Gerakan Politik Hizbut Tahrir

mereka meminta tanggung jawab negara melalui oposisi politik yang didasarkan pada ideologi islam dan diekspresikan melalui sistem multipartai. Tujuan Hizbut Tahrir mendirikan partai politik tidak lain adalah agar dunia kembali kepada cara hidup Islam. Mereka menjelma menjadi mediator bagi program kebangkitan bangsa-bangsa Islam untuk lepas dari sistem imperialisme dan juga membersihkan umat Islam dari sisa-sisa penjajahan. Untuk mencapai tujuan dan cita-citanya, maka sebuah pendirian institusi formal berbentuk negara Islam menjadi target utama dari kelompok ini. Hizbut Tahrir dibawah kepemimpinan Syeikh Taqiyuddin an-Nabhani pun berusaha menggulingkan rezim pemerintahan yang ada. Meskipun tidak pernah memperoleh dukungan resmi, partai ini cukup berhasil di Yordania dan Tepi Barat sampai terjadinya penindasan terhadap kelompok oposisi pada 1957. Partai ini melakukan indoktrinasi terhadap anggotanya; menyebarkan gagasan-gagasannya melalui selebaran, kuliah, dan khutbah, dan aktif berpartisipasi dalam politik nasional dengan ikut serta dalam pemilihan parlemen.

C. Gerakan Politik Hizbut Tahrir

Hizbut Tahrir merupakan partai politik kebangkitan Islam. Simbol partai yang bertuliskan Laa illaha illa Allah Muhammad Rasulullah tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah merupakan dasar untuk mengidentifikasinya sebagai sebuah partai politik yang berideologi Islam. Hizbut Tahrir menolak gaya berfikir sekularisme yang memisahkan antara kehidupan beragama dengan aktivitas politik praktis. Sebaliknya ia menjadikan Islam sebagai jiwa dari politik. Politik merupakan kegiatannya, dan Islam adalah ideologinya. Strategi politik Hizbut Tahrir bergerak pada tataran grassroot di tengah-tengah masyarakat, dan mencoba mempengaruhi dan menggerakkan masyarakat untuk menjadikan Islam sebagai permasalahan utamanya, serta membimbing mereka untuk mendirikan kembali sistem Khilafah dan menegakkan hukum yang diturunkan Allah dalam realitas kehidupan. Setelah kesadaran masyarakat tumbuh untuk menegakkan kembali Khilafah, maka tampuk kekuasaan politik akan dapat diambil alih. Hizbut Tahrir memperkenalkan diri sebagai organisasi politik, bukan organisasi kerohanian seperti tarekat, bukan lembaga ilmiah seperti lembaga studi agama atau badan penelitian, bukan lembaga pendidikan akademis, dan bukan pula lembaga sosial yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan. Kegiatan Hizbut Tahrir 100 bersifat politik. Ia menolak jika dikatakan sebagai sebuah organisasi yang bergerak di bidang pendidikan seperti madrasah atau hanya sekedar nasihat-nasihat dan petunjuk-petunjuk. Akan tetapi kegiatannya bersifat politik, dengan cara mengemukakan ide-ide konsep-konsep Islam beserta hukum-hukumnya untuk dilaksanakan, diemban, dan diwujudkan dalam kenyataan hidup dan pemerintahan. Hizbut Tahrir muncul dan berkembang, kemudian menyebarluaskan aktivitas dakwahnya di negeri-negeri Arab, sebagian besar negeri-negeri Islam lainnya maupun hingga ke negeri-negeri Barat dan Eropa. Kegiatan Hizbut Tahrir adalah mengemban dakwah Islam untuk mengubah situasi masyarakat yang mereka anggap rusak menjadi masyarakat Islam. Hal ini dilakukan dengan mengubah ide-ide rusak itu menjadi ide-ide Islam, sehingga ide-ide ini menjadi opini umum di tengah masyarakat serta menjadi persepsi bagi mereka. Selanjutnya persepsi ini akan mendorong mereka untuk merealisasikan dan menerapkannya sesuai dengan tuntutan Islam. Juga dengan mengubah perasaan yang dimiliki anggota masyarakat menjadi perasaan Islam—yakni ridla terhadap apa yang diridlai Allah, marah dan benci terhadap apa yang dimurkai dan dibenci oleh Allah—serta mengubah hubungan interaksi yang ada dalam masyarakat menjadi hubungan interaksi yang Islami, yang berjalan sesuai dengan hukum-hukum Islam dan pemecahan-pemecahannya. 