Saran KESIMPULAN DAN SARAN

antara Sunni Syiah di negara-negara muslim di Timur Tengah, perbedaan berbagai Mahzab dan pandangan keagamaan atau perdebatan panjang seputar Islam dan politik, mungkin juga dapat dijadikan indikator ramalan bahwa kebangkitan khilafah Islamiyah membutuhkan waktu yang sedikit panjang, meski bukanlah suatu yang utopis sistem ini akan tegak berdiri.

B. Saran

1. Gambaran berbagai kemelut nasional negara-negara muslim yang terkena imbas proyek globalisasi memang pelik. Globalisasi juga berdampak pada terciptanya ketidakadilan terhadap Islam dalam berbagai bentuk, seperti subordinasi, marginalisasi, stereotype atau pelabelan, dan lain sebagainya. Sebagai contoh kasus bagaimana Amerika dan sekutunya telah melabelkan keidentikan gerakan fundamentalisme Islam dengan terorisme. Hal tersebut, secara langsung maupun tidak langsung, semakin menyudutkan posisi Islam di mata internasional. Namun demikian globalisasi tetaplah suatu keniscayaan. Globalisasi harus dihadapi secara bijak oleh umat Islam. Umat Islam memang telah banyak dirugikan, namun harus ada strategi yang cerdas untuk menghadapi tantangan ini. Mungkin bukanlah sesuatu hal yang salah jika segala keuntungan globalisasi ini Adidaya gunakan oleh umat Islam, semisal kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan itu umat Islam dapat membangun potensi dan kualitas diri dan menyebarkan syiar dan dakwah Islam melalui jalur teknologi informasi yang cepat. Globalisasi yang mebuka lebar-lebar pintu imigrasi, juga dapat dijadikan ajang untuk mendakwahkan Islam kesegala penjuru dunia. Selain itu strategi yang lebih penting adalah membangun persatuan dan kesatuan antar sesama muslim. Data OKI menyebutkan bahwa negara- negara Islam sebenarnya menguasai hampir sekitar 70 Sumber Daya Alam dunia. Lantas mengapa Negara-negara Islam tidak bisa menjadi kekuatan ekonomi dan menandingi globalisasi? Mungkin jawabannya akan beragam, yang jelas jika dilihat dari kebijakan-kebijakan pemerintahan negara-negara Islam, tidak ada maindset yang seragam untuk menggabungkan kekuatan ekonomi maupun politik. 2. Mengutip pernyataan Bahtiar Effendi, hubungan antara Islam dengan nasionalisme tidak mesti bersifat diametral. Menjadi seorang muslim yang baik, tidak berarti menjadi seorang yang anti-nasionalisme. Dari segi ajaran, Islam itu memang tidak mengenal batas-batas geografis. Jadi kalau dikatakan transnasional, transbangsa, transsuku, transdaerah, doktrin Islam memang demikian. Dari segi wilayah kekuasaan, Islam memang luas mencakup wilayah transnasional. Ketika diletakkan dalam konteks ajaran dan doktrin agama, sebenarnya tidak ada masalah karena memang ajaran Islam bersifat transnasional. Secara doktrin, orang Islam memang tidak mengenal batas-batas kewilayahan, kebangsaan, negara, bendera, dan macam-macam simbol lainnya. Kalau batasan-batasan khilafah itu diletakkan dalam konteks doktrin agama saja, tentu tidak ada persoalan. Tapi kalau batasan-batasan khilafah itu diletakkan dalam kerangka nation- state yang lain, yang lebih besar, maka nation-nya akan menjadi nation Islam. State-nya adalah wilayah mana saja yang bisa dikuasai umat Islam. Jadi semacam macro nation-state. Maka pandangan seperti itu bukan persoalan agama lagi, tapi sudah persoalan politik. Kalau soalnya politik, maka siapa saja bisa berbeda, dan tidak ada aturan yang baku. Terlepas dari perbedaan itu, penulis yakin bahwa semuanya didasarkan pada rasa cinta terhadap Islam. Hanya saja ada pihak yang ingin ajaran Islam diformalkan, yang lain ingin lebih diletakkan dalam konteks kekinian. 