Definisi Pertanian Organik Definisi Sayur - Sayuran
bayam, selada air, bunga kembang turi, brokoli, kembang kol, buah terong, cabe, paprika, labu, ketimun, tomat, biji muda kapri muda, jagung muda,
kacang panjang, buncis, semi atau baby corn, batang muda asparagus, rebung, jamur, akar bit, lobak, wortel, rhadis, serta sayuran umbi kentang, bawang
bombay, bawang merah. Berdasarkan warnanya, sayur - sayuran dapat dibedakan atas : hijau tua bayam, kangkung, katuk, kelor, daun singkong, daun
papaya, hijau muda selada, seledri, dan yang hampir tidak berwarna kol, sawi putih Astawan, 2007.
Sayur - sayuran merupakan sumber seluruh vitamin, seperti vitamin A yang banyak terdapat pada sayuran yang berwarna merah dan kuning seperti
wortel dan waluh. Untuk vitamin B1, B2 dan B6 terdapat pada sayuran yang daunnya berwarna hijau tua dan kacang kacangan. Untuk vitamin C, hampir
semua sayuran mengandung vitamin tersebut seperti tomat, kentang, lombok dan sayuran yang berwarna tua, sedangkan untuk vitamin E dan K banyak
terdapat pada sayuran daunan dan pucuk tunas seperti bayam, asparagus dan kubis. Beberapa mineral penting yang terdapat pada sayuran adalah zat besi,
kalsium dan fosfor Soedharoedjian, 1993. Sayuran dibutuhkan manusia untuk beberapa macam manfaat, salah
satunya untuk membantu metabolisme tubuh. Selain kandungan vitamin dan mineral, sayuran juga mengandung karbohidrat yang berbentuk selulosa, gula
dan zat tepung. Sayur - sayuran memiliki ciri - ciri antara lain Setyati, 1989 : a. Dipanen dan dimanfaatkan dalam keadaan segar atau hidup sehingga bersifat
mudah rusak. b. Komponen utama mutu ditentukan oleh kandungan air bukan kandungan
bahan kering seperti halnya tanaman agronomi, contohnya jagung dan tanaman perkebunan.
c. Harga sayuran ditentukan oleh mutu atau kualitas bukan jumlahnya.
Pengembangan agribisnis sayuran merupakan komoditas yang potensial dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, produktivitas dan kualitas hasil sangat
ditentukan oleh saat tanam, agroklimat, jenis tanah, penggunaan sarana produksi, teknologi budidaya, pengolahan pasca panen, dan pengemasan serta
pemasaran. Dalam pengembangan usaha agribisnis sayuran sangat ditentukan oleh kemampuan sumber daya manusia dalam perencanaan sistem agribisnis
dari proses penentuan lokasi dan jenis sayuran yang akan dikembangkan, sarana produksi, teknologi budidaya, pengelolaan pasca panen, peningkatan
nilai tambah dan pemasaran. Agroklimat merupakan pertimbangan yang sangat penting dan merupakan faktor sukses dan tidaknya kegiatan agribisnis
dibandingkan dengan faktor lahan. Faktor agroklimat sulit untuk direkayasa dengan faktor penentu seperti sinar matahari, hujan, angin, kelembaban dan
suhu udara. Sementara itu tanah yang tidak subur dapat dirubah menjadi subur. Selain dari pada itu faktor tenaga kerja juga sangat menentukan berhasil dan
tidaknya usaha agribisnis sayuran, demikian juga manajemen pengelolaan agribisnis. Kiat memulai agribisnis agar sukses pertama yang harus diidentifikasi
adalah apa yang kita miliki lahan, atau ketrampilan serta modal, apabila yang dimiliki modal harus dicari informasi pasar, lahan, dan keahlian. Namun apabila
yang dimiliki hanya lahan harus diupayakan informasi pasar, alternatif modal dan pemilikan keahlian dan bila yang dimiliki modal maka diperlukan data pasar dan
lokasi kegiatan serta komoditas yang mempunyai nilai ekonomis tinggi Rahardi, 2005.