30 Gerakan politik Hizbut Tahrir difokuskan pada bagaimana membangun kesadaran politik masyarakat untuk menerapkan hukum-hukum Allah yang berupa syariat Islam. Mereka menganggap syariat Islam sebagai solusi terbaik untuk mengatasi segala problem hidup masyarakat. Gerakan- gerakan sosial kemasyarakatan Hizbut Tahrir dianggapnya bersinonim dengan gerakan politik. Karena politik adalah bidang yang mengatur kehidupan bermasyarakat. Gerakan politik Hizbut Tahrir dari mulai tahun awal berdirinya hingga sekarang berusaha untuk memperjuangkan tegaknya sistem Khilafah Islamiyah untuk diwujudkan dalam sebuah struktur kenegaraan. Untuk mewujudkan sistem Khilafah Islamiyah mereka menggunakan perjuangan 30 Hizb Tahrir, Mengenal Hizbut Tahrir, h. 23. politik kultural. Metode ini mereka anggap cukup efektif untuk merubah paradigma berfikir masyarakat secara temporal, dan berharap setelah itu mereka memiliki massa politik yang besar untuk mendukung aktivitas politik mereka, hingga kemudian kekuasaan politik secara struktural dapat dicapainya. Kegiatan-kegiatan yang bersifat politik ini tampak jelas dalam kegiatannya mendidik dan membina umat dengan tsaqafah kebudayaan Islam, meleburnya dengan Islam, berupaya membebaskan masyarakat dari aqidah-aqidah, pemikiran-pemikiran, serta persepsi-persepsi yang yang mereka anggap rusak, salah, dan keliru, sekaligus membebaskannya dari pengaruh ide-ide dan pandangan-pandangan yang mereka anggap kufur. Mereka dengan lantang menentang ide-ide dan pemikiran yang lahir dari Barat yang bersifat sekulistik seperti kapitalisme, liberalisme, demokrasi, Hak Asasi Manusia, pluralisme agama, Feminisme, bahkan dialog antar agama. Mereka selalu lantang menyuarakan penentangannya terhadap ide-ide yang mereka anggap merupakan ide-ide, aqidah-aqidah, dan persepsi-persepsi yang salah dan keliru. Terhadap ide-ide tersebut, Hizbut Tahrir beraksi dengan cara menjelaskan kerusakannya, menampakkan kekeliruannya, dan menjelaskan ketentuan hukum Islam dalam masalah tersebut. Segala kajian yang berhubungan dengan permasalahan ummat serta solusi pemecahannya berhasil mereka rangkum dalam serangkayan buah karya baik berberntuk selebaran, booklet, majalah, dan buku. Adapun karya-karya buku yang mereka publikasikan ke ranah publik antara lain: 31 1. Nizhamul Islam Peraturan Hidup dalam Islam 2. Nizhamul Hukmi fil Islam Sistem Pemerintahan dalam Islam 3. Nizhamul Iqtishadi fil Islam Sistem Ekonomi dalam Islam 4. Nizhamul Ijtima’iy fil Islam Sistem Pergaulan dalam Islam 5. At-Takattul al-Hizbiy Pembentukan Partai Politik 6. Mafahim Hizbut Tahrir Pokok-pokok Pikiran Hizbut Tahrir 7. Daulatul Islamiyah Negara Islam 8. Al-Khilafah Sistem Khilafah 9. Syakhshiyah Islamiyah – 3 jilid Membentuk Kepribadian Islam 10. Mafahim Siyasiyah li Hizbit Tahrir Pokok-pokok Pikiran Politik Hizbut Tahrir 11. Nadharat Siyasiyah li Hizbit Tahrir Beberapa Pandangan Politik Hizbut Tahrir 12. Kaifa Hudimatil Khilafah Persekongkolan Meruntuhkan Khilafah 13. Siyasatu al-Iqtishadiyah