sediakan untuk


(58)

konsumen yang akan membeli langsung produk dari perusahaan. Tempat ini juga dijadikan sebagai ajang promosi dari perusahaan.

Lokasi perusahaan merupakan salah satu hal yang sangat menentukan produktivitas perusahaan serta menarik minat konsumen. Beberapa faktor pendukung lokasi perusahaan MUDA TAMA aantara lain:

1. Faktor historis Secara historis daerah Tumang Cepogo merupakan lingkungan pengrajin tembaga ya ng sudah dikenal sejak jaman Mataram. Dimana dahulu hanya memproduksi alat-alat rumah tangga.

2. Faktor tenaga kerja

Perusahaan MUDA TAMA Boyolali memerlukan tenaga kerja yang disiplin, jujur, dan memiliki keahlian dalam bidang seni ukir dan tempa. Penduduk Tumang Cepogo hampir semuanya memiliki keahlian tersebut. Maka dari itu tenaga kerja mudah didapat dari daerah ini. 3. Pemasaran

Daerah Tumang Boyolali merupakan daerah yang dekat dengan tempat wisata Agro Selo. Banyak wisatawan yang datang di kawasan wisata Selo. Dengan lokasi yang menguntungkan ini maka dapat membantu aspek pemasaran.

4. Fasilitas transportasi

Tersedianya fasilitas trasnportasi merupakan hal yang sangat penting didalam pemilihan lokasi perusahaan. Hal ini disebabkan karena perusahaan berdiri tidak akan terlepas dari kebutuhan transportasi.


(59)

Fasilitas transportasi menuju perusahaan MUDA TAMA Boyolali tidaklah sulit. Sudah tersedia jalan-jalan umum yang menghubungkan perusahaan dengan pasar maupun pusat kota.

B. Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam melaksanakan kegiatannya perusahaan MUDA TAMA menggunakan sistem organisasi komando. Dimana dalam sistem organisasi ini terdapat satu pimpinan yang mempunyai kekuasaan mutlak untuk mengatur perusahaan. Dalam hal ini pimpinan perusahaan merupakan pemilik perusahaan. Selain itu di perusahaan ini juga terdapat beberapa staf ahli atau desain yang membantu kelancaran tugas pimpinan. Secara umum struktur organisasi perusahaan MUDA TAMA dapat digambarkan sebagai berikut:


(60)

Gambar IV.1 Struktur Organisasi Perusahaan MUDA TAMA Boyolali Sumber : Perusahaan MUDA TAMA Boyolali

Pimpinan perusahaan

Bagian desain

Bagian admini

strasi

Bagian gudang

Bagian person

alia dan superv

isor

Bagian produk

si dan quality

control Bagia n keuan

gan


(61)

Dari bagan organisasi diatas maka dapat dijelaskan definisi mengenai tugas dan tanggung jawab masing- masing bagian adalah sebagai berikut :

1. Pimpinan perusahaan

a. Bertanggung jawab secara menyeluruh terhadap perusahaan b. Pimpinan sebagai pemilik memiliki hak mutlak pada perusahaan c. Bertanggung jawab dalam penetapan kebijakan perusahaan d. Memberikan motivasi terhadap karyawan

e. Menentukan gaji karyawan f. Menentukan tunjangan karyawan 2. Bagian desain

a. Bertanggung jawab terhadap pembuatan desain b. Membantu pimpinan mengawasi proses produksi

c. Memberikan pengarahan pada karyawan selama proses produksi 3. Bagian administrasi

Bagian administrasi bertugas menjalankan seluruh kegiatan administrasi perusahaan yang berhubungan dengan kegiatan dokumentasi surat masuk dan surat keluar. Bagian ini juga bertanggung jawab atas terlaksananya dan baik buruknya administrasi perusahaan.

4. Bagian gudang

Bagian gudang bertugas untuk menjaga peralatan maupun produk yang dihasilkan oleh perusahaan setelah masuk gudang. Bagian ini juga bertanggung jawab atas kerusakan ataupun kehilangan barang-barang


(62)

yang berada di gudang. Selain itu bagian gudang juga bertugas mencatat barang masuk ataupun keluar dari gudang.

