Prinsip dan Beban Pembuktian

45

4. Sistem pembuktian berdasarkan Undang-Undang secara negatif negatif

wettelijt Sistem pembuktian berdasarkan Undang-Undang secara negatif merupakan gabungan dari teori pembuktian menurut Undang-Undang secara positif dengan pembuktian menurut keyakinan hakim belaka. Menurut M. Yahya Harahap, rumusan teori ini adalah salah tidaknya terdakwa ditentukan oleh keyakinan hakim yang didasarkan kepada cara dan dengan alat-alat bukti yang sah menurut Undang-Undang. Adapun alat-alat bukti yang menurut Undang- Undang terdapat dalam Pasal 184 KUHAP, yakni: keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk, dan keterangan terdakwa.

D. Prinsip dan Beban Pembuktian

Dalam hukum acara pidana, seorang Hakim harus memutuskan perkara berdasarkan kebenaran materil, berbeda dengan hukum acara perdata, dimana seorang Hakim dapat memutuskan perkara berdasarkan dengan kebenaran formal. Sehingga prinsip pembuktian dalam tindak pidana adalah mencari kebenaran formil dan sekurang- kurangnya berdasarkan dua alat bukti yang sah. Pasal 183 KUHAP Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya. 46 Beban pembuktian ini menyangkut persoalan tentang siapakah yang diwajibkan untuk membuktikan atau dengan perkataan lain siapakah yang mempunyai beban pembuktian? Sehubungan dengan ini harus diingat adanya azaz presumption of innocence azaz praduga tak bersalah dalam hukum acara pidana positif, yang secara tegas azaz tersebut tercantum dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 Pasal 8 Tentang Kekuasaan Kehakiman. Pasal 66 KUHAP adalah merupakan penjelmaan atas asas praduga tak bersalah ini, yang menyatakan tersangka atau terdakwa tidak dibebani kewajiban pembuktian. Dengan demikian berarti bahwa beban pembuktian ini diletakkan di pundak jaksa penuntut umum selaku pihak yang mendakwa. Jadi, pihak penuntut umumlah yang mempunyai beban pembuktian, artinya ia harus membuktikan kebenaran tentang apa yang tersusun dalam surat dakwaannya. Adapun yang harus dibuktikan adalah semua unsur-unsur tindak pidan juridisch elementen sebagaimana didakwakan kepada terdakwa. 65 Muladi mengklasifikasikan beban pembuktian menjadi 3 tiga sistem. Pertama, pembalikan beban pembuktian dibebankan kepada terdakwa untuk membuktikan dirinya tidak melakukan tindak pidana. Kedua, pembalikan beban pembuktian yang bersifat semi terbalik atau berimbang terbalik, dimana beban pembuktian diletakkan baik terhadap terdakwa maupun jaksa penuntut umum secara berimbang terhadap objek pembuktian yang berbeda secara berlawanan. Ketiga, beban pembuktian konvensional, dimana 65 Sabuan Ansorie, Syarifuddin Pettanasse, Ruben Achmad, Hukum Acara Pidana, Bandung: Angkasa, 1990, h. 190-191. 47 pembuktian tindak pidana atau kesalahan terdakwa melakukan tindak pidana dibebankan sepenuhnya kepada jaksa penuntut umum. 66

E. Macam-macam Alat Bukti