72
C. Analisi Data Elektronik Sebagai Alat Bukti Tindak Pidana Menurut Hukum
Islam
Seperti yang telah dipaparkan dalam bab sebelumnya, bahwa salah satu cara untuk meyakinkan Hakim dalam mengambil putusan yang bersifat adil dan menghindari
kesalahan dalam menghukum seseorang, yakni dengan cara memberikan bukti-bukti kepada Hakim terkait dengan jarimah yang tengah dikajinya. Dalam hukum Islam,
pembuktian dapat disebut
ا ث إا
al-isbat yang artinya membuktikan atau menetapkan adanya suatu peristiwa jarimah tindak pidana.
Sedangkan menurut Jumhur Ulama dan T. M Hasbi ash-Shiddieqy, alat bukti yang dapat digunakan untuk pembuktian jarimah qisas dan diyat dapat dipergunakan tiga
cara alat bukti pembuktian, yaitu: Pengakuan keterangan terdakwa , Persaksian keterangan saksi, dan sumpah.
81
Dengan demikian, jika data elektronik tersebut diajukan oleh Hakim kepada terdakwa dan terdakwa mengakui serta tidak mendustai data elektronik tersebut, maka
data elektronik tersebut dapat dikatagorikan sebagai keterangan terdakwa. Dan jika data elektronik tersebut diajukan oleh Hakim kepada saksi dan saksi membenarkan data
elektronik tersebut serta saksi itu telah dibebankan sumpah kepadanya untuk tidak berbohong dan akan memberikan keterangan yang sebenar-benarnya, maka data
elektronik tersebut bisa digolongkan ke dalam alat bukti yang bersumber dari keterangan saksi.
81
T.M Hasbi ash-Shiddieqy, Peradilan dalam Hukum Acara Islam, h. 136.
73 Wahbah Zuhaili menambahkan, bahwa selain alat bukti pengakuan, persaksian,
dan sumpah ada alat bukti lain yang dapat digunakan untuk meyakinkan Hakim, yaitu alat bukti qorinah petunjuk. Menurutnya qorinah petunjuk adalah setiap tanda yang
jelas yang menyertai sesuatu yang samar, sehingga tanda tersebut menunjukan kepadanya.
Terkait dengan data elektrronik sebagai alat bukti, penulis menganggap bahwa data elektronik dapat digunakan sebagai alat bukti guna mencari kebenaran dan
membuktikan benar atau salahnya seseorang atas tindak dipana yang terjadi. Dalam surah Yusuf12 ayat 23-27 firman Allah SWT:
Artinya: 23. dan wanita Zulaikha yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya kepadanya dan Dia menutup pintu-pintu,
seraya berkata: Marilah ke sini. Yusuf berkata: Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.
Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung.
74 24. Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud melakukan perbuatan itu
dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud melakukan pula dengan wanita itu andaikata Dia tidak melihat tanda dari Tuhannya[750]. Demikianlah,
agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu Termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.
25. dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan Kedua-duanya mendapati
suami wanita itu di muka pintu. wanita itu berkata: Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain
dipenjarakan atau dihukum dengan azab yang pedih?
26. Yusuf berkata: Dia menggodaku untuk menundukkan diriku kepadanya, dan seorang saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksiannya: Jika
baju gamisnya koyak di muka, Maka wanita itu benar dan Yusuf Termasuk orang-orang yang dusta.
27. dan jika baju gamisnya koyak di belakang, Maka wanita Itulah yang dusta, dan Yusuf Termasuk orang-orang yang benar.
Kisah di atas, melukiskan bahwa Allah SWT telah memberikan pelajaran kepada kita berupa bukti petunjuk yang dapat digunakan sebagai alat bukti guna membuktikan
benar atau tidaknya seseorang telah melakukan tindak pidana. Di mana kisah ini menjelaskan bahwa baju Nabi Yusuf terkoyak dari arah belakang, sedangkan mustahil
seseorang dapat mengkoyak bagian belakang bajunya sendiri saat dipakai gunakan. Hal ini menggambarkan bahwa sesungguhnya ada seseorang yang memaksanya hingga
menarik baju Nabi Yusuf dari belakang sampai terkoyak. Dari kisah tersebut nampak jelas, baju yang terkoyak adalah sebuah bukti petunjuk yang diperkuat dengan keterangan
saksi dan sumpah. Jika dilihat masa kini, maka kisah Nabi Yusuf setidaknya dapat digunakan
sebagai dalil untuk menjadikan alat bukti petunjuk sebagai salah satu alat bukti yang sah terlebih diperkuat oleh keterangan saksi serta sumpah.