5. Bagian supervisor dan personalia

a. Bertanggung jawab terhadap terlaksananya negosiasi dengan konsumen

b. Bertanggung jawab terhadap perekrutan maupun pemberhentian tenaga kerja

c. Bertanggung jawab terhadap keseimbangan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan

d. Membantu pimpinan dalam menentukan kebijakan gaji karyawan 6. Bagian produksi dan quality control

a. Menjalank an proses produksi sesuai dengan kesepakatan atau tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan

b. Bertanggung jawab atas baik buruknya suatu proses produksi dengan cara mengadakan pengawasan terhadap terlaksananya kegiatab proses produksi yang menyangkut kegiatan karyawan, mesin maupun sumber daya yang tersedia

c. Memberikan motivasi terhadap karyawan agar dapat meningkatkan kreativitas kerja mereka

d. Bertanggung jawab terhadap kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan


(63)

7. Bagian keuangan

Bagian keuangan bertanggung jawab terhadap terlaksananya kegiatan yang berhubungan dengan keuangan perusahaan.

C. Deskripsi Data

Perusahaan MUDA TAMA bergerak di bidang usaha tembaga dan kuningan. Proses produksinya menitikberatkan pada pesanan barang. Meskipun perusahaan ini tergolong industri kecil namun perusahaan ini telah mengekspor barang-barang ke luar negri. Tujuan utama perusahaan ini selain memperoleh laba juga mengembangkan kerajinan tembaga dan kuningan di daerah tersebut. Produk yang dihasilkan antara lain lampu krobyong, vas bunga, kaligrafi, wastafel, lukisan dengan motif- motif timbul, bak mandi, patung dan produk-produk lain.

Produk kerajinan tembaga-kuningan yang dihasilkan melalui beberapa tahapan proses produksi, yaitu (1) desain, (2) pemotongan bahan baku, (3) pemrosesan, (4) pemahatan, (5) pewarnaan, (6) penyelesaian. Secara sistematis proses produksi perusahaan tembaga-kuningan MUDA TAMA dapat dilihat pada gambar IV.2.


(64)

Gambar IV.2

Proses produksi perusahaan MUDA TAMA

Desain Bagian Proses

Mendesain

gambar

produk

Mengambar pola

pemotongan bahan

baku

Penempaan dan

pembentukan

Pembakaran

Pemotongan bahan

baku

Penjabungan

Bagian pemahatan Bagian pewarnaan Bagian finishing

Membuat pola

pahatan

Mewarnai pahatan

Melapisi produk

Menempelkan

pola pada produk

Penyimpanan di

gudang

Pengepakan

produk

Pemahatan pada

produk


(65)

Berkaitan dengan analisis pasar dalam penelitian ini maka akan disajikan data-data yang diperlukan. Untuk mengetahui proyeksi penjualan pada tahun-tahun yang akan datang maka dibutuhkan data historis penjualan perusahaan pada tahun-tahun yang lalu.

Tabel IV.1

Hasil penjualan perusahaan MUDA TAMA Tahun 2001-2005 (Rp)

Tahun Penjualan

2001 2002 2003 2004 2005

379.294.750 460.000.000 598.000.000 712.000.000 851.658.000 Sumber data: Perusahaan Tembaga-Kuningan MUDA TAMA

Sedangkan tabel IV.2 akan menyajikan data biaya produksi yang meliputi biaya bahan baku (BB), biaya tenaga kerja langsung (BTKL) dan biaya overhead pabrik (BOP) perusahaan MUDA TAMA tahun 2001-2005. Data ini digunakan untuk diproyeksikan yang kemudian digunakan untuk mengetahui proyeksi laba tahun-tahun yang akan datang.


(66)

Tabel IV.2

Biaya produksi perusahaan MUDA TAMA Tahun 2001-2005 (Rp)

Tahun BB BTKL BOP Jumlah

2001 2002 2003 2004 2005 151.318.000 184.000.000 234.000.000 288.000.000 340.663.200 75.659.000 92.000.000 117.000.000 144.400.000 170.331.600 56.744.250 69.000.000 87.750.000 108.300.000 127.748.700 283.721.250 345.000.000 438.750.000 541.500.000 639.743.000 Sumber data: Perusahaan Tembaga-Kuningan MUDA TAMA

Besarnya biaya administrasi dan umum yang dikeluarkan perusahaan meliputi perlengkapan administrasi, peralatan administrasi (komputer , printer, dan alat tulis), gaji bagian administrasi dan umum. Data tersebut digunakan sebagai salah satu komponen untuk mengetahui besarnya taksiran tambahan pendapatan dan tambahan total biaya usaha.

Tabel IV.3

Biaya administasi dan umum perusahaan MUDA TAMA Tahun 2001-2005 (Rp)

Tahun Biaya administrasi dan umum 2001 2002 2003 2004 2005 24.325.750 32.496.250 44.996.250 58.696.250 71.661.250


(67)

Sumber data: Perusahaan Tembaga dan Kuningan MUDA TAMA

Kemudian pada tabel VI.4 disajikan data laba yang telah dihasilkan oleh perusahaan MUDA TAMA selama tahun 2001-2005. Data mengenai laba ini disajikan sebagai pembanding dengan proyeksi laba yang akan dihitung pada analisis data bab V.

Tabel IV.4

Laba yang dihasilkan perusahaan MUDA TAMA Tahun 2001-2005 (Rp)

Tahun Laba bersih

2001 2002 2003 2004 2005

51.069.825 62.100.000 78.975.000 97.450.000 114.973.850 Sumber data: Perusahaan Tembaga dan Kuningan MUDA TAMA

D. Depresiasi

Dalam metode garis lurus, depresiasi diperoleh dengan membagi nilai aktiva tetap yang digunakan perusahaan untuk beroperasi kecuali tanah dengan umur ekonomisnya. Namun dalam kenyataannya dalam perusahaan MUDA- TAMA aktiva-aktiva tetap tersebut masih digunakan oleh perusahaan melebihi umur ekonomisnya. Perusahaan MUDA-TAMA memiliki beberapa aktiva tetap, antara lain gedung, mesin, kendaraan (Pribadi) serta peralatan kantor. Namun berdasarkan


(68)

beberapa pertimbangan, perusahaan MUDA-TAMA tidak menggunakan kebijakan depresiasi. Beberapa pertimbangan itu antara lain penggunaan aktiva yang sudah melebihi umur ekonomis dan usaha yang masih berskala industri kecil. Sehingga nilai depresiasi tidak ada atau nol.


(69)

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data I. Analisis Pasar

Analisis pasar dimaksudkan untuk mengetahui kesempatan tertampungnya produk perusahaan pada pasar, dalam kaitannya dengan bertambahnya volume penjualan di tahun-tahun yang akan datang. Maka dari itu untuk mengetahui volume penjualan di masa yang akan datang perlu diadakan suatu peramalan atau proyeksi penjualan.

Dapat dikatakan pula bahwa proyeksi penjualan merupakan bagian dari perencanaan suatu perusahaan. Karena dari proyeksi penjuala n perusahaan dapat menentukan keputusan-keputusan yang penting yang berkaitan dengan aspek pasar, serta perusahaan dapat mengetahui potensi perusahaan dimasa yang akan datang.

Untuk mengetahui hasil proyeksi penjualan perusahaan pada tahun-tahun yang akan datang maka digunakan metode least square.

Proyeksi volume penjualan perusahaan MUDA TAMA yang diperoleh dapat dilihat pada tabel V.1 berikut.


(70)

Tabel V.1

Proyeksi volume penjualan perusahaan MUDA TAMA Tahun 2006-2010 (Rp)

Tahun Proyeksi penjualan 2006

2007 2008 2009 2010

962.008.400 1.082.881.000 1.203.753.600 1.324.626.200 1.445.498.800 Sumber : Data sekunder diolah penulis (lampiran 2)

Dari hasil proyeksi penjualan tahun 2006-2010 dapat dilihat bahwa ada kenaikan volume penjualan. Hal ini tentunya didasarkan atas data historis lima tahun terakhir yang volume penjualannya juga selalu meningkat tiap tahunnya serta memiliki asumsi bahwa keadaan perekonomian untuk tahun tahun yang diramakan sama dengan tahun-tahun yang digunakan sebagai tahun-tahun dasar peramalan. Sehingga dalam aspek pasar dapat diketahui bahwa untuk tahun 2006-2010 perusahaan MUDA TAMA memiliki potensi pasar yang baik. 2. Analisis Keuangan

Analisis finansial dimaksudkan untuk mengetahui keadaan keuangan perusahaan selama kurun waktu tertentu. Dan salah satu ukuran baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan adalah dengan mengetahui laba yang


(71)

dihasilkan perusahaan. Apakah ada peningkatan dari tahun ke tahun atau justru mengalami penurunan.

