Sistem pembuktian berdasarkan keyakinan Hakim belaka conviction in Sistem pembuktian berdasarkan keyakinan Hakim atas alasan yang logis Sistem pembuktian berdasarkan Undang-Undang secara negatif negatif

43 alat bukti dalam tindak pidana informasi dan transaksi elektronik, sesuai dengan aturan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

C. Sistem Pembuktian

Menurut Andi Hamzah, sistem atau teori pembuktian ini berfungsi menurut waktu dan tempat. Sistem pembuktian bertujuan mengetahui bagaimana cara meletakkan hasil pembuktian terhadap suatu perkara yang sedang disidang, beberapa ajaran atau teori yang berhubungan dengan sistem pembuktian, antara lain: 1. Sistem atau teori pembuktian berdasarkan Undang-Undang secara positif positif wattelijk bewijstheorie Teori pembuktian ini berpedoman kepada perinsip pembuktian dengan alat-alat bukti yang ditentukan oleh Undang-Undang 62 , artinya jika telah terbukti atau perbuatannya tindak pidana dapat dibuktikan dengan alat-alat bukti yang disebutkan oleh Undang-Undang, maka keyakinan tidak diperlukan sama sekali. Sistem ini disebut juga teori pembuktian formal formal bewijstheorie, sistem pembuktian semacam ini dapat kita lihat dalam hukum acara perdata, dimana dalam kasus perdata seorang hakim dapat memutuskan berdasarkan kebenaran formil.

2. Sistem pembuktian berdasarkan keyakinan Hakim belaka conviction in

time 62 Alat-alat bukti yang ditentukan oleh Undang-Undang, seperti yang tercantum dalam pasal 184 KUHAP. Yakni: Keteranagn saksi, Keterangan ahli, Surat, Petunjuk, dan Ketarangan terdakwa. 44 Sistem ini merupakan kebalikan dari sistem pembuktian formal formal bewijstheorie yang memberikan kebebasan kepada hakim dengan luas. Hal ini menjadi sulit untuk diawasi, di samping itu terdakwa atau penasehat hukumnya sulit untuk melakukan pembelaan. Hal ini dapat berakibat hakim memidana terdakwa hanaya berdasarkan keyakinannya saja tanpa didasari dengan alat-alat bukti. Sedangkan yang dimaksud dengan berdasarkan keyakinannya saja, yakni bahwa terdakwa telah melakuakn apa yang didakwakan oleh penuntut umum. Peradilan juri di Pranci menggunakan sistem ini, yang mengakibatkan banyaknya putusan-putusan bebas yang sangat aneh. 63

3. Sistem pembuktian berdasarkan keyakinan Hakim atas alasan yang logis

laconviction reisonnee Menurut teori ini, hakim dapat memutuskan seseorang bersalah atau tidak berdasarkan keyakinannya, akan tetapi keyakinan tersebut berdasarkan kepada dasar-dasar pembuktian yang disertai dengan suatu kesimpulan beralaskan kepada peraturan-peraturan pembuktian tertentu. Dengan kata lain hakim memutuskan perkara dengan sesuatu motifasi beralasan. Sistem pembuktian ini disebut juga pembuktian bebas vrije bewijsheorie, karena hakim bebas untuk menyebut alasan-alasan keyakinannya. 64 63 Ibid, h. 249. 64 Ibid., 45

4. Sistem pembuktian berdasarkan Undang-Undang secara negatif negatif

wettelijt Sistem pembuktian berdasarkan Undang-Undang secara negatif merupakan gabungan dari teori pembuktian menurut Undang-Undang secara positif dengan pembuktian menurut keyakinan hakim belaka. Menurut M. Yahya Harahap, rumusan teori ini adalah salah tidaknya terdakwa ditentukan oleh keyakinan hakim yang didasarkan kepada cara dan dengan alat-alat bukti yang sah menurut Undang-Undang. Adapun alat-alat bukti yang menurut Undang- Undang terdapat dalam Pasal 184 KUHAP, yakni: keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk, dan keterangan terdakwa.

D. Prinsip dan Beban Pembuktian