Keadaan Umum Petani Responden
isi kontrak perjanjian yang terdiri dari hak dan kewajiban kerjasama, serta dapat diberikan inovasi dan pengetahuan baru seperti yang dikehendaki perusahaan.
Pelatihan dalam bidang pertanian yang dimaksudkan yaitu pelatihan dalam bidang pertanian yang diberikan oleh perusahaan mitra kepada petani
mitra melalui pembinaan usahatani sayuran organik baik secara langsung ataupun tidak langsung. Dari hasil penelitian diperoleh fakta bahwa terdapat 20
orang dari sampel petani mitra atau sekitar 90,90 menyatakan pernah mengikuti pelatihan pertanian khususnya pertanian organik dari perusahaan
mitra dan sisanya menyatakan bahwa perusahaan mitra tidak melakukan pembinaan atau pelatihan usahatani sayuran organik 9,09.
Pengalaman usahatani bukan menjadi syarat mutlak petani untuk melakukan kemitraan dengan Yayasan Kaliandra Sejati. Hal ini dapat dilihat
bahwa 100 petani mitra memiliki pengalaman usahatani kurang dari 15 tahun.
Petani mitra yang menandatangani disebut dengan pihak pertama dan Yayasan Kaliandra Sejati yang menandatangi disebut dengan pihak kedua.
Petani mitra sebagai pihak pertama dan Yayasan Kaliandra Sejati sebagai pihak kedua telah melakukan kesepakatan untuk mengadakan perjanjian kerjasama
bagi kedua belah pihak. Yayasan Kaliandra Sejati berkewajiban kepada petani mitra untuk
memberikan penyuluhan dan arahan mengenai isi kontrak yang didalamnya tercantum hak dan kewajiban petani mitra. Selain itu pula petani mitra harus
berkewajiban menyediakan lahan yang memenuhi syarat sertifikasi organik untuk kerjasama penanaman produk - produk organik yang sudah disepakati dengan
perusahaan. Sementara itu, apabila dilihat gambaran usahatani petani mitra yang
meliputi status lahan, luas lahan, dan jarak lahan, maka akan diperoleh gambaran seperti pada Tabel 4.6
Tabel 4.6 Karakteristik Usahatani Petani Mitra di Yayasan Kaliandra Sejati
No. Item
Kategori Petani Mitra
Jumlah
1. Status lahan
Milik 22
100 2.
Luas lahan 40 M
2
2 9,09
≥40 M
2
20 90,90
3. Jarak tempuh ke lahan
GH 15 meter
5 22,72
≥15 meter 17
77,27
Sumber : Yayasan Kaliandra Sejati, Pasuruan. data diolah, 2014
Status lahan petani mitra sebagian besar adalah milik sendiri terdiri dari 22 petani atau 100 dari total petani mitra, hal tersebut menunjukkan bahwa
untuk menjadi mitra di Yayasan Kaliandra Sejati harus petani yang memiliki lahan milik sendiri, namun yang paling terpenting yaitu petani mitra yang mampu
bertanggungjawab penuh atas lahan tersebut. Dalam hal luas areal pengusahaan sayuran organik pada penelitian ini
dikategorikan menjadi 2, yaitu luasan kurang dari 40 M
2
dan luasan lebih besar sama dengan 40 M
2
. Petani yang mengusahakan lahannya untuk ditanami sayuran organik dengan luasan 40 M
2
lebih yaitu sebanyak 20 orang atau sekitar 90,90, sedangkan petani yang mengusahakan lahannya untuk ditanami
sayuran organik dengan luasan kurang dari 40 M
2
sebayak 2 orang atau sekitar 9,09.
Sumber informasi yang digunakan oleh petani mitra pada penelitian ini yaitu perusahaan. Petani mitra yang mendapatkan informasi dari perusahaan
kebanyakan adalah orang - orang pemuda, berpengaruh, dan dipercaya dapat mengajak petani lain yang belum bermitra. Orang dari perusahaan hanya
memberikan informasi mengenai kemitraan kepada masyarakat sekitar dengan tujuan efisiensi waktu.
4.3 Pelaksanaan Kemitraan di Yayasan Kaliandra Sejati 4.3.1 Deskripsi Proses Pelaksanaan Kemitraan Sayuran Organik
Petani mitra adalah para pemuda dari Dusun Gamoh, Desa Dayurejo yang dibina oleh Yayasan Kaliandra Sejati agar berperilaku yang sama dengan
pertanian organik. Petani mitra mempunyai lahan sendiri sehingga Yayasan Kaliandra Sejati hanya menyediakan saprodi pertanian organik petani tinggal
membeli saprodi untuk kebutuhan usahatani sayuran organik tersebut. Pola kemitraan di Yayasan Kaliandra Sejati mulai diterapkan tahun 1997
dengan jumlah petani mitra yang sedikit. Awalnya kemitraan dimulai dengan petani kecil berjumlah 10 orang di desa Dayurejo, kemudian menyebar sampai
ke daerah Pasuruan. Jumlah petani saat ini berkembang hingga 43 petani mitra yang menanam komoditas sayuran organik. Kemitraan sayuran organik di
Pasuruan mulai dikembangkan tahun 2010 dengan jumlah petani awalnya 10 orang.