3. Agar Hizbut Tahrir tetap memperjuangkan Islam secara konsisten dengan tidak menggunakan cara-cara kekerasan. Namun kiranya HT dapat mengendalikan sikap Xenophobisme yang amat menonjol. Mungkin HT perlu berkaca juga bahwa data-data yang mereka peroleh sebagian besar diperoleh dari hasil penelitian lembaga di Barat seperti UNDP, UNESCO, dan lain-lain. Hizbut Tahrir tidak dapat independent meneliti secara ilmah. Hizbut Tahrir dalam hal ini masih bergantung pada sarana-sarana penelitian Barat, angka-angka kuantitatif yang dikeluarkan Barat, dan juga ketergantungan terhadap asumsi-asumsi Barat itu sendiri terhadap globalisasi. Mungkin kedepan diharapkan HT pun secara mandiri berperan dalam hal penelitian mengenai globalisasi. Karena jika suaranya lantang sekali menentang Barat, maka seharusnya sudah ada fondasi yang kuat berupa penguasaan teknologi, dan sumber daya manusia yang setidaknya maju kedepan mengungguli Barat. 4. Agar umat Islam dan negara-negara Muslim mampu mengantisipasi aspek- aspek negatif dari globalisasi serta memanfaatkan berbagai peluang positif yang terdapat di dalamnya, maka umat Islam dan negara-negara Muslim harus bersatu dan membentuk satu front mengahadapi globalisasi, seraya memperkenalkan Islam sebagai opsi spiritual yang berketuhanan, yang mampu mengembangkan kehidupan manusia yang berimbang antara kepentingan materi dan rohani, kepentingan dunia dan ukhrawi. Daftar Pustaka Abdurrahman,Hafidz. Islam: Politik dan Spiritual. Singapura: Lisan al-Haq, 1998. Adi, M. Ramdhan. Globalisasi: Sekenario Mutakhir Kapitalisme. Bogor: Al- Azhar Press, 2005. Ahmed, Akbar S. Islam Sebagai Tertuduh: “Kambing Hitam” di Tengah Kekerasan Global . Penerjemah Agung Prihantono. Bandung: Arasy PT Mizan Pustaka, 2004. Ali Jabir,Hussein bin Muhsin bin. Membentuk Jama’atul Muslimin. Penerjemah Abu Fahmi. Jakarta: Gema lnsani Press, 1991 al-Khaththath, Muhammad. “Khilafah dan Gerakan Transnasional.” al-Wa’ie VII, No. 84 Agustus 2007: h. 9-12. al-Khaththath, Muhammad. Menuju Iman Produktif. Bogor: PSKII,2001 an-Nabhani, Taqiyuddin. Konsepsi Politik Hizbut TahrirEdisi Mu’tamadah. Penerjemah M. Shiddiq Al-Jawi. Jakarta: Hizbut Tahrir Indonesia Press, 2006, h. 38. Azra, Azyumardi. Pergolakan Politik Islam. Jakarta: Paramadina, 1996. Basyaib, Hamid, ed. Membela Kebebasan: Percakapan Tentang Demokrasi Liberal . Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006. Budiman, Arief. Pembangunan dalam Krisis: Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996. Cahyono, Edi. “Menentang Globalisasi-Imperialisme: Pengantar Ekonomi-Politik Perburuhan.” Jurnal ALNI Indonesia, vol. I. no. 2 September 2003: h. 57-66. Dahlan, Muhidin M, ed. Postkolonialisme: Sikap Kita Terhadap Imperialisme. Yogyakarta: Jendela, 2001. Esposito, John L. Ancaman Islam: Mitos atau Realitas ?. Penerjemah Alwiyah Abdurrahman dan MISSI. Bandung: Mizan,1996. Esposito, John L. Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Moderen. Jakarta: Mizan, 2001. Fakih, Dr. Mansour. Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi. Yogyakarta: Insist Press, 2002. Fredericks, Salim. Invasi Politik dan Budaya. Penerjemah Abu Faiz. Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2002. Gunawan, Jamil. dkk, ed. Desentralisasi, Globalisasi, dan Demokrasi Lokal. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 2005. Halliday, Fred. The World at 2000. New York: PALGRAVE, 2001. Herman, Chris. Anti Kapitalisme. Penerjemah Julian dan Setiabudi. Jakarta: Teplok Press, 2000. Hizbut Tahrir. Mengenal Hizbut Tahrir: Partai Politik Islam Ideologis. Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 2002. Hunter, Shireen T. Politik Kebangkitan Islam: Keragaman dan Kesatuan. Penerjemah Ajat Sudrajat. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2001. Hussain Abdullah, Muhammad. Studi Dasar-dasar Pemikiran Islam. Penerjemah Zamroni. Bogor: Pustaka Thariqul Izzah. Jam’iah Al-Islah Al-Ijtima’I. Globalisasi dalam Timbangan Islam. Penerjemah Wahid Ahmadi. Solo: Era Intermedia, 2002. LP3ES. Anak Bangsa Menggugat: Nasionalisme, Kemandirian, dan Kewirausahaan . Jakarta: Pustaka LP3ES, 2003. Magenda, Dr. Burhan D. “Globalisasi dan Tata Dunia Baru di Bidang Politik, Ideologi, Hankam, Ekonomi, dan Sosial Budaya.” Jurnal PASKAL, vol. I. no. 6 April 2003: h. 1-10. Mahendra,Yusril Ihza. Modernisme dan Fundamentalisme dalam Politik Islam: Perbandingan Partai Masyumi Indonesia dan Partai Jama’at-Islami Pakistan. Jakarta: Paramadina, l999. Masson, Paul. “Globalization Fact and Figures.” Khilafah Magazine, 10 Januari 2002. Muhammad, Farouk. “Pengaruh Globalisasi Terhadap Keamanan Nasional.” Jurnal PASKAL , vol.I no. 6 April 2003: h. 52-70. Pontoh, Coen Husain. Globalisasi: Dari Perdebatan Teori Menuju Gerakan Massa . Jakarta: C-Books, 2003. Pusat Studi Khazanah Ilmu-ilmu Islam PSKII. Materi Dasar Islam. Bogor: PSKII, 2001. Rais,M. Amien. Cakrawala Islam: Antara Cita dan Fakta. Bandung: Mizan,1999. Ritzer, George dan Goodman, Douglas J. Teori Sosiologi Modern. Penerjemah Alimandan. Jakarta: Kencana, 2003. Seda, Drs. Frans. “Globalisasi dan Nasionalisme dari Perspektif Politik: Dampaknya Bagi Politik dan Kesatuan Bangsa dan Negara Indonesia.” Dalam Hinca IP Pandjaitan, S.H., M.H., ed. Globalisasi dan Nasionalisme Perspektif Hukum, Politik, Ekonomi, dan Budaya: Proseding Diskusi Panel . Jakarta: Laboratorium Fakultas Hukum Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, 1998: h. 11-25. Shiddiq al-Jawi, Muhammad. “Pangkal Kerapuhan Kapitalisme.” al Wa’ie VII, No.83 Juli 2007: h. 13-17. Strahmn, Rudolf H. Kemiskinan Dunia Ketiga: Menelaah Kegagalan Pembangunan di Negara Berkembang . Penerjemah Rudy Bagindo, dkk. Jakarta: Pustaka Cidesindo, 1999. Taher,Tarmizi. Radikalisme Agama. Jakarta: PPIM, 1998. Ubaedillah, A. dan Rozak Abdul, ed. Pendidikan Kewargaan Civic Education Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani . Jakarta: Indonesian Centre for Civic Education ICCE UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006. Wadjdi,Farid. “Demokrasi dan Negara Korporasi.” al-Wa’ie VII, No. 83. Juli 2007: h.3-4 Winarno, Budi. Globalisasi: Wujud Imperialisme Baru Peran Negara dalam Pembangunan . Yogyakarta: Tajidu Press, 2004. Yatim, M.A., Dr. Badri. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Rajawali Press, 2004. Yusanto, M. Ismail. “Kebangkitan Islam Menantang Modernisasi dan Globalisasi: Perjuangan Hizbut Tahrir di Indonesia,” Makalah presentasi pada: Konferensi Internasional Modenization and National Identity in East Asia: Globalization and The Revival of Religion diselenggarakan oleh Center for Interdiciplinary Study of Monotheistic Religions CISMOR, Kyoto Jepang, November 2005. Yusanto,M. Ismail. “Nasionalisme: Penyebab Utama Kehancuran Khilafah.” al- Wa’ie VII, No. 84 Agustus 2007 : h.41-44. Zuhri, Saefuddin, ed. Menjemput Kembalinya Sang Khalifah. Jakarta: NizhamPress, 2007. Dokumen dari Internet Baharun, Mohammad. “Format Pemikiran Islam Pasca Perang Irak.” Artikel diakses pada 28 Oktober 2007 dari http:www.republika.co.idsuplemencetak_detail.asp?mid=5id=134499 kat_id=105kat_id1=147kat_id2=291 Hizbut Tahrir. “Kaleidoskop Aktivitas Politik dan Dakwah Hizbut Tahrir Indonesia HTI.” Artikel diakses dari http:www.hizbut- tahrir.or.idmodules.php?name=Newsfile=articlesid=429 Hizbut Tahrir. “Landasan Pemikiran Hizbut Tahrir.” Artikel diakses pada 2 November 2007 dari http:www.khilafah1924.orgindex.php?option=com_contenttask=view id=41Itemid=2 Hizbut Tahrir. “Links Hizbut Tahrir.” Artikel di akses pada 2 November 2007 dari http:www.khilafah1924.orgindex.php?option=com_contenttask=view id=41Itemid=2 Romli, Mohamad Guntur. “Gamal Al-Banna dan Revivalisme Islam.” Artikel diakses pada 15 November 2007 dari http:www.islamemansipatoris.comcetak-artikel.php?id=77 Waheed, Dr. Imran. “Tanda-tanda Kehancuran Peradaban Barat.” Artikel diakses pada 22 November 2007 dari http:hayatulislam.multiply.comjournalitem137Makalah_Pembicara_K KI_2007_2Tanda-Tanda_Kehancuran_Peradaban_Barat Wikipedia. “Global Warming”. Artikel diakses pada 16 Desember 2007 dari http:en.wikipedia.orgwikiGlobal_warming Yusanto, Muhammad Ismail. “Mengkampanyekan Syariah dan Khilafah Islam dari Indonesia Sampai Amerika.” Artikel diakses pada 2 November 2007 dari http:www.khilafah1924.orgindex.php?option=com_contenttask=view id=41Itemid=2 LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ciputat, 01 Januari 2008 Rosi Selly

B. Seputar Teori Khilafah Islamiyah 1. Definisi Khilafah Islamiyah