6.3. Analisis Perbandingan Tindakan Aktual dan Usulan
Pengendalian yang digunakan saat ini belum mampu untuk menurunkan resiko kegagalan. Terbukti dari hasil pengamatan yang dilakukan, masih ditemukan
banyak kegagalan dan potensiresiko untuk terjadinya kegagalan. Sehingga pada penelitian ini, tindakan pengendalian kualitas dilakukan dengan membandingkan
tindakan dengan menggunakan FMEA aktual dengan menggunakan fuzzy FMEA usulan yang dapat dilihat pada Tabel 6.2. sebagai berikut.
Tabel 6.2. Perbandingan Tindakan Aktual dan Usulan Faktor
Aktual FMEA Usulan
fuzzy FMEA
Manusia Operator menekan pecahan
latex sat dimasukkan kedalam box
Lebih berhati-hati dalam menyusun pecahan latex didalam
box dan tidak menekannya saat dimasukkan kedalam box
Material Penyortiran bahan baku saat
memasuki pabrik Penyortiran bahan baku dan
memeriksa kandungan air yang terdapat didalam bahan baku
Mesin Mesin tidak bekerja secara
Memeriksa suhu mesin dan
Universitas Sumatera Utara
optimal memperhatikan suhu mesins
ecara berkala saat proses produksi berlangsung
6.4. Analisis Desain Pengendalian Kualitas
Desain pengendalian kualitas dilakukan dengan menggunakan SQC dan Fuzzy FMEA. Tahapan dalam merancang pengendalian kualitas dengan metode SQC
dan fuzzy FMEA dapat dilihat pada SOP seperti Tabel 6.3. sebagai berikut.
Tabel 6.3. Standard Operating Procedure SOP
PT. Socfin Indonesia Periode
Pengamatan:
Juni 2015-Mei 2016
Prosedur Desain Pengendalian Kualitas
Pengamat:
Yulianti Irawati I.
Tujuan Prosedur Merancang pengendalian kualitas dengan menggunakan metode SQC dan
metode Fuzzy FMEA II.
Penjelasan Singkat Prosedur Prosedur pengendalian kualitas memiliki beberapa tahapan yaitu sebagai
berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Mengidentifikasi jenis kecacatan dengan melakukan wawancara terhadap pihak perusahaan dan didapatkan 3 jenis kecacatan yaitu lembek, keras dan
mata ikan. 2. Membuat diagram pareto untuk medapatkan kecacatan dominan
berdasarkan aturan 80-20. 3. Mengidentifikasi penyebab kecacatan dengan melakukan wawancara
terhadap pihak perusahaan dan didapatkan penyebabnya berdasarkan material, mesin dan manusia.
4. Membuat cause and effect diagram untuk mengetahui akar penyebab kecacatan berdasarkan penyebab yang telah diketahui
Tabel 6.3. Standard Operating Procedure SOP Lanjutan
PT. Socfin Indonesia Periode
Pengamatan:
Juni 2015-Mei 2016
Prosedur Desain Pengendalian Kualitas
Pengamat:
Yulianti Irawati kedalam cause effect diagram untuk mengetahui akar penyebab kecacatan.
5. Merancang pengendalian kualitas dengan dengan menggunakan metode FMEA sehingga diperoleh nilai RPN.
6. Merancang pengendalian kualitas dengan menggunakan metode fuzzy FMEA untuk mendapatkan nilai FRPN
7. Memperbaiki kecacatan dengan melihat nilai RPN dan FRPN terbesar dari hasil FMEA dan fuzzy FMEA
Universitas Sumatera Utara
8. Membuat perbandingan nilai berdasarkan nilai RPN dan FRPN tertinggi III. Metode yang digunakan
Metode yang digunakan di dalam penyusunan dan penyajian prosedur operasional standar ini adalah Teknik Bagan Arus yang diperlihatkan dalam
bentuk flowchart secara terlampir.
Flowchart proses desain pengendalian kualitas dapat dilihat pada Gambar 6.4.
Universitas Sumatera Utara
Mulai
Identifikasi kecacatan
Wawancara
Jenis kecacatan
Identifikasi penyebab
kecacatan Wawancara
Penyebab kecacatan
Rancang pengendalian
kualitas Metode fuzzy
FMEA
Nilai FRPN
Selesai
Gambar 6.4. Flowchart Standard Operational Procedure SOP
Universitas Sumatera Utara
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN