Indikator Pencapaian Kompetensi buku guru smp kelas viii kurukulum 2013 Pendidikan Jasmani Olah Raga dan Kesehatan Guru

146 Kelas IX SMPMTs 14 14 6 6 C. Landasan Pengajaran dalam Pengembangan Variasi dan Kombinasi Keterampilan ke dalam Peragaan Olahraga Bela diri Olahraga bela diri adalah olahraga yang bersifat mempertahankan diri atau membela diri dari serangan lawan. Olahraga yang termasuk bela diri adalah pencak silat, judo, karate, dan taekwondo. Pencak silat merupakan olahraga bela diri asli dari Indonesia yang alirannya berbeda- EHGDDQWDUDGDHUDKVDWXGHQJDQGDHUDKODLQQ\D6WUXNWXUÀVLNDOSHQFDN silat bela diri terdiri dari teknik-teknik sikap dan gerak bela diri yang berdiferensiasi Berdasarkan pendekatan sistem, dapat dikatakan bahwa pencak silat adalah suatu sistem atau tata bela diri yang terdiri dari jurus-jurus yang saling bergantung, saling menunjang, dan saling berhubungan secara fungsional menurut pola tertentu untuk tujuan bela diri secara total. Jurus adalah sistem atau tata bela diri yang terdiri atas teknik-teknik sikap dan gerak yang saling bergantung, saling berhubungan secara fungsional menurut pola tertentu untuk tujuan khusus yang merupakan bagian dari identitas bela diri. Olahraga pencak silat merupakan bagian dari budaya bangsa Indonesia yang bernilai luhur. Nilai-nilai luhur pencak silat terkandung dalam jati diri yang meliputi 3 hal pokok sebagai satu kesatuan, yaitu; 1 budaya Indonesia sebagai asal dan coraknya, 2 falsafah budi pekerti luhur sebagai jiwa dan sumber motivasi penggunaannya, 3 pembinaan mental spiritualbudi pekerti, bela diri, seni, dan olahraga sebagai aspek integral dari substansinya. Pencak silat yang dihayati keseluruhan nilainya akan mempunyai manfaat yang besar, bukan saja bagi individu yang mempelajarinya tetapi juga bagi masyarakat. Dengan perkataan lain, pendidikan pencak silat mempunyai manfaat individual dan sosial. Pendidikan pencak silat dapat memberi sumbangan dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dalam rangka pembangunan seluruh masyarakat Indonesia, serta merupakan “character and nation building”. Pencak silat sebagai suatu sistem bela diri dalam lingkup dan posisinya yang otonom, terdiri dari teknik-teknik sikap dan gerak yang saling bergantung, saling menunjang secara fungsional menurut pola tertentu. Menurut keputusan Munas IPSI tahun 1994, secara struktural pencak silat meliputi 4 hal sebagai satu kesatuan, yaitu sikap pasang, gerak langkah, serangan dan belaan. Kurikulum 2013 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 147

D. Pembentukan Sikap dan Gerak

Dalam pencak silat kita kenal keterampilan dasar pembentukan sikap, gerak, serangan dan belaan. Pembentukan sikap merupakan dasar dari pembentukan gerak yang meliputi sikap jasmani dan rohani. 6LNDS MDVPDQLDK DGDODK NHVLDSDQ ÀVLN DWDX WXEXK XQWXN PHODNXNDQ gerakan-gerakan teknik dan taktik yang baik. Sikap rohaniah adalah kesiapan mental dan pikiran untuk melakukan tujuan dengan waspada, NRQVHQWUDVL VLDJD SUDNWLV GDQ HÀVLHQ GDODP PHQJDNWXDOLVDVLNDQ gerakan. Pembentukan sikap terdiri dari sikap berdiri, sikap duduk, sikap baring, sikap khusus dan sikap pasang. Sebelum membicarakan sikap dan gerak pencak silat lebih lanjut, diberikan terlebih dahulu permainan dalam pencak silat yang sifatnya untuk merangsang kamu tidak takut dan bergairah dalam melakukan latihan pembentukan sikap dan gerak dasar.

