Analisis Multiplier HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1

4.3.2 Kepekaan Penyebaran

Sektor perekonomian di Indonesia yang memiliki kepekaan penyebaran tertinggi berdasarkan Tabel 14 adalah sektor industri pengolahan sebesar 2,31, sedangkan sektor pertanian memiliki nilai kepekaan penyebaran sebesar 1,06. Nilai kepekaan penyebaran sektor pertanian yang lebih besar dari satu tersebut berarti bahwa sektor pertanian memiliki kemampuan yang kuat untuk mendorong perkembangan sektor perekonomian lainnya.

4.4 Analisis Multiplier

Tabel 15 merupakan tabel multiplier output, pendapatan dan tenaga kerja sektor-sektor perekonomian di Indonesia tahun 2003. Dari tabel tersebut terdapat multiplier tipe I dan multiplier tipe II. Nilai multiplier tipe I selalu lebih kecil dibanding tipe II, karena pada multiplier tipe II, efek konsumsi masyarakat diperhitungkan. Tabel 15. Multiplier Output, Pendapatan, dan Tenaga Kerja Sektor-sektor Perekonomian Di Indonesia Tahun 2003 Klasifikasi 10 Sektor Multiplier Output Multiplier Pendapatan Multiplier Tenaga Kerja Sektor TIPE I TIPE II TIPE I TIPE II TIPE I TIPE II Pertanian 1,45 1,80 1,38 1,66 1,19 1,27 Pertambangan dan Penggalian 1,36 1,57 1,50 1,84 2,64 4,50 Industri Pengolahan 2,26 2,51 2,53 2,93 5,51 6,42 Listrik, Gas dan Air Bersih 2,25 2,47 3,05 3,61 4,04 5,85 Bangunan 2,37 2,65 2,05 2,33 2,96 3,62 Perdagangan 1,76 2,06 1,64 1,92 1,44 1,74 Hotel dan Restoran 1,92 2,26 1,75 2,03 2,06 2,27 Pengangkutan dan Komunikasi 2,14 2,40 2,39 2,74 2,12 2,51 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1,58 1,88 1,72 2,02 2,90 4,47 Jasa-jasa 1,90 2,40 1,39 1,56 1,70 2,18 Sumber : Tabel Input-Output Indonesia 2003, Klasifikasi 10 sektor diolah. Nilai yang terdapat pada analisis multiplier output tipe I dan tipe II menunjukkan adanya peningkatan output di seluruh sektor perekonomian yang disebabkan oleh kenaikan permintaan akhir sebesar satu satuan di suatu sektor tertentu. Tabel 15 menunjukkan bahwa multiplier output tipe I sektor pertanian sebesar 1,45 dan 1,80 untuk multiplier output tipe II. Nilai 1,45 pada multiplier output tipe I berarti jika terjadi peningkatan permintaan akhir di sektor pertanian sebesar satu satuan maka output di seluruh sektor perekonomian akan meningkat sebesar 1,45 satuan. Sedangkan untuk multiplier output tipe II, angka 1,80 berarti jika terdapat peningkatan konsumsi rumah tangga akibat adanya peningkatan permintaan akhir maka output diseluruh sektor perekonomian meningkat sebesar 1,80 satuan. Nilai yang terdapat dalam multiplier pendapatan tipe I dan tipe II menunjukkan adanya peningkatan pendapatan di seluruh sektor perekonomian yang disebabkan oleh kenaikan permintaan akhir di suatu sektor tertentu sebesar satu satuan. Tabel 15 menunjukkan bahwa multiplier pendapatan sektor pertanian sebesar 1,38 Tipe I dan 1,66 Tipe II. Untuk nilai multiplier tipe I berarti bahwa jika terjadi penambahan permintaan akhir sebesar satu satuan di sektor pertanian, maka akan mengakibatkan peningkatan