Makna Hakiki Pendidikan Jasmani

6 Kelas IX SMPMTs kompetensi gerak siswa. Proses belajar siswa harus mengesankan dan mencerahkan siswa, sehingga siswa mendapatkan sejumlah pengetahu- an, kekayaan sikap, dan berkembangnya motorik yang bermakna, bertujuan, dan berkontekstual dengan kebutuhan siswa. Pengalaman belajar gerak itu mengantarkan siswa memahami tubuh dan mengenali potensi geraknya, mengembangkan potensi siswa secara utuh melalui berbagai pengalaman belajar gerak yang berstruktur menuju kecakapan gerak-tubuh yang dibutuhkan dalam kehidupannya. Tubuh dalam identitas geraknya itu memudahkan diri siswa, para siswa menjadi pandai membawakan tubuhnya, tubuh dalam potensi geraknya itu tidak menyulitkan diri siswa, tubuh dalam potensi geraknya itu membekali GLULVLVZDSDGDNHPDQGLULDQGDQNHVHMDKWHUDDQÀVLNDOGHQJDQKDUDSDQ berdampak pada kesejahteraan mentalpikiran, sosial, dan bahkan sejahtera spiritual ketika siswa mampu dan pandai mengambil makna kontekstual dari pengalaman belajar geraknya terhadap kenyataan sistem kehidupan sehari-hari menuju kualitas hidup yang lebih baik. Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani sebagai upaya untuk membangun kemandirian dan kesejahteraan hidup manusia. Suatu proses pendidikan melalui aktivitas jasmani untuk hidup manusia. Pendidikan jasmani terambil dari keinginan untuk menghubungkan manusia dengan lingkungannya melalui gerak. Konsep jasmani dalam kepemilikannya menghubungkan dirinya dengan lingkungannya. Jasmani dalam potensi geraknya itu membantu, memandirikan, dan menyejahterakan dirinya. Sebagai contoh, ketika siswa berjalan kaki memasuki lingkungan sekolah, gerak berjalan kaki itulah yang menghubungkan diri siswa dengan lingkungan sekolahnya. Lebih lanjut, karena keikatan antara jasmani dan rohani, pendidikan jasmani tidak hanya membina jasmani, tetapi juga bersinggungan dengan dimensi pikiran, mental, dan sosial siswa, atau bahkan spiritual siswa, pendidikan jasmani sering disebut pula sebagai proses pendidikan yang membangun manusia seutuhnya. Pendidikan menyeluruh dan utuh ini identik dengan pendidikan ÀWUDK PDQXVLD VXDWX SURVHV PHQGLGLN \DQJ PHPEDQJXQ EHODMDU siswa, termasuk pengembangan kemampuan pengetahuan, sikap dan NHWHUDPSLODQ SDUD VLVZD 3HQGLGLNDQ ÀWUDK \DQJ GLPDNVXG DGDODK SHQGLGLNDQ\DQJPHQMDJDPHPHOLKDUDGDQVHNDOLJXVPHPEDQJXQÀWUDK manusia sebagai makhluk yang memiliki dimensi jasmani, rohani, mental, sosial, dan spiritual. Pendidikan jasmani adalah pendidikan untuk hidup, yaitu pendidikan yang membekali kecakapan gerak untuk hidup. Pengalaman belajar gerak membekali segala keperluan gerak siswa kini dan nanti. Karena itu, pendidikan jasmani disebut pula sebagai upaya pendidikan yang meliterasi gerak siswa. Pengalaman belajar gerak yang dilakukan siswa menimbulkan kemauan dan kesediaan serta kesetiaan Kurikulum 2013 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 7 siswa untuk hidup aktif bergerak di sepanjang hayatnya. Keaktifan bergerak sepanjang hayat mengantarkan siswa pada keadaan sehat, bugar, dan mandiri serta sejahtera. Pendidikan jasmani bermaksud meliterasi gerak siswa dan membangun partisipasi dan belajar siswa untuk mengembangkan cerdas jasmani sehingga berdampak pada cerdas rohani, cerdas mental, cerdas sosial, dan cerdas spiritual. Sebuah pendidikan untuk hidup yang PHPHOLKDUD NHÀWUDKDQ VLVZD GDQ PHPEHNDOL NHFDNDSDQ JHUDN VLVZD Pengalaman belajar gerak membangun pada tercapainya kualitas hidup yang lebih baik. Hal ini dapat dicapai akibat dari kepahaman dan kesediaan bergerak aktif sehat dan bugar di sepanjang hayat siswa. Pelaksanaan pengajaran pendidikan jasmani menjadi terbagi dua, pertama pembelajaran yang membangun olahraga siswa, dan kedua pembelajaran yang membangun belajar siswa yang mengantarkan pada kualitas hidup lebih baik melalui mediasi aktivitas jasmani yang terpilih.

