20
2.8 Epidemiologi Penyakit Tuberkulosis Paru a.
Berdasarkan Orang
Penyakit TB paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis.
Penyakit ini sebenarnya menyerang semua golongan umur dan jenis kelamin serta menginfeksi tidak hanya pada golongan ekonomi
rendah saja. Sekitar 75 pasien TB paru adalah kelompok usia yang paling produktif secara ekonomis 15-50 tahun. Pada tahun 2013 ditemukan jumlah
kasus baru BTA positif BTA+ sebanyak 196.310 kasus, menurun bila dibandingkan kasus baru BTA+ yang ditemukan tahun 2012 yang sebesar 202.301
kasus. Menurut jenis kelamin, kasus BTA+ pada laki-laki lebih tinggi daripada perempuan yaitu hampir 1,5 kali dibandingkan kasus BTA+ pada perempuan.
Pada masing-masing provinsi di seluruh Indonesia kasus BTA+ lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan. Disparitas paling tinggi antara
laki-laki dan perempuan terjadi di Sumatera Utara, kasus pada laki-laki dua kali lipat dari kasus pada perempuan. Menurut kelompok umur, kasus baru yang
ditemukan paling banyak pada kelompok umur 25-34 tahun yaitu sebesar 21,40 diikuti kelompok umur 35-44 tahun sebesar 19,41 dan pada kelompok umur 45-
54 tahun sebesar 19,39 Kemenkes RI, 2014.
b. Berdasarkan Tempat
Pada tahun 2013, terdapat 6,1 juta kasus TB di dunia dimana 5,7 juta adalah kasus yang baru didiagnosis dan 0,4 juta kasus yang sebelumnya sudah didiagnosis
sebagai pasien TB . Negara India dan China menyumbang 37 dari kasus di seluruh dunia, negara-negara Afrika menyumbang 23 kasus TB paru di dunia.
Universitas Sumatera Utara
21
Negara India merupakan Negara dengan jumlah total kasus terbanyak di dunia sebanyak 1.415 .617 kasus dan merupakan negara dengan beban tertinggi WHO,
2014. Di Indonesia, pada tahun 2013 ditemukan jumlah kasus baru BTA+ sebanyak
196.310 kasus. Provinsi di Indonesia dengan jumlah kasus tertinggi yang dilaporkan terdapat di propinsi yang berpenduduk besar. Provinsi dengan kasus
tertinggi pada tahun 2013 terdapat di provinsi Jawa barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Jumlah kasus BTA+ di Jawa Barat sebesar 33.460 kasus, di Jawa Timur
sebesar 23.703 kasus dan di Jawa Tengah sebesar 20.446 kasus. Kasus tersebut hampir sebesar 40 dari jumlah seluruh kasus di Indonesia. Provinsi di Indonesia
dengan prevalensi TB paru berdasarkan diagnosis tertinggi di Indonesia yaitu Jawa Barat sebesar 0,7, DKI Jakarta dan Papua masing-masing sebesar 0,6.
Sedangkan Provinsi Riau, Lampung, dan Bali merupakan provinsi dengan prevalensi TB paru berdasarkan diagnosis terendah yaitu masing-masing sebesar
0,1 Kemenkes, 2013. Di Sumatera Utara, jumlah kasus BTA+ yang ditemukan yaitu 16.917 kasus atau
79,6 dari estimasi kasus BTA+ yaitu 21.664 kasus; dan mampu mencapai target nasional yaitu 70, namun mengalami penurunan bila dibandingkan dengan
pencapaian tahun 2012 yaitu 82,1 Dinkes Provinsi Sumut, 2013.
c. Berdasarkan Waktu
Pada tahun 2008, angka notifikasi semua kasus TB di Indonesia adalah 131 per 100.000 penduduk, menurun bila dibandingkan pada tahun 2009 sebesar 127 per
100.000 penduduk kemudian meningkat mulai tahun 2010 sampai 2012 yaitu
Universitas Sumatera Utara
22
masing-masing sebesar 129, 136 dan 138 per 100.000 penduduk kemudian pada tahun 2013 angka notifikasi kasus menurun yaitu sebesar 134.6 kasus per 100.000
penduduk Kemenkes, 2014. Tetapi pada umumnya waktu tidak mempengaruhi tingginya angka kejadian TB paru. TB paru akan menular dan menginfenksi
selama penderita lama mempunyai kemampuan untuk menularkan melalui droplet yang terinfeksi
Mycobacterium tuberculosis
Widoyono, 2008.
2.9 Komplikasi Tuberkulosis Paru