Maka dari itu untuk mengetahui potensi keuangan perusahaan pada tahun-tahun yang akan datang dibuatlah suatu proyeksi rugi- laba, dimana proyeksi ini juga akan diikuti proyeksi biaya-biaya. Namun tujuan utama dari proyeksi rugi-laba ini adalah untuk mengetahui rugi-laba yang dapat dihasilkan perusahaan untuk tahun-tahun yang akan datang.

Sebelum dilakukan proyeksi rugi- laba maka dibuat proyeksi biaya-biaya terlebih dahulu, antara lain:

a. Proyeksi biaya produksi

Berkaitan dengan proyeksi laba-rugi maka terlebih dahulu ditentukan besarnya perkiraan biaya produksi yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik untuk tahun 2006-2010 1) Biaya bahan baku

Besarnya biaya bahan baku yang akan datang dapat diproyeksikan melalui ramalan biaya bahan baku dengan metode least square. Hasilnya seperti yang terlihat dalam tabel V.2 dengan perhitungannya pada lampiran.


(72)

Tabel V.2

Proyeksi biaya bahan baku perusahaan MUDA TAMA Tahun 2006-2010

Tahun Proyeksi biaya BB 2006

2007 2008 2009 2010

348.803.360 433.152.400 481.501.440 529.850.480 578.199520 Sumber: Data sekunder diolah penulis (Lampiran 2)

2) Biaya tenaga kerja langsung

Besarnya biaya tenaga kerja langsung dalam proses produksi dihitung berdasarkan data pada tahun-tahun seelumnya. Perhitungan proyeksi biaya tenaga kerja langsung dapat dilihat dalam lampiran. Hasil proyeksi Biaya tenaga kerja langsung untuk tahun-tahun yang akan datang dapat dilihat pada tabel V.3 berikut:


(73)

Tabel V.3

Proyeksi biaya tenaga kerja langsung perusahaan MUDA TAMA Tahun 2006-2010

Tahun Proyeksi biaya TKL 2006

2007 2008 2009 2010

192.401.680 216.576.200 240.750.720 264.925.240 259.099.760 Sumber: Data sekunder diolah penulis (Lampiran 2)

3) Biaya overhead pabrik

Biaya overhead pabrik adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam rangka proses produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Besarnya biaya overhead pabrik yang dikeluarkan perusahaan untuk tahun-tahun yang akan datang dapat dihitung berdasarkan besarnya biaya overhead pabrik pada tahun-tahun sebelumnya. Dan perhitungan proyeksi biaya overhead pabrik dapat dilihat pada lampiran. Kemudian hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut ini:


(74)

Tabel V.4

Proyeksi biaya overhead pabrik perusahaan MUDA TAMA Tahun 2006-2010

Tahun Proyeksi BOP

2006 2007 2008 2009 2010

144.301.260 162.321.150 180.563.040 198.693.930 216.824.820 Sumber: Data sekunder diolah penulis (Lampiran 2) b. Biaya usaha

Biaya usaha yang dikeluarkan perusahaan adalah biaya administrasi dan umum. Besarnya proyeksi biaya usaha ya ng dimaksud dapat dilihat dalam tabel V.5 dengan perhitungan pada lampiran.


(75)

Tabel V.5

Proyeksi biaya usaha (Administrasi dan umum) Tahun 2006-2010

Tahun Proyeksi biaya administrasi dan umum 2006

2007 2008 2009 2010

131.385.100 159.701.750 188.018.400 216.335.050 244.651.700 Sumber: Data sekunder diolah penulis (Lampiran 2)

Setelah diketahui proyeksi keseluruhan biaya. Selanjutnya berdasarkan total biaya produksi, biaya usaha, dan total pendapatan maka dapat dibuat suatu proyeksi laba-rugi untuk periode lima tahun yang akan datang (2006-2010) guna mengetahui ada tidaknya kenaikan laba perusahaan:


(1)

uji Reliabilitas aspek manajemen (prediksi 5 tahun kedepan)

nomor x y xy perhitungan hasil

1 1 1 1 1 1

2 2 2 4 4 4 N 75

3 0 0 0 0 0 x 98

4 2 2 4 4 4 y 97

5 2 2 4 4 4 x2 160

6 1 1 1 1 1 y2 157

7 1 1 1 1 1 xy 153

8 1 1 1 1 1

9 1 1 1 1 1 1969

10 1 1 1 1 1

11 0 0 0 0 0 2396

12 0 0 0 0 0

13 2 2 4 4 4 2366

14 2 2 4 4 4

15 1 1 1 1 1 Rxy 0.82697987

16 2 2 4 4 4

17 2 2 4 4 4 2Rxy 1.65395974

18 1 1 1 1 1 1+Rxy 1.82697987

19 2 2 4 4 4

20 2 2 4 4 4 Rbb 0.90529719

21 1 1 1 1 1

22 2 2 4 4 4

23 2 2 4 4 4

24 0 0 0 0 0

25 0 0 0 0 0

26 2 1 4 1 2

27 1 1 1 1 1

28 0 0 0 0 0

29 0 0 0 0 0

30 0 0 0 0 0

31 2 2 4 4 4

32 1 2 1 4 2

33 1 1 1 1 1

34 1 2 1 4 2

35 1 2 1 4 2

36 1 1 1 1 1

37 2 1 4 1 2

38 1 2 1 4 2

39 2 2 4 4 4

40 2 1 4 1 2

41 1 1 1 1 1

42 2 2 4 4 4

43 2 1 4 1 2

44 2 1 4 1 2

2

x y2

( )( )

∑ ∑

xyx y N

( )

2 2

xx N

( )2 2

y −∑y N


(2)

45 2 2 4 4 4

46 1 1 1 1 1

47 1 1 1 1 1

48 1 1 1 1 1

49 1 2 1 4 2

50 1 1 1 1 1

51 1 1 1 1 1

52 2 1 4 1 2

53 2 2 4 4 4

54 1 1 1 1 1

55 1 1 1 1 1

56 2 2 4 4 4

57 2 2 4 4 4

58 2 2 4 4 4

59 2 2 4 4 4

60 1 1 1 1 1

61 1 1 1 1 1

62 1 1 1 1 1

63 2 2 4 4 4

64 1 1 1 1 1

65 1 1 1 1 1

66 2 2 4 4 4

67 1 1 1 1 1

68 1 1 1 1 1

69 2 2 4 4 4

70 2 2 4 4 4

71 2 2 4 4 4

72 1 1 1 1 1

73 1 1 1 1 1

74 1 1 1 1 1

75 1 1 1 1 1


(3)

Uji reliabilitas prediksi aspek manajemen 5 tahun kedepan

nomor x y xy perhitungan hasil

2 1 1 1 1 1 N 75

3 1 1 1 1 1 x 92

4 1 1 1 1 1 y 94

5 1 1 1 1 1 x2 134

6 1 1 1 1 1 y2 142

7 2 2 4 4 4 xy 135

8 1 1 1 1 1

9 1 1 1 1 1 1477

10 2 2 4 4 4

11 1 1 1 1 1 1586

12 1 1 1 1 1

13 2 2 4 4 4 1814

14 2 2 4 4 4

15 2 2 4 4 4 Rxy 0.870783643

16 2 2 4 4 4

17 2 2 4 4 4 2Rxy 1.741567286

18 0 0 0 0 0 1+Rxy 1.870783643

19 0 0 0 0 0

20 0 0 0 0 0 Rbb 0.930929289

21 2 2 4 4 4

22 1 1 1 1 1

23 2 2 4 4 4

24 0 0 0 0 0

25 1 0 1 0 0

26 1 1 1 1 1

27 1 1 1 1 1

28 1 1 1 1 1

29 1 1 1 1 1

30 1 1 1 1 1

31 2 2 4 4 4

32 1 1 1 1 1

33 1 1 1 1 1

34 1 1 1 1 1

35 2 2 4 4 4

36 1 1 1 1 1

37 1 1 1 1 1

38 1 1 1 1 1

39 2 2 4 4 4

40 1 1 1 1 1

41 1 2 1 4 2

42 1 1 1 1 1

43 1 1 1 1 1

44 1 1 1 1 1

45 1 1 1 1 1

2

y

x

2

( )( )

∑ ∑

xyx y N

( )

2 2

xx N

( )2 2

y − ∑y N


(4)