Pelaksanaan kemitraan telah dijalankan menunjukkan kerja sama usaha yang saling menguntungkan dan saling memperkuat serta menjadikan kerja
sama bisnis menjadi berkesinambungan. Sinergi yang menguntungkan diantaranya dalam bentuk petani menyediakan lahan, serta sarana, sedangkan
Yayasan Kaliandra Sejati menyediakan saprodi, bimbingan teknis, dan penjaminan pasar.
Jumlah komoditas yang berhasil dibudidayakan petani mitra saat ini semakin bertambah, kira - kira sudah 8 jenis komoditas yang dikembangkan.
Komoditas yang dimitrakan antara lain kangkung, pakcoy green, caisim, bayam merah, bayam hijau, kalian, selada romain dan selada kriting. Permintaan
sayuran orgaik terbesar di Yayasan Kaliandra Sejati yaitu kangkung dan bayam merah, sehingga petani mitra lebih dikhususkan untuk menanam kangkung dan
bayam merah.
Pertimbangan Yayasan Kaliandra Sejati mengembangkan kemitraan dengan petani antara lain yaitu ketersediaan sumber daya lahan dan modal yang
terbatas, serta permintaan pasar yang tinggi terhadap jenis sayuran organik tertentu. Yayasan Kaliandra Sejati secara terbuka mentransformasikan
pengalamannya kepada petani kecil untuk kemajuan bidang pertanian organik tesebut. Pengusahaan sayuran organik melalui pola kemitraan ini dapat
menciptakan beberapa keuntungan, antara lain mampu menyerap tenaga kerja baik di tingkat usahatani maupun tingkat pengolahan, memantapkan usaha
peningkatan pendapatan dan taraf hidup petani serta pemberdayaan masyarakat sekitar Pasuruan.
Struktur organisasi di Yayasan Kaliandra Sejati menempatkan kemitraan secara umum berada di bawah CEO. Kemitraan dipimpin oleh seorang manajer
kemitraan yang bertanggung jawab mengelola dan mengembangkan pola kemitraan yang telah dirintis dari tahun 2010 sesuai dengan misi Yayasan
Kaliandra Sejati. Manajer kemitraan membagi tanggung jawabnya kepada petugas penyuluh lapang. Adapun tugas - tugas petugas penyuluh lapang
adalah : a. Merencanakan pola tanam petani.
b. Mengatur jadwal kunjungan penyuluhan. c. Mengkontrol kemitraan di desa Jatiarjo dan desa Dayurejo, minimal 8 kali
dalam satu bulan. Berdasarkan tugas - tugas tertulis petugas penyuluh lapang kemitraan
terdapat koordinasi kemitraan dengan bagian pemasaran. Bagian pemasaran adalah bagian yang bertugas membuat peramalan penjualan sayuran organik
kepada konsumen. Bagian pemasaran akan memenuhi target produksi untuk produk yang akan dijual kepada konsumen sehingga bisa dilakukan perencanaan
produksi per minggunya. Petugas penyuluh lapang mengatur cara
merencanakan pola tanam petani untuk mengalokasikan jumlah penanaman berdasarkan target produksi.
Komoditas sayuran organik merupakan komoditas yang diminati petani mitra untuk melakukan budidaya. Permintaan sayuran organik yang tinggi setiap
minggunya membuat petani dapat menanam lebih dibandingkan komoditas lain. Budidaya sayuran organik menurut penilaian petani mitra juga dapat
mendatangkan pendapatan yang lebih tinggi dibanding komoditas lain, karena harga proses budidaya yang terhitung mudah dengan waktu yang singkat.
