Aturan 63 dan 68 Aturan 64 Aturan 69

Tabel 5.24.Aturan yang Memiliki Daerah Hasil Fungsi Minimum Aturan S = 5 O = 6 D = 3 Nilai A Min Nilai FRPN Kategori µS[x] Kategori µO[x] Kategori µD[x] 63 M 1 M 0,75 M 0,25 0,25 H 64 M 1 M 0,75 H 0,75 0,75 H 68 M 1 H 0,25 M 0,25 0,25 H 69 M 1 H 0,25 H 0,75 0,25 H-VH

1. Aturan 63 dan 68

Pada saat µFRPN [x] = 0,25, maka nilai x dapat dicari berdasarkan perhitungan fungsi keanggotaan output High, sebagai berikut : a. 0,25 = x-400 100 25 = x-400 x = 425 b. 0,25 = 700-x 200 50 = 700-x x = 650 µFRPN [x] = Grafik fungsi output berdasarkan batas nilai untuk µFRPN tersebut dapat dilihat pada gambar 5.22. Universitas Sumatera Utara 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 0,25 0,50 0,75 1 Nilai Derajat Keanggotaan µ [x] Nilai Fungsi Keanggotaan Domain Gambar 5.22. Grafik Fungsi Output Aturan 63 dan 68

2. Aturan 64

Pada saat µFRPN [x] = 0,75, maka nilai x dapat dicari berdasarkan perhitungan fungsi keanggotaan output High, sebagai berikut : a. 0,75 = x-400 100 75 = x-400 x = 475 b. 0,75 = 700-x 200 150 = 700-x x = 550 µFRPN [x] = Universitas Sumatera Utara Grafik fungsi output berdasarkan batas nilai untuk µFRPN tersebut dapat dilihat pada gambar 5.23. 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 0,25 0,50 0,75 1 Nilai Derajat Keanggotaan µ [x] Nilai Fungsi Keanggotaan Domain Gambar 5.23. Grafik Fungsi Output Aturan 63 dan 68

3. Aturan 69

Pada saat µFRPN [x] = 0,25, maka nilai x dapat dicari berdasarkan perhitungan fungsi keanggotaan output High-Very High, sebagai berikut : a. 0,25 = x-500 200 50 = x-400 x = 450 b. 0,25 = 900-x 200 50 = 900-x x = 850 Universitas Sumatera Utara µFRPN [x] = Grafik fungsi output berdasarkan batas nilai untuk µFRPN tersebut dapat dilihat pada gambar 5.24. 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 0,25 0,50 0,75 1 Nilai Derajat Keanggotaan µ [x] Nilai Fungsi Keanggotaan Domain Gambar 5.24. Grafik Fungsi Output Aturan 69

B. Pembuatan Komposisi Semua

Output Kompisisi semua output untuk nilaiS=5, O=6, D=3 dengan menggunakan aturan maksimum. Grafik komposisi semua output dapat dilihat pada gambar 5.25. Universitas Sumatera Utara 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 0,25 0,50 0,75 1 Nilai Derajat Keanggotaan µ [x] Nilai Fungsi Keanggotaan Domain Gambar 5.25. Komposisi Semua Output untuk Input S=5, O=6 dan D=3 Berdasarkan perhitungan aplikasi fungsi implikasi tidak terdapat titik potong antara aturan-aturan yang memiliki nilai daerah hasil, sehingga nilai daerah hasil keseluruhan adalah sebagai berikut : µFRPN [x] =

