Kendala dan Solusi dalam Pelaksanaan Kemitraan di Yayasan Kaliandra Sejati
4.4 Faktor - Faktor Sosial yang Mempengaruhi Keberhasilan Kemitraan antara Petani dengan Yayasan Kaliandra Sejati di Pasuruan
Hal yang menentukan keberhasilan program kemitraan di Yayasan Kaliandra Sejati Dusun Gamoh, Desa Dayurejo, Kecamatan Prigen, Kabupaten
Pasuruan - Jawa Timur yaitu tergantung dari petani yang ada di daerah tersebut. Faktor - faktor yang mempengaruhi keberhasilan kemitraan Y antara lain
komunikasi X1, kerjasama X2, dan komitmen X3. Untuk mengetahui berpengaruh atau tidaknya faktor - faktor tersebut
menggunakan Uji F, untuk mengetahui pengaruh dari variabel komunikasi X1, kerjasama X2, dan komitmen X3 secara keseluruhan atau bersama.
Sedangkan untuk mengetahui pengaruh dari masing - masing variabel menggunakan uji T. Dari perhitungan menggunakan analisis regresi linier
berganda yang terdapat pada Lampiran 2, diketahui model persamaan sebagai berikut :
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e Y = 2.033 + 0,070 X1 + 0,415 X2 + 0,657 X3
Dari perhitungan statistik yang terdapat pada Lampiran 2 diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.13 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Variabel Komunikasi X1, Kerjasama X2, dan Komitmen X3
Variabel Koefisien
Regresi Standart
Error T hitung
Sign.
Komunikasi X1 0,070
0,180 0,391
0,700 Kerjasama X2
0,415 0,194
2,141 0,046
Komitmen X3 0,657
0,180 3,586
0,002 Sumber : SPSS data diolah, 2014
F hitung : 4,879
Signifikan : 0,012
R square : 0,448
R : 0,670
Hasil pengujian dari Uji F, dimana pada uji ini akan diuji secara keseluruhan pengaruh dari variabel komunikasi X1, kerjasama X2, dan
komitmen X3 terhadap variabel keberhasilan kemitraan Y. Dari hasil analisis menggunakan analisis regresi linier berganda dengan program SPSS, diperoleh
nilai F hitung sebesar 4,879 dengan signifikan sebesar 0,012. Hal ini menyatakan bahwa F hitung α 0,05, sehingga hipotesis statistik untuk uji F yaitu Ha
diterima dan Ho ditolak. Diterimanya Ha artinya secara simultan atau bersama - sama variabel komunikasi X1, kerjasama X2, dan komitmen X3 berpengaruh
terhadap variabel keberhasilan kemitraan Y. Dari hasil analisis diketahui R square sebesar 0,448 yang berarti variabel
komunikasi X1, kerjasama X2, dan komitmen X3 berpengaruh pada variabel keberhasilan kemitraan Y sebesar 44,8, sedangkan sisanya sebesar 55,2
dipengaruhi oleh variabel lain selain komunikasi X1, kerjasama X2, dan komitmen X3.
Dari hasil pemilihan variabel komunikasi X1, kerjasama X2, dan komitmen X3 ini bisa dikatakan kurang tepat atau kurang kongkrit karena
determinasinya R square lebih kecil sebesar 44,8 dari pada sisanya sebesar 55,2 dipengaruhi oleh variabel lain selain komunikasi X1, kerjasama X2, dan
komitmen X3. Sehingga dari hasil analisis keberhasilan usahatani sayuran organik di Kecamatan Prigen Kabupaten Pasuruan koefisien korelasi sebesar
0,670 terdapat hubungan yang erat antara variabel komunikasi X1, kerjasama X2, komitmen X3 dan variabel keberhasilan kemitraan Y. Untuk mengetahui
pengaruh dari masing - masing variabel independen terhadap variabel dependennya dapat diketahui melalui uji T statistik atau T hitung terhadap
koefisien regresi masing - masing variabel independen. Dari hasil analisis diketahui bahwa T hitung untuk variabel komunikasi X1 sebesar 0.391 dengan
signifikan 0.700, yang artinya secara parsial atau individu variabel komunikasi
X1 tidak berpengaruh terhadap variabel keberhasilan kemitraan Y karena signifikasi melebihi taraf 5 hal tersebut karena keadaan atau kondisi lapang
yang membuat komunikasi petani kurang tepat atau kurang efektif sehingga menyebabkan tidak berpengaruh terhadap keberhasilan kemitraan Y. Untuk
hasil analisis selanjutnya diketahui bahwa T hitung untuk variabel kerjasama X2 sebesar 2,141 dengan signifikan 0,046 secara parsial atau individu variabel
kerjasama X2 berpengaruh terhadap variabel keberhasilan kemitraan Y pada taraf 5 hal tersebut karena petani yang aktif atau mempunyai semangat tinggi
terhadap kemitraan yang telah dijalin serta sering melakukan hubungan kerjasama yang erat terhadap Yayasan Kaliandra Sejati sehingga akan semakin
tanggap untuk dapat menerapkan suatu inovasi terhadap keberhasilan kemitraaan tersebut Boeck dan Wamba 2007. Sedangkan dari hasil analisis
diketahui untuk T hitung variabel komitmen X3 sebesar 3,586 dengan signifikan 0,002 secara parsial atau individu variabel komitmen X3 berpengaruh terhadap
variabel keberhasilan kemitraan Y pada taraf 5 hal ini dikarenakan dalam kegiatan kemitraan merupakan salah satu dari sekian banyak variabel yang
menyebabkan terjadinya perubahan perilaku pada petani dan perubahan yang terjadi menjadi tujuan akhir dari kemitraan, sehingga semakin tinggi pula
komitmen petani maka keberhasilan kemitraaan yang disampaikan semakin tinggi pula serta akan berkesinambungan Boeck dan Wamba 2007.