Pelaksanaan kemitraan sayuran organik akan dijelaskan dengan menjabarkan kontrak perjanjian, pelayanan bantuan budidaya sayuran organik oleh petugas
penyuluh lapang di Yayasan Kaliandra Sejati, mekanisme suplai benih, serta sistem panen dan pembayaran hasil panen, yakni sebagai berikut :
a. Kontrak Perjanjian Kemitraan Mekanisme pola kemitraan di Yayasan Kaliandra Sejati dengan petani
dibuat berdasarkan perjanjian kemitraan. Surat perjanjian kemitraan didalamnya terkandung aspek - aspek berupa identitas kedua belah pihak yang bermitra, dan
pasal - pasal yang memuat tujuan, jangka waktu perjanjian, pelanggaran, sanksi, force majeur, domisili, ketentuan lain dan penutup, dan lain - lain. Surat
perjanjian tersebut di dalamnya juga mencakup kesepakatan tanam komoditas serta hak dan kewajiban yang harus dijalankan oleh Yayasan Kaliandra Sejati
maupun petani, contoh surat perjanjian kemitraan dapat dilihat pada Lampiran 5. Hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan Yayasan Kaliandra Sejati
dan petani mitra adalah sebagai berikut, kewajiban Yayasan Kaliandra Sejati memberikan informasi mengenai usahatani sayuran organik, membeli hasil
panen petani mitra, serta haknya memberikan bantuan penyuluhan dan bimbingan kepada petani, menyediakan saprodi. Kewajiban petani sebagai mitra
antara lain menghasilkan produksi usahatani sayuran organik, tenaga kerja,
mengikuti petunjuk dari penyuluh lapangan tentang teknis budidaya sayuran organik, mengikuti program tanam dan panen yang ditentukan pihak II Yayasan
Kaliandra Sejati, serta haknya petani bertanggung jawab atas kebenaran lahan, menjalankan usahatani sayuran organik sesuai dengan perjanjian dalam
bermitra. Berdasarkan penilaian petani pelaksanaan kemitraan masih belum
sepenuhnya sesuai dengan kontrak perjanjian. Ketidaksesuaian terletak pada kualitas sayuran organik, yaitu tidak konsistennya Yayasan Kaliandra Sejati
dalam penentuan standar kualitas. Standar kualitas tinggi diterapkan ketika produksi melimpah, tetapi ketika kekurangan produksi standar kualitas lebih
rendah. Hal tersebut sebenarnya tidak merugikan kedua belah pihak. Pihak petani masih dapat menjual produknya dengan harga yang layak pada saat
standar kualitas menjadi lebih tinggi. Pihak Yayasan Kaliandra Sejati ketika produksi rendah masih mendapatkan produk walaupun produk yang dihasilkan
petani berkualitas rendah. b. Pelayanan Bantuan Budidaya Sayuran Organik Oleh Petugas Penyuluh
Lapang di Yayasan Kaliandra Sejati Yayasan Kaliandra Sejati memberikan bantuan budidaya sayuran organik
kepada petani mitra melalui petugas penyuluh lapang. Petugas penyuluh lapang kemitraan bertugas mengawasi kegiatan budidaya sayuran organik petani mitra
dengan kunjungan rutin yang telah dijadwalkan oleh manajer kemitraan. Kunjungan rutin petugas penyuluh lapang dilakukan mulai dari pencarian lahan
sampai dengan panen dengan frekuensi kunjungan sebanyak 7-12 kalipermusim tanam. Petugas penyuluh lapang mengontrol proses budidaya sayuran organik
dalam hal perawatan, mencari solusi penanggulangan HPT, serta memberikan informasi penggunaan saprodi yang tepat. Jumlah petugas penyuluh lapang
yang dimiliki Yayasan Kaliandra Sejati di desa Jatiarjo 1 orang dan dari desa
Dayurejo 1 orang, jumlah tersebut dirasakan masih kurang karena ada petani mitra yang mendapat kunjungan pengawasan hanya sekedarnya saja. Frekuensi
kunjungan petugas penyuluh lapang cenderung kurang efektif terhadap kunjungan ke petani mitra serta kurang dirasakan oleh petani mitra. Kunjungan
petugas penyuluh lapang dirasakan penting karena petani dan pihak Yayasan Kaliandra Sejati dapat bersama - sama memberikan perawatan secara intensif
pada usahatani sayuran organik. Perawatan usahatani sayuran organik yang intensif akan berdampak pada perolehan hasil panen serta produktivitas sayuran
organik. Hasil produksi sayuran organik yang besar sangat penting bagi petani dan juga Yayasan Kaliandra Sejati sebagai pemenuhan permintaan konsumen
serta menambah peningkatan pendapatan petani. c. Mekanisme Suplai Bibit Kepada Petani Mitra
Benih sayuran organik merupakan salah satu benih yang sulit dalam pengadaannya. Keperluan benih untuk penanaman sayuran organik petani di
suplai oleh Yayasan Kaliandra Sejati dalam bentuk bibit. Yayasan Kaliandra Sejati memiliki teknik serta sarana teknologi yang mendukung dalam proses
pembibitan. Pembibitan yang dilakukan Yayasan Kaliandra Sejati memudahkan petani dalam penanaman. Kemudahan pembibitan dirasa penting karena sangat
sulit dan membutuhkan ketelitian serta peralatan lengkap dalam melakukan pembibitan. Petani mitra dapat menghemat waktu serta petani tidak harus
menanggung kegagalan dalam proses pembibitan. Petani mitra mendapatkan bibit dalam bentuk pinjaman. Pinjaman bibit
tersebut akan dihitung dalam kebutuhan petani dalam satu musim tanam yang akan dibayar oleh petani dengan cara potong panen, uang hasil penjualan
sayuran organik akan dipotong sebesar biaya pinjaman bibit. Pemotongan hasil panen dilakukan oleh pihak Yayasan Kaliandra Sejati sehingga petani langsung
menerima pendapatan bersih setelah dipotong pinjaman bibit., melainkan jika
petani mempunyai biaya maka bibit akan beli secara langsung pada Yayasan Kaliandra Sejati.
