54
Pada kelompok umur 48-56 tahun dan kelompok umur 57-65 tahun lebih besar dibandingkan dengan kelompok umur lain yang jumlahnya sebesar 57,2.
Keadaan ini ada hubungannya dengan tingkat aktivitas dan perkerjaan sebagai tenaga kerja produktif yang memungkinkan untuk mudah tertular dengan kuman
TB paru setiap saat dari penderita, khususnya dengan penderita BTA positif. Mobilitas dan interaksi sosial yang lebih tinggi pada kelompok umur 57-65 tahun
dan 48-56 tahun yang harus berkerja untuk memperoleh pemasukan guna memenuhi kebutuhan keluarga, memungkinkan mereka untuk terinfeksi dari
orang lain menjadi lebih tinggi. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sihombing, SR, E. 2008 di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan yang menyatakan bahwa penderita penyakit tuberkulosis paru yang dirawat inap
terbesar pada kelompok umur 15-54 tahun yaitu sebesar 59,9 Sihombing, SR, E, 2008.
Berdasarkan profil kesehatan RI tahun 2013 bahwa jumlah penderita TB paru BTA positif tertinggi pada kelompok umur 25-34 tahun yaitu sebesar 21,4
Kemenkes RI, 2013.
5.1.2 Jenis Kelamin
Proporsi penderita TB paru yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2014 berdasarkan jenis
kelamin dapat dilihat pada gambar 5.2 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
55
Gambar 5.2 Distribusi Proporsi Penderita TB Paru yang Dirawat Inap Berdasarkan Jenis Kelamin Di Rumah Sakit Umum Dr.
Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2014
Berdasarkan gambar 5.2 di atas dapat dilihat bahwa proporsi penderita TB paru yang dirawat inap berdasarkan jenis kelamin lebih tinggi pada laki-laki yaitu
sebesar 75,6, sedangkan pada perempuan sebesar 24,4. Hal ini dikarenakan bahwa laki-laki lebih banyak beraktivitas dibanding perempuan dan juga mobilitas
tinggi yang memungkinkan laki-laki terinfesksi dengan orang dengan TB paru BTA positif.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sitorus, S.H 2014 di Rumah Sakit Umum Daerah Rantau Parapat yang menyatakan
bahwa penderita penyakit TB paru dengan komplikasi terbanyak pada laki-laki yaitu 90,7. Sitorus, S.H,2014.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh WHO tentang
Gender in Tuberculosis
2005 menyatakan bahwa penderita TB paru pada laki-laki dibanding perempuan yaitu sebesar 1,74 WHO, 2005.
75,6 24,4
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
Universitas Sumatera Utara
56
5.1.3 Suku
Proporsi penderita TB paru yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2014 berdasarkan suku
yaitu 100 suku batak. Hal ini dikarenakan penduduk yang bertempat tinggal di Kabupaten Samosir dominan suku batak, sedangkan penduduk yang tinggal di
luar Kabupaten Samosir susah untuk berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir karena letaknya yang susah
untuk dijangkau. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sinaga,
B.J 2009 di Balai Pegobatan Penyakit Paru-paru BP4 Medan bahwa penderita TB paru BTA positif yang mengalami drop out yang terbesar adalah suku batak
yaitu 43,7. Sinaga B.J, 2009.
5.1.4 Pendidikan