al-Mutsla Politik Ekonomi yang Agung 14. Al-Amwal fi Daulatil Khilafah Sistem Keuangan Negara Khilafah 15. Nizhamul ‘Uqubat fil Islam Sistem Sanksi Peradilan dalam Islam 16. Ahkamul Bayyinat Hukum-hukum Pembuktian 17. Muqaddimatu ad-Dustur Pengantar Undang-undang Dasar Negara Islam 31 Hizbut Tahrir, “Landasan Pemikiran Hizbut Tahrir,” artikel diakses pada 2 November 2007 dari http:www.khilafah1924.orgindex.php?option=com_contenttask=viewid=41Itemid=2 Dan banyak lagi buku-buku, booklet, maupun selebaran yang dikeluarkan oleh Hizbut Tahrir, baik yang menyangkut ide maupun politik. Seluruh kegiatan politik tersebut dilakukan tanpa menggunakan caca- cara kekerasan fisiksenjata. Akan tetapi sebatas aktivitas menyampaikan ide-ide konsep-konsep dengan lisan atau tulisan, sesuai jejak dakwah yang dicontohkan Rasulullah SAW. Hizbut Tahrir mengemban dakwah Islam agar Islam dapat diterapkan dalam kehidupan dan agar Aqidah Islamiyah dapat menjadi dasar negara dan dasar konstitusi serta undang-undang. Adapun metode yang ditempuh Hizbut Tahrir dalam mengemban dakwah adalah hukum-hukum syara, yang diambil dari thariqah metode dakwah Rasulullah SAW, sebab bagi mereka thariqah itu wajib diikuti. Landasan berfikir mereka itu sebagaimana firman Allah SWT: مْﻮ ْاو ا ﻮ ْﺮ نﺎآ ْ ﺔ ةﻮْ أ ا لﻮ ر ْ ﻜ نﺎآ ْﺪ ﺂْا ﺮآذو ﺮ اﺮ ﺜآ ا Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian, yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan Hari Kiamat, dan dia banyak menyebut Allah dengan membaca dzikir dan mengingat Allah. QS Al Ahzab: 21 او ْ ﻜ ﻮ ذ ْ ﻜ ْﺮ ْ و ا ﻜْ ْ ﻮ ﺎ ا نﻮ ْ ْآ ْنإ ْ رﻮ ر Katakanlah: Jika kalian benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian. QS Ali Imran: 31 Menurut Hizbut Tahrir kaum muslimin saat ini hidup di Darul Kufur— karena diterapkan atas mereka hukum-hukum kufur yang tidak diturunkan Allah SWT—maka keadaan negeri mereka serupa dengan Makkah ketika Rasulullah SAW diutus menyampaikan risalah Islam. Untuk itu fase Makkah wajib dijadikan sebagai tempat berpijak dalam mengemban dakwah dan mensuriteladani Rasulullah SAW. Berdasarkan sirah Rasulullah SAW, Hizbut Tahrir menetapkan metode perjalanan dakwahnya dalam 3 tiga tahapan. 32 Pertama, tahapan pembinaan dan pengkaderan Marhalah At-Tatsqif, yang dilaksanakan untuk membentuk kader-kader yang mempercayai pemikiran dan metode Hizbut Tahrir, dalam rangka pembentukan kerangka tubuh partai. Kedua, tahapan berinteraksi dengan umat Marhalah Tafaul Maa Al Ummah, yang dilaksanakan agar umat turut memikul kewajiban dakwah Islam, hingga umat menjadikan Islam sebagai permasalahan utamanya, agar umat berjuang untuk mewujudkannya dalam realitas kehidupan. Ketiga, tahapan pengambilalihan kekuasaan Marhalah Istilaam Al Hukm, yang dilaksanakan untuk menerapkan Islam secara menyeluruh dan mengemban risalah Islam ke seluruh dunia. Metode dakwah tersebut merupakan strategi politik Hizbut Tahrir yang baku. Untuk saat ini, kegiatan politik Hizbut Tahrir baru memasuki tahapan pembinaan dan pengkaderan, serta berinteraksi dengan masyarakat. 