Penyaluran bibit menurut sebagian besar petani mitra dinilai sudah baik. Penilaian tersebut tidak seratus persen petani mitra yang menjawab baik. Petani
mitra masih ada yang menjawab kurang baik, sehingga mekanisme penyaluran bibit perlu dibenahi atau diperbaiki.
d. Sistem Panen dan Pembayaran Hasil Panen Jadwal tanam sayuran organik telah direncanakan terlebih dahulu oleh
petugas penyuluh lapang, sehingga kegiatan panen akan sesuai jadwal. Apabila telah memasuki minggu panen, petugas penyuluh lapang akan berkunjung ke
petani untuk memastikan hari panen. Penjadwalan tanam sayuran organik untuk petani mitra akan memudahkan Yayasan Kaliandra Sejati dalam memenuhi
permintaan konsumen. Petani mengupayakan sendiri untuk mengangkut hasil panen sayuran organik langsung ke Yayasan Kaliandra Sejati dengan memakai
sepada motor beserta ranjang kebutuhan untuk sayuran organiknya. Petani mitra melakukan penyortiran terlebih dahulu di lokasi penanaman
digreen housenya, setelah dilakukan penyortiran oleh petaninya maka diangkut segera ke Yayasan Kaliandra Sejati untuk dilakukan tahap kedua proses sortir
sayuran organik yang termasuk kriteria berdasarkan standar kualitas yang telah ditetapkan akan diterima oleh Yayasan Kaliandra Sejati. Grade atau standar
kualitas sayuran organik ditetapkan oleh Yayasan Kaliandra Sejati. Penetapan harga pun dilakukan oleh Yayasan Kaliandra Sejati, berdasarkan analisis
usahatani sayuran organik yang dibuat oleh petugas penyuluh lapang dengan membuat rentang harga.
Rentang penetapan harga yang dibuat oleh petugas penyuluh lapang kisaran antara Rp. 7.500-10.500kg tregantung ada jenis sayuran organik yang
dibudidayakan oleh petani. Harga yang ditetapkan ketika produksi bagus relatif
lebih tinggi dibanding ketika produksi kurang bagus, tetapi harga tersebut masih dalam rentang yang telah ditentukan. Sayuran organik yang tidak masuk ke
dalam kriteria akan dikembalikan kepada petani, sayuran organik yang telah dikembalikan biasanya dikonsumsi oleh petani atau apabila rusak akan
dimanfaatkan sebagai pupuk bagi petani. Pembayaran hasil panen petani akan dilakukan secara bebas oleh
Yayasan Kaliandra Sejati, akan tetapi ada batas untuk pengambilan hasil panen paling lama selama 1 bulan dengan menunjukkan bukti hasil panen petani
tersebut, sehingga pihak Yayasan Kaliandra Sejati akan membayar hasil panen sesuai dengan jumlah sayuran organik yang masuk ke Yayasan Kaliandra Sejati
setelah penyortiran. Tabel 4.7 Alasan - Alasan Responden Menjalin Kemitraan Sayuran Organik
No. Alasan - Alasan Bermitra Bagi Petani Jumlah
Petani Mitra org
Persentase
1. Keuntungan lebih tinggi
7 31.81
2. Pemasaran terjamin
6 27.27
3. Cocok diusahakan diderah ini
4 18.18
4. Mudah pengusahaannya
5 22.72
Sumber : Yayasan Kaliandra Sejati, Pasuruan. data diolah, 2014 Berdasarkan Tabel 4.7 keuntungan yang lebih tinggi terhadap kemitraan
sayuran organik, sehingga pendapatan petani akan lebih meningkat dengan optimal. Terjaminnya pasar membuat petani memiliki harapan akan jaminan
pasar terhadap produknya, sehingga petani hanya perlu konsentrasi pada budidaya. Usahatani sayuran organik cocok diusahakan di daerah tinggal petani
merupakan suatu alasan logis petani dalam kemudahan budidayanya, serta mudah didalam pengusahaannya terhadap usahatani sayuran organik tersebut.