C. Proses Defuzzifikasi

Proses defuzzifikasi dilakukan dengan metode centroid. Tahap ini, dilakukan dengan pengubahan terhadap himpunan fuzzy pada variabel input S Severity, O Occurance dan D Detection yang diperoleh dari komposisi output Universitas Sumatera Utara aturan fuzzy menjadi bilangan crisp tertentu, yaitu nilai FRPN. Solusi daerah fuzzy dapat dilihat pada gambar 5.26. 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 0,25 0,50 0,75 1 Nilai Derajat Keanggotaan µ [x] Nilai Fungsi Keanggotaan Domain A1 A2 A3 A4 A5 Gambar 5.26. Solusi Daerah Fuzzy untuk Input S=5, O=6 dan D=3 Untuk memperoleh nilai crisp x, hanya terdapat tiga bagian dengan luas A1, A2 dan A3. Momen terhadap nilai keanggotaan adalah M1, M2 dan M3. Rumus untuk menghitung nilai crisp titik pusat yaitu : Titik Pusat = = Ket :-M adalah momen terhadap nilai keanggotaan -A adalah luas masing-masing daerah solusi fuzzy Perhitungan nilai momenM: M1 = = 12656,25 M2 = Universitas Sumatera Utara = 28828,13 M3 = = 30416,67 M4 = = 37500 M5 = = -38333,33 Perhitungan nilai luas A: A1 = = = 28,125 A2 = Panjang x Lebar = 550 – 475 x 0,75 = 56,25 A3 = = = 50 A4 = Panjang x Lebar = 850 – 650 x 0,25 = 50 A5 = = = 6,25 Perhitungan titik pusat: Titik Pusat = = = 372,81 Maka, hasil evaluasi variabel input proses FMEA untuk nilai S=5, O=5, D=3 adalah 372,81. Hasil FRPN dapat dilihat pada Tabel 5.25. berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.25. Fuzzy FMEA Produk Crumb Rubber Mode Kegagalan Efek Kegagalan S Penyebab Kegagalan O Metode Deteksi D FRPN Keras Produk tidak dapat diolah, sehingga mengganggu fungsi produk secara keseluruhan, produk tidak diterima oleh konsumen dan produk keras dapat diproduksi ulang rework 5 Suhu mesin dryer tinggi 7 Memeriksa mesin saat dilakukannya proses produksi 4 488 Operator tidak memeriksa mesin dryer secara berkala 5 Operator memperhatikan suhu mesin 3 364 Mata ikan Tampilan produk tidak menarik, produk pasti dikembalikan oleh konsumen dan produk terdapat mata ikan 100 dapat diproduksi ulang rework 5 Operator menekan pecahan latex saat dimasukkan kedalam box 7 Memperhatikan pecahan latex saat dimasukkan kedalam box 7 627,17 Mesin tidak bekerja optimal 6 Periksa apakah mesin dalam kondisi yang baik atau tidak 3 372,81 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 5.25, diperoleh nilai FRPN tertinggi sebesar 627,17 dengan penyebab kegagalan yaitu Operator menekan pecahan latex saat dimasukkan kedalam box, yang merupakan jenis kegagalan yang dijadikan sebagai prioritas pertama untuk segera dilakukan perbaikan. Universitas Sumatera Utara

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

Dokumen yang terkait

Penerapan Metode Statistiqal Quality Control (SQC) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) Dalam Perbaikan Kualitas Produk di PT. Tirta Sibayakindo

40 207 145

Analisa dan Penerapan Statistical Quality Control (SQC) dengan Perbaikan Kualitas Smoke Sheet di PTPN III Kebun Gunung Para

2 47 162

Analisa Pengendalian Kualitas Produk untuk Memperbaiki Rework dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) dan Metode Fuzzy FMEA pada PT. Socfin Indonesia Kebun Tanah Besih

0 0 19

Analisa Pengendalian Kualitas Produk untuk Memperbaiki Rework dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) dan Metode Fuzzy FMEA pada PT. Socfin Indonesia Kebun Tanah Besih

0 0 1

Analisa Pengendalian Kualitas Produk untuk Memperbaiki Rework dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) dan Metode Fuzzy FMEA pada PT. Socfin Indonesia Kebun Tanah Besih

0 0 6

Analisa Pengendalian Kualitas Produk untuk Memperbaiki Rework dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) dan Metode Fuzzy FMEA pada PT. Socfin Indonesia Kebun Tanah Besih

0 1 11

Analisa Pengendalian Kualitas Produk untuk Memperbaiki Rework dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) dan Metode Fuzzy FMEA pada PT. Socfin Indonesia Kebun Tanah Besih

0 1 1

Analisa Pengendalian Kualitas Produk untuk Memperbaiki Rework dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) dan Metode Fuzzy FMEA pada PT. Socfin Indonesia Kebun Tanah Besih

0 0 13

Analisa Pengendalian Kualitas Dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control (SQC)

1 2 8

PENGGUNAAN METODE STATISTICAL QUALITY CONTROL (SQC) UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK

0 0 7