32 Ibid., h. 34. Sedangkan pada tahapan pengambilalihan kekuasaan, Hizbut Tahrir masih melihatnya sebagai proses yang pada akhirnya akan terwujud. Pada metode pertama dan kedua dapat dikatakan upaya sebuah partai untuk melakukan rekruitmen politik. Dalam kegiatan rekruitmen politik, Hizbut Tahrir menerima keanggotaan setiap orang Islam, baik laki-laki maupun wanita, tanpa memperhatikan lagi apakah mereka keturunan Arab atau bukan, berkulit putih ataupun hitam. Hizbut Tahrir menjadi wadah bagi aspirasi politik kaum muslimin dan menyeru mereka untuk mengemban dakwah Islam serta mengambil dan menetapkan seluruh aturan-aturan Islam, tanpa memandang lagi kebangsaan, warna kulit, maupun madzhab mereka. Hizbut Tahrir melihat semuanya dari pandangan Islam. Cara mengikat individu-individu di dalam Hizbut Tahrir adalah dengan memeluk aqidah Islam, matang dalam tsaqafah Hizbut Tahrir, mengambil dan menetapkan ide-ide serta pendapat-pendapat Hizbut Tahrir. 33 Tiada pemaksaan bagi individu untuk menjadi anggota Hizbut Tahrir, individu itu sendiri yang mengajukan dirinya sebagai anggota Hizbut Tahrir, setelah sebelumnya terlibat dengan Hizbut Tahrir. Hal itu muncul ketika dakwah telah berinteraksi dengannya dan dia telah mengambil dan menetapkan ide-ide serta persepsi-persepsi Hizbut Tahrir. Jadi ikatan yang menjalin anggota Hizbut Tahrir adalah akidah Islam dan tsaqafah Hizbut Tahrir yang lahir dari aqidah tadi. 33 Ibid., h.21. Dakwah secara kolektif menjadi cara utama untuk memperbanyak dukungan dan hal tersebut dikakukan oleh Hizbut Tahrir dengan melakukan aktivitas-aktivitas sebagai berikut: 34 1 Tsaqafah Murakkazah, aktivitas ini dilakukan oleh Hizbut Tahrir melalui halaqah-halaqah yang dilakukan oleh individu pengikut Hizbut Tahrir dalam rangka membangun kerangka Hizbut Tahrir, memperbanyak pendukung, serta melahirkan kepribadian Islam di kalangan para pengikut dan anggota Hizbut Tahrir sehingga mereka mampu mengemban dakwah, mengarungi medan kehidupan dengan pergolakan pemikiran dan perjuangan politik. 2 Tsaqafah Jama’iyah, yang disampaikan kepada umat Islam secara umum, berupa ide-ide dan hukum-hukum Islam yang telah diadopsi oleh Hizbut Tahrir. Ini dilakukan melalui pengajian-pengajian umum di mesjid-mesjid atau di balai-balai pertemuan, gedung-gedung dan tempat umum, juga melalui media massa buku-buku dan selebaran- selebaran untuk mewujudkan kesadaran umat secara umum sekaligus berinteraksi dengan umat. 3 Shira’al fikri pergolakan pemikiran, untuk menentang kepercayaan ideologi, aturan dan pemikiran-pemikiran kufur. Menentang segala bentuk aqidah yang rusak, pemikiran yang keliru, persepsi yang salah dan sesat dengan cara mengungkapkan kepalsuan, kekeliruan, dan pertantangannya dengan Islam, juga membersihkan umat dari segala bentuk pengaruh dan implikasinya. 34 Ibid., h. 36-38. 4 Kifah as-Siyasi perjuangan politik, aktivitas ini bisa berbentuk: a. Berjuang menghadapi negara-negara kafir imperialis yang menguasai dan mendominasi Islam. Menghadapi segala bentuk penjajahan, baik itu berupa penjajahan pemikiran, politik, ekonomi, maupun militer, mengungkapkan akar dan membongkar persekongkolan negara-negara kafir sehingga umat bebas dari segala bentuk dominasi mereka. b. Menentang para penguasa di negeri-negeri Arab dan negeri-negeri Islam lainnya. Membongkar kejahatan mereka, menyampaikan nasihat dan kritik dan mencoba merubah tingkah laku mereka setiap kali mereka melahap hak-hak umat, atau pada saat mereka tidak melaksanakan kewajibannya terhadap umat, atau ketika mereka menyalahi hukum-hukum Islam. Dan melakukan aktivitas untuk menghapuskan kekuasaan mereka, kemudian menggantikannya dengan kekuasaan yang merujuk pada sistem hukum Islam. 