Diabetes dan Infeksi Pemberian Anestesi Lokal Pemberian Obat

2.4.2 Waktu Pencabutan Gigi

Untuk menghindari risiko terjadinya reaksi hipoglikemia syok insulin, maka waktu pencabutan gigi yang paling baik adalah dilakukan pada pagi hari, tepatnya satu sampai satu setengah jam setelah sarapan dan setelah pasien meminum obat diabetes untuk menghindari reaksi puncak bagi pasien yang melakukan injeksi insulin. Pencabutan gigi tidak boleh dilakukan pada siang hari atau dijadikan sebagai pasien terakhir sebelum makan malam karena kadar gula darah sudah menjadi rendah dan prosedur penyembuhan dapat terganggu karena adanya aktifitas makan. Pasien juga harus diinformasikan untuk datang ke praktik dokter gigi dalam keadaan sudah beristirahat dengan cukup dan tidak stress. 4,22 Prosedur pencabutan gigi harus dihindari jika pasien 4 : - Belum makan dan meminum obat antidiabetes - Dalam keadaan tidak sehat, misalnya pasien terkena flu, demam, atau terlalu letih. - Belum mengadakan kunjungan pada dokter yang menangani diabetesnya sebelum proses pencabutan gigi dilakukan sehingga tidak diketahui kadar gula darah terakhirnya. - Memiliki kadar gula darah 70 mgdL atau 150 mgdL - Mengalami kegawatdaruratan diabetes.

2.4.3 Diet

Diet pada pasien diabetes tidak boleh diubah baik sebelum maupun sesudah tindakan pencabutan gigi dilakukan. Sebelum pencabutan, dan khususnya setelahnya, pasien sering kali menolak untuk makan atau tidak bisa makan karena adanya rasa sakit setelah pencabutan dan perdarahan yang apabila keadaan ini berlanjut maka akan menyebabkan hipoglikemia. 22

2.4.4 Diabetes dan Infeksi

Diabetes yang terkontrol dengan baik tidak memerlukan profilaksis antibiotik untuk pencabutan gigi. Pasien dengan diabetes tidak terkontrol akan mengalami Universitas Sumatera Utara penyembuhan lebih lambat dan cenderung mengalami infeksi sehingga memerlukan pemberian profilaksis antibiotik. Responnya terhadap infeksi tersebut diduga sebagai akibat defisiensi leukosit polimorfonuklear dan menurunnya atau terganggunya fagositosis, diapedesis, dan kemotaksis karena hiperglikemia. Sebaliknya, infeksi orofasial menyebabkan kendala dalam pengaturan dan pengontrolan diabetes, misalnya meningkatnya kebutuhan insulin. Pasien dengan riwayat kehilangan berat badan yang penyebabnya tidak diketahui yang terjadi bersamaan dengan kegagalan penyembuhan infeksi dengan terapi yang biasa dilakukan, bisa dicurigai menderita diabetes. 1,22

2.4.5 Pemberian Anestesi Lokal

Anestesi lokal harus diberikan dengan hati-hati karena konsentrasi vasokonstriktornya harus minimal. Adrenalin, yang merupakan salah satu anestesi dengan vasokonstriktor yang paling sering digunakan, dapat menyebabkan glukoneogenesis dan berinteraksi dengan insulin. Efek vasokonstriktor tersebut yang dapat menyebabkan terjadinya glukoneogenesis, dimana proses ini menghancurkan glikogen kembali menjadi glukosa lagi dalam aliran darah sehingga hal ini akan membahayakan penderita diabetes mellitus. Noradrenalin memiliki efek glukoneogenesis yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan adrenalin sehingga lebih dianjurkan untuk digunakan pada pasien diabetes. Umumnya, karena jumlah zat vasokonstriktor sangat kecil dalam satu ampul konsentrasi terbesar adalah 1:100.000 sehingga risiko yang ditimbulkan lebih sedikit. 22

2.4.6 Pemberian Obat

Analgesik dosis rendah dan sedatif yang mengandung acetaminophen Tylenol merupakan obat-obat yang biasa diberikan. Kortikosteroid harus dihindari karena adanya reaksi glikogenolitik, begitu pula dengan salisilat aspirin karena berpotensi menimbulkan reaksi hipoglikemia pada tablet antidiabetik. Pemberian obat anti- kecemasan atau antidepresan dianjurkan pada pagi maupun siang sebelum proses pencabutan gigi. 22 Universitas Sumatera Utara

2.4.7 Penyembuhan Luka