46 1 1 1 1 1

47 2 2 4 4 4

48 1 1 1 1 1

49 2 2 4 4 4

50 1 2 1 4 2

51 1 1 1 1 1

52 1 1 1 1 1

53 1 1 1 1 1

54 1 2 1 4 2

55 1 2 1 4 2

56 1 1 1 1 1

57 2 2 4 4 4

58 1 1 1 1 1

59 2 1 4 1 2

60 1 1 1 1 1

61 2 2 4 4 4

62 1 1 1 1 1

63 1 1 1 1 1

64 1 1 1 1 1

65 1 1 1 1 1

66 1 1 1 1 1

67 1 1 1 1 1

68 2 2 4 4 4

69 1 1 1 1 1

70 2 2 4 4 4

71 2 2 4 4 4

72 1 1 1 1 1

73 1 1 1 1 1

74 1 1 1 1 1

75 1 1 1 1 1


(5)

TAHUN 2001-2005

(Rp)

Tahun

2001

2002

2003

2004

2005

Januari

28.590.000

33.000.000

40.000.000

48.400.000

56.240.000

Februari

24.031.250

26.875.000

35.000.000

42.800.000

50.080.000

Maret

34.800.000

42.000.000

50.000.000

58.000.000

68.560.000

April

40.656.250

44.375.000

55.000.000

65.200.000

69.960.000

Mei

32.900.000

51.000.000

60.000.000

73.500.000

85.920.000

Juni

38.400.000

42.000.000

50.000.000

62.000.000

73.040.000

Juli

40.780.000

52.000.000

70.000.000

84.400.000

104.560.000

Agustus

22.900.000

31.000.000

40.000.000

50.800.000

62.896.000

September

59.980.000

67.000.000

80.000.000

93.000.000

144.450.000

Oktober

18.637.500

22.250.000

35.000.000

43.500.000

54.720.000

November

20.380.000

26.500.000

40.000.000

50.800.000

60.880.000

Desember

16.240.000

22.000.000

30.000.000

49.600.000

50.352.000


(6)

Dokumen yang terkait

PENGARUH KARAKTER DISIPLIN, MANDIRI, DAN KERJA KERAS TERHADAP KINERJA PARA PERAJIN TEMBAGA DI TUMANG DESA Pengaruh Karakter Disiplin, Mandiri, Dan Kerja Keras Terhadap Kinerja Para Perajin Tembaga Di Tumang Desa Cepogo Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali

0 2 14

PROFIL USAHA PENGRAJIN TEMBAGA DI DESA TUMANG KECAMATAN CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI

0 24 132

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA INDUSTRI KERAJINAN TEMBAGA DAN KUNINGAN CV. TRISNA GALLERY DI TUMANG CEPOGO BOYOLALI.

0 4 9

PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIFITAS KERJA KARYAWAN PADA INDUSTRI KERAJINAN PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIFITAS KERJA KARYAWAN PADA INDUSTRI KERAJINAN TEMBAGA DAN KUNINGAN MUDA TAMA DI TUMANG BOYOLALI SK

0 0 14

PENDAHULUAN PENGARUH PENGALAMAN KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIFITAS KERJA KARYAWAN PADA INDUSTRI KERAJINAN TEMBAGA DAN KUNINGAN MUDA TAMA DI TUMANG BOYOLALI SKRIPSI.

0 1 8

IMPLEMENTASI UU NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KLUSTER TEMBAGA DI DESA TUMANG KECAMATAN CEPOGO OLEH DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BOYOLALI.

0 0 15

BAB II LANDASAN TEORI A. KAJIAN PUSTAKA 1. Tinjauan tentang Kriya - Kajian Tentang Seni Kriya Logam Kaligrafi di Perusahaan Tembaga “Muda Tama” Desa Tumang Cepogo Boyolali

2 9 27

IbPE Kriya Logam pada Sentra kerajinan Tembaga, Kuningan dan Aluminium di Desa Tumang, Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah

0 3 105

POTENSI INDUSTRI KECIL TEMBAGA DAN KUNINGAN DITINJAU DARI ASPEK PASAR, FINANSIAL, TEKNIS- TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN

0 1 133

POTENSI INDUSTRI KECIL TEMBAGA DAN KUNINGAN DITINJAU DARI ASPEK PASAR, FINANSIAL, TEKNIS- TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN

0 0 133