5. Mengadopsi kemaslahatan umat dan melayani seluruh urusannya sesuai dengan hukum-hukum syara’. Pembinaan kader Hizbut Tahrir dipisahkan antara laki-laki dan perempuan. Yang memimpin para perempuan adalah para suami, muhrimnya atau para perempuan. Dengan dilakukannya aktivitas pembinaan dengan metode dakwah yang mengikuti Rasulullah SAW maka diharapkan terbentuk individukelompok yang Islami dan memahami konteks pentingnya Daulah Khilafah dalam mewujudkan tatanan masyarakat yang Islami. Hubungan internal dibangun dan dilandasi dengan metode dakwah, sehingga tidak ada perbedaan kebijakan antara Hizbut Tahrir yang berpusat di Jerussalem dan Hizbut Tahrir-Hizbut Tahrir cabang yang tersebar diberbagai negara. Inti dari perjuangannya adalah menegakkan Daulah Khilafah, sehingga segala bentuk masalah yang mendera kaum muslim dikritisi dan diberikan solusi berupa penegakan Daulah Khilafah. Dengan metode dakwah yang demikian kuat, tak heran apabila organisasi Hizbut Tahrir begitu kuat dan memiliki pendukung yang militan dalam memperjuangkan tujuan organisasinya. Militansi anggota Hizbut Tahrir bisa dilihat dalam aksi-aksi demonstrasinya. Dalam mengkritik atau menanggapi berbagai isu, baik itu isu negara tempat Hizbut Tahrir itu berada, maupun isu internasional. Untuk mewadahi anggota-anggotanya tersebut sejak awal, partai ini sudah mendirikan cabang-cabang di Suriah, Lebanon, Kuwait, dan Irak. Meskipun meningkatnya pengaruh Nasser telah menghalangi upayanya untuk meraih dukungan massa, pada awal 1960-an rasa percaya diri partai ini semakin besar dan berpuncak pada dua upaya kudeta di Amman pada 1968 dan 1969. Kedua upaya kudeta ini dibarengi dengan langkah-langkah serentak di Damaskus dan Baghdad. Kospirasi serupa juga muncul di Baghdad 1972, Kairo 1974, dan Damaskus 1976. Pada tahun-tahun terakhir, partai ini menafsirkan kebangkitan Islam sebagai bukti masyarakat menerima gagasannya. Sejak krisis teluk 1990-1991, optimismenya terus bertambah karena yakin bahwa ketidaktulusan gerakan dan rezim politik dikawasan ini telah terungkap dan opini publik kini menghargai kebenaran pemahaman partai ini mengenai Islam dan pendekatan militan dan progressif terhadap perubahan. Kepatuhan kakunya kepada ideologi membuat partai ini tidak mau bekerja sama dengan kelompok Islam lainnya, dan pendekatan kontrofersialnya menyebabkan ia dikutuk secara luas. Meskipun pengutukan itu diisolasi dan dipinggirkan, para anggotanya aktif di Yordania, Suriah, wilayah pendudukan, Irak, Lebanon, Afrika Utara, terutama Tunisia, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, Sudan, Turki, Pakistan, Malaysia, Indonesia, dan sebagian Eropa, seperti Inggris, Prancis, Jerman, Rumania, serta Yugoslavia. Di dunia muslim, kelompok ini memperoleh kebebasan yang lebih besar seperti di Yordania dan Kuwait. Berbagai aktivitasnya dikoordinasikan dan diprioritaskan di seluruh wilayah Arab Islam, yang mencerminkan struktur partai yang memiliki sistem dan kinerja organisasi yang baik, berdisiplin tinggi dan tersentralisasi. Keanggotaan atau kader merupakan ciri khas dari sebuah partai politik moderen. Hizbut Tahrir yang giat menjaga homogenitas ideologinya, pun mengikuti arus politik moderen dengan mengadakan doktrinisasi ideologis, yang mengikat anggota, para pelajar sekolah menengah, mahasiswa, serta para sarjana baru. Kini, setelah melalui perjuangan panjang selama kurang lebih 54 tahun lamanya, Hizbut Tahrir pada era di mana batas-batas negara semakin pudar, malah semakin terlihat