1. Permainan Kupu-Kupu Terbang Kian Kemari

Permainan ini menggambarkan dari posisi sikap berdiri, sikap salam, sikap memusatkan diri dalam pencak silat, caranya sebagai berikut. ‡ Siswa berlari bertebaran bebas ke sana kemari ‡ Siswa merentangkan tangan ke atas sambil berputar-putar ke kiri atau ke kanan dengan kedua kaki jinjit ‡ Kedua tangan dirapatkan di atas kepala ‡ Seperti sikap poin sebelumnya, terus tangan diturunkan ke depan dada seraya kepala ditundukkan seolah-olah seperti kupu-kupu yang hingap pada bunga dan menghisap madunya ‡ Gerakan tersebut di atas dilakukan berulang-ulang 2. Permainan Kereta Dorong Permainan ini untuk melatih kekuatan otot tangan untuk gerakan pukulan secara keseluruhan, caranya sebagai berikut. ‡ Siswa berpasangan di mana satu berdiri tegak posisi kangkang A memegang kedua kaki teman pasangannya B. ‡ B dalam posisi merangkak menghadap ke depan dan kedua kakinya dipegang oleh kawannya yang berdiri A. ‡ Gerakan: A mendorong B maju sampai batas yang telah ditentukan misalnya 5 meter. Selanjutnya, dilakukan secara bergantian. ‡ Posisi berpasangan seperti poin a, selanjutnya berlomba mendorong sampai batas yang ditentukan 8 meter 148 Kelas IX SMPMTs 14 14 8 8 ‡ Posisi seperti poin b, kemudian kedua kelompok pasangan saling berhadapan. Selanjutnya saling berusaha merobohkan dengan cara mengait atau menarik tangan lawan. Bagi yang terjatuh dinyatakan kalah.

3. Permainan Putri Berhias

Permainan ini untuk melatih pukulan dan tangkisan serta pola langkah yang baik, caranya sebagai berikut. ‡ Langkahkan kaki kiri ke depan disertai dengan tangkisan depan seolah-olah putri sedang memegang cermin. ‡ Tangan kanan melakukan pukulan pedang samping diteruskan ke belakang seolah-olah putri mengambil sisir dan menyisir rambutnya. ‡ Langkahkan kaki kanan ke depan diikuti dengan pukulan ke arah pelipis seolah-olah putri mengibaskan selendangnya. ‡ Kaki kiri silang maju dengan kaki kanan dibelakang seolah-olah putri sedang berpose. ‡ Gerakan diatas dilakukan secara terus-menerus, sampai gerakan kamu baik dan benar.

E. Materi Pembelajaran

1. Aktivitas Pengajaran 1

Nama permainan: Menangkap Pita di Ekor Materi pengajaran: 1. Elakan 2. Serangan Deskripsi pengajaran: Gerakan dalam olahraga bela diri dapat dianalogikan dengan gerakan yang ada dalam permainan, yang utama adalah esensi dari gerakan itu sendiri. Guru dapat meminta siswa melakukan gerakan mengambil pita di ekor teman, sementara dia sendiri menghindar dari upaya mengambil pita oleh siswa lainnya mencoba melakukan. Ketika siswa melakukan gerakan elakan dan serangan, siswa diminta untuk mengamati dan mengumpulkan informasi tentang cara menghindari serangan dan cara mengambil pita di ekor teman. Lakukan jeda diskusi untuk mengundang siswa menanya dan mengasosiasi informasi yang diperoleh siswa dengan pengetahuan yang dimiliki siswa untuk membentuk struktur pengetahuan baru. Akhir pengajaran, guru meresume dan meminta siswa untuk menjelaskan hal- hal yang dipelajari mengomunikasi.