BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Definisi Kualitas
Dalam situasi persaingan global yang semakin kompetitif, persoalan kualitas produk menjadi isu sentral bagi setiap perusahaan. Kemampuan perusahaan untuk
menyediakan produk berkualitas akan menjadi senjata untuk memenangkan persaingan, karena dengan memberikan produk berkualitas, kepuasan konsumen
akan tercapai. Oleh karena itu perusahaan harus menentukan defenisi yang tepat dan pemahaman yang akurat tentang kualitas yang tepat. Menurut American
Society Of Quality Control, kualitas adalah keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik dari suatu produk atau layanan menyangkut kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan yang telah ditentukan. Sedangkan menurut filsafat jepang kualitas adalah “zero defect” yaitu mengerjakan pertama kali dengan benar.
3.2. Perspektif Terhadap Kualitas
Menurut Garvin 1995 terdapat lima perspektif terhadap kualitas produk, yaitu:
a. Trancendent Approach
Pendekatan ini dikembangkan dari filosofi dan meminjam diskusiplato tentang kecantikan. Menurut sudut pandang kecantikan, Quality is innate
excellent kualitas adalah kesempurnaan. Menurut pendekatan pendefinisian kualitas sangat subyektif dan sulit didefinisikan dan digambarkan secara
Universitas Sumatera Utara
konkrit, tetapi dapat dirasakan atau diekspresikan. Perspektif ini biasa digunakan untuk menggambarkan kualitas produk seni. Ungkapan
persetujuan terhadap kualitas biasanya diwujudkan dalam ekspresi kegembiraan, kegirangan maupun antusias yang besar. Pendekatan ini
kemudian dipakai untuk mempromosikan prodk yyang bisa membawa ke suasana senang, misalnya deprtment store dipromosikan sebagai tempat
berbelanja yang menyenangkan. b.
Product-based approach Kualittas produk digambarkan dalam beberapa atribut produk yang bisa
diukur. Artinya penilaian terhadap kualitas produk didasarkan pada pengukuran dari beberapa atribut-atribut yang melekat pada produk.
c. User-based approach
Kualitas produk terealisasi jika kepuasan konsumen maksimal. Artinya jika kepuasan yang diperoleh konsumen maksimalmenunjukkan bahwa kualitas
produk sudah tercapai. d.
Manufacturing-based approach Perspektif ini menggunakan dasar ukuran atau standar yang telah dilakukan
oleh pemanufaktur. e.
Value-based approach Kualitas produk ditentukan oleh kinerja atau manfaat produkyang dikaitkan
dengan harga yang bisa diterima.
Universitas Sumatera Utara
3.3. Statistical Quality Control SQC