B. Unsur Mitos dalam Tradisi Masyarakat Lokal
Mitos pada dasarnya bersifat religius, karena memberi rasio pada kepercayaan dan praktek keagamaan. Masalah yang dibicarakannya adalah masalah-masalah pokok
kehidupan manusia; dari mana asal kita dan segala sesuatu yang ada di dunia ini, mengapa kita disini, dan kemana tujuan kita. Setiap aspek masalah-masalah yang sangat
luas itu dapat disebut mitos. Fungsi mitos adalah untuk menerangkan, memberi gambaran dan penjelasan tentang alam semesta yang teratur, yang merupakan latar belakang
perilaku yang teratur. Mitos dapat diartikan secara istilah sebagai cerita tentang peristiwa- peristiwa semihistoris yang menerangkan masalah-masalah akhir kehidupan manusia.
Van Peursen, seorang Antropolog mendefinisikan mitos sebagai sebuah cerita yang memberikan pedoman dan arah tertentu kepada sekelompok orang, lebih lanjut Van
Peursen menjelaskan fungsi mitos yaitu untuk menyadarkan manusia bahwa ada kekuatan-kekuatan ajaibghaib, memberi jaminan bagi masa kini, memberikan
pengetahuan tentang dunia. Mitos dimunculkan lewat kesenian rakyat, atau biasa disebut sebagai kesenian tradisional. Pada dasarnya sebuah komunitas akan memiliki ragam
kebudayaannya masing-masing, seperti contoh dalam budaya dan kepercayaan masyarakat Cina yaitu ada ritual perahu keramat dalam perayaan peh chun kemudian ada
tabur beras kuning dalam perkawinan chiou-thaou. Sementara pengertian tradisi merupakan ekspresi cipta, karya, dan karsa manusia
dalam masyarakat tertentu yang berisi nilai-nilai dan pesan-pesan religiusitas, wawasan filosofi dan kearifan lokal. Mitos juga dapat diartikan sebagai cerita sakral yang
ditempatkan dalam zaman yang berbeda dengan zaman pencerita, sambil mengungkapkan pemahaman realitas yang menjelaskan beberapa adat kebiasaan dalam
masyarakat sang pencerita. Dengan kata lain maka mitos ternyata juga lahir dari suatu kebutuhan “intelektual” akan penjelasan yang memuaskan, dan bukan hanya ekspresi
perasaan primitive. Hanya sebagian kecil mitos adalah jelas berkaitan dengan ritus, kaitan mana memungkinkan suatu masyarakat untuk masuk secara imajinatif ke dalam keadaan
yang digambarkan dalam mitos mereka. Maka kaitan seperti itu tidak boleh begitu saja diandaikan, tetapi harus dapat ditunjukan.
Selama mitos belum ditulis dan masih diperankan kembali dalam masyarakat, isi mitos dapat dan akan berubah agar tetap mencerminkan situasi politis, sosial dan
konomis yang sesuai zaman. Tetapi setelah ditulis, mitos dicocokan dengan situasi-situasi yang berubah-ubah melalui interpretasi teologis. Kalau masyarakat bertambah rasional,
hubungan erat antara mitos yang kuno dan pemahaman situasi aktual melemah, bisa sampai hampir menghilang. Tetapi mitos sendiri tidak menghilang. Karena mitos
mengandung pemahaman intuitif akan realitas yang memungkinkan orang untuk melampaui keadaannya yang langsung, maka mitos tetap menjadi sumber untuk drama,
puisi, dan seni. Sekalipun mitos sebagai fiksi cenderung dilawankan dengan sejarah, namun
demikian kisah-kisah tentang peristiwa-peristiwa sejarah dapat juga seperti mitos berperan sebagai ekspresi dan peneguhan keyakinan-keyakinan serta nilai-nilai sebuah
masyarakat. Misalnya versi-versi popular cerita perang kemerdekaan akan memuliakan kepahlawanan bangsa dan memperlihatkan bagaimana yang baik biarpun kurang berdaya
menang atas pihak jahat yang kuat. Proses ini dapat disebut mitologi sejarah. Karena itu bagi sebagian peneliti distingsi lama antara mitos dan legenda menjadi kabur, kurang
berdasar dan kurang praktis.
BAB IV PEMANDIAN PERAHU KERAMAT DALAM UPACARA PEH CHUN