Sejarah Kedatangan dan Penyebutan Cina Benteng

5. Pura - Sumber: Buku Monografi Kelurahan Sukasari Tabel III Jumlah Majelis Keagamaan di Kelurahan Sukasari, Tangerang JUMLAH No. Majelis Keagamaan Kelompok Anggota 1. Majelis Ta’lim 18 253 2. Majelis Gereja 1 30 3. Majelis Budha 3 79 4. Majelis Hindu 1 10 Sumber: Buku Monografi Kelurahan Sukasari

B. Sejarah Kedatangan dan Penyebutan Cina Benteng

Awal kedatangan orang Cina ke Tangerang belum diketahui secara pasti. Dalam kitab sejarah Sunda yang berjudul “Tina Layang Parahyang” catatan dari Parahyangan. Kitab tersebut menceritakan tentang mendaratnya rombongan Tjen Tjie Lung Halung di suatu daerah perkampungan nelayan di muara Sungai Cisadane, yaitu di Teluk Naga, merupakan suatu tempat di mana awalya orang Cina datang ke Tangerang pada tahun 1407. 27 Perahu rombongan Halung yang semula ingin mengunjungi Jayakarta, akhirnya terdampar dan mengalami kerusakan serta perbekalan mereka telah habis. Gelombang kedua, kedatangan orang Tionghoa ke Tangerang dalam buku “Nusa Jawa Silang Budaya”, pada tahun 1740 di bawah pimpinan Gubernur Jenderal Andrian 27 Ziarah Budaya Kota Tangerang, hlm. 28. Valkenier telah terjadi pembantaian massal terhadap masyarakat Cina, lebih dari 10.000 orang Cina di benteng Belanda dibantai oleh Belanda 28 , mereka adalah korban berbagai peraturan yang ruang geraknya dibatasi Belanda, mereka dituduh merencanakan pemberontakan dan ingin menghancurkan VOC Veneenigde Oostindische Compagnie. Belanda yang berhasil memadamkan pemberontakan tersebut mengirimkan orang-orang Cina ke daerah Tangerang untuk bertani. Belanda mendirikan permukiman bagi orang Cina pondok-pondok yang dikenal dengan nama: Pondok Cabe, Pondok Jagung, Pondok Aren dan sebagainya. Di sekitar Tegal Pasir atau kali Pasir, Belanda mendirikan perkampungan Tionghoa yang di kenal dengan nama Petak Sembilan. Perkampungan ini kemudian dengan bertambahnya waktu berkembang menjadi pusat perdagangan dan telah menjadi bagian dari Kota Tangerang. Dan rencananya kawasan ini akan dijadikan sebagai kota Wisata Tangerang oleh pemerintah Kota Tangerang. Daerah ini terletak di sebelah timur Sungai Cisadane, daerah Pasar Lama. Berbicara mengenai sejarah Cina Benteng sulit dipisahkan dengan kawasan Pasar Lama sebagai suatu permukiman pertama bagi komunitas Cina di Tangerang. Persaingan perdagangan yang keras terjadi antara Banten dan Batavia Jakarta saat ini. Di suatu pihak, kompeni Belanda mendesakkan keinginannya untuk melakukan monopoli perdagangan di wilayah kesultanan Banten. Akan tetapi di pihak lain, Sultan Banten sendiri mempertahankan sistem perdagangan bebas dan kedaulatan negara. Karena terlalu kerasnya persaingan itu, terjadilah konflik politik dan akhirnya terjadi konflik senjata. Dalam suasana konflik itulah, kawasan Tangerang terjadi daerah pertahanan dan merangkap sebagai medan pertempuran serta daerah rebutan antara Batavia dan Banten. Kemudian Banten membangunan benteng pertahanan di sebelah barat Sungai Cisadane 28 Ziarah Budaya Kota Tangerang, hlm. 29. dan pihak kompeni Belanda membangun benteng pertahanan di sebelah timur Sungai Cisadane untuk menahan serbuan Banten yang hendak merebut kembali Batavia dari tangan Belanda. Benteng itu sekarang sudah rata dengan tanah. Akan tetapi sangat disayangkan tidak ada keterangan tahun berapa benteng itu didirikan. Itulah sebabnya, dahulu daerah Tangerang dikenal dengan nama “Benteng” dan saat ini masih ada segelintir orang yang menyebutnya demikian. Jadi, Cina Benteng merupakan komunitas Cina yang tinggal di Benteng Tangerang. Cina Benteng tidak seperti Cina peranakan pada umumya yang berkulit putih meletak. Cina Benteng memang sering diidentifikasi dengan stereotip orang Cina berkulit hitam dan gelap. Sehingga sulit dibedakan dengan “orang kampung” pribumi atau masyarakat lokal.

C. Sistem Kekerabatan