Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

karena itu perlu diterapkaan model kemitraan yang baik agar kemitraan juga berpengaruh terhadap kesejahteraan petani dan tidk mengakibatkan hilangnya hak - hak petani. Penelitian mengenai kemitraan juga banyak dilakukan di berbagai negara di dunia. Menurut Behrbaum 2002, kemitraan yang terjalin antara petani kopi dan industri kopi misalnya Starbuck dan Oxfam America di Meciko, menyediakan petani dengan bantuan teknis, informasi pasar dan peningkatan kualitas produk. Petani yang menghasilkan kopi bermutu tinggi akan mendapat harga lebih tinggi dan menghasilkan pendapatan lebih besar untuk keluarga mereka. Kemitraan tersebut akan mendukung usaha petani kecil untuk mendapatkan kopi berkualitas yang secara lingkungan, sosial, dan ekonomis menguntungkan. Marini 1997, mengemukakan kemitraaan antara petani lokal dan investor besar di negara Mozambique merupakan strategi pemerintah Mozambique untuk pengembangan sektor pertanian kaarena kemitraan dapat menjadi suatu cara yang efektif untuk menarik modal oleh petani dari investor. Menurut Sharma 2004, produksi tembakau di Malaysia dan produksi sayuran di India dengan sistem contract farming dapat berjalan sukses dan menguntungkan petani kecil karena pusat pengolah dan pembeli setuju untuk membeli bagian atau semua dari panen mereka. Dalam kemitraan ini perusahaan menyediakan input, menyiapkan lahan, dan menyediakan bimbingan, pengemasan dan jasa pengangkutan. Badiane 2005, memperjelas hubungan antara pengembangan pertanian dan pengurangan kemiskinan melalui penekanan pada perubahan teknik pertanian, pelatihan ketrampilan, dan petani harus mengadopsi suatu strategi bisnis jika mereka akan survive dalam pasar yang modern. Badiane menekankan kepada pemerintah Afrika terus meningkatkan NEPAD New Partnership for Africa’s Development agar menyetujui bahwa pemerintah Afika akan mengalokasikan 10 persen dari anggaran mereka untuk sektor pertanian. Penelitian yang dilakukan oleh Iftahuddin 2005 mengenai pengaruh kemitraan petani tambak udang terhadap pendapatan usahatani dan efisiensi penggunaan input produksi. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pendapatan petani mitra lebih besar daripada petani non-mitra, namun perbedaan pendapatannya tidak signifikan. Analisis terhadap tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi petani mitra belum optimal karena tenaga kerja terlalu banyak. Penelitian lain oleh Purnaningsih 2006 mengenai adopsi inovasi pola kemitraan agribisnis sayuran di provinsi Jawa Barat. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa proses pengambilan keputusan petani terhadap inovasi pola kemitraan agribisnis terjadi melalui interaksi antara petugas atau pihak mitra dengan petani, kemudian menyebar melalui interaksi sesama petani dan keluarganya dalam suatu komunitas. Manfaat ekonomi yang diperoleh petani dari pola kemitraan adalah pendapatan yang lebih tinggi, harga yang lebih pasti, produktivitas lahan lebih tinggi, penyerapan tenaga kerja dan modal yang lebih tinggi, dan risiko usaha ditangging bersama. Manfaat teknis yang diperoleh petani yaitu penggunaan teknologi yang lebih baik sehingga mutu produk menjadi lebih baik. Manfaat sosial yang diperoleh petani adalah ada kesinambungan kerjasama antara petani dan perusahaan, koperasi maupun pedagang pengumpul, serta pola kemitraan mempunyai kontribusi terhadap kelestarian lingkungan. Dari penelitian tentang kemitraan pada sektor pertanian di berbagai negara dapat disimpulkan bahwa kemitraan merupakan sesuatu yang menjadi perhatian tidak saja di Indonesia tetapi di berbagai negara di dunia yang merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Dalam penelitian yang akan dilakukan memiliki berbagai perbedaan dengan yang dilakukan sebelumnya, dalam penelitian penulis akan mencoba mengkaji kegiatan usahatani sayuran organik dalam lingkup kemitraan dengan memfokuskan pada persepsi sosial dan ekonomi petani mitra di Yayasan Kaliandra Sejati, mendiskusikan atas gambaran dan kondisi usahatani sayuran organik yang diterapkan selama ini guna mengetahui keberhasilan petani kemitraan dengan Yayasan Kaliandra Sejati. Sehingga kedepannya hubungan kerjasamanya akan lebih baik.

2.2 Tinjauan tentang Kemitraan

Kemitraan merupakan salah satu dari pola pemberdayaan yang cukup strategis untuk dilaksanakan dalam pembangunan pertanian Indonesia. Berbagai bentuk konsep pemberdayaan masyarakat yang berbasis pada kemitraan ditawarkan oleh pihak investor, baik oleh pemerintah maupun swasta. Namun pada kenyataannya, pelaksanaan kemitraaan belum seluruhnya mampu mengangkat kesejahteraan petani kecil atau timbul kecenderungan petani kecil sering menjadi golongan yang lemah. Kemitraaan hanya menjadi alat bagi investor untuk meraih keuntungan yang besar melalui eksplotasi terhadap petani dengan mengabaikan hakikat kemitraan. Pemahaman tentang konsep kemitraan sangat diperlukan yang meliputi pengertian, bentuk - bentuk kemitraan, dampak kemitraan, serta hal - hal yang terkait dengan kemitraan sehingga pemahaman tentang konsep awal kemitraan diharapkan mampu menjernihkan kembali kesimpangsiuran akan pemahaman tentang kemitraan dan akan memberikan pencerahan kembali langkah - langkah untuk memperbaiki kondisi kemitraan yang ada Hafsah, 1999.

2.2.1 Pengertian, Tujuan, serta Prinsip Kemitraan

a. Pengertian Kemitraan Menurut Hafsah 2002 kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Karena merupakan strategi bisnis, maka keberhasilan kemitraan sangat ditentukan oleh adanya kepatuhan diantara yang bermitra dalam menjalankan etika bisnis. Menurut Undang - Undang No. 9 Tahun 1995, kemitraan adalah kerja sama usaha antara usaha kecil dengan usaha menengah atau dengan usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan memperlihatkan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan. Harjono 2005, kemitraan sebagai persetujuan antara dua pihak yang mempunyai kebutuhan saling mengisi dan bekerjasama bagi kepentingan kedua belah pihak atas saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan. Kemitraan diciptakan karena pihak pertama memerlukan sumber - sumber yang dimiliki pihak lain meliputi modal, tanah, tenaga kerja, akses terhadap teknologi baru, kapasitas pengolahan dan outlet untuk pemasaran hasil produksi. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kemitraan merupakan jalinan kerjasama usaha yang merupakan strategi bisnis yang dilakukan antara dua pihak atau lebih dengan prinsip saling membutuhkan, saling memperkuat dan saling menguntungkan yang disertai adanya satu pembinaan dan pengembangan. Hal ini dapat terjadi karena pada dasarnya masing - masing pihak pasti mempunyai kelemahan dan kelebihan, justru dengan kelemahan dan kelebihan masing - masing pihak akan saling melengkapi dalam arti pihak yang satu akan mengisi dengan cara melakukan pembinaan terhadap kelemahan yang lain dan sebaliknya.