75 Menurut Abdul malik, pembuktian dengan menggunakan media elektonik bisa
disahkan apabila sudah diteliti terlebih dahulu dengan menggunakan alat elektronik yang lebih canggih,
82
sehingga dapat membuktikan bahwa data elektronik berupa video, foto, rekaman, dan lain-lain adalah asli atau tidak.
Pada akhirnya penulis meyimpulkan, bahwa data elektronik yang memiliki keterkaitan dengan tindak pidana yang sedang diperiksa dapat menjadi salah satu alat
bukti petunjuk yang sah dengan dibenarkan oleh seorang ahli tentang validitas data elektronik tersebut. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surah al-Hujuraat49
ayat 6:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik
membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui
keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu
”.
Firman Allah SWT menjelaskan kepada kita untuk memeriksa atau meneliti terlebih dahulu atas alat bukti yang ditemukan, dalam hal data elektronik yang digunakan
sebagai alat bukti maka pemeriksaan data elektronik tersebut haruslah diperiksa oleh orang yang memiliki keahlian dibidang tersebut ATI atau dikenal dengan disebutan
saksi ahli. Adapun untuk mengetahuai keotentikan atau keaslian tidak ada rekayasa dari sebuah dokumen elektronik, data computer, rekaman videofilm atau audiosuara, dan
82
Muhammad Abdul Malik, Perilaku Zina Pandangan Hukum Islam dan KUHAP, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2003, h. 133.
76 gambar data elektronik terdapat beberapa cara, diantaranya pendapat dari Pakar TI ITB
Agung Harsoyo, yang mengatakan pendeteksian keaslian video bisa dilakukan melalui beberapa hal, yakni:
1. Menggunakan features matching program. Cara itu merupakan teknik sampling
dengan membandingkan beberapa foto wajah yang ada di video dengan foto asli. Ini merupakan teknik dasar di mana fitur-fitur tertentu yang memang secara khusus ada
misalnya iris mata, lebar antar kedua mata ataupun fitur yang menonjol seperti tinggi badan serta proporsi tubuh.
2. Selanjutnya menggunakan metadata. Metadata adalah informasi di dalam data
misalnya tanggal pembuatan, jenis file, software untuk capture, dan unsur-unsur file yang bisa dievaluasi apakah ini masuk akal sebagai video atau bukan.
3. Yang terakhir, Agung menjelaskan materi pendukung pada setting video juga dapat
dimanfaatkan. Sehingga dapat mendeteksi tempat kejadian, berapa orang yang membuat video tersebut serta alat pendukung dari gambar ini. sehingga diperoleh
informasi mengenai kapan dan bagaimana proses pembuatan dan dicocokkan dengan kejadian aslinya.
83
Cara lain yang mungkin juga tehniknya sama. Dengan identifikasi wajah seseorang pelaku. Menggunakan analogi gambar dari orang yang dicurigai sebagai
pelaku video, dari wajah pelaku dalam video dapt dikenali dengan mudah atau Dengan menggunakan bantuan software Face Recognition. Sebuah program komputer yang dapat
83
Sumber. http:asaborneo.blogspot.com201006cara-membuktikan-keaslian-video-porno.html
77 mengenali dari wajah seseorang, tentunya hal tersebut dapat dilakukan jika ada data
pembandingan dari si pelaku di dalam video.
84
Dan untuk mengetahui keaslian sebuah dokumen elektronik dan data computer, dapat menggunakan cara yang diberikan Agung Harsoyo, yakni dengan menjelaskan
materi pendukung pada setting dokumen. Sehingga dapat mendeteksi tempat kejadian, berapa orang yang membuat serta alat-alat yang digunakan. Dan pada akhirnya diperoleh
informasi mengenai kapan dan bagaimana proses pembuatan sehingga dapat dicocokkan dengan kejadiannya.
D. Kesamaan dan Perbedaan Terhadap Penggunaan Data Elektronik Antara