4.5 Analisis Usahatani Sayuran Organik 4.5.1 Analisis Usahatani Sayuran Organik
Keseluruhan lahan petani mitra memiliki luas lahan kurang lebih 40 M
2
. Sayuran organik yang dibudidayakan pada petani mitra terbagi menjadi sayuran
outdoor dan indoor terkait dengan penggunaan naungan berupa green house. Sayuran yang dibudidayakan di dalam green house meliputi kangkung, pakcoy
green, caisim, bayam merah, bayam hijau, kailan, selada romain, dan selada
kriting. Sedangkan sayuran yang dibudidayakan diluar green house adalah terong lalap, terong panjang, daun kemangi, pare, kenikir, dan kangkung untuk
menghindari serangan hama dari dalam green house. Penggunaan green house petani mitra ada sungkup 1-2 green house yang berada disamping rumahnya,
dalam satu sungkup green house, terdapat 5 bedengan dengan masing - masing bedeng berupa lahan budidaya sayuran organik. Biasanya untuk 1 bedeng
dengan yang lainnya berbeda - beda, karena 1 bedeng diberi hanya satu jenis sayuran organik.
Biaya yang dikeluarkan pada usahatani ini adalah biaya pembelian benih kangkung, pakcoy green, caisim, bayam merah, bayam hijau, kailan, selada
romain, selada kriting, dan biopeptisida. Penerimaan yang diterima petani berasal dari penjualan hasil panen sayuran kangkung, pakcoy green, caisim,
bayam merah, bayam hijau, kailan, selada romain, dan selada kriting yang diserahkan kepada Yayasan Kaliandra Sejati. Harga sayuran organik yang
ditetapkan oleh Yayasan Kaliandra Sejati cukup tinggi kepada petani mitra. Berikut Tabel 4.14
Tabel 4.14 Daftar Harga Sayuran Organik Petani Mitra di Yayasan Kaliandra Sejati
Sumber : Yayasan Kaliandra Sejati, Pasuruan. data diolah, 2014
Jenis pengeluaran atau biaya usahatani sayuran organik yang dikeluarkan petani mitra, baik biaya tunai maupun biaya tidak tunainya. Biaya
tunai yang dikeluarkan meliputi benih kangkung, pakcoy green, caisim, bayam merah, bayam hijau, kailan, selada romain, selada kriting, dan biopeptisida.
No. Jenis Sayuran Organik
Harga kg
1. Kangkung
7.500 2.
Pakcoy Green 7.500
3. Caisim
8.000 4.
Bayam Merah 8.500
5. Bayam Hijau
8.000 6.
Kailan 10.500
7. Selada Romain
9.500 8.
Selada Kriting 8.000
Sedangkan biaya tidak tunai yang dikeluarkan oleh petani meliputi penyusutan peralatan usahatani. Petani tidak memperhitungkan biaya tidak tunai. Petani
hanya memperhitungkan biaya tunai atau pengeluaran sesungguhnya saja. a. Benih
Benih kangkung, pakcoy green, caisim, bayam merah, bayam hijau, kailan, selada romain, dan selada kriting dimasukkan ke dalam biaya tunai karena
petani mitra mengeluarkan biaya tunai untuk memperoleh benih tersebut. Benih yang digunakan petani mitra lebih mahal, hal ini dikarenakan Yayasan
Kaliandra Sejati mencoba untuk meningkatkan jumlah hasil panen dengan meningkatkan kualitas benih yang digunakan.
b. Biopeptisida Petani mitra banyak menggunakan biopeptisida, hal ini dikarenakan adanya
gangguan hama pada proses budidaya. Biaya untuk membeli biopeptisida dimasukkan ke dalam komponen biaya tunai. Biopeptisida yang umumnya
digunakan oleh petani dibeli dengan harga Rp 3.500perliter. Rata - rata penggunaan biopeptisida adalah Rp. 6.000bulan.
c. Alat - alat Peralatan Usahatani Alat - alat yang digunakan untuk usahatani sayuran organik adalah cangkul,
sabit, emrat, keranjang plastik, nampan plastik, dan selang plastik. Jumlah peralatan usahatani cangkul, sabit, emrat, keranjang plastik, nampan plastik,
dan selang setiap petani tidak banyak. Hal ini dikarenakan, peralatan lain untuk proses budidaya telah dimiliki oleh setiap petani tenaga kerja dalam
keluarga. Cangkul memiliki nilai sisa sebesar Rp 40.000 dengan umur ekonomis 12 bulan. Rata - rata nilai penyusutan cangkul adalah Rp
1.100bulan. Sabit adalah alat untuk membersihkan rumput atau gulma digreen house. Alat ini digunakan oleh petani untuk memudahkan petani
mengurangi jumlah rumputgulma yang tumbuh digreen house. Nilai sabit