pendapatan di sektor-sektor lainnya sebesar 1,38 satuan. Sementara, untuk multiplier tipe II, jika terdapat peningkatan konsumsi rumah tangga akibat adanya peningkatan permintaan akhir maka pendapatan diseluruh sektor perekonomian meningkat sebesar 1,66 satuan. Dari Tabel 15 dapat diketahui bahwa sektor pertanian mempunyai nilai multiplier tenaga kerja tipe I sebesar 1,19 dan tipe II sebesar 1,27. Untuk multiplier tipe I, jika terjadi penambahan permintaan akhir sebesar satu satuan di sektor pertanian, maka akan mengakibatkan peningkatan penyerapan tenaga kerja di sektor-sektor lainnya sebesar 1,19 1 orang. Sementara untuk multiplier tipe II berarti bahwa adanya peningkatan konsumsi sektor pertanian sebesar satu satuan menyebabkan peningkatan penyerapan tenaga kerja di seluruh sektor perekonomian sebesar 1,27 1 orang. Tabel 16. Multiplier Output, Pendapatan, dan Tenaga Kerja Sektor-sektor Perekonomian Di Indonesia Tahun 2003 Klasifikasi 27 Sektor Multiplier Output Multiplier Pendapatan Multiplier Tenaga Kerja Sektor TIPE I TIPE II TIPE I TIPE II TIPE I TIPE II Tanaman bahan makanan 1,196 1,496 1,195 1,479 1,125 1,216 Perkebunan 1,484 1,918 1,307 1,537 1,150 1,222 Peternakan 1,984 2,319 1,723 1,969 1,435 1,483 Kehutanan 1,362 1,698 1,445 1,706 1,150 1,245 Perikanan 1,419 1,724 1,424 1,709 1,234 1,322 Pertambangan 1,303 1,455 1,485 1,835 2,326 4,411 Penggalian 1,481 1,926 1,215 1,441 1,802 3,156 Industri Makanan 2,093 2,378 2,671 3,098 9,068 9,852 Industri Tekstil 2,457 2,697 2,520 2,819 4,543 5,466 Industri Kayu dan Furnitur 2,015 2,301 2,130 2,454 4,721 5,545 Industri Kertas 2,267 2,525 2,538 2,890 5,772 6,663 Industri Kimia dan Pengilangan Minyak 2,191 2,414 2,405 2,794 4,097 5,262 Industri Semen 1,790 2,089 1,517 1,801 1,751 2,637 Industri Logam Dasar 2,678 2,872 3,084 3,519 4,274 5,788 Industri Lainnya 2,426 2,649 2,436 2,765 3,424 4,571 Listrik, Gas dan Air Bersih 2,223 2,411 2,678 3,185 3,260 5,053 Bangunan 2,426 2,691 2,052 2,322 2,474 3,300 Perdagangan 1,760 2,053 1,615 1,890 1,388 1,707 Restoran dan Hotel 1,946 2,277 1,771 2,036 2,205 2,391 Angkutan Kereta Api 2,405 2,698 2,019 2,244 1,605 1,948 Angkutan Darat 2,116 2,373 2,292 2,617 1,898 2,325 Angkutan Lainnya 2,450 2,684 2,973 3,373 2,645 3,135 Komunikasi 1,463 1,759 1,480 1,762 1,309 1,647 Lembaga Keuangan 1,461 1,813 1,388 1,654 1,897 3,380 Usaha Bangunan dan Jasa Perusahaan 1,675 1,928 2,242 2,577 4,209 6,238 Pemerintahan Umum dan Pertahanan 1,819 2,398 1,201 1,358 1,403 1,839 Jasa-jasa 1,957 2,394 1,489 1,659 1,861 2,400 Sumber : Tabel Input-Output Indonesia 2003, Klasifikasi 27 sektor diolah. Berdasarkan Tabel 16 diketahui bahwa sub sektor pertanian yang memiliki nilai multiplier terhadap output, pendapatan dan tenaga kerja tertinggi baik tipe I maupun tipe II adalah pada sub sektor peternakan, yaitu sebesar 1,984; 2,319; 1,723; 1,969; 1,435 dan 1,483. Diikuti oleh sub sektor perkebunan, perikanan, kehutanan dan tanaman bahan makanan.

4.5 Dampak Investasi Sektor Pertanian terhadap Perekonomian