dan persepsi individu terhadap tekanan sosial untuk melakukan atau untuk tidak melakukan perilaku yang bersangkutan atau yang disebut dengan norma subjektif.
Secara sederhana, teori ini mengatakan bahwa seseorang akan melakukan suatu perbuatan apabila ia memandang perbuatan tersebut positif dan ia percaya bahwa
orang lain ingin agar ia melakukannya.
12
2.2 Pencabutan Gigi
Menurut Pedlar dkk 2001, pencabutan gigi adalah suatu prosedur bedah yang dapat dilakukan dengan tang, elevator, atau dengan pendekatan transalveolar.
Pencabutan bersifat irreversibel dan terkadang menimbulkan komplikasi. Pencabutan gigi yang ideal adalah pencabutan sebuah gigi atau akar yang utuh tanpa
menimbulkan rasa sakit dengan trauma yang sekecil mungkin pada jaringan penyangganya sehingga luka bekas pencabutan akan sembuh secara normal dan tidak
menimbulkan masalah prostetik pasca-bedah.
13
Menurut Starshak 1980 dan Kruger 1974, indikasi dilakukannya pencabutan gigi adalah sebagai berikut
13
: a Gigi dengan patologis pulpa, baik akut maupun kronis, yang tidak mungkin
dilakukan terapi endodontik dan harus dicabut. b Gigi dengan karies yang besar, baik dengan atau tanpa adanya penyakit
pulpa atau periodontal, harus dicabut ketika restorasinya akan menyebabkan kesulitan keuangan bagi pasien dan keluarga.
c Penyakit periodontal yang terlalu parah untuk dilakukan perawatan. Pertimbangan ini juga meliputi keinginan pasien untuk kooperatif dalam
rencana perawatan total dan untuk meningkatkan oral hygiene sehingga menghasilkan perawatan yang bermanfaat.
d Gigi malposisi dan overerruption. e Gigi impaksi dalam denture bearing area harus dicabut sebelum dilakukan
pembuatan protesa. f Gigi yang mengalami trauma harus dicabut untuk mencegah kehilangan
tulang yang lebih besar.
Universitas Sumatera Utara
g Beberapa gigi yang terdapat pada garis fraktur rahang harus dicabut untuk meminimalisasi kemungkinan infeksi, penyembuhan yang tertunda, atau
tidak menyatunya rahang.
Menurut Starshak 1980, kontraindikasi pencabutan gigi terbagi menjadi dua, yaitu kontraindikasi lokal dan kontraindikasi sistemik. Adapun kontraindikasi lokal
pencabutan gigi yaitu
13
: a Infeksi dental akut yang harus dievaluasi tergantung pada kondisi pasien
b Perawatan infeksi perikoronal akut yang berbeda dengan abses periapikal. Pada abses periapikal, drainase dapat dilakukan dengan pencabutan gigi,
sedangkan infeksi perikoronal dapat menyebar jika gigi yang terlibat dicabut selama fase akut.
Sedangkan kontraindikasi sistemiknya adalah sebagai berikut
13
: a Penyakit medis yang tidak terkontrol, seperti hipertensi, coronary artery
disease, kelainan jantung, anemia parah, leukemia, dan blood dyscrasias yang membutuhkan manajemen medis yang tepat sebelum pencabutan gigi
dapat dilakukan. b Penyakit kronik seperti diabetes, nefritis, dan hepatitis yang dapat
menyulitkan pencabutan gigi karena dapat menghasilkan infeksi jaringan, penyembuhan yang tidak sempurna, dan penyakitnya semakin memburuk.
c Neuroses dan psychoses merupakan kontraindikasi yang cenderung menyulitkan perawatan dental.
d Kehamilan merupakan kondisi fisiologis normal dan tidak diperhatikan sebagai kontraindikasi pencabutan gigi, kecuali jika terdapat beberapa
komplikasi
2.3 Diabetes Melitus