mengaktualisasikan diri. Dalam era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi dan pengembangan demokrasi global, maka profil Hizbut Tahrir ini dapat mudah diakses diberbagai media, baik internet, media cetak, televisi, maupun radio. Globalisasi dengan segala bentuk, ragam, serta dampaknya ternyata menjadi gerbang strategis bagi penyebaran pemikiran dan gagasan partai politik internasional ini. Dapat dikatakan bahwa eksistensi Hizbut Tahrir dalam kancah perpolitikan di satu negara sangat tergantung kepada faktor situasi dan kondisi sistem pemerintahan lokal, kebijakan-kebijakan politik internasional, serta arus demokrasi. Misalnya saja Hizbut Tahrir sangat sulit berkembang di Arab Saudi, salah satu sebabnya karena pemerintahan Arab Saudi berada di bawah dominasi Wahabiyah-nya yang sangat kuat, sehingga dapat memasung segala gerakan yang kontra dengan pahamnya.. Atau betapa Hizbut Tahrir tak lepas dari perlakuan diskriminasi dan intimidasi di negara-negara Eropa ketika mencuatnya isu terrorisme misalnya. Dan terbukti setelah keran reformasi dibuka tahun 1998 di Indonesia Hizbut Tahrir dapat berkembang pesat khususnya ketika rezim otoritarian tumbang dan proses demokratisasi berlangsung. Eksistensi Hizbut Tahrir di Indonesia baru nampak jelas muncul kepermukaan pada era 1998 tersebut. Ini nampak pada berbagai aktivitas politik Hizbut Tahrir yang gencar dilakukan pasca reformasi tersebut. 35 Adapun kegiatan Hizbut Tahrir terkait dengan wacana globalisasi dapat terlihat pada beberapa event seperti pada acara diiskusi yang membedah buku Wajah Liberal Islam di Indonesia yang diselenggarakan BEM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di Aula Madya UIN, 30 September 2002. Pada event itu Ismail Yusanto sebagai Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia banyak 35 Lebih jelasnya lihat Hizbut Tahrir, Kaleidoskop Aktivitas Politik Dan Dakwah Hizbut Tahrir Indonesia HTI , artikel diakses dari http:www.hizbut- tahrir.or.idmodules.php?name=Newsfile=articlesid=429 mengemukakan gagasan-gagasan Taqiyuddin an-Nabhani tentang khilafah Islam dan penerapan syariat Islam di Indonesia untuk melindungi kepentingan umat dalam percaturan global. Dalam forum diskusi itu Ismail menyarakan penentangannya terhadap imperialisme dan kapitalisme global serta globalisasi. Pada 29 April 2005, Hizbut Tahrir bersama dengan berbagai komponen umat Islam yang tergabung dalam Forum Umat Islam FUI mengadakan diskusi publik dan demo besar bertema Menolak Liberalisasi Air dalam Undang-Undang Sumber Daya Air di Jakarta. Hizbut Tahrir sepakat bahwa Undang-Undang tersebut harus di tolak dan diganti dengan pengaturan yang sesuai dengan syariah Islam yang mempu mempertahankan hak dasar rakyat atas air dan memungkinkan pengelolaan air secara adil. Kemudian pada awal November 2005 Ismail Yusanto sebagai Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia diundang dalam seminar internasional di Dushisha University Kyoto, Jepang untuk berbicara tentang tantangan modernisasi dan globalisasi dan kebangkitan agama tepatnya dalam Konferensi Internasional dengan tema Modernization and National Identity in East Asia: Globalization and the Revival of Religion , yang diselenggarakan oleh Center for Interdisciplinary Study of Monotheistic Religions CISMOR. 