Diabetes Melitus Tipe 1 Klasifikasi Diabetes Melitus

- Efek inhibitor langsung karena adanya agen anestesi. Anestesi dapat berpengaruh pada metabolisme glukosa, yaitu mengakibatkan hiperglikemia karena adanya pemecahan glikogen menjadi glukosa. - Efek inhibitor stimulasi adrenomedulari insulin yang disebabkan oleh rasa sakit dan stress. Penurunan insulin dan kelebihan hormon stress menyebabkan kekacauan metabolis yang dikarakteristikkan dengan peningkatan glukoneogenesis, hiperglikemia, glikosuria, osmotik diuresis, kehilangan elektrolit, peningkatan degradasi protein, dan keseimbangan nitrogen negatif. 17 Osmotik diuresis semakin memperburuk kehilangan elektrolit yang terjadi sebagai akibat dari proses operatif itu sendiri. Defisiensi insulin absolut pada pasien diabetes akan menggabungkan ketidakseimbangan metabolisme ini dengan katabolisme dan gangguan elektrolit. Respon katabolik terhadap pembedahan pada pasien diabetes juga berhubungan dengan tingkat keparahan operasi, jaringan luka yang luas dan komplikasi efek shock dan infeksi. 17

2.3.2 Klasifikasi Diabetes Melitus

Dalam menentukan jenis diabetes mellitus pada seseorang sering kali bergantung pada kondisi yang terjadi pada saat diagnosis, dan banyak penderita diabetes yang tidak dapat digolongkan dalam satu klasifikasi dengan mudah. 16 Pada tahun 1999, American Diabetes Association’s Expert Committee pada Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus menyetujui revisi nomenklatur dan sistem klasifikasi berikut, yang berdasarkan pada etiologi penyakit daripada tipe spesifik perawatan yang digunakan. 6

2.3.2.1 Diabetes Melitus Tipe 1

Pada diabetes jenis ini, yang prevalensinya terjadi sekitar 5-10 dari seluruh kasus diabetes dan disebut juga dengan insulin-dependent diabetes mellitus IDDM Universitas Sumatera Utara atau juvenile onset diabetes, biasanya merupakan hasil dari kerusakan autoimun pada sel beta pankreas. 6,16 Immune mediated diabetes biasanya terjadi pada masa kanak-kanak dan remaja, tetapi dapat juga terjadi di semua usia. Hal ini terjadi karena defisiensi insulin dan pasien memiliki insiden komplikasi yang parah. Penyebabnya adalah dikarenakan oleh penghancuran autoimun-mediasi pada sel beta pankreas yang memproduksi insulin. Jadi, pasien DM tipe 1 cenderung mengalami ketoasidosis, komplikasi dan metabolisme akut yang mengancam kehidupan, dan sepenuhnya tergantung pada insulin eksogen untuk bertahan hidup. Ketoasidosis dapat menurunkan pH dalam darah dengan cepat, yang mengarah pada koma dan kematian. Tanda dan simptom pada pasien ini relatif tiba-tiba dan biasanya timbul pada usia muda, misalnya 15 tahun, walaupun diabetes tipe ini dapat terjadi pada semua usia. 6,14 Hiperglikemia merupakan tanda utama yang muncul pada diabetes mellitus karena hal ini adalah komplikasi metabolik kronis. Komplikasi metabolik kronis umumnya terjadi lebih parah pada pasien DM tipe 1. Hal ini termasuk pada kerentanan terhadap infeksi dan penyembuhan yang melambat, neuropati, retinopati, dan nefropati penyakit mikrovaskular; dipercepat oleh aterosklerosis yang kemudian dihubungkan dengan myocardial infark, stroke, aneurisme aterosklerosis penyakit makrovaskular, dan amputasi. Pembentukan lesi sekunder pada pasien diabetes berhubungan dengan derajat keparahan dan durasi hiperglikemia. 14 Pasien DM tipe 1 juga cenderung mengalami kelainan autoimun lainnya, seperti Grave’s disease, Hashimoto’s thyroiditis, dan Addison’s disease. Beberapa kasus DM tipe 1 memiliki penyebab yang belum diketahui dan kemungkinan berkaitan dengan infeksi viral atau karena faktor lingkungan yang sulit didefinisikan. 6 Maka dari itu, dokter gigi harus mempertimbangkan dengan hati-hati akan adanya potensi pembentukan penyakit endokrin mediasi autoimun yang dikarakteristikkan dengan hipofungsi ketika menilai manajemen klinis pada seorang penderita DM tipe 1. 14 Universitas Sumatera Utara

2.3.2.2 Diabetes Melitus Tipe 2