Bahan Baku Bahan Tambahan

yang telah dihasilkan akan diuji oleh tenaga ahli dengan suatu sistem pengendalian mutu yang baik dari manajemen.

2.7.1. Bahan Baku

Bahan baku merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan sebuah produk. Bahan ini memiliki persentase yang relatif besar dalam produk dibandingkan dengan bahan-bahan lainnya. Dalam pembuatan tablet, bahan baku yang digunakan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu : a. Bahan Berkhasiat zat aktif Bahan berkhasiat adalah bahan yang digunakan dalam pembuatan obat yang mana bahan inilah yang berfugsi untuk menyembuhkan penyakit. Bahan berkhasiat ini berupa tepung yang disesuaikan dengan jenis obat yang akan di produksi berdasarkan formulasi yang telah ditentukan - Nama Obat : Antalgin - Bahan Berkhasiat : Antalgin b. Bahan Pengisi Bahan pengisi berguna untuk menambah berat serta ukuran obat sehingga mudah dicetak. Bahan pengisi ditambahkan pada obat yang bahan berkhasiatnya berkompisisi rendah, pada obat yang berdosis cukup tinggi bahan pengisi tidak diperlukan misalnya aspirin atau obat antibiotik. Tepung yang diperoleh dari jagung, gandum atau kentang dipergunakan sebagai bahan pengisi tablet Universitas Sumatera Utara - Nama Obat : Antalgin - Bahan Pengisi : Lactose, Corn Starch

2.7.2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan merupakan suatu bahan yang ditambahkan dalam proses pembuatan suatu produk dalam meningkatkan mutu produk dan merupakan bagian dari produk akhir. Bahan tambahan yang digunakan terdiri dari : a. Bahan Pengikat Bahan pengikat digunakan untuk menyatukan bahan baku obat sehingga dapat bersatu. Bahan pengikat berupa pasta yaitu campuran air dan tepung. Pasta kanji merupakan bahan pengikat yang paling banyak dipakai, dibuat dengan cara melarutkan kanji ke dalam air kemudian dipanaskan selama beberapa waktu tertentu. - Nama Obat : Antalgin - Bahan Pengikat : Amylum b. Bahan Penghancur Bahan pengahancur ditambahkan untuk memudahkan pecahnya atau hancurnya kaplet ketika bercampur dengan cairan yang terdapat dalam saluran pencernaan. Bahan berfungsi untuk menarik air ke dalam kaplet, mengembangkannya dan menyebabkan kaplet pecah menjadi partikel- partikel. Universitas Sumatera Utara c. Bahan Pelicin dan Anti Lekat Suatu bahan anti lekat juga memiliki sifat-sifat pelicin. Perbedaan dari kedua sifat tersebut adalah : anti lekat berusaha mengurangi melekatnya bubuk atau granul pada permukaan cetakan atau pada dinding cetakan. Pelicin digunakan untuk memacu aliran serbuk atau granul untuk masuk kedalam cetakan. Bahan-bahan yang digunakan agar dalam proses pencetakan obat dapat dengan mudah dicetak. - Nama Obat : Antalgin - Bahan Pelicin : Mangnesium Stearat, Talcum d. Bahan Pengawet Bahan pengawet berguna untuk mengawetkan obat dan memperlambat proses perkembangan mikroorganisme seperti dan jamur. - Nama Obat : Antalgin - Bahan Pengawet : Nipagin, Nipasol e. Bahan Perwarna Bahan perwarna diberikan kepada obat untuk memberikan daya tarik terhadap suatu obat. Bahan perwarna yang digunakan berbentuk tepung dan sesuai dengan ketentuan Depkes, yaitu bahan perwarna untuk makanan dan obat- obatan. Manfaat dari pemberi warna antar lain : menutupi warna obat yang kurang baik, identifikasi hasil produksi, membuat suatu produk menjadi menarik. - Nama Obat : Antalgin - Bahan Perwarna : Eurochat Blue Universitas Sumatera Utara f. Bahan Pemberi Rasa Bahan pemberi rasa gunanya untuk menghilangkan rasa obat dan memberikan rasa baru pada obat tersebut, seperti rasa jeruk, rasa apel, dan lain-lain. Zat pemberi rasa biasanya dibatasi pada obat kunyah atau pada obat lain yang ditunjukan untuk larut dalam mulut. - Nama Obat : Antalgin - Bahan Pemberi Rasa : Vaniline g. Bahan Pengembang Bahan Pengembang digunakan untuk mempercepat proses penguraian obat di dalam usus ataupun lambung. Bahan pengembang yang digunakan seperti Primojel. - Nama Obat : Antalgin - Bahan Pengembang : Primojel h. Bahan Kemasan Bahan kemasan digunakan pada proses pengepakan produk jadi, seperti karton, botol, label, silcap, etiket, dan plastik.

2.7.3. Bahan Penolong

Dokumen yang terkait

Usulan Perbaikan Mutu Produk Kertas Rokok (Cigarette Paper) Dengan Metode Statistical Quality Control (Sqc) Dan Failure Mode Effect Analysis (Fmea) Pada Pt. Pusaka Prima Mandiri

10 100 125

Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Jenis Tablet dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Pada PT. Mutiara Mukti Farma

6 88 125

Usulan Perbaikan Mutu Produk Sarung Tangan dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control (SQC) dan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) pada PT. Medisafe Technologies

8 46 131

Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Jenis Tablet dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Pada PT. Mutiara Mukti Farma

0 9 125

Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Jenis Tablet dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Pada PT. Mutiara Mukti Farma

0 1 11

Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Jenis Tablet dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Pada PT. Mutiara Mukti Farma

0 0 1

Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Jenis Tablet dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Pada PT. Mutiara Mukti Farma

0 0 1

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Kaplet Dengan Metode Statistical Quality Control dan Fault Tree Analysis Pada PT. Mutiara Mukti Farma

0 0 44

Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Kaplet Dengan Metode Statistical Quality Control dan Fault Tree Analysis Pada PT. Mutiara Mukti Farma

0 0 17

Usulan Perbaikan Mutu Produk Kertas Rokok (Cigarette Paper) Dengan Metode Statistical Quality Control (Sqc) Dan Failure Mode Effect Analysis (Fmea) Pada Pt. Pusaka Prima Mandiri

0 0 15