36 Selanjutnya yang paling update dari gerakan Hizbut Tahrir yang berusaha menunjukkan kekuatan globalnya adalah pada Konferensi Khilafah Internasional KKI yang diselengarakannya di Glora Bung Karno, Jakarta, 36 Muhammad Ismail Yusanto: Mengkampanyekan Syariah Dan Khilafah Islam Dari Indonesia Sampai Amerika, artikel diakses pada 2 November 2007 dari http:www.khilafah1924.orgindex.php?option=com_contenttask=viewid=41Itemid=2 pada tanggal 12 Agustus 2007. Konferensi yang ternyata mampu menghadirkan lebih kurang 100 ribu peserta itu, menurut Hizb, dilaksanakan semata sebagai medium untuk meneguhkan komitmen umat Islam terhadap perjuangan penegakan syariah dan khilafah. Dengan berbagai gerakan tersebut, meskipun terdapat berbagai tantangan dan hambatan global, Hizbut Tahrir kini telah berkembang ke seluruh negara Arab di Timur Tengah, termasuk di Afrika seperti Mesir, Libya, Sudan dan Aljazair. Juga ke Turki, Inggris, Perancis, Jerman, Austria, Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya hingga ke Amerika Serikat, Rusia, Uzbekistan, Tajikistan, Kirgistan, Pakistan, Malaysia, Indonesia, dan Australia. Hizbut Tahrir masuk ke Indonesia pada tahun 1980-an dengan merintis dakwah di kampus-kampus besar di seluruh Indonesia. Pada era 1990-an ide- ide dakwah Hizbut Tahrir merambah ke masyarakat, melalui berbagai aktivitas dakwah di masjid, perkantoran, perusahaan, dan perumahan. Sampai dengan tahun 2007 saat ini telah terdapat berbagai links tentang Hizbut Tahrir dan Khilafah. 37 Terdapat berbagai halaman web di berbagai belahan dunia yang menggunakan berbagai macam bahasa, diantaranya, bahasa Arab, Inggris, Rusia, Perancis, Jerman, Poland, Belanda, Denmark, Turki, Uzbekistan, Urdu, Bengali, Indonesia, dan Malaysia yang mungkin dapat menjawab persoalan mengenai Hizbut Tahrir yang mencoba menampilkan opsi alternaif bagi umat sebagai jalan untuk mengembalikan semula kehidupan Islam serta kesatuan umat di seluruh dunia melalui Sistem 37 Hizbut Tahrir, “Links Hizbut Tahrir,” artikel di akses pada 2 November 2007 dari http:www.khilafah1924.orgindex.php?option=com_contenttask=viewid=41Itemid=2 Khilafah Islamiyah.

BAB IV GLOBALISASI DAN KEBANGKITAN KHILAFAH ISLAMIYAH

DALAM PERSPEKTIF PEMIKIRAN HIZBUT TAHRIR

A. Makna Globalisasi Bagi Hizbut Tahrir

Hizbut Tahrir adalah partai politik internasional yang berupaya mendakwahkan ajaran Islam ke seluruh penjuru dunia. Fokus kajian partai ini mencakup permasalahan internasional. Maka tema globalisasi yang komprehensif dan multidimensional ini pun tak luput dari perhatian dan pengkajian Hizbut Tahrir. Hizbut Tahrir dalam berbagai kesempatan berusaha menyusun pandangannya tentang globalisasi ini. Memang tidak ada buku khusus terbitan Hizbut Tahrir yang mewakili secara ilmiah tentang globalisasi, namun pandangan mereka tentang globalisasi tetap ada, mereka hadir, menatap, merasakan, dan memberikan kritik serta komentar-komentarnya dalam sebuah seminar maupun berbentuk selebaran-selebaran, dan artikel- artikel kecil. Pada umumnya Hizbut Tahrir paham tentang wacana globalisasi. Menurut juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia, Ismail Yusanto, globalisasi dapat dimaknai sebagai sebuah perspektif perkembangan kehidupan masyarakat dunia yang berkembang tidak lepas dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. 38 Dalam perspektif perkembangan itu, maka globalisasi adalah keniscayaan dan akan datang seiring dengan kemajuan. 38 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Ismail Yusanto, Jakarta, 04 Sepember 2007.