Bentuk Imperialisme Paling Mutakhir

hingga diharapkan dunia dapat memiliki satu pemahaman yang sama, atau hukum yang sama untuk mengatur masyarakat global. Khusus dalam bidang ekonomi, Hizbut Tahrir memahami bahwa globalisasi adalah sebuah aktivitas perekonomian yang menekankan pada privatisasi, anti intervensi negara dalam ekonomi, dan kepercayaan absolut pada mekanisme pasar. 40 Bagi Hizbut Tahrir adanya optimalisasi kebijakan pasar bebas secara besar-besaran merupakan strategi globalisasi yang dipaksakan atas dunia. 41 Berbagai perusahaan melakukan merger, menjadi besar dan menonjol sebagai pemain ekonomi utama yang mendiktekan kebijakannya terhadap berbagai rejim pemerintahan. WTO, IMF, dan World Bank dimanfaatkan oleh negara-negara Adi Daya sebagai alat untuk melakukan campur tangan dan menekan kebijakan ekonomi berbagai negara. Penolakan Hizbut Tahrir terhadap globalisasi “ala Barat” ini karena partai ini memahaminya sebagai bentuk imperialisme yang paling mutakhir, sebagai wujud dari kapitalisme modern, dan sebagai bentuk hegemoni politik tunggal Amerka Serikat. 42

1. Bentuk Imperialisme Paling Mutakhir

Setelah memahami proses globalisasi, maka Hizbut Tahrir merangkum definisi umum globalisasi sebagai bentuk imperialisme yang paling mutakhir. Terlepas dari perspektif perkembangan, sesungguhnya globalisasi hanyalah 40 Muhammad Ismail Yusanto, “Kebangkitan Islam Menantang Modernisasi dan Globalisasi: Perjuangan Hizbut Tahrir di Indonesia,” Makalah presentasi pada: Konferensi Internasional Modenization and National Identity in East Asia: Globalization and The Revival of Religion diselenggarakan oleh Center for Interdiciplinary Study of Monotheistic Religions CISMOR, Kyoto Jepang, November 2005, h. 2. 41 Taqiyuddin an-Nabhani, Konsepsi Politik Hizbut TahrirEdisi Mu’tamadah. Penerjemah M. Shiddiq Al-Jawi Jakarta: Hizbut Tahrir Indonesia Press, 2006, h. 38. 42 Lihat Muhammad Ismail Yusanto, “Kebangkitan Islam Menantang Modernisasi dan Globalisasi: Perjuangan Hizbut Tahrir di Indonesia,” h. 1-12. istilah yang substansinya adalah imperialisme. Imperialisme adalah pemaksaan dominasi politik, militer, budaya, dan ekonomi atas suatu negara untuk dieksploitasi. 43 Imperialisme atau penjajahan istimariyah merupakan metode baku dari ideologi kapitalisme dalam menyebarkan pengaruhnya. Kendati merupakan metode baku, tapi manifetasi imperialisme muncul dalam beragam bentuk, bisa berupa dominasi militer, politik, ekonomi, budaya maupun bentuk yang lain. Pada era globalisasi, Hizbut Tahrir memandang adanya perubahan yang cukup signifikan dalam pola atau pun metode imperialisme. Kalau dahulu pada abad 19 dan Abad 20, imperialisme begitu terbuka dan mewujud dalam bentuk dominasi militer oleh negara-negara imperium Barat terhadap negara-negara yang kaya akan sumber daya alam. Maka pasca Perang Dunia Kedua tepatnya tahun 1945, imperialisme fisik militer berakhir. Dunia berharap bahwa setelah itu imperialisme tidak akan ada lagi. Tapi dunia harus kecewa karena ternyata imperialisme terus berlangsung. Ia hanya berubah wajah. Melalui dominasi politik-ekonomi dengan jargon modernisasi dan globalisasi, imperialisme terus berlangsung khususnya terhadap negeri-negeri muslim yang baru merdeka dari penjajahan Barat. Globalisasi pada praktiknya hanya merupakan usaha negara-negara Barat untuk terus mengukuhkan dominasinya atas negara-negara bekas jajahan pasca Perang Dunia II itu. Maka pada era globalisasi pasca Perang Dunia Kedua PD II ini, imperialisme dikenal sebagai “penjajahan gaya baru” atau neo imperialisme. Namun kemudian seiring dengan perkembangan globalisasi, terdapat fakta 43 Taqiyuddin an-Nabhani, Konsepsi Politik Hizbut TahrirEdisi Mu’tamadah. Penerjemah M. Shiddiq Al-Jawi Jakarta: Hizbut Tahrir Indonesia Press, 2006, h.14-15. empirik bahwa negara-negara Barat khususnya Amerika Serikat AS telah kembali kepada metode imperialisme gaya lama. Khususnya pasca 11 September 2001 saat menara kembar World Trade Center WTC di New York dan Gedung Pentagon di Washington runtuh oleh serangan dua pesawat terbang yang dibajak oleh para teroris. Sejak saat itu negara-negara Barat yang dipelopori oleh Amerika mengumumkan perang terbuka terhadap terorisme. Kemudian muncullah isu tentang keidentikkan Islam dengan terorisme. Amerika Serikat mengklaim bahwa Al-Qaeda adalah organisasi teroris internasional yang lahir dari paham ekstrimis fundamentalis Islam. Sejak saat itu pendudukan gencar dilakukan Amerika di negara-negara berbasis Islam yang diduganya sebagai gerbong jaringan teroris, kemudian Amerika membangun pangkalan-pangkalan militer di negara-negara seperti Afganistan dan Irak. Maka globalisasi, juga berarti perang global melawan terorisme the global war on terorrism , sesungguhnya semua menuju satu titik yang sama, yaitu imperialisme negara-negara Barat kapitalis atas negara-negara lain, terutama negara-negara di Dunia Islam. Lebih ekstrim, melalui juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia, Muhammad Ismail Yusanto, Hizbut Tahrir menganggap globalisasi hanyalah istilah kosong yang tidak memberi kontribusi apa pun bagi dunia, khususnya dunia Islam, kecuali hanya memberi jalan bagi imperialisme itu sendiri untuk terus mencengkeram dan mengeksploitasi dunia demi nafsu serakahnya yang tidak pernah kenyang. 44 44 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Ismail Yusanto.

2. Wujud Kapitalisme Modern