Sayuran dataran tinggi pada umumnya dapat tumbuh baik pada suhu udara sejuk sekitar 250C - 300C dengan ketinggian tempat antara 500 - 1000
mdpl. Tanah yang dibutuhkan adalah tanah gembur, berpasir dengan kandungan mineral yang tinggi dan drainase yang sempurna. Benih yang
digunakan dengan vigor 85 sedangkan untuk tanaman dataran rendah dapat
tumbuh dengan ketinggian 1 - 300 mdpl, tanah yang dibutuhkan tanah berpasir, gembur dengan ph 5,6-6. Pemeliharaan tanaman diselenggarakan dengan
menggunakan pupuk dasar dan pupuk lanjutan atau susulan sedangkan untuk pengendalian hama dilaksnakan bila diperlukan. Penerapan pengendalian hama
terpadu PHT pada sayuran mampu mengurangi penggunaan pestisida cukup signifikan tanpa menurunkan hasil sehingga keuntunganpun bertambah serta
dapat meningkatkan pendapatan petani sayuran Endang Y, 2008.
2.4 Tinjauan tentang Pendapatan Usahatani 2.4.1 Konsep Usahatani
Soekartawi 2002 menyebutkan bahwa ilmu usahatani ialah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada
secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Menurut Hernanto 1989 usahatani merupakan organisasi alam,
tenaga kerja, modal, dan pengelolaan yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian, organisasi itu ketatalaksanaannya berdiri sendiri dan
sengaja diusahakan oleh seorang atau sekumpulan orang, segolongan sosial, baik yang terikat secara geologis, politik, maupun teritorial sebagai
pengelolaannya. Hernanto 1989 menyatakan empat unsur pokok atau faktor - faktor produksi dalam usahatani, yaitu :
a. Lahan, lahan usahatani dapat berupa tanah pekarangan, tegalan, sawah, dan sebagainya. Lahan yang digunakan dalam usahatani dapat diperoleh dari
berbagai sumber, antara lain dengan membeli, menyewa, menyakap, negara, warisan, wakaf, atau membuka lahan sendiri.
b. Tenaga kerja, tenaga kerja menjadi pelaku dalam usahatani menyelesaikan berbagai macam kegiatan produksi. Tiga jenis tenaga kerja antara lain
tenaga kerja manusia, tenaga kerja ternak, tenaga kerja mekanik. Tenaga
kerja manusia dibedakan atas tenaga kerja pria, wanita, dan anak - anak. Kerja
manusia dipengaruhi
oleh umur,
pendidikan, keterampilan,
pengalaman, tingkat kecukupan, tingkat kesehatan, dan faktor alam seperti ilkim, dan kondisi lahan usahatani. Jika terjadi kekurangan tenaga kerja,
petani memperkerjakan buruh yang berasal dari luar keluarga dengan memberi balas jasa atau upah. Sehingga, sumber tenaga kerja dalam
usahatani dapat berasal dari dalam dan luar keluarga. c. Modal, modal adalah barang atau uang yang bersama - sama dengan faktor
produksi lain menghasilkan barang - barang baru, yaitu produk pertanian. Modal dapat berupa tanah, bangunan, alat - alat pertanian, tanaman, ternak,
bahan - bahan pertanian, piutang di bank, dan uang tunai. Penggunaan modal berfungsi membantu meningkatkan produktivitas dan menciptakan
kekayaan serta pendapatan usahatani. Modal dalam suatu usahatani digunakan untuk membeli sarana produksi serta pengeluaran selama
kegiatan usahatani berlangsung. Sumber modal dapat diperoleh dari milik sendiri, pinjaman atu kredit kredit bank, kerabat, dan lain - lain, warisan,
usaha lain, atau kontrak sewa. d. Pengelolaan atau manajemen, manajemen adalah keampuan untuk
mencukupi keinginan manusia di dunia yang rentan akan risiko dan ketidakpastian. Pengelolaan usahatani adalah kemampuan petani
menentukan, mengorganisir, dan mengkoordinasikan faktor - faktor produksi yang dikuasai sebaik - baiknya dan mampu memberikan produksi pertanian
sebagaimana yang diharapkan. Pemahaman prinsip teknik dan ekonomis menjadi syarat bagi pengelola. Pengenalan prinsip teknik dan ekonomis
menjadi syarat bagi pengelola. Pengenalan dan pemahaman prinsip teknik meliputi : 1 perilaku cabang usaha yang diputuskan, 2 perkembangan
teknologi, 3 tingkat teknologi yang dikuasai, 4 cara budidaya atau alternatif