C. Pendidikan Jasmani Membangun Olahraga Siswa

Pendidikan jasmani terkait proses pembelajaran yang membangun pada olahraga siswa dicirikan oleh kentalnya proses belajar-mengajar terarah pada siswa mengusai berbagai bentuk teknik dasar kecabangan olahraga. Olahraga lebih bermakna sebagai tujuan daripada sebagai alat pendidikan. Olahraga sebagai tujuan termaknai pula ke dalam bentuk pendidikan olahraga, yaitu pendidikan ke dalam olahraga, terutama dalam naungan sebagai bentuk sosialisasi olahraga atau memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat. Gerakan membangun olahraga pada kalangan siswa makin menguat ketika secara politis diluncurkan kebijakan untuk membangun olahraga di setiap segmen masyarakat. Gerakan politik terhadap olahraga telah mengantarkan pada pemahaman olahraga masuk ke dalam lingkungan persekolahan. Ciri lain dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani yang membangun olahraga siswa adalah pembelajaran menjadi lebih bersifat pelatihan atau pengulangan dan pembiasaan, karena memang tingginya tuntutan pada penguasaan berbagai teknik dasar kecabangan olahraga. Olahraga pun diasumsikan kuat sebagai alat untuk mempromosikan dan Catatan penting: Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan adalah proses pendidikan melalui jasmani yang membangun belajar siswa untuk pengembangan kompetensi gerak-tubuh siswa. 8 Kelas IX SMPMTs mencitrakan sekolah sebagai lembaga pendidikan populer yang mudah dikenali oleh masyarakat. Gerakan olahraga di lingkungan persekolahan telah pula dimaknai dalam keluasannya sebagai bentuk dan upaya mengantarkan siswa sehat dan bugar, siswa merasakan kenikmatan dan kesenangan karena bergerak, atau siswa berkembang ke arah karakter yang posistif karena pengalaman berbagai cabang olahraga yang disengaja. Membangun olahraga siswa, seperti ini, lebih tampak dan diminati oleh masyarakat baik masyarakat umum maupun masyarakat sekolah.

D. Pendidikan Jasmani Membangun Belajar Siswa

Membangun belajar siswa adalah orientasi yang dicapai pendidikan jasmani, yang memosisikan olahraga sebagai alat untuk mendidik, dengan cara membangun pembelajaran yang mendidik. Posisi olahraga lebih dimaknai sebagai media untuk peraihan tujuan-tujuan pendidikan. Posisi olahraga sebagai alat pendidikan ini diperkuat ke dalam proses belajar-mengajar yang bermakna, berkontekstual, dan bertujuan. Pengalaman-pengalaman belajar kecabangan olahraga membentuk pada konstruk belajar siswa yang mengembangkan pada kemampuan pengetahuan, sikap, dan keterampilan motorik siswa. Pengajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan PJOK yang membangun belajar siswa dicirikan oleh pertama DGDQ\D EHODMDU VHFDUD UHÁHNWLI kognitif atas peristiwa dalam belajar permainan kecabangan olahraga dikembangkan untuk membentuk kekayaan khasanah pengetahuan siswa, baik tentang gerak, permainan, atau tentang dan melalui olahraga. Pembelajaran mengutamakan pada pengembangan daya nalar siswa untuk membentuk pengetahuan tertentu pada diri siswa. Kekuatan menginterpretasi atau menganalisis pola gerak, pandai memosisikan diri ketika bermain sepakbola, mengenali ruang dan waktu ketika berada di lapangan adalah ciri-ciri siswa yang pandai mengembangkan daya UHÁHNWLINRJQLWLIQ\D Kedua, belajar sikap-terkait motorik, yaitu belajar terjadi akibat dari siswa mengalami interaksi sosial dan berkomunikasi sosial dengan sesama temannya yang membangun pada sikap disiplin, peduli, menghargaimenghormati, toleransi, tanggung jawab, dan sejumlah sikap sosial positif lainnya. Belajar sikap-terkait motorik pun diharapkan Catatan penting: Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan yang membangun olahraga siswa terilhami dari konsep sosialisasi olahraga dengan proses penguasaan dan pengembangan keterampilan atau teknik dasar suatu cabang olahraga.