Sumber Data Penyelesaian Sengketa Hadhanah Menurut Perspektif Fiqih dan Kompilasi Hukum Islam

21 Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yuridis normatif. Penelitian yuridis normatif adalah penelitian yang dilakukan dengan cara menganalisa hukum yang tertulis dari bahan perpustakaan atau data sekunder belaka yang lebih dikenal dengan nama bahan sekunder dan bahan acuan dalam bidang hukum atau bahan rujukanan bidang hukum 31 . Maka pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan peraturan hukum yang berlaku baik itu dalam peraturan perundang-undangan hukum nasional maupun ketentuan dalam Hukum Islam dan pendekatan kasus case approach. Pendekatan perundang-undangan dilakukan untuk meneliti aturan–aturan hadhanah yang berkaitan dengan pelaksanaan hadhanah, sedangkan pendekatan kasus dilakukan untuk mempelajari penerpan norma-norma atau kaidah hukum yang dilakukan hakim dalam menyelesaikan sengketa hadhanah di Mahkamah Syar’iyah.

2. Sumber Data

Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder.Data sekunder 32 adalah data yang diperoleh dari dokumen publikasi, artinya data sudah dalam bentuk jadi, 33 atau data kepustakaan yang dikenal dengan bahan hukum yang terdiri dari 3 tiga kelompok.Data sekunder pada penelitian ini berasal dari penelitian studi kepustakaan Library Researchyang diperoleh dari: 31 Soejono Soekarto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Seuatu Tinjauan Singkat, Jakarta:Raja grafindo Persada, 1995,hlm. 33. 32 Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil pelelaahan kepustakaan atau penelahaan terhadap berbagai literatur atau bahan pustaka yang berkaitan dengan masalah atau materi penelitian yang sering disebut sebagai bahan hukum, lihat Mukti Fajat dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum: Normatif dan Empiris, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, hlm.34. 33 Made Wirartha, Pedoman Penulisan Usulan Penelitian Skripsi dan Tesis, Yogyakarta:Andi, 2006, hlm. 34. Universitas Sumatera Utara 22 a. Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan yang terdiri dari: 1. Al-Qur’an dan Hadist. 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak. 5. Perma Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Perubahan Atas Perma Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan. 6. Qanun Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 10 tahun 2002 Tentang Peradilan Syari’ah Islam. 7. Intruksi Presiden Nomor 1 Tahun1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam. 8. Putusan Makamah Syar’iyah Sinabang Nomor: 01Pdt.G2012MS-Snb. 9. Putusan Mahkamah Syar’iyah Sinabang Nomor: 44Pdt.G2011MS-Snb. 10. Putusan Mahkamah Syar’iyah Sinabang Nomor: 41Pdt.G2011MS-Snb. b. Bahan hukum sekunder merupakan semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dukumen-dokumen resmi. Bahan-bahan hukum sekunder terdiri dari buku-buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum, komentar-komentar atas putusan pengadilan, ini dilakukan untuk mendapatkan atau mencari konsepsi-konsepsi, teori, asas-asas dan hasil-hasil penelitian, hasil-seminar, dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan hadhanah, atau hasil karya ilmiah Universitas Sumatera Utara 23 dan pendapat dari kalangan pakar hukum yang berkait dengan masalah hadhanah. c. Bahan hukum tersier adalah bahan hukum penunjang yang memberikan petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus, ensiklopedia, majalah, bahan internet dan jurnal ilmiah. 34

3. Teknik Pengumpulan Data