Regresi Linier Berganda TINJAUAN PUSTAKA

Persamaan estimasi regresi linier berganda sebagai berikut : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + ... + b n X n ......................................... 1 Algifari 2000 persamaan regresi yang diperoleh dari suatu proses penghitungan dapat diketahui apakah persamaan tersebut baik untuk mengestimasi nilai variabel dependen atau tidak dengan cara : a. Koefisien regresi uji parsial yang bertujuan untuk memastikan apakah variabel independen yang terdapat dalam persamaan tersebut secara individu berpengaruh. b. Persentase pengaruh semua variabel independen secara bersama-sama simultan terhadap nilai variabel dependen. c. Pengaruh semua variabel independen di dalam model terhadap nilai variabel dependen uji simultan. Persamaan regresi yang dihasilkan dapat diketahui baik atau tidaknya dengan melakukan beberapa pengujian dan analisis sebagai berikut : a. Uji Normalitas Suliyanto 2005 uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah residual yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual berdistribusi normal dapat dilihat dari suatu kurva berbentuk lonceng bellshaped curve yang kedua sisinya melebar sampai tidak terhingga. Distibusi data tidak normal disebabkan oleh adanya nilai ekstrem dalam data yang diambil. Cara mendeteksinya dengan menggunakan histogram regression residual yang sudah distandarkan serta menggunakan analisis kai kuadrat dan kolmogorov-smirnov. Kurva nilai residual terstandarisasi dikatakan menyebar dengan normal apabila nilai kolmogrov-smirnov Z ≤ Z tabel atau nilai asymp. sig. 2- tailed α. b. Uji multikolineritas Uji multikolineritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya variable independent yang memiliki korelasi antar variabel independent lain dalam satu model. Multikolineritas diuji dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor VIF. Nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 dan nilai Variance Inflation Factor VIF yang tidak lebih dari 10 sehingga model dapat dikatakan terbebas dari multikolineritas. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance Nugroho 2005. c. Uji Heteroskesdastisitas Uji heteroskesdastisitas dilakukan untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan ragam dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana terdapat kesamaan ragam dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskesdastisitas. Ada tidaknya heteroskesdastisitas dapat diprediksi dengan melihat pola gambar Scatterplot. d. Koefisien determinasi R 2 adalah salah satu nilai statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan pengaruh antara dua variabel. Nilai koefisien determinasi menunjukkan persentase variasi nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan. Secara matematis persamaan koefisien determinasi R 2 dapat ditulis sebagai berikut : Besarnya koefisien determinasi adalah 0 sampai dengan 1. Semakin mendekati nol besarnya koefisien determinasi R 2 suatu persamaan regresi, semakin kecil pula pengaruh semua variabel independen terhadap nilai variabel dependen. Sebaliknya, semakin mendekati satu besarnya koefisien determinasi R 2 suatu persamaan regresi, semakin besar pula pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen Algifari 2000.

e. Uji koefisien regresi dilakukan dengan dua macam, yaitu :

1. Uji parsial dilakukan untuk menentukan signifikan atau tidak signifikan masing-masing nilai koefisien regresi secara sendiri - sendiri terhadap variabel terikat Y. H : b 1 = 0 H a : b 1 1 Pengujian parsial menggunakan statistik uji t. 2. Uji simultan melibatkan semua variabel bebas terhadap variabel terikat dalam menguji ada tidaknya pengaruh yang signifikan secara simultan atau bersama - sama. H : b 1 , b 2 = 0 H a : b 1 , b 2 1 Pengujian secara simultan menggunakan distribusi F, yaitu membandingkan antara F hitung dan F tabel Sunyoto 2009. 2.6 Kerangka Pemikiran Penelitian dan Hipotesis 2.6.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Pengembangan pertanian pada masa globalisasi saat ini lebih menitik beratkan pada sektor pertanian yang menunjang sektor industri, agar dapat tercipta struktur ekonomi yang seimbang maka harus diciptakan keterkaitan pertanian dan sektor industri, diantaranya yaitu terjadinya petani dengan perusahaan inti. Kemitraan Yayasan Kaliandra Sejati merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pertanian organik salah satu bentuk jalinan kerjasama dalam pengembangan usaha agribisnis untuk mewujudkan pertanian yang modern yang berorientasi agribisnis dan mampu meningkatkan kualitas sumberdaya pengelolanya yaitu petani. Petani mitra adalah para petani yang mempunyai lahan sendiri sehingga Yayasan Kaliandra Sejati hanya menyediakan saprodi pertanian organik petani mitra tinggal membeli kebutuhan untuk usahatani sayuran organik. Usahatani dalam bentuk kemitraan antara petani dengan perusahaan inti seperti halnya pada kemitraan antara Yayasan Kaliandra Sejati dengan petani tidak lepas dari proses kerjasama kontrak yang mengatur hak dan kewajiban masing - masing pihak I dan II yakni petani disebut sebagai pihak I, pihak II disebut sebagai pihak perusahaan inti Yayasan Kaliandra Sejati. Perusahaan inti mempunyai hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan secara seimbang. Hak yang diperoleh diperusahaan inti Yayasan Kaliandra Sejati adalah memberikan informasi mengenai usahatani sayuran organik hulu - hilir, dan membeli hasil panen petani. Kewajiban yang harus dilaksanakan menyediakan sarana produksi, dan memberikan bantuan penyuluhan dan pengarahan kepada petani. Disamping perusahaan inti, petani mempunyai hak, yakni mentaati peraturan kemitraan yang sudah disepakati, dan menjalankan usahatani sayuran organik sesuai dengan perjanjian dalam bermitra, sedangkan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh petani adalah menghasilkan produksi usahatani sayuran organik, dan tenaga kerja. Kegiatan petani sering terjadi permasalahan terutama ditingkat petani dan perusahaan inti. Petani kurang fokus terhadap proses produksi usaha pertanian organik sehingga produk sayuran organik yang dihasilkan kurang optimal, petani kurang berkomitmen sehingga mengganggu kelancaran proses produksi ketika penanaman sayuran organik karena petani tidak melaksanakan produksi sesuai S.O.P, pengetahuan, wawasan, serta pengalaman petani yang masih rendah sehingga perusahaan harus mengontrol kinerja petani secara disiplin.